Sei sulla pagina 1di 10

PENGARUH PERUBAHAN TEMPERATUR

TERHADAP KEKESATAN JALAN PADA PERKERASAN LENTUR

Fitra Aprizaldy1), Eti Sulandari2), Siti Mayuni2)


fitra.aprizaldy@gmail.com

ABTRACT
Road is an important infrastructure to support transportation activities. Roads are the
most commonly used transportation facilities by most people. Traffic problems that impact on the
weakening of some sectors, especially the economy, so the road also affects the safety, comfort,
and safety of driving. Good road planning affects the level of road performance, where the plan
has the highest pavement of flexible pavement or asphalt, where the asphalt has skid resistance
value. The purpose of the researcher is to find the influence of temperature against the aggression
on ther road which affect the safety, comfort, and safety of the rider.
In this study, the data obtained by conducting a survey on the road using a tool called
BPT (Bristish Pendulum Tester) is a pendulum with a rubber under it that touches to the surface of
the pavement. The appointed time is in the morning, afternoon, and evening. The road used is a
road that has the same pavement that is Jl. Ahmad Yani and Jl. Tanjungpura. From the results of
the survey will be calculated and analyzed so that will get the effect of temperature against the
road aggression.
The road aggression value is indicated by BPN (British Pendulum Number) which is the
value indicated by the gauge on the BPT device when the rubber touches the frictionless surface of
the pavement. Based on previous research BPN values are influenced by temperature, if the
temperature is low which makes the surface of pavement also low, makes BPN value tend to be
higher, and vice versa.

Keywords : Road Aggression Test , Skid Resistance

1. PENDAHULUAN sehingga masyarakat dapat


Kegiatan transportasi mempergunakanya untuk
merupakan hal yang sangat penting mendukung hampir semuah aktifitas
di masa sekarang dimana transportasi sehari-hari seperti pendidikan, bisnis,
perlu adanya sarana pendukung dan kerja dan lain-lain.
fasilitas, salah satu pendukung Kemacetan dalam berlalu lintas
kegiatan transportasi yaitu jalan, merupakan hal yang tidak asing lagi
dimana jalan ini sangat penting kita lihat di kota-kota besar
sebagai penghubung antara daerah khususnya kota Pontianak sebagai
yang satu dan lainnya. Dengan kota yang sedang berkembang.
adanya fasilitas ini dapat menambah Kondisi ini dapat dilihat pada ruas
kinerja dan efisiensi dalam jalan Jenderal Ahmad Yani, jalan
melakukan perpindahan atau Gajahmada, dan jalan Tanjungpura
perjalanan juga pengiriman barang. sebagai salah satu pusat
Jalan merupakan fasilitas dilakukannya aktivitas persekolahan,
transportasi yang paling sering perdagangan, dan perkantoran.
digunakan oleh sebagian besar Kepadatan penduduk juga menjadi
masyarakat, sehingga mempengaruhi faktor kemacetan dimana dalam hal
aktifitas sehari-hari. Jalan sebagai ini dapat dilihat dari volume
prasarana transportasi darat mampu kendaran yang melintasi jalan.
memberikan pelayanan semaksimal Perencanaan jalan yang baik
mungkin kepada masyarakat dapat berpengaruh pada tingkat

1. Alumni Prodi Teknik Sipil FT UNTAN


1
2. Dosen Prodi Teknik Sipil FT UNTAN
kinerja jalan itu sendiri, hal ini dapat yang berlebihan yang dapat berakibat
kita lihat dari banyak hal, seperti pada kecelakaan, ekonomis berarti
keamanan dan kenyamanan dalam desain perkerasan tersebut selaras
menggunakan jalan. Dalam dengan asas manfaat dan bagaimana
perencanaan perlu adanya pemeliharaan dan perawatannya.
pengetahuan tentang tingkat Skid Resistance adalah tahanan
keamanan dan keselamatan suatu geser atau kekesatan yang diberikan
jalan. oleh perkerasan jalan sehingga
Perencanaan jalan mempunyai mampu menahan gaya gesek
lapisan perkerasan paling atas terhadap kendaraan yang melintas
(aspal), dimana aspal mempunyai sehingga tidak menimbulkan slip
standar kekesatan jalan yang dapat antara ban dan perkerasan baik pada
berdampak pada tingkat kondisi kering maupun kondisi basah
keamanannya, kekesatan jalan pada (hujan). Kekesatan dapat dinyatakan
saat kendaraan menikung, melakukan dengan koefisien gesek antara
pengereman untuk berhenti, dan juga permukaan jalan dengan ban/roda
menghindari terjadinya kecelakan, kendaraan. Dimana tahanan geser ini
Temperatur udara dapat dipengaruhi oleh beberapa hal :
mempengaruhi perkerasan lunak, a. Penggunaan agregat dengan
karena ketika suhu mulai naik maka permukaan kasar.
perkerasan akan lebih melunak, b. Penggunaan kadar aspal
sedangkan jika suhu turun makan sehingga dapat mencegah
perkerasan menjadi lebih keras, hal bleeding.
ini mengundang peneliti untuk c. Penggunaan agregat
mengetahui apakah ada pengaruh berbentuk kubus.
terhadap kekesatan jalan Sehingga d. Penggunaan agregat kasar
untuk mengetahui kekesatan suatu yang cukup.
jalan perlu dilakukan penelitian agar
kita dapat melakukan perencanaan Dapat juga dikatakan sebagai
jalan yang lebih baik di masa yang gaya yang menahan ban untuk
akan datang. terjadinya slip pada permukaan jalan.
Dimana skid resistance sebagai salah
satu parameter untuk mengevaluasi
2. TINJUAUAN PUSTAKA kelayakan suatu jalan. Hal tersebut
2.1. Kekesatan Permukaan Jalan diakibatkan karena kurangnya skid
Kekesatan permukaan jalan resistance akan berakibat fatal pada
memiliki peran penting dalam pengguna jalan, seperti kecelakaan,
keselamatan dalam berkendara di dan dari skid resistance ini kita dapat
jalan raya, kekesatan jalan memiliki mengevaluasi berbagai jenis bahan
beberapa syarat yaitu aman, nyaman dan praktek konstruksi untuk jalan
dan ekonomis. Jalan raya dikatakan tersebut.
aman artinya lapisan perkerasan Permukaan perkerasan yang
tersebut dapat memikul berat beban basah lebih berbahaya bagi
dari kendaraan yang melintas kendaraan dengan permukaan ban
diatasnya, serta dapat menahan gaya halus daripada kondisi permukaan
gesek yang ditimbulkan antara ban kering (Suwardo, 2008). Nilai
kendaraan, nyaman artinya jalan resistensi gesek minimum dapat
tersebut rata dan tidak membuat dilihat pada tabel 1.
pengendara mengalami goncanganan

2
Tabel 1. Nilai Resistensi Gesek cuaca juga dapat mempengaruhi
Minimum yang Disarankan Pada perubahan temperatur tertentu
Kondisi Basah. apakah dapat berpengaruh pada
Kategori Tipe Lokasi Kekesatan tingkat kekesatan jalan.
A Lokasi yang sulit seperti Pada musim penghujan
- Bundaran
- Belokan berjari- tahanan gesek permukaan jalan akan
jari kurang dari berkurang, atau dapat pula berkurang
150 meter pada
jalan bebas akibat tertutup lumpur, salju, es, atau
hambatan bahan lainnya, namun pada musim
- Kemiringan
1:20 atau lebih kering semua jalan memiliki tahanan
65
curam dengan gesek yang besar. Tahanan gesek ini
panjang lebih
dari 100 meter juga dipengaruhi oleh desain, bentuk,
- Lengan profil, dan kondisi ban, kondisi cuaca
Pendekat
simpang dan tekstur permukaan jalan.
bersinyal pada Tahanan gesek diperlukan untuk
jalan bebas
hambatan memberikan gaya traksi, gaya
B Jalan utama/cepat, pengereman, kendali arah dan tahan
menerus dan jalan kelas 1
dan jalan berlalulintas gaya ke samping. Tekstur yang kasar
55
berat diperkotaan (lebih pada musing kering memberikan
dari 2000 kendaraan per
hari) daya gesekan lebih besar dibanding
C Lokasi-lokasi lain 45 dengan permukaan yang licin.
Sumber: Majalah Media Teknik Universitas
Gajah Mada, 2008
2.3. Uji Kekesatan Menggunakan
BPT (British Pendulum Tester)
2.2. Pengaruh Cuaca British Pendulum Tester
Untuk pemeliharaan merupakan alat uji bandul
penanggulangan dalam mengatasi (pendulum) yang dipasang karet
kerusakan pada perkerasan juga peluncur pada posisi menyentuh
harus diperhatikan. Mengenai cara bidang kontak permukaan perkerasan
penanggulangan contohnya seperti yang akan diuji, batang pendulum
pengisian retakan akan berhasil baik diangkat dan diletakkan pada posisi
jika dilakukan pada musim hangat terkunci, selanjutnya batang
dan panas, tambalannya dapat pendulum dilepaskan dan dibiarkan
bekerja lebih baik bila dilakukan jatuh bebas agar karet peluncur
pada musim tersebut. menggesek permukaan yang diuji,
Campuran yang mengandung dan segera tangkap kembali sebelum
aspal emulsi dan aspal cutbacks akan karet peluncur berayun ke arah
memberikan ikatan lambat pada sebaliknya. Selanjutnya jarum
kelembaban yang tinggi. Hal ini indikator akan menunjukkan angka
karena udara telah mengandung uap berskala yang tertera pada piringan
air, sehingga menghalangi air atau skala ukur dengan satuan BPN
larutan yang akan menguap.
Temperatur yang rendah juga dapat 2.4. Teknis penggunaan alat BPT
menghambat penguapan. Penggunaan alat BPT ini
Kekesatan jalan dapat sangat menentukan tingkat ketelitian
dipengaruhi pada kondisi perkerasan untuk hasil pengujian dan
dibawahnya sehingga tekanan akibat pengolahan data nantinya, sehingga
beban diatasnya pada perubahan berikut ini adalah beberapa hal yang

3
perlu diperhatikan dalam permukaan yang rata, dan
menggunakan alat BPT (british sepanjang 75 mmsampai 78 mm
pendulum tester). Peralatan harus untuk pengujian pemolesan pada
dalam kondisi sebagai berikut: benda uji berbentuk lengkung.
a. Peralatan pendulum, peluncur d. Berat per dan pengatur kontak
dan pengaitnya, mempunyai peluncur pada Gambar 3 atau
berat (1500 ± 30) g. berat dalam keadaan normal rata-
b. Jarak titik pusat pendulum rata (2.500 ± 100) g, serta
dari pusat oskilasi menyentuh karet peluncur selebar
(oscillation) adalah (411 ± 5) 76 mm.
mm.

Gambar 1. Alat uji British Pendulum


Tester (BPT)

Gambar 3. Skema alat pendulum dan


bidang kontak karet peluncur

e. Peluncur
Peluncur terdiri atas
lempengan pelat karet ukuran
6 mm x 5 mm x 76 mm yang
direkatkan dibagian telapak
bandul untuk pengujian pada
permukaan datar, atau pelat
karet ukuran 6 mm x 25 mm
x 32 mm untuk pengujian
Gambar 2. Bagian-bagian dari Alat
pemolesan. Karet peluncur
British Pendulum Tester (BPT)
terbuat dari karet alam
(British) sesuai dengan
c. Alat uji disetel dan kedudukan
persyaratan dari Road
kontak karet peluncurnya harus
Research Laboratory (RRL) –
sepanjang 124 mm sampai 127
British, atau karet sintetis
mm untuk pengujian pada
yang sesuai dengan

4
persyaratan dalam AASHTO 2. Termometer permukaan,
M 261. dengan kapasitas 1º C
sampai dengan 60º C.
1. Peluncur baru harus Peralatan lainnya antara lain tempat
dikondisikan sebelum air, termometer permukaan, dan
digunakan, yaitu dengan kuas.
mengayunkanbatang bandul
10 kali di atas lembaran 3. METODOLOGI PENELITIAN
ampelas dengan ukuran No. 3.1. Bagan Alir
60 (silicon carbidecloth No.
60 atau sejenisnya) tahan
air, dalam kondisi kering.
Ayunan harus
dikondisikandengan alat uji
yang diatur dalam Pasal 8.
2. Keausan pada tepi karet
peluncur tidak boleh lebih
dari pada 3,2 mm pada
kedudukanmendatar atau
1,6 mm pada arah vertikal.
(Lihat Gambar 4).

Gambar 5. Bagan alir penelitian

Gambar 4. Karet peluncur dengan Sebagian besar data yang


keausan tepi maksimum digunakan dalam analisa
permasalahan dan perencanaan
f) Peralatan tambahan Tugas Akhir ini adalah data primer.
1. Mistar pengukur panjang Data primer merupakan data yang
terdiri atas mistar tipis diambil langsung di lapangan, dalam
berskala untuk mengukur hal ini lokasi studi berada dijalan
panjang bidang kontak yang Jendral Ahmad Yani dan Jalan
akan diuji, dengan jarak Tanjungpura. Dimana pengaruh
antara 124 mm dan 127 mm temperatur udara dan temperatur
untuk permukaan uji datar, permukaan terhadap kekesatan jalan
atau antara 75 mm dan 78 yang akan kita lihat.
mm untuk benda uji Pengambilan data dilakukan
lengkung, sesuai dengan pada jalan khusus yang dilalui oleh
persyaratan dalam motor, yaitu berjarak 1 hingga 2
pengujian. meter dari bahu jalan. Data ini

5
diambil pada ruas jalan Jenderal
Ahmad Yani 1 dari traffic light
hingga berjarak 1000 meter dimana
masing-masing titik berjarak 100
meter.

Gambar 9. Peta Ruas Jalan Lokasi


Penelitian Jalan Tanjungpura

Gambar 6. Ruas Jalan Lokasi


Penelitian Jalan Jenderal Ahmad 4. PENGAMBILAN DATA
Yani 4.1. Perhitungan Kekesatan
Setelah melakukan survey
Sama halnya dengan Jl. menggunakan alat BPT (British
Tanjungpura dimulai dari simpang Pendulum Tester) pada jalan Jenderal
Bank BNI masing-masing titik Ahmad Yani dan Jalan Tanjungpura.
sepanjang 100 meter, berjarak 1000 Peneliti melakukan di waktu yang
meter. berbeda pada pagi, siang dan sore
hari. Untuk melihat perubahan
temperatur yang lebih signifikan.
Setelah itu didapatlah nilai BPN
(British Pendulum Number) dari
kedua ruas jalan tersebut.
Saat pengambilan data
dilakukan peneliti meletakkan alat
Gambar 7. Peta Ruas Jalan Lokasi tersebut dititik station mulai dari
Penelitian Jalan Tanjungpura 0+000 hingga 1+000, data diambil
sebanyak 10 kali pengulangan dan
diambil data yang konsisten
sebanyak 5 kali. Setelah
mendapatkan data yang konsisten
untuk mengurangi resiko kesalahan
teknis dan non teknis lalu diambil
rata-rata dari nilai BPN tersebut.
Rata-rata dari 5 kali
pengulangan bandul yang konsisten
akan dikoreksi terhadap temperatur,
Gambar 8. Peta Ruas Jalan Lokasi yaitu pada bahasan sebelumnya
Penelitian Jalan Jenderal Ahmad bahwa koreksi terhadap temperatur
Yani apabila kurang dari 27°c maka
koreksi terhadap suhu sama dengan
nol, apabila lebih dari 27°c kurang
dari 32°c maka koreksi ditambah
satu, apabila lebih dari 32°c kurang
dari 37°c maka koreksi ditambah

6
dua, apabila lebih dari 37°c maka terendah yaitu 37,8 dan Jl. Jenderal
koreksi ditambah tiga. Ahmad Yani tertinggi sebesar 63,2
Selanjutnya dari data yang dan terendah sebesar 31,6.
telah kita peroleh akan kita lihat
perbandingan setiap kondisi
temperatur terhadap kekesatan jalan
tersebut dengan menggunakan grafik.
Dari grafik inilah akan kita lihat
lebih mudah perbandingan dan
perubahan yang terjadi.

4.2. Grafik dari Kekesatan dan


Temperatur
Setelah melakuakan survey dan
mendapatkan data, lalu selanjutnya
data dihitung dan dimasukkan
kedalam tabel, yang akan kita lihat
adalah pengeruh dari temperatur
pada pagi, siang dan sore hari
terhadap nilai BPN (British
Pendulum Number) melalui grafik
berikut ini.
Hasil survey pada Jl. Jenderal
Ahmad Yani – Jl Tanjungpura pada
pagi, siang dan sore hari dengan jenis
perkerasan laston akan di jelaskan
pada tabel disertai dengan grafik
berikut ini.
4.3. Data Grafik Kekesatan
Keseluruhan

Grafik antara Jl. Jenderal


Ahmad Yani dan pada Jl.
Tanjungpura, dimana menunjukkan
bahwa Tanjungpura memiliki
kekesatan paling tinggi yaitu 67,

7
BPN pada pagi, siang dan sore Pada data tersebut diatas kita
hari menunjukkan adanya perubahan dapat melihat nilai kekesatan dari
dimana hal ini dapat disebabkan pagi hingga sore hari, dimana salah
oleh : satu contoh yaitu pada Jl. Ayani STA
0+300 menunjukkan perubahan, juga
a. Kondisi lalu lintas harian pada Jl. Tanjungpura STA 0+700
b. Beban kendaraan. menunjukkan perubahan. Masing-
c. Cuaca dan temperatur yang masing contoh ini memiliki
mempengaruhi jalan tersebut. perhitungan didalam tabel yang telah
d. Perawatan jalan yang tidak dibahas sebelumnya. Pada pagi dan
teratur. sore memiliki temperatur yang lebih
e. Pencampuran agregat yang rendah dibandingkan dengan siang
tidak dapat di kontrol secara hari, dan terlihat dari tabel yang
penuh. sudah ditandai warna biru bahwa
kekesatan pada siang hari cenderung
4.4. Rekapitulasi Hasil
lebih rendah dibandingkan dengan
Perhitungan Kekesatan
pagi dan sore hari.
Setelah melakukan perhitungan
didapatlah hasil dari survey nilai
kekesatan pada jalan Ayani dan
Tanjungpura. Untuk memudahkan
dapat kita lihat pada tabel dibawah
ini.
Tabel 2. Rekapitulasi Data
Kekesatan

Jl. Ayani (BPN) Jl. Tanjungpura (BPN)


STA STA
pagi siang sore pagi siang sore
0+000 42 37.8 50.8 0+000 50 48 49.6
0+100 32.6 31.6 40.2 0+100 42.2 50.4 53.6
0+200 37.2 45.6 44.2 0+200 44 48.2 37.8
0+261 39 41.6 52.6 0+300 50.8 39.4 48
0+277 42 37.4 41 0+400 47 56 43
0+300 45.6 41.2 42.4 0+500 53.6 50 67
0+400 48.4 36.2 52.4 0+600 50.4 44.4 58.6
0+500 63.2 42.2 44.6 0+700 63 50,8 57.2
0+600 36.2 43.8 42.4 0+800 55.2 55 53.8
0+700 47.6 34.2 46.2 0+900 44.6 44.8 42.8
0+800 32 32 43 1+000 50 44.4 51.4
0+900 47.4 42.2 44
1+000 34.6 43 47
MAX 63.2 45.6 52.6 MAX 63 56 67
MIN 32 31.6 40.2 MIN 42.2 39.4 37.8
RATA-
42.14 39.14 45.45 RATA-RATA 50.07 48.06 51.16
RATA
RATA-
RATA-RATA
RATA jl. 42.24 49.77
Jl. Tanjungpura
Ayani

8
5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.2. Saran
5.1. Kesimpulan Dari hasil kesimpulan yang
Dari hasil penelitian dan diperoleh, maka saran yang dapat
analisis yang telah dilakukan dapat diberikan sebagai berikut :
disimpulan sebagai berikut : a. Melakukan penelitian
a. Berdasarkan hasil selanjutnya mengenai
pengambilan data yang perubahan temperatur yang
diperoleh bahwa perubahan berakibat pengaruhnya
temperatur udara dan terhadap kekesatan jalan,
temperatur permukaan dapat sehingga untuk perencanaan
menyebabkan pengaruh dari jalan berikutnya mengenai hal
kekesatan suatu jalan. ini akan lebih baik.
b. Dari data yang diperoleh b. Penulis telah mengambil
tersebut peneliti mengambil pengaruh kekesatan jalan
kesimpulan bahwa apabila terhadap temperatur, sehingga
temperatur udara dan untuk penelitian berikut dapat
permukaan lebih rendah dilakukan dengan mengambil
rendah maka kekesatan jalan pengaruh kekesatan jalan
menjadi lebih tinggi dapat terhadap jenis perkerasan
dibuktikan pada Tabel 4.1 yang berbeda.
yaitu mengenai rekapitulasi c. Penelitian lanjutan dapat juga
data kekesatan pada Jl. dilakukan dengan melihat
Ahmad yani di titik (0+400) karakteristik dan variabel dari
pada pagi hari sebesar 48,4 DMF (Desain Mix Formula)
dan sore hari sebesar 52,4. dan JMF (Job Mix Formula)
Dan apabila temperatur udara untuk perkerasan jalan agar
dan temperatur permukaan dapat melihat lebih mengenai
lebih tinggi maka kekesatan pengaruh kekesatan jalan.
jalan cenderung berkurang
yaitu pada siang hari sebesar DAFTAR PUSTAKA
36,2. Dapat dilihat pula pada AASHTO. 2004. Standard
Jl. Tanjungpura di titik Specification for Materials and
(0+700) pada pagi hari Methods of Sampling and
sebesar 63 dan sore hari Testing Part II.
sebesar 57,2, pada siang hari
cenderung menurun sebesar Departemen Pekerjaan Umum. 2006.
50,8. SNI Cara Uji Kekesatan
c. Dari data yang diperoleh Jalan Menggunakan alat
juga menunjukkan bahwa British Pendulum Tester
Jalan Tanjungpura memiliki (BPT).
kekesatan lebih tinggi
daripada Jalan Ahmad Yani, Gunawan, E. 2011. Skripsi:
yaitu dari data total rata-rata Penggunaan Slurry Seal
pagi, siang, dan sore hari Sebagai Pemeliharaan
pada jalan Ayani sebesar Permukaan Perkerasan Jalan.
42,24, sedangkan Jalan Universitas Sebelas Maret
Tanjungpura yaitu sebesar Fakultas Teknik Jurusan
49,77. Teknik Sipil. Surakarta.

9
Hardiyatmo, H. C. 2007.
Pemeliharaan Jalan Raya.
Gadjah Mada University Press.
Jogjakarta.

Khisty, C. Jotin., dan B, Kent Lall.


Gary. 1999. Dasar-dasar
Rekayasa Transportasi. Edisi
ketiga jilid 1, Alih bahasa Ir.
Purwo Setianto. Erlangga.
Jakarta.

Mintorogo, Rasto. 2015. Skripsi:


Evaluasi Kinerja dan
Perbaikan Kapasitas Jalan
Sungai Raya Dalam.
Universitas Tanjungpura
Fakultas Teknik Jurusan
Teknik Sipil. Pontianak.

Republik Indonesia, Undang-undang.


2004. Undang-Undang RI
No. 38 Tahun 2004 Tentang
Jalan. Jakarta.

Sinaga, Eki Supriadi. 2012. Skripsi:


Pengaruh Nilai Penetrasi
Aspal dab Temperatur Pada
Nilai Tahanan Gelincir
Campuran Asphalt Concrete-
Wearing Course (AC-WC)
Modifikasi. Universitas
Indonesia Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Sipil. Jakarta.

Suwardo, 2003. Makalah: Investigasi


Kekesatan Perkerasan Jalan
Menggunakan Wessex Skid
Tester. Universitas Gadjah
Mada Fakultas Teknik Jurusan
Teknik Sipil. Jogjakarta.

Wells, G. R. 1993. Rekayasa Lalu


Lintas. Alih Bahasa Ir.
Suwardjoko Warpani. Batara.
Jakarta.

10

Potrebbero piacerti anche