Sei sulla pagina 1di 12

ANALISIS POTENSI DAN MASALAH PARIWISATA

DI KELURAHAN KANDRI

Heri Tjahjono
Jurusan Geografi FIS UNNES

Abstract
Kelurahan Kandri is one of the villages in Semarang which will be planned as a “Tourism Village”.
In the near Future in addition to the plan, a reservoir Waduk Jatibarang, will be built in part of its area. In
consequence to this condition, a slight impact on new live patterns may emerge resulting in behavioural
modification/changes, which may either encourage or discourage the tourism itself. This Research is
conducted by purposive sampling, and the variables observed cover; (1) the tourism potential in Kelurahan
Kandri; (2) the preparation of Kandri Society to be tourism village; (3)the encouraging and discouraging
elements for the village to be made a tourism village; (4) the effort to develop the potential of tourism in
Kelurahan Kandri. The result show that the tourism potential which can be developed covers; (1) Natural
tourism such as Kreo cave; waterfall (2)cultural tourism, such as the Talun Kacang Rebana Group, Ketoprak
and Dangdut music group; also cultural tourism of “ Waduk Jatibarang”, which is under construction
of the reservoir, among ather are; (a) preparing a professionexchange by giving additional skill beside
farming; (b) preparing human resources improvement; (c) Suggesting the local people such are building
houses to add the number of toilet or rest room so that the house can also be made as a “home stay” for
the tourists to rent. The encouraging elements for developing the tourism cover; The scenic beauty of its
nature, the socio cultural of the community/ local people or their hospitality in welcoming the tourist,
and the effortless of accessibility.

Key words: Potential tourism, Kandri

PENDAHULUAN lapangan kerja, mendorong pembangunan


daerah, memperbesar pendapatan nasional
Undang-undang Otonomi Daerah No.32
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
Tahun 2004, secara eksplisit menjelaskan
dan kemakmuran rakyat serta memupuk rasa
bahwa pemerintah Kabupaten memiliki
cinta tanah air, memperkaya kebudayaan
otoritas untuk mengurus dan mengelola
nasional dan memantapkan pembinaannya
berbagai sektor pembangunan bagi
dalam rangka memperkukuh jati diri bangsa
kepentingan dan kesejahteraan masyarakat,
dan mempererat persahabatan antar bangsa.
serta menjadikannya sebagai starting point
Setelah otonomi daerah digulirkan,
dalam upaya maksimalisasi pembangunan
sektor pariwisata menjadi salah satu sumber
daerah yang berorientasi untuk kepentingan
dari pendapatan asli daerah (PAD) yang
daerah khususnya dan kepentingan bangsa
perlu dikembangkan dengan lebih baik dan
dan negara Indonesia pada umumnya. UU
benar. Keberhasilan sektor kepariwisataan
Nomor 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan
tergantung pada berbagai faktor yang ada.
menjelaskan bahwa kepariwisataan
Faktor tersebut antara lain meliputi potensi
mempunyai peranan penting untuk memperluas
wisata, pengelolaan wisata, informasi sarana,
dan memeratakan kesempatan berusaha dan

160 Forum Ilmu Sosial, Vol. 37 No. 2 Desember 2010


prasarana dan kondisi masyarakat. untuk mengembangkan potensi pariwisata di
Analisis potensi dan masalah pariwisata Kelurahan Kandri?.
di Kelurahan Kandri ini penting diteliti karena Penelitian ini bertujuan; (1) Mengetahui
untuk jangka mendatang Kelurahan Kandri Potensi wisata yang ada dan dapat
rencana akan dijadikan “Desa Wisata” sehingga dikembangkan di Kelurahan Kandri guna
mulai saat ini perlu dilakukan identifikasi mendukung Kelurahan Kandri sebagai
potensi, masalah/faktor penghambat dan desa wisata; (2)Mengetahui sejauh mana
faktor yang dapat mendorong, beserta upaya persiapan masyarakat Kelurahan Kandri
yang harus di lakukan untuk pengembangan untuk menjadikan Kelurahan Kandri sebagai
pariwisata di Kelurahan Kandri. Di Kelurahan Desa Wisata; (3)Mengetahui faktor-faktor
Kandri, khususnya di Dusun Talun Kacang yang dapat mendorong dan menghambat
sekarang sudah ada obyek wisata berupa Kelurahan Kandri untuk dijadikan Desa
Goa Kreo. Rencana tahun mendatang di Wisata;(4) Mengetahui upaya-upaya yang
sebagian wilayah Kelurahan Kandri akan harus dilakukan untuk mengembangkan
dibangun Waduk Jatibarang. Waduk tersebut potensi pariwisata di Kelurahan Kandri.
akan digunakan secara multi fungsi, baik Penelitian ini diharapkan dapat
untuk pengairan, untuk perikanan maupun bermanfaat untuk; (1) Secara teoritis dapat
untuk kegiatan pariwisata. Adanyanya untuk menambah/memperluas cakrawala
kegiatan pariwisata dimungkinkan akan pengetahuan yang berkaitan dengan
tumbuh suatu pola-pola kehidupan baru pariwisata; (2) Secara praktis penelitian ini
atau terjadi modifikasi perilaku, yang dapat dapat sebagai bahan masukan atau informasi
mendorong atau menghambat pariwisata. bagi pihak-pihak pembuat kebijakan seperti
Perubahan kondisi ini mungkin akan lebih Dinas Pariwisata Propinsi Jawa Tengah,
baik apabila dimulai atau dipersiapkan sejak Dinas Pariwisata Kabupaten, Kecamatan
dini. Berhubungan dengan hal itu, peneliti Gunungpati, maupun Kelurahan Kandri
tertarik untuk meneliti tentang analisis potensi pada khususnya, sehingga kebijakan yang
dan masalah pariwisata di Kelurahan Kandri. dibuat benar-benar dapat bermanfaat bagi
Permasalahan dalam penelitian ini pengembangan pariwisata di Kelurahan
adalah: (1) Potensi wisata apa saja yang Kandri.
ada dan dapat dikembangkan di Kelurahan Menurut UU Nomor 9 tahun 1990 pasal
Kandri guna mendukung Kelurahan Kandri 1, menyebutkan bahwa pariwisata adalah
sebagai desa wisata; (2) Sejauh mana segala sesuatu yang berhubungan dengan
persiapan masyarakat Kelurahan Kandri wisata termasuk pengusahaan obyek dan
untuk menjadikan Kelurahan Kandri sebagai daya tarik wisata serta usaha-usaha yang
Desa Wisata; (3)Faktor-faktor apakah yang terkait di bidang tersebut. Untuk dapat
dapat mendorong dan menghambat Kelurahan mengembangkan sektor pariwisata maka
Kandri untuk dijadikan Desa Wisata; (4) perlu diidentifikasi potensi obyek-obyek
Upaya-upaya apa yang harus dilakukan wisata yang ada. Dalam kepariwisataan,

Forum Ilmu Sosial, Vol. 37 No. 2 Desember 2010 161


potensi wisata merupakan unsur pengadaan untuk mencapai misi yang telah ditentukan.
(Supply) yang perlu ditawarkan kepada Oleh sebab itu pendekatan perencanaan
konsumen (Suharyono, 1998). Unsur-unsur pengembangan pariwisata yang sangat
inilah yang menjadi dasar penilaian potensi relevan adalah pendekatan pengembangan
suatu obyek pariwisata. masyarakat (community development
Perum perhutani Unit I Jawa Tengah approach). Pariwisata merupakan fenomena
(1998) menyusun sepuluh unsur penilaian yang kompleks bukan sekedar kegiatan
potensi obyek wisata, yaitu: (1) daya tarik, dengan obyek utama industri pelayanan
(2) potensi pasar, (3) kadar hubungan, yang melibatkan manajemen produk dan
(4) kondisi lingkungan, (5) pengelolaan, pasar, tetapi lebih dari itu merupakan proses
perawatan, pelayanan, (6) kondisi iklim, dialog antara wisatawan sebagai guest dan
(7) akomodasi, (8) prasarana dan sarana masyarakat lokal sebagai host.
penunjang, (9) tersedianya air, (10) hubungan Kondisi prasarana di sekitar kawasan
dengan obyek lain. Selanjutnya berdasarkan wisata perlu di perhatikan agar wisatawan
hasil pengharkatan kesepuluh unsure tersebut, dapat mengetahui dengan benar. Berkembang
maka suatu kawasan wisata (dalam hal ini tidaknya suatu obyek wisata tergantung pada
wana wisata) dapat diklasifikasikan menjadi produk industri dari pariwisata tersebut, yang
tiga yaitu wana wisata sebagai Profit Centre, meliputi daya tarik, prasarana serta kemudahan
wana wisata sebagai Bina Cinta Alam, dan dalam menuju obyek wisata yang ada. Daya
wana wisata yang Tidak Potensial. tarik wisata merupakan segala sesuatu yang
Medlik dan Gunn dalam Diparta Jateng mendorong wisatawan untuk berkunjung
(1996), mengemukakan bahwa ada lima dan singgah di daerah tujuan wisata yang
unsur yang dapat dikembangkan dalam bersangkutan. Misalnya jenis obyek wisata,
hubungannya dengan pengembangan seni dan budaya, keramahan penduduk,
pariwisata, yaitu: (1) pengembangan obyek keamanan, kebersihan dan kenyamanan.
wisata, (2) pengembangan perjalanan wisata, Daya tarik ini dapat timbul dari keadaan alam
(3) pengembangan transportasi wisata, (4) maupun obyek buatan manusia.
pengembangan perjalanan wisata, dan (5) Prasarana wisata merupakan semua
pengembangan pemasaran/promosi wisata. konstruksi di atas dan di bawah yang ada pada
Ke lima unsur ini dapat digambarkan sebagai suatu wilayah yang meliputi sistem pengairan,
suatu jaringan sistem yang bermuara pada jaringan telekomunikasi, fasilitas kesehatan,
pengembangan pariwisata. terminal, sumber listrik, jalan raya dan
Menurut Nuryanti (1994), pada dasarnya pembuangan limbah ( Spiliane, 1994). Unsur
perencanaan pengembangan pariwisata pengadaan dalam pengembangan prasarana
adalah suatu proses yang berkesinambungan obyek wisata dapat berupa akomodasi,
untuk melakukan matcing and adjustment transportasi, dan fasilitas pelayanan.
yang terus menerus antara sisi supply Akomodasi atau tempat menginap
dan demand kepariwisataan yang tersedia dapat dibedakan untuk keperluan umum

162 Forum Ilmu Sosial, Vol. 37 No. 2 Desember 2010


misalnya hotel, motel, tempat penginapan, desa, peninggalan sejarah, monumen dan
pondokan, tempat kemah serta keperluan peninggalan arkeologi; (7) kebudayaan berupa
khusus seperti penginapan untuk keluarga cara hidup, tradisi, cerita rakyat, seni dan
atau perkumpulan terbatas. Transportasi kerajinan tangan. Selanjutnya ditambahkan
mempunyai peranan penting bagi wisatawan pula bahwa elemen lain yang sangat penting
agar dapat mengetahui jalan tercepat untuk untuk pengembangan wisata, selain faktor-
menuju lokasi wisata. Fasilitas dan pelayanan faktor di atas juga harus dilengkapi dengan
yang baik juga merupakan daya tarik akomodasi dan fasilitas hiburan lainnya.
wisatawan untuk berkunjung ke obyek wisata Gee dkk. (1984) menyatakan bahwa
tertentu. sumberdaya yang dapat menjadi atraksi
Agar dapat dengan mudah dimengerti wisata berupa (1) sumberdaya alam seperti
oleh wisatawan atau calon wisatawan yang iklim, pantai dan pegunungan; (2) sumberdaya
akan berkunjung ke daerah wisata yang budaya berupa situs sejarah, musium,
dimaksud diperlukan adanya informasi wisata monumen, theater dan masyarakat itu sendiri;
yang memadai. Sarana yang dapat digunakan (3) fasilitas rekreasi seperti taman; (4) event
untuk menarik wisatawan tersebut dengan seperti karnaval; (5) aktivitas spesifik seperti
menyediakan alat bantu yang menjelaskan judi, belanja; (6) daya tarik psikologik, seperti
semua kondisi prasarana obyek wisata yang sex, petualangan dan sebagainya.
ada. Salah satunya dengan menyediakan Boniface dan Cooper (1987),
peta di daerah wisata. Peta mempunyai mengemukakan sumberdaya untuk
peranan yang penting bagi wisatawan dalam kepentingan pariwisata memiliki beberapa
mengenali suatu wilayah. karakteristik yaitu (1) kenampakan yang
Robinson (1976) mengemukakan bahwa dapat dilihat (tangible features), dan bernilai
komponen geografi yang bernilai bagi ekonomis bagi industri pariwisata; (2)
pariwisata dapat berupa (1) lokasi dan sumberdaya pariwisata umumnya tidak
keterjangkauan (location and accessibility); dipergunakan secara sendiri atau ekslusif.
(2) ruang (space); (3) pemandangan alam Sumberdaya tersebut merupakan bagian
(scenery) berupa landform seperti gunung, dari fungsi-fungsi lainnya seperti pertanian,
lembah, pantai, gunung api, tebing; air berupa danau, kehutanan atau penduduk setempat; (3)
sungai, danau, air terjun, air panas, salju sumberdaya wisata mudah rusak (perishable),
dan laut; tumbuhan seperti hutan, padang gampang terpengaruh (vulnerable) oleh
rumput dan gurun; (4) iklim berupa sinar perubahan-perubahan dan tekanan wisatawan.
matahari, awan, suhu, curah hujan dan salju; Iklim merupakan salah satu faktor
(5) Kehidupan binatang berupa binatang kunci yang mempengaruhi pengembangan
liar seperti burung, cagar alam dan kebun sumberdaya wisata. Banyak outdoor
binatang ataupun binatang hasil penangkaran recreation dipengaruhi oleh iklim dan
untuk keperluan berburu dan mancing; membutuhkan informasi cuaca yang akurat.
(6) kenampakan permukiman seperti kota, Secara luas iklim pun mempengaruhi musim

Forum Ilmu Sosial, Vol. 37 No. 2 Desember 2010 163


libur dan lamanya libur (Boniface and Cooper, kesehatan, keamanan, polisi, pemadam
1987). Iklim dan cuaca dapat mempengaruhi kebakaran dan imigrasi; (4) transportasi,
perjalanan wisata, ke mana akan pergi, transportasi menjadi akses masuknya ke suatu
aktivitas apa yang akan dilakukan, pakaian negara, region atau daerah. Transportasi lokal
apa yang harus dibawa atau dikenakan, serta menjadi sistem penghubung antara obyek
akomodasi apa yang akan dimanfaatkan, wisata dengan obyek lainnya, antara kawasan
banyak dipengaruhi cuaca dan iklim, wisata dengan kawasan wisata lainnya, dan
Hudman dan Hawkins (1989) antara daerah asal dengan daerah tujuan;
mengemukakan bahwa komponen yang (5) infrastruktur lainnya, pemasok aaair
saling terkait dengan pariwisata adalah (1) bersih, listrik, pembuangan limbah, telepon,
unsur dinamis yang merupakan faktor-faktor radio dan sebagainya; (6) kelembagaan,
yang dapat mempengaruhi perjalanan; (2) kelembagaan perlu untuk mengembangkan,
unsur pelayanan, yaitu sistem pariwisata yang mengelola, memasarkan dan mempromosikan
mencakup komponen permintaan, persediaan program, aturan-aturan, struktur organisasi,
dan komponen penghubung; (3) unsur sistem kontrol dan kebijakan investasi.
fungsional yaitu manajemen yang meliputi
riset, perencanaan, pemasaran, pendidikan METODE PENELITIAN
dan kebijakan; (4) unsur akibat yakni dampak
Penelitian ini merupakan penelitian
pariwisata terhadap ekonomi, sosial, budaya
kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan
dan lingkungan.
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
Pariwisata merupakan satu sistem yang
lisan dari orang-orang dan perilaku yang
di dalamnya terdapat berbagai komponen
dapat diamati (Moleong, 1995 : 3; Bagdan dan
yang saling mendukung dan menunjang
Taylor, 1992 : 2). Penelitian ini menggunakan
untuk menarik dan memberikan kepuasan
metode kualitatif dengan 3 (tiga) alasan, yaitu
kepada wisatawan. Menurut Inskeep
: (1) menyesuaikan metode kualitatif lebih
(1984), dalam kegiatan pariwisata unsur-
mudah apabila berhadapan dengan kenyataan
unsur yang dikembangkan dapat berupa
ganda; (2) metode ini menyajikan secara
(1) atraksi dan aktivitas wisata. Termasuk
langsung hakikat hubungan antara peneliti
di dalamnya alam, sosial, budaya dan
dan responden; dan (3) metode ini lebih peka
kenampakkan khusus di suatu wilayah yang
dan lebih dapat menyesuaikan dengan banyak
dapat menarik wisatawan untuk berkunjung;
penajaman pengaruh bersama terhadap pola-
(2) akomodasi, berupa hotel dan fasilitas
pola nilai yang dihadapi (Moleong, 1990 :5).
akomodasi lain yang berhubungaan dengan
Lokasi Penelitian ini adalah Kelurahan
pelayanan nginap selama dalam perjalanan;
Kandri Kecamatan Gunungpati Kota
(3) fasilitas dan pelayanan lainnya, termasuk
Semarang Jawa Tengah. Populasi penelitian
di dalamnya agen perjalanan, restoran dan
ini adalah obyek wisata dan masyarakat
tempat pelayanan makan lain, toko cendera
Kelurahan Kandri Kecamatan Gunungpati.
mata, bank, pusat informasi, salon, fasilitas
Sampel diambil berdasarkan pada tujuan

164 Forum Ilmu Sosial, Vol. 37 No. 2 Desember 2010


penelitian dan pertimbangan tertentu, atau digunakan analisis diskriptif persentase.
disebut dengan sampling purposif. (Arikunto, Analisis diskriptif persentase digunakan
1993 : 113 : Nasution, 1998 : 11; Kerlinger, supaya dapat memberikan gambaran tentang
1995 : 206) dengan pemilihan secara berurutan persentase kondisi kesiapan penduduk
atau teknik “bola salju”, yaitu mulai dari satu Kelurahan Kandri berhubungan dengan
kemudian menjadi banyak (Moleong, 2001 rencana perubahan wilayah Kandri menjadi
: 6). Desa Wisata.
Variabel yang diteliti mencakup; (1)
Potensi wisata apa yang ada di Kelurahan HASIL PENELITIAN DAN
Kandri; (2)Persiapan masyarakat Kelurahan PEMBAHASAN
Kandri untuk menjadi Desa Wisata; (3) Faktor Kelurahan Kandri, berdasarkan peta
yang mendorong dan menghambat untuk Rupa Bumi Indonesia mempunyai luas
dijadikan Desa Wisata, (4) Upaya yang harus 245.49 Ha, yang terbagi menjadi empat
dilakukan untuk mengembangkan potensi dusun yaitu Dusun Kandri (Rw I), Dusun
pariwisata di Kelurahan Kandri. Siwarak (Rw 2), Dusun Talun Kacang (Rw
Data yang diperlukan dalam penelitian 3) dan Komplek Perumahan Kandri Pesona
ini berupa data primer dan data sekunder. Asri (Rw 4). Dari empat RW tersebut terbagi
Data primer merupakan data yang bersumber lagi menjadi 26 RT. Secara astronomi,
dari informasi dan keterangan langsung dari Kecamatan Gunungpati Kota Semarang
masyarakat. Data Sekunder yang berfungsi terletak antara 70 1’ 3” – 70 6’ 54” LS dan
sebagai pelengkap atau pendukung data 110 0 20’ 21” – 110 0 24’ 22” BT. Secara
primer. Data sekunder ini bersumber dari administrasi, Kecamatan Gunungpati terletak
buku-buku literatur, seperti Kelurahan Kandri diantara 5 (lima) Kecamatan yaitu sebelah
dalam angka, Kecamatan Gunungpati dalam utara : Kecamatan Ngaliyan dan Kecamatan
angka, hasil penelitian yang mendukung, Gajahmungkur, sebelah selatan : Kecamatan
arsip-arsip, peraturan/ kebijakan pemerintah Ungaran Kabupaten Semarang, sebelah barat:
Kota Semarang, peraturan perundang- Kecamatan Mijen, dan di sebelah timur :
undangan, dokumen-dokumen resmi yang Kecamatan Banyumanik. Untuk Kelurahan
berhubungan dengan kepariwisataan. Kandri terletak diantara 5 kelurahan yaitu:
Data yang dibutuhkan dikumpulkan sebelah utara: Kelurahan Sadeng; sebelah
melalui wawancara, studi dokumentasi, selatan : Kelurahan Cepoko; sebelah barat :
observasi dan studi kepustakaan. Data Kelurahan Jatirejo; sebelah timur : Kelurahan
penelitian yang telah terkumpul diolah dan Nongkosawit dan Pongangan.
dianalisis dengan menggunakan teknik Potensi wisata yang ada dan dapat
analisis kualitatif yang langkahnya sebagai dikembangkan di Kelurahan Kandri guna
berikut (a) Reduksi Data, (b) Penyajian mendukung Kelurahan Kandri sebagai desa
(display) Data, (c) Penarikan Kesimpulan wisata.
dan Verifikasi. Selain analisis itu, juga
Potensi Alam

Forum Ilmu Sosial, Vol. 37 No. 2 Desember 2010 165


Wisata Alam “Goa Kreo” nama Goa Kreo.
Pemandangan Alam
Goa Kreo terletak di Dusun Talun
Kacang Kelurahan Kandri Kota Semarang. Selain obyek wisata goa kreo yang
Goa Kreo merupakan obyek wisata alam di memiliki obyek berupa goa dan air terjun,
Kelurahan Kandri. Selain wisata alam Goa disekitar obyek wisata tersebut juga
Kreo dapat dikatagorikan sebagai wisata pemandangannya cukup indah. Pemandangan
Historis, karena keberadaan Goa Kreo yang yang ada berupa perbukitan yang kalau kita
ada sekarang mempunyai kaitan yang erat lihat dari Goa Kreo nampak indah. Selain
dengan sejarah masa lalu. Secara historis itu disekitar Wilayah Talun Kacang juga
Goa Kreo adalah Goa yang sejak dahulu terdapat persawahan dan perbukitan yang
kala digunakan untuk semedi Sunan Kalijaga indah, diselingi dengan kelokan sungai Kreo,
pada saat membawa kayu jati ke Demak. terasa makin bertambah indah pemandangan
Karena kayu jati terjepit di tebing, maka yang ada.
sunan Kalijaga beserta pengikutnya istirahat Potensi Budaya
di puncak bukit. Di bukit tersebut Sunan
Kalijaga menemukan Goa untuk bersemedi, Kelompok Rebana Talun Kacang,
Kelompok Seni Ketoprak dan Kelompok
sedangkan pengikutnya istirahat sambil Seni “Musik Dangdut”
mempersiapkan bekal untuk selamatan. Pada
Di dusun Talun Kacang Kelurahan
saat sedang makan datanglah empat ekor kera
Kandri, selain memiliki wisata alam berupa
yang warnanya berbeda merah, kuning, putih
Goa Kreo, air terjun dan pemandangan yang
dan hitam dengan tujuan akan membantu apa
indah juga masih mempunyai wisata budaya
yang menjadi kesulitan Sunan Kalijaga dan
berupa Kelompok rebana Talun Kacang,
pengikutnya. Setelah selesai makan malam
Kelompok Seni Ketoprak dan Kelompok Seni
mereka berangkat bersama-sama menuju ke
“Musik Dangdut”. Kelompok seni budaya
tebing di mana kayu jati terjepit. Berbagai
yang ada sampai saat ini masih aktif dan giat
macam cara dilakukan untuk mengambil
latihan dan sewaktu-waktu juga siap tampil
kayu jati yang terjepit namun tidak berhasil
apabila dibutuhkan atau diminta untuk tampil
(sia-sia), sehingga akhirnya kayu jati yang
oleh wisatawan. Kelompok seni budaya yang
terjepit tersebut dipotong menjadi 2 bagian,
ada saat ini juga disiapkan untuk jangka
satu bagian tenggelam dalam ladang dan yang
panjang, dalam arti saat waduk Jati barang
satu bagian dapat dibawa pulang menuju ke
selesai dibangun, wisata budaya berupa
Demak. Pada saat mau pulang ke Demak,
Kelompok rebana Talun Kacang, Kelompok
keempat ekor kera tersebut mau ikut, tetapi
Seni Ketoprak dan Kelompok Seni “Musik
tidak diperbolehkan oleh Kajeng Sunan
Dangdut”, sudah makin profesional dalam
Kalijaga. Akhirnya keempat kera tersebut
penampilannya.
diberi wewenang untuk ‘Ngreho” yang
Wisata Budaya “Waduk Jati Barang” yang
artinya merawat/mengelola sungai dan goa.
rencananya akan dibangun di Kelurahan
Selanjutnya sungai dan goa tersebut diberi Kandri.

166 Forum Ilmu Sosial, Vol. 37 No. 2 Desember 2010


Waduk Jatibarang yang sebenarnya terlihat bahwa setelah masyarakat mengetahui
sudah direncanakan pembangunannya oleh akan fungsi/manfaat waduk yang akan
pemerintah dari tahun 1990-an sampai sekarang dibangun dengan segala macam kekurangan
belum juga dimulai pembangunannya. Luasan dan kelebihannya, maka masyarakat condong
waduk Jatibarang yang akan dibangun untuk menerima pembangunan waduk dengan
direncanakan seluas 285 hektar. Alokasi senang hati.
anggaran pembangunan waduk diperkirakan Persiapan Masyarakat dalam
50 % dari pemerintah pusat. 25 % dari menghadapi pembangunan waduk, antara
pemerintah propinsi dan 25 % dari Pemkot lain terlihat pada kemauan mereka untuk
Kota Semarang. Berdasarkan master plan a.) Menyiapkan alih profesi, khususnya bagi
waduk yang telah dibuat oleh Pemkot petani yang tanahnya terkena pembebasan
Semarang, Rencana pembangunan waduk tanah guna kepentingan pembangunan
tersebut akan menggenangi tanah penduduk waduk. Langkah yang akan ditempuh untuk
dari empat kelurahan, yaitu dari Kelurahan alih profesi adalah dengan memberikan bekal
Kandri, Kelurahan Jati Barang, Kelurahan keterampilan tambahan selain sebagai petani,
Jati Rejo, dan Kelurahan Kedungpane. Untuk Keterampilan tambahan yang dimaksud
Tahap 1 ini, akan dilakukan pembebasan warga antara lain adalah keterampilan
tanah, yaitu dimulai dari tanah penduduk membuat kolam di karamba, Keterampilan
Kelurahan Kandri. Untuk saat ini proses membuat es yang dapat dijual dipinggir
pembebasan tanah masih berjalan dan jalan, Keterampilan menyablon (untuk
sudah selesai sekitar 85 % tanah yang harus membuat souvenir), keterampilan membuat
dibebaskan. Setelah pembebasan tanah selesai makanan khas untuk souvenir atau oleh-
pembangunan waduk baru akan dilaksanakan. oleh, keterampilan dalam perbengkelan
Secara umum masyarakat kelurahan dan keterampilan yang berkaitan dengan
Kandri dapat menerima adanya rencana elektronika. Untuk Jangka panjang dusun
pembangunan waduk Jatibarang dengan talun kacang masih membutuhkan uluran
senang hati. Untuk mengarahkan warga tangan berbagai dinas atau instansi yang
masyarakat agar dapat menerima rencana berkenan memberikan bantuan berupa
pembangunan waduk dengan senang hati keterampilan dan pendampingan agar
ternyata butuh waktu yang cukup panjang. warga Dusun Talun Kacang benar-benar
Waktu yang panjang tersebut digunakan mempunyai keterampilan dan dapat mandiri,
untuk sosialisasi tentang manfaat waduk, serta dapat meningkatkan produktivitas,
fungsi waduk dengan segala kekurangan sehingga kehidupannya menjadi lebih baik
dan kelebihannya. Sosialisasi dimulai ; b) Mempersiapkan
dengan kunjungan para pejabat pemerintah dusun Talun Kacang untuk menjadi “Desa
kota (Pemkot) Semarang yang berkaitan Wisata” dan persiapan peningkatan sumber
dengan pembangunan waduk ke Kecamatan
Gunungpati. Berdasarkan sosialisasi tersebut

Forum Ilmu Sosial, Vol. 37 No. 2 Desember 2010 167


daya manusia melalui; (1) wadah “Organisasi Panorama Alam (Kemenarikan Obyek) yang
Sadar Wisata Pandanaran” anggotanya dari cukup menarik. Menurut wisatawan yang
berbagai kalangan ada yang tua dan ada diwawancarai secara insidental, mereka
yang muda. Pembinaannya mendapatkan menjawab bahwa obyek wisata Goa Kreo
bantuan dari dinas pariwisata, (2) Organisasi cukup menarik. Di semarang dan sekitarnya,
remaja “Karang Taruna Gerak Maju” dan (3) yang ada wisata goa dengan penghuninya
melalui organisasi masjid. Dari ketiga wadah kera yang cukup banyak hanya terdapat di
tersebut sekarang sudah dibentuk kelompok Goa Kreo, sehingga obyek ini mempunyai
seni Karawitan yang anggotanya terdiri dari daya tarik tersendiri di Kota Semarang
orang muda dan orang tua, Kelompok Rebana dan sekitarnya. 2) Kondisi Sosial-Budaya
Talun Kacang, Kelompok Seni Ketoprak Masyarakat yang cukup ramah dalam
dan Kelompok Seni “Musik Dangdut”; (4) menerima para wisatawan yang datang. Baik
anjuran bagi warga apabila membangun yang datang orang asing, anak-anak remaja
rumah untuk lebih memperbanyak kamarnya yang sedang pacaran maupun suatu anggota
dan menambah kamar mandinya, dengan keluarga yang wisata bersama, masyarakat
dapat dijadikan home stay yang dapat disewa Kelurahan Kandri menerima dengan ramah.
oleh para pengunjung atau wisatawan di masa Siapapun yang datang berwisata mereka
mendatang. c) Masyarakat siap membantu akan menerima dengan baik dan ramah
tenaga pembangunan waduk. Masyarakat sehingga para wisatawan menjadi senang.
memohon pada panitia pembangunan waduk 3) Kemudahan di jangkau (Aksesibilitas
untuk mengikut sertakan atau menggunakan mudah). Goa Kreo yang terletak di Desa
tenaga kerja yang ada di Dusun Talun Talun Kacang Kecamatan Kandri relatif
Kacang. Adanya penggunaan tenaga kerja mudah dijangkau dari jalan besar (jalan
dari warga Talun Kacang diharapkan mereka raya). Adanya aksesibilitas yang mudah dapat
nantinya benar-benar ikut “merasa memiliki” mendorong para wisatawan untuk berkunjung
waduk yang mereka buat. Selain itu dengan ke Goa Kreo. 4) Kondisi sarana jalan
menggunakan tenaga kerja dari penduduk yang menuju ke Goa cukup memadahi yaitu
setempat/penduduk terdekat dapat diharapkan sudah berupa jalan aspal dengan lebar jalan
ada masukan keuangan bagi para warga berkisar 5 meter, begitu juga penerangan/
masyarakat. listrik juga sudah masuk, dan kebutuhan
Faktor-faktor yang dapat mendorong akan air bersih disuplai dari PAM sehingga
dan menghambat Kelurahan Kandri untuk kebutuhan air bersih dapat tercukupi. 5)
dijadikan Desa Wisata. Informasi Obyek wisata pada masyarakat
Faktor Pendorong sudah ada walaupun masih berupa leaflet.
Berdasarkan hasil penelitian dan observasi Adanya informasi tersebut memungkinkan
lapangan di daerah penelitian, faktor yang sebagian masyarakat yang tidak tahu menjadi
menjadi pedorong untuk pengembangan tahu akan keberadaan obyek wisata tersebut.
wisata di Kelurahan Kandri adalah 1) Kondisi Faktor Penghambat

168 Forum Ilmu Sosial, Vol. 37 No. 2 Desember 2010


Berdasarkan hasil penelitian dan observasi lagi apabila selain menggunakan leaflet
lapangan di daerah penelitian, faktor yang informasi tersebut di upload lewat internet,
menjadi penghambat untuk pengembangan sehingga siapapun orangnya yang ingin tahu
wisata di Kelurahan Kandri adalah 1) Obyek dapat membuka situs /websitenya.
Wisata yang cukup menarik akan bisa Upaya-upaya yang harus dilakukan
menjadi tidak menarik lagi jika kondisinya untuk mengembangkan potensi pariwisata di
kotor. Untuk menghindari terjadinya hal Kelurahan Kandri.
tersebut maka kebersihan harus benar-benar Perbaikan managemen obyek wisata,
diperhatikan. Obyek wisata yang kotor dapat yang mencakup: a)Perbaikan obyek wisata,
mengurangi wisatawan yang berkunjung dalam arti obyek yang ada perlu dijaga
ke obyek tersebut. Pada musim kemarau daya tariknya dan dilengkapi dengan sarana
banyak tumbuhan di sekitar obyek yang dan prasarana yang lebih baik. Misalnya;
kekurangan air sehingga menggugurkan peningkatan kualitas tersebut mencakup
daunnya. Untuk mengantisipasi hal itu maka perbaikan tempat bermain, penambahan
pemerintah atau dinas Pariwisata harus dapat taman rekreasi, perbaikan mushola, perbaikan
mengusahakan air yang cukup, sehingga pada tempat MCK, pengadaan barang-barang
waktu kemarau, tumbuhan yang ada disekitar souvenir dengan berbagai variasinya,
goa atau yang ada dikanan kiri jalan yang peningkatan kebersihan, penyediaan air bersih
menuju Goa Kreo tidak nampak gersang. 2) yang memadai, pengadaan sarana penerangan
Prasarana wisata yang ada di Goa Kreo masih yang memadai, perlu juga dilengkapi dengan
perlu ditingkatkan, misalnya Musholanya tempat penginapan atau home stay, dan lain-
perlu dibangun lebih bagus dengan model lainnya. b) Perbaikan dan peningkatan kualitas
yang saat ini sedang ngetrend supaya menjadi informasi wisata (promosi/periklanan).
makin menarik. Begitu juga tempat MCK Periklanan yang selama ini hanya pakai
nya masih kurang bagus, sehingga perlu brosur atau leaflet, untuk mendatang , perlu
ditingkatkan lagi kualitas dan kebersihannya. dilengkapi dengan informasi yang di CD
Selain ditingkatkan kualitas bangunannya, kan dan juga informasi obyek wisata yang
juga perlu diperhatikan keindahan dan diunggah ke internet sehingga siapapun yang
kebersihannya. 3) Sebagian besar kondisi ingin mengetahuinya bisa membuka situsnya.
pendidikan penduduknya hanya lulusan c) Pengadaan souvenir/tempat belanja yang
SMP dan SMA. Untuk tahun mendatang bervariasi, adanya souvenir yang bervariasi
kondisi pendidikan Kelurahan Kandri masih dapat menarik wisatawan untuk berkunjung
perlu ditingkatkan guna menyongsong dan ke obyek tersebut.
meningkatkan pelayanan kualitas wisata di Peningkatan kualitas managemen sarana
masa yang akan datang. 4) Informasi Obyek prasarana wisata, yang mencakup: perbaikan
pada masyarakat masih termasuk kurang. jalan masuk ke lokasi, pengadaan penginapan/
Walaupun sudah ada informasi berupa leaflet, hotel atau home stay, perbaikan tempat parkir,
namun masih kurang efektif. Lebih efektif perbaikan tempat ibadah, misalnya: mushola,

Forum Ilmu Sosial, Vol. 37 No. 2 Desember 2010 169


perbaikan tempat MCK, penyediaan Sarana dusun Talun Kacang untuk menjadi “Desa
Air bersih yang memadai, jaringan Listrik Wisata” ; (c) Masyarakat Siap membantu
yang memadai tenaga pembangunan waduk dan siap “merasa
Perbaikan managemen pengelola memiliki” waduk. 3) Faktor-faktor yang
wisata (pegawai), mencakup: perbaikan dapat mendorong Kelurahan Kandri untuk
dalam penerimaan pegawai yang bekerja dijadikan Desa Wisata mencakup (a) adanya
dibidang wisata, sesuai dengan keahlian dan panorama alam (obyek) yang cukup menarik,
pengalaman. Pegawai yang punya keahlian (b) Masyarakat yang cukup ramah dalam
diharapkan akan lebih bisa bekerja secara menerima para wisatawan, (c) Aksesibilitas
profesional dalam memajukan pariwisata. mudah, (d) jalan yang cukup memadahi
Selain penerimaan pegawai secra profesional yaitu sudah berupa jalan aspal dengan lebar,
juga perlu diadakan pelatihan/pendidikan (e) kebutuhan air bersih dapat tercukupi, (f)
pengelolaan wisata secara bertahap sehingga Informasi Obyek wisata pada masyarakat
tiap-tiap pegawai yang ikut mengelola wisata yang baik. Sedangkan faktor penghambat
benar-benar dapat mengadakan pelayanan pariwisata antara lain adalah (a) obyek Wisata
wisata secara profesional. yang kotor, (b) sarana dan prasarana wisata
yang buruk dan kurang memadai, (3) Informasi
SIMPULAN Obyek wisata pada masyarakat masih
termasuk kurang memadai. 4) Upaya-upaya
Berdasarkan penelitian tentang analisis
yang harus dilakukan untuk mengembangkan
potensi dan permasalahan pariwisata di
potensi pariwisata di Kelurahan Kandri
Kelurahan Kandri, maka dapat disimpulkan
antara lain adalah (a) Perbaikan managemen
sebagai berikut. 1) Potensi wisata yang
obyek wisata, dengan menjaga daya tariknya,
ada dan dapat dikembangkan di Kelurahan
perbaikan dan peningkatan kualitas informasi
Kandri adalah (a) wisata alam yang berupa
wisata (promosi/periklanan), yang semula
Goa Kreo, dan Pemandangan Alam, (b)
dengan brosur atau leaflet, untuk mendatang
wisata budaya yang berupa kelompok
perlu informasi yang di CD kan dan di up
Rebana Talun Kacang, Kelompok Seni
load ke internet, pengadaan souvenir/tempat
Ketoprak dan Kelompok Seni “Musik
belanja yang bervariasi, adanya souvenir
Dangdut”; Dan Wisata Budaya “Waduk
yang bervariasi dapat menarik wisatawan
Jatibarang” yang saat ini dalam perencanaan
untuk berkunjung ke obyek tersebut, (b)
pembangunan. 2) Secara umum masyarakat
Peningkatan kualitas managemen sarana
kelurahan Kandri dapat menerima adanya
prasarana wisata, yang mencakup: pengadaan
rencana pembangunan waduk Jatibarang.
penginapan/hotel/home stay, perbaikan jalan
Kesiapan Masyarakat, antara lain terlihat pada
masuk ke lokasi, , tempat parkir, tempat
kemauan mereka untuk (a) Menyiapkan alih
ibadah, tempat MCK, Penyediaan Sarana
profesi, khususnya bagi petani yang tanahnya
Air bersih yang memadai, (c) Perbaikan
terkena pembebasan tanah guna kepentingan
managemen pengelola wisata (pegawai),
pembangunan waduk; (b) Mempersiapkan

170 Forum Ilmu Sosial, Vol. 37 No. 2 Desember 2010


mencakup: perbaikan dalam penerimaan Hall, C.M and S.J page.1999. The Geography
pegawai yang bekerja dibidang wisata, sesuai o f To u r i s m a n d R e c r e a t i o n ,
Environment, Place and Space,
dengan keahlian dan pengalaman dan perlu
Routletge, London – New York.
diadakan pelatihan/pendidikan pengelolaan
wisata secara baik. Juhadi, 2004. Prospek Pengembangan
Wisata Pantai Kabupaten Demak,
Berdasarkan hasil penelitian tentang Laporan Penelitian. Semarang:
analisis potensi dan permasalahan pariwisata Lembaga Penelitian Universitas
di Kelurahan Kandri dapat disarankan Negeri Semarang.
sebagai berikut; (1) Potensi wisata alam Miles, Mathew B dan A. Michael Huberman,
Goa kreo hendaknya selalu dijaga dan 1988., Qualitative Data Analysis
dipertahankan supaya tidak rusak, dan untuk Terjemahan Tjejep Rohendi Rohidi,
1992, Analisis Kualitatif, Jakarta.
daerah disekitarnya perlu ditata lagi dan
Universitas Indonesia.
dipoles sehingga tampilan obyek wisata akan
Moelong, J. Lexy, 1995., Metodologi
makin menarik; (2) Sarana dan prasarana
Penelitian Kualitatif, Bandung:
wisata yang ada hendaknya selalu dibenahi Remaja Rosdakarya Offset.
sehingga menjadi lebih baik. Adanya sarana
Lundberg, Donald E, Mink h. Stavenga dan
dan prasarana wisata yang lebih baik tentunya
akan dapat menarik minat para wisatawan
yang berkunjung ke daerah Kandri; (3)
Para pengelola hendaknya bekerja keras
dan profesional dalam memberikan layanan
wisata kepada wisatawan. Mereka perlu
dibekali dengan pelatihan supaya lebih
profesional dan ramah kepada wisatawan.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto Suharsimi. 1993. Prosedur


Penelitian Suatu Pendekatan
Praktis, Yogyakarta: Rineka Cipta.
Badan Koordinasi Penanggulangan
Kemiskinan Republik Indonesia
dan Lembaga Penelitian
SEMERU. 2001. Penanggulangan
kemiskinan, Jakarta.
Budi S.2002. Pengembangan Potensi Obyek
Wisata Kawasan Nusakambangan
Kabupaten Cilacap, Tesis S-2, Pasca
Sarjana UGM, Yogyakarta.

Forum Ilmu Sosial, Vol. 37 No. 2 Desember 2010 171

Potrebbero piacerti anche