Sei sulla pagina 1di 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/320969489

WAHANA EDUKASI PROFESI ANAK DI SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN


ARSITEKTUR PERILAKU

Article · November 2017


DOI: 10.20961/arst.v13i2.15604

CITATIONS READS

0 37

3 authors, including:

Tri Joko Daryanto


Universitas Sebelas Maret
12 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Tri Joko Daryanto on 27 November 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


WAHANA EDUKASI PROFESI ANAK DI SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN
ARSITEKTUR PERILAKU

Bagas Prihandhana, Musyawaroh, Tri Joko Daryanto


Program Studi Arsitektur
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Email : prihandhanabagas@gmail.com

Abstract : Nowadays most children tend to take advantage of playing time with activities that
could potentially have a negative impact. Specifically, children who live in the urban areas
commonly spend their time playing games, computers, internet, etc. From some games mode that
already exist, one method is role playing. In the education of the profession that well planned,
this method provides a positive impact for children, which can embed a sense of the role of the
profession in life, embed the responsibility to cooperate with others, respect other people's
opinions and abilities, and learn to make decisions in a relations group. Behavioral architecture
approach required in the design of educational professions facilities for children. By applying
the behavioral architecture approach, it’s expected to create a space and a certain ambiance in
accordance with the child's behavior and their environment. So, the behavior of the children will
affected the design of the building, so that the child's behavior and character will be used as a
basic reference in the design of the building. So conversely, the design of the building is expected
to give a positive impact on children's behavior.

Keywords : Behavior, Children, Education, Facilities, Profession

1. PENDAHULUAN
Dewasa ini kebanyakan anak-anak Memperhatikan kondisi tersebut, maka
cenderung memanfaatkan waktu bermain dibutuhkan metode bermain yang memberi
dengan kegiatan yang berpotensi dampak positif terhadap perilaku anak. Dari
menimbulkan dampak negatif. Secara khusus, beberapa wahana permainan yang sudah ada,
anak-anak yang tinggal di daerah perkotaan salah satu metode yang digunakan adalah
umumnya menghabiskan waktu bermain metode role playing. Metode role playing atau
mereka dengan game, komputer, internet, dan disebut juga dengan istilah sosiodrama adalah
lain sebagainya. Hal tersebut memang permainan yang dilakukan oleh anak tentang
memberikan dampak positif, akan tetapi yang satu situasi, dapat pula diartikan bermain
perlu diperhatikan adalah dampak negatifnya. peranan. Metode role playing diterapkan atas
Permainan modern produk teknologi menjadi dasar pemilihan peranan profesi yang
disukai di kalangan anak-anak karena kaya memiliki nilai-nilai moral. Pada pengenalan
sensasi dan penuh fantasi. Permainan modern profesi yang direncanakan dengan baik,
produk teknologi menjadi semakin praktis, metode ini memberikan dampak positif bagi
karena tidak memerlukan lahan yang lapang anak, antara lain dapat menanamkan
dan banyak teman. Namun, permainan pengertian peranan suatu profesi dalam
modern produk teknologi tidak sepenuhnya kehidupan, menanamkan kemampuan
memberi pengaruh baik bagi anak, kehadiran bertanggung jawab dalam bekerja sama
permainan modern produk teknologi yang dengan orang lain, menghargai pendapat dan
semakin merambat, menimbulkan gejala yang kemampuan orang lain, dan belajar
dapat dilihat secara obyektif, misalnya mengambil keputusan dalam hubungan kerja
perilaku anak yang menjadi lebih agresif, kelompok.
menjurus kekerasan, egois, tidak toleran dan Wahana yang berkonsep pada
lain sebagainya. pengenalan profesi seperti ini juga sudah hadir
Arsitektura, Vol. 13, No. 2, Oktober 2015

di beberapa negara di dunia. Bahkan sejauh ini 4. Data Peta Kependudukan dan
banyak negara yang tertarik membangun Sosiografi : didapat melalui data
wahana dengan konsep serupa karena dinilai instansional pemkot serta melalui situs
memiliki manfaat yang baik bagi anak-anak dan beberapa artikel terkait.
dan juga memiliki potensi yang besar bagi 5. Data Struktur : didapat dari mata
para investor. Pada umumnya di Indonesia kuliah mengenai sistem struktur serta
sendiri, bangunan dengan konsep serupa baru beberapa situs dan buku referensi.
terdapat di Kota Jakarta. Padahal wahana ini
bermanfaat untuk mengenalkan dunia profesi 2.2 Metode Analisis Data
bagi anak. Analisis perencanaan (building
Di samping fenomena-fenomena concept) mengidentifikasi masalah yang
tersebut, hal yang menguatkan bahwa ada berdasarkan konsep rancangan
bangunan wahana edukasi profesi anak perlu wahana edukasi profesi anak di Surakarta
untuk dikembangkan di Kota Surakarta adalah yang diselesaikan dengan pendekatan
sehubungan dengan upaya pemerintahan Arsitektur Perilaku.
mewujudkan Kota Surakarta sebagai kota Analisis perancangan (building
layak anak pada tahun 2008 hingga 2016. criteria) dilakukan dengan mengolah data
Pendekatan Arsitektur Perilaku yang telah terkumpul dan dikelompokkan
diperlukan dalam desain wahana edukasi berdasarkan pemrograman fungsional,
profesi anak. Dengan menerapkan pendekatan performasi, dan arsitektural.
Arsitektur Perilaku, diharapkan dapat 1. Pemrograman fungsional bertujuan
menciptakan ruang dan suasana tertentu yang untuk mengidentifikasi penggunaan
sesuai dengan perilaku anak beserta wahana edukasi profesi anak, di
lingkungan. Perilaku dapat membentuk suatu antaranya pelaku kegiatan, jenis
lingkungan dan lingkungan dapat membentuk kegiatan, kelompok kegiatan, pola
suatu perilaku. Perilaku anak-anak akan kegiatan, sifat kegiatan
berpengaruh pada desain bangunan, sehingga 2. Pemrograman performansi
perilaku dan karakter anak akan dijadikan menerjemahkan secara sistematik
dasar acuan dalam desain bangunan. Begitu kebutuhan para pengguna wahana
juga sebaliknya, desain bangunan diharapkan edukasi profesi anak beserta
dapat memberi dampak positif terhadap fasilitasnya ke dalam persyaratan
perilaku anak. pemilihan tapak, persyaratan
kebutuhan ruang, persyaratan besaran
2. METODE ruang dan program ruang, serta
2.1 Macam dan Teknik Pengumpulan Data penerapan Arsitektur Perilaku pada
1. Data Preseden : didapat melalui bangunan yang direncanakan.
observasi, tinjauan langsung dan 3. Analisis arsitektural merupakan tahap
dokumentasi terhadap bangunan penggabungan dari hasil identifikasi
dengan fungsi yang sejenis. Data lain kedua analisa sebelumnya (fungsional
didapat dari situs resmi dan performansi). Dalam proses ini
www.kidzania.co.id, serta dari akan menganalisa masalah massa,
beberapa artikel terkait. ruang bagian dalam, tampilan,
2. Data Arsitektur Perilaku : didapat pengolahan tapak, sistem utilitas, dan
melalui referensi buku ‘Arsitektur dari struktur bangunan.
segi Perilaku’ (Heimsath, Clovis) dan
beberapa jurnal terkait. 3. ANALISIS
3. Data Topografi : didapat melalui 3.1 Analisis Pelaku dan Jenis Kegiatan
observasi dan dokumentasi rupa muka Tabel 1. Pelaku dan Jenis Kegiatan
tanah, selain itu data juga didapat JUMLAH
melalui data instansional pemkot serta PELAKU KEGIATAN
(ORANG)
melalui situs dan beberapa artikel
Pengunjung Datang
terkait.
Bagas Prihandhana, Musyawaroh, Tri Joko Daryanto, Wahana Edukasi Anak di Surakarta …

Bermain 1. Tujuan : mendapatkan lokasi yang


peranan sesuai dengan peruntukan tata guna
profesi lahan.
Menunggu maksimal
1.500 2. Dasar pertimbangan : posisi tapak
anak
yang strategis untuk menonjolkan
Makan
tampilan fisik bangunan, tidak terlalu
Pulang
jauh dari kawasan pendidikan/sekolah,
Pengelola Datang
dan mudah diakses baik menggunakan
Bekerja 16
kendaraan umum maupun pribadi.
Pulang
3. Proses analisis
Karyawan Datang
a. Lokasi terpilih termasuk dalam
Bekerja 120
SWP II Kota Surakarta yang
Pulang
memiliki fungsi sebagai daerah
pariwisata, ruang terbuka hijau dan
Pada Tabel 1. terlihat pengelompokan keuangan.
pelaku dan jenis kegiatan, serta jumlah b. Agar akses menuju bangunan lebih
pelaku kegiatan yang diwadahi dalam mudah, maka dipilih lokasi yang
bangunan wahana edukasi profesi anak. diapit oleh dua sisi jalan.
3.2 Analisis Peruangan 3.4 Analisis Pencapaian
Pencapaian menuju ke dalam
Tabel 2. Kebutuhan Ruang
bangunan perlu dirancang agar mudah
KEGIATAN
KEBUTUHAN dicapai baik oleh kendaraan umum
RUANG maupun pribadi, memiliki kelancaran
Penerimaan
sirkulasi, dan pintu masuk yang jelas.
Area parkir
1. Tujuan : menentukan main entrance
Hall
dan side entrance
Peranan Arena bermain
profesi peranan profesi 2. Dasar pertimbangan : kemudahan
Penunjang Ruang tunggu orang akses, sirkulasi yang mudah
tua dipahami, arus kendaraan dan tingkat
Ruang konsultasi keamanan.
Foodcourt 3. Proses analisis
Komersil Minimarket Main Entrance (ME)
Toko cindera mata Mudah dijangkau dan terlihat dengan
Pengelola Ruang kantor jelas. Digunakan untuk akses
Servis Ruang karyawan pengunjung. Menghadap langsung ke
Ruang Servis arah Jl. Adi Sucipto.
Side Entrance (SE)
Pada Tabel 2. terlihat kebutuhan Tidak mengganggu keberadaan ME.
peruangan sebagai pemenuhan berbagai Digunakan untuk akses pengelola dan
wadah kegiatan di dalam bangunan. karyawan. Menghadap ke arah Jl.
Siwalan.
3.3 Analisis Lokasi
Pemilihan lokasi dengan kondisi yang
mendukung keberadaan bangunan akan
menentukan prospek wahana edukasi
profesi anak ke depan. Lokasi harus
sesuai dengan peruntukan tata guna lahan
sesuai dengan aturan dari pemerintah
kota.
Arsitektura, Vol. 13, No. 2, Oktober 2015

yang dinamis, atraktif dan


komunikatif.
3. Proses analisis
a. Bentuk dinamis diwujudkan
dengan penerapan kolaborasi
bentuk lengkung dengan
diagonal,sehingga bangunan
mudah dikenali dengan hanya
melihat wujudnya.

Gambar 1. Pola Pencapaian

3.5 Analisis Pemintakatan (Penzoningan)


Pemintakatan berdasarkan sifat
kegiatan dan peruangan, serta keadaan
Gambar 3. Bentuk Bangunan
dalam tapak dilakukan sebagai acuan
dalam penataan peruangan.
b. Bentuk atraktif diwujudkan
1. Tujuan : menentukan mintakat
dengan aksen pola batik
(zoning) berdasarkan sifat kegiatan
berbentuk belah ketupat sebagai
dan peruangan, serta keadaan dalam
kaca dengan menggunakan warna
tapak.
pastel.
2. Dasar pertimbangan : analisis
peruangan, analisis pengolahan tapak,
analisis sistem struktur.
3. Proses analisis : persyaratan ruang,
berdasarkan kelompok kegiatan dan
analisis pengolahan tapak.

Zona penerimaan
Zona bermain peranan profesi
Zona penunjang
Zona pengelola
Zona servis
Zona komersil

Gambar 4. Pola Batik pada Tampilan


Bangunan

c. Bentuk komunikatif diwujudkan


dengan menggunakan
Gambar 2. Pola Pemintakatan
sculpture/patung berupa profesi
tertentu yang diletakkan pada
3.6 Analisis Bentuk Fisik Bangunan taman sebagai ikon wahana
1. Tujuan : mendapatkan desain bentuk edukasi profesi anak.
dan fasad bangunan yang menarik dan
dinamis.
2. Dasar pertimbangan : prinsip
psikologi warna, bentuk bangunan
Bagas Prihandhana, Musyawaroh, Tri Joko Daryanto, Wahana Edukasi Anak di Surakarta …

Gambar 6. Pola Lantai sebagai


Gambar 5. Patung dengan Tema Profesi Penunjuk Arah
(sumber: www.rubylane.com)
c. Material yang digunakan pada
3.7 Analisis Interior Bangunan dinding luar yaitu bata merah,
1. Tujuan : mendapatkan desain tata sedangkan untuk dalam ruangan
ruang dan bahan bangunan yang menggunakan partisi dari papan
sesuai dengan karakteristik anak kalsium. Karena sifatnya yang
dengan pendekatan aspek perilaku. mudah dibongkar pasang,
2. Dasar pertimbangan : pola tata ruang, sehingga mengakomodasi tata
fleksibilitas ruang, jenis bahan yang ruang yang bebas dan tema ruang
digunakan untuk bagian lantai, yang dapat diubah-ubah dalam
dinding dan plafon. kurun waktu tertentu.
3. Proses analisis : bagian pada dalam
bangunan (interior) merupakan salah
satu elemen penting dalam
perancangan wahana edukasi profesi
anak.
a. Tata peruangan salah satunya
dengan desain split level untuk
ruang yang sekiranya menutupi
ruangan yang lainnya. Hal ini
dilakukan untuk membatasi ruang Gambar 7. Ruang Bagian Dalam
tanpa mengurangi jarak pandang Bangunan
terhadap ruang yang lainnya.
b. Material yang digunakan pada d. Material yang digunakan pada
lantai yaitu lantai karet (rubber plafon yaitu papan kalsium
flooring) dan vinyl motif kayu. dengan tema cat warna langit
Hal ini dikarenakan anak yang berbeda pada setiap lantai
memiliki pergerakan yang aktif bangunan.
dan keamanan perlu diutamakan.
Kedua material lantai tersebut
tidak licin, sehingga mengurangi
resiko anak terpeleset. Di
samping itu, pola lantai pada
koridor di zona bermain peranan
profesi didesain agar anak lebih
mudah menemukan ruang-ruang
bermain, di samping itu juga Gambar 8. Pola Plafon pada Tiap Lantai
untuk membedakan ruang yang
tidak boleh diakses oleh anak. 3.8 Analisis Sistem Struktur
1. Tujuan: mendapatkan sistem struktur
yang sesuai dengan pembebanan.
2. Dasar Pertimbangan: beban yang
harus didukung, kondisi tanah, bentuk
Arsitektura, Vol. 13, No. 2, Oktober 2015

dan dimensi vertikal bangunan, c. Upper structure


karakter bangunan, pengaruh Bagian atap bangunan dipilih
terhadap lingkungan sekitar. berdasarkan pertimbangan
a. Sub structure sebagai berikut :
Sub structure merupakan segala 1) Mendukung benangan yang
bagian bangunan yang ada di lebar
dalam / di bawah tanah, yakni 2) Kekakuan dalam penyaluran
pondasi tempat seluruh bangunan beban
itu bertumpu dan tanah tempat 3) Mendukung karakteristik
pondasi bertumpu. bangunan yang dinamis
Pada bagian sub structure, Beberapa rangka atap yang
pondasi yang digunakan adalah dapat mendukung hal tersebut
pondasi tiang pancang atas yaitu struktur atap baja
pertimbangan ketinggian konvensional (profil I).
bangunan yaitu 4 lantai dan 1 Sedangkan untuk dasar
basement. pertimbangan material penutup
atap adalah sebagai berikut :
1) Mendukung bentuk organik,
bentuk fleksibel / lengkung
2) Dapat menahan panas
matahari dan air hujan
dengan baik
Dari kriteria tersebut,
material penutup atap yang
sesuai yaitu jenis atap tegola,
yakni atap dengan bentuk
Gambar 9. Pondasi Tiang Pancang
(sumber: http://belajarsipil.blogspot.com)
hampir mirip dengan atap sirap.
Atap tegola menggunakan bahan
b. Super structure dasar dari serat fiber, yang
Super structure yang digunakan dilapisi aspal dan ter, kemudian
adalah struktur rangka dari beton di atasnya dilapisi bebatuan anti
bertulang. Penggunaan kolom panas dari meksiko dan terakhir
menggunakan bahan dari beton. diberi lapisan anti lumut.
Untuk material dinding
menggunakan dinding batu bata
untuk dinding yang menghadap
ke luar bangunan dan material
hebel untuk bagian dalam
bangunan.
Gambar 11. Struktur Atap Tegola
(sumber: www.depoklik.com)

Gambar 10. Rangka Beton


Bertulang Gambar 12. Potongan Bangunan
Bagas Prihandhana, Musyawaroh, Tri Joko Daryanto, Wahana Edukasi Anak di Surakarta …

4. KESIMPULAN (KONSEP DESAIN) REFERENSI


Konsep rancangan wahana edukasi
profesi anak mengacu pada pendekatan aspek Heimsath, Clovis AIA. 1977. Behavioral
Arsitektur Perilaku. Hal tersebut tampak pada Architecture, New York, Mc.Graw-Hill Book
desain rancangan interior, tampilan fasad dan Company
bentuk bangunan. Dari hasil analisa serta hasil www.depoklik.com
korelasi dari beberapa data di atas, maka http://belajarsipil.blogspot.com
diperoleh hasil berupa rancangan wahana www.rubylane.com
edukasi profesi anak sebagai berikut.
Nama Bangunan : Wahana Edukasi
Profesi Anak
Lokasi : Jl. Adi Sucipto
Luas Lahan : 10.186m2
Luas Bangunan : 11.573m2
Jumlah Lantai : 4 lantai + 1 basement
Tinggi Bangunan : 23,7m
Daya Tampung : ± 1.500 orang
Kegiatan : Bermain peranan
profesi bagi anak

Gambar 13. Denah Lantai Dasar

Gambar 14. Interior Bangunan

Gambar 15. Eksterior Bangunan

View publication stats

Potrebbero piacerti anche