Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
doi http://dx.doi.org/10.20886/jppdas.2017.1.2.111-126
Baharinawati W. Hastanti
Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
Jl. A.Yani Pabelan Kartasura PO BOX 295 Surakarta 57102
Email: baharina_06@yahoo.co.id
Diterima: 23 Mei 2017; Selesai Direvisi: 16 Oktober 2017; Disetujui: 16 Oktober 2017
ABSTRACT
ABSTRAK
Hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Mamberamo berada di Kabupaten Jayawijaya, suatu
dataran (lembah) pada Pegunungan Jayawijaya, yang dikenal dengan Lembah Baliem. Pada
lembah ini terbentang Sungai Tariratu (Sungai Idenburg) anak sungai Mamberamo. Suku
Dani, suku tertua yang mendiami kawasan yang subur ini. Selain dikenal suka berperang,
Suku Dani merupakan petani peladangan berpindah dengan kearifan tradisional tertentu
untuk mempertahankan kesuburan tanahnya. Kondisi lingkungan maupun karakteristik
budaya masyarakat dalam mengelola lahan di hulu DAS berdampak pada pengelolaan DAS
di hilir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lingkungan dan karakteristik sosial budaya
Suku Dani dalam pengelolaan sumber daya alam di hulu daerah aliran sungai untuk
©2017 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA licence. 111
Kondisi Lingkungan dan Karakteristik Sosial Budaya.......................................................................... (Baharinawati W. Hastanti)
112 ©2017 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA licence.
Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai E-ISSN: 2579-5511/ P-ISSN: 2579-6097
(Journal of Watershed Management Research)
Vol. 1 No. 2 Oktober 2017 : 111-126
Suku Dani mempunyai nilai-nilai budaya di bagian hulu DAS Mamberamo yaitu di
tertentu dalam mengelola sumber daya Lembah Baliem. Tujuan penelitian ini
alam di wilayah lembah Baliem yang cocok adalah untuk mengetahui lingkungan dan
sebagai wilayah pertanian. karakteristik sosial budaya Suku Dani
Sebagai suatu ekosistem DAS bagian dalam pengelolaan sumber daya alam di
hulu adalah daerah konservasi, sedangkan hulu daerah aliran sungai untuk
DAS bagian hilir adalah daerah mendukung pengelolaan DAS
pemanfaatan. Kegiatan di daerah hulu Mamberamo.
akan berpengaruh pada daerah hilir dalam
bentuk perubahan fluktuatif debit, II. BAHAN DAN METODE
transportasi sedimen serta materi yang
terlarut (Asdak, 2010). A. Waktu dan Lokasi
Gambar (figure) 1. Peta Kabupaten Jayawijaya (Hulu DAS Mamberamo) (Map of Jayawijaya Regency (Upper
Mamberamo Watershed))
Sumber (source) : Pemerintah Kabupaten Jayawijaya (Government of Jayawijaya Regency), 2015
©2017 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA licence. 113
Kondisi Lingkungan dan Karakteristik Sosial Budaya.......................................................................... (Baharinawati W. Hastanti)
114 ©2017 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA licence.
Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai E-ISSN: 2579-5511/ P-ISSN: 2579-6097
(Journal of Watershed Management Research)
Vol. 1 No. 2 Oktober 2017 : 111-126
sangat curam lebih dari 40%. Daerah ini Distrik Walesi, Distrik Kurulu, Distrik
juga merupakan daerah yang rawan Libarek, Distrik Wollo, Distrik Siepkosi,
terhadap bencana. Daerah yang datar dan Distrik Asologaima, Distrik Pyramid dan
landai di Lembah Baliem berpotensi Distrik Yalengga. Pemanfaatan sumur gali
sebagai lahan pertanian dan pemukiman. di Distrik Wamena, Distrik Wouma dan
Wilayah yang relatif datar yaitu sebesar (0- Distrik Hubikiak. Keberadaan Danau
8%) dan merupakan pusat kegiatan Habema dengan luasan mencapai 2.461 ha
pertanian penduduk adalah wilayah Sub yang terdapat di Distrik Walaik juga
DAS Baliem sebagai bagian dari DAS merupakan sumber air yang potensial (Tim
Mamberamo (Tim sintesis et al., 2008). sintesis et al., 2008).
Sungai-sungai di wilayah ini termasuk Kemampuan lahan dalam menyimpan
jenis sungai gletser dengan pola sungai air tergantung pada kondisi permukaan
yang deras airnya. Pola sungai seperti ini lahan, seperti kondisi vegetasi, tanah dan
dapat mengakibatkan pengikisan tanah lain-lain. Kondisi suatu DAS dikatakan baik
sepanjang alur sungai, proses sedimentasi jika memenuhi beberapa kriteria
dan banjir sepanjang cakupan sungai. Pola diantaranya debit sungai yang konstan
aliran air permukaan trellis dan sub sepanjang waktu, kualitas air yang baik,
dendritik dengan aliran yang intermiten fluktuasi dan ketinggian air tanah tetap
dan permanen mengalir sepanjang tahun dari waktu ke waktu. Pengelolaan DAS
dan pada umumnya bermuara ke wilayah berupaya untuk mengelola kondisi biofisik
selatan Papua (Tim sintesis et al., 2008). permukaan bumi sedemikian rupa
sehingga menjamin distribusi air yang
Jenis bencana alam yang sering terjadi
merata dengan hasil air yang maksimum
antara lain bencana banjir, longsor, gempa
dan mempunyai regim aliran yang
bumi dan rawan gerakan tanah. Jenis
optimum (Ichwana, 2014).
tanah di wilayah ini terdiri dari sebagian
besar jenis tanah alluvial, litosol, podsolik,
B. Kondisi sosial ekonomi masyarakat
dan batu karang metamorfik (filit, kuartit,
Kabupaten Jayawijaya
chrit) sebagian dari lempengan pasifik yang
terdesak tanggul-tanggul baltik. Keadaan 1) Perkembangan jumlah penduduk
penyebaran dari jenis tanah (Yasin, 2015), Dinamika kependudukan di Kabupaten
adalah sebagai berikut: Jayawijaya selain disebabkan oleh faktor
1) Daerah lembah terdapat jenis tanah alamiah (kelahiran dan kematian) juga
alluvial dipengaruhi oleh migrasi penduduk baik
2) Daerah perbukitan terdapat jenis yang masuk maupun keluar wilayah ini.
tanah litosol Trend pertumbuhan penduduk dilihat dari
3) Daerah dataran tinggi umumnya jumlah penduduk selama 4 tahun terakhir.
terdapat jenis podsolik coklat Pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh
Potensi air cukup bagus, hal tersebut tingginya angka kematian bayi di
ditunjukkan dengan pemanfaatan mata air Kabupaten Jayawijaya yaitu 122 per 1000
di berbagai tempat yaitu di Distrik Napua, kelahiran hidup dan tingginya angka
©2017 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA licence. 115
Kondisi Lingkungan dan Karakteristik Sosial Budaya.......................................................................... (Baharinawati W. Hastanti)
migrasi keluar dari wilayah ini (BPS, 2014). kependudukan di Kabupaten Jayawijaya.
Tabel 1 menyajikan demografi
Tabel (Table) 1. Demografi kependudukan Kabupaten Jayawijaya (Demographic population of Jayawijaya
regency)
Tahun (Year)
Uraian (Description)
2010 2011
2013 2012 2014
Jumlah Penduduk (Total Population) 118.800 196.085
223.443 206.015 203.085
Jumlah KK (Number of household) 29.100 49.021
55.861 51.504 50.771
Kepadatan Penduduk (org/km)
13,94 21,86 15,24 10,13 18,29
Population density (person/kilometers)
Sumber (Source): BPS Kabupaten Jayawijaya (Central Bureau of Statistic Jayawijaya Regency), 2015
116 ©2017 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA licence.
Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai E-ISSN: 2579-5511/ P-ISSN: 2579-6097
(Journal of Watershed Management Research)
Vol. 1 No. 2 Oktober 2017 : 111-126
Tabel (Table) 2. Persentase tingkat pendidikan penduduk Kabupaten Jayawijaya (Percentage of education level
of population at Jayawijaya Regency)
Jenis Kelamin (Sex)
Jumlah
Uraian (Description) Laki-laki Perempuan
(Total)
(Male) (Female)
Tidak Bersekolah (No school) 37,68 57,60 47,52
Sekolah Dasar (Primary school) 11,02 13,22 12,14
Sekolah Lanjutan Pertama (Junior high school) 19,16 14,03 16,03
Sekolah Lanjutan Atas (Senior high school) 23,38 10,97 17,25
Diploma 1 / Diploma 2 (College) 0,73 0,29 0,51
Sarjana Muda (Baccalaurate) 1,70 1,41 1,56
Sarjana/ Pascasarjana (Bachelor/ postgraduate) 6,27 2,46 4,39
Total (Total) 100,00 100,00 100,00
Sumber (Source): BPS Kabupaten Jayawijaya (Central Bureau of Statistic Jayawijaya Regency), 2015
©2017 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA licence. 117
Kondisi Lingkungan dan Karakteristik Sosial Budaya.......................................................................... (Baharinawati W. Hastanti)
118 ©2017 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA licence.
Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai E-ISSN: 2579-5511/ P-ISSN: 2579-6097
(Journal of Watershed Management Research)
Vol. 1 No. 2 Oktober 2017 : 111-126
©2017 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA licence. 119
Kondisi Lingkungan dan Karakteristik Sosial Budaya.......................................................................... (Baharinawati W. Hastanti)
dinding luar bangunan (honai, ebei dan 3) Kebun tanaman pangan (wen hipere)
wamai) adalah kulit kayu Araucaria Lahan untuk menanam tanaman pangan
cuninghamii dengan panel terbuat dari dari ini biasanya ditanami tanaman utama
kayu sengon (Albizia moluccana) dan jenis berupa ubi jalar (Ipomea batatas) yang
kayu keras lainnya. Panel dinding bagian dalam Bahasa Dani disebut ifere atau
dalam terbuat dari kayu jenis melur hipere. Selain ditanami ubi jalar, lahan ini
(Podocarpus papuana). Atap bangunan juga ditanami berbagai jenis tanaman
biasanya terbuat dari jenis alang-alang pangan seperti sayur lilin (Setaria
(Imperata cylindrica) dan jenis rotan palmifolia), kecipir (Psococarpus
(Calamus spp) (Albaiti, 2015). tetragonolobus), uwi (Dioscorea spp),
Jenis-jenis tanaman ini sangat berarti keladi (Celocasia esculenta), dan tembakau
dalam konservasi tanah, sehingga jika (Nicotina tabaccum). Pada
terlalu sering diambil akan terjadi perkembangannya wen hipere juga
kerusakan yang berakibat fatal pada erosi ditanami jagung (Zea mays), singkong
dan sedimentasi. Oleh karena itu perlu (Manihot esculenta), kubis (Brassica
pengaturan lokal dalam pengambilan jenis oleracea) dan jenis sayuran lainnya
kayu ini atau diatur secara adat agar tidak (Purwanto, 2003).
mudah ditebang untuk diambil kayunya. 4) Kebun tanaman introduksi (wen het)
Misalnya dengan aturan-aturan seperti:
Lahan kebun ini mengadopsi lahan milik
pengambilan tanaman-tanaman tersebut
pendatang. Tanaman-tanaman yang
harus seijin kepala suku, pengambilan
ditanam di kebun ini adalah jenis-jenis
tanaman harus disertai penanaman jenis
tanaman baru hasil introduksi dari luar
tersebut dan adanya sanksi adat yang
yaitu kedelai (Glycine max), kacang tanah
dibebankan kepada masyarakat yang
(Arachis gypogea), kacang kratok
melanggar aturan-aturan adat tersebut.
(Phaseolus lunatus), kubis (Brassica
2) Perkampungan (ouna) oleracea var brotytis), sawi (Brassica rapa),
Bokcoy (Brassica chinensis), bloem kol
Perkampungan atau ouna dalam Bahasa
(Brassica oleracea var. capitata), labu siam
Dani, adalah satuan permukiman yang
(Sechium edule), wortel (Daucus carota),
terdiri dari beberapa sili. Suatu
bayam (Amaranthus spp), bawang merah
perkampungan tradisional masyarakat
(Allium cepa), bawang putih (Allium
Suku Dani biasanya ditandai dengan
sativum), dan tomat (Lycopersicon
adanya tanaman-tanaman tertentu yang
esculentum) (Purwanto, 2003).
mempunyai manfaat untuk kehidupan
sehari-hari yaitu pohon cemara 5) Sawah (wen nasi)
(Cassuarina spp) dimanfaatkan sebagai Lahan ini merupakan hasil introduksi
tanaman pelindung, buah merah penanaman tanaman pangan baru kepada
(Pandanus conodeus) adalah tanaman masyarakat Suku Dani di Lembah Baliem.
pangan lokal di Papua, pohon pisang Penanaman padi sawah pertama
(Musa spp), hanjuang/ andong (Cordyline dikenalkan oleh guru dari Toraja yang
spp) digunakan untuk ritual adat. membawa bibit padi asal Sulawesi untuk
120 ©2017 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA licence.
Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai E-ISSN: 2579-5511/ P-ISSN: 2579-6097
(Journal of Watershed Management Research)
Vol. 1 No. 2 Oktober 2017 : 111-126
©2017 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA licence. 121
Kondisi Lingkungan dan Karakteristik Sosial Budaya.......................................................................... (Baharinawati W. Hastanti)
Tidak seorang pun warga biasa yang berani diperhatikan yaitu: 1) terdapat keterkaitan
memasuki kawasan ini, apalagi mengambil antara berbagai kegiatan dalam
dan menebang pohon-pohon yang ada. pengelolaan sumber daya alam dan
Kawasan ini bagaikan hutan primer dengan pembinaan aktivitas manusia dalam
vegetasi-vegetasi besar dan rapat pemanfaatan sumber daya alam, 2)
(Veronica, 2013). melibatkan berbagai disiplin ilmu dan
mencakup berbagai kegiatan yang tidak
9) Lahan tergenang (yelesimo)
selalu saling mendukung, dan 3) meliputi
Kawasan ini merupakan lahan yang
daerah hulu, tengah dan hilir yang
selalu tergenang air (rawa-rawa), sehingga
mempunyai keterkaitan biofisik dalam
bagi Orang Dani tidak cocok untuk
bentuk daur hidrologi untuk ekosistem
ditanami tanaman pangan terutama hipere
(Suprayogi et al., 2015).
(Purwanto, 2003). Oleh sebab itu biasanya
digunakan untuk beternak babi. Babi Pengelolaan DAS harus memenuhi
merupakan harta yang bernilai tinggi bagi aspek-aspek lingkungan, sosial dan
Orang Dani, karena selain bernilai adat ekonomi, karena pengelolaan DAS
juga bernilai ekonomi. Masyarakat Suku dimaksudkan untuk memberikan manfaat
Dani tidak dapat dipisahkan dari kegiatan ekonomi yang sebesar-besarnya bagi
beternak babi. Selain bernilai jual tinggi manusia, terutama bagi masyarakat lokal
sebagai harta, babi merupakan mas kawin dan masyarakat miskin dengan tidak
dan alat rekonsiliasi dalam perang suku mengabaikan kelestarian lingkungan serta
(Veronica, 2013). mewujudkan masyarakat yang mandiri dan
patisipasif (Emilia, 2013). Oleh karena itu,
E. Peran Kondisi sosial budaya Suku Dani
untuk pengelolaan DAS pengelolaan DAS Mamberamo harus
memberikan manfaat ekonomi untuk
DAS Mamberamo merupakan suatu
masyarakat sekitar DAS, terutama
megasistem, dimana kompleksitas
masyarakat lokal Suku Dani dan suku-suku
ekosistem DAS mensyaratkan suatu
lainnya.
pendekatan pengelolaan yang bersifat
multisektoral, lintas daerah, termasuk Kearifan lokal Suku Dani dalam
kelembagaan dengan kepentingan masing- penataan lahan, terutama dalam
masing serta mempertimbangkan prinsip pembagian lahan untuk kebun, bekas
saling ketergantungan (Suprayogi et al., kebun, hutan primer maupun tempat
2015). Dalam hal ini juga perlu keramat, selain berfungsi untuk
mempertimbangkan kelembagaan adat memelihara kesuburan tanah dan
Suku Dani yang bermukim di hulu DAS mempertahankan vegetasi juga turut
Mamberamo beserta segala kepentingan mendukung pengelolaan DAS, karena
masyarakat di dalamnya, dengan prinsip penutupan lahan oleh vegetasi dengan
mengutamakan saling ketergantungan satu segala bentuknya dapat mempengaruhi
sama lain baik secara multisektoral, lintas aliran air. Vegetasi dan tutupan lahan
daerah maupun kelembagaannya. Hal-hal berupa hutan alam, regenerasi tanaman
dalam pengelolaan DAS yang perlu hutan, budidaya pohon sebagai tanaman
122 ©2017 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA licence.
Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai E-ISSN: 2579-5511/ P-ISSN: 2579-6097
(Journal of Watershed Management Research)
Vol. 1 No. 2 Oktober 2017 : 111-126
©2017 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA licence. 123
Kondisi Lingkungan dan Karakteristik Sosial Budaya.......................................................................... (Baharinawati W. Hastanti)
124 ©2017 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA licence.
Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai E-ISSN: 2579-5511/ P-ISSN: 2579-6097
(Journal of Watershed Management Research)
Vol. 1 No. 2 Oktober 2017 : 111-126
©2017 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA licence. 125
Kondisi Lingkungan dan Karakteristik Sosial Budaya.......................................................................... (Baharinawati W. Hastanti)
126 ©2017 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA licence.