Sei sulla pagina 1di 9

Analisis SWOT: Faktor Internal dan Eksternal pada Pengembangan...

Jurnal Agroteknologi, Vol. 12 No. 02 (2018)

ANALISIS SWOT: FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL PADA


PENGEMBANGAN USAHA GULA MERAH TEBU
(Studi Kasus di UKM Bumi Asih, Kabupaten Bondowoso)
SWOT Analysis: Internal and Eksternal Factor on Business Development of
Brown Sugar Cane
(Case Study in The UKM Bumi Asih, Bondowoso Regency)

Yani Subaktilah1)*, Nita Kuswardani1), Sih Yuwanti1)


1)
Prodi Magister Teknologi Agroindustri, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegalboto Jember 68121, Indonesia
*E-mail: yanz_yans@yahoo.com

ABSTRACT

One product from the sugar cane is brown sugar cane. ‘UKM Bumi Asih’ is one of
the producer of the sugar cane in Bondowoso Regency. Brown sugar cane has potential prospect to
developed because it can be used to any purposed (for household needs and beverage industries).
This study was aimed to identify the internal and external factors that affected business development
of brown sugar cane. The study were used the methods of internal factor evaluation (IFE) and
eksternal factor evaluation (EFE). Internal factor analysis was performed to identify the company's
internal strengths that can be used and anticipated weaknesses. External factor analysis was
conducted to identify opportunities that can be exploited and threats that can be avoided. The scores
output from matrix IFE and EFE were all categorized with total score 2.812 for internal factors and
3.0315 for external factor. Both scores were above 2.5 which meas that the internal position was
strong enough. So its has the ability above the average to take advantage of the power and
opportunities to anticipated the internal weakness and the threats.

Keywords: brown sugar cane, eksternal factor, internal factor

PENDAHULUAN dan diaduk-aduk hingga terjadi


Salah satu agroindustri yang saat ini pengentalan. Selanjutnya dituang pada
cukup dikenal masyarakat adalah wadah, dibiarkan membeku, memadat dan
agroindustri gula merah tebu (GMT). mendingin.
Pengembangan agroindustri gula merah Produksi gula merah tebu dilakukan
tebu memberikan potensi keuntungan bagi sebagai pemanfaatan bahan baku tebu
pengembangan ekonomi di perdesaan. yang seringkali tidak terserap oleh pabrik
Pengembangan agroindustri gula merah gula besar karena adanya kelebihan
tebu juga akan memacu kegiatan ekonomi produksi tebu. Terbukanya peluang ekspor
ke hulu dan ke hilir, yaitu berkembangnya untuk produk gula merah tebu juga
kegiatan supply bahan baku tebu, bahan semakin menguntungkan industri gula
pembantu, mesin dan peralatan merah tebu.
agroindustri, serta pengembangan industri- Salah satu industri gula merah tebu
industri pangan (Sukardi, 2010). yang berada di Kediri, Jawa Timur,
Menurut Latief et al. (2015) gula merupakan salah satu contoh industri gula
merah tebu diperoleh dari proses merah yang telah mencapai pasar ekspor
pengolahan air/sari tebu yang disebut nira ke Jepang. Gula merah tebu umumnya
yaitu air yang keluar dari penggilingan diproduksi oleh industri-industri kecil atau
batang tebu, kemudian nira ini disaring rumah tangga yang biasanya dilakukan
dan ditambahkan larutan kapur secara turun-temurun dan dengan
secukupnya, dipanaskan hingga mendidih menggunakan peralatan yang sederhana.

107
Analisis SWOT: Faktor Internal dan Eksternal pada Pengembangan...
Jurnal Agroteknologi, Vol. 12 No. 02 (2018)

Hal tersebut menyebabkan hasil produksi mendeteksikan setiap kelemahan dan


tidak selalu seperti yang diharapkan. kelebihan sebuah institusi sehingga
Beberapa kendala yang sering bermanfaat dalam meminimalisasikan
ditemui dalam pengembangan usaha dampak atau konsekuensi yang akan
industri-industri kecil yaitu keterbatasan terjadi dimasa akan datang (Coman, 2009).
teknologi yang digunakan, kualitas sumber Analisis faktor internal eksternal
daya manusia (SDM), belum tercapainya merupakan metode analisis SWOT yang
iklim yang kondusif dan infrastruktur dapat digunakan untuk mengidentifikasi
pendukung pengembangan yang masih faktor internal dan eksternal yang ada di
terbatas, serta pemasaran dan distribusi lingkungan perusahaan. Selanjutnya dapat
yang belum berkembang. Dalam upaya diketahui faktor internal dan eksternal dan
meningkatkan keunggulan kompetitif dari bagaimana pengaruhnya terhadap
industri ini, maka diperlukan adanya perusahaan.
pengembangan dengan memanfaatkan Oleh karena itu, dilakukan analisis
keunggulan dan peluang yang ada. faktor internal eksternal untuk
UKM Bumi Asih merupakan UKM mengidentifikasi faktor-faktor baik berupa
yang memproduksi gula merah tebu di kekuatan, kelemahan maupun peluang dan
Bondowoso. Gula merah tebu UKM Bumi ancaman. Faktor-faktor tersebut dapat
Asih memiliki potensi untuk mempengaruhi pengembangan usaha gula
dikembangkan karena penggunaannya merah tebu pada UKM Bumi Asih
tidak hanya untuk kebutuhan rumah tangga sehingga dapat dijadikan sebagai referensi
tetapi juga untuk kebutuhan berbagai dalam tindak lanjut usaha.
industri antara lain industri kecap, jamu,
dan makanan. Hal tersebut menyebabkan METODE PENELITIAN
permintaan akan gula merah tebu semakin
meningkat. Alat dan Bahan
UKM Bumi Asih perlu untuk Alat yang digunakan adalah
mengetahui faktor-faktor apa saja yang software microsoft excel. Bahan yang
dapat mempengaruhi perkembangan digunakan adalah gula merah tebu yang
perusahaan baik dari sisi internal maupun diproduksi oleh UKM Bumi Asih dan
eksternal perusahaan. Dengan produk pesaing yaitu gula merah tebu Soya
diketahuinya faktor internal dan eksternal Agrina dan Gula Jawa Alamia. Data yang
maka perusahaan akan lebih optimal dalam diperlukan yaitu data primer dan data
memanfaatkan peluang-peluang ataupun sekunder. Data primer diperoleh melalui
kekuatan yang ada untuk mengatasi kuisioner dan wawancara responden.
kelemahan dan ancaman yang dihadapi. Responden terdiri dari empat orang
Identifikasi faktor internal eksternal pada yang sudah dianggap mengerti dan paham
UKM Bumi Asih dapat dilakukan dengan dengan kondisi dan permasalahan
analisis SWOT. mengenai industri gula merah tebu, yang
Analisis SWOT digunakan untuk terdiri dari dosen Magister Teknologi
mengetahui faktor internal (kekuatan dan Agroindustri Fakultas Teknologi Pertanian
kelemahan) yang dimiliki perusahaan serta Universitas Jember, staff bagian IKM
faktor eksternal (peluang dan ancaman) Dinas Koperasi, Perindustrian dan
yang tengah dihadapi perusahaan. Menurut Perdagangan serta pimpinan dan karyawan
Rangkuti (2006), analisis SWOT adalah UKM Bumi Asih. Data sekunder diperoleh
analisis yang berguna untuk memperoleh dengan mengumpulkan data-data yang
formulasi strategi yang tepat. Analisis berhubungan dengan faktor internal dan
SWOT memiliki beberapa kelebihan, faktor eksternal dari studi pustaka.
diantaranya model analisis ini mampu

108
Analisis SWOT: Faktor Internal dan Eksternal pada Pengembangan...
Jurnal Agroteknologi, Vol. 12 No. 02 (2018)

Kerangka Pemikiran Tahapan Penelitian


Gula merah tebu merupakan salah Tahap studi pendahuluan berupa
satu produk olahan nira tebu yang studi pustaka dan survei, selanjutnya
memiliki nilai ekonomis cukup tinggi dan dilakukan identifikasi faktor internal dan
memiliki prospek yang bagus untuk faktor eksternal dengan analisis IFE dan
dikembangkan. Hal ini dikarenakan EFE. Studi pendahuluan dilakukan
kebutuhan akan gula merah tebu dipasaran melalui pengkajian pustaka dan survei
semakin meningkat. Penggunaan gula pendahuluan yang menghasilkan
merah tebu tidak hanya untuk industri informasi tentang permasalahan yang
jamu akan tetapi juga untuk industri dihadapi oleh UKM Bumi Asih, dan
makanan dan minuman. lingkungan internal dan eksternal terhadap
Gula merah tebu UKM Bumi Asih jalannya usaha gula merah tebu UKM
berpotensi dikembangkan karena Bumi Asih.
permintaan akan produk terus bertambah Survei pendahuluan dilakukan
dan UKM serupa belum banyak. Akan dengan cara menyebarkan kuesioner.
tetapi dalam prosesnya masih banyak Jumlah responden yang digunakan
ditemukan beberapa faktor yang dapat untuk keperluan analisis adalah 4 orang
menjadi hambatan dalam prosesnya. Oleh yang paham mengenai kondisi dan
karena itu perlu dilakukan identifikasi permasalahan industri gula merah tebu.
mengenai faktor apa saja yang dapat Data yang diperoleh akan digunakan
mempengaruhi jalannya perusahaan. Baik untuk mengetahui skor faktor internal dan
dari dalam maupun lingkungan luar faktor eksternal serta pengaruhnya
perusahaan. Identifikasi faktor internal dan terhadap pengembangan usaha.
eksternal perusahaan dilakukan dengan Identifikasi faktor internal dan eksternal
menggunakan analisis SWOT yaitu dilakukan dengan analisis internal factor
analisis faktor internal dan eksternal. evaluation (IFE) dan eksternal factor
Analisis faktor internal dan faktor evaluation (EFE).
eksternal dapat digunakan untuk
mengetahui faktor internal apa saja yang Metode Analisis
dapat mempengaruhi pengembangan usaha Penelitian dilakukan di Desa
baik kelemahan maupun kekuatan. Wonokusumo, Kecamatan Tapen
Analisis faktor eksternal digunakan untuk Kabupaten Bondowoso. Pengumpulan data
menentukan peluang serta ancaman yang dalam penelitian ini menggunakan teknik
dihadapi perusahaan dalam pengembangan studi literatur, pengamatan lapangan,
usahanya. wawancara dan diskusi dengan pakar, serta
pengisian kuesioner. Dalam penelitian
ini, analisis yang digunakan adalah analisis
UKM Bumi Asih
internal factor evaluation (IFE) dan
eksternal factor evaluation (EFE). Analisis
Analisis lingkungan internal eksternal ini merupakan identifikasi berbagai faktor
UKM Bumi Asih secara sistematis untuk dapat
memaksimalkan kekuatan (strenghts) dan
Faktor internal dan faktor eksternal peluang (opportunities) namun secara
UKM Bumi Asih bersamaan bisa meminimalkan kelemahan
(weakness) dan ancaman (threats). Lebih
Posisi UKM Bumi Asih dalam IFE dan lanjut dijelaskan bahwa tahapan analisis
EFE IFE dan EFE adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian

109
Analisis SWOT: Faktor Internal dan Eksternal pada Pengembangan...
Jurnal Agroteknologi, Vol. 12 No. 02 (2018)

a. Prosedur Teknik IFE b. Prosedur Teknik EFE


Analisis lingkungan internal (IFE) 1) identifikasi faktor peluang dan
dilakukan untuk mengetahui berbagai ancaman pada tabel, kolom 1. Susun
kemungkinan kekuatan dan kelemahan. 5 sampai dengan 10 faktor dari
Adapun langkah penyusunannya yaitu: peluang dan ancaman (Rangkuti,
1) identifikasi faktor-faktor kekuatan dan 2001).
kelemahan pada Tabel IFE kolom 2) pemberian bobot masing-masing
1. Susun 5 sampai dengan 10 faktor faktor strategis pada kolom 2, dengan
dari kekuatan, kelemahan (Rangkuti, skala 1,0 (sangat penting) sampai
2001). dengan 0,0 (tidak penting). Semua
2) pemberian bobot masing-masing bobot berjumlah tidak melebihi skor
faktor strategis pada kolom 2, dengan total = 1,00. Faktor-faktor itu diberi
skala 1,0 (sangat penting) sampai bobot didasarkan pada dampaknya
dengan 0,0 (tidak penting). Semua pada faktor strategis.
bobot berjumlah tidak melebihi dari 3) pemberian rating dalam kolom 3
skor total = 1,00. Pemberian bobot untuk masing-masing faktor dengan
pada faktor didasarkan pengaruh skala mulai dari 4 (sangat kuat)
posisi strategis (Rangkuti, 2001). sampai dengan 1 (lemah) berdasarkan
3) pemberian rating pada kolom 3 untuk pengaruh faktor tersebut terhadap
masing-masing faktor dengan skala kodisi bersangkutan. Variabel yang
mulai dari 4 (sangat kuat) sampai bersifat positif (semua variabel yang
dengan 1 (lemah), berdasarkan masuk kategori peluang) diberi nilai
pengaruh faktor tersebut terhadap dari 1 sampai dengan 4 dengan
kondisi UKM Bumi Asih. Variabel membandingkan dengan rata-rata
yang bersifat positif (semua variabel pesaing utama. Variabel yang bersifat
yang masuk kategori kekuatan) diberi negatif merupakan kebalikannya, jika
nilai dari 1 sampai dengan 4 dengan ancaman besar sekali (dibanding
membandingkan terhadap rata-rata dengan rata-rata pesaing sejenis)
pesaing utama. Variabel yang bersifat nilainya adalah 1, sedangkan jika nilai
negatif, jika kelemahan besar sekali ancaman kecil/di bawah rata-rata
(dibanding dengan rata-rata pesaing pesaing-pesaingnya nilainya 4.
sejenis) nilainya adalah 1, sedangkan 4) penghitungan bobot dengan nilai
jika nilai kelemahan rendah/di bawah (rating) untuk memperoleh faktor
rata-rata pesaing-pesaingnya nilainya pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya
4. berupa skor pembobotan untuk
4) penghitungan bobot dengan nilai masing-masing faktor yang nilainya
(rating) untuk memperoleh faktor bervariasi mulai dari 4,0 (menonjol)
pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya sampai dengan 1,0 (lemah).
berupa skor pembobotan untuk 5) penjumlahan skor pembobotan (pada
masing-masing faktor yang nilainya kolom 4), untuk memperoleh total
bervariasi mulai dari 4,0 (menonjol) skor pembobotan bagi UKM Bumi
sampai dengan 1,0 (lemah). Asih. Nilai total ini menunjukan
5) penjumlahan skor pembobotan (pada bagaimana UKM bereaksi terhadap
kolom 4), untuk memperoleh total faktor-faktor strategis eksternalnya.
skor pembobotan bagi UKM Bumi
Asih. Nilai total menunjukan
bagaimana UKM bereaksi terhadap
faktor-faktor strategis internalnya.

110
Analisis SWOT: Faktor Internal dan Eksternal pada Pengembangan...
Jurnal Agroteknologi, Vol. 12 No. 02 (2018)

HASIL DAN PEMBAHASAN perusahaan kecil, tenaga kerja yang ada


masih memiliki hubungan keluarga.
Analisis Faktor Internal Tenaga kerja keluarga merupakan tenaga
Analisis faktor internal kerja yang paling pokok. Pada UKM Bumi
mengidentifikasi faktor-faktor berupa Asih, tenaga kerja yang digunakan selain
kekuatan dan kelemahan pada perusahaan. dari pihak yang masih memiliki hubungan
Faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan keluarga, tenaga kerja juga berasal dari
kelemahan perusahaan terdiri dari: masyarakat sekitar. Selain memudahkan
1). Kekuatan perusahaan untuk mendapat tenaga kerja
Kekuatan yaitu mencakup kekuatan juga membuka peluang bagi masyarakat
internal yang mendorong pengembangan sekitar untuk mendapat pekerjaan.
usaha. Kekuatan yang dimiliki oleh Proses pengolahan gula merah tebu
perusahaan diantaranya yaitu: cukup sederhana dan mudah diterapkan
a) cita rasa; pada industri kecil. Proses pengolahan gula
b) hubungan dengan pemasok baik; merah tebu terdiri dari penggilingan tebu,
c) kerjasama dengan kelompok tani; penyaringan nira tebu, pemurnian nira
d) tersedianya tenaga kerja lokal; tebu, pemanasan nira tebu, pencetakan nira
e) proses pengolahan mudah kental, pendinginan serta pengemasan.
diterapkan pada industri kecil; Faktor kekuatan perusahaan yang
f) harga yang bersaing. lain adalah harga yang bersaing. Harga
yang ditawarkan oleh UKM Bumi Asih
Gula merah tebu UKM Bumi Asih sebesar Rp 13.000,00 per kilogram
memiliki cita rasa manis yang dipadukan sehingga cukup terjangkau oleh konsumen
dengan aroma khas tebu yang cukup dari semua kalangan.
diminati sehingga rata-rata konsumen
merasa puas dengan rasa gula merah 2). Kelemahan
tersebut. Faktor kekuatan yang lain yaitu Kelemahan mencakup kelemahan
hubungan dengan pemasok baik dan internal yang dapat mempengaruhi
dilakukannya kerjasama dengan kelompok jalannya usaha. Kelemahan internal pada
tani setempat. Pemasok bahan baku tebu UKM Bumi Asih terdiri dari:
yang digunakan berasal dari petani tebu di a) sumber daya manusia (SDM)
daerah sekitar. Pihak produksi menampung tenaga kerja masih cukup rendah;
tebu-tebu milik petani yang tidak terserap b) penanganan bahan kurang optimal;
oleh pabrik gula kristal maupun milik c) keterbatasan modal;
petani yang memang sudah terbiasa d) bahan baku untuk produksi bersifat
memasok bahan baku terhdap perusahaan. musiman;
Selain itu pihak perusahaan juga menjalin e) teknologi produksi masih cukup
kerjasama dengan kelompok petani tebu sederhana;
setempat. f) kurangnya promosi dan jangkauan
Faktor lain yang menjadi kekuatan pemasaran.
bagi perusahaan yaitu tersedianya tenaga
kerja lokal. Tambunan (2003) menyatakan Faktor yang menjadi kelemahan dari
bahwa keberadaan tenaga kerja lokal UKM Bumi Asih diantaranya adalah SDM
dalam jumlah yang cukup berfungsi tenaga kerja masih cukup rendah. Tenaga
sebagai input penting yang berguna dalam kerja gula merah tebu yang digunakan
menjalankan fungsi produksi pada industri rata-rata masih memiliki tingkat
dalam mengolah bahan baku yang ada pendidikan yang masih rendah. Meskipun
menjadi produk yang berkualitas. Menurut tingkat pendidikan masyarakat merupakan
Siagian (2003) bahwa biasanya dalam hal yang sangat penting, tetapi sebagian

111
Analisis SWOT: Faktor Internal dan Eksternal pada Pengembangan...
Jurnal Agroteknologi, Vol. 12 No. 02 (2018)

tenaga kerja masih menganggap bahwa mengenai peminjaman modal bagi industri
pendidikan bukanlah hal yang mendasar kecil.
dalam usaha ini. Kelemahan perusahaan yang lain
Faktor yang lain adalah penanganan adalah bahan baku tebu yang bersifat
bahan yang kurang optimal. Faktor cuaca musiman sehingga produksi yang
tidak menentu dan tidak tersedianya dilakukan juga bersifat musiman dan tidak
fasilitas penampungan untuk bahan baku bisa dilakukan sepanjang tahun. Selain itu
menjadi kelemahan bagi perusahaan. Hal juga promosi yang dilakukan masih belum
ini dapat menjadi penyebab turunnya maksimal. Kegiatan promosi dilakukan
rendemen tebu yang akan digunakan. untuk memperkenalkan dan
Tenggang waktu maksimum antara mempengaruhi konsumen serta menarik
penebangan dan penggilingan hendaknya konsumen secara langsung terhadap
tidak lebih dari 36 jam. Tebu yang terlalu produk yang dihasilkan. Promosi adalah
lama dibiarkan di kebun atau di cara yang efektif dalam merebut konsumen
emplasement pabrik (caneyard) akan dipasaran, serta memperkenalkan barang-
mengering sehingga gula yang tersimpan barang baru yang diproduksi. Promosi
alam tebu terurai. Hal ini akan yang dilakukan oleh UKM Bumi Asih
menyebabkan bobot tebu dan produksi masih berupa promosi dari mulut ke mulut
hablur turun dan tetesnya menjadi lebih serta melalui media sosial sehingga perlu
banyak (Hanyokrowati, 1994; Siregar, untuk dilakukan peningkatan dalam
2003). promosi yang dilakukan.
Pengembangan usaha yang Tingkat kekuatan dan kelemahan
dilakukan juga dipengaruhi oleh modal pengembangan usaha gula merah tebu
yang dimiliki. Semakin besar modal maka UKM Bumi Asih dapat diketahui dengan
pengembangan usaha yang dilakukan melakukan pembobotan dan rating
dapat semakin meningkat. Modal juga terhadap unsur-unsur faktor kekuatan dan
memiliki kaitan yang erat dengan kelemahan sebagai penilaian terhadap
teknologi yang akan digunakan. Semakin tingkat pengaruh bagi pengembangan
tinggi tingkat teknologi yang digunakan usaha. Analisis faktor internal dapat dilihat
maka modal yang dibutuhkan juga pada Tabel 1.
semakin besar. Salah satu penyebab Kekuatan yang utama pada UKM
keterbatasan modal pada UKM Bumi Asih Bumi Asih adalah harga yang bersaing
adalah kurangnya bantuan dan perhatian dengan skor 0,388 (Tabel 1). Kelemahan
dari pemerintah daerah setempat. utama UKM Bumi Asih adalah bahan
Keberadaan jumlah modal yang baku produksi bersifat musiman dengan
terbatas, akan sulit bagi suatu industri skor 0,196. Hasil akhir faktor-faktor
untuk mencukupi kebutuhan pembiayaan internal dalam matriks IFE dengan total
produksi mulai dari pembiayaan bahan skor 3,032. Nilai ini berada di atas rataan
baku, pembiayaan tenaga kerja, maupun 2,5 yang menunjukkan posisi internal
pembiayaan produksi. Dibutuhkan adanya cukup kuat yang mana memiliki
sumberdaya modal yang dapat mendukung kemampuan di atas rataan dalam
baik dari kelembagaan permodalan swasta memanfaatkan kekuatan dan
maupun lembaga permodalan pemerintah mengantisipasi kelemahan internal (David,
seperti koperasi simpan pinjam yang dapat 2006).
menjamin keberlangsungan usaha. Selain
itu juga dibutuhkan dukungan pemerintah
daerah yang mengatur perundang-
undangan serta peraturan yang jelas

112
Analisis SWOT: Faktor Internal dan Eksternal pada Pengembangan...
Jurnal Agroteknologi, Vol. 12 No. 02 (2018)

Tabel 1. Evaluasi faktor internal e) perkembangan ilmu pengetahuan dan


Faktor Bobot Rating Skor teknologi;
f) ketersediaan lahan dan bahan baku
Internal A 0,091 4 0,364
B 0,101 3,75 0,379 Terbukanya peluang ekspor untuk
C 0,096 3,75 0,36 produk gula merah tebu juga semakin
D 0,111 3 0,333 menguntungkan industri gula merah tebu.
E 0,075 4 0,3 Masuknya gula merah tebu yang
F 0,097 4 0,388 ditawarkan ke pasar ekspor tentu saja
2,124
harus memenuhi standar mutu yang telah
G 0,052 1,75 0,091
H 0,086 2 0,172
ditetapkan. Kebutuhan gula berbahan baku
I 0,053 2 0,106 tebu di dalam negeri juga cukup besar
J 0,087 2,25 0,196 untuk kebutuhan utama pembuatan
K 0,078 2 0,156 makanan dan minuman. Kebutuhan
L 0,073 2,5 0,183 terhadap produk tebu menjadi gula
0,904 dirasakan juga meningkat seiring dengan
Total 3,0315
meningkatnya jumlah penduduk dan
Keterangan: A = cita rasa, B = hubungan dengan jumlah konsumsi gula.
pemasok baik, C = kerjasama
Potensi tebu di Desa Wonokusumo
dengan kelompok tani, D =
tersedianya tenaga kerja lokal, E = untuk pengembangan penggilingan gula
proses pengolahan mudah diterapkan tebu cukup besar karena lahan tersedia,
pada industri kecil, F = harga yang kesuburan tanah dan iklim cocok untuk
bersaing, G = SDM tenaga kerja tebu, produksi dan produktivitas cukup
masih cukup rendah, H =
tinggi, serta adanya peluang pasar cukup
penanganan bahan kurang optimal,
I = keterbatasan modal, J = bahan besar untuk peningkatan perekonomian
baku untuk produksi bersifat masyarakat. Besarnya potensi pasar yang
musiman, K = teknologi produksi dimiliki oleh suatu industri merupakan
masih cukup sederhana, L = peluang bagi pelaku industri untuk dapat
kurangnya promosi dan jangkauan
melakukan pengelolaan yang baik terhadap
pemasaran
industri yang dimiliki. Dengan demikian
berbagai upaya pengembangan dan
Analisis Faktor Eksternal peningkatan kualitas maupun kuantitas
Analisis faktor eksternal dilakukan produksi secara otomatis akan meningkat.
dengan mengolah faktor-faktor eksternal Promosi dilakukan untuk
berupa peluang dan ancaman. Faktor- memperkenalkan dan mempengaruhi
faktor tersebut antara lain: konsumen serta menarik konsumen secara
langsung terhadap produk yang dihasilkan.
1). Peluang Promosi adalah cara yang efektif dalam
Peluang dapat dimanfaatkan oleh merebut konsumen dipasaran, serta
perusahaan untuk meningkatkan usaha. memperkenalkan barang-barang baru yang
Peluang yang dimiliki oleh perusahaan diproduksi.
terdiri dari:
a) meningkatnya kondisi perekonomian 2). Ancaman
masyarakat; Ancaman merupakan faktor
b) permintaan konsumen yang eksternal perusahaan yang dapat
cenderung meningkat; menghambat kelancaran pengembangan
c) potensi pasar cukup besar; usaha. Ancaman yang dihadapi oleh UKM
d) membuka kesempatan kerja bagi Bumi Asih terdiri dari:
masyarakat sekitar;

113
Analisis SWOT: Faktor Internal dan Eksternal pada Pengembangan...
Jurnal Agroteknologi, Vol. 12 No. 02 (2018)

1) munculnya pesaing dengan mutu dihadapi dapat dilihat dari pembobotan


produk baik dan daya jangkau dan skor pada Tabel 2.
pemasaran luas, Potensi pasar yang cukup besar
2) peningkatan biaya produksi dan merupakan peluang tertinggi bagi
pemasaran, perusahaan dengan skor 0,444 (Tabel 2),
3) harga bahan baku fluktuatif, sedangkan ancaman terbesar yang dihadapi
4) kondisi perekonomoian tidak kondusif, oleh perusahaan adalah munculnya pesaing
5) kurangnya bimbingan dan pembinaan dengan mutu produk baik dan daya
usaha intensif dari pemerintah daerah, jangkau pemasaran luas dengan skor 0,16.
6) pengaruh cuaca. Total skor pada analisis faktor eksternal
yang diperoleh yaitu 2,812. Hal ini berarti
Menurut Pearce dan Robinson kemampuan perusahaan untuk
(2003) persaingan di kalangan anggota memanfaatkan peluang dan mengantisipasi
industri terjadi karena perusahaan berebut ancaman di atas rata-rata.
posisi dengan menggunakan taktik seperti
persaingan harga, introduksi produk, dan Tabel 2. Evaluasi faktor eksternal
perang iklan. Munculnya pesaing dapat Faktor Bobot Rating Skor
berpengaruh terhadap penjualan dan Ekternal M 0,076 3 0,228
jumlah konsumen. Apabila mutu produk N 0,104 3 0,312
pesaing dinilai lebih baik dan lebih mudah O 0,111 4 0,444
diperoleh maka konsumen akan mudah P 0,076 4 0,304
untuk beralih terhadap produk pesaing Q 0,078 4 0,312
tersebut. R 0,087 4 0,348
Faktor yang merupakan ancaman 1,948
selanjutnya adalah peningkatan biaya S 0,08 2 0,16
produksi dan pemasaran. Peningkatan T 0,061 2,5 0,153
biaya produksi dan pemasaran akan U 0,092 1,5 0,138
berpengaruh terhadap harga jual produk V 0,09 1,5 0,135
akhir. Hal ini dapat mempengaruhi W 0,084 1,5 0,126
konsumen untuk membeli produk, karena X 0,061 2,5 0,152
0,864
faktor harga juga memiliki pengaruh yang
2,812
cukup tinggi terhadap pemilihan
konsumen akan suatu produk ataupun Keterangan: M = meningkatnya kondisi
kemampuan konsumen untuk membeli perekonomian masyarakat, N =
produk. permintaan konsumen yang
cenderung meningkat, O = potensi
Fluktuasi harga produk, kondisi pasar cukup besar, P = membuka
perekonomoian tidak kondusif, kurangnya kesempatan kerja bagi masyarakat
bimbingan dan pembinaan usaha intensif sekitar, Q = perkembangan ilmu
dari pemerintah daerah, dan pengaruh pengetahuan dan teknologi, R =
cuaca yang terjadi akan berpengaruh pada ketersediaan lahan dan bahan baku,
S = munculnya pesaing dengan
stabilitas kinerja pengelolaan UKM Gula mutu produk baik dan daya jangkau
Merah Tebu baik dari segi kuantitas pemasaran luas, T = peningkatan
maupun kualitas produk yang dihasilkan, biaya produksi dan pemasaran, U
sehingga pengembangan yang akan = harga bahan baku fluktuatif, V =
dilakukan juga akan terhambat. kondisi perekonomian tidak
kondusif, W = kurangnya
Penentuan besarnya peluang dan bimbingan dan pembinaan usaha
ancaman dapat diketahui dengan intensif dari pemerintah daerah, X
mengalikan antara bobot dengan rating. = pengaruh cuaca
Besarnya peluang serta ancaman yang

114
Analisis SWOT: Faktor Internal dan Eksternal pada Pengembangan...
Jurnal Agroteknologi, Vol. 12 No. 02 (2018)

KESIMPULAN Siregar, C.J.P. 2003. Farmasi Rumah Sakit


Faktor-faktor yang berperan dalam Teori & Penerapan. EGC, Jakarta.
keberhasilan usaha gula merah tebu UKM Sukardi. 2010. Gula merah tebu: Peluang
Bumi Asih terdiri dari faktor internal dan meningkatkan kesejahteraan
faktor eksternal. Kedua faktor ini perlu masyarakat melalui pengembangan
menjadi fokus utama bagi perusahaan agar agroindustri pedesaan. Jurnal Pangan,
dapat terus bertahan dalam persaingan. 19 (4): 317-330.
Skor analisis faktor eksternal sebesar Tambunan, T. 2003. Perkembangan Sektor
2,812 dan skor analisis faktor internal Pertanian di Indonesia: Beberapa Isu
sebesar 3,0315. Kedua skor tersebut diatas Penting. Ghalia Indonesia, Jakarta.
2,5 yang artinya perusahaan memiliki
kemampuan di atas rata-rata untuk dapat
memanfaatkan kekuatan dan peluang yang
dimiliki untuk menghadapi ancaman dan
kelemahan yang dimiliki.

DAFTAR PUSTAKA
Coman A., and Ronen, B. 2009. Focused
SWOT: Diagnosing critical strengths
and weaknesses. International Journal
of Production Research, 47 (20):
5677–5689.
David F.R. 2006. Strategic Management.
Manajemen Strategis, Konsep. Edisi
10. Terjemahan Strategic
Management; Concepts anda Cases.
Tenth edition. PT. Salemba Empat,
Jakarta.
Latief, A.S., Syarief, R., Pramudya, B.,
Muhadiono. 2010. Peningkatan mutu
gula tumbu melalui metode sulfitasi
dalam laboratorium. Gema Teknologi,
16 (1): 1 - 9
Pearce dan Robinson. 2008. Manajemen
Strategis: Formulasi, Implementasi
dan pengendalian. Salemba Empat,
Jakarta.
Rangkuti, F. 2001. Analisis SWOT Teknik
Membelah Kasus Bisnis. PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Rangkuti, F. 2006. Analisis SWOT Teknik
Membedah Kasus Bisnis. PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Tambunan, T. 2003. Perkembangan Sektor
Siagian, R. 2003. Pengantar Manajemen Pertanian di Indonesia : Beberapa Isu
Agribisnis. Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.

115

Potrebbero piacerti anche