Sei sulla pagina 1di 10

THE STRATEGY DEVELOPMENT AND COMPETITIVE ADVANTAGES OF

MICRO SMALL MEDIUM ENTREPRISE BUSINESS INSTITUTION TOWARD


REGIONAL DEVELOPMENT

Andi Munandar
Doctoral Student of Business Administration Faculty of Social
and Political Science University of Padjadjaran
Email: andimunandar999@ymail.com

ABSTRACT
The implementation of “business not as usual” on the MP3EI 2011 – 2015 was held to optimize the
potential of regional commodities that can increase the regional values. This research was conducted to
search for the potential of UMKM in developing the potential commodities of Lampung province. The
problems related to the commodities development consists of setting up the potential commodities which as
based on the production copacity, so that it is difficult for those local governments to stimulate the
coomdities development.
The research method was qualitative method and data collected through literature reviews and
analysis of competitive advantage. The results of the research were 1) there are high potential of UMKM
development, 2)UMKM should be developed in accordance with the local culture and regional
commodities, 3) UMKM plays an important role in solving the social problems such as creating
employment, 4) the development of human resources, technology, capital, marketing, information and
management plays an important role in the development micro business, 5) the natural resources, human
resources, and the world market in the global era would be a high potential if it is designed and the
initiation strategy consists of the government network, NGO, private institution, individual and groups,
which is managed effectively.

Keywords : strategy, business institutions, competitivve advantages

STRATEGI PENGEMBANGAN DAN KEUNGGULAN BERSAING LEMBAGA


BISNIS UMKM TERHADAP PEMBANGUNAN DAERAH

ABSTRAK
Penerapan “business not as usual” pada MP3EI 2011-2025 dilakukan dengan menggali dan
mengoptimalkan potensi unggulan daerah yang dapat memberikan nilai tambah bagi daerah tersebut.
Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji potensi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam
mengembangkan komoditas unggulan di Provinsi Lampung. Permasalahan terkait dengan pengembangan
komoditas unggulan yang hanya didasarkan pada kapasitas produksi, sehingga menyulitkan bagi
pemerintah daerah untuk menstimulir pengembangan komoditas unggulannya.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dan data yang dikumpulkan melalui studi
literatur dan analisis keunggulan bersaing. Hasil penelitian adalah, Pertama; potensi pengembangan
UMKM di daerah sangat besar. Kedua, pengembangan UMKM harus dilaksanakan sesuai dengan budaya
lokal dan potensi yang dimiliki oleh daerah yang bersangkutan. Ketiga, sektor UMKM ini sangat berperan
dalam menanggulangi masalah sosial di daerah dengan penyerapan tenaga kerja yang sangat tinggi.
Keempat, peranan peningkatan SDM, pemanfaatan teknologi, akses permodalan, akses pemasaran, akses
informasi, dan manajemen sangat penting dalam mengembangkan usaha mikro. Kelima; Sumber daya
alam dan sumber daya manusia serta pasar dunia yang semakin terbuka pada era global merupakan
potensi besar jika disain dan strategi replikasi yang meliputi kerjasama jaringan (network) pemerintah,
LSM, lembaga swasta dan individu maupun kelompok dikelola secara efektif dalam bentuk kemitraan.

Kata kunci :strategi,lembaga bisnis, keunggulan bersaing,

Jurnal AdBispreneur Vol. 1, No. 2, Agustus 2016 Hal. 103-112 103


PENDAHULUAN berpotensi meningkatkan pendapatan riil
perkapita masyarakat sebesar Rp14,57838. 3)
Salah satu pelaku usaha yang memiliki penambahan tenaga kerja pada UMKM yang
eksistensi penting namun kadang dianggap berstruktur ekonomi agraris yang didominasi
“terlupakan” dalam percaturan kebijakan di oleh sektor pertanian tidak bisa digunakan
negeri ini adalah Lembaga Usaha Mikro, Kecil sebagai media pengurangan kemiskinan karena
dan Menengah (UMKM). Padahal jika dikenal produktivitas tenaga kerja di sektor pertanian ini
lebih jauh dan dalam, peran Lembaga UMKM sangat rendah dan 4) penambahan modal
bukanlah sekedar pendukung dalam kontribusi (investasi) pada UMKM tidak memiliki pengaruh
ekonomi nasional. Lembaga UMKM dalam yang signifikan pada upaya pengurangan
perekonomian nasional memiliki peran yang kemiskinan di Provinsi Lampung. Setiap
penting dan strategis. Kondisi tersebut dapat penambahan investasi pada UMKM sebesar Rp
dilihat dari berbagai data empiris yang 1.000.000,- secara komulatif hanya berpotensi
mendukung bahwa eksistensi UMKM cukup meningkatkan pendapatan perkapita sebesar Rp
dominan dalam perekonomian Indonesia 0,826531.
(Setyobudi, 2007). Hasil penelitian pada poin ketiga dan
Peningkatan peran dan kegiatan usaha keempat tentunya ironi bila diandingkan dengan
UMKM semakin tampak sejak krisis tahun 1997, keunggulan Provinsi Lampung, dimana sektor
UMKM telah menunjukkan perkembangan yang Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan perikanan
terus meningkat dan bahkan mampu menjadi memiliki kontribusi paling besar terhadap PDRB
penopang pertumbuhan ekonomi nasional. Hal yaitu 39%. Jumlah ini lebih besar dibandingkan
tersebut dapat dilihat dari data BPS 2003, yang industri pengolahan (14%) dan perdagangan,
menunjukkan populasi UMKM mencapai sekitar restoran dan hotel (14%) (LDA, 2010).
48,39 juta unit atau 99,85% dari keseluruhan Berdasarkan potensi tersebut tentunya perlu
pelaku bisnis di Indonesia. UKM memberikan dikaji pengembangan model yang efektif yang
kontribusi besar dalam penyerapan tenaga kerja dapat menciptakan UMKM komoditas unggulan
yaitu 99,4% dan memberikan kontribusi terhadap yang produktif. Penambahan modal semata
Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar Rp. terbukti dari penelitian tersebut tidak
1.013,5 triliun atau 56,73% (Lestari Hs, 2010). meningkatkan produktifitas usaha, namun
Hasil penelitian oleh Bank Indonesia bekerja penambahan jumlah UMKM signifikan dapat
sama dengan LPM Unila (Bank Indonesia. mengurangi tingkat kemiskinan (poin 2). Hal ini
2010a), menemukan UMKM memberikan sesuai dengan penelitian sebelumnya (Deputi
kontribusi terhadap pengurangan kemiskinan. Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK, 2006),
Penelitian tersebut dilakukan pada sembilan bahwa pengembangan UMKM daerah ternyata
sektor usaha baik yang tergabung dalam memang harus memperhatikan daya saing
kelompok ILMEA (Industri Logam, Mesin, komoditasnya. Bila hal ini tidak diperhatikan,
Elektronik dan Aneka) maupun IKAH (Industri berapapun penambahan modal investasi, tidak
Kimia, Agro Industri dan Hasil Hutan) yang ada signifikan dapat meningkatkan produktifitas
di Provinsi Lampung. Hasil penelitian usaha.
menunjukkan bahwa; 1) struktur UMKM di UMKM memang tidak terlepas dengan
Provinsi Lampung masih dikuasai oleh sektor berbagai kelemahan dan hambatan yang
agraris terutama sektor pertanian, 2) tingkat dihadapinya (Arsyad (1993:38), Idrus (1998:17),
keeratan hubungan antara penambahan satu unit Bappenas (2010), Thee Kian wie dalam Ismail
usaha kecil baru dengan upaya pengurangan (2010). Sehingga perlu dikaji mendalam berbagai
kemiskinan di Provinsi Lampung sangat hal yang dapat mendukung produktiftas UMKM.
kuat/erat, dimana setiap penambahan Berdasarkan kondisi tersebut tentunya perlu
(pembukaan) satu unit usaha kecil baru akan dikembangkan Model UMKM Berbasis

104 Jurnal AdBispreneur Vol. 1, No. 2, Agustus 2016 Hal. 103-112


Komoditas Unggulan khususnya di Provinsi di negara-negara investor. Sehingga keuntungan
Lampung. dari nilai tambah produk benar-benar dapat
Pengembangan Model UMKM Berbasis dirasakan di dalam negeri bukan di negara-negara
Komoditas Unggulan Provinsi Lampung investor sebagaimana yang telah terjadi selama
didasarkan kepada konsep MP3EI 2011-2025. ini. Misalnya Indonesia saat ini belum mampu
Pengembangan MP3EI dilakukan dengan mempertahankan keunggulan bersaing kelapa
pendekatan breakthrough yang didasari oleh sawit dan karetnya. Hal ini terlihat dengan
semangat “Not Business As Usual”, melalui semakin menurunnya permintaan ekspor sawit
perubahan pola pikir bahwa keberhasilan dan karet, sedangkan produksi dan differensiasi
pembangunan ekonomi tidak hanya tergantung produk negara pesaing seperti Malaysia dan
pada pemerintah saja melainkan merupakan Thailand semakin meningkat (Purwantoro (2008)
kolaborasi bersama antara Pemerintah Pusat, dan Departemen Pertanian (2007).
Pemerintah Daerah, BUMN, BUMD, dan
Swasta. Pihak swasta memegang peran utama TINJAUAN PUSTAKA
dan penting dalam pembangunan ekonomi
terutama dalam peningkatan investasi dan Konsep Usaha Kecil itu sendiri
penciptaan lapangan kerja. Kegiatan Utama sesungguhnya, dari 48,9 juta usaha kecil di
untuk Koridor Ekonomi Sumatera difokuskan Indonesia, hanya 1 juta unit lebih yang benar-
kepada tiga indikator utama yaitu; Kelapa sawit, benar dapat di sebut sebagai pengusaha kecil.
karet dan batu bara. Ketiga indikator utama Koperasi pun hanya 80 ribu lebih, lebih dari
tersebut memiliki kontribusi secara nasional. 47,50 juta pengusaha sesungguhnya
Hanya saja bila dilihat secara khusus pada dikategorikan sebagai usaha mikro. Dengan
Provinsi Lampung, komoditas unggulan Provinsi demikian, bila kita berbicara tentang UMKM
Lampung tidak hanya pada ketiga indikator perlu di ingat bahwa sebetulnya kebanyakan
utama tersebut. Provinsi Lampung justru terkenal usaha yang kita bahas itu bersifat sangat kecil.
dengan komoditas yang diakui dunia, diantaranya Sampai saat ini masih terdapat perbedaan
kopi robusta, jagung, nanas kaleng, udang dan mengenai kriteria pengusaha kecil baik yang ada
lain sebagainya. Produksi beras Lampung dikalangan perbankan, lembaga terkait, biro
menjadi salah satu lumbung nasional, dan statistik (BPS), maupun menurut kamar dagang
Lampung juga penghasil tapioka. Oleh karena itu dan industri Indonesia (KADIN). Perbedaan
perlu dikaji secara mendalam komoditas- kriteria tersebut adalah Bank Indonesia. Suatu
komoditas unggulan Provinsi Lampung beserta perusahaan atau perorangan yang mempunyai
keunggulan bersaingnya serta pengembangan total assets maksimal Rp. 600 juta tidak termasuk
Model UMKM yang dapat mengolah komoditas- rumah dan tanah yang ditempati. Untuk
komoditas unggulan tersebut secara baik. Departemen Perindustrian kriteria usaha kecil
Sehingga pemanfaatan nilai tambah produk sama dengan Bank Indonesia. Biro Pusat Statistik
benar-benar dapat dirasakan oleh pelaku UMKM (BPS); Usaha rumah tangga mempunyai : 1-5
khususnya serta peningkatan PDRB Provinsi tenaga kerja, Usaha kecil mempunyai : 6-19
Lampung secara luasnya. tenaga kerja, Usaha menengah mempunyai : 20-
Model UMKM Berbasis Komoditas 99 tenaga kerja. Kamar Dagang Industri
Unggulan Provinsi Lampung diawali pada tahun Indonesia (KADIN); Industri yang mempunyai
pertama dengan mengkaji berbagai komoditas total asset maksimal Rp.600 juta termasuk rumah
unggulan dan keunggulan bersaingnya serta dan tanah yang ditempati dengan jumlah tenaga
produk-produk derivatif yang telah kerja dibawah 250 orang. Departemen Keuangan;
dikembangkan. Hal ini penting disebabkan Suatu badan usaha atau perorangan yang
semangat MP3EI adalah pengembangan mempunyai assets setinggi-tingginya Rp. 300
komoditas dilakukan di dalam negeri dan bukan

Jurnal AdBispreneur Vol. 1, No. 2, Agustus 2016 Hal. 103-112 105


juta atau yang mempunyai omset penjualannya Sehubungan dengan kesulitan yang
maksimal Rp. 300 juta per tahun. ditimbulkan di atas, maka sejak tahun 1995 telah
Sebagai permbandingan dikemukakan pula diadakan kesepakatan bersama antar instansi
beberapa kriteria usaha kecil beberapa negara BUMN dan perbankan untuk menciptakan suatu
berkembang seperti India, Thailand dan kriteria usaha kecil, yaitu suatu badan atau
Philipina. India, Industri yang memiliki pabrik perorangan yang mempunyai total assets
dan mesin-mesin beserta perlengkapannya maksimal Rp. 600 juta tidak termasuk rumah dan
dengan fixed assets maksimal Rupe 2.500.000 tanah yang ditempati.
atau sekitar Rp. 496,4 juta. Thailand Industri
yang memiliki fixed assets maksimal Bath METODE PENELITIAN
2.000.000 atau sekitar Rp. 438,1 juta. Philipina
Usaha rumah tangga industri adalah yang nilai Metode penelitian yang digunakan dalam
fixed aset kurang dari Peso 100.000 atau sekitar penelitian ini berupa metode penelitian kualitatif.
Rp. 16 juta. Small industry adalah yang nilai Penelitian dilakukan dengan pendekatan
fixed asetnya antara Peso 100.000 s/d 1.000.000 pustaka/literatur dan penelitian lapangan. Pada
atau sekitar Rp. 160,8 juta. pendekatan pustaka dikaji literatur-literatur
Usaha berskala mikro, kecil dan menengah termasuk situs penelitian terkait komoditas
dalam arti yang sempit seringkali dipahami unggulan dan UMKM di Provinsi Lampung,
sebagai suatu kegiatan usaha yang memiliki penelitian lapangan dilakukan dengan cara
jumlah tenaga kerja dan atau asset yang relatif pengumpulan data melalui observasi dan
kecil. Bila hanya komponen ini dijadikan sebagai dianalisis mengunakan teknik analisis SWOT.
patokan dalam menentukan besar kecilnya skala Berdasarkan penelitian terdahulu ditemukan
usaha maka banyak bias yang terjadi, sebagai bahwa pada umumnya kabupaten/kota
contoh sebuah perusahaan yang memperkejakan menetapkan komoditas unggulannya, namun
50 orang karyawan di Amerika Serikat tidak didasarkan kepada keunggulan bersaing
dikategorikan sebagai perusahaa kecil (relatif komoditas tersebut, sehingga menyebabkan
terhadap ukuran ekonomi Amerika Serikat). pemerintah kesulitan menstimulir pengembangan
Sementara itu untuk ukuran yang sama, sebuah komoditas unggulannya Deputi Bidang
perusahaan di Bolivia tidak lagi masuk dalam Pengkajian Sumberdaya UKMK (2006a).
kategori usaha kecil. Dengan demikian, Penelitian mengenai strategi pengembangan
diperlukan komponen atau karakteristik lain UMKM di Jawa Tengah menunjukkan pada
dalam melakukan penilaian ukuran usaha, sektor industri pengolahan, pertanian kehutanan,
misalnya dengan melihat tingkat informalitas perikanan serta peternakan, perlu dilakukan
usaha dengan berdasarkan kepada dokumen- pemetaan produk secara lebih spesifik dan
dokumen usaha yang dimiliki, tingkat kerumitan homogen (Widiyanto dan Sumarno, 2010).
teknologi yang digunakan, padat karya dan lain Penelitian oleh Bank Indonesia bekerja sama
sebagainya. dengan LPM Unila (Bank Indonesia. 2010a),
Perbedaan beberapa kriteria tersebut dapat menemukan bahwa struktur UMKM di Provinsi
dimengerti karena alasan kepentingan pembinaan Lampung masih dikuasai oleh sektor agraris
yang spesifik dari masing-masing sektor/kegiatan terutama sektor pertanian, penambahan modal
yang bersangkutan. Namun disadari pula bahwa (investasi) pada UMKM tidak memiliki pengaruh
dalam beberapa hal perbedaan tersebut dapat yang signifikan pada upaya pengurangan
menimbulkan kesulitan bagi suatu lembaga kemiskinan di Provinsi Lampung. Hasil
peneliti terutama dalam pengambilan sampel penelitian oleh Hayati dan Sari (2007)
penelitian, sehingga hasilnya dapat menimbulkan menunjukkan ketrampilan kepemimpinan
persepsi berbeda. pemilik usaha kecil; industri pengolahan, meubel
dan percetakan di Bandar Lampung berpengaruh

106 Jurnal AdBispreneur Vol. 1, No. 2, Agustus 2016 Hal. 103-112


terhadap kinerja, kepuasan dan komitmen lembaga keuangan mikro, penguatan proteksi
karyawannya. lingkungan, pengembangan tanggung jawab
sosial perusahaan, perlindungan terhadap warisan
budaya, dan pendirian lembaga pembangunan
HASIL DAN PEMBAHASAN daerah.

Strategi Pengembangan Pemerintah Daerah


Dalam Era persaingan bebas ini yaitu telah Pemerintah daerah dalam era otonomi daerah
diberlakukannya Masayarakat Ekonomi Asean seharusnya mempercepat pembangunan daerah,
(MEA) sekarang, setiap masyarakat di Indonesia pemerintah daerah sebagai pengambil kebijakan
menghadapi tantangan yang berbeda dari pembangunan harus lelalu mengintegrasikan
lingkungan eksternal. Dalam kaitan ini, semua lintas pelaku, termasuk berbagai unsur
pemecahan masalah tidak dapat dilakukan dalam pemerintah daerah, bisnis, organisasi
dengan kebijakan sama yang berlaku umum dari nirlaba dan penduduk lainnya. Lintas pelaku
tingkat pusat. Kebijakan dan strategi yang harus bekerjasama untuk membuat kerangka
dikembangkan haruslah sesuai dengan spesifikasi kerja formal dan informal atau lembaga untuk
atau kondisi yang dibutuhkan oleh daerah yang mendorong interaksi dan mengatur hubungan
bersangkutan. Untuk itu, perlu diperhatikan antar lembaga. Fleksibilitas harus menjadi kunci
bahwa peran UMKM strategis untuk dari kerangka kerja dan lembaga yang harus
menciptakan tenaga kerja, kesejahteraan dan menyalurkan perhatian dan kepentingan yang
peningkatan standar hidup masyarakat setempat. relevan dalam proses dan mobilisasi sumber daya
Pertumbuhan UMKM tergantung dari kondisi masyarakat. Percepatan pembangunan daerah
lingkungan bisnis yang dibuat sebagai usaha mungkin memerlukan pendirian suatu organisasi
bersama antara UMKM, Pemerintah dan entitas pengembangan khusus, yang bertanggungjawab
masyarakat setempat. Adapun unsur lingkungan dalam pengordinasian seluruh lintas pelaku dan
bisnis kondusif yang perlu menjadi perhatian, berfungsi sebagai juru bicara rencana aksi atau
meliputi ketersediaan modal, infrastruktur dan platform yang ingin dituju.
fasilitasnya, ketersediaan tenaga terampil, Organisasi ini harus membentuk jejaring
layanan pendidikan dan pelatihan, jaringan untuk pembangunan daerah untuk peningkatan
pengetahuan, ketersediaan layanan bisnis, efisiensi pengalokasian sumberdaya serta
lembaga lingkungan pendukung pembangunan berbagai pengetahuan dan informasi.
daerah, dan kualitas pengelolaan sektor publik. Operasionalisasi dan pembiayaan organisasi ini
Sebagai persyaratan agar strategi pembangunan harus didukung oleh lintas pelaku daerah.
daerah bekerja dengan baik, maka harus ada Salah satu misi utama dari pemerintah daerah
evaluasi terhadap kekuatan dan kelemahan adalah menggambarkan dan
masyarakat, identifikasi kesempatan bagi mengimplementasikan seluruh strategi
UMKM, pengurangan hambatan bisnis, dan pembangunan. Proses ini harus dimulai dengan
pemberian kesempatan lintas pelaku setempat penetapan tujuan yang jelas dan memahami
untuk berpartisipasi dalam proses. kondisi daerah setempat.
Dalam pembangunan daerah ini, strategi dan Entitas harus juga mempertimbangkan
pendekatan yang bisa dilakukan, antara lain keberlanjutan pada semua tahapan perencanaan
investasi dibidang infrastruktur, penyediaan dan implementasi untuk menjamin suatu
insentif bagi investasi bisnis, mendorong lingkungan yang sehat dan suatu kualitas hidup
pengembangan investasi baru, pengembangan yang baik. Strategi yang diterapkan haruslah
klaster, pengembangan kemitraan, dikembangkan dengan pembagian tenaga kerja
pengembangan kesempatan kerja, penyediaan antar pelaku sesuai dengan kekuatan dan
layanan pelatihan dan konsultasi, pengembangan sumberdaya mereka. Sejalan dengan tren

Jurnal AdBispreneur Vol. 1, No. 2, Agustus 2016 Hal. 103-112 107


desentralisasi, peran pemerintah daerah menjadi sehingga menigkatkan output industri dan
semakin penting dalam pembangunan. Otoritas menciptakan kesempatan kerja baru. Melalui
pemerintah daerah harus menyediakan petunjuk interaksi dan berbagai sumber daya dalam
dan bantuan untuk efektifitas dan efisiensi jejaring, inovasi dan perbaikan teknologi dapat
implementasi pengembangan strategi. Simplikasi ditingkatkan. Dalam kaitan ini pemerintah daerah
dan deregulasi prosedur birokrasi harus perlu menumbuhkan iklim usaha yang kondusif
dilakukan untuk mengurangi biaya bisnis. sesuai dengan kondisi lokal untuk pengembangan
Pemerintah daerah harus menjembatani antara industri klaster.
masyarakat dan otoritas pemerintah yang lebih
tinggi. Pengembangan SDM.
Kebijakan tenaga kerja terkait erat dengan
strategi pengembangan ekonomi dan kebijakan
Promosi Inovasi stabilitas sosial. Dan keberhasilan pada satu sisi
Seorang wirausaha secara umum mampu suatu kebijakan tergantung pada keberhasilan
memanfaatkan kesempatan untuk pengembangan yang lain. Unsur-unsur interaksi mempengaruhi
kapasitas ekonomi dan pengalokasian sumber keberhasilan kebijakan tenaga kerja meliputi
daya secara efektif. Sejalan dengan tren baru seberapa baik kebijakan itu sejalan dengan
dalam pembangunan ekonomi, wirausaha juga seluruh strategi pengembangan ekonomi, yang
harus mampu menghadapi kompetisi dan juga harus membangun jejaring dengan layanan
berinovasi, menghasilkan pertumbuhan ekonomi, organisasi ekonomi dan sosial lain, dan
pembaharuan teknologi, penciptaan lapangan bagaimana kondisi sosial dan ekonomi
kerja dan perbaikan kesejahteraan masyarakat mempengaruhi fleksibilitas implementasinya.
setempat. Sumber daya lokal harus dimanfaatkan UMKM dan bisnis pemula menjadi penghela
untuk mendorong pengembangan bisnis dengan penciptaan tenaga kerja di tingkat lokal.
memfasilitasi pengusaha untuk mengakses Penumbuhan UMKM dan bisnis pemula
informasi, ilmu pengetahuan, teknologi, modal, mempunyai andil pending dalam penyusunan
dan sumber daya manusia yang dibutuhkan bagi kebijakan tenaga kerja diberbagai wilayah. Agar
keberhasilan bisnisnya. Lebih penting lagi, kebijakan UMKM dan bisnis pemula berjalan
otoritas daerah harus mampu melakukan upaya dengan baik, otoritas pemerintah daerah harus
penyederhanaan proses administrasi bagi usaha melibatkan mereka dalam setiap proses
pemula (new business start-up). penyusunan dan implementasi kebijakan.
Sistem inovasi lokal merupakan mekanisme Pendirian organisasi pelatihan lokal perlu
fundamental untuk penguatan kapasitas inovasi koordinasi antar pembisnis, tega ahli, dan
ditingkat lokal. Adapun aktor utama dalam perguruan tinggi. Masukan dari pebisnis dapat
sistem ini meliputi pemerintah setempat, industri, membantu menjamin kandungan pelatihan dapat
lembaga riset dan perguruan tinggi. Untuk merefleksikan keterampilan yang sesuai dengan
penguatan operasi sistem inovasi lokal, alam kebutuhan pasar tenaga kerja. Otoritas
pemerintah daerah perlu mengembangkan daerah dapat menawarkan insentif untuk
kolaborasi antara industri dan perguruan tinggi mengembangkan pelatihan keterampilan, dan
dengan menyediakan insentif untuk mendorong partisipasi dalam pelatihan. Dalam
pengembangan usaha patungan antara pengusaha era globalisasi, keterampilan yang dibutuhkan
daerah dan perguruan tinggi. Pengembangan pasar berubah cepat. Tenaga kerja harus fleksibel
inkubator akan meningkatkan diseminasi ilmu mampu beradaptasi dengan perubahan. Oleh
pengetahuan dalam sistem inovasi. karena itu sangat penting untuk mempercepat
Pembentukan klaster akan mampu kapasitas pekerja untuk mempelajari
merangsang penumbuhan bisnis baru dan keterampilan baru, dan alih keterampilan bagi
menarik perusahaan bisnis baru dari luar daerah, industri yang lain.

108 Jurnal AdBispreneur Vol. 1, No. 2, Agustus 2016 Hal. 103-112


Dukungan Finansial obligasi konversi kepada UMKM dalam jangka
Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan waktu tertentu dengan karakteristik mempunyai
Menengah (UMKM) biasanya diiringi dengan tingkat resiko atau modal yang ditanamkan
kebutuhan modal. UMKM yang semakin karena bertindak sebagai investor. Modal ventura
berkembang, disebabkan karena semakin merupakan investasi aktif, yakni jika dipandang
besarnya pula peluang usaha yang dapat diakses. perlu melibatkan diri dalam pengelolaan usaha
Dalam kondisi tersebut biasanya UMKM UMKM investasi bersifat sementara dan
tidak dapat mengembangkan usahanya lebih jauh mengharapkan hasil atas investasi yang
lagi, karena kurangnya dukungan dana. Di sinilah ditanamkan. Dibandingkan dengan perbankan,
pentingnya lembaga pemberi modal memainkan lembaga modal ventura memiliki beberapa
peranannya, sekaligus melalukan pendampingan. kelebihan didalam mendukung usaha mikro, kecil
Sejumlah mekanisme dapat dilakukan sesuai dan menengah antara lain:
dengan keragaman kondisi yang dihadapi Pertama, lembaga modal ventural
UMKM berkaitan dengan akses finansial. Untuk menyediakan modal seperti halnya perbankan,
pembiayaan usaha mikro biasanya memerlukan tetapi dengan syarat lebih sederhana dalam aspek
pengembangan lembaga keuangan mikro dan formal maupun agunan karena lebih
ketersediaan kredit yang dapat diakses mereka. mengedepankan kelayakan usaha.
Lembaga keuangan mikro bisa berbentuk Kedua, selain modal, pola ventura juga
bank atau non bank, termasuk koperasi. Bagi menyediakan pendampingan sesuai kebutuhan
usaha pemula, pengembangan jejaring lokal UMKM, sehingga dapat berjalan lebih efektif
usaha malaikat (Business Angels) dapat bagi kedua pihak. Pola pendampingan ini
mengatasi sebagian masalah mereka. Lembaga menjadi trdemark ventura. Pendampingan ini
jaminan kredit termasuk di tingkat lokal juga dapat berbentuk pembinaan atau Pelatihan,
memadai untuk pasar lokal yang lebih kecil. konsultasi, manajemen dan perluasan pasar bagi
Tujuan pengembangan lembaga jaminan kredit UMKM. Ini yang menyebabkan pola modal
untuk menjamin keamanan pembiayaan UMKM, ventura berbeda dengan perbankan. Faktor lain
membantu UMKM mengatasi keterbatasan yang mendukung lembaga modal ventura
agunan, meningkatkan minat lembaga keuangan menjadi alternatif, adalah akses jaringan di
memberikan kredit kepada UMKM dan seluruh Indonesia.
mendukung lembaga lain yang telah berusaha
membantu UMKM, sebab selama ini perbankan Modal Awal Pendanaan
tidak kondusif dalam memberikan pinjaman Sejak tahun 2001, modal ventural telah
kredit, karena kredit yang mereka kucurkan menjadi mitra kementrian Koperasi dan UMKM
selalu berdasarkan 5 C, yakni character, untuk menggulirkan dana penguatan permodalan
capacity, capital, condition of ecconomic, and kepada usaha kecil, mengengah dan koperasi
collateral. melalui program modal awal pendanaan (MAP).
Akibatnya perbankan selalu menerapkan MAP ini merupakakan dana investasi untuk
berbagai persyaratan jaminan keamanan kredit disalurkan kepada usaha kecil, menengah dan
yang disalurkannya. Apalagi mereka juga sering koperasi (UMKMK) melalui lembaga modal
kali tidak membedakan persyaratan kredit antara ventura untuk memulai atau mengembangkan
usaha mikro atau kecil dengan usaha besar. bisnis UMKMK. Program MAP bertujuan
Karena itulah pemerintah mendukung peran serta melakukan pengembangan UMKMK terutama
lembaga keuangan lain seperti lembaga modal yang bernilai tambah tinggi, menstimulasi dan
ventura sebagai alternatif solusi didalam menggalang partisipasi berbagai pihak dalam
pemberdayaan UMKM. Keunggulan modal pengembangan basis permodalan UMKMK, serta
ventura, modal ventura adalah pembiayaan yang merangsang pengembangan permodalan jangka
berbentuk penyertaan modal, pola bagi hasil, dan panjang bagi UMKMK melalui penyediaan dana

Jurnal AdBispreneur Vol. 1, No. 2, Agustus 2016 Hal. 103-112 109


investasi (matching fund), dengan mekanisme yang sesuai dengan kebutuhan setempat. Kunci
pengembalian pokok dana MAP oleh UMKMK utama dari kemitraan ini adalah mekanisme
dilakukan dengan diangsur atau sekaligus sesuai untuk mengatur dan mengkoordinir secara benar
dengan jadwal investasi UMKMK yaitu sumber daya dan upaya-upaya yang berbeda dari
maksimal 5 tahun. para pelaku yang berbeda. Perencanaan dan
implementasinya dilaksanakan sesuai dengan
Strategi Pemasaran. kemampuan dan kekuatan masing-masing.
Di banyak daerah, masalah strategi Selama dalam proses ini penting untuk
pemasaran menjadi perhatian utama, khususnya diperhatikan, yakni membentuk jejaring
untuk produk budaya lokal. Industri budaya lokal kerjasama dan mengembangkan rasa saling
yang tradisional mungkin masih menggunakan percaya. Karena keterbatasan institusionalisasi,
metode pemasaran kadaluarsa. Ini bisa membuat kemitraan untuk pembangunan daerah kerap
industri ini mengalami penurunan. Tetapi, upaya kurang berjalan dengan stabil. Oleh karena itu
mengembangkan industri budaya lokal dengan pemerintah daerah harus memimpin di depan
pemasaran inovatif dan modern bisa membantu dalam membangun mekanisme yang lebih stabil
meraih kembali keuntungan pasar. Kebijakan dan formal untuk membantu memberikan
seperti ini dapat mencegah hilangnya nilai kemitraan sebagai basis pelembagaan dan
budaya dan sejarah karena dampak globalisasi. kemampuan merancang dan menerapkan rencana
Produk dari industri budaya lokal merupakan pengembangan. Konsep kemitaan untuk
ekspresi budaya dan seni, yang biasanya banyak pembangunan daerah dekat hubungannya dengan
menarik bagi pembeli asing dan memiliki potensi tanggung jawab sosial perusahaan (corporate
ekspor tinggi. Walaupun secara umum, sebagian social responsibility). Sejalan dengan filosofi
dari industri ini adalah usaha mikro yang CSR, perusahaan ingin mendedikasikan dirinya
kesulitan pemasaran di luar negeri. untuk membangun kemitraan lokal, memperkuat
Pengembangan e-commerce merupakan strategi kapasitas lokal, perlindungan lingkungan dan
yang dapat membantu memasarkan produknya berkontribusi dana untuk pembangunan daerah.
keluar negeri dengan biaya yang murah. Sebelum Kesadaran akan pentingnya CSR diantara para
itu, memperkecil kesenjangan digital perlu pebisnis menjadi prasyarat penting untuk
dilakukan dan sekaligus pembangunan melibatkan para pebisnis dalam kemitraan untuk
infrastruktur internet. Untuk mengatasi pengembangan daerah. Membangun kesadaran
keterbatasan ukuran dan sumber daya, pembisnis ini merupakan bidang yang perlu menjadi
budaya lokal dapat menerapkan strategi perhatian pemerintah daerah.
pembangunan kerjasama, seperti kerja sama
pemasaran dengan pebisnis di industri budaya
lokal dan bisnis lain yang saling menguntungkan.
Para pasangan bisnis ini dapat bekerja sama
untuk membangun asosiasi atau jejaring untuk
mempromosikan produk.

Membangun Kemitraan
Pembangunan daerah sebagian besar
tergantung pada kemitraan antara pemerintah,
pelaku bisnis dan lembaga non pemerintah.
Kemitraan ini memfasilitasi koordinasi dan kerja
sama. Pasangan lokal dari sektor swasta dapat
membantu mengekspolitasi kesempatan daerah
dalam mengembangkan kebijakan dan strategi

110 Jurnal AdBispreneur Vol. 1, No. 2, Agustus 2016 Hal. 103-112


SIMPULAN Bank Indonesia. “Statistik Ekonomi Keuangan
Indonesia.” 1995.
Berdasarkan pembahasan dapat ditarik Bappenas. 2010. Pemberdayaan Koperasi, Dan
beberapa kesimpulan. Pertama; potensi Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah. Bab
pengembangan UMKM di daerah sangat besar. 20. www.bappenas.go.id/get-file-
Kedua, pengembangan UMKM harus server/node/165. Diakses 23 May 2010.
dilaksanakan sesuai dengan budaya lokal dan Chang, Willian. “Rakyat Kecil di Tengah
potensi yang dimiliki oleh daerah yang Instabilitas Sosial.” Masyarakat Versus
bersangkutan. Ketiga, Sektor UMKM ini sangat Negara. Kompas, Jakarta, 2002.
berperan dalam menanggulangi masalah sosial di Departemen Pertanian. 2007. Prospek Dan Arah
daerah dengan penyerapan tenaga kerja yang Pengembangan Agribisnis Karet. Edisi
sanagat tinggi. Keempat, peranan peningkatan Kedua. Badan Penelitian dan
SDM, pemanfaatan teknologi, akses permodalan, Pengembangan Departemen Pertanian.
akses pemasaran, akses informasi, dan Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK.
manajemen sangat penting dalam 2006a. Pengkajian Peningkatan Daya
mengembangkan usaha mikro. Kelima; Sumber Saing Usaha Kecil Menengah yang
daya alam dan sumber daya manusia serta pasar Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal.
dunia yang semakin terbuka pada era global Jurnal Pengkajian Koperasi dan UKM.
merupakan potensi besar jika disain dan strategi Nomor 2 Tahun I.
replikasi yang meliputi kerjasama jaringan Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK.
(network) pemerintah, LSM, lembaga swasta dan 2006b. Pengkajian Peningkatan Daya
individu maupun kelompok dikelola secara Saing Usaha Kecil Menengah yang
efektif dalam bentuk kemitraan. Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal.
Jurnal Pengkajian Koperasi Dan Ukm.
DAFTAR PUSTAKA Nomor 1 Tahun I.
Dipta, I Wayan. 2008. Strategi Penguatan Usaha
Arsyad, Lincolin. 1988. Ekonomi Pembangunan. Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM)
Bagian penerbit STIE YPKN Melalui Kerjasama Kemitraan Pola CSR.
Yogyakarta. Infokop. Volume 16 - September hal: 62-
Asmara, Anjal Anie. “Pola Pemasaran Yang 75.
Efektif Untuk UKM.” Makalah Ernawati. “Upaya Meningkatkan Peran
disampaikan pada Seminar UKM UMKMK.” Warta Kemitraan Bagi
Strategi Pengembangan Usaha Kecil Pengembangan Ekonomi Lokal (KPEL,
Menengah Dalam Rangka Menghadapi Jakarta, Edisi Oktober Bappenas,
Persaingan Global, Yogyakarta, 2 UNDP, UN-HABITAT, 2002.
Oktober 2004. Endang, Sri Nuryani. “Peran Pemerintah Dalam
Bank Indonesia. 2010a. Peran Usaha Mikro, Pengembangan UKM Menghadapi Pasar
Kecil dan Menengah dalam Pengentasan Global.” Makalah disampaikan pada
Kemiskinan Di Provinsi Lampung. Boks Seminar UKM Strategi Pengembangan
2. Usaha Kecil Menengah Dalam Rangka
www.bi.go.id/NR/rdonlyres/D15253E3- Menghadapi Persaingan Global,
0DE4-4EDC.../Boks2.pdf. diakses 20 Yogyakarta, 2 Oktober 2004.
May 2010 Hayati, Keumala dan Sari, Aida. 2007.
Bank Indonesia. 2010b. Keterampilan Kepemimpinan Pengusaha
http://www.bi.go.id/sipuk/id/?id=2&no Industri Skala Kecil (Studi di Bandar
=1010305&idrb=21&prop=35. diakses Lampung). Jurnal Ekonomi dan Bisnis
20 May 2010 Indonesia. Volume 22, No: 2, April

Jurnal AdBispreneur Vol. 1, No. 2, Agustus 2016 Hal. 103-112 111


2007, Hal: 197-214. Terakreditasi Purwantoro, R. Nugroho. 2008. Sekilas Pandang
Nasional. Industri Sawit. USAHAWAN LMFEUI.
Hasanullah. “Peranan PPUK Bank Indonesia edisi No. 04/2008.
Dalam Pemberian KUK oleh Perbankan Rangkuti, Freddy. “Analisa SWOT Teknik
Di Indonesia.” Jurnal Magister Membedah Kasus Bisnis.” Jakarta, PT.
Manajemen. No. 26, Jakarta, Badan SUN, 2000.
Penerbit IPWI, 1997. Setyobudi, Andang. 2007. Peran Serta Bank
Ismail, Zarmawis. Pemberdayaan Usaha Kecil Indonesia Dalam Pengembangan Usaha
dan Menengah. Bab III Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
www.pacific.net.id/pakar/sadli/1299/131 Buletin Hukum Perbankan dan
299.html. diakses 20 May 2010. Kebanksentralan. Volume 5, Nomor 2,
Karsidi, Ravik dan Irianto, Heru. 2005. Strategi Agustus 2007.
Pemberdayaan UMKM di Wilayah Sriyana, Jaka. 2010. Strategi Pengembangan
Surakarta. Makalah disampaikan dalam Usaha Kecil dan Menengah (UKM):
dalam Diskusi Regional Kerjasama Bank Studi Kasus Di Kabupaten Bantul.
Indonesia Solo dengan Badan Koordinasi Simposium Nasional 2010: Menuju
Pembangunan Lintas Kabupaten/Kota Purworejo Dinamis dan Kreatif. Hal: 79-
Wilayah II Surakarta Provinsi Jawa 103.
Tengah. Widiyanto dan Sumarno, 2010. Strategi
Ketetapan MPR Nomor XVI Tahun 1998 Pengembangan UMKM di Jawa Tengah.
Tentang Politik Ekonomi DalamRangka Eksplanasi. Vol. 5. No. 1 edisi Maret.
Demokrasi Ekonomi.
Lampung Dalam Angka. 2010.

Lembaga Penelitian SMERU. 2003. Buku I: Peta


Upaya Penguatan Usaha Mikro/Kecil di
Tingkat Pusat Tahun 1997-2003.
Kerjasama Lembaga Penelitian SMERU
dengan Kementerian Pemberdayaan
Perempuan.
Lestari Hs, Sri. Perkembangan Dan Strategi
Pengembangan Pembiayaan Usaha
Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM).
www.smecda.com/deputi7/file_Infokop/
VOL15.../6_%20lestari.pdf. Diakses 23
Maret 2012.
MP3EI 2011 - 2025. Masterplan Percepatan dan
Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia 2011-2025.
Pfeffer, Jeffrey. 1994. Competitive Advantage
Through People, Unleashing Power of
The Workforce. Harvard Business
School.
Porter, Michael E., 1985. Competitive
Advantage, Creating and Sustaining
Superior Performance. New York: The
Free Press.

112 Jurnal AdBispreneur Vol. 1, No. 2, Agustus 2016 Hal. 103-112

Potrebbero piacerti anche