Sei sulla pagina 1di 7

GIZI DAN GIGI LANSIA

Asep Arifin Senjaya


Dosen JKG Poltekkes Denpasar

Abstract. Results of Population Census 2010 indicated that Indonesia among the top five
countries with the number of elderly people (elderly) in the world, reaching 18.1 million in
2010 or 9.6% of the population. This encourages us all to be ready to face the logical
consequence of the existence of problems - problems that arise due to this elderly population
explosion. Elderly often have problems of malnutrition, even though they do not look thin.
Increasing age, the higher the risk of suffering from malnutrition. The purpose of writing is to
provide information that the teeth play an important role in the digestive process to nutrition to
support the health and quality of life of the elderly. Elderly is a natural process that can not be
avoided. The function of the teeth is not only limited help chew or speak, but also aesthetics or
appearance. Aesthetic functions and still be considered normal talk with the number of teeth at
least 20 pieces. In the group of elderly is expected to have a minimum of 20 dental work.
Nutritional problems faced by elderly people closely related to the decrease in the biological
activity of the body. Less balanced food consumption will worsen the condition of the elderly
who naturally was already declining. Reduced ability to digest food due to damage or missing
teeth is one of the factors that influence the nutritional needs of the elderly. For the erderly on
an ongoing basis: maintaining oral hygiene, diet, and regular dental examinations.

Keywords: nutrition, dental, elderly

Pendahuluan Meningkatnya jumlah lansia seiring dengan


meningkatnya angka usia harapan hidup
Semua orang akan mengalami penduduk Indonesia sehingga lansia
proses menjadi tua dan masa tua merupakan tumbuh dengan cepat.2 Hal ini mendorong
masa hidup manusia yang terakhir. Pada kita semua untuk siap menghadapi
masa ini seseorang mengalami kemunduran konsekuensi logis akan adanya masalah –
fisik, mental, dan sosial hingga tidak masalah yang muncul seiring dengan
melakukan tugasnya sehari-hari lagi dan ledakan populasi lansia ini3. Manusia
bagi kebanyakan orang masa tua kurang Lanjut Usia (Manula) atau lansia
menyenangkan. Lanjut usia (lansia) adalah dimasukan dalam kelompok rentan gizi,
setiap orang yang berusia 60 tahun atau meskipun tidak ada hubungannya dengan
lebih, yang secara fisik terlihat berbeda pertumbuhan badan, bahkan sebaliknya
dengan kelompok umur lainnya1. sudah terjadi involusi dan degenerasi
Sensus Penduduk tahun 2010 jaringan dan sel – selnya.3
menunjukkan bahwa Indonesia termasuk Lansia seringkali mengalami
lima besar negara dengan jumlah penduduk masalah malnutrisi, walaupun mereka tidak
lansia terbanyak di dunia yaitu 18,1 juta kelihatan kurus. Semakin bertambah umur
jiwa atau 9,6% dari jumlah penduduk seseorang, semakin tinggi risiko menderita
Indonesia. Jumlah lansia tersebut malnutrisi. Menderita penyakit tertentu,
meningkat sebanyak empat kali lipat menurunnya fungsi fisiologis, pola makan
dibandingkan pada 1970 yang tercatat yang salah, faktor ekonomi, berkurangnya
sekitar 5,3 juta jiwa atau 4,48%. kontak sosial. Serta konsumsi banyak obat

Jurnal Kesehatan Gigi Vol. 3 No. 2 (Agustus 2015) 123


adalah faktor yang mempengaruhi Pada kelompok lansia diharapkan
terjadinya malnutrisi pada lansia. minimal mempunyai 20 gigi berfungsi, hal
Malnutrisi berhubungan dengan gangguan ini berarti bahwa fungsi pengunyahan
imunitas, menghambat penyembuhan luka, masih mendekati normal, walaupun sedikit
penurunan kualitas hidup seseorang, berkurang. Fungsi estetik dan berbicara
peningkatan biaya penggunaan fasilitas masih dapat dianggap normal dengan
kesehatan, dan peningkatan mortalitas3. jumlah gigi minimal 20 buah6.
Keluhan pasien lansia yang datang Tujuan penulisan artikel ini adalah
ke rumah sakit seringkali disebabkan untuk memberikan informasi bahwa gigi
mereka tidak mengkonsumsi nutrisi dengan sangat berperan dalam proses pencernaan
baik. Oleh karena itu penting dilakukan untuk pemenuhan gizi untuk menunjang
perbaikan asupan nutrisi agar orang tua kesehatan dan kualitas hidup lansia.
dapat mengkonsumsi makanan yang
berimbang dan memenuhi kebutuhan tubuh. Pembahasan
Bila malnutrisi tidak ditangani dengan baik,
maka akan berdampak defisiensi energi, A. Fungsi Gigi
protein, dan nutrisi lainnya3 Fungsi gigi yaitu: a) mengunyah
Berkurangnya kemampuan mencer- makanan; b) membantu proses pencernaan
na makanan akibat kerusakan gigi atau lambung dan usus sehingga beban lambung
ompong merupakan salah satu faktor yang dan usus dalam mencerna makanan menjadi
mempengaruhi kebutuhan gizi lansia.4 ringan; c) mengucapkan kata-kata dengan
Kesehatan gigi merupakan salah satu aspek jelas; d) membentuk wajah menjadi
dari seluruh kesehatan yang merupakan harmonis; e) untuk kecantikan dan
hasil dari interaksi antara kondisi fisik, penampilan yang lebih baik7.
mental, dan sosial. Aspek fisik yaitu Fungsi dari gigi tidak hanya sebatas
keadaan kebersihan gigi dan mulut, bentuk membantu mengunyah atau berbicara, tapi
gigi, serta air liur yang dapat juga estetika atau penampilan. Meskipun
mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut.5 minimal hanya 20 gigi yang diperlukan
Gigi merupakan organ manusia bukan berarti seseorang bebas mencabut
yang terpenting, tanpa gigi geligi manusia atau tidak merawat giginya dengan baik
tidak dapat mengunyah makanan. Gigi karena gigi merupakan salah satu organ
berfungsi untuk mengunyah beraneka yang penting dalam tubuh8.
ragam makanan dengan tekstur dan nilai
gizi yang berbeda – beda. Kehilangan gigi B. Lanjut Usia (Lansia)
merupakan penyebab terbanyak
menurunnya fungsi pengunyahan. Lansia adalah proses seseorang
Kehilangan gigi juga dapat mempengaruhi bertambah tua, yang merupakan interaksi
kesehatan umum dan rongga mulut kompleks dari segi biologis, psikologis, dan
sehingga akan mempengaruhi kualitas sosiologis. Lansia adalah seseorang yang
hidup secara keseluruhan. Kehilangan gigi berusia 60 tahun atau lebih, yang secara
dapat disebabkan oleh berbagai hal. fisik terlihat berbeda dengan kelompok
Penyebab terbanyak kehilangan gigi adalah umur lainnya. Berdasarkan kelompok usia,
akibat buruknya status kesehatan rongga lansia dibagi menjadi tiga, yaitu: a)
mulut, terutama karies dan penyakit kelompok pertama adalah kelompok pra
periodontal. Gigi – geligi pada lansia lansia 45 - 59 tahun; b) kelompok kedua
mungkin sudah banyak yang rusak, bahkan adalah kelompok lansia 60 - 69 tahun; c)
copot sehingga memberikan kesulitan saat kelompok ketiga adalah kelompok lansia
mengunyah makanan.3 risiko tinggi yaitu usia lebih dari 70 tahun.1

Jurnal Kesehatan Gigi Vol. 3 No. 2 (Agustus 2015) 124


Lansia merupakan proses alamiah baik gigi dapat bertahan selama mungkin di
yang tidak dapat dihindarkan. Secara rongga mulut8.
biologis akan terjadi kemunduran- Gigi – geligi pada lansia mungkin
kemunduran fisik pada lansia, tanda-tanda sudah banyak yang rusak, bahkan copot
kemunduran fisik antara lain: a) kulit mulai sehingga menyulitkan saat mengunyah
mengendur dan pada wajah timbul keriput makanan.3 Berkurangnya kemampuan
serta garis-garis yang menetap; b) rambut mencerna makanan akibat kerusakan gigi
mulai beruban dan menjadi putih; c) gigi atau ompong merupakan salah satu faktor
perlahan-lahan mulai tanggal hingga yang mempengaruhi kebutuhan gizi lansia4
ompong; d) ketajaman penglihatan dan
pendengaran berkurang; e) mudah lelah; f) D. Status Gizi Pada Lansia
gerakan mulai lamban dan kurang lincah; g)
kerampingan tubuh menghilang, terjadi Status gizi lansia dipengaruhi oleh:
timbunan lemak di beberapa bagian tubuh.9 a) metabolisme basal menurun, kebutuhan
kalori menurun, status gizi lansia cenderung
C. Kesehatan Gigi dan Mulut Lansia mengalami kegemukan/ obesitas; b)
aktivitas/ kegiatan fisik berkurang, kalori
Akibat bertambahnya usia yaitu yang dipakai sedikit, akibatnya cenderung
secara berangsur-angsur gigi berkurang kegemukan/ obesitas; c) ekonomi
karena tanggal. Ketidaklengkapan gigi meningkat, konsumsi makanan menjadi
tentunya akan dapat mengurangi berlebihan, akibatnya cenderung
kenyamanan makan dan membatasi jenis- kegemukan/ obesitas; d) fungsi pengecap/
jenis makanan. Produksi air liur dengan penciuman menurun/ hilang, makan
berbagai enzim yang dikandungnya juga menjadi tidak enak dan nafsu makan
mengalami penurunan, sebagai akibatnya menurun, akibatnya lansia menjadi kurang
dapat menimbulkan mulut kering, gizi (kurang energi protein yang kronis); e)
kemampuan mengecap makanan berkurang, penyakit periodontal (gigi tanggal),
dan mempercepat kemungkinan terjadinya akibatnya kesulitan makan yang berserat
penimbunan karang gigi. Faktor-faktor (sayur, daging) dan cenderung makan
penting yang dapat mempengaruhi makanan yang lunak (tinggi kalori), hal ini
kesehatan gigi pada lansia diantaranya menyebabkan lansia cenderung
adalah kurangnya produksi saliva serta kegemukan/obesitas; f) penurunan sekresi
kebiasaan membersihkan gigi dan mulut. asam lambung dan enzim pencerna
Karies gigi dan penyakit periodontal makanan, hal ini mengganggu penyerapan
merupakan penyebab utama kehilangan gigi vitamin dan mineral, akibatnya lansia
pada lansia9. menjadi defisiensi zat-zat gizi mikro; g)
Penyakit di rongga mulut pada mobilitas usus menurun, mengakibatkan
lansia dapat berakibat negatif terhadap susah buang air besar, sehingga lansia
kesehatan dan kualitas hidup para lansia menderita wasir yang bisa menimbulkan
secara keseluruhan. Kurang menjaga perdarahan dan memicu terjadinya anemia;
kebersihan gigi bisa berimplikasi masuknya h) sering menggunakan obat-obatan atau
bakteri yang berujung pada banyak masalah alkohol, hal ini dapat menurunkan nafsu
kesehatan yang umum seperti jantung dan makan yang menyebabkan kurang gizi dan
penyakit lainnya. Beberapa kondisi yang hepatitis atau kanker hati; i) gangguan
sering terjadi pada rongga mulut lansia kemampuan motorik, akibatnya lansia
sebagai berikut: a) kehilangan gigi; b) kesulitan untuk menyiapkan makanan
penyakit gusi; c) mulut kering/ xerostomia; sendiri dan menjadi kurang gizi; j) kurang
d) periodontitis. Melalui perawatan yang bersosialisasi, kesepian (perubahan

Jurnal Kesehatan Gigi Vol. 3 No. 2 (Agustus 2015) 125


psikologis), akibatnya nafsu makan 12-14% dari porsi untuk orang dewasa.
menurun dan menjadi kurang gizi; k) Sumber protein yang baik pangan hewani
pendapatan menurun (pensiun), konsumsi dan kacang-kacangan.
makanan menjadi menurun akibatnya
menjadi kurang gizi; l) dimensia (pikun), Lemak
akibatnya sering makan atau malah jadi
lupa makan, yang dapat menyebabkan Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah
kegemukan atau pun kurang gizi.10 30% atau kurang dari total kalori yang
dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang
E. Kebutuhan Gizi Lansia terlalu tinggi (lebih dari 40% dari konsumsi
energi) dapat menimbulkan penyakit
Masalah gizi lansia berkaitan erat atherosclerosis (penyumbatan pembuluh
dengan menurunnya aktivitas biologis darah). Juga dianjurkan 20% dari konsumsi
tubuhnya. Konsumsi pangan yang kurang lemak tersebut adalah asam lemak tidak
seimbang akan memperburuk kondisi jenuh (PUFA = poly unsaturated faty acid).
lansia. Kebutuhan gizi lansia, sebagai Minyak nabati merupakan sumber asam
berikut10: lemak tidak jenuh yang baik, sedangkan
lemak hewan banyak mengandung asam
Kalori lemak jenuh.

Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa Karbohidrat dan serat makanan


kecepatan metabolisme basal pada lansia
menurun sekitar 15-20%, ini disebabkan Sembelit merupakan salah satu masalah
berkurangnya aktivitas dan massa otot. yang banyak diderita lansia. Serat makanan
Bagi lansia komposisi energi sebaiknya 20- telah terbukti dapat mengatasi masalah
25% berasal dari protein, 20% dari lemak, tersebut. Sumber serat yang baik bagi lansia
dan sisanya dari karbohidrat. Kebutuhan adalah sayuran, buah-buahan segar, dan
kalori untuk lansia laki-laki sebanyak 1960 biji-bijian utuh. Lansia tidak dianjurkan
kal, sedangkan untuk lansia wanita 1700 mengkonsumsi suplemen serat, yang dijual
kal. Bila jumlah kalori yang dikonsumsi secara komersial, karena dikuatirkan
berlebihan, maka sebagian energi akan konsumsi seratnya terlalu banyak, sehingga
disimpan berupa lemak, sehingga akan dapat menyebabkan mineral dan zat gizi
timbul obesitas, demikian sebaliknya. lain yang diperlukan terserap oleh serat
sehingga tidak dapat diserap tubuh. Lansia
Protein dianjurkan untuk mengurangi konsumsi
gula sederhana dan menggantinya dengan
Kebutuhan protein bagi orang dewasa per karbohidrat kompleks, yang berasal dari
hari adalah 1 gram per kg berat badan. Pada kacang-kacangan dan biji-bijian yang
lansia, masa ototnya berkurang, tetapi berfungsi sebagai sumber energi dan
ternyata kebutuhan tubuhnya akan protein sumber serat.
tidak berkurang, bahkan harus lebih tinggi
dari orang dewasa, karena pada lansia Vitamin dan mineral
efisiensi penggunaan senyawa nitrogen
(protein) oleh tubuh telah berkurang yang Hasil penelitian menyimpulkan bahwa
disebabkan pencernaan dan penyerapannya umumnya lansia kurang mengkonsumsi
kurang efisien. Beberapa penelitian vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam folat,
merekomendasikan, untuk lansia sebaiknya vitamin C, D, dan E. Umumnya kekurangan
konsumsi proteinnya ditingkatkan sebesar ini terutama disebabkan dibatasinya

Jurnal Kesehatan Gigi Vol. 3 No. 2 (Agustus 2015) 126


konsumsi makanan, khususnya buah- antioksidan; 6) mengurangi risiko penyakit
buahan dan sayuran. Kekurangan mineral jantung dengan membatasi makanan
yang paling banyak diderita lansia adalah berlemak yang banyak mengandung
kurang mineral kalsium yang menyebabkan kolesterol dan natrium serta harus banyak
kerapuhan tulang dan kekurangan zat besi makan makanan yang kaya vitamin B6,
yang menyebabkan anemia. Sayuran dan B12, asam folat, serat yang larut, kalsium
buah hendaknya dikonsumsi secara teratur dan kalium; 7) agar ingatan tetap baik dan
sebagai sumber vitamin, mineral, dan serat. sistem syaraf tetap bagus, harus banyak
makan vitamin B6, B 12, dan asam folat; 8)
Air mempertahankan berat badan ideal dengan
jalan tetap aktif secara fisik, makan rendah
Air dalam minuman dan makanan sangat lemak dan kaya akan karbohidrat
diperlukan tubuh untuk mengganti yang kompleks; 9) menjaga agar nafsu makan
hilang serta membantu pencernaan tetap baik dan otot tetap lentur, dengan cara
makanan dan membersihkan ginjal melakukan olah raga aerobic, berjalan, atau
(membantu fungsi kerja ginjal). Pada lansia berenang. Olah raga dilakukan menurut
dianjurkan minum lebih dari 6 - 8 gelas per porsi masing-masing usia serta tingkat
hari. kebugaran setiap orang; 10) tetaplah
Pola makan lansia disesuaikan beraktifitas setiap hari.
dengan kecukupan gizi yang dianjurkan dan
menu makanannya disesuaikan dengan D. Perawatan Gigi Pada Lansia
ketersediaan dan kebiasaan makan tiap
daerah. Sepuluh langkah agar dapat hidup Kamso, dkk., 1993 menyatakan para
lebih lama, sehat, dan berarti untuk lansia lansia seringkali mengabaikan kebersihan
yaitu: 1) menciptakan pola makan yang gigi dan mulutnya, mereka sering
baik, kemudian bersahabat dengannya. mengeluh sakit gigi, gigi goyang dan dapat
Ciptakan suasana yang menyenangkan di menyebabkan gigi tanggal. Kondisi ini
meja makan sehingga dapat menimbulkan dapat dicegah dengan pemeliharaan
selera makan; 2) Memperkuat daya tahan kebersihan gigi dan mulut yaitu dengan
tubuh, dengan mengkonsumsi makanan menggosok gigi secara teratur agar
yang mengandung zat gizi yang penting pembentukan bakteri dalam mulut dapat
untuk kekebalan, seperti: biji-bijian utuh, dicegah. Hal ini dapat dilakukan secara
sayuran berdaun hijau, makanan laut; 3) teratur dan berkesinambungan dimulai dari
mencegah tulang agar tidak menjadi diri sendiri dengan cara:11
keropos dan mengkerut, dengan makanan a. Menjaga kebersihan gigi dan mulut
yang mengandung vitamin D. Pada usia dengan menyikat gigi secara teratur dan
diatas 60 tahun kemampuan penyerapan membersihkan gusi dengan baik. Bagi
kalsium menurun, vitamin D membantu yang tidak ada gigi dengan
penyerapan kalsium dalam tubuh, contoh menggunakan kapas yang dicelupkan
makanan sumber vitamin D adalah susu; 4) pada air hangat tujuannya untuk
memastikan agar saluran pencernaan tetap menghindari tumbuhnya jamur pada
sehat, aktif dan teratur. Untuk itu harus gusi.
makan sedikitnya 20 gram makanan yang b. Mengatur pola makan dengan
mengandung serat, seperti biji-bijian, jeruk, menghindari makanan yang dapat merusak
dan sayuran yang berdaun hijau tua; 5) gigi seperti banyak mengandung gula.
menyelamatkan penglihatan dan mencegah c. Pemeriksaan gigi secara teratur ke
terjadinya katarak dengan makanan yang dokter gigi, Puskesmas, ataupun Rumah
mengandung vitamin C, E dan B, dan Sakit setiap enam bulan sekali untuk

Jurnal Kesehatan Gigi Vol. 3 No. 2 (Agustus 2015) 127


mengetahui kelainan yang ada pada mulut Simpulan dan Saran
sejak dini.
Menurut Kamso, dkk., 1993 Berdasarkan pembahasan di atas
kegiatan yang harus dilakukan selain dapat disimpulkan bahwa, lansia harus tetap
seperti di atas, para lansia juga perlu diberi memelihara giginya sehingga minimal
tindakan pencegahan penyakit gigi dan memiliki 20 gigi berfungsi agar dapat
mulut seperti dalam pelaksanaan asuhan mengunyah makanan dengan baik.
keperawatan. Berbagai kegiatan perlu Pengunyahan makanan yang baik serta
diperhatikan baik oleh lansia/ keluarga/ pemenuhan kebutuhan gizi yang seimbang
petugas kesehatan yang melaksanakannya. akan turut menjaga agar lansia tetap sehat.
Upaya yang dilakukan antara lain11. Agar lansia dapat hidup lebih lama,
1) Upaya promotif yaitu dengan sehat, dan berarti disarankan untuk tetap
memberikan penyuluhan tentang: a) cara menjaga pola hidup sehat serta beraktifitas
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.; b) setiap hari.
pentingnya protesa untuk mengembalikan
fungsi kunyah; c) pemeriksaan secara Daftar Pustaka
berkala.
2) Upaya preventif, berupa: a) 1. Departemen Kesehatan R.I. Pedoman
pemeliharaan gigi dan mulut termasuk Puskesmas Santun Usia Lanjut. Jakarta:
protesanya; b) pemilihan jenis makanan t.p; 2003.
yang mudah dikunyah dan dicerna ; c)
deteksi dini bila ada kelainan mukosa untuk 2. Bersatu.com. Jumlah Lansia Indonesia
mencegah keganasan sehingga segera Lima Besar Dunia; 2012 (diakses
melakukan pemeriksaan; d) pemeriksaan tanggal 20 Mei 2015). Tersedia di
berkala oleh dokter gigi. www.bersatu.com,
3) Upaya kuratif dan rehabilitatif.
Perawatan diri untuk lansia dalam 3. Rahma A. Makalah Gizi-lansia:
menjaga kebersihan gigi dan mulutnya, (diakses tanggal 20 Mei 2015). Tersedia
yaitu:9 di ml.scribd.com/doc/148456804.
1) Untuk yang masih mempunyai gigi: a)
bila ada karang gigi dan atau gigi berlubang
sebaiknya segera ke Puskesmas untuk 4. Akbar Z. Nutrisi Pada Lansia: 2012
mendapatkan penanganan lebih lanjut; b) (diakses tanggal 20 Mei 2015). Tersedia
Menyikat gigi secara teratur minimal dua di: http/ml.scribd.com/doc / Makalah
kali dalam sehari, pagi dan malam sebelum Ilmu Gizi.
tidur.
2) Bagi yang menggunakan gigi palsu 5. Setyaningsih D. Menjaga Kesehatan
maka gigi tersebut dibersihkan dengan sikat Gigi dan Mulut. Jakarta: CV Sinar
gigi perlahan-lahan di bawah air mengalir, Cemerlang Abadi. 2007.
bila perlu dapat menggunakan pasta gigi.
Waktu tidur gigi palsu dilepas dan 6. Departemen Kesehatan R.I. Profil
direndam dalam air bersih. Kesehatan Gigi dan Mulut di Indonesia
3) Kelompok lansia yang tidak Pada Pelita V. Jakarta: t.p. 1994.
mempunyai gigi sama sekali, setiap habis
makan seharusnya langsung berkumur-
7. Kementerian Kesehatan R.I. Buku
kumur dan juga menyikat bagian gusi dan
Panduan Pelatihan Kesehatan gigi dan
lidah secara teratur untuk membersihkan
Mulut Kader Posyandu. Jakarta: t.p.
sisa makanan yang melekat.
2012.

Jurnal Kesehatan Gigi Vol. 3 No. 2 (Agustus 2015) 128


8. Bararah V F. 2010. Berapa Banyak
Jumlah Gigi Yang Dibutuhkan. 2010
(diakses tanggal 10 Juni 2015). tersedia
di: http://health.detik.com/read/.

9. Departemen Kesehatan R.I. Pedoman


Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi
Petugas Kesehatan. Jakarta: t.p. 2001.

10. Lenteraimpian. Proses menua. (Diakses


tanggal 25 Juni 2015) Tersedia di:
http:/wordpress.com.

11. Rahardjo dan Tri B. W. Kebijakan


Tentang Kesejahteraan Penduduk
Lansia Di Indonesia Serta Kaitannya
Dengan Upaya Pembinaan Kesehatan,
Termasuk Bidang Kesehatan Gigi,
Majalah Ilmiah Kedokteran Gigi 1
(Edisi Khusus Foril V 1996), hal. 68-
78. 1996.

Jurnal Kesehatan Gigi Vol. 3 No. 2 (Agustus 2015) 129

Potrebbero piacerti anche