Sei sulla pagina 1di 8

E-ISSN - 2477-6521

Vol 4(1) Februari 2019 (421-428)

Jurnal Endurance : Kajian Ilmiah Problema Kesehatan


Avalilable Online http://ejournal.kopertis10.or.id/index.php/endurance

Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Suami Terhadap


Pemilihan Kontrasepsi Tubektomi
Nurul Hidayah*, Nurhabibah Lubis
Akademi Kebidanan Sempena Negeri, Jl. Handayani, Pekanbaru, Riau
*
Email korespondensi: Batrisya.Assyifa@gmail.com

Submitted :21-12-2017, Reviewed:06-03-2018, Accepted:17-04-2018


DOI: http://doi.org/10.22216/jen.v4i1.2989

ABSTRACT
Indonesia is still facing the problem of relatively high population growth rate. One way to reduce the
population by promoting Family Planning (KB) program. In the Family Planning Program, one of the
problems faced today is the low use of the Long Term Contraception Method, which is tubectomy
contraception. Based on Indonesia Demographic Health Survey (SDKI) in 2007 tubectomy KB
participants only 3%. The choice of contraceptives can be influenced by several factors including
husband's knowledge and support. This study aims to determine the relationship of knowledge and
support of the husband to Tuberculosis Contraceptive Selection at Puskesmas Sidomulyo Pekanbaru in
2016. This research type is quantitative with cross sectional design. Sampling technique using
accidental sampling, the population in this study amounted to 111 people and the sample amounted to
87 people. Data collection using primary data using questionnaire sheet. The analysis used is univariate
and bivariate with chi square test. The results obtained Knowledge (Pvalue = 0.021) and husband
support (Pvalue = 0,000). These results indicate a relationship of knowledge and support of the
husband to tuberculosis contraceptive selection. In the hope for the health center to increase promotion,
counseling and health education to improve knowledge of mother and husband about tubectomy
contraception.

Keywords : Knowledge; Support Husband; Tubektomi

ABSTRAK
Indonesia masih menghadapi masalah laju pertumbuhan penduduk yang relatif masih tinggi. Salah
satu cara untuk menekan jumlah penduduk dengan menggalakkan program Keluarga Berencana (KB).
Dalam program KB, salah satu masalah yang dihadapi saat ini adalah masih rendahnya penggunaan
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang, yaitu kontrasepsi tubektomi. Berdasarkan Survei Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 peserta KB tubektomi hanya 3% saja. Pemilihan alat
kontrasepsi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pengetahuan dan dukungan suami.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan dukungan suami terhadap
Pemilihan Kontrasepsi tubektomi di Puskesmas Sidomulyo Pekanbaru tahun 2016. Jenis penelitian ini
adalah kuantitatif dengan desain cross sectional. Teknik sampling menggunakan accidental sampling,
populasi dalam penelitian ini berjumlah 111 orang dan sampel berjumlah 87 orang. Pengumpulan data
menggunakan data primer dengan menggunakan lembar kuesioner. Analisa yang digunakan adalah
univariat dan bivariat dengan uji chi square. Hasil penelitian diperoleh Pengetahuan (Pvalue =0,021)
dan dukungan suami (Pvalue=0,000). Hasil ini menunjukkan ada hubungan pengetahuan dan
dukungan suami terhadap pemilihan kontrasepsi tubektomi. Di harapkan bagi pihak Puskesmas untuk
meningkatkan promosi, konseling dan penyuluhan kesehatan guna meningkatkan pengetahuan ibu dan
suami tentang kontrasepsi tubektomi.

Kata Kunci: Pengetahuan; Dukungan Suami; Tubektomi

LLDIKTI Wilayah X 421


Nurul Hidayah and Nurhabibah Lubis| Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Suami
Terhadap Pemilihan Kontrasepsi Tubektomi

(421-428)
PENDAHULUAN 23,6% menjadi 27,6%, di Asia telah
Kontrasepsi merupakan upaya meningkat dari 60,9% menjadi 61,6%,
pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sedangkan Amerika latin dan Karibia naik
sperma (konsepsi). Terdapat beberapa sedikit dari 66,7% menjadi 67,0%.
metode yang digunakan dalam kontrasepsi. Diperkiraan 225 juta perempuan di negara-
Kontrasepsi mantap merupakan salah satu negara berkembang ingin menunda atau
metode kontrasepsi yang bersifat menghentikan kesuburan tetapi tidak
permanen. Kontrasepsi ini hanya menggunakan metode kontrasepsi apapun
diperkenankan bagi mereka yang sudah dengan alasan terbatasnya pilihan metode
mantap memutuskan untuk tidak lagi kontrasepsi dan pengalaman efek samping.
mempunyai anak. Kontrasepsi mantap Kebutuhan yang belum terpenuhi untuk
terdiri dari tubektomi (pada perempuan) kontrasepsi masih terlalu tinggi (Natsir,
dan vasektomi (pada laki-laki). 2013)
Tubektomi adalah tindakan Masalah yang terdapat di Indonesia
mengikat atau memotong saluran telur adalah laju pertumbuhan penduduk yang
wanita sehingga sperma tidak dapat relatif masih tinggi. Penduduk pertengahan
bertemu dengan ovum yang mengakibatkan 2013 sebesar 248,8 juta jiwa dengan laju
orang yang bersangkutan tidak akan pertumbuhan penduduk sebesar 1,48%.
mendapatkan keturunan lagi (Nina Siti Laju pertumbuhan ditentukan oleh
Mulyani, 2013) kelahiran dan kematian dengan adanya
Saat ini Indonesia masih perbaikan pelayanan kesehatan
menghadapi masalah kependudukan yang menyebabkan tingkat kematian rendah,
belum banyak berbeda dari tahun 1970, sedangkan tingkat kelahiran tetap tinggi hal
baik yang menyangkut masalah jumlah dan ini penyebab utama ledakan jumlah
pertumbuhan penduduk, persebaran dan penduduk. Salah satu cara untuk menekan
kepadatan penduduk, struktur umur jumlah penduduk dengan menggalakan
penduduk maupun kualitas penduduk. program Keluarga Berencana (BPS, 2013)
Upaya mengatasi masalah kependudukan Pencegahan kematian dan kesakitan
tesebut dilakukan oleh banyak pihak, ibu merupakan alasan utama diperlukannya
instansi/departemen, lembaga, masyarakat pelayanan keluarga berencana. Masih
secara bersama-sama. Upaya yang banyak alasan lain, misalnya membebaskan
dilakukan antara lain dengan menurunkan wanita dari rasa khawatir terhadap
tingkat pertumbuhan penduduk dengan terjadinya kehamilan yang tidak
menurunkan tingkat fertilitas, menurunkan diinginkan, terjadinya gangguan fisik atau
Total Fertility Rates (TFR) dengan gerakan psikologik akibat tindakan abortus yang
KB Nasional (Meilani, N, 2010) tidak aman, serta tuntutan perkembangan
Menurut World Health sosial terhadap peningkatan status
Organization (WHO, 2014) penggunaan perempuan di masyarakat (Sarwono, 2006)
kontrasepsi telah meningkat di banyak Menurut World Health
bagian dunia, terutama di Asia, Amerika Organization (WHO) Keluarga Berencana
Latin dan terendah di Sub-Sahara Afrika. adalah tindakan yang membantu
Secara global, pengguna kontrasepsi individu/pasangan suami istri untuk
modern telah meningkat dengan tidak mendapatkan objek-objek tertentu,
signifikan dari 54% pada tahun 1990 menghindari kelahiran yang tidak
menjadi 57,4% pada tahun 2014. Secara diinginkan, mendapatkan kelahiran yang
regional, proporsi pasangan usia subur 15- diinginkan, mengatur interval diantara
49 tahun melaporkan penggunaan metode kehamilan dan menentukan jumlah anak
kontrasepsi modern telah meningkat dalam keluarga (Anggraini, 2012)
minimal 6 tahun terakhir. Di Afrika dari

LLDIKTI Wilayah X 422


Nurul Hidayah and Nurhabibah Lubis| Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Suami
Terhadap Pemilihan Kontrasepsi Tubektomi

(421-428)
Dalam program KB, salah satu didapatkan ada pengaruh signifikan antara
masalah yang dihadapi saat ini adalah motivasi, pengetahuan, sikap dan dukungan
masih rendahnya penggunaan Metode suami terhadap minat PUS dalam
Kontrasepsi Jangka Panjang, yaitu menggunakan kontrasepsi tubektomi.
kontrasepsi tubektomi. Berdasarkan Survei Berdasarkan fenomena diatas,
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI), menunjukkan bahwa ada beberapa faktor
peserta KB tubektomi sempat mengalami yang berhubungan dengan pemilihan alat
peningkatan sebesar 3,7% (SDKI 2002/03) kontrasepsi tubektomi antara lain
dari 56,6% akseptor KB, namun kembali pengetahuan dan dukungan suami.
turun menjadi 3% (SDKI 2007). Padahal Sehingga peneliti tertarik ingin melakukan
salah satu sasaran strategis di bidang KB penelitian yang bertujuan untuk
yang harus dicapai oleh BKKBN sampai mengetahui “Hubungan Pengetahuan dan
dengan tahun 2014 dalam rangka Dukungan Suami Terhadap Pemilihan
pencapaian penurunan Laju Pertumbuhan Kontrasepsi Tubektomi di Pekanbaru
Penduduk menjadi 1,1%, Total Fertility Tahun 2016”
Rate (TFR) menjadi 2,1, Net Reproductive
Rate (NRR)=1, unmet need 5%, dan METODE PENELITIAN
Contraceptive Prevalence Rate (CPR) 65% Dalam penelitian ini penulis
salah satunya adalah meningkatnya menggunakan jenis penelitian kuantitatif
persentase peserta KB aktif MKJP dengan analitik kolerasi. Penelitian ini
khususnya tubektomi yaitu 27,5% dilaksanakan di Puskesmas Sidomulyo
(Witjaksono, 2012) Pekanbaru Tahun 2016. Tujuan penelitian
Sterilisasi (tubektomi) merupakan ini untuk mengetahui hubungan
salah kontrasepsi yang paling efektif. pengetahuan dan dukungan suami terhadap
Keefektifan metode sterilisasi mencapai pemilihan kontrasepsi tubektomi. Adapun
98,85% bila dilakukan sesuai dengan desain penelitian ini adalah cross
standar operasional prosedur yang telah sectional. Data diperoleh dengan
ditetapkan. Tubektomi memiliki menggunakan instrumen kuesioner.
keuntungan karena keluhan lebih sedikit Adapun subjek penelitian ini adalah seluruh
dibandingkan dengan cara kontrasepsi yang Pasangan Usia Subur yang berjumlah 111
lain. Selain itu kontrasepsi ini juga lebih orang, dengan sampel 87 orang.
praktis karena hanya memerlukan satu kali Pengolahan data dilakukan mulai dari
tindakan saja (Endang Purwoastuti, 2015) editing, Coding, Skoring dan Tabulating.
Di dalam pelaksanaan program, Analisis data dilakukan secara univariat
animo masyarakat terhadap sterilisasi untuk mempresentasikan gambaran
sangat kurang. Peserta sterilisasi sejak distribusi dari semua variabel dan analisis
program KB dicanangkan pada tahun 1970 bivariat untuk melihat hubungan antar
hingga saat ini masih menunjukkan angka variabel. Hipotesis penelitian ini ada
yang sangat sedikit (BKKBN, 2011) hubungan antara pengetahuan dan
Pemilihan alat kontrasepsi dapat dukungan suami terhadap pemilihan
dipengaruhi oleh beberapa karakteristik kontrasepsi tubektomi.
akseptor KB seperti pendidikan, tingkat
pengetahuan, pekerjaan, sikap, umur, HASIL DAN PEMBAHASAN
jumlah anak (paritas), dukungan suami, dan 1. Analisis Univariat
ekonomi (Dewi, 2013) Distribusi Frekuensi Tubektomi
Berdasarkan penelitian (Kristina, I, Dari hasil penelitian ini, distribusi
2013) tentang faktor-faktor yang frekuensi ibu yang memilih kontrasepsi
berpengaruh terhadap rendahnya minat tubektomi dapat dilihat pada tabel berikut:
dalam menggunakan kontrasepsi tubektomi

LLDIKTI Wilayah X 423


Nurul Hidayah and Nurhabibah Lubis| Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Suami
Terhadap Pemilihan Kontrasepsi Tubektomi

(421-428)
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Tubektomi Pada Pasangan Usia Subur
Tubektomi Frekuensi %
Ya 20 23

Tidak 67 77

Total 91 100

Berdasarkan tabel 1.1, dapat Distribusi Frekuensi Pengetahuan


digambarkan bahwa mayoritas responden Dari hasil penelitian ini, distribusi
tidak memilih kontrasepsi Tubektomi frekuensi pengetahuan Responden dapat
sebanyak 67 orang (77%). dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Pada Pasangan Usia Subur


Pengetahuan Frekuensi %
Baik 44 50,6
Kurang 43 49,4
Total 87 100

Berdasarkan tabel 1.2, dapat Distribusi Frekuensi Dukungan Suami


digambarkan bahwa mayoritas responden Dari hasil penelitian ini, distribusi
memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak frekuensi Dukungan Suami dapat dilihat
44 orang (50,6%). pada tabel berikut:

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Dukungan Suami Pada Pasangan Usia Subur


Dukungan Suami Frekuensi %
Ya 34 39,1
Tidak 53 60,9
Total 87 100

Berdasarkan tabel 1.3, dapat Pemilihan Kontrasepsi Tubektomi


digambarkan bahwa mayoritas responden Berdasarkan uji statistik yang telah
tidak mendapatkan dukungan suami yaitu dilakukan dengan menggunakan uji Chi
sebanyak 53 orang (60,9%). Square untuk mengetahui hubungan
pengetahuan dengan pemilihan
2. Analisis Bivariat kontrasepsi tubektomi, maka diperoleh
Hubungan Pengetahuan Dengan hasil sebagai berikut:

LLDIKTI Wilayah X 424


Nurul Hidayah and Nurhabibah Lubis| Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Suami
Terhadap Pemilihan Kontrasepsi Tubektomi

(421-428)
Tabel 4
Korelasi Hubungan Pengetahuan dengan Pemilihan Kontrasepsi Tubektomi Di
Puskesmas Sidomulyo PekanbaruTahun 2016

Tubektomi
Total P α
Pengetahuan Ya Tidak
N % N % N %
Baik 15 34.1% 29 65,9 % 44 100 %
0.021 0.05
Kurang 5 11,6% 38 88,4% 43 100 %
Total 20 23% 67 77% 87 100 %
Sumber : Data Primer Tahun 2016

Dari tabel 2.1 diatas dapat dilihat menentukan tindakan yang perlu
bahwa dari 44 ibu yang berpengetahuan dilakukan termasuk upaya dalam
baik, 15 orang (34,1%) memilih tubektomi, penggunaan kontrasepsi metode
29 orang (65,9%) tidak tubektomi dan dari tubektomi (Rahman, Zulfajri, 2017)
43 ibu yang berpengetahuan kurang 5 orang Dari hasil penelitian diatas terlihat
(11,6%) memilih tubektomi, 38 orang bahwa pemakaian tubektomi lebih banyak
(88,4%) tidak memilih tubektomi. pada responden yang berpengetahuan baik
Dari hasil uji chi-square, dengan daripada yang berpengetahuan kurang.
menggunakan sistem komputerisasi Menurut asumsi peneliti, pengetahuan
menunjukkan hasil dengan p-value =0.021 menyumbangkan peran yang menentukan
Maka Ho di tolak dan Ha diterima artinya dalam pengambilan keputusan termasuk
ada hubungan yang bermakna antara dalam memilih alat kontrasepsi tertentu.
Pengetahuan Dengan Pemilihan Semakin tinggi tingkat pengetahuan
Kontrasepsi Tubektomi di Puskesmas tentang alat kontrasepsi, maka makin
Sidomulyo Tahun 2016. meningkat pula perannya sebagai
Hal ini sejalan dengan penelitian pengambil keputusan. Salah satu
(Rahmania, 2015) dimana hasil penelitian pengetahuan yang mendukung responden
menunjukkan bahwa ada hubungan antara memilih kontrasepsi tubektomi adalah
pengetahuan dengan pemilihan dengan mengetahui bahwa sebenarnya
kontrasepsi MOW dengan nilai p = 0,008 tubektomi merupakan kontrasepsi yang
< 0,05. memiliki efek samping yang lebih sedikit.
Pengetahuan adalah hasil dari tahu Studi yang dilakukan dengan
yang dapat diperoleh dari panca indera wawancara langsung kepada Semua wanita
seperti mata, telinga, hidung, lidah dan menikah yang usianya 15 hingga 49 tahun
kulit. Tingkat pengetahuan sangat Dengan memilih secara acak 430 wanita di
berpengaruh terhadap proses menerima Bangladesh diperoleh hasil bahwa
atau menolak inovasi. Roger (1983) dalam pengetahuan yang lebih tinggi
(Notoatmodjo, 2010b), prilaku yang mempengaruhi secara signifikan terhadap
didasari oleh pengetahuan akan lebih penggunaan kontrasepsi modern. Wanita
langgeng dari pada prilaku yang tidak yang memiliki pengetahuan yang tepat
didasari oleh pengetahuan. Tentang kontrasepsi akan memahami
Pengetahuan sebenarnya merupakan tentang efek samping kontrasepsi, sehingga
dasar untuk bertindak atau berperilaku mereka lebih suka menggunakan
benar atau salah dalam memilih alat kontrasepsi modern walaupun harus dengan
kontrasepsi. Dengan pengetahuan yang cara operasi (Islam & Hasan, 2016)
baik, seseorang akan mempunyai sikap
yang positif terhadap suatu hal dan akan

LLDIKTI Wilayah X 425


Nurul Hidayah and Nurhabibah Lubis| Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Suami
Terhadap Pemilihan Kontrasepsi Tubektomi

(421-428)
Hubungan Dukungan Suami Dengan Square untuk mengetahui hubungan
Pemilihan Kontrasepsi Tubektomi dukungan suami dengan pemilihan
Berdasarkan uji statistik yang telah kontrasepsi tubektomi, maka diperoleh
dilakukan dengan menggunakan uji Chi hasil sebagai berikut:

Tabel 5
Korelasi Hubungan Dukungan Suami dengan Pemilihan Kontrasepsi Tubektomi Di
Puskesmas Sidomulyo Pekanbaru Tahun 2016

Tubektomi
Dukungan Total P α
Ya Tidak
Suami
n % N % N %
Ya 20 58,8 % 14 41,2 % 34 100 %
0.05
Tidak 0 0% 53 40,8 % 53 100 % 0.000
Total 20 23 % 67 77 % 87 100 %
Sumber: Data Primer, 2016
Dari tabel 2.2 tersebut terlihat bahwa memberikan motivasi atau keputusan suami
dari 34 ibu yang mendapatkan dukungan dalam mengizinkan seorang istri untuk ikut
suami, 20 orang memilih tubektomi dan 14 serta dalam pemilihan alat kontrasepsi
orang tidak memilih tubektomi dan dari 53 (Irianto, 2015; Notoatmodjo, 2010a)
ibu yang mendapat dukungan suami, tidak Sebuah riset kualitatif di Delhi
ada yang memilih tubektomi (0) dan 53 tentang persepsi wanita dan sikap mereka
tidak memilih tubektomi. terhadap keluarga berencana dengan
Dari hasil uji chi-square, dengan metode FGD. Dari 36 wanita, 32
menggunakan sistem komputerisasi diantaranya menyatakan bahwa suami
menunjukkan hasil dengan p-value =0.000 mereka dan anggota keluarga lainnya
Maka Ha di terima dan Ho ditolak artinya (terutama ibu mertua) melarang mereka
ada hubungan yang bermakna antara untuk menggunakan alat kontrasepsi.
Dukungan Suami Dengan Pemilihan Bahkan mereka menyatakan adalah hal
Kontrasepsi Tubektomi di Puskesmas yang salah bila memakai alat kontrasepsi
Sidomulyo Tahun 2016. tanpa persetujuan suami (Garg,
Hal ini sejalan dengan penelitian Shyamsunder, Singh, & Avtar, 2010)
(Syahda, S, 2017) yang menunjukkan Dari hasil penelitian ini, terlihat
bahwa terdapat hubungan antara dukungan bahwa seluruh responden yang tidak
suami dengan pemilihan kontrasepsi mendapatkan dukungan dari suami, tidak
tubektomi dengan nilai pvalue 0,003< ada satupun yang memilih tubektomi
0,005. sebagai kontrasepsi. Ini menunjukkan
Hasil Survey nasional Gallo (1985) hubungan yang kuat antara dukungan suami
dalam (Hidayah, Sihotang, & Lestari, 2018) dengan pemilihan kontrasepsi tubektomi.
menyatakan bahwa dukungan keluarga Menurut asumsi peneliti, di Indonesia,
sangat berhubungan dengan masalah keputusan suami dalam mengizinkan istri
kesehatan, bantuan terbanyak yang adalah pedoman penting bagi istri untuk
didapatkan oleh individu adalah dari menggunakan alat kontrasepsi. Bila suami
keluarganya dibandingkan sumber bantuan tidak mengizinkan atau mendukung, hanya
lainnya. sedikit istri yang berani untuk tetap
Suami merupakan bagian dari keluarga memasang alat kontrasepsi tersebut dalam
yang sangat berperan dalam kehidupan dan melaksanakan KB, apalagi tubektomi
kesehatan istrinya. Dukungan suami adalah merupakan kontrasepsi mantap yang

LLDIKTI Wilayah X 426


Nurul Hidayah and Nurhabibah Lubis| Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Suami
Terhadap Pemilihan Kontrasepsi Tubektomi

(421-428)
memiliki peluang yang sangat kecil untuk Dengan Pemberian Imunisasi Dasar
bisa hamil. Lengkap Pada Bayi Tahun 2017.
Jurnal Endurance, 3(1), 153–161.
SIMPULAN https://doi.org/http://doi.org/10.22216
Berdasarkan hasil penelitian /jen.v3i1.2820.
ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan pengetahuan dan dukungan Irianto, K. (2015). Kesehatan Reproduksi
suami terhadap pemilihan kontrasepsi Teori & Praktikum. Bandung:
Tubektomi pada Pasangan Usia Subur di Alfabeta.
Puskesmas Sidomulyo Pekanbaru Tahun
Islam, S., & Hasan, M. (2016). Women
2016. Di harapkan bagi pihak Puskesmas
Knowledge , Attitude , Approval of
untuk meningkatkan promosi, konseling
Family Planning and Contraceptive
dan penyuluhan kesehatan guna
Use in Bangladesh. Asia Pacific
meningkatkan pengetahuan ibu dan suami
Journal of Multidisciplinary
tentang kontrasepsi tubektomi.
Research, 4(2), 76–82.
DAFTAR PUSTAKA
Kristina, I, D. (2013). Faktor-Faktor Yang
Anggraini, Y. (2012). Pelayanan Keluarga
Berpengaruh terhadap Rendahnya
Berencana. Yogyakarta: Rohima
Minat Dalam Menggunakan
Press.
Kontrasepsi MOW pada PUS di Desa
BKKBN. (2011). Sterilisasi Kurang Tanon Kecamatan Papar Kabupaten
Mendongkrak Penurunan Fertilitas. Kediri. Stikes Surya Mitra Husada
Retrieved from Kediri.
http://www.bkkbn.go.id/litbang/pusna
Meilani, N, D. (2010). Pelayanan Keluarga
/data/Policybrief1%5BI%5D.PDF
Berencana Dilengkapi dengan
BPS. (2013). Survey Demografi Kesehatan Penuntun Belajar. Yogyakarta:
Indonesia 2012. Jakarta. Fitramaya.

Dewi, K. (2013). Kesehatan Reproduksi Natsir, A. (2013). Kewenangan Badan


Dan Keluarga Berencana. jakarta: Keluarga Berencana Dan
CV. Trans Info Media. Pemberdayaan Perempuan (BKB dan
PP) Di Bidang Pelayanan.
Endang Purwoastuti, E. S. W. (2015).
Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Nina Siti Mulyani, M. R. (2013). Keluarga
Berencana. Yogyakarta: Pustaka Baru Berencana dan Alat Kontrasepsi.
Press. Yogyakarta: Numed.

Garg, R., Shyamsunder, D., Singh, T., & Notoatmodjo, S. (2010a). Kesehatan
Avtar, P. (2010). Health And Masyarakat Ilmu dan Seni. jakarta:
Population : Perspectives And Issues [ Rineka Cipta.
Incorporating Nihae Bulletin ( Estd .
Notoatmodjo, S. (2010b). Promosi
1968 ) And The Journal Of Population
Kesehatan Teori Dan Aplikasi.
Research ( Estd . 1974 )] Volume 33
jakarta: Rineka Cipta.
Editorial : Role Of Medical Personnel
In Promoting. Health and Population: Rahman, Zulfajri, D. (2017). the Factors
Perspectives and Issues, 33(1), 1–64. Related To the Application of
Contraception Method of Women
Hidayah, N., Sihotang, H. M., & Lestari,
Operation ( Mow ), 7(November).
W. (2018). Faktor Yang Berhubungan

LLDIKTI Wilayah X 427


Nurul Hidayah and Nurhabibah Lubis| Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Suami
Terhadap Pemilihan Kontrasepsi Tubektomi

(421-428)
Rahmania, D. (2015). Beberapa Faktor Syahda, S, D. (2017). Hubungan Sikap Ibu
Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Dan Dukungan Suami Dengan
Kontrasepsi Metode Operatif Wanita Pemilihan Kontrasepsi Tubektomi Di
(Mow) Pada Akseptor Keluarga Desa Sialang Kubang Wilayah Kerja
Berencana (Kb) Di Desa Bejalen Puskesmas Perhentian Raja Tahun
Kecamatan Ambarawa Kabupaten 2016. Doppler Universitas Pahlawan
Semarang. Keluarga Berencana, 1– Tuanku Tambusai, Vol 1 No 2, 46–57.
14.
Witjaksono, J. (2012). Rencana Aksi
Sarwono, P. (2006). Buku Panduan Praktis Keluarga Berencana dan Kesehatan
Pelayanan Kontrasepsi. jakarta: Reproduksi.
Yayasan Bina Pustaka.

LLDIKTI Wilayah X 428

Potrebbero piacerti anche