Sei sulla pagina 1di 22

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA

DASAR 1
HUKUM OHM
Dosen : Mada Sanjaya WS, Ph.D ;
Asisten Lab : Dikha Khameswara (1177030010)

Disusun Oleh :
Assa Pima Dasti Putri (1187030003)
Kelompok 8 :
Irsyad Mizan (1187030020)
Rizky Safarina Khoirunisa (1187030029)
Salma Azzahrah Muttaqin (1187030030)
Thalif Syawaludin (1187030038)

September 18, 2019

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2019

i
Abstract
A Practicum entitled Ohm’s Law has been carried out. This practicum aims to under-
stand Ohm’s law in series and parallel resistor circuits as well as analyzing the results of
tool experiments through experiments and using TinkerCAD simulation software. In this
practicum, two types of experiments are carried out, namely in series and in parallel, both
in direct experiments and in TinkerCAD software simulations. In each experiment, the data
used include the amount of resistance that can be determined by yourself, the magnitude
of the source voltage of 9V dc current as well as the amount of current on each resistor
that can be known through experiments both directly and experimentally in the TinkerCAD
softwae simulation. You will also get the total voltage contained in the circuit and the volt-
age across each resistor both in series and parallel circuits that can be determined through
Ohm’s equation.Ohm’s Law is one of the basic principles in physics which reads ”The cur-
rent strength in a circuit is directly proportional to the voltage at the ends of the circuit and
inversely proportional to the resistance of the circuit. Ohm’s Law can be used extensively
in electronic circuits, calculating the amount of electric current, reducing electrical current,
reducing electrical voltage, obtaining a large value of resistance. So that the greater the
voltage that is found at the ends of the circuit, the current flowing in the circuit will be even
greater.

Keywords: Circuits, Series, Parallel, Resistors, Current, Voltage

Abstrak
Telah dilaksanakan Praktikum yang berjudul Hukum Ohm. Praktikum ini bertujuan
untuk memahami hukum Ohm pada rangkaian resistor seri dan paralel juga menganali-
sis hasil percobaan alat melalui eksperimen dan dengan menggunakan simulasi software
TinkerCAD. Pada praktikum ini dilakukan dua jenis percobaan yakni pada rangkaian seri
dan pada rangkaian paralel baik pada eksperimen secara langsung maupun pada simulasi
software TinkerCAD. Pada masing-masing percobaan, data yang digunakan antara lain
besarnya resistansi yang dapat ditentukan sendiri, besarnya tegangan sumber sebesar 9V
arus dc juga besarnya arus yang pada masing-masing resistor yang dapat diketahui melalui
percobaan baik secara eksperimen langsung maupun pada simulasi softwae TinkerCAD.
Akan diperoleh pula besarnya tegangan total yang terdapat pada rangkaian maupun tegan-
gan yang tedapat pada masing-masing resistor baik pada rangkaian seri maupun paralel
yang dapat diketahui melalui persamaan hukum Ohm. Hukum Ohm adalah salah satu
prinisip dasar dalam fisika yang berbunyi “Kuat arus dalam suatu rangkaian berbanding
lurus dengan tegangan pada ujung-ujung rangkaian dan berbanding terbalik dengan ham-
batan rangkaian. Hukum Ohm dapat digunakan secara luas dalam rangkaian elektronika,
menghitung besarnya arus listrik, memperkecil arus listrik, memperkecil tegangan listrik,
memperoleh nilai besar hambatan. Sehingga semakin besar tegangan yang tedapat pada
ujung-ujung rangkaian maka arus yang mengalir pada rangkaian tersebut akan semakin
besar.

Kata Kunci:Rangkaian, Seri, Paralel, Resistor, Arus, Tegangan

i
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Hukum Ohm dicetuskan pertama kali oleh seorang fisikawan Jerman yang bernama George
Simon Ohm. Beliau mempublikasikan hukum tersebut pada paper “The Galvanic Circuit In-
vestigated Matematically”. Percobaan yang dilakukan oleh George Simon Ohm menunjukan
bahwa tidak ada penghantar listrik yang sempurna, artinya setiap jenis zat mempunyai sifat
penghambat arus listriknya masing-masing. George Simon Ohm menunjukkan bahwa untuk
bahan yang sama, kawat panjang memiliki hambatan lebih besar daripada kawat pendek, juga
pada suatu rangkaian semkin besar hambatan atau resistor nya makan semakin besar pula beda
potensial yang diperlukan untuk mengalirkan arus listrik

Sejak awal hukum Ohm umumnya digunakan sebagai aturan dasar dalam menganalisis
rangkaian elektronika sederhana. Hukum Ohm digunakan sebagai dasar dalam merakit rangka-
ian elektronika. Hukum Ohm biasanya dberhubungan atau dikaitkan dengan teori yang lainnya
seperti hukum Kircoff, Teorea Thevenin, Teorema Norton, Teorema Superposisi dan yang lain-
nya.

Seiring berkembangnya teknologi, Hukum Ohm memiliki banyak kegunaan tau banyak
manfaat dalam kehidupan sehari-hari penerapan hukum Ohm banyak dijumpai pada alat-alat
listrik seperti lampu pijar, setrika listrik, lampu, TV, kulkas, lampu LED. Alat-alat listrik terse-
but dapat berfungsi karena adanya aliran listrik dari sumber tegangan yang dihubungkan dengan
peralatan tersebut sehingga menghasilkan beda potensial. Hukum Ohm juga memberikan in-
formasi mengenai kuat arus atau tegangan dari suatu alat listrik. Jika suatu alat listrik diberi
tegangan listrik yang lebih kecil dari seharusnya, maka arus akan mengecil sehingga alat terse-
but tidak akan bekerja sacara normal.

Misalnya saja pada lampu, lampu apabila diberi tegangan yang kebih kecil dari seharus-
nya maka arus yang mengalir nya menjadi kecil dan membuat lampu tersebut menjadi redup
nyalanya. Pada dasarnya sebuah rangkaian listrik terjadi ketika sebuah penghantar mampu di-
aliri elektron bebas secara terus menerus. Aliran yang terus-menerus inilah yang disibeut den-
gan arus atau sering disebut pula dengan aliran arus, sama halnya seperti air yang mengalir pada
sebuah pipa.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu:

1. Memahami hukum Ohm oada rangkaian resistor seri maupun paralel.

2. Menganalisis hasil percobaan alat dengan simulasi.

ii
2 Landasan Teori

2.1 Dasar Teori


Hukum Ohm

Pada dasarnya sebuah rangkaian listrik terjadi ketika sebuah penghantar mampu dialiri
elektron bebas secara terus menerus. Aliran yang terus-menerus inilah yang disibeut dengan
arus atau sering disebut pula dengan aliran arus, sama halnya seperti air yang mengalir pada
sebuah pipa.Tenaga yang mendorong elektron agar bisa mengalir dalam sebuah rangkaian dina-
makan tegangan. Tegangan tersebut sebenarnya merupakan nilai dari potensial eneregi antara
dua titik. Jumlah tegangan yang terdapat pada sebuah rangkaian sama halnya dengan besarnya
jumlah energi potensial yang ada untuk menggerakkan elektron pada titik satu dengan titik yang
lainnya.

Elektron bebas cenderung bergerak melewati konduktor dengan beberapa derajat perge-
sekan, atau bergerak berlawanan. Gerak berlawanan ini yang biasanya disebut dengan ham-
batan. Besarnya arus yang mengalir dalam suatu rangkaian adalah jumlah dari energi yang
ada untuk mendorong elektron, dan juga jumlah dari hambatan dalam sebuah rangkaian untuk
menghambat lajunya arus. Sama halnya dengan tegangan hambatan ada jumlah relative antara
dua titik. Dalam hal ini,banyaknya tegangan dan hambatan sering digunkan untuk menyatakan
antara atau melewati titik pada suatu titik.

Hukum Ohm adalah salah satu prinisip dasar dalam fisika yang berbunyi “Kuat arus
dalam suatu rangkaian berbanding lurus dengan tegangan pada ujung-ujung rangkaian dan
berbanding terbalik dengan hambatan rangkaian. Hukum Ohm dapat digunakan secara luas
dalam rangkaian elektronika, menghitung besarnya arus listrik, memperkecil arus listrik, mem-
perkecil tegangan listrik, memperoleh nilai besar hambatan. Secara matematis hukum Ohm
dapat ditulis sebagai berikut :

I=V/R R=V/I V=I.R

(Tripler,Paul A. 2001)

Hambatan

Hambatan adalah perbedaan beda potensial dan kuat arus atau perbandingan antara tegan-
gan listrik suatu komponen elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya.
Nilai hambatan suatu penghantar dipengaruhi oleh panjang penghantar, diamter penghantar dan
jenis penghantar. Adapun resistor adalalah komponen elektronika dua saluran yang didesain
untuk menahan arus listrik dengan memproduksi penurunan tegangan diantara kedua saluran-
nya sesuai dengan arus yang mengalirnya. Resistor digunakan sebagai bagian dari jejaring
elektronika dan sirkuit elektronika.

iii
Berdasarkan penggunaannya resistor dapat dibagi menjadi :

1. Resistor biasa (nilainya tetap), adalah sebuah resistor penghambat gerak arus, yang ni-
lainya tidak dapat berubah sehingga selalu tetap (konstan). Resistor jenis ini biasanya
terbuat dari bahan nikelinnatau karbon.

2. Resistor berubah (vaiable), adalah sebuah resistor yang nilainya dapat berubah-ubah den-
gana jalan menggeser atau memutar toggle pada alat tersebut. Sehingga nilai resistornya
dapat ditetapkan sesuai dengan kebutuhan.

3. Resistor NTC dan PTS, NTC atau negative temperature coefficient adalah esistor yang
nilainya akan bertambah kecil bila terkena suhu panas. Sedangkan PTS atau Positife
Temparature Coefficient adalah resistor yang nilainya akan bertambah besar bila temper-
aturnya menjadi dingin.

4. LDR atau light dependent resistor adalah jenis resistor yang akan berubahan hambatannya
karena pengaruh cahaya. Jika cahaya gelap maka nilai tahanannya akan semakin besar,
sedangkan jika cahayanya terang maka nilai tahanannya akan semakin kecil.

Arus Listrik

Arus listrik adalah gerakan atau muatan listrik. Arus listrik juga merupakan banyakanya
muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu, muatan listrik tersebut dapat mengalir melalui
kabel atau penghantar listrik yang lainnya. Arus listrik tersebut dapat terjadi karena muatan
positif yang bergerak ataupun karena muatan negatif yang bergerak. Arah arus listrik adalah
sesuai dengan arah aliran muatan positif.

Tegangan

Tegangan adalah beda potensial listrik antara dua titik dalam rangkain listrik dan diny-
atakan dalam satuan volt. Besaran ini mengukur energi potensial sebuah medan listrik untuk
menyebabkan aliran listrik dalam sebuah konduktor listrik. Tergantung pada perbedaan poten-
sial listrik suatu tegangan listrik, dapat dikatakan sebgai ekstra rendah,rendah, tingga maupun
ekstra tinggi.

Rangkaian Resistor Seri

Rangkaian resistor seri adalah rangkaian dua buah resistor atau lebih yang disusun secara
berurutan atau berderet (seri). Pada rangkaian resistor seri besar arus listrik yang mengaliri
setiap resistor adalah sama, namun untuk tegangan yang terdapat di setiap resistor berbeda.
Semakin besar resistor, maka akan semakin besar pula tegangan yang terdapat pada resistor
tersebut.

iv
Gambar Rangkaian Seri

Gambar Rangkaian Paralel

Rangkaian Resistor Paralel

Rangkaian resistor paralel adalah rangkaian dua buah resistor atau lebih yang disusun
secara sejajar seperti anak tangga (paralel). Pada rangkaian resistor paralel besar tegangan
yang terdapat pada setiap resistor sama, namun utnuk besarnya arus di setiap resistor berbeda.
Semakin besar resistor, maka akan semakin kecil arus yang mengalir pada resistor tersebut.

TinkerCAD

TinkerCAD merupakan sebuah aplikasi berbasis web yang digunakan dalam 3D print-
ing. Fitur TinkerCAD sangatlah mudah dipahami karena tools yang tersedia sangatlah mudah
digunakan. dengan menggunkan TinkerCAD pembuatan desain menjadi lebih mudah. apabila
desain telah selesai dibuat, maka desain tersebut dapat disimpat dalam bentuk STL file. STL file
adalah sebuah jenis format file yang digunakan dalam proses mencetak objek dari mesin print-
ing. data yang dihasilkan oleh TinkerCAD pun cukup akurat, karena TinkerCAD mendesain

v
sendiri data yang dihasilkan secara real.

vi
3 METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada Jumat, 13 September 2019 pukul 07:30-09:30 WIB, di Lab-
oratorium Advance Physics Lantai 4, Laboratorium Terpadu UIN Sunan Gunung Djati Bandung

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini diantaranya adalah :

No Alat dan Bahan jumlah


1 Project Board 1 buah
2 Kabel Penghubung secukupnya
3 Baterai 9V dan kancingnya 1 set
4 Multimeter 1 buah
5 Resistor (2 Ω ,100 Ω , 330 Ω , 5320 Ω ) 4 buah
6 Personal Computer atau Software TinkerCAD 1 set

3.3 Prosedur Percobaan


3.3.1 Percobaan Rangkaian Seri ( Hardware )

Disiapkan alat dan bahan, alat dan bahan dirangkai atau disusun secara seri pada project
board seperti pada gambar yang terdapat pada modul. Disambungkan seluruh komponen seperti
kabel penghubung, resistor yang dipasang pada project board. Ditentukan pula besar masing-
masing resistansi yang akan digunakan, diukur menggunakan multimeter atau diketahui dengan
cara dihitung secara manual berdasarkan warna yang terdapat pada masing-masing resistor.
Setelah itu dihitung resistansi total pada rangkaian seri tersebut. Selanjutnya diberi tegangan
sumber baterai arus dc sebesar 9V yang kemudian dapat diketahui besar tegangan pada masing-
masing resistor menggunakan multimeter dan dijumlahkan hasil dari tegangan pada masing-
masing resistor seperti yang terdapat pada rumus rangkaian seri, kemudian dibandingkan besar
tegangan total yang dihitung secara manual dengan dengan besar tegangan sumber. Setelah itu
dapat diketahui pula besarnya arus yang mengalir pada rangkaian seri tersebut dengan rumus
yang terdapat pada hukum Ohm. Dilakukan sebanyak 2 kali percobaan, dengan diganti salah
satu resistornya pada percobaan yang kedua. Setelah percobaan selesai dilakukan pada eksperi-
men langsung atau melalui project board ditulis data-data yang didapat dan dibandingkan antara
hasil menggunakan project board secara langsung maupun pada software TinkerCAD.

vii
3.4 Diagram Alir
3.4.1 Percobaan Rangkaian Seri ( Hardware)

Mulai

Disiapkan semua alat dan bahan

Semua alat dan bahan disusun dan dirangkai seperti pada gambar di modul

Tentukan besarnya masing-masing resistor yang akan digunakan

Disusun 3 resistor yang digunakan di percobaan pertama pada project board dengan kabel penghubung

Dihitung besar resistansi total

Dihubungkan dengan baterai tegangan sebesar 9V arus DC

Diukur besarnya arus yang mengalir pada rangkaian

Diukur besarnya tegangan yang terdapat pada masing-masing resistor

Dihitung besar tegangan total

Dicatat data-data yang didapatkan pada tabel

Dibandingkan hasil percobaan hardware dengan software TinkerCAD

3.3.2 Percobaan Rangkaian Seri ( Software : TinkerCAD )

Disiapkan personal computer dan dibuka web TinkerCAD. Disiapkan alat dan bahan yang
terdapat pada menu TinkerCAD sesuai dengan yang diperlukan seperti pada modul. Disiapkan
project board, kemudian sama hal nya seperti pada eksperimen secara langsung dipilih 3 resis-
tor yang sudah ditentukan besar resistansinya. Dimulai dengan memasang resistor pada project
board beserta kabel penghubung sesuai dengan gambar yang terdapat pada modul juga dengan
dihubungkan dengan tegangan sumber yakni baterai. Setelah project sudah sesuai dengan gam-
bar yang terdapat pada modul atau rangkaian nya sudah benar, maka didapat data-data seperti

viii
pada eksperimen langsung.Dilakukan hal yang sama dengan mengganti besar resistansi salah
satu resistornya. Kemudian dibandingkan antara data hasil eksperimen langsung dengan hasil
simulasi TinkerCAD.

3.5 Diagram Alir


3.5.1 Percobaan Rangkaian Seri ( Software)

Mulai

Disiapkan Personal Computer dan dibuka Web TinkerCAD

Disiapkan alat dan bahan sesuai modul yang terdapat pada menu TinkerCAD

Disiapkan project board, dipilih 3 resistor yang sudah ditentukan besar resistansinya

Dipasang resistor beserta kabel penghubung sesuai gambar di modul

Resistor disusun secara seri

Jika rangkaian project sudah benar, maka diperoleh data-data

Percobaan kedua, diganti besar resistansi pada salah satu resistor

Dicatat data-data yang diperoleh yaitu besar tegangan dan arus

Dibandingkan antara hasil eksperimen hardware dengan simulasi TinkerCAD

3.3.3 Percobaan Rangkaian Paralel ( Hardware )

Disiapkan alat dan bahan, alat dan bahan dirangkai atau disusun secara paralel pada
project board seperti pada gambar yang terdapat pada modul. Disambungkan seluruh kom-
ponen seperti kabel penghubung, resistor yang dipasang pada project board.Ditentukan pula
besar masing-masing resistansi yang akan digunakan, diukur menggunakan multimeter atau
diketahui dengan cara dihitung secara manual berdasarkan warna yang terdapat pada masing-
masing resistor. Setelah itu dihitung resistansi total pada rangkaian paralel tersebut. Selan-
jutnya diberi teganganya arus dc sebesar 9V yang kemudian dapat diketahui besar tegangan
pada masing-masing resistor menggunakan multimeter dan dijumlahkan hasil dari tegangan

ix
pada masing-masing resistor seperti yang terdapat pada rumus rangkaian paralel, kemudian
dibandingkan besar tegangan total yang dihitung secara manual dengan dengan besar tegangan
sumber. Setelah itu dapat diketahui pula besarnya arus yang mengalir pada rangkaian paralel
tersebut dengan rumus yang terdapat pada hukum Ohm. Dilakukan sebanyak 2 kali percobaan,
dengan diganti salah satu resistornya pada percobaan yang kedua. Setelah percobaan selesai di-
lakukan pada eksperimen langsung atau melalui project board ditulis data-data yang didapat dan
dibandingkan antara hasil menggunakan project board secara langsung maupun pada software
TinkerCAD.

3.6 Diagram Alir


3.6.1 Percobaan Rangkaian Paralel ( Hardware)

Mulai

Disiapkan semua alat dan bahan

Semua alat dan bahan disusun dan dirangkai seperti pada gambar di modul

Tentukan besarnya masing-masing resistor yang akan digunakan

Disusun 3 resistor yang digunakan di percobaan pertama pada project board dengan kabel penghubung

Dihitung besar resistansi total

Dihubungkan dengan baterai tegangan sebesar 9V arus DC

Diukur besarnya tegangan yang terdapat pada rangkaian

Diukur besarnya arus yang terdapat pada masing-masing resistor

Lakukan prosedur yang sama pada percobaan kedua, dengan mengganti salah satu resistornya.

Dicatat data-data yang didapatkan pada tabel

Dibandingkan hasil percobaan hardware dengan software TinkerCAD

x
3.3.4 Percobaan Rangkaian Paralel ( Software : TinkerCAD )

Disiapkan personal computer dan dibuka web TinkerCAD. sesuai dengan yang diper-
lukan seperti pada modul. Dimulai dengan memasang resistor pada project board secara paralel
beserta kabel penghubung sesuai dengan gambar yang terdapat pada modul juga dengan di-
hubungkan dengan tegangan sumber yakni baterai. Setelah project sudah sesuai dengan gambar
yang terdapat pada modul atau rangkaian nya sudah benar, maka didapat data-data seperti pada
eksperimen langsung. Kemudian dibandingkan antara data hasil eksperimen langsung dengan
hasil simulasi TinkerCAD.

3.7 Diagram Alir


3.7.1 Percobaan Rangkaian Paralel ( Software)

Mulai

Disiapkan Personal Computer dan dibuka Web TinkerCAD

Disiapkan alat dan bahan sesuai modul yang terdapat pada menu TinkerCAD

Disiapkan project board, dipilih 3 resistor yang sudah ditentukan besar resistansinya

Dipasang resistor beserta kabel penghubung sesuai gambar di modul

Resistor disusun secara paralel

Jika rangkaian project sudah benar, maka diperoleh data-data

Percobaan kedua, diganti besar resistansi pada salah satu resistor

Dicatat data-data yang diperoleh yaitu besar tegangan dan arus

Dibandingkan antara hasil eksperimen hardware dengan simulasi TinkerCAD

xi
4 Data dan Pembahasan

4.1 Data Hasil Pengamatan


• Setelah melakukan eksperimen, maka didapatkan hasil percobaan sebagai berikut.

• Rangkaian Seri : Hasil eksperimen

Tegangan sumber baterai : 9,8 Volt

No R1(Ω) R2(Ω) R3(Ω) Rtotal(Ω) V1(V) V2(V) V3(V) Vtot(V) I(A)


1. 100 330 5320 5660 0,18 0,53 9,05 9,76 0,0017
2. 100 330 2 432 2,5 6,7 0,23 9,43 0,002

• Rangkaian Seri : Simulasi TinkerCAD

No R1 9(Ω) R2(Ω) R3(Ω) Rtotal(Ω) V1(V) V2(V) V3(V) Vtot(V) I(A) Vs(V)
1. 100 330 5320 5660 0,159 0,525 8,31 9 6 0,0018
2. 100 330 2 432 2,08 6,25 0,0415 8,97 6 0,0018

• Rangkaian Paralel : Hasil eksperimen

Tegangan sumber baterai : 9,8 Volt

No R1(Ω) R2(Ω) R3(Ω) Rtotal(Ω) I1(A) I2(A) I3(A) Is(A) Vtot(IXR)(V)


1. 100 330 5320 75,63 0,098 0,03 0,002 0,13 9,8
2. 100 330 2 1,95 0,3 0,06 4,6 4,96 9,7

• Rangkaian Paralel : TinkerCAD

No R1(Ω) R2(Ω) R3(Ω) Rtot(Ω) I1(A) I2(A) I3(A) Itot(A) V1=V2=V3 Vs(V)
1. 100 330 5320 75,63 0,0509 0,0154 2,54 2,6063 8,82 8,82
2. 100 330 2 1,95 0,0882 0,0267 0,00169 0,11659 5,09 5,09

xii
4.2 Pembahasan
Analisis data : Setelah dilakukan percobaan pada rangkaian seri antara eksperimen lang-
sung (hardware) dengan simulasi TinkerCAD (software), untuk rangakaian tanpa hambatan
pengganti(R3=5320Ω) pada eksperimen langsung diperoleh besar VR total adalah sebesar 9,76
Volt sedangkan di TinkerCAD diperoleh sebesar 9 volt sedangkan untuk rangkaian dengan ham-
batan pengganti(R3=2 Ω) pada eksperimen langsung diperoleh besar VR total adalah sebesar
9,43 Volt sedangkan di TinkerCAD diperoleh sebesar 8,97 volt. Kemudian , untuk rangakaian
paralel tanpa hambatan pengganti pada eksperimen langsung diperoleh besar VR total adalah
sebesar 9,8 Volt sedangkan di TinkerCAD diperoleh sebesar 8,82 Volt sedangkan untuk rangka-
ian dengan hambatan pengganti pada eksperimen langsung diperoleh besar VR total adalah
sebesar 9,7 Volt sedangkan di TinkerCAD diperoleh sebesar 5,09 Volt. Terdapat perbedaan
yang signifikan di rangkaian resistor paralel antara hasil eksperimen langsung dengan simulasi
menggunakan TinkerCAD, dimana pada TinkerCAD apabila resistansi totalnya mendekati orde
kOhm maka tegangan baterai atau tegangan total pada rangkaian di TinkerCAD akan mendekati
angka 8,45 sekian Volt, sedangkan apabila jumlah resistansi totalnya kecil atau ,endekati orde
Ohm didaptkan tegangan baterai atau tegangan total pada rangkaian di TinkerCAD sekitar 5,34
Volt. Hal ini dikarenakan, data yang dihasilkan TinkerCAD adalah hasil dari settingan Tinker-
CAD itu sendiri dan menjadi data nyata yang sudah pasti akan dihasilkan seperti itu.

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan diperoleh data seperti yang terdapat pada
bab 4 tabel data, baik pada percobaan rangkaian seri maupun rangkaian paralel pada simulasi
TinkerCAD dan eksperimen secara langsung. Telah diketahui bahwa dalam teori hukum Ohm
besar arus itu berbanding lurus dengan tegangan, dan berbanding terbalik dengan hambatan atau
resistornya. Telah diketahui pula bahwa pada rangakaian seri, nilai besar arus yang mengalir
pada masing-masing resistor adalah sama, sedangkan pada percobaan rangkaian paralel nilai
atau besar tegangan yang mengalir pada masing-masing resistorlah yang sama. Berdasarkan
simulasi menggunakan TinkerCAD diperolehlah data seperti yang terdapat pada bab 4 tabel
data, dimana semakin besar resistansi dari hambatan maka akan semakin besar pula tegangan
pada hambatan tersebut, baik dari data rangkaian seri tanpa hambatan pengganti (R3= 5320
Ω), rangkaian seri dengan hambatan pengganti (R3= 2 Ω), rangkaian paralel tanpa hambatan
pengganti (R3= 2 Ω) dan rangkaian paralel dengan hambatan pengganti (R3= 2 Ω). Maka data
hasil simulasi pada TinkerCAD ini sesuai dengan teori hukum Ohm, yang membedakan antara
rangkaian seri dan paralel pada data hasil simulasi TinkerCAD adalah apabila pada rangkaian
seri terdapat satu besaran yang nilainya sama, baik pada rangkaian seri tanpa hambatan peng-
ganti (R3= 5320 Ω) maupun dengan hambatan pengganti (R3= 2 Ω), yaitu besar nilai arus yang
mengalir pada setiap resistor atau hambatan nilainya adalah sama. Sedangkan pada rangka-
ian paralel baik tanpa hambatan pengganti (R3= 5320 Ω) maupun dengan hambatan pengganti
(R3= 2 Ω) terdapat satu besaran yang nilainya sama, baik pada rangkaian seri tanpa hambatan
pengganti (R3= 5320 Ω) maupun dengan hambatan pengganti (R3= 2 Ω), yaitu besar nilai tegan-
gan yang terdapat pada masing-masing resistor nilainya adalah sama dengan besarnya tegangan

xiii
sumber baterai , tentulah hasil data dari simulasi TinkerCAD ini sesuai dengan hukum Ohm.
Kemudian pada bab 4 tabel pun terdapat data hasil eksperimen secara langsung, terlihat data-
data yang dihasilkan sesuai dengan teori Hukum Ohm, dimana arus berbanding lurus dengan
tegangan dan berbanding terbalik dengan resistor atau hambatannya, pada rangkaian seri nilai
arus baik pada rangakaian seri tanpa hambatan pengganti (R3= 5320 Ω) maupun pada rangka-
ian seri dengan hambatan pengganti (R3= 2 Ω)nilai arus yang mengalir tetaplah sama pada
masing-masing resistor, begitupun dengan rangkaian paralel dimana tegangan yang mengalir
pada masing-masing resistor ada sama dengan tegangan sumber baterai (atau mendekati den-
gan tegangan sumber baterai).

Adapun konsep Rangkaian pembagi tegangan berdasarkan hukum Ohm pada percobaan
ini yakni rangkaian elektronika yang dapat mengubah sebuah tegangan yang besar menjadi
tegangan yang lebih kecil dengan jumlah satu output atau bisa lebih dalam suatu rangkaian
elektronika. Voltage divider ini memiliki beberapa manfaat atau kegunaan, seperti membuat
tegangan referensi dari sumber tegangan yang lebih besar, memberikan bias pada komponen
elektronika aktif juga memberikan bias pada rangkaian penguat. Rangkaian pembagi tegangan
pada percobaan ini berfungsi untuk membagi tegangan input menjadi beberapa bagian tegangan
output. Pada dasarnya rangkaian pembagi tegangan terdiri dari dua buah resistor yang dirangkai
secara seri. Aturan pembagi tegangan sangatlah sederhana, yaitu tegangan input dibagi secara
proporsional sesuai dengan nilai resistansi 3 resistor yang dirangkai seri.

Kemudian konsep rangkaian pembagi arus berdasarkan hukum Ohm pada percobaan ini
yakni Rangkaian elektornika sederhana yang menggunakan tiga buah komponen resistor yang
salah satu kakinya dihubungkan menjadi satu menuju sumber arus. Rangkaian pembagi arus
atau curent divider sebenarnya sangat penting untuk dipahami terutama untuk pemasangan alat
ukur arus atau ampermeter secara paralel dan pembagian arus pada beban yang lebih dari 1.
Konsep dasar pembagi arus ini adalah menggunakan 3 buah resistor yang salah satu kakinya
dihubungkan menjadi satu ke sumber arus, dan kedua kaki yang lainnya dihubungkan ke beban
yang berbeda.Dapat diketahui bahwa arus terbagi menjadi 3, yaitu masing-masing menjadi I1 ,
I2, dan I3, dimana masing-masing nilai I1,I2, dan I3 tersebut sebanding dengan besarnya nilai
resistor R1 dan R2 yang dilewati arus tersebut. Contoh aplikasi pembagi arus dapat dijumpai
pada pembagian arus untuk LED. Fungsi resistor pada tiap LED selain sebagai pembagi arus
juga berfungsi sebagai pembatas arus yang akan dilewatkan ke LED. Nilai resistor yang ter-
pasang harus sama agar nyala LED sama terang dan pembagian arus dengan beban pun menjadi
seimbang.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi percobaan ini antara lain adalah :

1. Keterbatasan kemampuan pengamatan.

2. Kesalahan paralaks.

xiv
3. Adanya kesalahan atau keliru dalam membaca skala pada multimeter.

xv
5 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
Resistor dalam suatu rangkaian listrik terkadang terpasang dengan jumlah lebih dari dua je-
nis resistor dan memiliki ukuran resistansi yang berbeda-beda pula. Hukum Ohm menyatakan
bahwa besarnya arus berbanding lurus dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan ham-
batan atau resistor. Pada rangkaian seri semua komponen listrik disusun secara sejajar atau
berderet dan berurutan, kabel penghubung pada seluruh komponen tidak memiliki percabangan
sepanjang rangkaian, hanya ada satu jalan yang dapat dilalui oleh arus sehingga pada rangkaian
seri nilai arus yang mengalir pada masing-masing resistor akan sama besarnya.

Pada rangkaian paralel semua komponen listrik disusun secara bersusun, kabel penghubung
pada sebuah rangkaian memiliki percabangan, terdapat beberapa jalan yang dapat dilalui oleh
arus, semua komponen atau rangkaian memiliki tegangan yang sama besarnya. Sesuai dengan
persamaan pada hukum Ohm untuk rangkaian paralel pun akan menghasilkan hambatan total
yang lebih kecil dari hambatan pada tiap-tiap komponen penyusunnya.

Berdasarkan data yang telah diperoleh baik dari hasil eksperimen maupun dengan simu-
lasi TnkerCAD sebenarnya sudah memenuhi bunyi atau aturan dari hukum Ohm, yakni dimana
arus berbanding lurus dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan hambatan. Diketahui
bahwa semakin besar hambatan maka memerlukan tegangan yang semakin besar pula, diketahui
pula bahwa dalam rangkaian resistor seri besar nilai arus yang mengalir untuk rangkaian sama
dengan besarnya arus yang mengalir pada masing-masing resistor dan dalam rangkaian resistor
paralel besar nilai tegangan yang terdapat pada rangkaian sama dengan besarnya tegangan yang
terdapat pada masing-masing resistor.

xvi
References
[1] Abdullah,Mikrajuddin,2017”Fisika Dasar II”.Bandung

[2] Fithriani,Rizka,”Hukum Ohm Laporan Praktikum Fisika Dasar”.22 Mei


2014.Rizkyafithriani95.wordpress.com/2014/05/22/laporan-hukum-ohm/

[3] Mirza, Roki,”Hukum Ohm”.10 Juni 2012.rokim11s.student.ipb.ac.id/2012/06/10/pemuaian-


linear-disusun-oleh-roki-mirza-a14110038/ diakses pada tanggal 14 september
2019,pukul 23.50 WIB

[4] “Pembagi Arus (Current Divider)”.26 Oktober 2018.elektronika-dasar.web.id/pembagi-


arus-current-divider/ diakses pada tanggal 14 september 2019,pukul 23.55 WIB

[5] “Rangkaian Pembagi Tegangan dan Arus Bercabang”.11 Mei


2016.belajarelektronika.net/rangkaian-pembagi-tegangan-dan-arus-bercabang/ diak-
ses pada tanggal 14 september 2019,pukul 23.57 WIB

[6] Tipler, Paul A.,2001 ”Fisika untuk Sains dan Teknik” Jakarta :Erlangga

xvii
LAMPIRAN
Rangkaian Seri

Rangkaian Paralel

Simulasi TinkerCAD Rangkaian Seri Tanpa Hambatan Pengganti

xviii
Simulasi TinkerCAD Rangkaian Seri Dengan Hambatan Pengganti

Simulasi TinkerCAD Rangkaian Seri Dengan Hambatan Pengganti

Simulasi TinkerCAD Rangkaian Seri Tanpa Hambatan Pengganti

xix
Simulasi TinkerCAD Rangkaian Paralel Tanpa Hambatan Pengganti

Simulasi TinkerCAD Rangkaian Paralel Tanpa Hambatan Pengganti

Simulasi TinkerCAD Rangkaian Paralel Dengan Hambatan Pengganti

xx
Simulasi TinkerCAD Rangkaian Paralel Dengan Hambatan Pengganti

xxi

Potrebbero piacerti anche