Sei sulla pagina 1di 7

DOI : http://dx.doi.org/10.31983/jrmik.v1i2.

3845 Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan


Volume 1 Nomor 2 (Oktober 2018)

Review of Ergonomic Aspect of Filing Room Based on Filing Officers


Anthropometry to the Occupational Health and Safety (OHS)

Tinjauan Aspek Ergonomi Ruang Filing Berdasarkan Antropometri


Petugas Filing terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Petugas

Adhani Windari1)
Edy Susanto2)
Elise Garmelia3)
Hidayatul Maula4)

1,2,3,4)Poltekkes
Kemenkes Semarang
Jl. Tirto Agung ; Pedalangan ; Banyumanik ; Semarang
E-mail : dhanisadono@gmail.com

Abstract
The filing service is an important part of the Medical Record Unit, especially for medical record
keeping. A good filing arrangement is required to facilitate the work of the officer. Spatial filingshould
be done based on the aspect of ergonomic and anthropometry of the officers so it’s not causing OHS
risk for the officers. Ergonomicsaspects of filing room in RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta not in
accordance with anthropometry officers, it can lead to decreased work /productivity officer. The purpose
of this research is to review the aspect of ergonomic filing space based on the anthropometry of filing
officer toward aspect of OHS.This type of research including to the case study research. Methods of data
collection are observation and interview. Data were analyzed using statistical analysis which was
description.The results showed that the management, equipment and temperature and humidity filing
room in RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta is in accordance with the theory except for the tool
footing. The size of the medical record storage rack is not ergonomic compared to the anthropometry of
the filing officer. However, the height and width of sub racks are in accordance with the dimensions of
the medical record file. The risk of OHS that can be happen by filing officers are fire, wedged roll
o'pack, falling from the tool footing, pain of leg and hand, nape pain, itching, scratches due to scratches,
visual impairment, shortness of breath and throat hoarse.

Keywords: Ergonomic Aspect, Anthropmetry, OHS

Abstrak
Pelayanan filing adalah salah satu bagian penting dari Unit Rekam Medis, terutama
untuk pemerliharaan rekam medis. Penataan ruang filing yang baik dibutuhkan untuk
memudahkan pekerjaan petugas. Penataan ruang filing harus dilakukan berdasarkan aspek
ergonomis dan antropometri petugas agar tidak menimbulkan risiko K3. Aspek ergonomi di
ruang filing RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta belum sesuai dengan antropometri petugas,
hal tersebut dapat menyebabkan penurunan produktivitas kerja petugas. Tujuan penelitian ini
adalah meninjau aspek ergonomi ruang filing berdasarkan antropometri petugas filing
terhadap aspek K3 petugas.Jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus. Pengumpulan
data dilakukan dengan metode observasi dan wawancara. Data dianalisis menggunakan
analisa statistik yang bersifat deskripsi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan,
perlengkapan serta suhu dan kelembaban ruang filing RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
sudah sesuai dengan teori kecuali untuk alat bantu pijakan. Ukuran rak penyimpanan rekam
medis tidak ergnomis dibandingkan antropometri petugas filing. Namun tinggi dan lebar sub
rak penyimpanan sudah sesuai dengan dimensi rekam medis.Adapun risiko K3 yang dapat
dialami petugas filing antara lain kebakaran, terjepit roll o’pack, terjatuh dari alat bantu
pijakan, kaki dan tangan pegal, nyeri tengkuk, gatal-gatal, luka akibat tergores, gangguan
penglihatan, sesak nafas dan tenggorokan serak.

Kata Kunci : Aspek Ergonomi, Antropmetri, K3


Copyright ©2018 Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan e-ISSN 2622-7614 81
1. Pendahuluan antropometri atau dimensi tubuh
Rekam medis menurut Permenkes manusia. Hal tersebut bertujuan untuk
269 tahun 2008 adalah berkas yang memberikan kenyamanan dan keamanan
berisikan catatan dan dokumen tentang bagi petugas dalam bekerja. Kenyamanan
identitas pasien, pemeriksaan, dan keamanan dalam bekerja dapat
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain meningkatkan produktivitas kerja petugas
yang telah diberikan kepada pasien. dan meningkatkan mutu pelayanan
Catatan merupakan tulisan-tulisan yang kesehatan yang diberikan. Ruang kerja
dibuat oleh dokter atau dokter gigi yang tidak memperhatikan aspek
mengenai tindakan-tindakan yang ergonomi dan antropometri dapat
dilakukan kepada pasien dalam rangka menimbulkan risiko keselamatan dan
pelayanan kesehatan. Pada bab III pasal kesehatan kerja (K3) baik dari segi bahaya
5, disebutkan bahwa setiap dokter atau kondisi lingkungan fisik, sikap dan cara
dokter gigi dalam menjalankan praktik kerja.
kedokteran wajib membuat rekam medis. Studi pendahuluan penulis di RS
Oleh karena itu setiap sarana pelayanan PKU Muhammadiyah Yogyakarta,
kesehatan diwajibkan menyelenggarakan petugas filing di RS PKU Muhammadiyah
rekam medis dimana penyelenggaraannya Yogyakarta berjumlah 5 orang. Penerapan
dikelola oleh unit rekam medis. jam kerja petugas menggunakan sistem
Unit rekam medis merupakan salah shift yang terbagi dalam shift pagi (07.00-
satu unit vital di dalam rumah sakit. Salah 14.00 WIB), siang (14.00-21.00 WIB) dan
satu garis koordinasi unit rekam medis malam (21.00-07.00 WIB).Pelayanan filing
yang penting adalah filing. Filing adalah selama 24 jam ini membuat beban kerja
sub unit dalam rekam medis yang petugas filing bertambah mengingat
berfungsi sebagai penyimpan, penyedia dijalankannya program pendaftaran
dan pelindung agar informasi medis pasien secara online 7 hari sebelum hari
dalam rekam medis aman, baik secara pelayanan di RS PKU Muhammadiyah
fisik maupun secara isi. Rekam medis Yogyakarta, sehingga setiap hari, selain
adalah catatan kesehatan pasien yang menyiapkan rekam medis pasien untuk
termasuk dalam arsip vital. hari ini, petugas juga harus menyiapkan
Unit rekam medis khususnya filing rekam medis pasien booking untuk hari
mempunyai peran penting dalam berikutnya. Hal tersebut menyebabkan
pemeliharaan rekam medis terutama petugas harus bekerja dengan cepat dan
dalam hal penyimpanan dan tepat agar rekam medis pasien hari ini
perlindungan rekam medis. Penyimpanan dan hari berikutnya siap digunakan.
rekam medis dapat berjalan dengan baik Pengamatan yang penulis lakukan,
apabila fasilitas penunjang dalam rak penyimpanan rekam medis di ruang
kegiatan penyimpanan tersedia dan filing RS PKU Muhammadiyah
lingkungan kerja mendukung sehingga Yogyakarta terlalu tinggi apabila
dapat memudahkan dalam pengambilan, dibandingkan dengan tinggi badan
penyediaan dan penyimpanan rekam petugas. Untuk membantu petugas dalam
medis. mengambil rekam medis di rak paling
Kemudahan tersebut dapat dilakukan atas disediakan kursi pijakan, namun
dengan penataan ruang kerja yang baik kursi tersebut kurang aman sehingga
dengan memperhatikan aspek ergonomi. memungkinkan adanya risiko jatuh,
Ergonomi atau ilmu ergonomika adalah terkilir dan sebagainya.
studi tentang manusia untuk menciptakan Selain itu ruangan yang sempit juga
sistem kerja yang lebih sehat, aman dan menyebabkan jarak antar rak terlalu
nyaman. Aspek ergonomi suatu ruang dekat, dengan jarak rata-rata yaitu 60 cm
kerja harus disesuaikan dengan aspek dan jarak untuk akses jalan petugas antara
Copyright ©2018 Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan e-ISSN 2622-7614 82
rak satu dengan yang lain sempit yaitu 77 terakhir. RS PKU Muhammadiyah
cm. Ukuran tersebut belum sesuai dengan Yogyakarta memiliki ruang filing dengan
jarak ideal menurut teori Ery Rustiyanto rak berjumlah 16 rak kayu dua muka dan
dan Warih Ambar Rahayu (2011). Oleh 8 rak rool o’pack. Penulis telah melakukan
karena itu, penyesuaian aspek ergonomi pengamatan dan pengukuran terhadap
dan antropometri di ruang filing sangat aspek ergonomi ruang filing dan
penting dilakukan sebagai bentuk antropometri petugas filing serta
manajemen risiko terhadap Keselamatan wawancara terhadap petugas filing terkait
dan Kesehatan Kerja petugas filing di RS Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Adapun item-item yang dilakukan
pengamatan, pengukuran dan wawancara
2. Metode adalah sebagai berikut:
Jenis penelitian yang digunakan a. Ergonomi Ruang Filing di RS PKU
adalah penelitian studi kasus (case study) Muhammadiyah Yogyakarta
yaitu penelitian yang dilakukan dengan 1) Perngelolaan dan Perlengkapan di
cara meneliti suatu permasalahan melalui Ruang Filing
suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal. a) Struktur Bangunan
Jenis penelitian ini digunakan untuk Struktur bangunan ruang filing
mengetahui gambaran ruang filing di RS PKU Muhammadiyah
berdasarkan aspek ergonomi dan kuat terpelihara dan bersih.
antropometri terhadap kesehatan dan b) Atap
keselamatan kerja petugas filing di RS Atap ruang filing di RS PKU
PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Waktu Muhammadiyah Yogyakarta
penelitian dilaksanakan pada bulan kuat dan tidak bocor.
Januari-April 2018 di ruang filing RS PKU c) Dinding
Muhammadiyah Yogyakarta.Subjek Dinding ruang filing di RS PKU
dalam penelitian ini adalah 5 orang Muhammadiyah Yogyakarta
petugas filing di RS PKU Muhammadiyah kuat dan berwarna terang.
Yogyakarta. Objek dalam penelitian ini d) Langit-Langit
adalah ruang filing di RS PKU Langit-langit ruang filing di RS
Muhammadiyah Yogyakarta.Metode PKU Muhammadiyah
pengumpulan data menggunakan metode Yogyakarta kuat, bersih dan
observasi dan wawancara.Analisis berwarna terang.
dilakukan dengan analisis statistik yang e) Lantai
bersifat deskripsi. Lantai ruang filing di RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta
3. Hasil dan Pembahasan kuat, kedap air, permukaan
Sistem penyimpanan rekam medis di rata, bersih dan tidak licin.
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta f) Keamanan Rekam Medis
dilakukan secara sentralisasi yaitu sistem Terdapat tanda peringatan
penyimpanan dimana semua rekam “Selain Petugas Dilarang
medis pasien disimpan dalam satu berkas Masuk” di depan pintu ruang
dan satu tempat, baik untuk rawat jalan filing untuk menjamin
maupun rawat inap. Sistem penjajaran kerahasiaan isi rekam medis.
yang digunakan di RS PKU g) Vektor Penyakit
Muhammadiyah Yogyakarta adalah Tidak terindikasi adanya sarang
Terminal Digit Filing (TDF), yaitu sistem hewan yang merupakan vektor
penyimpanan rekam medis dengan (pembawa) penyakit seperti
mensejajarkan folder rekam medis serangga (kecoa, lalat, nyamuk)
berdasarkan urutan nomor rekam medis dan tikus di ruang filing RS
pada dua angka atau dua digit kelompok
Copyright ©2018 Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan e-ISSN 2622-7614 83
PKU Muhammadiyah 2) Suhu dan Kelembaban
Yogyakarta. Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Suhu dan
h) Ukuran Rak/Sub Rak Kelembaban
Ukuran rak atau sub rak lebih
tinggi dan lebar dibandingkan
struktur, bentuk dan penjajaran
rekam medis. Penjajaran rekam
medis di RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta dilakukan secara Tabel 4.1 menunjukkan bahwa suhu
potrait. dan kelembaban di ruang filing RS PKU
i) Petunjuk Penyimpanan Muhammadiyah Yogyakarta sudah ideal
Petunjuk penyimpanan rekam menurut teori Rustiyanto dan Warih
medis di RS PKU Muhammadiyah Ambar (2011). Suhu ideal di ruang filing
Yogyakarta menggunakan stiker menurut teori Rustiyanto dan Warih
nomor yang ditempelkan di setiap Ambar (2011) adalah 18-28 0C dan
sisi samping rak kelembaban ideal adalah 40%-60%.
penyimpanan. Stiker nomor Adapun rata-rata suhu dan kelembaban di
tersebut mudah digunakan dan ruang filing RS PKU Muhammadiyah
dilihat. Yogyakarta adalah 27,30C dan 55%.
j) Tracer
Tracer yang digunakan di ruang 3) Pencahayaan dan Kebisingan
filing RS PKU Muhammadiyah Pencahayaan dan kebisingan tidak
Yogyakarta terbuat dari bahan diukur secara ilmiah oleh penulis karena
yang aman. Tracer yang digunakan keterbatasan alat ukur. Berdasarkan hasil
terbuat dari bahan plastik. observasi yang penulis lakukan terdapat 9
k) Kode Warna Rekam Medis buah lampu dengan daya 40 watt dan
Rekam medis di RS PKU menggunakan tegangan 220 Volt di ruang
Muhammadiyah Yogyakarta filing RS PKU Muhammadiyah
menggunakan kode warna dalam Yogyakarta. Setiap lampu ditempatkan
bentuk stiker untuk dua digit diantara 2 lorong rak. Hal tersebut
terakhir nomor rekam medis menyebabkan pencahayaan tidak merata.
pasien. Selain itu, terdapat kode Adapun ruang filing di RS PKU
warna yang menunjukkan tahun Muhammadiyah Yogyakarta memiliki
terakhir rekam medis tersebut tingkat kebisingan yang rendah,
digunakan untuk membantu mengingat ruang karena ruang filing
petugas filing dalam melaksanakan cukup tertutup. Hal tersebut sesuai
kegiatan retensi. dengan standar ILO (2013). Rendahnya
l) Mesin Penghancur Kertas tingkat kebisingan di ruang filing RS PKU
RS PKU Muhammadiyah Muhammadiyah Yogyakarta baik untuk
Yogyakarta tidak mempunyai mendukung kesehatan karja petugas
mesin penghancur kertas karena terutama berkaitan dengan gangguan
pemusnahan rekam medis pendengaran, baik gangguan
dilakukan oleh pihak ke tiga. pendengaran sementara ataupun
m) Alat Bantu Pijakan permanen.
Alat bantu pijakan di ruang filing 4) Rak Penyimpanan Kayu dan Roll
RS PKU Muhammadiyah O’Pack
Yogyakarta RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
adalah bangku yang terbuat dari menggunakan dua jenis rak penyimpanan
bahan plastik. yaitu rak kayu terbuka dua muka
berjumlah 16 rak dan roll o’pack yang
didalamnya terdiri dari 8 rak dua muka.
Copyright ©2018 Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan e-ISSN 2622-7614 84
Adapun hasil pengukuran fisik terhadap c. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
rak penyimpanan kayu dan roll O’Pack (K3) Petugas Filing
adalah sebagai berikut Berdasarkan hasil wawanacara
Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Rak ynag telah penulis lakukan kepada
Penyimpanan dan Roll O’Pack petugas filing di RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta
mengenai Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) petugas filing
diketahui aspek keselamatan dan
keluhan terkait kesehatan petugas
filing di RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta dapat diketahui
berdasarkan tabel sebagai berikut:
Hasil pengukuran dimensi rekam medis Tabel 4.10 Pengendalian K3 Petugas
diketahui bahwa rekam medis Filing di RS PKU Muhammadiyah
mempunyai panjang 30 cm dan lebar 23,5 Yogyakarta
cm.
b. Antropometri
Penyesuaian rak penyimpanan ruang
filing di RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta dilakukan oleh penulis
berdasarkan perhitungan rata-rata,
Data antropometri petugas yang
digunakan adalah ukuran panjang depan
sebagai acuan ukuran panjang rak
penyimpanan, ukuran jangkauan tangan
ke atas digunakan sebagai acuan ukuran
tinggi rak penyimpanan, ukuran panjang 4. Kesimpulan dan Saran
lengan bawah dan ukuran lebar rekam a. Kesimpulan
medis digunakan sebagai acuan ukuran 1) Aspek ergonomi ruang filing di
lebar sub rak dan ukuran lebar bahu dan RS PKU Muhammadiyah antara
tebal badan digunakan sebagai acuan lain pengelolaan dan
ukuran jarak antar rak penyimpanan. perlengkapan ruang filing di RS
Hasil perhitungan penyesuaian ukuran PKU Muhammadiyah
rak terhadap antropometri petugas filing Yogyakarta sudah sesuai dengan
adalah sebagai berikut teori yang ada kecuali untuk alat
Tabel 4.9 Perbandingan Hasil Pengukuran bantu pijakan. Suhu dan
Aspek Ergonomi Terhadap Parameter Ideal kelembaban di ruang filing di RS
Ruang Filing PKU Muhammadiyah
Yogyakarta sudah ideal, tingkat
kebisingan rendah, namun
pencahayaan tidak merata.
2) Berdasarkan data antropometri
petugas di ruang filing RS PKU
Muhammadiyah, disimpulkan
bahwa:
a) Panjang rak penyimpanan
tidak ergonomis
b) Tinggi rak penyimpanan
tidak ergonomis
dibandingkan ukuran
Copyright ©2018 Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan e-ISSN 2622-7614 85
c) jangkauan tangan ke atas 5. Ucapan Terimakasih
petugas filing. Dalam penyusunan artikel ini penulis
d) Lebar rak penyimpanan banyak mendapat saran, kritik, dorongan,
tidak ergonomis bimbingan serta keterangan-
dibandingkan panjang keterangan dari banyak pihak, yang
lengan bawah petugas filing. menjadikan penulis dapat menyusun
e) jarak antar rak penyimpanan karya tulis ini dengan baik dan dapat
tidak ergonomis dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu
dibandingkan dengan lebar dengan segala hormat dan kerendahan
bahu petugas filing. hati perkenankan penulis mengucapkan
f) Ukuran tinggi dan lebar sub terimakasih untuk seluruh pihak yang
rak sudah ergonomis terlibat dalam penyusunan karya tulis
dibandingkan dengan ilmiah ini.
ukuran panjang dan lebar
rekam medis. 6. Daftar Pustaka
3) Aspek Keselamatan dan Annis, J.F. & McConville, J.T. (1996).
Kesehatan Kerja petugas filing di Anthropometry. Dalam:
RS PKU Muhammdiyah Battacharya.USA:Marcel Dekker Inc.
Yogyakarta terdiri atas risiko Budi, Savitri Citra. (2011). Manajemen Unit
keselamatan meliputi kebakaran, Kerja Rekam Medis.
terjepit roll o’pack dan terjatuh Yogyakarta:Quantum Sinergis Media
dari alat bantu pijakan. Adapun Edna K.Huffman. (1994).Health Information
risiko kesehatan yang dialami Management, Edisi 10.Berwyn Illionis
oleh petugas filing antara lain :Physicians’record company
kaki dan tangan pegal, nyeri Hatta, Gemala (Ed). (2013). Pedoman
tengkuk, gatal-gatal, luka akibat Manajemen Informasi Kesehatan di
tergores, sesak nafas dan Sarana Pelayanan Keseahatan. Jakarta :
tenggorokan serak. UI Press
b. Saran nternational Labour Organization (ILO).
1) Penyediaan alat bantu pijakan (2013). Keselamtan dan Kesehatan di
yang aman seperti tangga lipat Tempat Kerja Sarana untuk
alumunium sebagai alat untuk Produktivitas. Jakarta : International
memudahkan petugas filing Labour Office
ketika mengambil rekam medis Ismaniar, Hetty. (2015). Manajemen Unit
di bagian yang sulit dijangkau. Kerja untuk : Perekam Medis dan
2) Penyesuaian aspek ergonomi Informatika Kesehatan, Ilmu Kesehatan
terhadap antropometri petugas Masyarakat, Keperawatan dan
filing untuk menjamin keamanan Kebidanan. Yogyakarta : Deepublish
dan kenyamanan petugas dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik
bekerja. Indonesia
3) Manajemen rumah sakit dan Nomor340/MENKES/KEP/III/2010.
petugas filing khususnya, lebih Jakarta : Republik Indonesia
memperhatikan aspek Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik
Indonesia Nomor KEP.51/MEN/1999.
Keselamatan dan Kesehatan
Jakarta:Republik Indonesia
Kerja (K3) petugas dengan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1405
penambahan lampu agar
tahun 2002 tentang Persyaratan
pencahayaan optimum,
Kesehatan Lingkungan Kerja dan
penyediaan peralatan kerja dan
Perkantoran. Jakarta : Republik
APD yang aman.
Indonesia

Copyright ©2018 Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan e-ISSN 2622-7614 86
MacLeod, D. (1995). The Ergonomics Edge. Roche, A. F. dan Davila, G. H., (1972). Late
USA: Van Nostrand reinhold, A Adolescent Growt in Stature, Pediatrics,
Division of International Thomson Vol. 50
Publishing Inc. Rustiyanto, Ery dan Warih Ambar
Manuaba, A. (1998). Bunga Rampai Rahayu. (2011). Manajemen Filing
Ergonomi volume 1, Kumpulan Dokumen Rekam Medis dan Informasi
Artikel.Denpasar : Universitas Kesehatan. Yogyakarta : Politeknik
Udayana. Kesehatan Permata Indonesia
Notoadmodjo, Soekidjo. (2012). Metodologi Sutarman (1972). Pengetrapan Ergonomi di
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Perusahaan. Majalah Hiperkes dan
Cipta Keselamatan Kerja, Jakarja: V(1)
Nurmianto, Eko. (2005). Ergonomi Konsep Tarwaka dkk. (2004). Ergonomi untuk
Dasar dan Aplikasinya Edisi Kedua. Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
Surabaya:Guna Widya Produktivitas. Surakarta : UNIBA Press
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Indonesia Nomor 269 tahun 2008 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
tentangRekam Medis. Jakarta : Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Republik Indonesia
Indonesia Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Peraturan Menteri Kesehatan Republik 43 tahun 2009 tentang Kearsipan
Indonesia Nomor 48 tahun 2016 tentang .Jakarta:Republik Indonesia
Standar Kesehatan dan Keselamatan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Kerja Perkantoran. Jakarta :Republik 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
Indonesia Jakarta:Republik Indonesia
Pheasant, S. (1988). Body Space. Wignsoebroto, Sritomo. (2006). Ergonomi
Anthropometry, Ergonomics and Design, Studi Gerak dan Waktu. Surabaya:Guna
Taylor & Francis. London. Widya
Pulat, B.M. (1992). Fundamentals of Wijono, Djoko. (1999). Manajemen Mutu
Industrial Ergonomics. Hall Pelayanan Kesehatan ( Teori, Strategidan
International. Englewood Cliffs. USA Aplikasi ) Vol. 2. Surabaya : Airlangga
New Jersey. University Press

Copyright ©2018 Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan e-ISSN 2622-7614 87

Potrebbero piacerti anche