Sei sulla pagina 1di 14

EFEK MODERASI KOMPENSASI PADA PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN

KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Sahid Danuji
KSP Ben Silatu Grobogan

MD Rahadhini
Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta

ABSTRACT
The objective of this research is to analyze (1) effect of the motivation to
employee performance; (2) effect of the job satisfaction to employee
performance; (3) effect of the compensation to employee performance; (4) the
role of compensation as a moderator of the effect motivation to employee
performance; (5) the role of compensation as a moderator of the effect job
satisfaction to employee performance. This research uses population
research while the population is all employees in KSP Ben Silatu Grobogan
consist of 33 respondents. Data collecting with questionaire technique
through validity and reliability test. The analyze data use the multiple
regression analysis and moderated regression analysis through standardized
residual method, and previously the researcher uses classical assumption
test. The hypothesis test uses t test. The analysis results which could be
reported are the questionaire of all variables are valid and the reliable. The
result of classical assumption test show that the model is no multicoliniearity,
no heteroskedasticity, no autocorrelation and the residual is normal. Results
of t test indicate that: (1) motivation has a significantly effect to employee
performance. This is indicated by t test with p value (0,003) < 0,05 thus
supporting hypothesis 1; (2) job satisfaction has significantly effect to
employee performance. This is indicated by t test with p value (0,016) < 0,05
thus supporting hypothesis 2; (3) compensation has significantly effect to
employee performance. This is indicated by t test with p value (0,011) < 0,05
thus supporting hypothesis 3; (4) compensation has moderate the effect of
motivation to employee performance. This is indicated by t test with p value
(0,009) < 0,05 thus supporting hypothesis 4; (5) compensation has moderate
the effect of job satisfaction to employee performance. This is indicated by t
test with p value (0,047) > 0,05 thus supporting hypothesis 5.

Keywords: compensation, job satisfaction, motivation, employee


performance

PENDAHULUAN nerja karyawan semakin meningkat. Me-


Keberhasilan suatu organisasi dalam nurut Istiningsih (2006: 24) kinerja karya-
mencapai tujuan sangat dipengaruhi oleh wan dapat dipengaruhi oleh faktor indivi-
sumber daya manusia yang terdapat di du, psikologis, dan faktor organisasi. Ditin-
dalam organisasi tersebut, yang merupa- jau dari faktor psikologis, kinerja karyawan
kan penggerak dari berbagai sumber daya dapat dioptimalkan melalui motivasi dan
di dalam suatu organisasi. Memahami kepuasan kerja yang semakin tinggi.
pentingnya sumber daya manusia, orga- Menurut Ludi Wishnu Wardana
nisasi perlu melakukan pengelolaan dan (2008: 20) motivasi kerja merupakan daya
pemberdayaan agar produktivitas dan ki- pendorong yang menyebabkan seseorang

Efek Moderasi Kompensasi pada Pengaruh Motivasi dan … (Sahid D & MD Rahadhini) 115
bertingkah laku, memberikan arah dan laku kerja karyawan ada yang baik dan
mengatur tingkah laku serta menentukan buruk tercermin dari kedisiplinan. Begitu
tingkah laku pada suatu tujuan tertentu. juga dalam dalam melakukan pekerjaan,
Hal ini dapat dipahami bahwa suatu peri- ada yang rajin dan ada yang malas, ada
laku seseorang yang disertai oleh adanya yang produktif dan tidak produktif, ada
motivasi yang tinggi, diharapkan akan yang senang dengan tantangan pekerjaan
menghasilkan hasil kerja yang memuas- tetapi juga ada yang berusaha menjauhi
kan. Selain pentingnya motivasi, kinerja tantangan pekerjaan. Perilaku-perilaku
karyawan juga ditentukan dari kepuasan tersebut pada akhinya akan menghasilkan
dalam bekerja. Menurut Mutiara Sibarani kinerja yang baik dan buruk.
Panggabean (2002: 2), pada dasarnya Proses pengaruh motivasi dan kepu-
keberhasilan organisasi dipengaruhi oleh asan kerja terhadap kinerja karyawan
perilaku karyawan, sedangkan perilaku tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan
karyawan tidak terbentuk dengan sendiri- dapat ditentukan oleh faktor situasional
nya melainkan ada yang menyebabkan (kontijensi) yang dapat memoderasi pro-
yaitu sikap terhadap perlakuan di tempat ses pengaruh motivasi dan kepuasan
kerja. Jika mereka puas terhadap perlaku- kerja terhadap kinerja. Salah satu aspek
an di tempat kerja, maka mereka akan yang penting untuk diperhatikan oleh
berperilaku sebagaimana yang diharap- organisasi terkait dengan peran sumber
kan; mereka akan terikat, mau terlibat da- daya manusia adalah masalah kompensa-
lam melaksanakan pekerjaannya, kreatif, si. Keadilan dalam pemberian kompensasi
inovatif, produktif, dan disiplin. Dengan telah menjadi isu dalam berbagai literatur
demikian karyawan yang merasa puas sumber daya manusia. Hal ini dikarena-
terhadap pekerjaannya akan bersikap kan masalah keadilan kompensasi akan
positif dan mendukung pekerjaan karena berhubungan dengan kemampuan kar-
dalam dirinya didasari perasaan senang yawan untuk memenuhi segala kebutuhan
terhadap pekerjaannya. Kepuasan dalam hidupnya sehari-hari. Selain itu, masalah
bekerja akan mendorong karyawan untuk keadilan kompensasi juga mengindikasi-
kan kebijakan organisasi dalam memper-
mengoptimalkan kinerjanya dengan mem-
lakukan para karyawannya secara adil.
berikan semua kemampuan yang dimiliki.
Teori keadilan yang diformulasikan
Motivasi kerja karyawan pada Kope-
rasi Simpan Pinjam (KSP) Ben Silatu Ka- oleh Adams (1965) dalam Suhartini (2005:
bupaten Grobogan memegang peranan 114) menerangkan proses bagaimana
yang sangat penting dalam mencapai seorang individu terpuaskan atau tidak
kesuksesan organisasi. Sebagai karya- terpuaskan terhadap kompensasi. Menu-
wan, mereka membawa keinginan- rut teori tersebut karyawan menganggap
keinginan dan kebutuhan yang perlu partisipasi mereka di tempat kerja sebagai
mendapat pemenuhan. Hal ini tercermin proses barter, dimana mereka memberi-
dari kebutuhan untuk dapat hidup layak kan kontribusi seperti keahlian dan kerja
seperti makan, tempat tinggal, dan pakai- keras mereka, dan sebagai gantinya
an yang dapat dipenuhi dengan gaji yang mereka mengharapkan hasil kerja baik
diterima, kebutuhan keamanan dan kese- berupa gaji ataupun pengakuan. Teori
lamatan kerja, keinginan untuk dihormati, equity juga menekankan pada persepsi
adanya pengakuan, serta kebutuhan un- mengenai keadilan antara yang didapat-
tuk menunjukkan kemampuan, keahlian, kan karyawan dengan dikontribusikan
dan potensi diri. kepada organisasi. Mereka mengharap-
Kepuasan kerja karyawan di KSP kan kompensasi yang adil sesuai dengan
Ben Silatu Kabupaten Grobogan tidak input yang telah diberikan kepada organi-
dapat dipisahkan dengan motivasi kerja sasi. Input yang dibawa karyawan dalam
yang merupakan harapan kerja karyawan. pekerjaan diantaranya dapat berupa kera-
Kenyataan yang dialami, sikap dan peri- jinan dan kegigihan dalam bekerja.

116 Jurnal Manajemen Sumber daya Manusia Vol. 6 No. 2 Desember 2012: 115 – 128
Berdasarkan input-input tersebut, pensasi yang adil harus diwujudkan de-
seharusnya mereka memperoleh penga- ngan mempertimbangkan keadilan indi-
kuan (recognition) dan dihargai sesuai vidual dan eksternal. Hasil empiris menge-
dengan semestinya. Bentuk pengakuan nai keadilan kompensasi sebagai variabel
tersebut tidak harus berwujud nominal pemoderasi pengaruh benefit pada job
tetapi dapat berbentuk perhatian atau commitment ditemukan pada penelitian
pemberian pujian. Kenyataan bahwa Ismail dan Joon (2006). Hasil penelitian-
karyawan dengan rekaman kehadiran nya menunjukkan bahwa keadilan distri-
kerja yang kurang baik maupun yang rajin butif memoderasi pengaruh self-satisfac-
memperoleh perlakuan yang sama. tion benefit terhadap job commitment.
Melihat kenyataan tersebut tentunya akan Sebagai karyawan pada KSP Ben
mempengaruhi kuatnya persepsi karya- Silatu Kabupaten Grobogan tentunya
wan terhadap ketidakadilan kompensasi mereka mengharapkan suatu keadilan
di organisasi, sehingga muncul ketidak- dalam pemberian kompensasi. Mereka
puasan. Perasaan tidak puas akan memo- akan termotivasi untuk bekerja manakala
tivasi karyawan untuk berperilaku, dan mereka merasa bahwa imbalan atas
sebagai akibatnya karyawan yang produk- usaha kerasnya didistribusikan secara
tif atau berprestasi akan berusaha mengu- adil. Pemberian kompensasi yang adil
rangi kontribusinya kepada perusahaan. akan mengakibatkan timbulnya motivasi
KSP Ben Silatu mengalami masa dan kepuasan kerja karyawan, selanjut-
pasang surut dalam menjalankan akti- nya akan berdampak pada peningkatan
vitasnya, yang seringkali mengakibatkan kinerja. Kenyataan yang terjadi, keadilan
kerugian atau menurunnya kinerja kredit. kompensasi yang dipersepsikan karyawan
Pada masa-masa kritis tersebut persepsi relatif berbeda antara karyawan satu de-
karyawan terhadap kompensasi menjadi ngan lainnya. Meningkatnya turnover
lebih sensitif, sehingga mendorong kar- karyawan juga dapat menjadi salah faktor
yawan untuk membentuk pertimbangan akibat ketidakpuasan akibat kompensasi
terhadap nilai (valensi) kompensasi yang tidak adil. Melihat kondisi tersebut,
finansial di organisasi lain. Terjadinya keadilan pemberian kompensasi menjadi
perputaran karyawan merupakan salah perhatian penting bagi pimpinan perusa-
satu indikator, disebabkan karena kom- haan khususnya dalam penelitian di KSP
pensasi dalam bentuk gaji atau tambahan Ben Silatu Kabupaten Grobogan. Pada
insentif (bonus) yang diterima karyawan saat terjadi ketidakadilan dalam pemberi-
tidak sebanding dengan prestasi karya- an kompensasi, umumnya kepuasan
wan sehingga karyawan yang merasa karyawan menjadi menurun sehingga
tidak puas akan meninggalkan organisasi mereka akan mengurangi kontribusinya
untuk mencari kompensasi yang lebih terhadap organisasi. Kondisi demikian
tinggi. akan mengakibatkan motivasi intrinsik dan
Terbatasnya sumber daya finansial kepuasan kerja karyawan menjadi menu-
pada KSP Ben Silatu secara tidak lang- run dan dampaknya pada kinerja juga
sung akan mempengaruhi persepsi karya- kurang memuaskan.
wan mengenai daya saing eksternal. Kon- Penelitian ini mengacu pada pene-
disi ini terjadi pada saat karyawan yang litian yang dilakukan oleh Jaswati (2006);
kompeten mulai membandingkan tingkat Darlisman Dalmy (2009); serta Ismael,
kompensasi pada perusahaan sejenis. Leng dan Yunus (2009). Ketiga penelitian
Apabila perusahaan lain mampu membe- tersebut menggunakan kinerja karyawan
rikan penghargaan yang lebih tinggi untuk sebagai variabel dependen. Penelitian ini
jenis pekerjaan yang sama, umumnya memiliki persamaan dengan penelitian
pertimbangan karyawan untuk mening- Jaswati (2006), yaitu menggunakan moti-
galkan organisasinya akan semakin be- vasi dan kepuasan kerja sebagai variabel
sar. Dengan demikian pemberian kom- independen. Sedangkan pada penelitian

Efek Moderasi Kompensasi pada Pengaruh Motivasi dan … (Sahid D & MD Rahadhini) 117
Darlisman Dalmy (2009) menggunakan dan menganalisis kompensasi dalam
motivasi sebagai variabel independen. memoderasi pengaruh motivasi dan
Persamaan penelitian ini dengan kepuasan kerja terhadap kinerja karya-
penelitian sebelumnya tampak dalam wan. Penelitian ini diharapkan bermanfaat
penggunaan kompensasi (rewards) seba- bagi pengembangan ilmu manajemen
gai variabel moderating, pada penelitian sumber daya manusia, menambah penge-
Darlisman Dalmy (2009). Demikian juga tahuan dan referensi bahwa motivasi
penelitian Pike, Sholihin, dan Mangena intrinsik dan keadilan kompensasi dapat
(2007); dan Ismael, Leng dan Yunus mempengaruhi kinerja dan kepuasan
(2009) juga menggunakan kompensasi kerja karyawan, serta sebagai dasar
sebagai variabel moderating dengan pengambilan keputusan pimpinan, dalam
menekankan pada istilah keadilan kom- membuat kebijakan kompensasi yang adil
pensasi. Ditinjau dari fungsinya, kompen- untuk meningkatkan kinerja dan kepuasan
sasi maupun keadilan kompensasi, kerja karyawan.
dipandang sebagai alat atau motivator
untuk meningkatkan kinerja karyawan. METODE PENELITIAN
Ditinjau dari teori keadilan pemberian Kinerja adalah hasil kerja yang dapat
kompensasi (reward) harus diimplemen- dicapai oleh seseorang atau sekelompok
tasikan berdasarkan prinsip keadilan de- orang dalam suatu organisasi, dalam
ngan menekankan keseimbangan antara rangka mencapai tujuan organisasi. Kiner-
input karyawan dengan outcome yang ja yang dihasilkan karyawan diperoleh
diterima. melalui penilaian dengan kriteria atau
Perbedaan utama penelitian ini standar yang ditetapkan organisasi atau
dengan penelitian sebelumnya, terletak perusahaan. Perilaku karyawan dalam
pada objek dan subjek penelitian. Objek bekerja turut menentukan hasil. Hasil
penelitian ini dilakukan di KSP Ben Silatu yang dikehendaki dari perilaku pekerja
Kabupaten Grobogan, sedangkan subjek pada umumnya adalah prestasi yang
penelitian adalah karyawan KSP Ben efektif. Di dalam organisasi variabel indi-
Silatu Kabupaten Grobogan. Melalui pen- vidu dan lingkungan berpengaruh tidak
dekatan kontijensi peneliti ingin mengeks- hanya kepada perilaku tetapi juga kepada
tensi penelitian-penelitian sebelumnya, kinerja.
untuk menguji variabel kompensasi dalam Motivasi merupakan suatu kekuatan
memoderasi pengaruh motivasi dan kepu- yang ada dalam diri seseorang yang da-
asan kerja terhadap kinerja karyawan di pat mengarahkan perilaku untuk melaku-
KSP Ben Silatu Kabupaten Grobogan. kan sesuatu kegiatan sesuai tujuan yang
Berdasarkan latar belakang, maka ingin dicapai. Kekuatan ini dapat dikem-
perumusan masalah dalam penelitian ini bangkan oleh individu sendiri atau sejum-
adalah (1) apakah motivasi berpengaruh lah kekuatan dari luar. Di lingkungan ker-
signifikan terhadap kinerja karyawan ? ja, motivasi karyawan turut mempengaruhi
(2) apakah kepuasan kerja berpengaruh hasil kinerjanya baik secara positif atau
signifikan terhadap kinerja karyawan negatif.
dengan keadilan kompensasi sebagai Kepuasan kerja adalah perasaan
variabel moderating? (3) apakah kompen- seseorang terhadap pekerjaan, dan pera-
sasi memoderasi pengaruh motivasi dan saan tersebut direfleksikan dari sikapnya
kepuasan kerja terhadap kinerja karya- terhadap pekerjaan. Seseorang yang
wan? merasa puas terhadap pekerjaannya akan
Tujuan dari penelitian ini adalah un- bersikap positif dan mendukung pekerjaan
tuk menganalisis signifikansi pengaruh karena dalam dirinya didasari perasaan
motivasi terhadap kinerja karyawan; senang terhadap pekerjaannya.
menganalisis signifikansi pengaruh kepu- Kompensasi (reward) atau penghar-
asan kerja terhadap kinerja karyawan; gaan adalah persepsi karyawan terhadap

118 Jurnal Manajemen Sumber daya Manusia Vol. 6 No. 2 Desember 2012: 115 – 128
Kompensasi
(X3)

Motivasi
(X1)
Kinerja Karyawan
(Y)
Kepuasan Kerja
(X2)

Gambar 1
Kerangka Pemikiran Penelitian

outcome yang diterima dan prosedur bekerja lebih baik dari biasanya dalam
pemberian kompensasi sehingga menim- rangka mencapai prestasi kerja.
bulkan reaksi afektif (perasaan). Pembe- Indikator-indikator untuk mengukur
rian kompensasi yang adil merupakan motivasi menggunakan pendekatan
faktor yang amat penting bagi karyawan. teori motivasi berprestasi Mc Clelland
Kebijakan kompensasi dalam perusahaan dan Murray dalam Anwar Prabu
harus cukup kompetitif untuk mempeker- Mangkunegara (2007: 103) yaitu:
jakan, mempertahankan dan memberikan tanggung jawab terhadap tugas,
imbalan terhadap kinerja setiap individu. berani mengambil risiko, berjuang
Kerangka pemikiran dalam penelitian untuk mencapai hasil yang lebih baik
ini digambarkan dalam skema berikut: lagi, merasa senang berinteraksi
Dari kerangka pemikiran tersebut: variabel dengan orang lain, dorongan untuk
independen/bebas adalah motivasi (X1) bekerja sama dengan teman, bertukar
dan kepuasan kerja (X2); variabel mode- pikiran dengan teman, keinginan
rating adalah kompensasi (X3); dan varia- untuk menjadi pegawai teladan, dan
bel dependen/terikat adalah kinerja karya- keinginan untuk menduduki jabatan
wan (Y). yang lebih tinggi.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut: 2. Kepuasan Kerja
H1: Motivasi berpengaruh signifikan Kepuasan kerja adalah sikap
terhadap kinerja karyawan di KSP umum seseorang terhadap pekerjaan-
Ben Silatu Kabupaten Grobogan. nya, artinya seseorang yang memiliki
H2: Kepuasan kerja berpengaruh signi- rasa puas terhadap pekerjaannya
fikan terhadap kinerja karyawan di akan mempunyai sikap positif terha-
KSP Ben Silatu Kabupaten Grobo- dap organisasi dimana ia bekerja.
gan. Instrumen kepuasan kerja diukur atas
H3: Kompensasi memoderasi pengaruh lima sumber kepuasan kerja yang
motivasi dan kepuasan kerja terha- dikemukakan Luthans dalam Aftoni
dap kinerja karyawan di KSP Ben Sutanto (2002: 123) dan dimodifikasi
Silatu Kabupaten Grobogan. peneliti menjadi delapan indikator
sebagai berikut: kepuasan terhadap
Definisi operasional variabel yang pekerjaan yang menantang, kepuasan
digunakan dalam penelitian ini adalah: terhadap deskripsi pekerjaan yang je-
1. Motivasi las, kepuasan terhadap gaji, kepuas-
Motivasi adalah dorongan yang an terhadap pembagian bonus, kepu-
muncul dari dalam diri karyawan untuk asan terhadap promosi yang objektif,

Efek Moderasi Kompensasi pada Pengaruh Motivasi dan … (Sahid D & MD Rahadhini) 119
kepuasan terhadap kesempatan me- ini sejalan dengan pendapat Suharsimi
ngembangkan diri, kepuasan terha- Arikunto (2006: 127) apabila subjeknya
dap supervisor, dan kepuasan terha- kurang dari 100, lebih baik diambil semua,
dap rekan kerja. sehingga penelitiannya merupakan pene-
litian populasi. Selanjutnya jika jumlah
3. Kompensasi subjeknya besar dapat diambil antara 10–
Kompensasi adalah persepsi 15% atau 20–25% atau lebih, tergantung
karyawan terhadap outcome yang dari kemampuan peneliti dengan melihat
diterima dan prosedur pemberian segi waktu, tenaga, dan dana.
kompensasi sehingga menimbulkan Sumber data dalam penelitian ini
reaksi afektif (perasaan). Instrumen adalah data primer dan data sekunder.
kompensasi diukur melalui pendekat- Pengumpulan data primer diperoleh lang-
an distributif dan prosedural pembe- sung dari responden, dilakukan dengan
rian kompensasi dengan delapan menggunakan kuesioner. Kuesioner dibe-
indikator sebagai berikut: gaji, tun- rikan pada 33 karyawan KSP Ben Silatu.
jangan, pengakuan dalam bentuk Semua kuesioner kembali dan terisi leng-
pujian, daya saing eksternal, peluang kap, sehingga respon rate 100%. Untuk
promosi, prosedur penilaian prestasi, mengukur instrumen motivasi, keadilan
prosedur penentuan gaji, dan prose- kompensasi, kinerja, dan kepuasan kerja
dur penentuan promosi. karyawan menggunakan pernyataan
positif dengan skala Likert 5 (lima) poin,
4. Kinerja karyawan dari “sangat tidak setuju” sampai “sangat
Kinerja karyawan adalah setuju”.
hasil dari prestasi kerja yang telah Pengujian instrumen penelitian
dicapai seorang karyawan sesuai menggunakan uji validitas dan uji relia-
dengan fungsi tugasnya pada periode bilitas. Uji validitas adalah perhitungan
tertentu dalam mencapai dan mewu- yang digunakan untuk mengukur sah atau
judkan tujuan perusahaan. Instrumen valid tidaknya kuesioner (Imam Ghozali,
kinerja karyawan diukur atas lima 2005: 131). Pengujian validitas menggu-
aspek yang dikembangkan Bernardin nakan uji Pearson Correlation. Butir
dan Russel (1993) dalam Natalia pernyataan dinyatakan valid jika pada
Kosasih dan Sri Budiani (2007: 81) tingkat signifikansi 5% , masing-masing
yaitu quality, quantity, timeliness, butir menghasilkan p value < 0,05. Seba-
need for supervision, dan interper- liknya butir pernyataan dinyatakan tidak
sonal impact. Dari lima aspek terse- valid jika pada tingkat signifikansi 5%,
but, dijabarkan menjadi delapan masing-masing butir menghasilkan p
indikator sebagai berikut: pekerjaan value ≥ 0,05. Sedangkan uji reliabilitas
sesuai dengan standar, menampilkan adalah perhitungan untuk menguji tingkat
kelayakan hasil kerja, menghasilkan seberapa besar suatu pengukur mengukur
pekerjaan lebih banyak, memaksimal- dengan stabil dan konsisten (Jogiyanto,
kan aktivitas pekerjaan, menyelesai- 2005: 132). Pengujian reliabilitas menggu-
kan pekerjaan lebih cepat, menguasai nakan Cronbach Alpha. Kriteria instrumen
tugas pekerjaan, mengembangkan dinyatakan reliabel menggunakan kriteria
potensi, dan merasa senang bekerja yang dikemukakan Nunnally dalam Imam
sama dengan rekan kerja. Ghozali (2005: 42) bahwa ”suatu konstruk
Populasi penelitian ini adalah selu- atau variabel dikatakan reliabel jika mem-
ruh karyawan KSP Ben Silatu Kabupaten berikan nilai Cronbach Alpha > 0,60”.
Grobogan sebanyak 33 orang. Penelitian Sebelum pengujian hipotesis dilaku-
ini menggunakan penelitian populasi kan, terlebih dulu dilakukan uji asumsi kla-
(sensus) dengan mengambil seluruh sik (uji multikolinearitas, uji autokorelasi,
populasi sebagai sampel penelitian. Hal uji heteroskedastisitas, dan uji normalitas).

120 Jurnal Manajemen Sumber daya Manusia Vol. 6 No. 2 Desember 2012: 115 – 128
Setelah itu dilakukan pengujian hipotesis ngan pengujian hipotesis 3 yang ber-
dengan menggunakan: tujuan menguji apakah kompensasi
1. Analisis regresi linier berganda, yang memoderasi pengaruh motivasi dan
bertujuan menguji pengaruh motivasi kepuasan kerja terhadap kinerja kar-
kepuasan kerja, dan kompensasi ter- yawan.
hadap kinerja karyawan, yang dinya- a. Uji kompensasi dalam memoderasi
takan dengan persamaan regresi se- pengaruh motivasi terhadap kinerja
bagai berikut. karyawan, dinyatakan dengan per-
samaan berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
Y = α + β1X1 + β2X3 + β3│X1-X3│+ e
Keterangan:
(Imam Ghozali, 2005:153)
Y : Kinerja karyawan
X1 : Motivasi b. Uji kompensasi dalam memoderasi
X2 : Kepuasan kerja pengaruh kepuasan kerja terhadap
X3 : Kompensasi kinerja karyawan, dinyatakan de-
α : Konstanta ngan persamaan berikut:
β1, β2 , β3 : Koefisien regresi
Y = α + β1X2 + β2X3 + β3│X2-X3│+ e
e : error
(Imam Ghozali, 2005:153)
2. Pengujian hipotesis 1
5. Uji F (uji ketepatan model)
Pengujian hipotesis 1 bertujuan untuk
Uji F untuk menguji model yang digu-
menguji apakah motivasi berpengaruh
nakan dalam memprediksi kompensa-
signifikan terhadap kinerja karyawan.
si dalam memoderasi pengaruh moti-
Pengujian hipotesis 1 berkaitan de-
vasi dan kepuasan kerja terhadap
ngan menguji signifikansi koefisien
kinerja.
regresi variabel motivasi (β1). Kriteria
pengujian membandingkan antara p 6. Uji koefisien determinasi (R2)
value uji t dengan α = 0,05. Apabila p Uji R2 bertujuan mengukur seberapa
value < 0,05 maka motivasi berpenga- besar variasi variabel dependen dije-
ruh signifikan terhadap kinerja karya- laskan oleh variasi semua prediktor-
wan. Sebaliknya apabila p value ≥ nya (Imam Ghozali, 2005: 83).
0,05 maka motivasi tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan. HASIL ANALISIS
Hasil uji validitas dan reliabilitas untuk ins-
3. Pengujian hipotesis 2
trumen penelitian adalah sebagai berikut:
Pengujian hipotesis 2 bertujuan untuk
− Semua butir instrumen motivasi (X1),
menguji apakah kepuasan kerja ber-
kepuasan kerja (X2), kompensasi (X3),
pengaruh signifikan terhadap kinerja
karyawan. Pengujian hipotesis 2 ber- dan kinerja karyawan (Y) adalah valid,
karena dari uji korelasi Pearson masing-
kaitan dengan menguji signifikansi
masing butir menghasilkan p value <
koefisien regresi kepuasan kerja (β2).
0,05.
Kriteria pengujian membandingkan
antara p value uji t dengan α = 0,05. − Uji reliabilitas instrumen motivasi (X1),
Apabila p value < 0,05 maka kepuas- kepuasan kerja (X2), kompensasi (X3),
an kerja berpengaruh signifikan terha- dan kinerja karyawan (Y) menunjukkan
dap kinerja karyawan. Sebaliknya Cronbach Alpha > 0,60; maka semua
apabila p value ≥ 0,05 maka kepuas- instrumen adalah reliabel.
an kerja tidak berpengaruh signifikan Untuk pengujian asumsi klasik, dari
terhadap kinerja karyawan. hasil uji multikolinieritas diperoleh nilai
tolerance (0,853; 0,935; 0,875) > 0,1 dan
4. Uji nilai selisih mutlak nilai VIF (1,172; 1,070; 1,142) < 10 berarti
Uji nilai selisih mutlak berkaitan de- tidak terjadi multikolinieritas. Hal ini berarti

Efek Moderasi Kompensasi pada Pengaruh Motivasi dan … (Sahid D & MD Rahadhini) 121
masing-masing variabel independen tidak a = -10,474; apabila motivasi, kepuasan
saling berkorelasi linier. Hasil uji autokore- kerja, dan kompensasi sama dengan
lasi menggunakan Run test menunjukkan 0 maka kinerja karyawan adalah
Asymp.Sig (2-tailed) sebesar 0,996 > negatif.
0,05; maka antar residual tidak terdapat b1 = 0,553; apabila motivasi semakin
hubungan korelasi, berarti lolos uji autoko- ditingkatkan, maka kinerja karyawan
relasi. Menurut Imam Ghozali (2005: 32), akan semakin meningkat dengan
model regresi yang baik apabila tidak ter- asumsi variabel kepuasan kerja dan
jadi heteroskedastisitas. Hasil uji heteros- kompensasi dianggap konstan.
kedastisitas menggunakan Glejser test b2 = 0,359; apabila kepuasan kerja sema-
menunjukkan nilai signifikan motivasi kin ditingkatkan, maka kinerja karya-
0,135; kepuasan kerja 0,223; dan kom- wan semakin meningkat dengan
pensasi 0,352 berarti p value > 0,05. asumsi variabel motivasi dan kompen-
Model regresi yang digunakan tidak terjadi sasi dianggap konstan.
heteroskedastisitas antar residual, berarti b3= 0,455; apabila kompensasi semakin
lolos uji heteroskedastisitas. Hasil uji nor- ditingkatkan, maka kinerja karyawan
malitas dengan Kolmogorov–Smirnov test semakin meningkat dengan asumsi
menunjukkan residual normal karena variabel motivasi dan kepuasan kerja
Asymp.Sig (2-tailed) menunjukkan nilai dianggap konstan.
0,933; berarti lolos uji normalitas. Pengujian signifikansi pengaruh
motivasi dan kepuasan kerja terhadap
Hasil analisis data dalam penelitian ini kinerja karyawan dilakukan melalui uji t:
adalah: a. Uji pengaruh motivasi terhadap kinerja
1. Uji regresi linier berganda, yang bertu- karyawan
juan untuk menguji pengaruh motivasi, Hasil uji t diperoleh p value (0,003) <
kepuasan kerja, dan kompensasi terha- 0,05 berarti terdapat pengaruh yang
dap kinerja karyawan dinyatakan de- signifikan motivasi terhadap kinerja
ngan persamaan regresi: karyawan; dengan demikian mendu-
kung hipotesis 1.
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3+ e
b. Uji pengaruh kepuasan kerja terhadap
Berdasarkan hasil uji regresi, persama- kinerja karyawan
an regresinya sebagai berikut: Hasil uji t diperoleh p value (0,016) <
0,05 berarti terdapat pengaruh yang
Y = -10,474 + 0,553X1 + 0,359X2 + 0,455X3
signifikan kepuasan kerja terhadap
Berdasarkan persamaan regresi, kinerja karyawan; dengan demikian
dapat diinterpretasikan: mendukung hipotesis 2.

Tabel 1
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -10.474 7.757 -1.350 .187
Motivasi .553 .168 .440 3.295 .003
Kepuasan Kerja .359 .140 .328 2.571 .016
Kompensasi .455 .168 .358 2.716 .011
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

Sumber: Data primer yang diolah, 2011

122 Jurnal Manajemen Sumber daya Manusia Vol. 6 No. 2 Desember 2012: 115 – 128
Tabel 2
Hasil Uji Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Karyawan
dengan Kompensasi sebagai Variabel Moderasi
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 33.872 .686 49.353 .000
Zscore: Motivasi 1.520 .397 .491 3.831 .001
Zscore: Kompensasi 1.411 .432 .456 3.266 .003
Abs_zx1_zx3 1.704 .611 .371 2.789 .009
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

Tabel 3
Hasil Uji F (Uji Nilai Selisih Mutlak 1)
ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 175.311 3 58.437 12.943 .000a
Residual 130.931 29 4.515
Total 306.242 32
a. Predictors: (Constant), Abs_zx1_zx3, Zscore: Motivasi, Zscore: Kompensasi
b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

Tabel 4
Hasil Uji R2 (Uji Nilai Selisih Mutlak 1)
Model Summary

Adjusted Std. Error of


Model R R Square R Square the Estimate
1 .757a .572 .528 2.125
a. Predictors: (Constant), Abs_zx1_zx3, Zscore: Motivasi,
Zscore: Kompensasi

2. Uji Nilai Selisih Mutlak derasi│X1-X3│signifikan atau meng-


Uji nilai selisih mutlak untuk menguji hasilkan p value (0,009) < 0,05;
hipotesis 3 yang menyatakan kom- berarti kompensasi memoderasi
pensasi memoderasi pengaruh moti- pengaruh motivasi terhadap kinerja
vasi dan kepuasan kerja terhadap ki- karyawan; dengan demikian men-
nerja karyawan. Pengujian hipotesis 3 dukung hipotesis 3.
dilakukan melalui uji nilai selisih mut- Tabel 3 menghasilkan p value
lak 1 dan uji nilai selisih mutlak 2: (0,000) < 0,005 berarti model re-
a. Uji Nilai Selisih Mutlak 1 gresi tepat (fit) dalam memprediksi
Untuk menguji kompensasi dalam pengaruh motivasi terhadap kinerja
memoderasi pengaruh motivasi ter- karyawan dengan kompensasi se-
hadap kinerja karyawan, dinyata- bagai variabel moderasi.
kan dengan persamaan: Tabel 4 menunjukkan hasil uji R2
sebesar 0,572 berarti variasi kinerja
Y = α + β1X1 + β2X3 + β3│X1-X3│+ e karyawan dapat dijelaskan oleh va-
Tabel 2 menunjukkan bahwa mo- riasi variabel motivasi, kompensasi,

Efek Moderasi Kompensasi pada Pengaruh Motivasi dan … (Sahid D & MD Rahadhini) 123
Tabel 5
Hasil Uji Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan
dengan Kompensasi sebagai Variabel Moderasi
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 34.426 .656 52.465 .000
Zscore: Kepuasan Kerja 1.218 .423 .394 2.880 .007
Zscore: Kompensasi 1.427 .425 .461 3.357 .002
Abs_zx2_zx3 .935 .452 .284 2.070 .047
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

Tabel 6
Hasil Uji F (Uji Nilai Selisih Mutlak 2)
ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 144.296 3 48.099 8.613 .000a
Residual 161.946 29 5.584
Total 306.242 32
a. Predictors: (Constant), Abs_zx2_zx3, Zscore: Kepuasan Kerja, Zscore:
Kompensasi
b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

Tabel 7
2
Hasil Uji R (Uji Nilai Selisih Mutlak 2)
Model Summary

Adjusted Std. Error of


Model R R Square R Square the Estimate
1 .686a .471 .416 2.363
a. Predictors: (Constant), Abs_zx2_zx3, Zscore:
Kepuasan Kerja, Zscore: Kompensasi

dan moderasi │X1-X3│sebesar terhadap kinerja karyawan, dengan


57,2% dan sisanya sebesar 42,8% demikian mendukung hipotesis 3.
dipengaruhi oleh variabel lain, mi- Tabel 6 menghasilkan p value
salnya: budaya organisasi, kepe- (0,000) < 0,005 berarti model regre-
mimpinan. si tepat (fit) dalam memprediksi
b. Uji Nilai Selisih Mutlak 2 pengaruh kepuasan kerja terhadap
Untuk menguji kompensasi dalam kinerja karyawan dengan kompen-
memoderasi pengaruh kepuasan sasi sebagai variabel moderasi.
kerja terhadap kinerja karyawan, Tabel 7 menunjukkan hasil uji R2
dinyatakan dengan persamaan: sebesar 0,471 berarti variasi kinerja
karyawan dapat dijelaskan oleh
Y =α + β1X2 + β2X3 + β3│X2-X3│+ e
variasi variabel kepuasan kerja,
Tabel 5 menunjukkan bahwa varia- kompensasi, dan moderasi │X2-X3│
bel moderasi │X2-X3│signifikan sebesar 47,1% dan sisanya sebe-
atau menghasilkan p value (0,047) sar 52,9% dipengaruhi oleh varia-
< 0,05 berarti kompensasi memo- bel lain, misalnya: budaya organi-
derasi pengaruh kepuasan kerja sasi, kepemimpinan.

124 Jurnal Manajemen Sumber daya Manusia Vol. 6 No. 2 Desember 2012: 115 – 128
PEMBAHASAN Hasil penelitian ini berhasil mendu-
1. Pengaruh motivasi terhadap kinerja kung hipotesis 3, bahwa kompensasi
karyawan memoderasi pengaruh motivasi dan ke-
Hasil penelitian ini mendukung hi- puasan kerja terhadap kinerja karyawan
potesis 1, bahwa motivasi mempunyai KSP Ben Silatu Kabupaten Grobogan.
pengaruh yang signifikan terhadap Hasil uji nilai selisih mutlak 1, membuk-
kinerja karyawan di KSP Ben Silatu tikan semakin tinggi interaksi antara
Kabupaten Grobogan. Peningkatan motivasi dengan kompensasi, maka
kinerja karyawan di KSP Ben Silatu kinerja karyawan akan semakin tinggi.
Kabupaten Grobogan dapat diupaya- Pengaruh motivasi terhadap kinerja
kan melalui peningkatan motivasi kerja karyawan akan semakin kuat, apabila
karyawan. Pada saat motivasi karya- kompensasi yang dipersepsikan karya-
wan tinggi, berarti semakin terpenuhi wan positif. Sebaliknya, pengaruh moti-
kebutuhan dan harapan karyawan. vasi terhadap kinerja karyawan akan
Kondisi tersebut membuat karyawan semakin lemah, apabila kompensasi
akan menjadi semakin puas, sehingga yang dipersepsikan karyawan negatif.
mendorong karyawan untuk mengopti- Temuan penelitian ini tidak sejalan de-
malkan kinerjanya. Hasil penelitian ini ngan penelitian yang dilakukan Darlis-
mendukung penelitian yang dilakukan man Dalmy (2009) bahwa reward tidak
Jaswati (2006) dan Darlisman Dalmy memoderasi pengaruh motivasi terha-
(2009) bahwa motivasi kerja karyawan dap kinerja auditor karena variabel mo-
berpengaruh positif dan signifikan ter- tivasi merupakan pengaruh langsung.
hadap kinerja pegawai. Pengaruh motivasi terhadap kinerja
karyawan akan semakin kuat, jika kar-
2. Pengaruh kepuasan kerja terhadap yawan memiliki sikap positif terhadap
kinerja karyawan kompensasi. Sebaliknya, pengaruh
Hasil penelitian ini mendukung motivasi terhadap kinerja karyawan
hipotesis 2, bahwa kepuasan kerja akan semakin lemah, jika karyawan
mempunyai pengaruh yang signifikan dalam kondisi tidak puas yang disebab-
terhadap kinerja karyawan di KSP Ben kan sikap negatif terhadap kompensasi.
Silatu Kabupaten Grobogan. Pening- Hasil penelitian ini didukung oleh teori
katan kinerja karyawan di KSP Ben Herzberg dalam Sondang P. Siagian
Silatu Kabupaten Grobogan dapat di- (2002: 107), jika karyawan bersikap
upayakan melalui peningkatan kepuas- positif terhadap tugas pekerjaannya,
an kerja karyawan. Pada saat kepuas- maka tingkat kepuasannya biasanya
an kerja karyawan tinggi, berarti karya- tinggi. Menurut Mutiara Sibarani Pang-
wan memiliki sikap positif terhadap pe- gabean (2002: 2) dari sudut manajer
kerjaan. Sikap positif terhadap pekerja- SDM, jika karyawan mereka puas ter-
an akan turut mempengaruhi perilaku hadap perlakuan di tempat kerja, maka
kerja positif sehingga dapat mendorong mereka akan berperilaku sebagaimana
karyawan untuk mengoptimalkan kiner- yang diharapkan, mereka akan terikat,
janya. Hasil penelitian ini mendukung mau terlibat dalam melaksanakan pe-
penelitian yang dilakukan Jaswati kerjaannya, kreatif, inovatif, produktif,
(2006) bahwa kepuasan kerja berpe- dan disiplin.
ngaruh positif dan signifikan terhadap Hasil uji nilai selisih mutlak 2, mem-
kinerja pegawai. buktikan bahwa semakin tinggi interaksi
antara kepuasan kerja dengan kom-
3. Pengaruh motivasi dan kepuasan pensasi, maka kinerja karyawan akan
kerja terhadap kinerja karyawan de- semakin tinggi. Pengaruh kepuasan
ngan kompensasi sebagai variabel kerja terhadap kinerja karyawan akan
moderasi semakin kuat, apabila kompensasi

Efek Moderasi Kompensasi pada Pengaruh Motivasi dan … (Sahid D & MD Rahadhini) 125
yang dipersepsikan karyawan positif. perhatian terhadap pentingnya sumber
Sebaliknya, pengaruh kepuasan kerja daya manusia. Untuk mengoptimalkan
terhadap kinerja karyawan akan sema- kinerja karyawan, kebijakan kompensasi
kin lemah, apabila kompensasi yang yang diterapkan pada KSP Ben Silatu
dipersepsikan karyawan negatif. Temu- Kabupaten Grobogan harus memenuhi
an penelitian ini mendukung penelitian prinsip kelayakan (fairness) dan keadilan
yang dilakukan Ismael, Leng dan (justice), baik keadilan distributif maupun
Yunus (2009) bahwa interaksi antara prosedural. Untuk mencapai tujuan terse-
keadilan distributif dan tuntutan tugas but organisasi dalam hal ini KSP Ben
meningkatkan kinerja dan interaksi Silatu Kabupaten Grobogan dapat me-
antara keadilan distributif dan promosi nempuh beberapa alternatif kebijakan
meningkatkan kinerja tugas. sebagai berikut:
Menurut Suhartini (2005: 114) teori a. Pimpinan dapat menerapkan keadilan
keadilan (equity theory) menerangkan distributif, dengan memberikan peng-
proses bagaimana seorang individu ter- hargaan pada karyawan dalam bentuk
puaskan atau tidak terpuaskan terha- finansial dan non finansial yang
dap suatu kompensasi. Menurut Winar- sebanding dengan input yang dibawa
di (2004: 94) teori keadilan berkaitan karyawan ke dalam organisasi.
dengan persepsi-persepsi keadilan b. Pimpinan dapat menerapkan keadilan
yang dirumuskan atas dasar masukan eksternal, artinya organisasi harus
dan hasil. Teori keadilan merupakan menjamin bahwa posisi yang lebih
model tentang motivasi yang menerang- tinggi atau karyawan yang berkualitas
kan bagaimana orang-orang berupaya mendapatkan gaji yang lebih tinggi.
mendapatkan kelayakan (fairness) dan c. Pimpinan seharusnya memperhatikan
keadilan (justice) dalam hubungan- pentingnya kompensasi yang memiliki
hubungan memberi – menerima. daya saing eksternal. Dalam hal ini
Sejalan dengan beberapa penda- perlu mengetahui kondisi pasar tena-
pat di atas, persepsi karyawan terha- ga kerja yang relevan dan melakukan
dap kebijakan kompensasi di KSP Ben pengamatan terhadap tingkat kom-
Silatu Kabupaten Grobogan pada pensasi yang diberikan oleh organi-
umumnya berbeda-beda. Perbedaan sasi lain. Informasi itu dapat diguna-
sikap atau persepsi tersebut pada kan sebagai keputusan kebijakan
umumnya akan menimbulkan perbeda- perusahaan untuk menghasilkan
an perilaku. Hal ini sejalan dengan teori program kompensasi yang berdaya
sikap dari Fishbein dan Ajzen dalam saing.
Cook (2008: 8) yang menyatakan bah-
wa sikap mempengaruhi perilaku sese- DAFTAR PUSTAKA
orang. Dengan demikian proses penga- Aftoni Sutanto, 2002, “Peran Budaya
ruh motivasi dan kepuasan kerja terha- Organisasional Untuk Meningkatkan
dap kinerja karyawan tidak hanya bersi- Kepuasan Kerja dan Kinerja Karya-
fat langsung, tetapi dapat diperbaiki wan”, Jurnal Benefit, Fakultas Eko-
melalui pendekatan situasional (konti- nomi Universitas Ahmad Dahlan,
jensi). Sebagai salah satu faktor konti- Vol. 6, No.2, Desember, Yogyakarta,
jen, kompensasi dapat memoderasi hal. 120-130.
(memperkuat atau memperlemah) Annas Adyargo, 2009, “Pengaruh Mainte-
pengaruh motivasi dan kepuasan kerja nance Factors dan Motivation Fac-
terhadap kinerja karyawan. tors terhadap Kepuasan Kerja Kar-
yawan PD. BPR Bank Pasar Boyo-
KESIMPULAN lali”, Skripsi: Fakultas Ekonomi Uni-
Manajemen pada KSP Ben Silatu versitas Slamet Riyadi Surakarta
Kabupaten Grobogan harus memberikan (Tidak dipublikasikan).

126 Jurnal Manajemen Sumber daya Manusia Vol. 6 No. 2 Desember 2012: 115 – 128
Anto Suranto, 2007, ”Hubungan Antara ment”, Journal: JSB, Vol. 11(3):
Sikap dan Perilaku Pejabat Public Desember, p. 189 – 202.
Relations dengan Efeknya dalam Ismail A., Leng COG., Yunus NKY., 2009,
Kinerja (Studi Hubungan antara “Distributive Justice And The Effect
Sikap terhadap Penerapan Budaya Of Benefit Types On Job Performan-
Korporat dan Perilaku Penerapan ce Within Federal GLC In Sarawak,
Budaya Korporat dengan Efeknya Malaysia”, Journal: IBEJ, Vol. 2,
dalam Kinerja Pejabat Public Rela- Issue No.1, p. 1-18.
tions Perbankan Swasta Nasional Istiningsih, 2006, “Pengaruh Kepemim-
Anggota Perbanas)”, Jurnal Akun- pinan terhadap Motivasi dan Kinerja
tansi dan Manajemen, YKPN, Vol. Karyawan STMIK AMIKOM Yogya-
XVIII (1), April, Yogyakarta, hal. 51- karta”, Jurnal Ilmiah Manajerial,
64. STMIK AMIKOM Yogyakarta, Vol. 2,
Anwar Prabu Mangkunegara, 2007, Ma- No. 1, Maret, hal. 10-56.
najemen Sumber Daya Manusia Jaafar M, Ramayah T., dan Zainal Z,
Perusahaan, Remaja Rosdakarya, 2006, “Work Satisfaction and Work
Bandung. Performance,: How Project Mana-
Cheekiong T., Ismail A., Guatleng O., Ajis gers In Malaysia Perceive It?”,
MN., dan Dollah NF., 2009, “The Journal Academy of World Business,
Indirect Effect of Distributive Justice Marketing & Management Develop-
in the Relationship between Pay ment, Vol. 2(113), July, p. 1305-
Structure and Work Attitudes and 1313.
Behavior”, European Journal of Jaswati, 2006, “Pengaruh Motivasi, Kepu-
Social Sciences, Vol. 11 (2), p. 234- asan Kerja, Stres Kerja, dan Pe-
348. ngembangan Karier terhadap Kinerja
Davenport, John, 2010, “Leadership Style Pegawai pada Dinas Keluarga
And Organizational Commitment: Berencana dan Keluarga Sejahtera
The Moderating Effect Of Locus Of Kabupaten Karanganyar”, Tesis:
Control”, Journal Proceedings Of Program Magister Manajemen
ASBBS, Regent University, Las Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE)
Vegas, Vol. 17 (1): February, p. 277- AUB, Surakarta (Tidak dipublikasi-
290. kan).
Hadari Nawawi, 2000, Manajemen Sum- Jogiyanto, 2005, Metodologi Penelitian
ber Daya Manusia, Cetakan Ketiga, Bisnis: Salah Kaprah dan Pengala-
Gadjah Mada University Press, man-Pengalaman, BPFE, Yogya-
Yogyakarta. karta.
I.G.K. Ulupui, 2005, “Pengaruh Partisipasi J. Supranto, 2001, Pengukuran Tingkat
Anggaran, Persepsi Keadilan Distri- Kepuasan Pelanggan, Cetakan
butif, Keadilan Prosedural, Dan Goal Kedua, Rineka Cipta, Jakarta.
Commitment Terhadap Kinerja Judithia A. Wirawan, 2010, “Motivasi
Dinas”, Jurnal Kinerja, Vol. 9, No. 2, Kerja”, Artikel Psikologi Organisasi,
hal. 98-112. Diakses: 18 Desember 2010,
Imam Ghozali, 2005, Aplikasi Analisis http://rumahbelajarpsikologi.com.
Multivariate Dengan Program SPSS, Lidu Wishnu Wardana, 2008, “Analisis
Badan Penerbit Universitas Dipone- Pengaruh Motivasi Kerja, Disiplin
goro, Semarang. Kerja, Pendidikan dan Pelatihan
Ismail, Azman & Joon, Chong Siaw, 2006, Terhadap Kinerja Guru Sekolah
“Effect Of Distributive Justice On The Dasar Negeri Di Kecamatan Ga-
Relationship Between The Forms Of yungan Kota Surabaya”. Jurnal:
Benefit Program And Job Commit- Ekonomi Manajemen dan Bisnis
(EMAS), Universitas Mayjen Sung-

Efek Moderasi Kompensasi pada Pengaruh Motivasi dan … (Sahid D & MD Rahadhini) 127
kono Mojokerto, Vol. II, No. 1, April, Journal of Business Management,
hal. 19-31. Vol. 4(6), June: p. 1131-1139.
Malayu SP. Hasibuan, 2002, Manajemen Robbins, Stephen P., 2001, Perilaku
Sumber Daya Manusia, Bumi Aksa- Organisasi, Jilid I, Edisi kedelapan,
ra, Jakarta. Alih Bahasa: Hedyana Pujaatmaka
Maria M. Ratna Sari, 2008, “Pengaruh dan Benyamin Molan, Prenhallindo,
Efektivitas Penggunaan dan Keper- Jakarta.
cayaan Terhadap Teknologi Sistem Sondang P. Siagian, 2002, Kiat Mening-
Informasi Akuntansi terhadap Kinerja katkan Produktivitas Kerja, Rineka
Individual Pada Pasar Swalayan di Cipta, Jakarta.
Kota Denpasar”, Jurnal: Fakultas Sudarwanti Retnaningsih, 2007, “Analisis
Ekonomi Universitas Udayana, Pengaruh Keadilan Kompensasi,
Denpasar, hal. 1-20. Diakses tanggal Peran Kepemimpinan, dan Kepuas-
12 Desember 2009, http://ejournal. an Kerja terhadap Komitmen Orga-
unud.ac.id/abstrak/ok%20maria.pdf. nisasi dalam Meningkatkan Kinerja
Mudrajad Kuncoro, 2007, Metode Kuanti- Karyawan (Studi Kasus: Pada Sen-
tatif Teori dan Aplikasi Untuk Bisnis tral Pengolahan Pos Semarang)”,
Ekonomi, Edisi Ketiga, UPP STIE Tesis: Program Studi Magister
YKPN, Yogyakarta. Manajemen Program Pasca Sarjana
Mutiara Panggabean S., 2002, Manaje- Universitas Diponegoro Semarang,
men Sumber Daya Manusia, Ghalia (Tidak dipublikasikan).
Indonesia, Jakarta. Sugiyono, 2002, Metode Penelitian Bisnis.
Natalia Kosasih dan Sri Budiani, 2007, Cetakan Pertama, Alfabeta, Jakarta.
“Pengaruh Knowledge Management Suharsimi Arikunto, 2006, Prosedur Pene-
Terhadap Kinerja Karyawan: Studi litian, Edisi Revisi VI, Rineka Cipta,
Kasus Departemen Front Office Jakarta.
Surabaya Plaza Hotel”, Jurnal: Suhartini, 2005, ”Keadilan Dalam Pembe-
Manajemen Perhotelan, Vol. 3(2), rian Kompensasi”, Edisi Khusus
September 2007, hal. 80-88. Jurnal Siasat Bisnis On Human
Oluseyi, Shadare dan Ayo, Hammed T., Resources, Vol. 2(4), Nopember,
2009,”Influence of Work Motivation, hal. 113 – 122.
Leadership Effectiveness and Time T. Hani Handoko, 2000, Manajemen Per-
Management on Employees’ Perfor- sonalia dan Sumber Daya Manusia,
mance in Some Selected Industries BPFE, Yogyakarta.
in Ibadan, Oyo State, Nigeria”, Winardi, 2004, Motivasi dan Pemotivasian
European Journal of Economics, dalam Manajemen, Raja Grafindo
Finance and Administrative Scien- Persada, Jakarta.
ces, Issue 16, p. 1-11. WJS Poerwodarminto, 2006, Kamus
Pike R., Sholihin M., dan Mangena M., Umum Bahasa Indonesia, Edisi
2007, “The Moderating Effects of ketiga, PN Balai Pustaka, Jakarta.
Procedural Fairness and Distributive Zapata-Phelan CP., Colquitt JA., Scott
Fairness on the Relationaship BA., dan Livingston B. , 2008,
Between Performance Evaluation “Procedural Justice, Interactional
Styles and Job Satisfaction”, Journal: Justice, And Task Performance: The
Working Paper, No 07/28, August, p. Mediating Role Of Intrinsic Motiva-
1-24. tion”, Journal Organizational Beha-
Rehman M., Khan MR., Ziauddin, Lashari vior And Human Decision Proces-
JA., 2010, ”Effect Of Job Rewards ses, USA, 01 August 2008, p. 1-13.
On Job Satisfaction, Moderating
Role Of Age Differences: An Empiri-
cal Evidence From Pakistan”, African

128 Jurnal Manajemen Sumber daya Manusia Vol. 6 No. 2 Desember 2012: 115 – 128

Potrebbero piacerti anche