Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
2017
ABSTRACT
The water requirement of rice crop include saturation, percolation, flooding and evapotranspiration. The amount
ofevapotranspiration can be determined based on the value of potensial evaporation and the rice crop coefficient values
for each period of growth. This study was aimed to assess the value of evapotranspiration and crop coefficient of Situ
Bagendit, Ciherang and Makongga Varieties In Green house of Faculty of Agriculture, University of North Sumatra.The
results showed that the value of the evapotranspiration of rice plants at Situ Bagendit, Ciherang and Makongga varieties
were the vegetative phase of 1,68 mm/day, 1,68 mm/day and 1,69 mm/day respectively, at the reproductive phase were
1,83 mm/day, 1,72 mm/day and 1,76 mm/day respectively and the phase of ripening were 1,71 mm/day, 1,69 mm/day
and 1,70 mm/day respectively. The plant coefficient ofSitu Bagendit, Ciherang and Makongga varieties at the vegetative
phase were 1,20 mm/day,1,20 mm/day and 1,21 mm/day respectively, at the reproductive phase were 1,14 mm/day, 1,07
mm/day and 1,08 mm/day respectively and at the phase of ripening were 1,05 mm/day, 1,03 mm/day and 1,05 mm/day
respectively. Ciherang variety had a value of grain production higher compared to Situ Bagendit and Makongga. The
productivity ofrice of Situ Bagendit was 102,81 gram, Ciherang was 124,16 gram and Makongga was 94,48 gram
respectively.
ABSTRAK
Kebutuhan air areal tanaman padi meliputi penjenuhan, perkolasi, penggenangan dan evapotranspirasi. Besarnya nilai
evapotranspirasi dapat ditentukan berdasarkan nilai evaporasi potensial dan nilai koefisien tanaman padi untuk setiap
periode pertumbuhannya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan Evapotranspirasi dan Nilai Koefisien Tanaman Padi
Situ Bagendit, Ciherang dan Makongga Di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Hasil penelitian
menunjukkan besar nilai Evapotranspirasi tanaman padi pada varietas Situ Bagendit, Ciherang dan Makongga yaitu pada
fase vegetatif 1,68 mm/hari, 1,68 mm/hari dan 1,69 mm/hari, fase reproduktif 1,83 mm/hari, 1,72 mm/hari dan 1,76
mm/hari, fase pemasakan 1,71 mm/hari, 1,69 mm/hari dan 1,70 mm/hari. Nilai koefisien tanaman padi pada varietas Situ
Bagendit, Ciherang dan Makongga yaitu pada fase vegetatif 1,20 mm/hari, 1,20 mm/hari dan 1,21 mm/hari, fase
reproduktif 1,14 mm/hari, 1,07 mm/hari dan 1,08 mm/hari, fase pemasakan 1,05 mm/hari, 1,03 mm/hari dan 1,05
mm/hari. Varietas Ciherang memiliki nilai produksi bulir padi yang lebih tinggi dibandingkan dengan varietas Situ
Bagendit dan Makongga. Produktivitas bulir padi untuk varietas Situ Bagendit 102,81 g, varietas Ciherang 125,16 g dan
varietas Makongga 94,48 g.
Kata kunci : Evapotranspirasi, Koefisien Tanaman, Tanaman Padi, Varietas Unggul, Rumah Kaca.
370
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.5 No. 3 Th. 2016
Bagendit. Keunggulan produksi yang tinggi perkolasi dan tanpa perkolasi. Penentuan nilai
hendaknya juga diikuti dengan konsumsi air yang koefisien tanaman dilakukan pada setiap periode
selalu lebih sedikit dibandingkan dengan varietas pertumbuhan tanaman padi. Penelitian ini
yang telah dikembangkan lebih dahulu dalam menggunakanmetodepercobaan (eksperimen)
upaya meningkatkan efisiensi pemakaian air. dilakukan menggunakan Rancang Acak Lengkap
Kebutuhan air bagi tanaman padi meliputi untuk dengan 3 perlakuan varietas dan 10 ulangan.
pengolahan tanah, penguapan, evapotranspirasi Analysis Of Variance (ANOVA) digunakan untuk
dan perkolasi (Sosrodarsono dan Takeda, 2006) menguji berat kering tanaman dan berat bulir
Di lapangan, kendala yang sering dihadapi padi.Besarnyaevaporasi diukur dengan evapopan
adalah dalam menentukan besarnya class A. Hasil pengukuran dengan evapopan
evapotranspirasi tanaman, karena keterbatasan dikalikan dengan koefisien 0,7.
kesediaan alat yang akurat seperti lisimeter. Cara 1. Besarnya nilai evapotranspirasi tanaman
menentukan evapotranspirasi tanaman selama dapat diukur secara langsung
ini dilakukan secara tidak langsung yaitu dengan (Sosrodarsonodan Takeda, 2006) yaitu
menentukan besarnya evaporasi potensial pada dengan menggunakan skala per minggu,
lokasi/wilayah pertanian kemudian dikalikan dimana:
dengan nilai koefisien tanamannya. Nilai Etc = rata-rata dari pengukuran per minggu
koefisien tanaman yang digunakan diperoleh dari x 0,50 kali (ukuran diameter
data sekunder yang bukan dari tanaman yang polibeg 24 cm hasil pengukuran
ditentukan nilai evapotarnspirasinya yang perlu dikalikan dengan koefisien
tentunya. 0,5).
Pada penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Nasution (2014), penentuan nilai 2. Nilai koefisien tanaman dapat ditentukan
evapotranspirasi dan koefisien tanaman hanya dengan menggunakan rumusSoewarno
dilakukan pada satu jenis padi unggul.Sehingga (2010) sebagai berikut:
masih perlu dilakukan perbandingan antara jenis
ா்
varietas padi unggul yang ada di Indonesia, = ܿܭ ………………………..(1)
ா்
khususnya di Sumatera Utara.Pada penelitian dimana:
yang dilakukan oleh Sofiuddin, dkk (2012) ETc = evapotranspirasi tanaman (mm/hari)
penentuan nilai koefisien tanaman pada satu ETo = evaporasi potensial (mm/hari)
jenis padi dengan sistem pengelolaan tanaman
yang berbeda dan menghasilkan nilai koefisien 3. Nilai perkolasi diukur secara langsung
tanaman yang hampir sama untuk jenis padi (Soemarto, 1995) yaitu dengan
tersebut. Nilai koefisien tanaman akan menggunakan rumus:
berpengaruh terhadap jumlah konsumsi air
tanaman padi dan akan mempengaruhi
P= ቀ ቁ……………………….(2)
h1-h2
produktivitas tanaman padi tersebut. t2-t1
Adapun penelitian ini bertujuan untuk
menentukan evapotranspirasi dan koefisien Dimana:
tanaman Padi Ciherang, Makongga dan Situ h1 = tinggi awal (cm)
Bagendit dan mengetahui produksi atau berat h2 = tinggi akhir (cm)
bulir tanaman Padi Ciherang, Makongga dan Situ t = waktu selama 24 jam
Bagendit.
4. Berat kering diperoleh dari seluruh bahan
tanaman padi dipotong termasuk yang
BAHAN DAN METODE sudah layu kecuali gabah. Kemudian
diovenkan pada suhu ±60 oC selama 48
Bahan-bahan yang digunakan dalam jam, setelah itu ditimbang. Dan produksi
penelitian ini adalah benih tanaman padi varietas tanaman padi diperoleh dari jumlah gabah
Situ Bagendit, Ciherang dan Makongga , air, yang terkumpul dan ditimbang.
pupuk, tanah, dan selotip (lakban). Alat-alat 5. Untuk menguji berat kering tanaman dan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah berat bulir padi dilakukan dengan uji
polibeg dengan ukuran diameter 24 cm dan tinggi Analysis of Variance (ANOVA)
42 cm, plastik, penggaris, jaring, gembor, menggunakan Rancang Acak Lengkap
pancang kayu, pisau, ember,rak perkolasi, dengan 3 perlakuan varietas dan 10 ulangan
gunting, stopwatch, alat tulis dan kalkulator. dengan persamaan (Santoso, 2008) :
Dalam penelitian ini akan dilakukan pengukuran
nilai evapotranspirasi penggenangan dengan Ŷij=µ+αi+݁ij………………………..(3)
371
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.5 No. 3 Th. 2016
Evaporasi Potensial (ETo) setiap fase pertumbuhan semakin tinggi hal ini
Hasil pengukuran, nilai Evaporasi sesuai dengan suhu rata-rata lingkungannya,
Potensial (Eto) pada setiap fase pertumbuhan dimana rata – rata suhu pada masa pertumbuhan
dapat dilihat pada Tabel 2. Berdasarkan Tabel 2, 0 – 55 hari sebesar 28,87 oC pada masa
dapat dilihat bahwa nilai rata-rata penurunan pertumbuhan 56 – 90 hari sebesar 29,97 oC dan
evaporasi potensial yang terbesar terdapat pada pada masa pertumbuhan 91- 118 hari sebesar
umur pertumbuhan 91 – 118 hari yaitu 1,64 mm/ 31,83 oC.
hari. Dalam hal ini, nilai evaporasi potensial pada
372
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.5 No. 3 Th. 2016
373
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.5 No. 3 Th. 2016
Tabel 7. Rata-rata Berat Bulir Padi Balai Besar Penelitian Tanman Padi, 2011.
Varietas Berat Bulir Padi (g) Inovasi Teknologi Padi Penas KTNA XIII-
Makongga 94,48 b,B 2011. Badan Penelitian dan
Situ Bagendit 102,81 b,B Pengembangan Pertanian, Kutai
Ciherang 125,16 a,A Kartanegara
Keterangan : angka yang diikuti dengan huruf yang
berbeda menunjukkan berbeda nyata
Islami,T., dan W.H. Utomo, 1995. Hubungan
pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda Tanah, Air dan tanaman. IKIPSemarang
sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar) Press, Semarang.
dengan uji duncan multiple range test
(DMRT). Nasution.Y, 2014.Penentuan Nilai
Evapotranspirasi Dan Koefisien Tanaman
Padi Varietas IR64(Oryzasatival.) Di
KESIMPULAN Rumah Kaca Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Universitas
1. Nilai evapotranspirasi Tanaman padi varietas Sumatera Utara, Medan.
Situ Bagendit, varietas Ciherang dan varietas
Makongga pada fase vegetatif berturut-turut Purwasasmita, M., dan A. Sutaryat, 2012.Padi Sri
sebesar 1,68 mm/ hari, 1,68 mm/ hari dan Organik Indonesia. Penebar Swadaya,
1,69 mm/ hari. Pada fase reproduktif 1,83 Jakarta.
mm/ hari, 1,72 mm/ hari dan 1,76 mm/ hari.
Sedangkan pada fase pemasakan 1,71 mm/ Santoso, S., 2008. Panduan Lengkap Mengenai
hari, 1,69 mm/ hari dan 1,70 mm/ hari. SPSS 16. PT Alex Media Komputindo,
2. Nilai Koefisien Tanaman padi varietas Situ Jakarta.
Bagendit, varietas Ciherang dan varietas
Mankongga pada fase vegetatif berturut-turut Siregar, H., 1981. Budidaya Tanaman Padi di
sebesar 1,20 mm/ hari, 1,20 mm/ hari 1,21 Indonesia. Sastra Hudaya, Jakarta.
mm/ hari. Pada fase reproduktif 1,14 mm/
Soemarto, C.D., 1995. Hidrologi Teknik.
hari, 1,07 mm/ hari dan 1,08 mm/ harim
Erlangga, Jakarta
sedangkan pada fase pemasakan 1,05 mm/
hari, 1,03 mm/ hari dan sebesar 1,05 mm/ Soewarno, 2000. Hidrologi Operasional. Jilid
hari. kesatu. Citra Aditya Bakti, Bandung.
3. Nilai perkolasi Tanaman padi varietas Situ
Bagendit, varietas Ciherang dan varietas Sofiuddin. H. A., L. M. Martief., B. I. Setiawan dan
Mankongga berturut-turut sebesar 4,14 C. Arif, 2012. Evaluasi Koefisien Tanaman
cm/hari, 3,82 cm/hari dan 4,14 cm/hari. Padi Berdasarkan Konsumsi Air Pada
4. Berat kering tanaman padi untuk varietas Lahan Sawah.Institut Pertanian Bogor.
Situ Bagendit 182,2 g, varietas Ciherang
216,6 g dan varietas Makongga sebesar Sosrodarsono, S dan K. Tekada, 1976.
155,3 g. Hidrologi untuk Pengairan.
5. Berat bulir tanaman untuk varietas Situ PradnyaParamita, Jakarta.
Bagendit 102,81 g, varietas Ciherang 125,16
g dan varietas Makongga 94,48 g. Sosrodarsono,S dan K. Tekada, 2006. Hidrologi
untuk Pengairan Cetakan ke-X.
PradnyaParamita, Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Sumadiyono, A., 2011. Analisis Efisiensi
Andoko, A., 2002. Budidaya Padi Secara Pemberian Air di Jaringan Irigasi Karau
Organik. Cetakan Pertama. Penebar Kabupaten Barito Timur Provinsi
Swadaya, Jakarta. Kalimantan Tengah. [Jurnal].
374