Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
MUKMIN MUHAMMAD
Dosen Yayasan STIA Al Gazali Barru
ABSTRACT
Local Government Act is one pblic and or political policies designed to establish the
format of a regular government provide support to the robustness of the existence of
The Republic of Indonesia, one of the efforts to maintain the integrity of the Republic, a
centralized govermance structure should be designed. The idea that revision departing
from unity, while the plurality of local communities merely accommodated so that it
always appears insistence improvements so that local government legislation actually
real tangible side with the people, where most of the population are in the area. In the
reform era, at least three times the replacement of the legislation establishing
government area. The legislation would always changing with the times. This is
because not all the article of the law fit or suitable to be apllied throughout the times.
Likewise, legislation on local government. First law used is Law No.5 0f 1974, then over
time changed into law No.22 in 1999 and later replaced Law No.32 of 2004, the last
used today is Law No.23, 2014. Prior to Law No.5 of 1974 is used, firstly three is Law
No.18 of 1965. Actually there is no principal difference in local government
management policy that is in Act 32 of 2004 by Act 22 in 1999, even with Act No.23 of
2014. Or in other words the overall legislation discount similarties, yet there are some
chapters are undregoing changes. However, there are general or roughly Law No. 23 of
2014 which is a combination of Law No.5 of 1974 and Law No.32 of 2004, in which the
function of the Governor not only as head of the region but also as head of the region.
Thus the Law of local government is always interesting to analyze why these laws are
always experiencing any disassembly of a regime in power.
Undang-undang Pemerintahan Daerah merupakan salah satu kebijakan publik dan atau
kebijakan publik yang dirancang untuk membangun format pemerintahan yang biasa
memberikan dukungan terhadap kekokohan keberadaan NKRI, salah satu upaya
menjaga keutuhan NKRI, struktur pemerintahan harus dirancang sentralistis. Ide revisi
itu berangkat dari kesatuan, sedangkan kemajemukan masyarakat daerah hanya
sekedar diakomodosi sehingga selalu muncul desakan perbaikan agar supaya undang-
undang pemerintahan daerah betul-betul berwujud nyata berpihak kepada rakyat,
dimana sebagian besar penduduk berada di daerah. Dalam era reformasi, setidaknya
sudah tiga kali penggantian undang-undang pemerintahan daerah. Undang-undang
akan selalu berubah mengikuti zaman. Hal ini dikarenakan tidak semua pasal dalam
undang-undang pas atau sesuai untuk diterapkan disepanjang zaman. Demikian juga
dengan undang-undang tentang Pemerintahan Daerah. Dulu undang-undang yang
digunakan adalah UU No.5 tahun 1974, kemudian seiring berjalannya waktu diganti
menjadi UU No.22 Tahun 1999, dan yang kemudian di ganti UU No.32 tahun 2004,
terakhir digunakan sekarang adalah UU No. 23 tahun 2014. Sebelum UU No.5 tahun
1974 digunakan terlebih dahulu ada UU No.18 tahun 1965. Sebenarnya tidak ada
perbedaan prinsipal dalam kebijakan pengelolaan pemerintahan daerah yang ada di
dalam Undang-undang 32 tahun 2004 dengan undang-undang No.22 tahun 1999,
bahkan dengan UU No.23 tahun 2014. Atau dengan kata lain secara keseluruhan
undang-undang tersebut memiliki kesamaan, namun yang ada adalah terapat beberapa
pasal yang mengalami perubahan. Namun demikian terdapat secara umum atau secara
garis besar UU No.23 tahun 2014 ini yang merupakan kombinasi UU No.5 tahun 1974
dan UU No.32 tahun 2004, dimana fungsi gubernur bukan hanya sebagai kepala
daerah melainkan juga sebagai kepala wilayah. Dengan demikian undang-undang
pemerintahan daerah selalu menarik untuk dianalisis, mengapa undang-undang
tersebut selalu mengalami bongkar pasang setiap suatu rezim berkuasa.