Sei sulla pagina 1di 11

As-Syifaa Vol 10 (01) : Hal.

99-109, Juli 2018


ISSN : 2085-4714

PERBEDAAN BERKUMUR LARUTAN EKSTRAK SIWAK (Salvadora persica)


TERHADAP SEKRESI SALIVA RONGGA MULUT LANJUT USIA DENGAN
HIPERTENSI (HT), DIABETES MELITUS (DM) DAN TIDAK MEMILIKI
PENYAKIT SISTEMIK DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA
GAU MABAJI GOWA TAHUN 2017

Syamsiah Syam, Risnayanti Anas, Andi Nelva Yunita

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muslim Indonesia, Makassar


Email : eva.nelva@yahoo.co.id

ABSTRACT
Background of Study: Saliva is a complex oral fluid that has an important role
associated with biological processes in the oral cavity. Age changes are known to have
an effect on decreasing saliva production. Likewise with systemic diseases such as
hypertension and diabetes mellitus. Chemical prevention of acid imbalance in the
saliva is conducted by rinsing using a siwak extract solution. Chemical content in siwak
extract can increase the secretion in the saliva in the oral cavity because it has a
bactericidal effect that will prevent acid production from oral bacteria. Objective of
Study: To determine the difference of rinsing by using siwal extract solution on
salivary secretion of the oral cavity of elderly people who have hypertension, diabetes
mellitus, and do not have systemic diseases. Method: This study is pre-experiment
with one group pretest and post-test design. The sample of the study was elderly
people in a social housing. Also, the research used paired t-test. Result: This study
shows the average change in hypertension 1.185 mL/5minute with probability value 0.000,
diabates mellitus 1,358mL/5minute with probability value 0.000, does not have systemic
disease 1.057 mL/5minute with probability value 0,000 <0,05 meaning there is difference.
Conclusion: The difference of mouth washing of 25% extract of siwak solution to
elderly salivary secretion in hypertension, diabetes mellitus and did not have systemic
disease in social house of tresna werdha gau mabaji gowa.

Key words: Saliva, elderly people, Salvadora persica, hypertension, diabetes


mellitus.

PENDAHULUAN menggambarkan kondisi kesehatan


Kebersihan mulut adalah salah yang buruk.1
satu masalah penting yang perlu Penggunaan obat kumur adalah
mendapat perhatian dalam rongga salah satu cara yang dianggap cukup
mulut. Kebersihan mulut yang baik berhasil dalam menjaga kebersihan
menggambarkan keadaan kesehatan rongga mulut. Obat kumur bermanfaat
umum yang baik, sebaliknya untuk membersihkan mulut dari debris,
kebersihan mulut yang buruk sebagai agen antibakteri, mencegah

99
Perbedaan berkumur larutan ekstrak siwak terhadap sekresi saliva rongga mulut lanjut usia
dengan hipertensi, diabetes melitus dan tidak memiliki penyakit sistemik di Panti Sosial Tresna
Werdha Gau Mabaji Gowa tahun 2017

dan mengurangi aktifitas Perubahan umur diketahui dapat


mikroorganisme plak serta mengurangi berpengaruh terhadap penurunan
aktifitas mikroorganisme yang produksi saliva. Akibatnya hal ini
menyebabkan bau mulut sehingga disebabkan karena terjadi penurunan
meningkatkan kesehatan gigi dan fungsi glandula parenkim saliva.
mulut. Aktivitas berkumur merupakan Namun, seiring dengan meningkatnya
pencegahan penyakit rongga mulut usia, terjadi proses aging. Terjadi
secara kimiawi dapat di lakukan untuk perubahan dan kemunduran fungsi
mencegah ketidakseimbangan asam di kelenjar saliva, kelenjar parenkim
dalam rongga mulut.2.3 hilang yang digantikan oleh jaringan
Saliva merupakan cairan mulut lemak dan penyambung, lining sel
yang kompleks terdiri dari campuran duktus intermediate mengalami atropi.
sekresi kelenjar saliva mayor dan minor Keadaan ini mengakibatkan
di dalam rongga mulut. Kontribusi pengurangan penurunan produksi
volume terbesar saliva secara saliva. Selain itu, penyakit sistemik
kuantitatif diberikan oleh kelenjar seperti hipertensi dan diabetes mellitus
parotis (60-65%), submandibularis (20- yang diderita pada lanjut usia aliran
30%), dan sublingualis (2-5%). Sekresi saliva mengalami penurunan yang
saliva normal adalah 800-1500 mL/hari. berakibat terjadinya keluhan
Pada orang dewasa laju aliran saliva xerostomia. Di samping itu juga terjadi
normal yang distimulasi mencapai 1-3 perubahan komposisi saliva yang
mL/menit. Rata-rata terendah disebabkan oleh gangguan sekresi
mencapai 0,7-1 mL/menit. Pada glandula submaksilaris dan parotis
keadaan hiposalivasi ditandai dengan sebagai akibat dari kelainan
laju aliran saliva yang lebih rendah dari hormonal.6.5
0,7-1 mL/menit. Laju aliran saliva Berdasarkan observasi awal
normal tanpa adanya stimulasi berkisar yang telah kami lakukan sebelumnya di
0,25-0,35 mL/menit, dengan rata-rata Panti Sosial Tresna Werdha Gau
terendah 0,1-0,25 mL/menit dan pada Mabaji, hampir keseluruhan dari
keadaan hiposalivasi laju aliran saliva populasi lanjut usia di tempat tersebut
dalam keadaan normal antara 5,6-7,0 memiliki penyakit sistemik khususnya
dengan rata-rata pH 6,7.4.5 diabetes mellitus, hipertensi dan ada
juga yang tidak memiliki penyakit

100
Perbedaan berkumur larutan ekstrak siwak terhadap sekresi saliva rongga mulut lanjut usia
dengan hipertensi, diabetes melitus dan tidak memiliki penyakit sistemik di Panti Sosial Tresna
Werdha Gau Mabaji Gowa tahun 2017

sistemik. Maka dengan hal ini lanjut pembentukan plak gigi, sehingga
usia di tempat tersebut memiliki dengan penurunan bakteri plak, maka
berbagai tipe dalam membandingkan pH saliva juga akan meningkat.
sekresi saliva rongga mulut lanjut usia. Kandungan minyak atsiri di dalam
konsumsi obat-obatan seperti batang siwak seperti benzyl
antidepresan, antihipertensi, isothiocyante dapat meningkatkan
antihistamin dan antipsikotik. akan sekresi pada saliva di dalam rongga
menyebabkan menurunnya sekresi mulut. Peningkatan produksi saliva ini
pada glandula saliva mayor. Maka akan meningkatkan aktivitas buffer
dengan hal ini menyebabkan lanjut usia bikarbonat saliva sehingga pH saliva
tersebut tidak mendapatkan fungsi juga akan meningkat.2.3.7
saliva sebagai proteksi dan akan
meningkatkan risiko untuk mengalami METODE PENELITIAN
komplikasi hipofungsi dari glandula Metode dan Rancangan Penelitian
saliva. Metode penelitian ini adalah
Pencegahan terhadap penelitian studi eksperimental pra
ketidakseimbangan asam pada saliva eksperiment dengan satu kelompok
dapat dilakukan secara mekanis menggunakan rancangan one group
maupun kimiawi, dengan larutan kumur pretest and posttest design.
yang dinilai lebih murah, efisien, ramah Prosedur Penelitian
lingkungan, serta memiliki efek Batang siwak dicuci hingga
samping yang minimal adalah larutan bersih dan dipotong sehingga menjdi
kumur dari bahan alami, salah satunya bagian kecil-kecil, setelah itu di timbang
yaitu larutan ekstrak siwak (Salvadora sesuai yang dibutuhkan yaitu dalam
persica). World Health Organization bentuk larutan ekstrak siwak 25%
(1987) merekomendasikan dibutuhkan 125 gr batang siwak,
penggunaan siwak sebagai alat yang kemudian batang siwak dimasukkan
efektif untuk kesehatan mulut, dengan dalam gelas kimia 1000 mL dan
tindakan mekanik serat kayu lunak dan ditambahkan aqua pro injeksi sebanyak
aksi terapetik kandungan kimianya. 500 mL. setalah itu dimasukkan dalam
Ekstrak siwak memiliki efek panji infusa dan dipanaskan pada suhu
antisbakterial, efektif dalam melawan 90-95C dan didiamkan selama 15
bakteri yang berperan pada menit. Setelah 15 menit, siwak hasil

101
Perbedaan berkumur larutan ekstrak siwak terhadap sekresi saliva rongga mulut lanjut usia
dengan hipertensi, diabetes melitus dan tidak memiliki penyakit sistemik di Panti Sosial Tresna
Werdha Gau Mabaji Gowa tahun 2017

infusa disaring. sehingga didapatkan Metode pengambilan sampel dilakukan


larutan ektrak siwak konsentrasi 25%. dengan teknik total sampling, yaitu
Populasi penelitian adalah lanjut pengambilan sampel yang dilakukan
usia yang terdapat di Panti Sosial sesuai dengan kriteria inklusi dan
Tresna Werdha Gau Mabaji Gowa. ekslusi penelitian.

HASIL PENELITIAN
Tabel 1. Rata-rata sekresi saliva sebelum berkumur larutan ekstrak siwak, terhadap
hipertensi, Diabetes mellitus dan tidak memiliki penyakit sistemik.

Penyakit Sekresi Saliva (Pre Test)


Mean 3,329
N 14
Hipertensi Std. Deviation ,2494
Minimum 3,0
Maximum 3,7
Mean 3,517
N 12
DM Std. Deviation ,2657
Minimum 3,2
Maximum 4,0
Mean 3,321
N 14
Tidak Ada Penyakit Sistemik Std. Deviation ,3118
Minimum 3,0
Maximum 4,0
(Sumber; Data Primer, 2018)

Tabel 2. Rata-rata sekresi saliva sesudah berkumur larutan ekstrak siwak terhadap
hipertensi, diabetes mellitus dan tidak memiliki penyakit sistemik.

Penyakit Sekresi Saliva (Post test)


Mean 4,514
N 14
Hipertensi Std. Deviation ,4276
Minimum 4,0
Maximum 5,1
Mean 4,875
N 12
DM Std. Deviation ,4003
Minimum 4,0
Maximum 5,3
Mean 4,379
N 14
Tidak Ada Penyakit Sistemik Std. Deviation ,3867
Minimum 4,0
Maximum 5,1
(Sumber; Data Primer, 2018)

102
Perbedaan berkumur larutan ekstrak siwak terhadap sekresi saliva rongga mulut lanjut usia
dengan hipertensi, diabetes melitus dan tidak memiliki penyakit sistemik di Panti Sosial Tresna
Werdha Gau Mabaji Gowa tahun 2017

Tabel 3. Perbedaan sekresi saliva sebelum dan sesudah berkumur larutan ekstrak
siwak terhadap hipertensi, diabetes mellitus dan tidak memiliki penyakit
sistemik.
Sekresi saliva
Penyakit n Perubahan p
Mean  SD
Mean SD
Pre test 14 3,329  0,249
Hipertensi 1,185  0,244 0,000
Post test 14 4,514  0,427
Pre test 12 3,517  0,265
DM 1,358  0,290 0,000
Post test 12 4,875  0,400
Tidak Memiliki Penyakit Pre test 14 3,321  0,311
1,057  0,174 0,000
Sistemik Post test 14 4,379  0,386
(Sumber; Data Primer, 2018)

Tabel 4. Perbedaan perubahan sekresi saliva antara hipertensi, diabetes mellitus dan
tidak memiliki penyakit sistemik.
Perubahan sekresi saliva
(I) Penyakit (J) Penyakit Sig.
Mean  SD
Hipertensi DM 0,172  0,093 0,170
Tidak memiliki
DM 0,301  0,937 0,007
Penyakit Sistemik
Tidak memiliki Penyakit
Hipertensi 0,128  0,090 0,337
Sistemik
(Sumber; Data Primer, 2018)

PEMBAHASAN dirasakan oleh subjek penelitian. Saat


Berdasarkan hasil penelitian ditanyakan apakah pada saat berkumur
mengenai perbedaan berkumur larutan menyebabkan rasa tidak nyaman, atau
ekstrak siwak (salvadora persica) rasa tidak enak, 100% dari subjek
terhadap sekresi saliva rongga mulut penelitian menjawab tidak ada.
lanjut usia, hipertensi (HT), diabetes Nilai rerata sekresi saliva pada
mellitus (DM), dan tidak memiliki data hipertensi sebelum berkumur
penyakit sistemik di Panti Sosial Tresna menggunakan larutan ekstrak siwak,
Werdha Gau Mabaji Gowa tahun 2017. dengan jumlah sampel 14 orang, 5
Total sampel yang terkumpul sampel laki-laki dan 9 sampel
yakni 40 yang didapat sesuai dengan perempuan yaitu 3,329ml/5menit memiliki
perhitungan sampel. Prosedur standar deviasi 0,249ml/5menit dengan
eksperimen ini berjalan tanpa adanya nilai minimum 3,0ml/5menit dan maximum
keluhan efek samping yang mungkin 3,7ml/5menit.

103
Perbedaan berkumur larutan ekstrak siwak terhadap sekresi saliva rongga mulut lanjut usia
dengan hipertensi, diabetes melitus dan tidak memiliki penyakit sistemik di Panti Sosial Tresna
Werdha Gau Mabaji Gowa tahun 2017

Pada kondisi hipertensi dengan menggunakan larutan ekstrak siwak,


tekanan darah sebesar 140/90 mmHg dengan jumlah sampel 12 orang, 4
maka aliran darah yang menuju organ sampel laki-laki dan 8 sampel
vital akan berkurang sebagai akibat perempuan yaitu 3,517ml/5menit memiliki
resistensi pembuluh darah yang standar deviasi 0,265ml/5menit dengan
menuju ke organ tersebut meningkat.8 nilai minimum 3,2ml/5menit dan maximum
Hal demikian mengakibatkan suplai 4,0ml/5menit.
darah menuju organ yang Pada penyakit diabetes mellitus
divaskularisasinya berkurang sehingga (DM) merupakan penyakit metabolik
kecepatan sekresi kelenjar saliva yang ditandai dengan kadar glukosa
menjadi menurun. dalam darah yang tinggi karena
Berdasarkan hasil penelitian terdapat masalah pada sekresi insulin,
Moxey (2003), 58,8% lansia kerja insulin, atau keduanya. Semakin
mengkonsumsi obat-obatan lama seseorang menderita diabetes
kardiovaskuler, termasuk obat mellitus maka komplikasi dalam rongga
antihipertensi. Populasi lansia memiliki mulut seperti hiposalivasi dan
risiko lebih tinggi terhadap masalah xerostomia akan lebih banyak muncul.
yang timbul berkaitan dengan Hal ini disebabkan hubungan level
konsumsi obat-obatan. Hal ini terjadi kadar glukosa darah pada sampel
karena adanya perubahan fisiologis diabetes mellitus yang berhubungan
dan biologis tubuh akibat proses dengan kejadian penurunan sekresi
menua. Perubahan fisiologis yang saliva. Adanya peningkatan diuresis
terjadi pada usia lanjut menyebabkan yang berhubungan dengan penurunan
terjadinya perubahan konsentrasi obat cairan ekstraseluler karena adanya
yang beredar dalam tubuh, waktu hiperglikemia sehingga berefek
eliminasi, respon organ, dan interaksi. langsung pada produksi saliva.
Perubahan system biologis pada usia Beberapa faktor fisiologis juga dapat
lanjut mempengaruhi proses interaksi mempengaruhi dari fungsi saliva pada
molekul obat, yang pada akhirnya akan sampel diabetes mellitus (DM).9
mempengaruhi kemanfaatan klinik dan Nilai rerata sekresi saliva pada data
keamanan farmakoterapi.9 Nilai rerata tidak memiliki penyakit sistemik
sekresi saliva pada data diabetes sebelum berkumur menggunakan
melitus sebelum berkumur larutan ekstrak siwak, dengan jumlah

104
Perbedaan berkumur larutan ekstrak siwak terhadap sekresi saliva rongga mulut lanjut usia
dengan hipertensi, diabetes melitus dan tidak memiliki penyakit sistemik di Panti Sosial Tresna
Werdha Gau Mabaji Gowa tahun 2017

sampel 14 orang, 5 sampel laki-laki dan pada data diabetes melitus sesudah
9 sampel perempuan yaitu 3,321ml/5menit berkumur menggunakan larutan
memiliki standar deviasi 0,311ml/5menit ekstrak siwak, dengan jumlah sampel
dengan nilai minimum 3,0ml/5menit dan 12 orang, 4 sampel laki-laki dan 8
maximum 4,0ml/5menit. sampel perempuan yaitu 4,875ml/5menit
Pada dasarnya produksi saliva memiliki standar deviasi 0,400ml/5menit
setiap orang bervariasi, tetapi pada dengan nilai minimum 4,0ml/5menit dan
lanjut usia risiko untuk mengalami maximum 5,3ml/5menit. Nilai rerata
hiposalivasi dan gejala xerostomia sekresi saliva pada data tidak memiliki
sering ditemukan pada usia lanjut. penyakit sistemik sesudah berkumur
Keadaan ini disebabkan oleh adanya menggunakan larutan ekstrak siwak,
perubahan atropi pada kelenjar saliva dengan jumlah sampel 14 orang, 5
sesuai dengan pertambahan umur sampel laki-laki dan 9 sampel
yang akan menurunkan produksi saliva perempuan yaitu 4,379ml/5menit memiliki
dan mengubah komposisinya sedikit. standar deviasi 0,386ml/5menit dengan
Seiring dengan meningkatnya usia, nilai minimum 4,0ml/5menit dan maximum
terjadi proses aging. Terjadi perubahan 5,1ml/5menit.
dan kemunduran fungsi kelenjar saliva, Perubahan yang terjadi pada
dimana kelenjar parenkim hilang yang sekresi saliva setelah berkumur
digantikan oleh jaringan lemak dan menggunakan larutan ekstrak siwak
penyambung, lining sel duktus karna adanya kandungan minyak atsiri
intermediate mengalami atropi. pada batang siwak seperti benzyl
Keadaan ini mengakibatkan isothiocyante dapat meningkatkan
pengurangan jumlah aliran saliva.9.10 sekresi pada saliva di dalam rongga
Nilai rerata sekresi saliva pada mulut, Peningkatan aliran saliva ini
data hipertensi sesudah berkumur akan menigkatkan aktivitas buffer
menggunakan larutan ekstrak siwak, bikarbonat saliva sehingga Sekresi
dengan jumlah sampel 14 orang, 5 saliva juga akan meningkat. Efek
sampel laki-laki dan 9 sampel bakterisida pada siwak dihasilkan oleh
perempuan yaitu 4,514ml/5menit memiliki kandungan thiocyanate (SCN-) dan
standar deviasi 0,427ml/5menit dengan alkaloid yang merupakan salvadorine
nilai minimum 4,0ml/5menit dan maximum sehingga mengatur pH rongga mulut
5,1ml/5menit. Nilai rerata sekresi saliva menstimulasi gingiva. Pada ekstrak

105
Perbedaan berkumur larutan ekstrak siwak terhadap sekresi saliva rongga mulut lanjut usia
dengan hipertensi, diabetes melitus dan tidak memiliki penyakit sistemik di Panti Sosial Tresna
Werdha Gau Mabaji Gowa tahun 2017

siwak terkandung klorida yang tinggi siwak. Pada penelitian ini didapatkan
dan kalsium yang memperngaruhi adanya perbedaan berkumur larutan
peningkatan Sekresi saliva rongga ekstrak siwak terhadap sekresi saliva
mulut. pada lanjut usia hipertensi, diabetes
Pada penelitian ini di lakukan melitus dan tidak memiliki penyakit
oleh Endarti, Fauzia, Zuliana (2007) sistemik pada panti sosial tresna
yang menunjukkan bahwa kandungan werdha gau mabaji gowa. Perbedaan
minyak esensial di dalam siwak dapat sekresi saliva, dikarenakan dengan
merangsang sekresi saliva, sehingga berkumur larutan ekstrak siwak akan
penurunan pH plak dapat dihambat menyebabkan stimulus mekanis dan
karena di dalam saliva ditemukan dapat merangsang peningkatan sekresi
adanya buffer bikarbonat yang saliva, sedangkan kandungan yang
merupakan pertahanan efektif terhadap terkandung di dalam batang siwak
produksi asam dari bakteri kariogenik. merupakan stimulus kimiawi yang juga
Perbedaan sekresi saliva dapat meningkatkan sekresi saliva,
sebelum dan sesudah berkumur Bahan makanan yang sangat cepat
larutan ekstrak siwak pada data berpengaruh terhadap sekresi saliva
hipertensi yaitu 1,185ml/5menit dengan dalam rongga mulut yaitu bahan
nilai P pada perbedaan berkumur makanan yang dapat menstimulasi
larutan ekstrak siwak sebelum dan sekresi saliva tersebut, salah satunya
sesudah yaitu 0,000 dari hasil uji adalah yang memiliki rasa asam yang
statistik menggunakan uji t diterima oleh saraf dalam mulut sangat
berpasangan paired sample t-test kuat menstimulasi sekresi saliva. Rasa
diperoleh nilai probabilitas atau sig. (2- dari obat kumur sodium bikarbonat
tailed) pada data hipertensi,diabetes adalah asam, inilah mengapa larutan
mellitus dan tidak memiliki penyakit ekstrak siwak 25% dapat sangat kuat
sistemik sebesar sig. (2-tailed) 0,000 < menstimulasi sekresi saliva dalam
0,05, dengan demikian diputuskan rongga mulut.
bahwa Ho di tolak dan Ha diterima yang Perbedaan perubahan sekresi
artinya terdapat perbedaan yang saliva antara diabetes mellitus vs tidak
signifikan antara hasil sebelum memiliki penyakit sistemik karna
berkumur larutan ekstrak siwak dan menghasilkan nilai p atau sig 0,007 <
sesudah berkumur larutan ekstrak 0,05 sehingga pada diabetes mellitus

106
Perbedaan berkumur larutan ekstrak siwak terhadap sekresi saliva rongga mulut lanjut usia
dengan hipertensi, diabetes melitus dan tidak memiliki penyakit sistemik di Panti Sosial Tresna
Werdha Gau Mabaji Gowa tahun 2017

memiliki perubahan sekresi saliva yang penelitian sebelumnya Patricia (2008)


lebih tinggi pada, dibandingkan dengan laju aliran saliva dibagi menjadi tiga,
data lainnya. yaitu normal, rendah dan sangat
Pada penelitian ini rendah. Laju aliran saliva normal pada
perbandingan antara diabetes melitus saat tidak distimulasi sekitar 0,25-0,3
dan tidak memiliki penyakit sistemik ml/menit, rendah apabila laju aliran
menghasilkan perubahan yg lebih saliva 0,1-0,25 ml/menit dan sangat
tinggi pada diabetes melituss karna rendah apabila laju aliran saliva <0,1
Diabetes mellitus dapat mengakibatkan ml/menit. Seseorang dikatakan
perubahan hormonal, mikrovaskular xerostomia apabila laju aliran saliva
dan neuronal yang dapat tidak distimulasi (USFR) <0,1 ml/menit.
mempengaruhi fungsi dari berbagai Sedangkan pada penelitian
organ. Perubahan mikrovaskular dapat sebelumnya diabetes mellitus (DM)
mempengaruhi kemampuan kelenjar yang mengalami hiposalivasi dengan
saliva dalam merespon stimulasi neural laju aliran saliva rendah paling banyak
atau hormonal. Sekresi saliva juga ditemukan. Hasil ini sesuai dengan
dikontrol oleh sistem saraf autonom penelitian yang telah dilakukan oleh
sehingga kemungkinan dengan adanya Vasconcelos dkk. bahwa pada pasien
neuropati dapat menggangu DM yang diperiksa dan mengalami
kemampuan seseorang dalam hiposalivasi memiliki persentase yang
merespon dan menstimulasi kelenjar cukup tinggi yaitu 45% dibandingkan
saliva, serta mengubah aliran dan dengan xerostomia yang hanya sekitar
komposisi saliva. Adanya penggantian 12,5%.
fungsi jaringan oleh jaringan adiposa Pada hasil penelitian ini
pada kelenjar saliva mayor dapat membuktikan bahwa berkumur
mengurangi jumlah dan kuantitas menggunakan larutan ekstrak siwak
sekresi saliva. Hal tersebut dapat 25% dapat meningkatkan sekresi saliva
diperparah dengan adanya efek pada penderita hipertensi, diabetes
samping obat-obatan, gangguan mellitus, dan tidak memiliki penyakit
penyakit lokal pada kelenjar saliva, sistemik.
serta faktor imun dan kekebalan tubuh KESIMPULAN
yang mulai menurun seiring dengan 1. Hasil rata-rata sekresi saliva rongga
pertambahan usia.10 Menurut mulut lanjut usia di panti Sosial

107
Perbedaan berkumur larutan ekstrak siwak terhadap sekresi saliva rongga mulut lanjut usia
dengan hipertensi, diabetes melitus dan tidak memiliki penyakit sistemik di Panti Sosial Tresna
Werdha Gau Mabaji Gowa tahun 2017

Tresna Werdha Gau Mabaji Gowa signifikan antara hasil sebelum


sebelum berkumur larutan ekstrak berkumur larutan ekstrak siwak dan
siwak 25% (Salvadora Persica) sesudah berkumur larutan ekstrak
yaitu Hipertensi (HT) 3,329ml/5menit, siwak.
diabetes melitus (DM) 3,517ml/5menit, 4. Perbedaan perubahan sekresi
dan tidak memiliki penyakit sistemik saliva antara diabetes mellitus
3,321ml/5menit. terhadap tidak memiliki penyakit
2. Hasil rata-rata sekresi saliva rongga sistemik karna menghasilkan nilai p
mulut lanjut usia hipertensi (HT) di atau sig 0,007 < 0,05 sehingga pada
panti Sosial Tresna Werdha Gau diabetes mellitus memiliki
Mabaji Gowa sesudah berkumur perubahan sekresi saliva yang lebih
larutan ekstrak siwak 25% tinggi pada, dibandingkan dengan
(Salvadora Persica) yaitu hipertensi data lainnya.
(HT) 4,514ml/5menit, diabetes melitus DAFTAR PUSTAKA
(DM) 4,875ml/5menit, dan tidak 1. Putri Deby Knaia Tri, Basuni, C.
Gambaran Indeks kebersihan Mulut
memiliki penyakit sistemik
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
4,379ml/5menit. Masyarakat di Desa Gunting Ujung
Kabupaten Banjar. Dentino Jurnal
3. Perbedaan sekresi saliva sebelum
Kedokteran Gigi. 2014:Vol.2 No.1
dan sesudah berkumur larutan
2. Kasuma Nila, Adzakiyah Tiara,
ekstrak siwak pada data hipertensi
DKK., 2015. Pengaruh berkumur
yaitu 1,185ml/5menit dengan nilai P dengan larutan ekstrak siwak
(salvadora persica) terhadap ph
pada perbedaan berkumur larutan
saliva rongga mulut., Fakultas
ekstrak siwak sebelum dan sesudah kedokteran gigi Universitas
Andalas., Vol.2 No.1
yaitu 0,000 dari hasil uji statistik
menggunakan uji t berpasangan 3. Kusumari Nila, Santoso-Oedijani,
DKK. Pengaruh Larutan Ekstrak
paired sample t-test diperoleh nilai
Siwak (Salvadora Persica) terhadap
probabilitas atau sig. (2-tailed) pada Streptococcus Mutans : Studi In
Vitro dan Invivo., 2012:Vol.46 No.3
data hipertensi,diabetes mellitus
dan tidak memiliki penyakit sistemik 4. Santoso Oedijono, Ismail Ade, DKK.
Pengaruh Konsumsi Keju Cheddas
sebesar sig. (2-tailed) 0,000 < 0,05,
10 gram terhadap Ph Saliva-Studi
dengan demikian diputuskan bahwa terhadap Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Islam
Ho di tolak dan Ha diterima yang
Sultan Agung Semarang. Dental
artinya terdapat perbedaan yang Journal. 2014: Vol.1 No.1.

108
Perbedaan berkumur larutan ekstrak siwak terhadap sekresi saliva rongga mulut lanjut usia
dengan hipertensi, diabetes melitus dan tidak memiliki penyakit sistemik di Panti Sosial Tresna
Werdha Gau Mabaji Gowa tahun 2017

Universita Lambung Mangkurat.


5. Samad rasmidar, Riskayanty, D.R, Banjarmasing., 2016: Vol.1 No 2
DKK. Profil Kandungan Unsur
Anorganik dan Organic Saliva pada 8. Safar dan Lacolly. Disturbance of
Keadaan Usia Lanjut. Fakultas macro and micro ciraltion : relations
Universitas Hasanuddin. with pulse pressure and cardiac
Dentofasial. 2014: Vol.13 No.1. organ damage., Am, Physiology.
2007: 293
6. Kidah Siti, L Maharani, DKK.
Gambaran Klinis Kelainan Mukosa 9. Humairo Inayaty, Apriasari laillyza
Rongga Mulut pada Lansia di Panti Maharani, Studi deskripsi laju aliran
Sosial Tresna Werdha Budi saiva pada pasien diabetes mellitus
sejahtera Banjarmasing., Dentino. di RSUD Ulin Banjarmasin.,
Jurnal Kedokteran Gigi., 2014: Vol. Departemen ilmu penyakit mulut.,
2 No 1 Banjarmasin., 2014: Vol.63 No.1

7. Khatimah I, H., Pradanta Y, E ., 10. Hasibun Sayuti, Keluhan Mulut


DKK. Hubungan Kadar pH dan Kering Di Tinjau dari Faktor
Volume Saliva terhadap Indeks Penyebab Manifestasi dan
Karies Masyarakat Menginang Penanggulangannya., Universitas
Kecamatan Lokpaikat Kabupaten Sumatera Utara., Sumatera. 2002.
Tapin., Fakultasa Kedokteran Gigi

109

Potrebbero piacerti anche