Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Abstract: The background of this research is the discovery of educators often less understood
aspects of child psychology in education. Komnas PA via Media Center, noted that the
majority of child abuse occurs in the immediate environment such as home and school, 62
percent of child abuse occur in the immediate environment of family and school environment,
the remaining 38 percent in the public space, coupled with the state of Islamic education that
was not based on the psychology of Islam. The purpose of this study is to describe the rationale
Zakiyah about children’s education, and invented the concept of children’s education in
psychology perspective of Islam, and its implications for Islamic education. This type of
research library research, data collection techniques using the documentation, after the data
is collected and analyzed by descriptive analysis and content analysis. The first results of
this study: Zakiyah have a view of the basic concepts of human has three main dimensions,
namely, physical, psychological, spiritual. Zakiyah refer to mankind as a pedagogic, then the
pedagogical process Zakiyah grounded on the theory of convergence. Parenting education
in children should be in accordance with the child’s psychological condition, namely the
authoritative style. Second: to educate the perspective piskologi Islam, will make children
more healthy soul to those who have a peak physical condition, mental aptitude intellectual
(IQ) is high, the health condition of the soul / kepibadian mature and stable in mental
emosinalnya (EQ), integrity high personality (mental-social), and has the firmness of faith
and Islam. Third, the psychological concepts of Islam which has four dimensions, it will
have implications for the study of Islam, namely to create a balanced growth of the human
personality as a whole, by training the soul, a mind, physical, ruhaniahnya, because basically
the entire education should pursue the growth of human potential.
Abstrak: Latar belakang penelitian ini adalah sering ditemukannya para pendidik yang
kurang memahami aspek-aspek psikologi anak dalam pendidikan. Komnas PA melalui
Pusdatin, mencatat, sebagian besar kekerasan anak terjadi di lingkungan terdekat seperti
rumah dan sekolah, 62 persen kekerasan terhadap anak terjadi di lingkungan terdekat
keluarga dan lingkungan sekolah, selebihnya 38 persen di ruang publik, ditambah lagi
dengan keadaan pendidikan Islam yang ternyata tidak dilandasi dengan psikologi Islam.
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan dasar pemikiran Zakiyah tentang pendidikan
anak, dan menemukan konsep pendidikan anak dalam perspektif psikologi Islam, serta
implikasinya terhadap pendidikan Islam. Jenis penelitian ini library research, teknik
pengumpulan data menggunakan dokumentasi, setelah data terkumpul kemudian dianalisis
dengan analisis deskriptif dan content analysis. Hasil penelitian ini yang pertama: Zakiyah
memiliki pandangan terhadap konsep dasar manusia yang memiliki tiga dimensi utama
yaitu, fisik, psikis, spiritual. Zakiyah menyebut manusia sebagai makhluk pedagogik,
kemudian pada proses pedagogiknya Zakiyah melandaskan pada teori konvergensi. Pola
asuh pendidikan pada anak harus sesuai dengan kondisi psikologis anak, yaitu dengan gaya
autoritatif. Kedua: mendidik dengan persepektif piskologi Islam, akan menjadikan anak
lebih sehat jiwanya yaitu mereka yang memiliki kondisi fisik yang prima, kecerdasan mental
intelektual (IQ) yang tinggi, kondisi kesehatan jiwa/kepibadian yang matang dan stabil
27
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 18, No. 1, Juni 2017: 27-35
dalam mental emosinalnya (EQ), mempunyai integritas kepribadian yang tinggi (mental-
sosial), dan mempunyai keteguhan iman dan Islam. Ketiga, konsep psikologi Islam yang
memiliki empat dimensi itu, akan berimplikasi pada pendidikan Islam, yaitu menciptakan
keseimbangan pertumbuhan kepribadian manusia secara menyeluruh, dengan cara melatih
jiwa, akal pikiran, fisik, ruhaniahnya, karena pada dasarnya pendidikan harus mengupayakan
tumbuhnya seluruh potensi manusia.
dengan perkembangan psikologi Islam. yang dilakukan oleh Zakiyah adalah bukan
Pendidikan Islam selama ini banyak bagaimana menciptakan konsep psikologi
mendasarkan teori dan konsepnya Islam yang secara epistemologi yang benar-
pada psikologi barat. Sebut saja sebagai benar berbeda dengan konsep psikologi
contoh Psikoanalisa dan Behaviorisme, sekuler, akan tetapi hanya memberikan etis-
yang mana kedua aliran tersebut dalam spiritual dalam melakukan praktik-praktik
memandang manusia berbeda dengan psikologi dan pendidikan, atau dengan
Islam.7 Dengan demikian, masalah yang istilah lain bahwasanya Zakiyah tidak
ada dalam pendidikan Islam, psikologi melakukan dekonstruksi terhadap landasan
Islam akan menjadi hal yang penting epistimologis psikologi sekuler, tetapi
dalam memandang anak manusia dan bisa hanya menempatkan Islam sebagai faktor
membantu dalam menemukan sebuah komplementer bagi proses terbentuknya
solusi. Oleh karena itu, menurut pemikiran manusia modern yang sehat jasmaninya
Zakiyah Daradjat dalam pengkhususan maupun rohani, yang mana Zakiyah belum
pada anak bahwa masalah pemeliharaan dan menempatkan al-Qur’an sebagai landasan
pengasuhan anak adalah yang menyangkut teoritis dan paradigmatik bagi perumusan
perlindungan kesejahteraan anak itu sendiri psikologi Islam.9
dalam upaya meningkatkan kualitas anak Mahasiswa Universitas
pada pertumbuhannya, dan mencegah Muhammmadiyah Surakarta tahun
penelantaran serta perlakuan yang tidak 2007 Titik Snain Muflihah dalam sebuah
adil untuk mewujudkan anak sebagai skripsinya yang berjudul “Pemikiran Zakiah
manusia seutuhnya, tangguh, cerdas dan Daradjat tentang peran agama dalam pembinaan
budi luhur, maka tempat bernaung bagi mental”, menjelaskan bahwa unsur-unsur
seorang anak adalah orang tua. yang terpenting dalam menentukan corak
Zakiah Daradjat adalah tokoh yang kepribadian seseorang di kemudian
menekankan konsep pendidikan kesehatan hari adalah nilai-nilai yang diambil dari
mental (mental hygiene) dengan teori lingkungan, terutama keluarga sendiri.
ilmu jiwa agama (psychology of religion) Nilai-nilai yang dimaksudkan adalah nilai-
nya. Menurut Zakiah Daradjat, konsep nilai agama, moral dan sosial.
kesehatan mental meneliti dan mempelajari Tesis Khairillah tentang “ Pendidikan
mekanisme jiwa, yang menimbulkan Karakter dan Kecerdasan Emosi” tahun
penyakit penyakit yang pada dasarnya 2014 IAIN Antasari yang menyatakan
bukan karena kerusakan organik pada bahwa formulasi Zakiah Daradjat dalam
tubuh, akan tetapi karena kondisi jiwa pendidikan karakter harus mengedepankan
yang tergambar dari gangguan emosi beberapa 3 faktor yang merupakan unsur
(emotional disturbances).8 Dalam peta sebuah interrelasi dan interkoneksi yang Peneliti
pemikiran yang ada, khususnya pemikiran formulasi dengan: Faktor figur (orang tua,
Islam yang ada di Indoesia kontemporer. guru). Zakiah Daradjat dengan konsep
Zakiyah sudah layak ditempatkan kesehatan mentalnya bisa disimpulkan:
sebagai salah satu pendukung gagasan Sabar dan tenang sebagai jabaran dari
islamisasi ilmu pengetahuan, yang mana Self awareness (kesadaran tentang diri,
Zakiyah dalam bidang psikologi sebagai mengetahui kondisi pondasi dan kekuatan
ilustrasinya. Semangat Zakiyah dalam diri) menekankan sisi membangun pondasi
mengintegraskan Islam dengan psikologi jiwa agar selalu berisi dengan kesehatan
terlihat pada jalannya yang memandang mental dan kekuatan jiwa. Husnuzhan
bahwa pada dasarnya ilmu pengetahuan (berprasangka baik), sebagai jabaran dari
modern “bebas nilai” dan bersifat universal, Self regulation (mengelola diri), ketika
sesuatu tidak berjalan sesuai rencana maka
7 Baharuddin, Aktualisasi Psikologi Islam, (Yogyakarta;
Pustaka Pelajar, 2005), Cet-1, hlm. Vi. 9 Pusat Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
8 Zakiah Daradjat, Membina Nilai-nilai Moral di Perkembangan Psikologi Agama dan Pendidikan
Indonesia, (Jakarta: Bulan Bintang, 1985), Cet IV, Islam “70 Tahun Prof. Dr. Zakiyah Daradjat, (Ciputat,
hlm. 97. Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm. 108-110
29
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 18, No. 1, Juni 2017: 27-35
30
Pendidikan Anak dalam ... (Waston, Miftahudin Rois)
31
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 18, No. 1, Juni 2017: 27-35
sebaliknya, jangan terlalu menekan, keras, anak yang harmonis untuk memberikan
banyak perintah, larangan, teguran dan kebebasan dan waktu anak bermain dapat
tidak mengindahkan keinginan anak, juga memengaruhi perkembangan jiwa
yang menyebabkan ketegangan terhadap emosional dan juga intelektual anak.
anak. Banyak orang tua yang menyang ka Menurut Zakiyah kebutuhan dan usaha anak
bahwa kekerasan dalam mendidik anak dalam mengenal lingkungannya termasuk
itu baik, dan perlu agar anak nanti bisa faktor yag penting untuk menumbuhkan
hidup sebagaimana mestinya. Zakiyah kesanggupan pada diri anak. salah satu
menegaskan kembali dengan mengingatkan aktivitas ini adalah aktivitas diri anak itu
kepada pendidik khususnya orang tua, sendiri yakni bermain. Oleh karena itu,
bahwa kekerasan dalam pendidikan mendidik jiwa anak, emosi anak secara
tetap tidak baik, bagaimanapun juga tidak langsung, Zakiyah menggunakan
kelakuan si anak. Karena, hal tersebut sebuah permaian, yang ketiga, memberikan
malah bertambahnya kelakuan buruk dan motivasi dan belajar kepada anak. Zakiyah
gangguan psikologi si anak. berpendapat bahwa; setiap anak memiliki
sejumlah motif atau dorongan yang
2. Analisis Pemikiran Zakiyah Daradjat berhubungan dengan kebutuhan biologis
tentang Konsep Pendidikan Anak dan psikologis. Sedangkan menurut Zakiyah
dalam Perspektif Psikologi Islam. kesehatan mental itu adalah pengetahuan
dan perbuatan yakni secara kognitif dan
a. Pendidikan Fisik-Biologis Anak afektif atau bisa juga mental intelektual
Pertama; memenuhi kebutuhan dengan mental emosional yang bertujuan
primer anak. Zakiyah mengatakan; bahwa untuk memanfaatkan segala potensi, bakat
perlakuan orang tua terhadap anak-anak pembawaan yang ada di dalam diri anak
mereka harus dijaga dan diperhatikan, semaksimal mungkin.
terlebih lagi pada kebutuhan-kebutuhan si
anak dari kebutuhan primer (pokok) sampai b. Pendidikan Ruhaniah-Spiritual Anak
pada kebutuhan yang jiwa dan sosial Pertama, penanaman jiwa agama
yang perlu dalam hidup. Jika kebutuhan- kepada anak. Islam memiliki sumber yang
kebutuhan tersebut tidak dipenuhi akan sangat kuat untuk menggali spiritual
hilanglah kesimbangan badan. Contoh dalam kehidupan yaitu dari Al-Qur’an dan
dari kebutuhan primer adalah mengenai As-Sunnah. Untuk mendapatkan sumber
makanan, minuman dan pakaian spiritual itas yang menurut Zakiyah
(sandang, pangan dan papan), yang Kedua, dengan pendidikan. Oleh karena itu
melatih fisik anak. Zakiyah mengatakan Zakiyah sangat menganjurkan pendidikan
pertumbuhan dan perkembangan fisik agama untuk mengembangkan spiritual
anak tentunya semakin meningkat dengan anak. sebagaimana dikatakan; agama
bertambahnya usia anak. Menurutnya, dari kebanyakan orang sangat ditentukan
dapat tidaknya anak dalam melakukan dengan pendidikan, dan latihan-latihan
dan mencapai sesuatu bersumber pada yang ajarkan sewaktu masa kecilnya. Kedua,
dua hal yaitu kematangan dan pelajaran. melalui ketauladanan orang tua ataupun
Oleh karena itu, anak yang belum matang guru. Sebagaimana pendapat Zakiyah
pertumbuhan fisiknya belum boleh dilatih yang menyatakan bahwa; kepribadian
dan diajar untuk melakukan hal tertentu. orang tua, sikap dan cara hidup mereka,
Pendidikan Psiko-Edukatif merupakan unsur-unsur pendidikan yang
Pertama, cerminan sikap pendidik baik tidak langsung, yang dengan sendirinya
orang tua ataupun guru terhadap anaknya. akan masuk ke dalam pribadi anak, yang
Zakiyah menyatakan; sikap kedua orang sedang tumbuh itu. Ketiga, mengajarkan
tua sewaktu anak masih dalam kandungan dan melatih kegiatan-kegiatan yang
juga, ikut memengaruhi perkembangan mengandung nilai-nilai spiritual kepada
jiwa anak nantinya, yang kedua, memberikan anak-anak. Zakiyah memberikan contoh;
waktu dan kebebasan anak untuk bermain. latihan-latihan keagamaan salah satunya
Selain menjalin hubungan keluarga dengan ibadah seperti, sembahyang , do’a,
32
Pendidikan Anak dalam ... (Waston, Miftahudin Rois)
cara melatih jiwa, akal pikiran, dan fisik dipandang hanya nilai angka saja, melainkan
manusia. Dengan demikian pendidikan tercermin kecerdasan-kecerdasan lain
harus mengupayakan tumbuhnya seluruh serta ada pada perilaku anak tersebut
potensi manusia, baik yang bersifat dalam kehidupan bermasyarakat sehingga
spiritual , intelektual, daya khayal, fisik, terwujud tujuan pendidikan Islam yaitu
ilmu pengetahuan, maupun bahasa, baik menjadi manusia yang sempurna (insan
secara perorangan maupun kelompok, kamil).
dan mendorong tumbuhnya seluruh aspek
tersebut agar mencapai kebaikan dan SARAN
kesempurnaan.19 Dengan terwujudnya
proses aktualisasi potensi-potensi diri anak, Orang tua, Guru, dan Masyarakat:
maka tujuan pendidikan akan terwujud. Sebagai lingkungan pertama dan utama
yang bertanggung jawab dalam pendidikan
SIMPULAN anak, maka orang tua harus memberikan
pendidikan yang terbaik bagi anaknya,
Anak terlahir di dunia sebagai makhluk pendidikan yang baik yaitu pendidikan
pedagogik (dididik dan mendidik), zakiyah yang komferehensif (sempurna) meliputi
melandaskan teori pedagogiknya pada semua aspek. Begitu juga, diharapkan
teori konvergensi; yang menggabungkan kepada guru supaya dalam mendidik
antara nativisme dengan empirisme. Atas anak tidak hanya menilainya dengan
dasar itu dalam mempengaruhi anak harus faktor kognisi saja, melainkan semua
sesuai dengan kondisi psikologi anak, salah aspek yang dimiliki oleh anak. Karena
satunya adalah dengan pola pendidikan setiap anak pasti memiliki kekurangan
yang authoritatif. Selain itu, pendidikan akan dan kelebihannya. Dengan demikian guru
berkecimpung dengan tiga lingkungan dapat memaksimalkan kelebihannya dan
yang saling mempengaruhi peserta didik. meminimalkan kekurangannya. Sebagai
Orang tua sebagai pelaku pendidikan yang lingkungan pendidikan yang lebih luas.
pertama dan utama dalam lingkungan Masyarakat merupakan lingkungan
keluarga ini akan menentukan pendidikan yang lebih kompleks situasi dan kondisi
lanjutan di sekolah dan di masyarakat. lingkungan yang merupakan pewaris sifat-
Ruang lingkup psikologi Islam merupakan sifat negatif dan positif. Maka dari pada itu,
titik terang untuk mendidik anak secara dengan menjauhkan anak dari hal-hal yang
paripurna dalam perspektif psikologi negatif, maka lingkungan masyarakat harus
Islam. Supaya anak memiliki kondisi fisik dapat memberikan kenyamanan bagi anak.
yang prima, kecerdasan mental intelektual Sehingga anak tidak terpengaruh oleh hal-
(IQ) yang tinggi, kondisi kesehatan jiwa/ hal negatif dari lingkungannya, lingkungan
kepibadian yang matang dan stabil dalam yang keras, tidak kondusif dan lain-lain.
mental emosinalnya (EQ), mempunyai Peneliti selanjutnya: Peneliti menyadari
integritas kepribadian yang tinggi (mental- bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari
sosial), dan mempunyai keteguhan iman kata sempurna, masih banyak kekurangan
dan Islam. terlebih dalam sisi analisis yang dipaparkan,
Sekiranya tidak berlebihan Peneliti dan refresensi yang digunakan, dengan
menawarkan psikologi Islam sebagai ini diharapkan kepada peneliti berikutnya
paradigma baru dalam pendidikan, yang dapat mengkaji lebih detail, kritis, dan
memandang manusia secara utuh dan memaparkan lebih jelas tentang pemikiran
sempurna. Supaya anak tidak hanya Zakiah Daradjat baik dari aspek yang sama
dianggap memiliki kemampuan yang maupun dari aspek yang berbeda.
19 Abudin Natta, Ilmu Pendidikan Islam....hlm. 298
34
Pendidikan Anak dalam ... (Waston, Miftahudin Rois)
DAFTAR PUSTAKA
.
Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyatul Aulad Pendidikan Anak dalam Islam, (Jakarta Selatan;
Khatulistiwa Press, 2015), Cet-2.
Asip F Pranata, dkk, Peran Psikologi di Indonesia, (Yogyakarta; Yayasan Pembina Fakultas
Psikologi, 2000), Cet-1
Baharuddin, Aktualisasi Psikologi Islam, (Yogyakarta; Pustaka Pelajar, 2005), Cet-1
Don Fleming Mark Ritts, 2007, Mengatasi Prilaku Negative Anak memahami kepribadian,
komunikasi, dan perangai anak anda,(Jogjakarta; Think), Cet-1.
Kaelan, 2012, Metodelogi Penelitian Kualitatif Interdisipliner bidang sosial, budaya, filsafat, seni,
agama dan humaniora, (Yogyakarta; Paradigma), Cet-1.
Lawrence E. Shapiro 1997, Mengajarkan Emotional Intellegence Pada Anak-Anak, (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama)
Mahmud, dkk, 2013, Pendidikan Islam dalam Keluarga, sebuah panduan lengkap bagi para guru,
orang tua, dan calon, (Jakarta Barat; @kademia Permata).
Suyanto Bagong, 2010, Masalah Sosial Anak, (Jakarta; Kencana Prenada Media Group), Cet-
1.
Moelong, 1998, Prosuder Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta).
Mujahid, 2005, Konsep Fitrah dalam Islam dan Implikasinya Terhdap Pendidikan Islam,
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. 1.
Nata Abuddin, 2010, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta; Prenada Media Group).
Zakiah Daradjat, Membina Nilai-nilai Moral di Indonesia, (Jakarta: Bulan Bintang, 1985). Cet
IV
_____________, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 2005). Cet XVI
Khairillah, Pendidikan Karakter dan Kecerdasan Emosi, Tesis, (IAIN Antasari, 2014)
Pusat Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1999, Perkembangan Psikologi Agama dan
Pendidikan Islam “70 Tahun Prof. Dr. Zakiyah Daradjat, (Ciputat, Logos Wacana Ilmu)
Sudarno Shobron, dkk., Pedoman Peneliti an Tesis MpdI, MPI, MHI, (Pabelan; Sekolah
PascaSarjana UMS, 2016).
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R dan D, (Bandung; Alfabeta, 2010)
http://news.liputan6.com/read/2396014/komnas-pa-2015-kekerasan-anak-tertinggi-selama-
5-tahun-terakhir, diakses pada 01-03-2017
35