Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
ABSTRACT
Background : Sepsis neonatorum is an invasive blood flow infection and characterized by
the discovery of bacteria in body fluids such as blood, bone marrow fluid or urine in the first
28 days after birth. Risk factors for neonatal sepsis are low birth weight <2500 gr, low
APGAR score, gestational age <37 weeks, labor with action and premature rupture of
membranes >12 hours. The purpose of this study was to determine the factors that influence
the incidence of neonatal sepsis at the Regional General Hospital Dr. Pirngadi Medan City in
2016-2018.
Method : This study used an observational analytic method with a cross sectional approach.
The samples involved are 95 neonates. Samples were obtained by using consecutive
sampling method. The study was conducted at Dr. Pirngadi Medan. The result has been
processed by Chi-square test.
Results : Univariate analysis showed 62 newborn baby (65.3%) had neonatal sepsis, 63
newborn baby (66.3%) with birth weight ≤2500 gr, 59 newborn baby (62.1%) with APGAR
score 1 minute with a score of 0-6, 56 newborn baby ( 58.9%) with a 5 minute APGAR score
1
Program Studi Pendidikan Dokter, with a score of 0- 6, 64 newborn baby (67.4%) with gestational age <37 weeks, 58 newborn
Fakultas Kedokteran baby (61.1%) with cesarean section and 62 newborn baby (65.3%) not premature rupture of
Universitas Methodist Indonesia, membranes. Bivariate analysis showed that there were influences of birth weight, APGAR
2
Departemen Ilmu Kesehatan
Masyarakat & Kedokteran
score, gestational age and delivery to the incidence of neonatal sepsis (p<0.001). There was
Komunitas, no influence of premature rupture of membranes >12 hours with the incidence of neonatal
Fakultas Kedokteran sepsis (p< 0.001). Multivariate analysis showed LBW is the most dominant risk factor in the
Universitas Methodist Indonesia incidence of neonatal sepsis.
3
Departemen Penyakit Dalam, Conclusion : There is a relationship between low birth weight, low APGAR score,
Fakultas Kedokteran gestational age <37 weeks and the delivery process of caesarean section to the incidence of
Universitas Methodist Indonesia neonatal sepsis.
Keywords : Sepsis Neonatorum, Risk Factors
ABSTRAK
Korespondesi:
hotnidamasninatasya@g Latar Belakang : Sepsis neonatorum adalah infeksi aliran darah yang bersifat invasif dan
mail.com ditandai dengan ditemukannya bakteri dalam cairan tubuh seperti darah, cairan sumsum
tulang atau air kemih dalam 28 hari pertama setelah kelahiran. Faktor risiko sepsis
neonatorum adalah berat bayi lahir rendah <2500 gr, skor APGAR rendah, usia gestasi <37
minggu, proses persalinan dengan tindakan dan ketuban pecah dini >12 jam. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor–faktor yang memengaruhi kejadian sepsis
neonatorum di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan pada tahun 2016-2018.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan
cross sectional. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 95. Pengambilan sampel dilakukan
dengan cara consecutive sampling. Penelitian dilakukan di RSUD Dr. Pirngadi Medan.
Analisa data menggunakan uji Chi square.
Hasil : Analisis univariat menunjukan sebanyak 62 bayi baru lahir (65,3%) mengalami sepsis
neonatorum, 63 bayi baru lahir (66,3%) dengan berat badan lahir ≤2500 gr, 59 bayi baru lahir
(62,1%) dengan skor APGAR menit 1 dengan skor 0-6, 56 bayi baru lahir (58,9%) dengan
skor APGAR menit 5 dengan skor 0-6, 64 bayi baru lahir (67,4%) dengan usia kehamilan
<37 minggu, 58 bayi baru lahir (61,1%) dengan proses persalinan sectio caesarea dan 62
bayi baru lahir (65,3%) tidak ketuban pecah dini. Analisis bivariat menunjukan terdapat
pengaruh berat badan lahir, skor APGAR, usia kehamilan dan proses persalinan terhadap
kejadian sepsis neonatorum (p<0,001). Tidak terdapat pengaruh KPD dengan kejadian sepsis
neonatorum (p<0,001). Analisis multivariat menunjukan BBLR merupakan faktor risiko
paling dominan pada kejadian sepsis neonatorum.
Kesimpulan : Terdapat hubungan berat badan lahir rendah, skor APGAR rendah, usia
kehamilan <37 minggu dan proses persalinan sectio caesarea terhadap kejadian sepsis
neonatorum.
Kata Kunci : Sepsis Neonatorum, Faktor Risiko
PENDAHULUAN Mekanisme terjadinya sepsis neonatorum secara
garis besar dibagi menjadi tiga yaitu infeksi antenatal
Angka Kematian bayi (AKB) merupakan salah atau intrauterin, infeksi intranatal, dan infeksi
satu indikator sensitif yang digunakan untuk pascanatal.8 Diagnosa sepsis neonatorum dengan 2
menunjukkan keberhasilan dunia kesehatan pada bayi manifestasi klinis dan 2 hasil pemeriksaan laboraorium.
maupun anak, terhadap baik buruknya kemajuan Manifestasi klinis sepsis neonatorum seperti suhu
kesehatan secara umum. Data analisis mengenai >38.5°C atau <36°C, takikardi/bradikardi, aritmia,
waktu kematian neonatorum menunjukkan bahwa hipertensi, oliguria, takipnea, intoleransi makanan,
sekitar tiga per empat dari total kematian neonatorum ptekie atau sklerema, iritabilitas, hipotoni. Pemeriksaan
terjadi pada minggu pertama kehidupan.1 Pada tahun laboratorium seperti leukositosis (>20,000 × 109/L),
2015 WHO melaporkan kematian akibat sepsis dan leukopeni (<4000 x 109/L), immature to total neutrophil
penyakit infeksi pada bayi baru lahir adalah 2,9 per (I/T) (> 0.2), angka trombosit <100.000 x 109/L, c-
1000 kelahiran hidup.2 reactive protein (CRP) >15 mg/L, procalcitonin (PCT)
Sepsis neonatorum merupakan masalah kesehatan >2 ng/mL, asidosis metabolik; base excess (BE) >10,
yang belum dapat ditanggulangi dalam pelayanan dan glukosa darah >180 mg/dL atau <45 mg/dL.9
perawatan bayi baru lahir berupa infeksi aliran darah Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian sepsis
yang bersifat invasif dan ditandai dengan neonatorum yaitu faktor ibu seperti ketuban pecah dini,
ditemukannya bakteri dalam cairan tubuh seperti usia kehamilan dan jenis persalinan dan faktor bayi
darah, cairan sumsum tulang atau air kemih dalam 28 berupa berat badan lahir dan skor APGAR.10
hari pertama setelah kelahiran. Sampai saat ini, sepsis Eliminasi kuman merupakan pilihan utama dalam
neonatorum merupakan penyebab utama morbiditas manajemen sepsis neonatal.11 Pengendalian infeksi
dan mortalitas pada bayi baru lahir. Pada bulan dapat diberi ampisilin (200mg/kgBB/hari/i.v dalam 4
pertama kehidupan, infeksi yang terjadi berhubungan dosis) dikombinasikan dengan aminoglikosida
dengan angka kematian yang tinggi, yaitu 13%-15%.3 (garamisin 5-7 mg/kgBB/hari/i.v dalam 2 dosis),
Angka kejadian sepsis neonatorum di negara kortikosteroid dinyatakan bermanfaat bila diberikan
berkembang meningkat yaitu 1,8-18 per 1000 pada stadium dini sepsis tetapi harus diberikan bila
kelahiran hidup, sedangkan pada negara maju ditemukan perdarahan kelenjar adrenal, dan untuk
sebanyak 4-5 per 1000 kelahiran hidup.4 strategi suportif yang diberi yaitu pemberian
Insiden sepsis lebih tinggi pada kelompok immunoglobulin intravena jika terinfek. Lamanya
neonatorum dan bayi <1 tahun dibandingkan dengan pengobatan sangat tegantung kepada jenis kuman
usia 1-18 tahun (9,7 versus 0,23 kasus per 1000 penyebab. Pada penderita yang disebabkan oleh kuman
anak). Pasien sepsis berat, sebagian besar berasal dari gram positif, pemberian antibiotik dianjurkan selama
infeksi saluran nafas (36-42%), bakteremia, dan 10-14 hari, sedangkan gram negatif pengobatan dapat
infeksi saluran kemih. Di unit perawatan intensif anak diteruskan 2- 3 minggu.12
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM),
sejumlah 19,3% atau sekitar 97 pasien dari 502 pasien METODE
anak yang dirawat mengalami sepsis dengan angka Penelitian ini menggunakan penelitian analitik
mortalitas 54%. Sepsis berat lebih sering dialami anak dengan metode cross sectional yaitu penelitian yang
dengan komorbiditas yang mengakibatkan penurunan dilakukan dengan cara pendekatan observasi,
sistem imunitas seperti keganasan, transplantasi, pengumpulan satu data sekaligus pada satu waktu dan
penyakit respirasi kronis dan defek jantung bawaan.5 menggunakan data yang lalu.13
Etiologi sepsis neonatal di negara berkembang Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi
berbeda dengan di negara maju dalam pola etiologi baru lahir di dalam rekam medis Rumah Sakit Umum
bakteri dan kerentanan antibiotiknya. Hampir Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan dari tahun 2016
sebagian besar kuman penyebab di negara sampai 2018, berjumlah 205 bayi baru lahir.
berkembang adalah kuman Gram negatif berupa Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik
kuman enteric seperti Enterobacter sp, Klebsiella sp consecutive sampling yaitu yang memenuhi kriteria
dan E. coli, sedangkan di Amerika Utara dan Eropa inklusi dan ekslusi. Kriteria inklusi yaitu neonatorum
Barat 40% kasus disebabkan oleh Streptokokus grup yang menderita sepsis dan tidak sepsis neonatorum
B.6 dengan data rekam medik yang lengkap. Kriteria ekslusi
Berdasarkan waktu terjadinya, sepsis neonatorum yaitu neonatorum dengan data rekam medik tidak
dapat diklasifikasikan menjadi dua bentuk yaitu lengkap, neonatorum yang menderita penyakit
sepsis neonatorum awitan dini (early-onset kongenital seperti PJB (penyakit jantung bawaan), dan
neonatal sepsis) merupakan infeksi perinatal yang neonatorum dengan ibu yang menderita
terjadi segera dalam periode postnatal (kurang dari immunocompromised.
72 jam) dan sepsis neonatorum awitan lambat (late-
onset neonatal sepsis) merupakan infeksi postnatal
(lebih dari 72 jam) yang diperoleh dari lingkungan
sekitar atau rumah sakit (infeksi nosokomial).7
Berdasarkan perhitungan estimasi besar Tabel 4. Hubungan Skor APGAR Menit 5 Dengan
sampel, didapatkan jumlah sampel minimal yang Kejadian Sepsis Neonatorum
diperlukan adalah 95 sampel. Kejadian Sepsis Neonatorum
Skor Total
HASIL DAN PEMBAHASAN Sepsis Tidak Sepsis p
APGAR
Neonatorum Neonatorum value
Menit 5
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh dari data n % n % n %
rekam medik RSUD Dr. Pirngadi Medan yang 0-6 47 49,5 9 9,5 56 58,9
7-10 15 15,8 24 25,3 39 41,1 <0,001
memenuhi variabel yang dibutuhkan pada
Total 62 65,3 33 34,7 95 100
penelitian.
Tabel 1. Karakteristik Sampel Penelitian Tabel 5. Hubungan Usia Kehamilan Dengan Kejadian
Variabel Frekuensi % Sepsis Neonatorum
Kejadian Sepsis Neonatorum
Sepsis neonatorum 62 65,3 Kejadian Sepsis Neonatorum
Tidak sepsis neonatorum 33 34,7 Total p
Usia Sepsis Tidak Sepsis
Berat Badan Lahir value
Kehamilan Neonatorum Neonatorum
≤2500 gr 63 66,3
>2500 gr 32 33,7 n % n % n %
Skor APGAR Menit 1 <37minggu 52 54,7 12 12,6 64 67,4
0-6 59 62,1 ≥37 minggu 10 10,5 21 22,1 31 32,6 <0,001
7-10 36 37,9 Total 62 65,3 33 34,7 95 100
Skor APGAR Menit 5
0-6 56 58,9
7-10 39 41,1
Tabel 6. Hubungan Proses Persalinan Dengan Kejadian
Usia Kehamilan Sepsis Neonatorum
<37 minggu 64 67,4
≥37 minggu 31 32,6
Kejadian Sepsis Neonatorum
Proses Persalinan
Total
Sectio caesarea 58 61,1 Proses Sepsis Tidak Sepsis p
Spontan 37 38,9 Persalinan Neonatorum Neonatorum value
KPD > 12 Jam n % n % n %
Ya 33 34,7 Sectio 58 61,1
Tidak 62 65,3 46 48,4 12 12,6
caesarea
0,001
Spontan 16 16,8 21 22,1 37 38,9
Total 62 65,3 33 34,7 95 100
Tabel 2. Hubungan Berat Badan Lahir Dengan
Kejadian Sepsis Neonatorum Tabel 7. Hubungan KPD > 12 Jam Dengan Kejadian
Sepsis Neonatorum
Kejadian Sepsis Neonatorum
Berat Total p Kejadian Sepsis Neonatorum
Badan Sepsis Tidak Sepsis value
Neonatorum Neonatorum Total
Lahir KPD Sepsis Tidak sepsis p
n % N % n % > 12 jam Neonatorum Neonatorum value
<2500 gr 54 56,8 9 9,5 63 66,3 n % N % n %
>2500 gr 8 8,4 24 25,3 32 33,7 <0,001 Ya 24 25,3 9 9,5 33 34,7
Total 62 65,3 33 34,7 95 100 Tidak 38 40 24 25,3 62 65,3 0,374
Total 62 65,3 33 34,7 95 100