Sei sulla pagina 1di 10

ANALISIS PEMANFAATAN JAMBAN UMUM DI DESA

LUBUK SABAN KECAMATAN PANTAI CERMIN


TAHUN 2018

Masyhuril Amin Ali1, Indra Chahaya2


1
Mahasiswa Departemen Kesehatan Lingkungan FKM USU
2
Staf Pengajar Departemen Kesehatan Lingkungan FKM USU
Jl. Universitas No. 21 Kampus USU Medan, 20155
email: mamin701@gmail.com

ABSTRACT

The issue of healthy family latrine ownership in Lubuk Saban village shows that the level
of public awareness about health is still very lacking. Many occur in rural communities, because
half of the rural population does not have family latrines. The problem of the availability of
family latrines is still occurring in Lubuk Saban Village, people prefer to use public latrines or
defecation in rivers or in houses. This shows a lack of public awareness of the quality of health
they have. People in Lubuk Saban village Pantai Cermin sub-district, Serdang Bedagai Regency,
found 30 houses that did not have latrines from 100 houses in this village. Formulation of the
problem in this study, to answer questions, how is the use of public latrines in Lubuk Saban
village Pantai Cermin District. The purpose of this study was to analyze the use of public
latrines in Lubuk Saban village. This research is a descriptive study with a quantitative
approach. The population in this study were all family heads who did not have latrines in Lubuk
Saban village, which numbered 30 families. While the research sample, this is the entire
population that is 30 heads (total sampling). The method of data collection in this study uses,
questionnaires, interviews, observation, and documentation. The method of data analysis uses
univariate analysis, which is a descriptive analysis using a frequency distribution table. The
frequency table contains data on employment, education, monthly income, knowledge, attitudes
and utilization of public latrines.The results of the study are known as follows: The majority of
the people have jobs as fishermen, the level of education they have is in the low category because
they only finish elementary and junior high school. The public’s knowledge of public latrines is
in good category, because there are 27 people (90.0%) have good categories of knowledge,
community attitudes about public latrines in good categories, because there are 28 people
(93.3%), utilization of public latrines in the category good, because there are 23 people (76.7%).
From the results of study it can be concluded that the knowledge,attitudes and utilization of
public latrines in Lubuk Saban village are in a good category.

Keywords : Latrine, Knowledge, Attitude

1
PENDAHULUAN buang air besar di area terbuka, yaitu India
Derajat kesehatan dipengaruhi oleh (58%), Indonesia (12,9%), China (4,5%),
banyak faktor yaitu: lingkungan, perilaku, Ethiopia (4,4%), Pakistan (4,3%), Nigeria
pelayanan kesehatan dan keturunan. Faktor (3%), Sudan (1,5%), Nepal (1,3%), Brazil
lingkungan dan perilaku sangat (1,2%).
mempengaruhi derajat kesehatan. Termasuk Menurut profil kesehatan RI (2012)
lingkungan yaitu keadaan pemukiman/ persentase rumah tangga dengan 2 sanitasi
perumahan, tempat kerja, sekolah dan layak mulai dari akses air bersih, jamban
tempat umum, air dan udara bersih, sehat hingga rumah sehat yaitu 71,66%
teknologi, pendidikan, sosial dan ekonomi. untuk perkotaan dan 41,25% untuk
Sedangkan perilaku tergambar dalam pedesaan.
kebiasaan sehari-hari seperti pola makan, Hasil Riskesdas 2013 tentang
kebersihan perorangan, gaya hidup dan proporsi rumah tangga berdasarkan
perilaku terhadap upaya kesehatan (Depkes penggunaan fasilitas buang air besar. Rerata
RI, 2009). nasional perilaku buang air besar di jamban
Adanya kebutuhan fisiologis adalah (82,6%). Lima Provinsi dengan
manusia seperti memiliki rumah yang persentase tertinggi rumah tangga yang
mencakup kepemilikan jamban sebagai berperilaku benar dalam buang air besar
bagian dari kebutuhan setiap anggota diantaranya DKI Jakarta (98,9%), DI
keluarga. Kepemilikan jamban bagi keluarga Yogyakarta (94,2%), Kepulauan Riau
merupakan salah satu indikator rumah sehat (93,7%), Kalimantan Timur (93,7%) dan
selain pintu ventilasi, jendela, air bersih, Bali (91,1%). Sedangkan lima provinsi
tempat pembuangan sampah, saluran air terendah diantaranya Sumatera Barat
limbah, ruang tidur, ruang tamu dan dapur. (29,0%), Papua (29,5%), Kalimantan
Jamban sehat berfungsi untuk membuang Selatan (32,3%), Sumatera Utara (32,9%)
kotoran manusia, ada berbagai macam dan Aceh (33,6%). Jawa tengah menduduki
bentuk seperti leher angsa, cubluk dan urutan ke 15 dengan penduduk berperilaku
sebagainya. Dalam kaitannya dengan sarana buang air besar di jamban yakni 82,7% dari
pembuangan air besar, hubungannya yang beberapa provinsi yang ada di Indonesia
paling mendasar dengan kualitas lingkungan (Kemenkes, 2014).
yakni fasilitas dan jenis penampungan tinja Menurut data Badan Pusat Statistik
yang digunakan. Masalah kondisi (BPS) Provini Sumatera Utara Tahun
lingkungan tempat 2 pembuangan kotoran 2015, persentase rumah tangga yang
manusia tidak terlepas dari aspek memiliki akses sendiri fasilitas tempat
kepemilikan terhadap sarana yang buang air besar sebanyak 81,08%,
digunakan terutama dikaitkan dengan persentase rumah tangga yang memiliki
pemeliharaan dan kebersihan sarana. akses bersama tempat buang air besar
Berdasarkan data dari World Health sebanyak 5,98%, persentase rumah tangga
Organization (WHO) pada tahun 2013 yang memiliki akses komunal fasilitas
diperkirakan sebesar 1,1 milyar orang atau buang air besar sebanyak 0,20%, persentase
17% penduduk dunia masih Buang Air rumah tangga yang memiliki akses umum
Besar (BAB) di area terbuka, dari data fasilitas buang air besar sebanyak
tersebut sebesar 81% penduduk yang Buang 2,48%, dan persentase rumah tangga yang
Air Besar Sembarangan (BABS) terdapat di tidak memiliki akses terhadap fasilitas
10 negara dan Indonesia sebagai negara buang air besar sebanyak 10,25%.
kedua terbanyak ditemukan masyarakat

2
Berdasarkan Riskesdas Sumatera PERUMUSAN MASALAH
Utara (2016) proporsi rumah tangga yang Berdasarkan latar belakang
memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi permasalahan diatas, maka dirumuskan
berdasarkan kriteria JMP WHO – Unicef di masalah penelitian dalam bentuk pertanyaan
pedesaan sebanyak 48,9% tidak memiliki Bagaimana Pemanfaatan Jamban Umum di
fasilitas, sarana jamban cemplung, desa Lubuk Saban Kecamatan Pantai
pembuangan akhir tinja di tangki septik. Cermin?
Indeks kepemilikan akses terhadap fasilitas
sanitasi kelas menengah kebawah sebanyak TUJUAN PENELITIAN
66,8%, dan menengah sebanyak 23,4 %, Tujuan Umum
sedangkan berdasarkan data Serdang Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
Bedagai fasilitas sanitasi yang layak Pantai menganalisis Pemanfaatan Jamban Umum di
Cermin hanya (49,9%). Desa Lubuk Saban Kecamatan Pantai
Berdasarkan hasil observasi yang Cermin Tahun 2018.
dilakukan di Desa Lubuk Saban Kecamatan
Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Tujuan Khusus
ditemukan 30 rumah yang tidak memiliki 1. Untuk mengetahui gambaran
jamban dari 100 rumah didaerah tersebut. Karakteristik individu dalam
Hasil wawancara dengan penjaga jamban Pemanfaatan Jamban Umum di Desa
umum, hanya 13KK yang menggunakan Lubuk Saban Kecamatan Pantai Cermin.
jamban umum selebihnya mereka 2. Untuk mengetahui Pengetahuan
menggunakan saluran irigasi dan sungai. Masyarakat dalam Pemanfaatan Jamban
Mereka yang tidak memiliki jamban Umum di Desa Lubuk Saban Kecamatan
dikarenakan ekonomi yang masih kurang Pantai Cermin.
sehingga tidak merasa jamban merupakan 3. Untuk mengetahui Sikap Masyarakat
suatu kebutuhan. dalam Pemanfaatan Jamban Umum di
Jamban umum pada lingkungan Desa Lubuk Saban Kecamatan Pantai
tersebut sudah memenuhi syarat jamban Cermin.
sehat seperti: ventilasi yang cukup, luas 4. Untuk mengetahui Pemanfaatan Jamban
ruang memadai, tersedianya air dan alat Umum di Desa Lubuk Saban Kecamatan
pembersih, dilengkapi dinding dan atap Pantai Cermin..
pelindung. Namun, jamban tersebut tidak
dipelihara dengan baik tidak dari 2 jamban MANFAAT PENELITIAN
tersebut 1 diantaranya pintunya rusak, 1. Bagi Pemerintah
terdapat genangan air dan tidak tersedianya Sebagai bahan masukan dalam
sabun. penyusunan perencanaan program
Salah satu upaya dilakukan oleh kesehatan, evaluasi program dan upaya
pemerintah setempat untuk mengatasi peningkatan program kesehatan,
masalah buang air besar sembarangan khususnya dalam kegiatan penyuluhan
dengan cara arisan jamban. Namun, kepada masyarakat yang belum memiliki
sebagian masyarakat yang mengikuti arisan jamban untuk meningkatkan pengetahuan
jamban dikarenakan masalah faktor ekonomi dan kesadaran untuk memanfaatkan
yang kurang. Maka solusi lain yang jamban umum.
dilakukan untuk mengatasi permasalahan 2. Bagi Peneliti
BABS adalah dengan cara membuat jamban Bagi peneliti adalah untuk menambah
umum. wawasan dan pengalaman serta

3
menerapkan ilmu yang telah didapat Tabel 1
selama perkuliahan. Distribusi Responden Berdasarkan
3. Bagi Mahasiswa Pekerjaan, Pendidikan, Pendapatan dalam
Sebagai bahan untuk penelitian lebih Perbulan
lanjut. Karakteristik Responden n %
SMA - -
PERGURUAN TINGGI - -
METODE PENELITIAN Total 30 100,0
Jenis penelitian ini adalah deskriptif Pendapatan
dengan metode kuantitatif. Penelitian ini < Rp. 500.000,- 2 6,7
dilakukan di desa Lubuk Saban Kecamatan Rp. 500.000 - Rp. 1000.000,- 11 36,7
Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. Rp. 1000.000 - Rp. 5000.000,- 17 56,7
> Rp. 5.000.000,- - -
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
Total 30 100,0
kepala keluarga yang tidak mempunyai
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan
jamban di desa Lubuk Saban yang
bahwa Pekerjaan yang paling banyak adalah
berjumlah 30 kepala keluarga.Sampel dalam
Nelayan berjumlah 14 orang (46,7%) dan
penelitian ini adalah 30 kepala keluarga
paling sedikit IRT/Tidak Bekerja berjumlah
yang tidak memiliki jamban (total
3 orang (10,0%). berdasarkan tabel 1 juga
sampling). Metode pengumpulan data
menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat
diperoleh melalui data primer dan data
pendidikan terakhir responden adalah SD
sekunder. Data primer diperoleh dengan cara
yaitu 27 orang (90,0%) dan paling sedikit
observasi dan wawancara, sedangkan data
adalah SMP yaitu 3 orang (10,0%). Tabel
sekunder diperoleh dari Profil Kesehatan
tersebut juga menunjukkan bahwa sebagian
Puskesmas Pantai Cermin. Teknik analisis
besar tingkat pendapatan terakhir responden
data yang digunakan adalah dengan
adalah Rp.1000.000 – Rp.5000.000 yaitu 17
membuat tabulasi data pemanfaatan jamban
orang (56,7%) dan paling sedikit adalah
umum di desa Lubuk Saban Kecamatan
Rp.500.000 – Rp.1000.000 yaitu 11 orang
Pantai Cermin.
(36,7%).
Tabel 2
HASIL PENELITIAN Frekuensi Hasil Kuesioner Pengetahuan
Karakteristik Responden
Responden Tentang Jamban Umum
Tabel 1 Kuesioner Benar Salah
Distribusi Responden Berdasarkan n % n %
Pekerjaan, Pendidikan, Pendapatan dalam Pengertian jamban 28 93,3 2 6,7
Manfaat jamban 27 90,0 3 10,0
Perbulan Syarat pembuatan jamban
Karakteristik Responden n % 25 83,3 5 16,7
yang sehat
Pekerjaan Perawatan jamban yang
27 90,0 3 10,0
PNS - - benar
TNI/POLRI - - Jamban yang paling banyak
27 90,0 3 10,0
PETANI 5 16,7 dipakai
PEDAGANG 5 16,7 Bahaya, jika bab tidak di
26 86,7 4 13,3
jamban
WIRASWASTA 3 10,0
Ciri-ciri jamban umum
NELAYAN 14 46,7 yang sehat
24 80,0 6 20,0
IRT/TIDAK BEKERJA 3 10,0 Alat pembersih dijamban
Total 30 100,0 29 96,7 1 3,3
umum
Pendidikan Kegiatan keluarga untuk
TIDAK SEKOLAH - - menjaga jamban umum 26 86,7 4 13,3
SD 27 90,0 tetap sehat dan bersih
SMP 3 10,0 Membersihkan jamban
28 93,3 2 6,7
dengan alat pembersih
Bersambung

4
Dari tabel 2 pengetahuan responden Tabel 4
tentang jamban umum dapat diketahui Frekuensi Berdasarkan Hasil Kuesioner
bahwa responden paling banyak menjawab Pemanfaatan Jamban Umum
benar yaitu tentang alat pembersih dijamban Kuesioner
Benar Salah
umum (96,7%), pengertian jamban dan n % n %
membersihkan jamban dengan alat Partisipasi anggota
keluarga menggunakan 25 83,3 5 16,7
pembersih (93,3%). Kemudian responden jamban umum
yang paling banyak menjawab salah yaitu Upaya yang dilakukan
ciri-ciri jamban umum yang sehat (20,0%). agar jamban umum tetap 23 76,7 7 23,3
Tabel 3 bersih
Frekuensi Hasil Kuesioner Sikap Responden Alasan memanfaatkan
30 100 0 0
jamban umum
Tentang Jamban Umum Yang berpartisipasi
Kurang Tidak
Kuesioner
Setuju
Setuju Setuju
dalam keluarga
25 83,3 5 16,7
n % n % n % menggunakan jamban
Membuang kotoran di umum
29 96,7 1 3,3 0 0
jamban Balita buang air besar di
Jarak jamban 10 meter
28 93,3 2 6,7 0 0 jamban umum atau 26 86,7 4 13,3
dari sumber air
Buang air besar tempat lain
disembarang tempat 28 93,3 2 6,7 0 0 Upaya agar tiap anggota
merugikan kesehatan keluarga membersihkan 19 63,3 11 36,7
Jamban perlu disiram
jamban umum
dan dibersihkan selesai 29 96,7 1 3,3 0 0
buang air besar Jika malam hari tersesak
Semua anggota keluarga buang air besar, tetap
berpartisipasi 28 93,3 2 6,7 0 0 19 63,3 11 36,7
pergi kejamban umum
menggunakan jamban
atau tempat lain
Orang tua berkewajiban
memberitahu anggota Jika pagi hari
keluarga 28 93,3 2 6,7 0 0 kebanyakan masyarakat
membuang air besar di mempergunakan jamban
jamban 23 76,7 7 23,3
umum, padahal sudah
Air bersih harus tetap
30 100 0 0 0 0 tersesak untuk untuk
tersedia di jamban umum
Penerangan dan ventilasi buang air besar
yang cukup harus tetap 28 93,3 2 6,7 0 0 Jarak rumah dengan
tersedia di jamban umum 22 73,3 8 26,7
lokasi jamban umum
Sabun untuk mencuci
tangan harus Keperdulian masyarakat
28 93,3 2 6,7 0 0
tetap tersedia di jamban untuk menjaga
umum 21 70,0 9 30,0
kebersihan jamban
Bila ada kerusakan di
umum
jamban umum,
28 93,3 2 6,7 0 0
masyarakat harus segera Berdasarkan tabel 4 pemanfaatan
memperbakinya
jamban responden tentang jamban umum
Dari tabel 3 sikap responden tentang dapat diketahui bahwa seluruh responden
jamban umum menunjukkan bahwa seluruh memiliki pemanfaatan jamban yang benar
responden setuju dengan air bersih harus dalam partisipasi anggota keluarga
tetap tersedia di jamban umum (100%), menggunakan jamban umum (83,3),dan
membuang kotoran dijamban dan jamban memberitahu kepada anak-anak cara
perlu disiram dan dibersihkan selesai buang membersihkan jamban yang benar. Dan
air besar (96,7%). Pada umumnya responden menyiram jamban setelah selesai
kurang setuju bila ada kerusakan di jamban menggunakan (98,1%).
umum, masyarakat harus segera
memperbakinya dan sabun untuk mencuci
tangan harus tetap tersedia di jamban umum
(6,7%).

5
Tabel 5 disungai, apa dipakai orang barulah
Hasil Wawancara Tentang Pemanfaatan alasannya? mereka BAB di sungai
- Sudah terbiasa BAB di
Jamban Umum. sungai semenjak kecil
Pertanyaan Jawaban Mengapa bapak/ibu - Karena dekat dengan
Apakah bapak/ibu Tidak memiliki lebih senang rumah
memiliki jamban? mempergunakan - Di rumah tidak ada
Menurut bapak/ibu, 2 (dua) jamban umum jamban umum jamban keluarga
berapa jumlah untuk BAB?
jamban umum yang Menurut bapak/ibu, - Menimbulkan bau
tersedia di desa ini? apa resikonya jika - Malu jika dilihat orang
Jika bapak/ibu tidak - Tidak ada uang untuk masyarakat buang - Jorok dan menganggu
memiliki jamban, membuat jamban air besar orang lain yang akan
apa alasannya? - Lokasi rumah sempit disembarang melintas
sehingga tidak tempat?
memungkinkan untuk Menurut bapak/ibu, - Perduli
membuat jamban apakah pemerintah - Sekali-kali aja mereka
Dimana bapak ibu - Di jamban umum, karena setempat peduli datang memberikan
BAB? di rumah tidak memiliki memberikan penyuluhan
jamban keluarga di penyuluhan kepada
sebabkan karena masyarakat tentang
ketiadaan dana dan pemanfaatan
kondisi lahan rumah yang jamban umum?
sempit sehingga tidak Jika ada jamban - Ada masyakarat yang
memungkinkan untuk umum yang rusak, mau berpartisipasi
membuat jamban sehat. apakah masyarakat memperbaiki jamban
Dari hasil wawancara ada mau berpartisipasi umum
25 orang responden yang dalam hal tenaga - Ada juga masyarakat
selalu BAB di jamban dan dana untuk yang kurang perduli
umum. memperbaikinya? dalam memperbaiki
- Di sungai, karena dekat jamban umum yang rusak
dengan rumah. Dari hasil seperti pintunya saat ini
wawancara ada 3 orang rusak
responden yang selalu Menurut bapak/ibu, - Saat ini masih layak
BAB di sungai apakah jamban dipakai
- Di pekarangan belakang umum tersedia saat - Untuk 2 tahun kedepan
rumah, itupun jika ini masih layak masih layak dipakai asal
tersesak pada malam hari. dipergunakan? sama-sama mau
Dari hasil wawancara ada menjaganya
2 orang responden yang
selalu BAB di belakang Menurut bapak/ibu, Mayoritas masyarakat di
rumah bagaimana desa Lubuk saban selalu
Kapan bapak/ibu - Pagi hari kesadaran memanfaatkan jamban
mempergunakan - Setiap kali buang air masyarakat desa ini umum, karena mereka
jamban umum? besar selalu dijamban dalam pemanfaatan tidak memiliki jamban
umum jamban umum? keluarga di rumahnya
Berapa jarak rumah - Kurang dari 50 meter Menurut bapak/ibu, - Membudayakan perilaku
bapak/ibu dengan - 60 meter apa saja yang hidup sehat
lokasi jamban - Lebih dari 100 meter dilakukan - Menugasi anggota
umum?. masyarakat dalam keluarga secara
Menurut bapak/ibu, Masih ada masyarakat yang menjaga kebersihan bergantian membersihkan
apakah masih ada membuang kotoran di jamban umum? jamban umum
masyarakat yang sungai alasannya :
membuang kotoran - Lebih praktis BAB di
di sungai, jika harus sungai
membuang kotoran - Jika jamban umum sudah

6
PEMBAHASAN pendidikan sekolah wajib di terima oleh
Karakteristik Responden seluruh masyarakat Indonesia, karena
Berdasarkan hasil kuesioner dan dengan mengenyam pendidikan dapat
wawancara terhadap responden di Desa mengikuti arus global dan dapat mengejar
Lubuk Saban di ketahui karakteristik ketertinggalan dari bangsa lain.
berdasarkan pekerjaan, pendidikan, Pendapatan. Pendapatan responden
pendapatan. dalam penelitian ini dikelompokkan dalam 3
Pekerjaan. Berdasarkan hasil kategori, yaitu kurang dari Rp. 500.000,-
penelitian pekerjaan responden di sebanyak 7%, Rp.5.00.000,- Rp.1.000.000,-
kategorikan menjadi 5 kategori, yaitu petani sebanyak 37%, dan Rp 1.000.000 –
sebanyak 17%, pedagang sebanyak 17%, Rp.5000.000,- sebanyak 56%. Hasil
wiraswasta sebanyak 10%, nelayan penelitian menggambarkan bahwa tingkat
sebanyak 46% dan IRT sebanyak 10%. Dari pendapatan masyarakat sangat di atas UMK
tabel 4.2 dapat diketahui bahwa tingkat (Upah Minimum Kabupaten/Kota) Sumatera
pendapatan ada 17 responden (56%) dapat Utara pada tahun 2018 yaitu Rp 2.132.188.
dikategorikan tinggi karena memiliki Hasil penelitian menunjukkan pada
penghasilan di atas Rp. 2000.000 dalam umumnya sebanyak 72.5% memiliki
perbulan. Penelitian ini sejalan penelitian penghasilan diatas UMK. Menurut teori
yang dilaksanakan Amrah (2016) Maslow (1943) yang dikutip oleh Malayu
menjelaskan bahwa Faktor yang (2002), jika seseorang yang ingin memiliki
mempengaruhi pendapatan nelayan meliputi kebutuhan rasa aman dan kenyamanan
faktor sosial dan ekonomi yang terdiri dari makan akan melakukan berbagai upaya
modal, jumlah perahu, pengalaman melaut, untuk mencapainya, salah satu faktornya
jarak tempuh melaut, jumlah tenaga kerja. adalah kecukupan penghasilan, dan ini
Dengan demikian pendapatan nelayan hanya diperoleh jika mempunyai suatu
berdasarkan besar kecilnya volume pekerjaan yang layak.
tangkapan, masih terdapat beberapa faktor Pengetahuan. Berdasarkan hasil
yang lainnya yang ikut menentukan penelitian ditemukan bahwa pengetahuan
keberhasilan nelayan yaitu faktor sosial dan responden tentang pemanfaatan jamban di
ekonomi selain tersebut di atas. desa Lubuk Saban ditinjau dari hasil
Pendidikan. Berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara dengan beberapa
penelitian bahwa pendidikan responden di orang responden di lokasi penelitian,
Desa Lubuk Saban tinjau dari pendidikan diketahui bahwa responden memiliki
formal, diketahui mayoritas responden pengetahuan yang baik tentang pemanfaatan
berpendidikan rendah yaitu SD sebanyak jamban. Penelitian ini sejalan dengan hasil
90%, SMP sebanyak 10%. Dari data tersebut penelitian yang dilakukan oleh Syafruddin
dapat disimpulkan bahwa pendidikan (2000) mengemukakan bahwa masyarakat
responden dalam kategori rendah karena secara umum sudah mengetahui pengertian
hanya tamat SD dan SMP. Tetapi dalam dan manfaat jamban keluarga, dan mengerti
kondisi dilapangan masyarakat yang tentang persyaratan jamban menurut aturan
memiliki pendidikan rendah hingga tinggi kesehatan sehingga tidak membuang
cenderung mengetahui tentang pentingnya kotoran di sembarang tempat.
kesehatan lingkungan rumah terutama Sikap Responden. Responden dalam
tentang jamban. Penelitian ini sejalan penelitian ini memiliki sikap yang baik
dengan penelitian yang dilakukan Haris tentang jamban umum, tetapi sikap yang
(2002) menjelaskan bahwa Saat ini baik di penelitian ini ternyata tidak begitu

7
mempengaruhi tindakan seluruh masyarakat Upaya sanitasi berdasarkan
di desa Lubuk Saban untuk ikut dan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 3
memanfaatkan jamban umum. Penelitian ini Tahun 2014 yang disebut Sanitasi Total
sejalan dengan pendapat Notoatmojo, Berbasis Masyarakat (STBM) yaitu meliputi
(2005), menjelaskan, bahwa sikap Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS),
“Merupakan reaksi atau respons sesorang Cuci Tangan Pakai Sabun, Pengelolaan Air
yang masih tertutup terhadap suatu stimulus Minum dan Makanan Rumah Tangga,
atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat Pengamanan Sampah Rumah Tangga, dan
langsung dilihat, tetapi hanya dapat Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga.
ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku Pada tahun 2015 jumlah desa STBM
yang tertutup. Sikap secara nyata mencapai 26.417 desa/kelurahan, mencapai
menunjukkan konotasi adanya kesesuaian target Renstra Kementerian Kesehatan tahun
reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam 2015 yang sebanyak 25.000 desa/kelurahan
kehidupan sehari-hari merupakan reaksi di provinsi Sumatera Utara desa/kelurahan
yang bersifat emosional terhadap stimulus yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis
sosial. Sikap belum merupakan suatu Masyarakat sebanyak 8,49 (Kemenkes RI
tindakan atau aktivitas, akan tetapi 2016).
merupakan “pre-disposisi” tindakan atau Pendekatan STBM telah
perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi dilaksanakan di wilayah kerja Dinas
tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai dan
tingkah laku yang terbuka”. sebagai bentuk dukungan Pemerintah
Pemanfaatan Jamban Umum. Daerah Kabupaten Serdang Bedagai
Mayoritas responden penelitian tidak terhadap Program STBM terutama Pilar 1
memiliki jamban pribadi.Di lokasi yaitu Stop Buang Air Besar Sembarangan.
penelitian, masih terdapat rumah yang Menurut Pedoman Pelaksanaan
belum memenuhi ciri rumah sehat karena STBM tahun 2011, indikator pencapaian
tidak tersedia jamban.Masyarakat yang tidak Stop Buang Air Besar Sembarangan terkait
memiliki jamban pribadi menggunakan jumlah dan persentase penduduk tidak
sarana jamban umum (MCK) atau Buang Air Besar Sembarangan dengan
menumpang ke saudara dan tetangga untuk indikator keberhasilan 100% (Kemenkes,
BAB. 2011). Dari hasil penelitian berdasarkan
Penelitian ini sejalan dengan hasil tabel 4 diketahui bahwa pelaksanaan STBM
Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) di desa Lubuk Saban belum berhasil karena
tahun 2008 oleh BPS, persentase rumah belum terimplementasinya kepemilikan
tangga yang memiliki sendiri fasilitas jamban di seluruh desa. Hal ini disebabkan
tempat buang air besar sebesar 61,68 %, masih adanya warga yang tidak mau
rumah tangga yang memiliki bersama 13,38 menerima perubahan, sudah merasa nyaman
%, umum sebesar 3,79 % dan tidak ada dengan kebiasaan yang dilakukan selama ini
sebesar 21,14 %. Persentase rumah tangga seperti BAB di sungai, ladang dan adanya
yang memiliki sendiri fasilitas tempat buang masyarakat yang masih mengharapkan
air besar di perkotaan dan pedesaan bantuan dalam pembangunan jamban
menunjukkan adanya perbedaan yang keluarga, yang sebagian besar adalah
signifikan. Persentase di perkotaan sebesar masyarakat yang memiliki ekonomi
sebesar 71,92 %, sedangkan di pedesaan menengah kebawah. Dari hasil wawancara
sebesar 52,00 %. yang tertera pada tabel 5 dapat diketahui
bahwa mayoritas responden di desa Lubuk

8
Saban tidak memiliki jamban keluarga, dan sangat menggangu estetika
alasan responden tidak memiliki jamban disamping itu tinja yang dibuang
keluarga adalah tidak ada uang untuk sembarangan di sungai dapat membuat
membuat jamban, sedangkan ada juga perkembangbiakan vector serta
responden yang memberi alasan tidak menimbulkan berbagai penyakit seperti
memiliki jamban keluarga disebabkan Thypusabdominalis, patrathypus,
karena lokasi rumah sempit sehingga tidak cholera, dysentri, hepatitis A,
memungkinkan untuk membuat jamban. poliomyelitis dan berbagai parasit usus.
Dari hasil wawancara tersebut juga 2. Disarankan kepada petugas kesehatan
diketahui masih ada masyarakat yang dan aparat desa untuk menggalakkan
membuang kotoran di sungai alasannya, program STBM di desa Lubuk Saban,
lebih praktis BAB di sungai. baik melalui penyuluhan maupun
pemasangan spanduk tentang bahaya
Kesimpulan dan Saran BABS, sehingga diharapkan akan terjadi
Berdasarkan hasil penelitian tentang perubahan kebiasaan buang air besar
analisis pemanfaatan jamban umum di desa disungai atau di pekarangan belakang
Lubuk Saban Kecamatan Pantai Cermin rumah.
Tahun 2018, maka penulis dapat mengambil 3. Diharapkan kepada masyarakat untuk
kesimpulan sebagai berikut: lebih perduli dalam menjaga sarana dan
1. Gambaran karakteristik responden dalam prasarana jamban umum demi
penelitian ini, mayoritas memiliki kepentingan bersama.
pekerjaan sebagai nelayan, sedangkan
tingkat pendidikan yang dimiliki dalam Daftar Pustaka
kategori rendah karena hanya tamat SD Amrah, A. (2016). Pemberdayaan
dan SMP. perempuan pada komunitas nelayan
2. Pengetahuan masyarakat tentang jamban di Desa Binasi Kabupaten Tapanuli
umum dalam katagori baik, karena ada 27 Tengah (Skripsi). Fakultas Ilmu
orang (90,0%) memiliki pengetahuan Pendidikan, Universitas Negeri
dengan kategori baik. Medan, Medan.
3. Sikap masyarakat tentang jamban umum Badan Pusat Statistik (BPS). (2015).
dalam katagori baik, karena ada 28 orang Sumatera Utara dalam angka. BPS
(93,3%) memiliki sikap dengan kategori Provinsi Sumatera Utara: Anonim.
baik. Badan Pusat Statistik (BPS). (2015). Survei
4. Pemanfaatan jamban umum dalam sosial ekonomi nasional (susenas)
kategori baik, karena ada 23 orang Tahun 2008. Jakarta: Anonim.
(76,7%), yang peduli untuk menjaga Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
kebersihan jamban umum. (2009). Profil Kesehatan Indonesia
2009. Jakarta: Anonim.
Saran Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Dengan memperhatikan hasil (2012). Profil Kesehatan Indonesia
penelitian dengan segala keterbatasan yang 2012. Jakarta: Anonim.
dimiliki peneliti memberikan beberapa saran Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
sebagai berikut: (2016). Laporan Hasil Riset
1. Di sarankan kepada masyarakat untuk Kesehatan Dasar (Riskesdas)
tidak BAB di sungai, karena tinja dapat Provinsi Sumatera Utara 2016.
menimbulkan bau busuk yang tidak sedap Jakarta: Anonim.

9
Haris. (2002). Karakteristik kehidupan
nelayan di Desa Lubuk Bayas
(Skripsi). Universitas Negeri medan,
Medan.
Hasibuan, M. (2002). Manajemen sumber
daya manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Kementrian Kesehatan RI. (2011). Pedoman
Pelaksanaan STBM. Jakarta:
Anonim.
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. (2013). Riset Kesehatan
Dasar : Riskesdas 2013. Jakarta:
Anonim.
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. (2014). Kurikulum dan
Modul Pelatihan Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM).
Jakarta: Anonim.
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. (2016). Profil Kesehatan
Indonesia 2016. Jakarta: Anonim.
Notoatmodjo, S. (2005). Promosi Kesehatan
Teori Dan Aplikasi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Syafruddin. (2000). Pengetahuan dan sikap
masyarakat terhadap pemanfaatan
jamban keluarga di Kelurahan
Terang-Terang Kecamatan Ujung
Bulu Kabupaten Bulukumba
(Skripsi). Fakultas Kesehatan,
Universitas Hasanuddin, Makasar.

10

Potrebbero piacerti anche