Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
NIFAS YANG DIBERI DAUN PAKU DAN JAGUNG DI RUTENG MANGGARAI NTT
Elisabet Nai
DIII Kebidanan STIKES St.Paulus Ruteng
Abstract:
This study aims to determine the relationship between consumption of nails and corn leaves with
uterine involution, in the Ruteng Manggarai region. In this study the method used is the posttest
method with the Control Group (Posttes Only Control Group Design). This study researchers
measured the effect of treatment (intervention) in the experimental group by comparing the
group with the control group. The study was conducted in Ruteng, NTT. The population in this
study were all post-partum mothers in Ruteng June-July 2015. From the results of the study,
26.7% of respondents in the intervention group experienced a very good TFU reduction process
and most of the 70% decrease in TFU was normal and only a small proportion (3.3 %) that is not
normal. Lochea expenditure in the intervention group resulted in 23.3% lochea being very good,
70% lochea normal and 6.7% not good. Whereas in the control group the results of a normal
TFU reduction were 76.6%, and 16.6% were very good, and 6.6% decrease in the TFU was not
good. Lochea expenditure in the control group was very good, none was normal, 63.3% was
normal, respondents were poor in 36.6%. Postpartum mothers who consumed leaves and corn
mostly experienced involution more quickly in the post partum control group. In conclusion, the
research hypothesis can be proven that consumption of nails and corn can accelerate the process
of involution and lochea expenditure and there is a relationship between consumption of nails
and corn leaves with involution and lochea expenditure.
Keywords: involusio, lochea, fern leaf, corn, puerperium
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konsumsi daun paku dan jagung dengan
involusio uteri, di wilayah Ruteng Manggarai. Dalam penelitian ini metode yang digunakan
adalah metode posttest dengan Kelompok Kontrol (Posttes Only Control Group Design).
Penelitian ini peneliti mengukur pengaruh perlakuan (intervensi) pada kelompok eksperimen
dengan cara membandingkan kelompok tersebut dengan kelompok kontrol. Penelitian dilakukan
di Ruteng NTT. Populasi dalam penelitian ini adalah semua Ibu nifas di Ruteng Juni-juli 2015.
Dari hasil penelitian adalah 26,7 % responden kelompok intervensi mengalami proses penurunan
TFU sangat baik dan sebagian besar 70% penurunan TFU secara normal dan hanya sebagian
kecil yang (3,3%) yang tidak normal. Pengeluaran lochea pada kelompok intervensi hasilnya
23,3% lochea sangat baik ,70% lochea normal dan 6,7% tidak baik. Sedangkan pada kelompok
kontrol hasil penurunan TFU normal 76,6%, dan 16,6% sangat baik, dan 6,6% penurunan TFU
tidak baik. Pengeluaran lochea pada kelompok kontrol yang sangat baik tidak ada, yang
locheannya normal 63,3%, responden lochea tidak baik 36,6%. Ibu nifas yang dengan konsumsi
daun dan jagung sebagian besar mengalami involusio lebih cepat pada ibu nifas kelompok
kontrol. Kesimpulannya hipotesis peneltian dapat dibuktikan konsumsi daun paku dan jagung
dapat mempercepat proses involusio dan pengeluaran lochea dan ada hubungan antara konsumsi
daun paku dan jagung dengan involusio dan pengeluaran lochea.
Kata kunci : involusio, lochea, daun paku, jagung, nifas
51
PENDAHULUAN berwarna merah kuning berisi darah dan
Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 lendir yang keluar pada hari ke-3 sampai ke-
jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 7 pascapersalinan, Lochea serosa dimulai
6 minggu (42 hari) setelah itu. Pada masa dengan versi yang lebih pucat dari lokea
nifas ini terjadi perubahan-prubahan rubra. Lochea ini berbentuk serum dan
fisiologi seperti perubahan fisik, involusi berwarna merah jambu kemudian menjadi
uteri, dan pengeluaran lochea, laktasi, kuning. Cairan tidak berdarah lagi pada hari
perubahan psikologi dan perubahan sisitem ke-7 sampai hari ke-14 pascapersalinan,
tubuh lainnya (Prawirohardjo, 2010). kemudian dilanjut lochea alba adalah lochea
Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara yang terakhir hari ke-14 Bentuknya seperti
Timur menyatakan bahwa pada tahun 2014 cairan putih berbentuk krim serta terdiri atas
Angka Kematian Ibu mengalami leukosit dan sel-sel desidua (Saleha, 2009).
peningkatan yaitu sebesar 126,55 per Pengawasan masa nifas sangat penting
100.000 kelahiran hidup, sedangkan pada dilakukan untuk menghindarkan adanya
tahun 2013 sebesar 118,62 per 100.000 kemungkinan-kemungkinan infeksi dan
kelahiran hidup. Sebesar 57,95% kematian perdarahan post partum. Oleh karena itu
maternal terjadi pada waktu nifas, pada penolong atau para bidan hendaknya harus
waktu hamil sebesar 27,00% dan pada tetap waspada meskipun sudah 24 jam lebih
waktu persalinan sebesar 15,05%. Penyebab ibu melahirkan karena dikhawatirkan akan
kematian ibu menurut Dinas Kesehatan terjadi infeksi dan perdarahan post partum
Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun sekunder. Sikap demikian juga dapat dapat
2014 diantaranya karena pendarahan sebesar menyebabkan terganggunnya kerja
22,93%, hipertensi 26,44%, infeksi 3,66%, pembuluh darah dan otot-otot tubuh. Oleh
gangguan sistem peredaran darah 4,64%, karena itu, kini perawatan ibu nifas lebih
dan lain-lain 42,33%. aktif dengan dianjurkan untuk melakukan
Pada masa nifas terjadi pengeluaran cairan mobilisasi dini (Nakita, 2006).
sekret yang berasal dari kavum uteri dan Sayur paku pada dasarnya mengandung zat
vagina yang disebut sebagai lochea. Lochea besi (Fe), kalsium, vitamin C, vitamin A,
merupakan ekskresi cairan Rahim selama potassium,mangan, dan omega 3.
masa nifas dan mempunyai reaksi Kandungan yang terkandung dalam sayur
bassa/alkalis yang dapat membuat paku ini dapat digunakan sebagai perawatan
organisme berkembang lebih cepat dari bagi wanita pasca melahirkan. Sedangkan
kondisi asam yang ada pada vagina normal. jagung sendiri merupakan salah satu
Lochea mempunyai bau yang amis (anyir) makanan pokok yang mengandung zat
meskipun tidak terlalu menyengat dan pembangun dan baik untuk tubuh.
volumenya berbeda-beda pada setiap wanita. Masyarakat di Ruteng, percaya bahwa
Lochea mengalami perubahan karena proses pemberian olahan sayur paku dan jagung
involusi. dapat membentu memperlancar pengeloaran
Pengeluaran lochea dapat dibagi lochea.
berdasarkan waktu dan warnanya yaitu. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Lochea terbagi menjadi tiga jenis yaitu : pengeluaran lochea diantaranya bekuan
Lochea rubra (cruenta) berwarna merah darah pada serviks, uterus tidak
karena berisi darah segar dan sisa-sisa berkontraksi, posisi ibu terlentang, robekan
selaput ketuban, set-set desidua, verniks jalan lahir, dan infeksi. Terjadinya
caseosa, lanugo, dan mekonium selama 2 perubahan pada pengeluaran lochea
hari pascapersalinan, Lochea sanguilenta
52
53 | Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 3, No 1, Mei 2014, hlm 51-56
dipengaruhi adanya proses involusi uterus pretest tidak dilakukan untuk menentukan
(Manuaba,1998). data awal. (Notoatmojo, 2012)
Jika infeksi terjadi, ibu mengalami gejala
demam tinggi dan lochea tidak keluar HASIL PENELITIAN
semestinya disertai bau busuk. Selain itu TFU Responden pada hari ke 5 masa nifas
Rahim bisa menjadi lembek dan tidak dapat dilihat pada tabel 1
berkontraksi sehingga bisa terjadi Tabel 1:
perdarahan. Meski infeksi ini jarang Distribusi frekwensi berdasarkan TFU
berakibat fatal, tapi bila terjadi komplikasi pada kelompok Intervensi
bisa menyebabkan kematian pada ibu nifas. Variabel Frekuensi Persentase
Berdasarkan uraian diatas didapatkan 3-4 Jari di 8 26.7%
permasalahan pengeluaran lochea yang tidak atas
sesuai dengan waktunya hal ini termasuk sympisis
dalam tanda bahaya masa nifas. Tapi Pertengah 21 70.0%
sebenarnya masih banyak ibu nifas yang an Pusat
mengalami masalah bahaya masa nifas, yang Sympisis
tidak diketahui atau terdeteksi oleh tenaga Setinggi 1 3.3%
kesehatan. Penyebab tidak diketahuinya Pusat
bahaya masa nifas yaitu kurangnya JUMLAH 30 100
pengetahuan ibu nifas. Dimana yang
mempengaruhi pengetahuan dari ibu nifas Berdasarkan tabel 1 diatas penurunan TFU
yaitu faktor yang mempengaruhi yang sangat baik ada 8 responden
pengetahuan (pendidikan, usia, pekerjaan, (26,7%),sebagian besar 21responden
informasi, pengalaman, lingkungan, sosial (70.0%),tetapi masih ada yang tidak baik
ekonomi, social budaya) dan juga konseling yaitu ada 1 responden (3,3%).
dari tenaga kesehatan selama kehamilan dan Lochea Responden pada hari ke 5 masa
setelah persalinan (Notoadmodjo, 2005). nifas dapat dilihat pada table
Tabel 2:
Metode Penelitian Distribusi frekuensi berdasarkan Lochea
Penelitian ini merupakan penelitian pada kelompok Intervensi
eksperimen semu (quasi experiment). Variabel Frekuensi Persentas
Disebut eksperimen semu karena e
eksperimen yang dilakukan belum/ tidak Alba 7 23.3%
memiliki ciri-ciri rancangan eksperimen Sanguinol 21 70.0%
yang sebenarnya. Dalam penelitian ini enta
metode yang digunakan adalah metode Rubra 2 6.7%
posttest dengan Kelompok Kontrol (Posttes JUMLAH 30 100
Only Control Group Design). Penelitian ini
peneliti mengukur pengaruh perlakuan Berdasarkan tabel 2 diatas pengeluaran
(intervensi) pada kelompok eksperimen lochea yang sangat baik ada 7 responden
dengan cara membandingkan kelompok (23,3%) tetapi masih ada yang tidak baik
tersebut dengan kelompok kontrol. yaitu ada 2 responden (6,7%).
Rancangan ini tidak memungkinkan peneliti TFU Responden pada hari ke 5 masa nifas
untuk menentukan sejauh mana atau kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 3.
seberapa besar perubahan itu terjadi, sebab
Tabel 3:
54 | Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 3, No 1, Mei 2014, hlm 51-56