Sei sulla pagina 1di 7

Ovozoa (Jurnal Reproduksi Hewan) Vol. 3, No.

2, Oktober 2014
274
ISSN: 2302-6464

ADDITION OF CATTLE SEMINAL PLASMA TO SPERM QUALITY GOAT


ON FREEZING PROCESS WITH TIME EQUILIBRATION DIFFERENT

PENAMBAHAN PLASMA SEMINALIS SAPI TERHADAP KUALITAS


SPERMATOZOA KAMBING PADA PROSES PEMBEKUAN DENGAN
WAKTU EKUILIBRASI YANG BERBEDA

Suherni Susilowati1), Trilas Sardjito2) dan Indah Norma Triana3)


1, 2, 3)
Departemen Reproduksi Veteriner
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga
Kampus C Unair, Jl. Mulyorejo Surabaya-60115
Telp.031-5992785, Fax.031-5993015
email: greatanesya@gmail.com

ABSTRACT

Equilibration is the time required for adjustment spermatozoa with diluent and glycerol.
Long equilibration can affect the quality of spermatozoa in the clotting process. In addition to
the current freezing of goat semen has not been satisfactory because as in goat seminal plasma
contained enzyme phospholipase A and lipase enzymes trigliserol can reduce the motility of
spermatozoa in milk diluents. The purpose of this study is to investigate the addition of seminal
plasma on spermatozoa cow goat centrifugation results in a dilution of milk with different
equilibration time in the freezing process. Cattle seminal plasma obtained from cows cement
shelter, then the plasma was separated and then used for processing. Cattle seminal plasma was
then added to the centrifugation results goat spermatozoa diluted with skim milk. This study
consisted of three groups: Control group P0 : Addition of seminal plasma in the cow goat
spermatozoa centrifugation results in dilution of skim milk with equilibration time of 1 hour,
Group P1: Addition of seminal plasma in the cow goat spermatozoa centrifugation results in
dilution of skim milk with equilibration time 2 hours. Group P2: the addition of seminal plasma
in the cow goat spermatozoa centrifugation results in dilution of skim milk with equilibration
time of 3 hours. Then examined motility, viability and plasma membrane integrity of
spermatozoa. The results showed that the addition of seminal plasma of cattle maintain motility,
viability and plasma membrane intact spermatozoa in diluents goat milk with different
equilibration times in the clotting process.
Key words: Seminal Plasma cow, goat spermatozoa, equilibration, motility, viability and intact
plasma membrane

Pendahuluan dapat mempengaruhi viabilitas, motilitas


Plasma seminalis dari semen terdiri da- dan integritas membran spermatozoa dalam
ri bermacam-macam komponen biokimia keadaan dingin (Beatriz et al, 2000). Pe-
yang spesifik yang mengatur fungsi sper- nambahan plasma seminalis pada proses
matozoa. Menurut Riadi (2004) komposisi pembekuan semen domba dapat memper-
utama plasma semen adalah air dan juga baiki motilitas, viabilitas dan integritas
beberapa substansi organik dan anorganik. akrosom (Blanco, et al 2008). Plasma se-
Plasma seminalis juga mengandung faktor minalis menambah persentase spermatozoa
dekapasitasi (DF) yang pada waktu ejaku- yang motil selama pendingingan, pembeku-
lasi melapisi permukaan spermatozoa. Fak- an dan thawing (Graham, 1994). Plasma
tor-faktor dekapasitasi tersebut akan mengi- seminalis mamalia mempunyai fungsi
kat permukaan spermatozoa mengaktifkan menghambat maupun merangsang fungsi
kalsium intraseluler-ATP ase untuk mem- spermatozoa. Komponen plasma seminalis
pertahankan konsentrasi kalsium intaseluler khususnya protein akan melapisi permuka-
tetap rendah (Baldi et al, 2000). Faktor an spermatozoa setelah ejakulasi pada wak-
yang terdapat didalam plasma seminalis tu melalui saluran reproduksi betina

274
275
Suherni Susilowati, dkk.

(Blanco et al, 2008). Perbaikan terhadap mengurangi konsentrasi elektrolit di dalam


membran plasma sel akan berpengaruh sel yang sifatnya merusak pada waktu pem-
positif terhadap proses-proses biokimia di bekuan dapat dihindari. Menurut penelitian
dalam sel dan pada akhirnya dapat mem- terakhir membuktikan bahwa yang penting
perbaiki kualitas spermatozoa yang lain se- bukan lamanya waktu ekuilibrasi tetapi
perti motilitas dan viabilitas spermatozoa. semen harus berada dalam pengencer suhu
Penelitian biomolekuler membuktikan bah- 50 C sekurang-kurannya 4 jam sebelum
wa dengan penambahan beberapa protein pembekuan untuk memberi kesempatan
saja dapat memperbaiki proses fertilisasi kerja antibiotika terhadap mikroorganisme
tetapi juga dapat mempertahankan kehi- yang mungkin ada dalam semen. Hal ini
dupan sel. dilakukan karena gliserol menghambat akti-
Sampai saat ini proses pembekuan vitas antibiotika terhadap mikroorganisme
semen kambing masih belum memuaskan, dan lamanya waktu ekuilibrasi dengan
hal ini disebabkan karena plasma seminalis gliserol sangat berbeda-beda antara satu
kambing mengandung egg-yolk coagulating jenis ternak denganyang lain (Hardijanto,
enzyme yang diduga adalah enzim fosfo- dkk; 2010). Oleh karena peneliti ingin
lipase A dari kelenjar bulbourethralis yang meneliti Penambahan Plasma Seminalis
dapat mengkoagulasi kuning telur dalam Sapi Terhadap Kualitas Spermatozoa Kam-
bahan pengencer (Evans and Maxwell, bing Pada Proses Pembekuan Dengan Wak-
1988). Selain itu dalam plasma semen tu Ekuilibrasi Yang Berbeda.
kambing juga terdapat trigliserol lipase
yang disekresikan oleh kelenjar bulboure- Materi dan Metode Penelitian
tralis dan bila berinteraksi dengan pengen- Sampel Semen Sapi
cer susu skim akan sangat responsif untuk Semen ditampung dari sapi pejantan
menekan daya tahan hidup spermatozoa Simental dengan menggunakan vagina bu-
kambing (Leboeuf et al. 2000). Membran atan yang dilengkapi dengan tabung gelas
plasma spermatozoa kambing juga rentan penampung berskala. Vagina buatan disiap-
terhadap cekaman dingin yang disebabkan kan dengan memasang kedua selubung dan
oleh rendahnya kadar kolesterol pada mem- alat penampung yang telah disterilkan,
bran plasma spermatozoa (Colas et al, sedangkan ruangan antara selubung luar
2012). Keutuhan membran plasma mutlak dan dalam diisi dengan air hangat yang
diperlukan untuk menjamin kelangsungan bersuhu 45o C dengan tujuan memberi suhu
hidup dan keberhasilan dalam membuahi terhadap selubung dalam sebesar 42-43oC
sel telur. Hal tersebut selain berfungsi me- dan sepertiga bagian depan selubung dalam
lindungi organel-organel sel dari kerusakan vagina buatan diolesi vaselin. Setelah vagi-
mekanik, membran plasma juga berperan na buatan selesai dipersiapkan, pejantan
sebagai filter yang berguna dalam pertukar- diberi rangsangan dengan betina pemancing
an zat-zat intraseluler dengan tetap memeli- kemudian dilakukan penampungan semen.
hara kadar ion di dalam dan di luar sel Segera setelah penampungan, semen diba-
(Nawang, 2005). wa kelaboratorium untuk dipisahkan dari
Banyak faktor yang mempengaruhi spermatozoa dan protein plasmanya diguna-
kualitas semen beku, salah satunya adalah kan untuk ditambahkan kedalam bahan pe-
faktor ekuilibrasi. Ekuilibrasi adalah waktu ngencer semen kambing.
yang diperlukan spermatozoa untuk penye-
suaian dengan bahan pengencer dan glise- Sampel Semen Kambing Kacang
rol. Lama ekuilibrasi dapat mempengaruhi Semen kambing ditampung dengan
kualitas spermatozoa pada proses pembeku- vagina buatan dan diperiksa secara makros-
an. Waktu ekuilibrasi yang terlalu lama ter- kopis dan mikroskopis. Pemeriksaan ma-
nyata mengakibatkan tuanya spermatozoa kroskopis meliputi volume, warna, bau,
sehingga daya membuahi lebih rendah sete- konsistensi dan pH serta pemeriksaan mi-
lah thawing. Begitu juga kadar gliserol kroskopis meliputi gerakan massa, gerakan
yang ditambahkan kedalam bahan pengen- individu, viabilitas, konsentrasi dan resis-
cer untuk proses pembekuan. Gliserol yang tensi test.
ditambahkan berperan untuk mendesak
keluar elektrolit-elektrolit, hingga dapat
276
Suherni Susilowati, dkk.

Pemisahan Protein Plasma Seminalis kemudian ditutup dengan gelas penutup dan
Sapi diamati berapa banyak spermatzoa yang
Setelah semen sapi diperiksa secara bergerak progresif (maju ke depan) dengan
mikroskopis dan makroskopis dengan sya- menggunakan mikroskop perbesaran 400
rat persentase motilitas dan viabilitas sper- kali. Motilitas spermatozoa ditentukan de-
matozoa sebesar 70% maka dilakukan ngan menghitung pergerakan spermatozoa
proses selanjutnya, semen disentrifus pada motil (bergerak maju) dan tidak motil
suhu 4oC dengan kecepatan 1800 rpm sampai sebanyak 100 spermatozoa. Moti-
selama 10 menit untuk memisahkan sper- litas spermatozoa dibagi menjadi 4 kriteria
matozoa dari plasma seminalis. Kemudian yaitu bergerak maju ke depan (Progresif),
plasma seminalis disonikasi pada suhu 4oC bergerak mundur, bergerak berputar atau
dengan cara satu menit disonikasi setengah ditempat dan tidak bergerak (Susilowati,
menit berhenti dilakukan sebanyak tiga kali dkk, 2010)
untuk fraksinasi protein. Supernatan diam-
bil dan disimpan dalam lemari es selama Viabilitas spermatozoa
satu malam. Setelah penyimpanan satu ma- Semen segar diteteskan pada gelas
lam supernatannya diambil untuk perlakuan obyek ditambahkan eosin negrosin dicam-
selanjutnya. pur sampai homogen dan dibuat preparat
ulas, dikeringkan diatas nyala api dengan
Pengenceran dan Proses Pembekuan cepat. Hasil ulasan diperiksa dengan mi-
Semen kroskop perbesaran 400 kali. Jumlah per-
Susu skim (10%) ditimbang sebanyak sentase spermatozoa yang mati dan hidup
10 gram kemudian ditambah air 100 ml dihitung dengan ulangan 3 kali dan tiap
kemudian dipanaskan 92-95o C dan selan- perhitungan dalam 100 sprmatozoa. Penilai-
jutnya didinginkan sapai suhu 20-27oC. an terhadap viabilitas spermatozoa adalah
Ditambah Penicillin 1.000 IU/ ml dan sebagai berikut: spermatozoa yang hidup
Streptomycin 1 mg/ ml. Bahan pengencer kepalanya terlihat transparan atau berwarna
yang telah ditambah antibiotika dibagi jernih. Spermatozoa yang mati membran
menjadi dua bagian yaitu pengencer A (50 plasmanya rusak, permeabilitas meningkat
ml) dan pengencer B (50 ml). Pengencer B akhirnya zat warna masuk ke dalam sel dan
ditambah dengan gliserol 10%. kepalanya nampak kemerahan. (Susilowati
Setelah bahan pengencer disiapkan ke- dkk, 2010)
mudian semen kambing yang ditampung
dengan syarat persentase motilitas dan via- Pengujian keutuhan membrane plasma
bilitasnya ≥ 70% maka ditambahkan protein spermatozoa dengan Hipoosmotic
plasma seminalis sapi dan bahan pengencer Swelling Test.
susu. Perlakuan Kontrol (P0), Perlakuan I Sebanyak 1 ml larutan hipoosmotic
dan Perlakuan II adalah bahan pengencer (7,35 gram Na Sitrat 2 H2O, 13,52 gram
(A) + semen kambing + protein plasma fruktosa dilarutkan dalam 1000 ml akuades)
seminalis sapi (1:1) Selanjutnya pengencer ditambah dengan 0,1 ml spermatozoa ke-
B dibagi 4 tahap dengan selang waktu 15 mudian diinkubasi pada suhu 37o C selama
menit dicampur dengan pengencer (A). 30 menit dan diamati dengan mikroskop
Dibiarkan pada suhu 5oC selama satu jam pembesaran 400 x. Spermatozoa dengan
untuk perlakuan kontrol, 2 jam untuk per- membran plasma utuh ditandai dengan ekor
lakuan I dan 3 jam untuk perlakuan III yang spermatozoa yang melingkar karena mem-
berfungsi untuk memberi kesempatan ter- bran plasma spermatozoa masih berfungsi
capainya waktu ekuilibrasi (diperiksa moti- dengan baik dalam penyerapan air pada
litas, viabilitas dan keutuhan membran lingkungan yang bersifat hipotonik. Sper-
plasma spermatozoa). matozoa yang membrannya rusak ditandai
dengan ekor yang lurus.
Metode pemeriksaan :
Motilitas spermatozoa Hasil dan Pembahasan
Sebanyak 10 µl suspensi semen ditam- Pada penelitian ini dibutuhkan semen
bah dengan 10 µl Na Cl fisiologis dihomo- segar sapi yang terlebih dahulu diperiksa
genkan dan diteteskan pada obyek glass secara makroskopis dan mikroskopis.
277
Suherni Susilowati, dkk.

Pemeriksaan makroskopis meliputi : volu- mempengaruhi daya tahan hidup sperma-


me, warna, bau, konsistensi dan derajat tozoa. Bila pH tinggi atau rendah akan
keasaman atau pH. Pemeriksaan mikros- menyebabkan spermatozoa tersebut mati.
kopis meliputi : gerakan massa, gerakan Derajat keasaman (pH) semen kemung-
individu, konsentrasi dan daya tahan hidup kinan dipengaruhi oleh konsentrasi asam
(viabilitas) spermatozoa. Dibawah ini laktat yang dihasilkan dalam proses akhir
tercantum hasil pemeriksaan semen segar metabolisme. Metabolisme spermatozoa da-
sapi secara makroskopis dan mikroskopis lam keadaan anaerobik akan menghasilkan
(Tabel 1). asam laktat yang tertimbun dan meningkat-
Volume semen pejantan yang dieja- kan atau menurunkan pH semen (Toelihere,
kulasikan antara jenis pejantan satu dengan 1985).
yang lain tidak sama. Pada umumnya vo- Hasil penelitian menunjukkan, bahwa
lume semen akan bertambah banyak sesuai semen yang ditampung dari kambing ka-
dengan umur, besar tubuh, perubahan cang berwarna putih kekuningan, bau khas,
keadaan, kesehatan organ reproduksi dan konsistensi kental, pH ± 7, volume 1,2 ±
frekuensi penampungan semen (Salisbury 0,5 ml, konsentrasi 3860 x 106, motilitas
and Van Demark, 1985). Warna, konsis- massa +++ (pergerakan spermatozoa mem-
tensi dan konsentrasi spermatozoa mempu- bentuk gelombang besar dan banyak), mo-
nyai hubungan erat satu sama lain. Semakin tilitas individu bergerak progresif (maju
encer suatu semen maka konsentrasi sper- kedepan), rerata viabilitas 93 ± 7,50% dan
matozoa akan rendah dan warna semen membran plasma utuh 87 ± 7,40%. Dari
semakin pucat. Sedangkan konsistensi se- hasil penelitian di atas dapat disimpulkan
men tergantung pada perbandingan sperma- bahwa kualitas semen tersebut memenuhi
tozoa dan plasma semen (Evans and Max- persyaratan untuk digunakan penelitian
well, 1987) Derajad keasaman (pH) sangat lebih lanjut.

Tabel 1. Hasil pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis semen segar Sapi Simental
Parameter Karakter
Volume 5,5 ml
Konsistensi Kental
Warna Putih susu
Bau Khas
pH 6,6
Gerakan massa +++
Gerakan individu Progresif (P)
Motilitas (%) 82 ± 3,45
Viabilitas (%) 88 ± 4,25
Konsentrasi 2,320x106 spz/ml

Tabel 2. Hasil pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis semen segar Kambing Kacang
sebelum dilakukan proses pembekuan
Parameter Karakter
Warna Putih kekuningan
Bau Khas
Konsistensi Kental
pH 7,00
Volume (ml) 1,2± 0,50
Konsentrasi (juta) sel spz/mm3 3860x106
Motilitas massa +++
Motilitas individu (%) Progresif (92 ± 7,45)
Viabilitas (%) 93 ± 7,50
Membran plasma utuh (MPU) (%) 87 ± 7,40
278
Suherni Susilowati, dkk.

Tabel 3. Hasil pemeriksaan motilitas (%) spermatozoa kambing dalam pengencer susu yang
ditambah dengan protein plasma semen sapi dengan waktu ekuilibrasi yang berbeda
pada proses pembekuan
Perlakuan Ekuilibrasi 1 jam Ekuilibrasi 2 jam Ekuilibrasi 3 jam
c c
Tanpa protein plasma 54 ± 1,7 45 ± 1,35 42 ± 2,45 c
semen sapi (P0)
1: 1 (P1) 70 ± 1,45 a 62 ± 1,45 a 60 ± 1,80 a

1 ; 2 (P2) 62 ± 1,50 b 49 ± 2,25 b 43 ± 2,40 b

Tabel 4. Hasil pemeriksaan viabilitas (%) spermatozoa kambing dalam pengencer susu yang
ditambah dengan protein plasma semen sapi dengan waktu ekuilibrasi yang berbeda
pada proses pembekuan
Perlakuan Ekuilibrasi 1 jam Ekuilibrasi 2 jam Ekuilibrasi 3 jam
Tanpa protein plasma 56 ± 1,65 c 48 ± 1,85 c 45 ± 2,15 c
semen sapi (P0)
1: 1 (P1) 72 ± 1,35 a 65 ± 1,35 a 65 ± 1,70 a
b b
1 ; 2 (P2) 65 ± 1,20 52 ± 2,25 45 ± 2,40 b

Tabel 5. Hasil pemeriksaan membran plasma utuh (%) spermatozoa kambing dalam pengencer
susu yang ditambah dengan protein plasma semen sapi dengan waktu ekuilibrasi yang
berbeda pada proses pembekuan
Perlakuan Ekuilibrasi 1 jam Ekuilibrasi 2 jam Ekuilibrasi 3 jam
Tanpa protein plasma 55 ± 1,45 c 49 ± 1,55 c 47 ± 2,25 c
semen sapi (P0)
1: 1 (P1) 73 ± 1,45 a 67 ± 1,50 a 65 ± 1,80 a
1 ; 2 (P2) 67 ± 1,55 b 55 ± 2,15 b 45 ± 2,30 b

Pada tabel 3, tabel 4 dan tabel 5, dapat membran plasma. Membran plasma selain
dilihat bahwa motilitas, viabilitas dan mem- berfungsi melindungi organel-organel sel
bran plasma utuh spermatozoa kambing dari kerusakan mekanik juga berperan pen-
dalam pengencer setelah penambahan pro- ting sebagai filter yang baik bagi pertukaran
tein plasma seminalis sapi dengan waktu zat-zat intra dan ekstraseluler yang diper-
ekuilibrasi yang berbeda tidak menunjuk- tahankan dalam proses metabolisme (Gar-
kan adanya perbedaan yang nyata tetapi ner and Hafez, 2000).Komponen membran
antar perlakuan dengan ekuilibrasi yang spermatozoa mempunyai fungsi yang sa-
berbeda menunjukkan perbedaan yang ngat unik dan spesifik seperti perlekatan
nyata (p < 0,05). spermatozoa dengan sel telur, transport
Motilitas spermatozoa merupakan ciri substrat dan metabolisme.Fungsi-fungsi ter-
utama dalam penilaian semen untuk insemi- sebut dilakukan oleh struktur yang secara
nasi buatan. Motilitas spermatozoa mem- morfologis terletak pada daerah-daerah ter-
bantu pengangkutan spermatozoa dari tem- tentu seperti membran pada bagian kepala
pat penyimpanannya menuju kelokasi terja- berfungsi untuk penembusan sel telur pada
dinya konsepsi (Overstreet dkk, 1980). Per- proses fertilisasi (Nolan and Hammersted,
sentase spermatozoa hidup merupakan 1997). Membran bagian luar akrosom ber-
salah satu indikator untuk melihat baik fungsi mengadakan kontak pertama dan
buruknya kualitas semen. Spermatozoa menjadi satu dengan oolema sel telur pada
dapat hidup karena sanggup mencerna be- proses fertilisasi, sedangkan membran pada
berapa zat yang ada di dalam cairan ase- bagian ekor mempunyai fungsi untuk men-
soris, cairan yang ada didalam alat kelamin dapatkan substrat untuk energi spermatozoa
betina dan yang ada didalam media pengen- dan menghantar gelombang gerakan (Dar-
cer (Hardijanto, dkk, 2010). nel et al, 1990).
Kelangsungan hidup spermatozoa mu- Proses ekuilibrasi sebaiknya dilakukan
tlak memerlukan adanya keutuhan selama minimum 4 jam pada pengencer
Suherni Susilowati, dkk. 279

tanpa gliserol karena gliserol mempunyai Curry MR, PF Watson, 1995. Sperm
pengaruh negatif terhadap antibiotika. Pada Structure and Function in Gamete the
waktu ekuilibrasi gliserol diberi kesem- Spermatozoa. Gambridge Reviews in
patan untuk memasuki kepala spermatozoa Human Reproduction. Ed.Gruzinskas
sebelum pembekuan. Gliserol yang masuk & JL Yovich, Cambridge University
ke dalam sel-sel spermatozoa akan meng- Press.
gantikan sebagian air bebas di dalam me-
Darnel, J; H. Lodish and D. Baltimore,
dium pengencer pada waktu pembekuan
1990. Molecular Cell Biology. Second
dapat dicegah, selain itu gliserol juga ber-
Edition. Sci.Am.Books. pp: 491-527.
peran untuk mendesak keluar elektrolit-
elektrolit dalam sel spermatozoa. Waktu Direktorat Jenderal Produksi Peternakan,
ekuilibrasi yang terlalu lama ternyata me- 2007. Petunjuk Teknis Produksi dan
ngakibatkan tuanya sel spermatozoa se- Distribusi Semen Beku. Departemen
hingga memiliki daya membuahi yang Pertanian. Jakarta.
kurang (Hardijanto, dkk, 2010). Garner and Hafez, E.S.E, 2000. Repro-
duction in Farm Animal. 7th Edition.
Kesimpulan Philadelphia. Baltimore. New York
Berdasarkan hasil penelitian dapat London.
disimpulkan bahwa persentase motilitas
yang progresif, viabilitas dan membran Gazali,M dan Tambing ,S.N. 2002. Cryo-
plasma utuh spermatozoa kambing setelah preservation of Sperm. Hayati. Vol
penambahan protein plasma semen sapi 9.No1. Hal 27-32.
dalam pengencer susu denagn waktu ekui- Graham, J.K and Philip,H.P. 2004. Effect
librasi yang berbeda pada proses pembe- of Adding Cholesterol to Bull Sperm
kuan tidak terdapat perbedaan. Membranes on Sperm Capacitation,
the Acrosom Reaction and Fertility.
Daftar Pustaka Biol Reprod 71:522-527.
Baldi,E., M. Luconi, L. Bonaccorsi,
C.Krausz and G Forti. 1996.Human Hardijanto, Sardjito T, Hernawati T, Susi-
Sperm Activation during Capacitation lowati S. Suprayogi TW, 2010. Penun-
and Acrosom Reaction: Role of tun Praktikum Inseminasi Buatan. Fa-
Calcium, Protein Phosphorylation and kultas kedokteran Hewan Universitas
Lipid Remodelling Pathways. Fron- Airlangga Surabaya.
tiers in Bioscience. : 189-205. Kasai, M. 1996. Simple and Efficient
Blanco,T.M, Rperez-Pe and JA Cebrian Methods for Vitrification of Mamma-
Perez. 2008. Seminal Plasma Protein lian Embryos. Animal Reproduction
and Sperm Resistence to Stress. Sciences. 42(1): 67-75.
Reprod Dom Anim 43(4).18-31. Leboeuf B, Restall B, Salamon S. 2000.
Beatriz,B.,R.Perez-Pe, M Gallego,A.Tato, Production and Storage of Goat Semen
J.Osada, T. Muino Blanco and J.A. for Artificial Insemination. Animal
Cebrian Perez. 2000. Seminal Plasma Reproduction Sci 62 :113-141.
Protein Revert the Cold Shock Lessard, C.,S. Parent, P. LEclerc, J.L.
Damage on Ram Sperm Membrane. Bailey and R. Sullivan, 2000. Cryopre-
Biology Reproduction. 63:1531-1537. servation Alters the Levels of the Bull
Colas,C,R Perez-Pe, A. Casao,M. Ollero, L. Sperm Surface Protein P25b. Journal
Calleja, M. Gallego, T. M.Blanco and Andrology.21:700-707.
J.A. cebrian-Perez. 2012. Remodelling Nawang,SS. 2005. Integritas Membran
of Lipid Rafts During In Vitro Spermatozoa Mencit Pada Pemberian
Capacitation and Acrosome Reaction Peroral Fasa Air Daun Justicia
of Ram Spermatozoa. Biochemistry Gendarusa Dengan Metode Hypoos-
and Analytical Biochemistry. 55-001 motic Swelling Test. Skripsi. Fakultas
Farmasi Universitas Airlangga
280
Suherni Susilowati, dkk.

Nolan, J.P and R.H. Hammersted, 1997. dan Pembekuan Embrio. Bogor. PAU
Regulation of membran Stability and IPB.
The Acrosom Reaction in Mammalian
Susilowati,S. 2007.Insulin Like Growth
Sperm.
Factor-I Complex Plasma Seminalis
Overstreet,J.W; C, carol; D.F.Katz; F.W, Kambing Meningkatkan Kualitas Sper-
Hanson, 1980. The Importance of matozoa hasil Sentrifugasi. Media Ke-
Seminal Plasma for Sperm Penetration dokteran Hewan. Vol 23.No 1.
of Human Cervical Mucus. J. Fertility
Toelihere, M.R, 1993. Inseminasi Buatan
and Sterility. Vol. 34. Pp. 569-571.
Pada Ternak. Angkasa Bandung.
Riadi, 2004. Perubahan Karakter Ejakulat
Triana ,I.N, Susilowati,T dan Yuliani,
dan Aktifitas Antioksidan Pada Masa
M.G.A, 2012. Insulin Like Growth
Reproduksi Kambing Kacang dan
Factor –I Complex sebagai Alternatif
Kambing Peranakan Ettawa. Disertasi.
Antioksidan pada Media Pendewasaan
Program Pascasarjana. Unair. 18-25.
Spermatozoa Kambing. Veterinaria
Santoso,S dan Fandy, T, 2001. Riset Medika. Vol 5. No3.
Pemasaran, Konsep dan Aplikasi
Yanaghimachi.1994. Mammalian Fertiliza-
dengan SPSS. PT Gramedia . Jakarta.
tion. In Physiology of Reproduction. E
Salisbury, G.W and N.L VanDemark, 1985. Knobil, J.Neil, LL GS. Greenwald,
Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi C.L. Market,DW. Plaff.Raven Pers
Buatan Pada Sapi. Terjemahan R. Ltd. New York.
Djanuar. Gadjah Mada University
World Health Organization, 2010. WHO
Press. Yogyakarta.
Laboratory Manual for the Examina-
Supriatna,I dan Pasaribu, FH. 1992. In tion and Processing of Human Semen
Vitro Fertilization. Transfer Embrio Fifth Edition.

Potrebbero piacerti anche