Sei sulla pagina 1di 10

Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 6 No 2 : 1209-1218, 2019

e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2019.006.2.1

PENGARUH FUNGISIDA TERHADAP KEANEKARAGAMAN


BAKTERI TANAH DI KOTA BATU
The Effect of Fungicide on Diversity of Soil Bacteria in Batu City

Indah Nur Khulillah*, Abdul Latief Abadi, Luqman Qurata Aini


Fakultas Pertanian,Universitas Brawijaya, Jl. Veteran, Malang 65145.
*Penulis korespondensi: khulillah@yahoo.co.id

Abstract
Environmentally friendly and conventional cultivation systems that are selected and used by
farmers can directly or indirectly affect microbes in the soil. Microbial population diversity can be
used as a sensitive parameter to soil quality. Bacterial populations are a determining factor in
ecosystems that are important because of biological and biogeochemical cycles, and heterotrophic
activities. This study suggests looking at environmentally friendly (O1) and conventional (K1, K2,
K3) soil bacteria on soil planted with sweet maize and function of bacteria in ecosystems. The
results of this study that diversity on environmentally friendly was higher than conventional soil.
The value was 1,775; while those of the conventional lands 1, 2 and 3 were 1,587; 1,245 and 1,320.
In O1 soil, the most common genus was Agrobacterium and bacteria which were only found in
environmentally friendly soils were Bacillus and Clostridium. Bacteria found such as O1F and O1G
which were related to B. paramycoides could be used as biological agents against Cercospora leaf spot
disease, B. megaterium could bind nitrate to the rhizosphere and dissolve phosphate in the soil, and
B. aryabhattai which was potential as biological fertilizers and bioremediation.
Keywords: Bacillus, mancozeb, propineb, sweet maize

Pendahuluan pada sistem pertanian konvensional dapat


menyebabkan terjadinya penurunan secara
Mikroba merupakan komponen penting dalam nyata biodiversitas makrofauna tanah (Yeates
suatu agroekosistem.Di alam terdapat berbagai dan Saggar, 1998). Perubahan komponen kimia
jenis mikroba, seperti jamur, bakteri, ragi, dan tanah akibat input pupuk, pestisida atau
khamir.Berbagai jenis mikroba tersebut dapat fungisida, dan mikroba antagonis secara
ditemui di udara bebas, hidup di area daun atau langsung maupun tidak langsung berpengaruh
dalam jaringan tanaman, dan hidup di dalam pada populasi dan aktivitas mikroba tanah
tanah yang sebagian dapat berasosiasi dengan sehingga mempengaruhi stabilitas ekosistem
perakaran tanaman. Mikroba dalam tanah (Sang dan Kim, 2012; Cycon et al., 2013).
memiliki berbagai macam fungsi, antara lain Menurut Lupwayi et al. (2009), aplikasi
sebagai pendekomposisi bahan organik, fungisida merubah komposisi tanah dan
pengendali ketersediaan karbon dalam tanah, mengganggu struktur serta komposisi mikroba
berperan dalam stabilitas agregat tanah, tanah, termasuk organisme yang bermanfaat
melawan berbagai macam patogen, serta bagi tanaman. Sebagai komponen penting dari
berpengaruh terhadap kesehatan tanaman dan ekosistem tanah, bakteri berperan dalam siklus
hasil panen (Bonanomi et al., 2016). nutrisi yang dapat mendekomposisi materi
Pengolahan tanah secara intensif, organik sehingga mempengaruhi kesuburan
pemupukan dan penanaman secara monokultur tanah, mengatur pertumbuhan tanaman, dan

http://jtsl.ub.ac.id 1209
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 6 No 2 : 1209-1218, 2019
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2019.006.2.1

menghambat mikroorganisme patogen (Smith yang kemudian dibandingkan dengan lahan


dan Goodman, 1999). ramah lingkungan.
Jagung manis (Zea mays saccharata Sturt) Diversitas populasi mikroba dapat
atau sweet maize termasuk salah satu jenis digunakan sebagai parameter sensitif dari
jagung yang diminati. Menurut Ariyanto (2011) kualitas tanah. Populasi bakteri menjadi kunci
pengembangan jagung manis masih terbatas determinasi pada stabilitas ekosistem karena
akibat dari harga benih yang mahal, kebutuhan berperan penting dalam perkembangan tanah,
pengairan dan pemeliharaan yang intensif, siklus biogeokimia, dan aktivitas heterotrofik
ketahanan terhadap hama dan penyakit yang (Schutte et al., 2010). Telah banyak studi
masih rendah serta kebutuhan pupuk yang perbandingan antara budidaya konvensional
tinggi. Untuk mengatasi hal tersebut petani dan organik tentang diversitas mikroba tanah,
menggunakan berbagai input tambahan kimia kelimpahan mikrobioma, serta komposisi dan
buatan untuk meningkatkan hasil produksi.Saat peran mikroba tanah (Hättenschwiler et al.,
ini, belum ada data angka yang pasti tentang 2005; Mendes et al., 2015). Pada penelitian ini,
produksi jagung manis di Indonesia, khususnya kami menduga bahwa keanekaragaman bakteri
di Kota Batu. Akan tetapi, Muhammad (2015) lahan ramah lingkungan lebih tinggi daripada
menyebutkan bahwa hasil wawancara dengan lahan konvensional dengan melihat peran
petani jagung manis di Desa Bumiaji cukup bakteri tertentu dalam ekosistem tanah.
menguntungkan mencapai omset 11 juta
rupiah.
Salah satu bahan kimia tambahan yang
Bahan dan Metode
banyak digunakan oleh petani yaitu fungisida. Lokasi pengambilan sampel tanah
Fungisida digunakan untuk menekan,
Penelitian ini dilaksanakan dengan mengambil
mengatasi atau mencegah penyakit menyerang
sampel tanah di lahan jagung manis anggota
tanaman jagung manis yang ditanam oleh
Gapoktan Torongmakmur dan petani di
petani. Padahal residu dari fungisida memiliki
Dusun Krajan Kecamatan Torongrejo Kota
dampak negatif sehingga dapat mengganggu
Batu. Berdasarkan pencitraan Google earth
kesehatan masyarakat (Tomer dan Sangha,
lokasi tersebut terletak pada sekitar area
2013). Fungisida akan masuk ke dalam jaringan
7°53’05.7”S dan 112°33’10.9”E. Seluruh lokasi
tanaman seperti daun, buah, cabang, dan akar
pengambilan sampel tanah berdekatan dengan
(Fantke et al., 2011). Selain itu, penggunaan
asumsi bahwa lahan memiliki kondisi cuaca
fungisida berdampak pada lingkungan, yaitu
yang sama. Sampel yang diperoleh kemudian
degradasi lahan, pencemaran udara, tanah dan
dibawa ke Laboratorium Sentral Ilmu Hayati
air tanah (Wang et al., 2013).
Universitas Brawijaya dan Laboratorium
Penurunan kualitas tanah akibat
Penyakit Tumbuhan I Jurusan Hama dan
penggunaan pestisida ditunjukkan dengan
Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian untuk
kadar bahan organik yang rendah, sifat kimia
dilakukan berbagai macam uji sesuai dengan
dan fisika tanah berubah serta menurunnya
metode dan prosedur.Penelitian dilakukan
keanekaragaman biologi tanah. Hasil analisa
mulai bulan Mei 2018 hingga bulan Desember
tanah dari Laboratorium Tanah Fakultas
2018.
Pertanian Universitas Brawijaya tahun 2006
menunjukkan bahwa kualitas tanah di Kota Metode pengambilan sampel tanah
Batu termasuk rendah dengan kandungan
Pengambilan sampel tanah dilakukan dua kali,
bahan organik (C-organik) sangat rendah
untuk isolasi bakteri tanah dan analisa tanah.
(0,79%); pH tanah agak masam (5,7); dan N-
Sampel tanah diambil menggunakan cetok
total rendah (0,16%) (Indahwati, 2012). Oleh
dengan kedalaman 0-20 cm dengan skema
karena itu, penelitian tentang diversitas
menurut huruf W (Bonanomi et al., 2016).
mikroba pada lahan budidaya jagung akibat
Pengambilan sampel tanah pada setiap lahan
pemberian fungisida diperlukan untuk
diambil sebanyak 5 titik sampel yang kemudian
mengetahui keanekaragaman bakteri tanah
dimasukkan ke dalam kantong plastik

http://jtsl.ub.ac.id 1210
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 6 No 2 : 1209-1218, 2019
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2019.006.2.1

berukuran 0,5 kg dan dikompositkan, lalu mancozeb pada tanah yaitu 20 ppm (Xu, 2000).
diberi label sesuai jenis tanah yang diambil. Kemudian jika bakteri uji masih hidup
Setelah itu sampel tanah dimasukkan ke dalam konsentrasi akan ditingkatkan menjadi 50, 100,
ice box yang berisi es batu untuk menjaga agar 150 dan 200 ppm. Seluruh bakteri yang
bakteri tetap hidup selama perjalanan menuju ditemukan diuji dan diinokulasi secara langsung
ke laboratorium. di atas media dalam cawan petri.
Isolasi dan karakterisasi biokimia bakteri Karakterisasi molekuler bakteri
Metode yang digunakan untuk isolasi bakteri Karakterisasi molekuler dilakukan di
yaitu dilution plate berdasarkan metode dari Laboratorium PT Genetika Science Indonesia
Chou et al. (2017). Tanah basah sebanyak 45 g (GSI) dengan cara mengirim sampel kultur
diletakkan dalam tabung reaksi dan bakteri. Prosedur identifikasi secara molekuler
ditambahkan aquades steril 180 ml, lalu yang dilakukan di PT GSI yaitu tahapan
dishaker selama 2 jam. Suspensi tanah tersebut ekstrasi DNA menggunakan metode Genomic
diambil 1 ml dan dimasukkan kedalam tabung DNA extraction dengan Presto™ Mini gDNA
reaksi dengan menambahkan aquades steril 9 Bacteria Kit (Geneaid, GBB100), amplifikasi
ml dan diencerkan hingga mencapai tingkat PCR menggunakan metode PCR amplification
pengenceran 10-7 (Meenakshi et al., 2007). Hasil dengan MyTaq HS Red Mix (Bioline, BIO-
pengenceran diambil 1 ml dan dituang kedalam 25047), purifikasi menggunakan metode PCR
cawan petri yang berisi media NA padat sampai product purification dengan DNA Clean &
tiga kali ulangan. Lalu suspensi diratakan Concentrator™-5 (Zymo Research, D4014),
menggunakan stick L serta cawan petri dan analisa hasil sekuens menggunakan metode
direkatkan dengan plastik wrap. Isolat tersebut Bi-directional Sequencing.
kemudian diinkubasi pada suhu ruang 27-28 °C
Analisis data
selama 2-3 hari hingga muncul titik-titik koloni
bakteri di permukaan media NA.Purifikasi atau Analisis data dilakukan secara deskriptif dan
pemurnian dilakukan pada setiap koloni bakteri dengan uji statistik.Secara deskriptif yaitu
yang tumbuh pada media NA dan dianggap dengan menyajikan data dalam bentuk tabel
berbeda dalam cawan petri yang meliputi warna dan grafik beserta deskripsinya.Secara uji
dan bentuk koloni bakteri. statistik, data hasil keanekaragaman bakteri
Karakterisasi biokimia bakteri bertujuan tanah diolah menggunakan perangkat lunak
untuk mengetahui berbagai jenis bakteri yang Microsoft Excel 2010 dan DSAASTAT version
didapatkan sampai tingkat genus. Pengujian 1.01.Untuk melihat urutan nukleotida dan
secara biokimia mengacu pada buku Schaad et membuat pohon filogeni bakteri pada uji
al. (2001) dan de Vos et al. (2009) yang terdiri molekuler menggunakan program MegaX
atas berbagai karakter seperti uji Gram, bentuk version 10.0.5. Hasil sekuensing dari nukleotida
spora, uji anaerob, uji fluoresens pada media bakteri dicocokkan dengan database yang ada
King’s B, uji warna koloni pada media YDC pada NCBI.
agar, uji katalase, uji urease, dan uji pada media
D1M.
Hasil dan Pembahasan
Uji sensitivitas bakteri terhadap fungisida
Keragaman bakteri pada lahan ramah
secara in vitro
lingkungan dan konvensional
Pengujian sensitivitas bakteri menggunakan
Pada dilution plate 10-7 tanah O1 dengan tiga
metode Poisoned Food Technique berdasarkan
ulangan didapatkan masing-masing 194, 249,
Balouiri et al. (2016). Fungisida yang digunakan
dan 208 koloni bakteri, sedangkan pada tanah
berbahan aktif mancozeb dan propineb. Pada
K1 diperoleh 213, 76, dan 104 koloni bakteri.
uji ini fungisida dicampurkan ke dalam media
Pada tanah K2 didapatkan 56, 61, dan 43
NA, lalu diinokulasi dengan isolat bakteri tanah
koloni bakteri, serta pada tanah K3 diperoleh
dan diulang sebanyak 3 kali. Konsentrasi awal
57, 49, dan 34 koloni bakteri. Setiap koloni
yang digunakan berdasarkan residu maksimal

http://jtsl.ub.ac.id 1211
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 6 No 2 : 1209-1218, 2019
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2019.006.2.1

yang tumbuh dalam media diamati perbedaan yang hampir sama yaitu 1,717; 1,587; 1,245;
warna dan bentuk koloninya, lalu dilakukan dan 1,320 pada tanah O1, K1, K2, dan K3
purifikasi ke media baru.Tanah O1 didapatkan secara berurutan. Nilai yang diperoleh tersebut
16 jenis bakteri, tanah K1 18 bakteri, tanah K2 artinya bahwa pada setiap tanah
15 bakteri, dan tanah K3 17 bakteri.Hasil keanekaragaman bakteri sedang dan
purifikasi tersebut digunakan untuk uji penyebaran jumlah individu tiap jenis sedang
biokimia bakteri untuk mengkarakterkan (Ludwig dan Reynolds, 1988). Meskipun
bakteri menjadi genus yang berbeda. demikian, nilai keanekaragaman tertinggi
Pada tanah O1 didapatkan 16 jenis terdapat pada tanah O1 daripada ketiga tanah
bakteri, tanah K1 18 bakteri, tanah K2 15 lainnya.
bakteri, dan tanah K3 17 bakteri.Setelah
dilakukan pengujian biokimia, maka diperoleh
Tabel 1. Keragaman bakteri pada tanah O1,
masing-masing 7 genus pada tanah O1 dan K1
K1, K2, dan K3.
serta masing-masing 4 genus pada tanah K2
dan K3.Pada tanah O1, terdapat genus Bacillus Tanah H’ E C
(1), Clostridium (1), Pantoea (4), Coryneform O1 1,717 0,882 0,500
(1), Agrobacterium (5), Pseudomonas (3), dan K1 1,587 0,815 0,444
Erwinia (1). Pada tanah K1, terdapat genus K2 1,245 0,898 0,500
Bacillus (1), Pantoea (1), Coryneform (4), K3 1,320 0,952 0,500
Agrobacterium (2), Erwinia (6), Xanthomonas
(1), dan Lactobacillus (1). Pada tanah K2, Hasil indeks keseragaman (E) pada
terdapat genus Pantoea (2), Coryneform (4), keempat jenis tanah, didapatkan nilai sebesar
Pseudomonas (7), dan Lactobacillus (2).Pada 0,882; 0,815; 0,898, dan 0,952 pada tanah O1,
tanah K3, terdapat genus Coryneform (6), K1, K2, dan K3 secara berurutan. Berdasarkan
Agrobacterium (2), Pseudomonas (4), dan Ludwig dan Reynolds (1988) indeks keragaman
Lactobacillus (2). bakteri sedang dan penyebaran jumlah individu
Pada tanah O1, genus yang paling banyak tiap jenis sedang.Nilai indeks keragaman
ditemukan yaitu Agrobacterium sebanyak 5/16 tertinggi terdapat pada tanah K3, kemudian
bakteri yang ditemukan. Menurut Janse (2005) diikuti tanah K2, O1, dan K1. Nilai indeks
Agrobacterium termasuk ke dalam Filum dominasi spesies (C) pada tanah O1, K2, dan
Proteobacteria dan spesies tertentu sering K3 sama yaitu 0,500; berbeda dengan lainnya
dimanfaatkan seperti A. tumefaciens yang tanah K1 nilainya sebesar 0,444. Meskipun
dapat digunakan sebagai agen dalam nilainya berbeda, namun menurut Krebs (1989)
transformasi genetik (LV et al., 2017). Pada tidak ada spesies atau individu bakteri yang
tanah K1, genus Erwinia (6/18) lebih banyak mendominasi pada setiap tanah yang diteliti.
ditemukan daripada genus lainnya dan
termasuk ke dalam golongan Uji sensitivitas bakteri terhadap fungisida
Enterobacteraceae (Janse, 2005). Spesies Hasil uji sensitivitas bakteri menunjukkan
tertentu seperti E. stewartii dapat menyebabkan respon yang berbeda pada setiap bakteri uji di
penyakit pada tanaman jagung (Nimtz et al., masing-masing tanah O1, K1, K2, dan
1996). Pada tanah K2 lebih banyak ditemukan K3.Bakteri yang sangat merespon fungisida
Pseudomonas (7/15) yang termasuk ke dalam yang dicampur dengan media umumnya berasal
Proteobacteria (Janse, 2005) yang dapat dari tanah ramah lingkungan (O1). Terdapat
berasosiasi dengan perakaran tanaman tujuh bakteri yang menunjukkan respon
(Tchagang et al., 2018). Pada tanah K3 banyak terhadap pemberian kedua fungisida yaitu O1F,
ditemukan Coryneform (6/17) yang O1G, O1K, O1O, O1P, O1U, dan O1W yang
merupakan bakteri gram positif dari masing-masingnya dalam genus Bacillus,
Actinobacteria (Janse, 2005) dan banyak Clostridium, Coryneform, Agrobacterium,
dimanfaatkan dalam industri (Hermann, 2003). Pseudomonas, Erwinia, dan Pantoea. Pada uji
Berdasarkan di atas diperoleh indeks mancozeb 50 ppm Coryneform dan Erwinia
keanekaragaman Shannon (H’) dengan nilai hanya tumbuh sekitar 41-80% dari semua
http://jtsl.ub.ac.id 1212
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 6 No 2 : 1209-1218, 2019
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2019.006.2.1

ulangan. Agrobacterium tidak dapat tumbuh database dari GenBank NCBI. Pada O1F
pada mancozeb dan propineb 100 dan 200 kumpulan pasangan basa hasil sekuensing
ppm, sedangkan Bacillus dan Pseudomonas sekitar 1053 dan O1G sekitar 1410 pasangan
hanya merespon mancozeb 200 ppm dan basa.Hasil dari database GenBank kemudian
pertumbuhannya sekitar 1-40%. Bakteri lainnya dibuat hubungan kekerabatan dalam pohon
pada tanah O1 dapat tumbuh pada seluruh filogenetik yang dapat dilihat pada Gambar 2.
ulangan di semua konsentrasi fungisida.
Pada tanah K1 hanya 1K3A 12M
(Lactobacillus) yang menunjukkan respon pada
fungisida berbahan aktif propineb, mulai
konsentrasi 50, 100, dan 200 ppm tumbuh
sekitar 40-80% dari semua ulangan. Pada tanah
K2 terdapat K2A, K2H, dan K2J yaitu
Lactobacillus, Pseudomonas, dan Pantoea yang
hanya merespon pemberian fungisida
mancozeb dan semuanya tumbuh sekitar 40-
80%. Lactobacillus merespon pada konsentrasi
50, 100, dan 200 ppm, Pseudomonas pada
pemberian 200 ppm mancozeb, dan Pantoea
mulai dari konsentrasi terendah hingga
tertinggi.
Pengaruh aplikasi fungisida berbahan aktif Gambar 1. Hasil PCR Sampel Bakteri.
mancozeb terhadap mikroba tanah telah diteliti Keterangan: (1) O1F = Bacillus; (2) O1G =
oleh Walia et al. (2014). Penelitian tersebut Clostridium.
menyebutkan bahwa semakin tinggi mancozeb
akan semakin menurunkan populasi bakteri Pada pohon filogeni dapat dilihat bahwa O1F
yang terlibat dalam nitrikasi dan amonifikasi. memiliki hubungan kekerabatan dengan B.
Secara umum populasi bakteri meningkat aryabhattai. Beberapa penelitian menyebutkan
karena populasi kompetitor seperti jamur dan bahwa B. aryabhattai memiliki manfaat bagi
actinomycetes menurun (Meenakshi et al., 2007; tanaman seperti meningkatkan kandungan seng
Lupwayi et al., 2009; Lo, 2010; Cycon et al., (Zn) dalam tanah sehingga berpotensi sebagai
2013). Namun, pada penelitian lain agen hayati (Ramesh et al., 2014); dapat
menyebutkan bahwa jumlah bakteri tanah mendegradasi insektisida organophosphate
menurun seperti penelitian Yu et al. (2009); hingga konsentrasi 200 µg/ml (Pailan et al.,
Sułowicz dan Piotrowska-Seget (2016). 2015); dan toleran terhadap arsen (As) yang
Karakterisasi molekuler bakteri bersifat toksik sehingga dapat digunakan
sebagai agen bioremediasi tanah (Singh et al.,
Pemilihan sampel yang dikirim berdasarkan
2016). Bakteri O1G berkerabat dengan B. sp
hasil dari uji sensitivitas in vitro yaitu bakteri
Strain LZP03.Pada gambar juga terlihat bahwa
dari lahan O1 yang tidak tahan dengan
O1F dan O1G berkerabat jauh dengan B.
pemberian fungisida.Sampel yang dikirm yaitu
megaterium dan B. paramycoides. Menurut
O1F dan O1G yang berasal dari genus Bacillus
penelitian Chu et al. (2018)B. megaterium dapat
dan Clostridium dari hasil uji biokimia. Proses
mengikat nitrat pada rhizosfer jagung sehingga
karakterisasi molekuler yang dilakukan di PT
dapat meningkatkan pertumbuhan benih
GSI mulai dari ekstraksi DNA, amplifikasi,
jagung. Potensi B. megaterium juga disebutkan
pemurnian DNA hingga sekuensing. Gambar
oleh Huang et al. (2019) bahwa terdapat gen
1.merupakan hasil PCR dari 1 μl produk
yang dapat melarutkan pospat dalam tanah. B.
ekstraksi yang dilihat dengan elektroforesis
paramycoides atau disebut juga dengan B. mycoides
dalam 1% TBE agarose. merupakan bakteri nonpatogen (Turnbull et al.,
Berdasarkan hasil PCR tersebut kemudian
2004). Pada penelitian Bargabus et al. (2002)
dilakukan sekuensing dan dicocokkan dengan
http://jtsl.ub.ac.id 1213
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 6 No 2 : 1209-1218, 2019
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2019.006.2.1

juga disebutkan bahwa B. mycodes adalah bakteri daun (Cercospora beticola Sacc.) pada tanaman
nonpatogen yang dapat mengurangi bercak sugar beet sebesar 38-81%.

Gambar 2. Pohon Filogenetik Bakteri O1F dan O1G (Neighbour joining Method – Bootstrap
Consensus Tree).

Diskusi Umum mendekati netral daripada tanah lainnya yang


pH-nya masam.Akan tetapi pada K1
Sistem budidaya ramah lingkungan dan
kandungan C-organik tertinggi diantara semua
konvensional yang dipilih dan digunakan oleh
lahan yang berkorelasi positif (terbanyak)
petani secara langsung maupun tidak langsung
dengan jumlah bakteri yang diperoleh.
dapat mempengaruhi mikroba dalam
Kemampuan mikroorganisme untuk
tanah.Hartmann et al. (2006) menunjukkan
tumbuh dengan baik seperti yang ditemukan
bahwa aplikasi pupuk kandang secara kontinyu
pada tanah K1 mungkin berhubungan dengan
dapat berpengaruh terhadap struktur dan
meningkatkannya nutrisi dan sumber energi
kandungan biomassa bakteri. Adriano et al.
dari hifa jamur yang mati (Lupwayi et al., 2009;
(2012) menyatakan bahwa penambahan
Cycoń et al., 2010). Bakteri tidak lagi
kompos dan cairan biofermentasi tidak hanya
berkompetisi dengan jamur atau antagonisnya
meningkatkan kesuburan tanah, tetapi dapat
sehingga menyebabkan peningkatan jumlah
memicu aktivitas mikroba dan kemampuan
bakteri (Chen et al., 2001). Menurut Lupwayi et
untuk memetabolis molekul organik kompleks.
al. (2009) jamur yang mati akibat paparan
Aplikasi pupuk organik juga dapat
fungisida menghasilkan N-acetyl-D-
mengendalikan penyakit layu Fusarium pada
gucosamine yang merupakan komponen dari
lahan pisang akibat meningkatnya populasi
dinding selnya, sehingga bakteri
mikroba tanah (Shen et al., 2013).
mengkatabolisis komponen tersebut. Pendapat
Menurut White dan McNaughton (1997)
yang berbeda dari Lo (2010), bahwa pengaruh
diversitas mikroba tanah dapat digunakan
nematisida, insektisida, dan fungisida tidak
sebagai acuan kualitas tanah. Seperti uraian di
langsung mempengaruhi populasi mikroba
atas bahwa genus yang didapatkan pada lahan
tanah, tetapi penggunaannya dapat menganggu
ramah lingkungan lebih banyak daripada lahan
jaring-jaring makanan dalam tanah akibat
konvensional. Hal tersebut sependapat dengan
fluktuasi populasi mikroba yang terjadi.Pada
penelitian Fu et al. (2016) yang menyebutkan
penelitian keanekaragaman, tanah ramah
bahwa aplikasi pupuk organik dari kotoran babi
lingkungan lebih tinggi daripada tanah
berpengaruh positif terhadap aktivitas katabolik
konvensional lainnya (Tabel 1). Umumnya
rhizobakteria. Menurut Perez-piqueres et al.
tanah pada lahan organik memiliki kelimpahan
(2006) aktivitas bilogi yang terjadi di dalam
kelompok bakteri lebih tinggi daripada tanah
tanah berkaitan dengan bahan organik yang
pada lahan konvensional. Hal tersebut telah
diaplikasikan. Pada analisa kimia tanah (data
dibuktikan pada penelitian Chou et al. (2017)
tidak ditampilkan), bahan organik (C-org) pada
bahwa koloni bakteri kultur per gram tanah
lahan ramah lingkungan lebih tinggi daripada
(cfu g-1) dari lahan pisang organik (bakteri
lahan konvensional 2 dan 3, serta memiliki pH
heterotrof, bakteri pemfiksasi nitrogen, bakteri

http://jtsl.ub.ac.id 1214
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 6 No 2 : 1209-1218, 2019
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2019.006.2.1

pelarut fosfat dan bakteri proteolitik) lebih manfaat bagi lingkungan.B. mycodes yang dapat
tinggi daripada lahan pisang konvensional. mengurangi bercak daun (Cercospora beticola
Budidaya secara konvensional dalam jangka Sacc.) pada tanaman sugar beet sebesar 38-81%
panjang berkorelasi negatif dengan jumlah (Bargabus et al., 2002). B. aryabhattai memiliki
keempat kelompok bakteri tersebut.Pada manfaat bagi tanaman seperti meningkatkan
sistem budidaya organik, jumlah bakteri yang kandungan seng (Zn) dalam tanah sehingga
bermanfaat bagi tanaman lebih banyak berpotensi sebagai agen hayati (Ramesh et al.,
ditemukan melalui ketersediaan atau jumlah 2014); dapat mendegradasi insektisida
nutrisi seperti nitrogen dan fosfor di tanah. organophosphate hingga konsentrasi 200 µg
Pada penelitian Bonanomi et al. (2016) ml-1 (Pailan et al., 2015); dan toleran terhadap
disebutkan bahwa pada tanah organik banyak arsen (As) yang bersifat toksik sehingga dapat
ditemukan bakteri dari filum Acidobacteria dan digunakan sebagai agen bioremediasi tanah
Firmicutes dan sedikit Actinobacteria, (Singh et al., 2016). B. megaterium dapat mengikat
sedangkan pada tanah konvensional bakteri nitrat pada rhizosfer jagung (Chu et al., 2018)
terbanyak berasal dari filum Proteobacteria. dan dapat melarutkan pospat dalam tanah
Hasil yang berbeda didapatkan dari penelitian (Huang et al., 2019). Clostridium dapat
Chou et al. (2017) bahwa pada tanah organik digunakan sebagai indikator polusi seperti C.
banyak ditemukan Actinobacteria dan perfrigens (Voidarou et al., 2011) dan
Proteobacteria, sedangkan Firmicutes terdapat berhubungan dengan reduksi Fe(III) pada padi
pada tanah organik maupun konvensional. (Li et al., 2017)
Anggota dari Firmicutes (Bacillus) hanya
ditemukan pada lahan ramah lingkungan yang
tidak ada pada tanah lainnya. Menurut
Kesimpulan
Hartmann et al. (2015) hanya Firmicutes yang Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas,
konsisten bereaksi terhadap tanah organik, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan
meskipun perubahan kelimpahannya tidak bahwa nilai keanekaragaman bakteri tanah
signifikan. Anggota Firmicutes lebih resisten ramah lingkungan lebih tinggi daripada tanah
terhadap desikasi dan fluktuasi ekstrim kondisi konvensional.Bakteri Bacillus yang hanya
lingkungan dan ketersediaan pakan.Hal ditemukan pada tanah ramah lingkungan
tersebut mengindikasikan bahwa lahan ramah mengindikasikan bahwa tanah tersebut lebih
lingkungan pada penelitian lebih sehat daripada sehat daripada tanah konvensional.Bakteri
lahan konvensional. tersebutberkerabat dengan B. paramycoides yang
Beberapa bakteri tanah yang ditemukan dapat digunakan sebagai agen hayati terhadap
memiliki manfaat penting bagi tanaman, penyakit bercak daun Cercospora, B. megaterium
ekosistem atau lingkungan.Pada tanah O1, yang dapat mengikat nitrat pada rhizosfer dan
berdasarkan uji biokimia ditemukan bakteri melarutkan pospat dalam tanah serta bakteri B.
yang tidak ada pada tanah konvensional lainnya aryabhattai berpotensi sebagai pupuk hayati
(K1, K2, K3) yaitu dari genus Bacillus (O1F) serta agen bioremediasi.
dan Clostridium (O1G). Bacillus merupakan
bakteri golongan Firmicutes yang banyak
ditemukan pada lahan organik, meskipun Ucapan Terima Kasih
menurut Hartmann et al. (2015) kelimpahan Ucapan terimakasih penulis tujukan untuk Lembaga
yang diamati tidak terlalu signifikan. Beberapa Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang telah
anggota dari Bacillus memiliki peran terhadap memberikan dana untuk penelitian penulis.
pertumbuhan tanaman dan sebagai agen hayati
yang menekan patogen (Fu et al., 2016). Daftar Pustaka
Setelah dilakukan uji molekuler, bakteri
O1F berkerabat dengan B. aryabhattai dan O1G Adriano, M.D.L., Gutiérrez, F., Dendooven, L. and
memiliki hubungan kekerabatan dengan Bacillus Salvador-Figueroa, D. 2012. Influence of
sp. Pada beberapa penelitian disebutkan bahwa compost and liquid bioferment on the chemical
and biological characteristics of soil cultivated
bakteri yang berkerabat tersebut memiliki
http://jtsl.ub.ac.id 1215
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 6 No 2 : 1209-1218, 2019
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2019.006.2.1

with banana (Musa spp. L.). Journal of Soil Fantke, P., R. Charles, L.F. de Alencastro, R.
Science and Plant Nutrition 12(1): 33-43. Friedrich, and O. Jolliet. 2011. Plant uptake of
Ariyanto, S.E. 2011. Perbaikan kualitas pupuk pesticides and human health: dynamic modeling
kandang sapi dan aplikasinya pada tanaman of residues in wheat and ingestion intake.
jagung manis (Zea mays saccharata Sturt). Jurnal Chemosphere 85(10): 1639-1647.
Sains dan Teknologi 4(2): 164-175. Fu, L., Ruan, Y., Tao, C., Li, R. And Shen, Q.
Balouiri, M., Sadiki, M. And Ibnsouda, S.K. 2016. 2016. Continous application of bioorganic
Methods for in vitro evaluating antimicrobial fertilizer induced resilient culturable bacteria
activity: a review. Journal of Pharmaceutical community associated with banana Fusarium
Analysis 6(2): 71-79. wilt suppression. Nat. Publ. Gr. (2): 1-11.
Bargabus, R.L., Zidack, N.K. and Jacobsen, B,J. Hartmann, M., Fliessbach, A., Oberholzer, H. and
2002. Characterisation of systemic resistance in Widmer, F. 2006. Ranking the magnitude of
sugar beet elicited by a non-pathogenic, crop and farming system effects on soil
phyllosphere-colonizing Bacillus mycoides, microbial biomass and genetic structure of
biological control agent. Physiological and bacterial communities. FEMS Microbiology
Molecular Plant Pathology 61: 289-298. Ecology 57: 378-388.
Bonanomi, G., De Filippis, F., Cesarano, G., La Hartmann, M., Frey, B., Mayer, J., Mader, P. and
Storia, A., Ercolini, D. and Scala, F. 2016. Widmer, F. 2015. Distinct soil microbial
Organic farming induces changes in soil diversity under long-term organic and
microbiota that affect agro-ecosystem functions. conventional farming. ISME Journal 9: 1177-
Soil Biology and Biochemistry 103: 327-336. 1194.
Chen, S., Edwards, C.A. and Subler, S. 2001. Hättenschwiler, S., Tiunov, A.V. and Scheu, S.
Effects of the fungicides benomyl, captan and 2005. Biodiversity and litter decomposition in
chlorothalonil on soil microbial activity and terrestrial ecosystems. Annual Review of
nitrogen dynamics in laboratory incubations. Ecology, Evolution, and Systematics 36(1): 191-
Soil Biology and Biochemistry 33: 1971-1980. 218.
Chou, Y.M., Shen, F.T., Chiang, S.C. and Chang, Hermann, T. 2003. Industrial production of amino
C.M. 2017. Functional diversity and dominant acids by coryneform bacteria. Journal of
populations of bacteria in banana plantation Biotechnology 104: 155-172.
soils as influenced by long-term organic and Huang, F., Zhang, Y., Zhang, L., Wang, S., Feng, Y.
conventional farming. Applied Soil Ecology 110: And Rong, N. 2019. Complete genome
21-33. sequence of Bacillus megaterium JX285 isolated
Chu, S., Zhang, D., Zhi, Y., Wang, B., Chi, C., from Camellia oleifera rhizosphere.
Zhang, D., Liu, Y. and Zhou, P. 2018. Computational Biology and Chemistry 79(11): 1-
Enhanced removal of nitrate in the maize 5.
rhizosphere by plant growth-promoting Bacillus Indahwati, R. 2012. Pengaruh sistem pertanian
megaterium NCT-2, and its colonization pattern ramah lingkungan terhadap kualitas tanah pada
in response to nitrate. Chemosphere 208: 316- lahan apel di kelompok tani Makmur Abadi,
324. Tulungrejo, Kota Batu.
Cyco?, M., Piotrowska-Seget, Z. and Kozdrój, J. Janse, J.D. 2005. Phytobacteriology?: Principles and
2010. Responses of indigenous microorganisms Practice. CABI Publishing, Wageningen,
to a fungicidal mixture of mancozeb and Netherlands.
dimethomorph added to sandy soils. Int. Li, L., Qu, Z., Jia, R., Wang, B., Wang, Y. and Qu.,
Biodeterioration & Biodegradation 64(4): 316- D 2017. Excessive input of phosphorus
323. significantly affects microbial Fe (III) reduction
Cycon, M., Markowicz, A. and Piotrowska-seget, Z. in flooded paddy soils by changing the
2013. Structural and functional diversity of abundances and community structures of
bacterial community in soil treated with the Clostridium and Geobacteraceae. Science of the
herbicide napropamide estimated by the Total Environment 607-608: 982-991.
DGGE, CLPP and r/K-strategy approaches. Lo, C.-C. 2010. Effect of pesticides on soil
Applied Soil Ecology 72: 242-250. microbial community. Journal of Environmental
de Vos, P., Garrity, G.M., Jones, D., Krieg, N.R., Science and Health Part B 45(5): 348-359.
Ludwig, W., Rainey, F.A., Schleifer, K.H. and Ludwig, J.A. and. Reynolds, J.F. 1988. Statistical
Whitman, W.B. 2009. Bergey's manual of ecology: Primer on methods and computing.
systematic bacteriology (WB Whitman, Ed.). John Wiley and Sons Inc., Canada.
second. Springer, Athens, USA.

http://jtsl.ub.ac.id 1216
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 6 No 2 : 1209-1218, 2019
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2019.006.2.1

Lupwayi, N.Z., Harker, K.N., Dosdall, L.M., and communities in the rhizosphere of pepper
Turkington, T.K., Blackshaw, R.E.,. (Capsicum annuum L.) in the field. Applied Soil
O'Donovan, J.T., Cárcamo, H.A., Otani, J.K. Ecology 62: 88-97.
and Clayton, G.W. 2009. Changes in functional Schaad, N.W., Jones, J.B. and Chun, W. 2001.
structure of soil bacterial communities due to Laboratory guide for identification of plant
fungicide and insecticide applications in canola. pathogenic bacteria. APS Press, Minnesota,
Agriculture, Ecosystem, and Environment USA.
130(3-4): 109-114. Schutte, U.M.E., Abdo, S.Z., Foster, S.J., Ravel, S.J.,
LV, Q., Chen, C., Xu, Y., Hu, S., Wang, L., Sun, K., Bunge, J., Solheim, B. and Forney, L.J. 2010.
Chen, X. and Li, X. 2017. Optimization of Bacterial diversity in a glacier foreland of the
Agrobacterium tumefaciens - mediated high Arctic. Molecular Ecology 19: 54-66. d
transformation systems in tea plant (Camellia Shen, Z., Zhong, S., Wang, Y., Wang, B., Mei, X.,
sinensis). Horticultural Plant Journal 3(3): 105- Li, R., Ruan, Y. And Shen, Q. 2013. European
109. Journal of Soil Biology Induced soil microbial
Meenakshi, S.N., Jeyaramraja, P.R. and Rajesh, M. suppression of banana fusarium wilt disease
2007. Degradation of the fungicides, using compost and biofertilizers to improve
azoxystrobin and difenoconazole in soil and yield and quality. European Journal of Soil
their influence on soil microbial activity. Pest Biology 57: 1-8.
Technology 1(2): 133-138. Singh, N., Gupta, S., Marwa, N., Pandey, V., Verma,
Mendes, L.W., Tsai, S.M., Navarrete, A.A., de P.C., Rathaur, S. and Singh, N. 2016. Arsenic
Hollander, M., van Veen, J.A. and Kuramae, mediated modifications in Bacillus aryabhattai
E.E. 2015. Soil-borne microbiome: linking and their biotechnological applications for
diversity to function. Microbial Ecology 70(1): arsenic bioremediation. Chemosphere 164: 524-
255-265.. 534.
Muhammad, A. 2015. Berbisnis Jagung Manis Smith, K.P. and Goodman, R.M. 1999. Host
Hasilnya Melangit. Malangtimes. variations for interactions with beneficial plant-
http://www.malangtimes.com/baca/5416/2/20 associated microbes. Annual Review of
151023/092044/berbisnis-jagung-manis- Phytopathology 37: 473-491.
hasilnya-melangit/ (accessed 8 February 2018). Su?owicz, S. and Piotrowska-Seget, Z. 2016.
Nimtz, M., Mort, A., Wray, V., Domke, T., Zhang, Response of microbial communities from an
Y., Coplin, D.L. and Geider, K. 1996. Structure apple orchard and grassland soils to the first-
of stewartan, the capsular exopolysaccharide time application of the fungicide tetraconazole.
from the corn pathogen Erwinia stewartii. Ecotoxicology and Environmental Safety 124:
Carbohydrate Research 288: 189-201. 193-201.
Pailan, S., Gupta, D., Apte, S., Krishnamurthi, S. Tchagang, C.F., Xu, R., Overy, D., Blackwell, B.,
and Saha, P. 2015. Degradation of Chabot, D., Hubbard, K. And Tambong, .T.
organophosphate insecticide by a novel Bacillus 2018. Diversity of bacteria associated with corn
aryabhattai strain SanPS1, isolated from soil of roots inoculated with Canadian woodland soils,
agricultural field in Burdwan, West Bengal, and description of Pseudomonas. Heliyon (8): 1-
India. International Biodeterioration and 25.
Biodegradation 103: 191-195. Tomer, V. and Sangha, J.K. 2013. Vegetable
Perez-piqueres, An., Edel-hermann, V., processing at household level: effective tool
Alabouvette, C. and Steinberg, C. 2006. against pesticide residue exposure. Journal of
Response of soil microbial communities to Environmental Science, Toxicology, and Food
compost amendments. Soil Biology and Technology 6(2): 43-53.
Biochemistry 38: 460-470. Turnbull, P.C.B., Sirianni, N.M., Lebron, C.I.,
Ramesh, A., Sharma, S.K., Sharma, M.P., Yadav, N. Samaan, M.N., Sutton, F.N., Reyes, A.E. and
and Joshi, O.P. 2014. Inoculation of zinc L.F.P. Jr. 2004. MICs of selected antibiotics for
solubilizing Bacillus aryabhattai strains for Bacillus anthracis, Bacillus cereus, Bacillus
improved growth, mobilization and thuringiensis, and Bacillus mycoides from a
biofortification of zinc in soybean and wheat range of clinical and environmental sources as
cultivated in Vertisols of central India. Applied determined by the Etest. Journal of Clinical
Soil Ecology 73: 87-96. Microbiology 42(8): 3626-3634. doi:
Sang, M.K., and Kim, K.D. 2012. Plant growth- 10.1128/JCM.42.8.3626.
promoting rhizobacteria suppressive to Voidarou, C., Bezirtzoglou, E., Alexopoulos, A.,
Phytophthora blight affect microbial activities Plessas, S., Stefanis, C., Papadopoulos, I.,

http://jtsl.ub.ac.id 1217
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 6 No 2 : 1209-1218, 2019
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2019.006.2.1

Vavias, S., Stavropoulou, E., Fotou, K., Tzora, Xu, S. 2000. Environmental fate of mancozeb.
A. and Skoufos, I. 2011. Occurrence of Sacramento, CA.
Clostridium perfringens from different Yeates, G.W. and Saggar, S. 1998. Comparison of
cultivated soils. Anaerobe 17(6): 320-324. soil microbial properties and fauna under
Walia, A., Mehta, P., Guleria, S., Chauhan, A. and tussock - grassland and pine plantation. Journal
Shirkot, C.K. 2014. Impact of fungicide of Royal Society of New Zealand 28(3): 523-
mancozeb at different application rates on soil 535.
microbial populations, soil biological processes, Yu, Y., Chu, X., Pang, G., Xiang, Y. and Fang, H.
and enzyme activities in soil. Science World 2009. Effects of repeated applications of
Journal 4: 1-9. fungicide carbendazim on its persistence and
Wang, H.C., Chen, X.J., Cai, L.T., Cao, Y., Lu, N., microbial community in soil. Journal of
Xia, H.Q., Wang, M.S. and. Shang, S.H. 2013. Environmental Science 21(2): 179-185.
Race distribution and distribution of sensitivities
to mefenoxam among isolates of Phytophthora
parasitica var. nicotianae in Guizhou province of
China. Crop Protection 52: 136-140.
White, D.C. and McNaughton, S.J. 1997. Chemical
and molecular approaches for rapid assessment
of the biological status of soils. p. 371-396. In
Pankhurst, C.E., Doube, B.M., Gupta, V.V.S.R.
(eds.), CAB International. CAB International.

http://jtsl.ub.ac.id 1218

Potrebbero piacerti anche