Sei sulla pagina 1di 9

IMPLEMENTASI PELAYANAN PUBLIK

BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI


(STUDI KASUS DI BADAN PELAYANAN PERIZINAN
TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA BOGOR)
Denise Febryan, Tedi Erviantono, I Ketut Winaya
Program Studi Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana
E-mail :denise.febryan@yahoo.co.id, erviantono2@yahoo.com, ketutwinaya14@yahoo.com

ABSTRACT

The implementation of public services based on information technology in Bogor City


Licensing Agency aimed to see if the problems that exist in licensing services to be better or not
using technology equipment. This research was conducted also to look at the benefits and
obstacles to their implementation of information technology in the public service based on
information technology. To look at a complex problem and requires in-depth understanding, this
research method using descriptive qualitative. For the result of that, it is necessary to do the
interview, observation and documentation study to be able to get valid data. This research was
held in the Integrated Licensing Services and Investment Coordinating Board in the city of
Bogor.
Based on the results of this study concluded that the quality of public services based on
information technology has been dissatisfactory. The indicators of public policy implementation
are seen through communication, resources, dispotition and bureaucratic structure with the
consideration of transparency, participation and efficiency aspect. Public services based on
information technology has not been able to provide accurate information for the public,
community participation has not been good and the employees of Integrated Licensing Services
and Investment Coordinating Board in the city of Bogor are lack utilizing the existing technology.
The public services that is fast, easy, and appropriate in the presence of information technology
has not been implemented due to the lack of use on online systems in the community.

Keywords : Policy implementation, Public Services, Information Technology, Integrated


Licensing Services and Investment Coordinating Board in the city of Bogor

1. PENDAHULUAN menerapkan sistem perizinan berbasis


Penggunaan peralatan teknologi teknologi informasi (online) untuk
informasi dan komunikasi mulai meningkat memberikan pelayanan yang terbaik demi
dan menjalin interaksi masyarakat luas. memenuhi kebutuhan publik yang semakin
Penggunaan teknologi terutama bertambah dan mengatasi permasalahan
internetditerapkan untuk media sosial, tersebut.
kepentingan bisnis, dan lain-lain. Masalah Badan Pelayanan Perizinan Terpadu
perizinan yang banyak dikeluhkan oleh dan Penanaman Modal (BPPTPM) Kota
masyarakat selama ini ialah mengenai Bogor menerapkan sistem daring dan
ketidakjelasan prosedur layanan hingga sistem perizinan onlineyang merupakan
membuat masyarakat menggunakan jasa sistem aplikasi pelayanan berbasis
pihak ketiga, ketidakprofesionalan aparatur teknologi informasi diluncurkan pada 30
dan menyebabkan masyarakat harus April 2015 dan kemudian diberi nama
datang lebih dari satu kali, maraknya SMART sesuai dengan moto BPPTPM
pungutan liar, serta biaya dan waktu yang Kota Bogor, yaitu sederhana, mudah,
tidak pasti terselesaikannya proses akuntabel, ramah, juga tepat waktu.
perizinan. Bila menggunakan pihak ketiga, Aplikasi ini melayani pendaftaran,
otomatis waktu yang diperlukan sedikit tapi penelusuran proses perizinan, serta
biaya bertambah. Tapi jika mengurus pengaduan secara online. Dengan sistem
sendiri proses perizinan, waktu yang penelusuran, pemohon dimudahkan untuk
dikeluarkan tidak menentu. Pemerintah mengecek dan menelusuri berkas perizinan

1
 
yang sedang diajukan tanpa harus tidak efektif dan tidak efisien dimanfaatkan
mendatangi Badan Perizinan. Walikota baik oleh masyarakat maupun instansi
Kota Bogor mengatakan bahwa sistem pemerintahan.
perizinan onlinediharapkan bisa
menghapus calo perizinan oleh 2. KAJIAN PUSTAKA
masyarakat, bahkan juga oknum PNS (Eko
Siswono Toyudho/Tempo, 2015).Sistem A. Implementasi Kebijakan Publik
online ini dapat meminimalisir kesempatan Van Meter dan Van Horn dalam
melakukan korupsi dan suap karena Ekasari (2014) mengemukakan
frekuensi tatap muka antara aparatur implementasi sebagai tindakan yang
dengan masyarakat semakin berkurang. dilakukan oleh individu/pejabat atau
Penerapan sistem daring membantu kelompok pemerintah atau swasta yang
masyarakat mendapatkan pelayanan yang diarahkan pada tercapainya tujuan yang
mudah dan cepat karena pengisian formulir telah digariskan dalam keputusan
secara online yang bisa dilakukan dimana kebijaksanaan. Sementara menurut
dan kapan saja. Namun dalam proses Parsons (2005:15) kebijakan adalah
pelaksanaannya, penggunaan sistem seperangkat aksi atau rencana yang
online ini masih belum terintegrasi. mengandung tujuan politik. Jadi, kebijakan
Berdasarkan hasil wawancara singkat publik merupakan rangkaian kegiatan
dengan konsumen serta pegawai BPPTPM bernegara yang dilakukan untuk
Kota Bogor, kurangnya penggunaan sistem memecahkan suatu masalah dalam
online ini menjadi hal yang sangat mencapai tujuan politik tertentu.
disayangkan. Permasalahan yang terjadi di Model implementasi kebijakan dalam
Badan Perizinan Kota Bogor ialah sebagai penelitian ini ialah model George C.
berikut. Pertama, mayoritas masyarakat Edward III dalam Tahir (2011:96-109)
masih menggunakan sistem pelayanan dimana terdapat empat faktor yang
manual. Masyarakat tetap harus datang ke berpengaruh terhadap keberhasilan atau
lokasi perizinan untuk verifikasi keaslian kegagalan implementasi kebijakan yaitu
data. Kedua, masyarakat banyak juga yang communication, resources, dispotition, dan
awam terhadap internet. Sementara bureaucratic structure.
konsumen berpendapat sejak awal
pelayanan manual diciptakan dengan B. Pelayanan Publik
ketidaknyamanan pengurusan perizinan. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
Penggunaan peralatan teknologi mendefinisikan pelayanan publik sebagai
diharapkan dapat mengatasi permasalahan rangkaian kegiatan dalam rangka
tersebut. Namun pada kenyataannya, pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
sistem onlinehanya penambahan sistem dengan peraturan perundang-undangan
saja. Pelayanan belum sesuai dengan bagi setiap warga negara dan penduduk
fungsi deskriptif yang ditujukan dan menjadi atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
permasalahan ketiga dalam penerapan administratif yang disediakan oleh
sistem perizinan online. penyelenggara pelayanan publik.
Melalui hasil pengamatan yang telah
dilakukan selama observasi di BPPTPM C. New Public Service
Kota Bogor, permasalahan keempat ialah Denhart & Denhart dalam Bandu
pegawai belum maksimal menggunakan (2013) menegaskan bahwa “public servants
teknologi informasi. Pegawai masih do not deliver customer service, they
menggunakan sistem manual dalam deliver democracy”. New Public Service
kegiatan perkantoran. Masalah kelima yaitu lebih mengedepankan partisipasi
kurangnya sosialisasi penyebaran informasi masyarakat dalam administrasi publik.
penerapan sistem perizinan online. Masyarakat berada pada posisi utama dan
Masyarakat yang masih belum mengetahui didasarkan pada integritas serta
adanya sistem perizinan online ini membuat responsivitas.
penggunaan sistem layanan manual tetap
berlangsung. Sementara masyarakat yang D. E-Government
sudah mengetahui adanya sistem perizinan Penerapan sistem daringdi BPPTPM
online lebih memilih tetap menggunakan Kota Bogor ditinjau melalui konsep E-
sistem perizinan manual. Hal ini membuat Government mengacu pada jurnal “Making
sistem pelayanan perizinan online menjadi Sense on E-Government Implementation”

2
 
yaitu kegiatan kepemerintahan yang pelayanan izin usaha terutama dengan
menggunakan alat-alat teknologi informasi menggunakan jasa pihak ketiga.BPPTPM
dan komunikasi untuk melakukan layanan Kota Bogor melayani 74 jenis Perizinan dan
yang lebih baik kepada masyarakat, bisnis, Non Perizinan yang sudah dapat diakses
dan entiti pemerintah. melalui sistem perizinan online dalam
kesatuan sistem daring.
E. Teknologi Informasi
Akadun (2009:114) menjelaskan bahwa 3. Metode Penelitian
teknologi informasi merupakan hasil Penelitian ini menggunakan metode
rekayasa manusia terhadap proses kualitatif deskriptif untuk melihat
penyampaian informasi dari bagian permasalahan yang kompleks mengenai
pengirim ke penerima sehingga pengiriman pelayanan perizinan dan membutuhkan
informasi tersebut akan lebih cepat, luas analisis makna secara mendalam. Sumber
dalam penyebarannya, dan lama dalam data dalam penelitian ini ialah primer
penyimpanannya. Teknologi ditujukan berdasarkan wawancara dengan
untuk mengolah data demi mendapatkan narasumber serta sekunder yang berasal
informasi yang akurat, relevan, serta tepat dari studi dokumentasi yang mendukung
waktu. Data ini kemudian disebarkan data primer. Unit analisis dalam penelitian
menggunakan teknologi komunikasi berupa ini dilakukan di BPPTPM Kota Bogor, Jalan
telepon, SMS, televisi dan internet, e-mail, Kapten Muslihat No. 21 Bogor. Teknik
situs, portal, blog, dan video stream penentuan informan dengan snowball
(Wibawa, 2012:145). sampling dimana awalnya berjumlah sedikit
Menurut Wibawa (2012:148), manfaat kemudian menjadi besar menyesuaikan
penerapan teknologi informasi dalam dengan penelitian yang dibutuhkan.
proses administrasi, pengelolaan dan Informan dalam penelitian ini ialah pegawai
pengurusan negara sebagai berikut: BPPTPM Kota Bogor dan masyarakat yang
1. Transparansi, indikator dilihat melalui sedang mengurus perizinan. Pengumpulan
Informasi menjadi lebih terbuka dan data dilakukan dengan wawancara,
masyarakat leluasa mengaksesnya, observasi, dan studi dokumentasi. Analisis
serta kecurigaan antar pihak berkurang interaktif dilakukan menurut Miles dan
karena komunikasi publik oleh Huberman dalam Sugiyono (2008)
pemerintah. yaitu:Collection, Reduction, Display, dan
2. Partisipasi, indikator dilihat melalui Conclusion Drawing. Data disajikan berupa
kebebasan berpendapat serta data naratif, data tabel, dan data gambar.
tersampaikannya informasi secara
cepat diantara pemerintah dan 4. Pembahasan
masyarakat.
3. Efisiensi, indikator dilihat melalui A. Hasil Temuan dan Analisa
proses pelayanan menjadi cepat Sistem daring yang diterapkan di
karena arus informasi yang lancar, dan BPPTPM Kota Bogor ditujukan untuk
proses kerja pemerintah dapat menyelesaikan permasalahan sistem
dipersingkat, jenjang birokrasi dapat pelayanan manual. Penerapan sistem
dipangkas. daring membuat pelayanan perizinan
menjadi cepat, mudah, dan lancar.Namun
F. Pelayanan Perizinan Terpadu sistem ini masih belum banyak digunakan.
Pelayanan Perizinan Terpadu Mayoritas masyarakat masih menggunakan
merupakan kegiatan penyelenggaraan jasa sistem perizinan manual. Permasalahan
perizinan dan non perizinan, yang proses sistem perizinan online yang sedang
pengelolaannya dimulai dari permohonan dihadapi ialah SDM yang belum cakap
sampai penerbitan izin dokumen, dilakukan mengoperasikan peralatan teknologi,
secara terpadu dalam satu tempat. Tujuan kendala teknis seperti mati listrik yang
penyelenggaraan pelayanan ini adalah menyebabkan terputusnya jaringan
penyederhanaan birokrasi perizinan dan internet, budaya organisasi yang susah
non perizinan untuk mempercepat waktu menerima hal baru, serta ketidaktahuan
pelayanan dengan mengurangi tahapan- masyarakat mengenai sistem perizinan
tahapan yang dianggap kurang perlu online yang mengakibatkan pelayanan
sehingga terjadi penyederhanaan publik berbasis teknologi informasi belum
persyaratan perizinan dan menekan biaya dapat terlaksana.Berikut merupakan

3
 
deskripsi hasil penelitian berdasarkan Hal ini mengakibatkan penumpukan jumlah
aspek transparansi, partisipasi, dan perizinan yang didaftarkan oleh
efektifitas menurut pemanfaatan penerapan masyarakat. Jangka waktu selesainya surat
teknologi informasi dalam proses izin akan menjadi lama.
administrasi, pengelolaan dan pengurusan
negara menurut Wibawa (2012:148) yang 2. Partisipasi
terjadi di BPPTPM Kota Bogor. Dalam meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat, BPPTPM Kota Bogor
1. Transparansi menerima kritik dan saran dengan berbagai
Sistem daring yang diterapkan di media komunikasi antara lain kotak saran
BPPTPM Kota Bogor ditujukan untuk yang terdapat di Badan Perizinan, telepon,
membuat proses perizinan menjadi SMS dan WhatsApp, BBM, twitter, Line,
tranparan dan terbuka. Sistem perizinan Facebook, e-mail, dan website.
online ini diharapkan dapat membuat Penggunaan media komunikasi seperti
masyarakat mengetahui segala informasi telepon, SMS, twitter dan e-mailsudah
dengan cepat, mudah, dan tepat. meningkat. Namun banyaknya masyarakat
Persyaratan, alur pelayanan, jangka waktu yang lebih memilih untuk mendatangi lokasi
penyelesaian, serta progress perizinan perizinan tidak dapat disangkal.
yang diajukan dapat dilihat dengan Pada sistem daring, sudah terdapat
mengakses internet. Masyarakat dapat syarat pendaftaran, informasi pengambilan
mengurus perizinan dimana dan kapan saja SK,hingga penyampaian saran dan keluhan
dengan mengisi formulir pendaftaran izin yang fungsinya membantu masyarakat
dan memasukkan data pelangan dengan mengakses informasi tanpa harus
mengaskes di websiteBPPTPM Kota mendatangi Badan Perizinan. Masyarakat
Bogor.Namun dalam realisasinya, belum tidak perlu lagi jauh-jauh untuk
tercipta keseimbangan antara sistem daring menanyakan informasi seputar
dengan sistem online di BPPTPM Kota perizinan.Namun, masyarakat masih
Bogor yang membuat pelayanan perizinan kurang percaya menggunakan teknologi
tidak transparan. informasi dan terbiasa dengan sistem tatap
Sistem perizinan onlinememuat dengan muka sehingga pelaksanaan perizinan
jelas informasi mengenai progress jalannya berbasis teknologi informasi tidak didukung
perizinan.Masyarakat hanya perlu peran serta masyarakat.
mengakses websiteBPPTPM Kota Bogor Penggunaan peralatan teknologi
dan mengisi formulir secara online tanpa menjadi kendala bagi masyarakat yang
harus mendatangi lokasi perizinan dengan belum bisa beradaptasi pada modernisasi.
menggunakan sistem online. Berkas-berkas Kesulitan para pegawai perizinan dalam
yang menjadi persyaratan di scan dan memberikan layanan yang terbaik adalah
diupload pada data pelanggan. untuk menyesuaikan situasi masyarakat
Permasalahan disini ialah masyarakat yang belum mampu menerima budaya
harus tetap mendatangi lokasi perizinan organisasi yang baru.Hal ini bukan
untuk verifikasi keaslian berkas. sepenuhnya kesalahan dari masyarakat,
Keuntungannya ialah masyarakat tidak karena BPPTPM Kota Bogor masih
perlu mengambil formulir dan membuka pelayanan secara manual mulai
menyerahkannya ke loket dari pengambilan formulir di lokasi
pendaftaran.Namun dikarenakan aplikasi perizinan hingga pada pengambilan surat
yang diajukan masyarakat secara manual, izin. Masyarakat merasa puas dengan cara
sistem perizinan online tidak dapat tatap muka dibandingkan dengan
memberikan informasi tersebutsehingga pelayanan perizinan menggunakan
mengakibatkan tidak terjadinya pelayanan teknologi informasi.
terbuka serta dapat diakses oleh seluruh
masyarakat. 3. Efisiensi
Kurangnya SDMmenjadi kendala lain Efisiensi memiliki arti bahwa pelayanan
dalam pelayanan perizinan dengan yang diberikan kepada masyarakat berjalan
menggunakan sistem daring di BPPTPM dengan cepat, proses kerja pegawai
Kota Bogor. Ketidakseimbangan pegawai instansi dapat dipersingkat, dan jenjang
yang bertugas dengan banyaknya birokrasi dapat dipangkas. Sebelum
pemohon yang masuk membuat laju diterapkannya sistem daring, proses
pelayanan perizinan menjadi terhambat. perizinan memakan waktu lama terutama

4
 
jika harus kembali mencari berkas-berkas prosedur yang panjang dan
seperti Sertifikat Perizinan yang jumlahnya memakan waktu,
sangat banyak. Namun dengan sistem e. Pencarian informasi melalui sistem
daring, pencarian menjadi lebih cepat dan daring hingga pengisian formulir
mudah. Hanya memasukkan nomor memangkas waktu masyarakat
pendaftaran yang nantinya menampilkan sehingga tidak perlu datang berkali-
nomor registrasidan memudahkan kali ke BPPTPM Kota Bogor.
pengambilan surat izin. Meski masih
terdapat kendala seperti pegawai front 2. Kendala dari Masyarakat
office terkadang salah memasukkan data a. Masyarakat tidak mengetahui adanya
ke dalam sistem daring yang membuat sistem daring di BPPTPM Kota
pendataan sedikit bermasalah. Bogor,
Teknologi informasi dimanfaatkan b. Masyarakat belum cakap
untuk membuat pekerjaan para pegawai menggunakan peralatan teknologi
instansi perizinan menjadi lebih mudah. informasi dan komunikasi,
Namunmasih terdapat pegawai yang belum c. Masyarakat tetap harus datang ke
sepenuhnya menguasai teknologi ini. BPPTPM Kota Bogor jika
Terlihat banyaknya pegawai yang kesulitan menggunakan sistem perizinan
dalam mengoperasikan komputer. Sistem online jadi tetap memilih sistem
pengarsipan masih banyak dilakukan manual,
secara manual. SDM yang kurang d. Masyarakat lebih merasa aman
menguasai teknologi ini terjadi dikarenakan bertanya langsung dengan pegawai
tidak dilakukannya pendidikan dan latihan dibandingkan dengan informasi yang
khusus mengenai penggunaan teknologi tercantum di website,
informasi. Pengawasan internal dan e. Pengaduan dan saran lebih cepat
evaluasi mengenai sistem daring tidak ditanggapi jika datang langsung ke
dilaksanakan secara khusus.Masyarakat lokasi perizinan.
masih memilih untuk tetap datang dan
menyerahkan berkas perizinan. Masyarakat 3. Kendala dari Pemerintah
lebih percaya untuk datang langsung ke a. SDM yang kurang memadai dan tidak
BPPTPM Kota Bogor dibandingkan melalui sebanding dengan permohonan yang
sistem daring. Hal ini menjadikan masuk, ditambah dengan keadaan
implementasi pelayanan publik berbasis SDM yang mendekati masa pensiun
teknologi informasi belum terlaksana dan tidak dapat mengoperasikan
dengan efisien. sistem daring secara cepat dan tepat,
b. Human error yang menyebabkan
B. Manfaat dan Kendala Penerapan terjadinya kesalahan teknis seperti
Sistem Daring dan Sistem Perizinan salah memasukkan nomor pelatur,
Online kesalahan dalam penginputan data,
dan sebagainya,
1. Manfaat c. SDM yang bertugas di BPPTPM Kota
a. Informasi yang didapat menjadi lebih Bogor tidak maksimal menguasai
cepat dan mudah dikarenakan penggunaan peralatan teknologi,
pemangkasan tenaga dan waktu d. Kesalahan teknis seperti mati lampu,
apabila menggunakan cara manual, terganggunya koneksi internet,
b. Kecurigaan antara masyarakat hingga ketidaksesuaian hasil
dengan pegawai berkurang yang pencetakan,
meminimalisir terjadipungutan liar e. Kurangnya disiplin pegawai untuk
dikarenakan berkurangnya frekuensi menerapkan penggunaan sistem
tatap muka antar kedua belah pihak, perizinan online dalam sistem daring
c. Kegiatan pelayanan perizinan sehingga masyarakat masih memilih
menjadi lancar dan tepat waktu menggunakan pelayanan manual.
disebabkan kelancaran informasi dan
minimnya kesalahan teknis seperti C. Pembahasan
pencarian nomor registrasi secara Berikut merupakan implementasi
manual, pelayanan publik berbasis teknologi
d. Berkurangnya penggunaan jasa informasi di BPPTPM Kota Bogor sesuai
pihak ketiga yang diakibatkan oleh dengan pendekatan yang dikemukakan

5
 
oleh Edward III dalam Tahir (2011:96-109) lengkap.Sumber daya informasi dan
mengenai studi implementasi kebijakan kewenangan dalam pemberian informasi
dengan mempertanyakan bagaimana pra yang relevan sangat baik. Hal ini dibuktikan
kondisi untuk suksesnya kebijakan publik dengan Peraturan Walikota Bogor No. 30
dan hambatan utama dari kesuksesan Tahun 2014 tentang Pelimpahan
kebijakan publik, dengan empat faktor yang Kewenangan Pelayanan Perizinan dan Non
berpengaruh terhadap keberhasilan atau Perizinan di Lingkungan Pemerintah Kota
kegagalan implementasi kebijakan publik Bogor sehingga BPPTPM Kota Bogor
yaitu communication, resources, dispotition, cukup leluasa dalam memberikan
dan bureaucratic structure. pelayanan sesuai pada kesejahteraan
masyarakat. Infomasi yang disediakan
1. Komunikasi untuk pelayanan perizinan di BPPTPM Kota
Komunikasi di BPPTPM Kota Bogor Bogor sudah jelas dan tepat. Namun
sudah terjalin dengan baik. Komunikasi dua kemudahan perolehan informasi belum
arah antara pegawai serta pegawai dengan dapat dirasakan masyarakat melalui
masyarakat sudah seimbang. Informasi penggunaan sistem daring. Hal ini
mengenai pelayanan perizinan sudah dikarenakan sedikitnya masyarakat yang
terbuka, mudah dan dapat diakses oleh mengakses websiteBPPTPM Kota Bogor.
semua pihak yang membutuhkan. Informasi Sumber daya manusia yang bertugas
disediakan dengan memadai dan mudah di BPPTPM Kota Bogor belum memadai.
dimengerti. Masyarakat dapat mengakses Pegawai teknis survei lapangan untuk
websiteBPPTPM Kota Bogor yang telah menyeimbangkan masuknya permohonan
disediakan melalui jaringan internet dimana perizinan masih kurang. Pegawai masih
dan kapan saja. Pelaksanaan penerapan belum memaksimalkan penggunaan
sistem daring dan sistem perizinan secara peralatan teknologi yang menghambat
online sudah terbuka dan transparan. kelancaran pemberian layanan. Tidak
Prosedur hingga persyaratan yang adanya pendidikan dan latihan khusus
tercantum pada sistem daring sudah jelas dalam penerapan sistem daring dan sistem
dan benar. Sistem daring dirancang untuk perizinan online membuat kendala ini
dapat memberikan kemudahan kepada menjadi sangat bermasalah. Hal tersebut
masyarakat dalam memperoleh informasi juga didukung dengan tidak dilakukannya
hingga melihatprogress perizinan yang rapat internal khusus meengenai
diajukan. Jika menggunakan sistem penerapan sistem daring dan sistem online.
manual, masyarakat tidak dapat memantau Pengawasan penerapan sistem daring
progress tersebut. Masyarakat yang ingin dilakukan secara melekat, namun belum
mengetahui progress perizinan menjadi prioritas dalam pelaksanaan
menggunakan sistem manual harus pelayanan publik di BPPTPM Kota Bogor.
menggunakan layanan SMS atau telepon. Pegawai yang bertugas dalam seksi
Berlanjutnya pelayanan manual pengaduan kritik dan saran secara online
menyebabkan masyarakat tidak berminat dikatakan kurang mengingat masih banyak
untuk menggunakan sistem online. Hal ini masyarakat yang menyampaikan
disebabkan kebiasaaan masyarakat aspirasinya secara langsung dibandingkan
menggunakan pelayanan manual dan dengan menggunakan media elektronik
dianggap lebih mudah dan jelas apabila yang telah disediakan.Masyarakat
dilakukan di Badan Perizinan. menginginkan cepat ditanggapinya kritikdan
saran yang diajukan dan pegawai BPPTPM
2. Sumber Daya Kota Bogor belum bisa memenuhi harapan
BPPTPM Kota Bogor memiliki sumber tersebut. Pengaduan dan saran yang
daya yang cukup baik. Sumber daya masuk melalui penggunaan peralatan
anggaran serta peralatan sudah memadai teknologi ditanggapi oleh staf seksi
mengingat terpenuhinya segala kebutuhan pengelolaan dan operator bagian sistem
penggunaan peralatan teknologi informasi perizinan online. Pegawai tersebut tetap
dalam pelayanan perizinan kepada harus menjalankan tugasnya yang lain
masyarakat. Meski masih terjadi kesalahan sebelum dapat memberikan balasan
teknis seperti mati lampu, putusnya koneksi kepada masyarakat.
internet, hingga pada ketidaksesuaian hasil
pencetakan dokumen perizinan, peralatan 3. Disposisi
teknologi di BPPTPM Kota Bogor sudah

6
 
Sikap dari para pegawai di BPPTPM antar bidang maupun antar badan dalam
Kota Bogor sangat baik. Pegawai ramah pelayanan perizinan di BPPTPM Kota
dalam memberikan pelayanan. Peran para Bogor sudah terjalin dengan baik. Namun
pegawai sudah terlaksana cukup bagus. dalam kolaborasi tim teknis yang diperlukan
Pengaduan dan saran yang diterima di dengan badan lain masih memerlukan
lokasi perizinan ditanggapi dengan baik. sedikit peninjauan. Hal ini dikarenakan
Pengetahuan pegawai dalam memberikan dalam menentukan personil untuk turun ke
pelayanan perizinan terlihat sempurna. lapangan memerlukan persetujuan atasan
Namun pegawai belum memaksimalkan dan memakan waktu yang menyebabkan
penggunaan peralatan teknologi yang proses terselesaikannya suatu perizinan
sudah tersedia di BPPTPM Kota menjadi sedikit lama.
Bogor.Human error seperti kesalahan Melihat dari indikator menurut Edward
memasukkan nomor pelatur, kesalahan III, pelayanan publik berbasis teknologi
dalam penginputan data, hingga proses informasi di BPPTPM Kota Bogor belum
perbaikan yang memakan waktumasih terlaksana. Komunikasi sudah berjalan
terjadi. Kondisi ini perlu diperbaiki oleh baik, namun kemudahan informasi dengan
pegawai di BPPTPM Kota Bogor untuk menggunakan sistem daring belum dapat
mewujudkan pelayanan publik yang dirasakan. Sumber daya manusia di
transparan, akuntabel, dan berbasis BPPTPM Kota Bogor terbilang kurang, baik
teknologi sesuai dengan visi dari Badan dalam kuantitas maupun kualitas. Disposisi
Perizinan Kota Bogor tersebut. pegawai dalam memberikan pelayanan
BPPTPM Kota Bogor masih belum secara sungguh-sungguh dan ramah sudah
melaksanakan sosialisasi pada masyarakat memuaskan, meski masih terjadi human
dengan baik. Masyarakat masih banyak error dalam teknis pelayanan. Struktur
yang belum mengetahui penerapan sistem birokrasi di BPPTPM Kota Bogor sudah
online. Sementara masyarakat yang sudah sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan.
mengetahui adanya sistem online memilih Berdasarkan manfaat penerapan
untuk tetap datang lansung ke Badan teknologi informasi dalam proses
Perizinan. Kurangnya intensitas administrasi, pengelolaan, dan pengurusan
penyebaran informasi seputar sistem online negara yang dikemukakan oleh Wibawa
menjadi hal yang disayangkan. Hal ini (2012:148), aspek transparansi di BPPTPM
menyebabkan tidak berjalannya kebijakan Kota Bogor masih belum terlaksana.
penggunaan sistem online yang diterapkan Informasi yang tercantum dalam sistem
untuk mengatasi permasalahan sistem daring belum diakses oleh masyarakat. Hal
manual. ini dikarenakan masyarakat masih banyak
menggunakan sistem perizinan secara
4. Struktur Birokrasi manual, baik masyarakat sudah
Standar Operasional Prosedur (SOP) mengetahui adanya sistem perizinan online
yang digunakan oleh BPPTPM Kota Bogor atau belum.
disesuaikan dengan motto SMART dan Pada aspek partisipasi, masyarakat
Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 belum memberikan respon yang baik.
tentang Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil. Peran serta masyarakat dalam
Prosedur pelayanan perizinan di BPPTPM pelaksanaan sistem perizinan online pada
Kota Bogor sudah sesuai dengan yang kesatuan sistem daring belum terjadi. Meski
ditentukan. Sosialisasi demi memberikan penggunaan peralatan teknologi dalam
pengetahuan pada masyarakat mengenai penerimaan pengaduan dan saran sudah
SOP dan biaya retribusi yang diatur mulai meningkat, masyarakat masih belum
pemerintah sering dilakukan. Sosialisasi ini menggunakan sistem perizinan online
ditujukan agar masyarakat lebih dalam pengurusan perizinan di BPPTPM
mengetahui prosedur kerja pegawai di Kota Bogor. Teknologi informasi ditujukan
BPPTPM Kota Bogor.Masyarakat selain untuk memberikan pelayanan yang cepat
dapat melihat langsung keterangan dari pemerintah kepada masyarakat.
mengenai SOP, prosedur, dan persyaratan Namun hal ini menjadi tidak terlaksana
perizinan di BPPTPM Kota Bogor, dapat dikarenakan tidak adanya partisipasi dari
juga mengakses website BPPTPM Kota masyarakat.
Bogor. Aspek terakhir ialah efisiensi yang
Fragmentasi dimana diperlukannya dilihat melalui proses pelayanan yang cepat
koordinasi dan komunikasi secara intensif dengan disebabkan arus informasi yang

7
 
lancar, serta proses kerja pemerintah dapat menjalankan tugasnya. Struktur birokrasi
dipersingkat dan jenjang birokrasi dapat terpangkas dengan efisien. Namun
dipangkas. Penggunaan peralatan penerapan sistem daring dan sistem
teknologi sudah diterapkan dalam kegiatan perizinanonlinedi BPPTPM Kota Bogor
pelayanan perizinan di BPPTPM Kota belum efisien karena pemanfaatannya yang
Bogor. Namun kemudahan yang diberikan kurang oleh masyarakat.
oleh penggunaan peralatan teknologi hanya
sebatas kecepatan proses pelayanan. B. Saran
Masyarakat masih belum dapat merasakan Berdasarkan hasil penelitian tersebut,
manfaat lainnya dari penerapan sistem peneliti memberikan saran sebagai berikut :
daring ini. 1. Diperlukannya pegawai khusus untuk
Penerapan sistem daring belum cepat menanggapi pengaduan dan
diseimbangi oleh SDM yang cakap dalam saran yang disampaikan melalui media
pengelolaannya. Permasalahan tersebut elektronik.
didukung dengan tidak adanya pendidikan 2. Diperlukannya pendidikan dan latihan
dan latihan khusus dalam pengoperasian serta pengawasan khusus untuk
sistem daring ini. Meski evaluasi dan meningkatkan kemampuan SDMagar
pengawasan dilakukan secara otodidak dan dapat memberikan pelayanan efisien
melekat, namun dalam pelaksanaan sistem menggunakan teknologi informasi.
daring dan sistem perizinan online perlu 3. Diperlukannya sosialisasi secara
dilakukan evaluasi, pengawasan, serta intensagar masyarakat mengetahui dan
rapat khusus agar pelayanan publik memanfaatkan sistem daring.
berbasis teknologi informasi dapat 4. Diperlukannya reformasi pelayanan
terlaksana secara maksimal dan mencapai dimana masyarakat tidak perlu lagi
tujuan yang diinginkan. datang ke BPPTPM Kota Bogoruntuk
5. Penutup mengakses layanan perizinan sehingga
penggunaan teknologi berjalan baik
A. Kesimpulan dan dimanfaatkan secara maksimal.
Berdasarkan pembahasan diatas,
dapat disimpulkan bahwa implementasi 6. Daftar Pustaka
pelayanan perizinan berbasis teknologi
informasi di BPPTPM Kota Bogor belum Buku
baik. Pada transparansi, teknologi informasi Akadun, Teknologi Informasi Administrasi,
belum dapat membantu masyarakat. Bandung: Alfabeta, 2009
Keterbukaan informasi belum diakses Dwiyanto, Agus, Manajemen Pelayanan
karena sistem daring tidak dimanfaatkan. Publik: Peduli, Inklusif, Kolaboratif
Kurangnya peran masyarakat membuat Edisi Kedua, Yogyakarta: Gadjah
partisipasi yang diharapkan belum terjadi. Mada University Press, 2011
Namun penggunaan teknologi dalam Hardiyansyah, Kualitas Pelayanan Publik:
penyampaian pengaduan dan saran sudah Konsep, Dimensi, Indikator dan
meningkat. Efisiensi yang terjadi hanya Implementasinya, Yogyakarta:
membantu pegawai dalam meningkatkan Gava Media, 2011
kecepatan pelayanan. Sistem daring dan Parsons, Wayne, Public Policy: Pengantar
sistem perizinan online belum efisien Teori dan Praktik Analisis
karena banyaknya pelayanan perizinan Kebijakan, Jakarta: Kencana, 2005
manual. Pasolong, Harbani, Metode Penelitian
Komunikasi antar pegawai serta antar Administrasi Publik, Bandung:
pegawai dan masyarakat terjalin dengan Alfabeta, 2012
baik. Penyampaian informasi di Badan Sinambela, Lijan Poltak, Reformasi
Perizinan terlaksana dengan bagus. Namun Pelayanan Publik: Teori, Kebijakan,
sosialisasi sistem online kurang baik. dan Implementasi, Jakarta: Bumi
Sumber daya anggaran, peralatan, serta Aksara, 2006
informasi dan kewenangan sudah Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi,
memadai. Sementara sumber daya Bandung: Alfabeta, 2008
manusia masih perlu ditingkatkan. Disposisi Wibawa, Samodra, Mengelola Negara,
pegawai terlihat baik. Pegawai Yogyakarta: Gava Media, 2012
memperlihatkan kinerja yang bagus, ramah,
dan bersungguh-sungguh dalam Sumber Internet :

8
 
Indrajit, Richardus Eko, Electronic book diunduh melalui situs
Government: Konsep Pelayanan https://www.academia.edu/ pada
Publik Berbasis Internet dan Maret 2016
Teknologi Informasi, Aptikom,
2006. E-book diunduh melalui situs Peraturan-peraturan :
https://www.academia.edu/ pada Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 24
Maret 2016 Tahun 2006 tentang Pedoman dan
Tahir, Arifin, Kebijakan Publik dan Pelayanan Satu Atap
Transparansi Penyelenggaraan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
Pemerintah Daerah, Jakarta: tentang Pelayanan Publik
Pustaka Indonesia Press, 2011. E-

9
 

Potrebbero piacerti anche