Sei sulla pagina 1di 12

EduChemia Vol.3, No.

2, 2018
(Jurnal Kimia dan Pendidikan) e-ISSN 2502-4787

PENURUNAN KADAR BESI AIR SUMUR GALI


DENGAN MENGGUNAKAN Mn-ZEOLIT
Riva Ismawati1*, M. Najib Ngirfani2**, Ambar Rinarni2
1Universitas Tidar, Jalan Kapten Suparman 39 Magelang
2 Politeknik Muhammadiyah Magelang, Jl. Tentara pelajar No.12 Muntilan E-

mail: *rivaismawati@untidar.ac.id; ** M.Najib.Ng@gmail.com

Diterima: 02 Oktober 2017. Disetujui: 17 Juli 2018. Dipublikasikan: 30 Juli 2018


DOI: 10.30870/educhemia.v3i2.2250

Abstract: Decreased iron levels in dug well water using Mn-Z have been carried out. Mn-Z
was prepared by soaking zeolite (d = 2-3mm) which was washed with distilled water in
KMnO4 % b/v concentration for a certain time. Mn-Z synthesis was carried out by varying
the zeolite immersion time and the concentration of KMnO 4 solution. The obtained Mn-Z
was characterized by using an infrared spectrophotometer and X-ray diffraction. Decrease in
iron content in dug well water is carried out by inserting Mn-Z into a column of glass which
is mounted vertically on the stative. Zeolite columns are fed with raw water with a faucet in a
closed state and residence time for 1 hour. The column faucet is opened and the flow rate is
set at 5 mL /minute. Tests on filtrate showed that filtering raw water using Mn-Z variations
in immersion time caused the iron content in the filtrate to decrease from 5 mg/L to 0.5 mg/L
with increasing zeolite immersion time. In addition, filtrate from raw water filtration using
Mn-Z variation of KMnO4 solution concentration showed that iron content in filtrate
decreased from 5 mg/L to 0.5 mg/L with increasing concentration of KMnO 4 solution used.

Keywords: Mn-Z; activated zeolite; filtration; iron in water

Abstrak: Penurunan kadar besi pada air sumur gali dengan menggunakan Mn-Z telah
dilakukan. Mn-Z dipreparasi dengan merendam zeolit (d=2-3mm) yang telah dicuci bersih
dengan aquades dalam larutan KMnO4 konsentrasi % b/v selama waktu tertentu. Sintesis
Mn-Z dilakukan dengan memvariasikan waktu perendaman zeolit dan konsentrasi larutan
KMnO4. Mn-Z yang diperoleh dikarakterisasi dengan menggunakan spektrofotometer
inframerah dan difraksi sinar-X. Penurunan kadar besi dalam air sumur gali dilakukan
dengan memasukkan Mn-Z ke dalam kolom gelas berkran yang dipasang vertikal pada statif.
Kolom zeolit dialiri air baku dengan kran dalam keadaan tertutup dan waktu tinggal selama 1
jam. Kran kolom dibuka dan diatur laju alirnya sebesar 5 mL/menit. Pengujian terhadap
filtrat menunjukkan bahwa penyaringan air baku menggunakan Mn-Z variasi waktu
perendaman menyebabkan kadar besi dalam filtrat berkurang dari 5 mg/L menjadi 0,5 mg/L
dengan bertambahnya waktu perendaman zeolit . Selain itu, filtrat hasil penyaringan air baku
dengan menggunakan Mn-Z variasi konsentrasi larutan KMnO 4 menunjukkan kadar besi
dalam filtrat menurun dari 5 mg/L menjadi 0,5 mg/L dengan bertambahnya konsentrasi
larutan KMnO4 yang digunakan.
Kata kunci: Mn-Z; zeolit teraktivasi; flitrasi; besi di dalam air

135
136 EduChemia,Vol.3, No.2, 2018 Ismawati, Nrirfani, Rinarni

PENDAHULUAN yang tinggi di dalam sistem penyediaan

Air merupakan kebutuhan hidup air bersih menjadi masalah tersendiri

manusia yang sangat vital. Secara (Kartina & Karnaningroem, 2011).

langsung air diperlukan untuk minum, Kualitas fisik, kimiawi, dan biologis air

memasak, mandi, mencuci, dan bersuci. tanah belum dinyatakan memenuhi

Secara tidak langsung air dibutuhkan standar yang disyaratkan jika tidak ada
pengolahan sebelumnya. ualitas fisik,
sebagai bagian ekosistem yang
kimiawi, dan biologis air tanah belum
dengannya kehidupan di bumi dapat
memenuhi standar yang disyaratkan
berlangsung (Rahman & Hartono, 2004).
Semakin bertambah populasi makhluk apabila tidak ada pengolahan

hidup (termasuk manusia), maka semakin sebelumnya. Oleh karena itu, diperlukan

meningkat pula kebutuhan akan air suatu teknologi pengolahan air untuk

utamanya air bersih. Sementara itu, alam menurunkan kadar besi air tanah dari

tidak akan memproduksi air baru dan sumur gali. Dengan demikian, kadar besi

hanya terjadi siklus hidrologi. dalam air sumur gali memenuhi baku

Cakupan pelayanan air bersih di mutu air bersih yang diperbolehkan

Indonesia masih rendah. Perusahaan menurut Permenkes No.

penyedia air bersih PAM (Perusahaan Air 492/Menkes/Per/IV/2010 yaitu sebesar

Minum) atau PDAM (Perusahaan Daerah 0,3 mg/L.

Air Minum) hanya mampu memasok Besi dalam air biasanya dalam

kebutuhan di kota-kota saja. Akibatnya, bentuk ion (Fe2+) atau kelat. Spesi Fe2+
sebagian besar masyarakat yang tidak dapat dihilangkan dengan pertukaran ion

terjangkau oleh pelayanan air bersih atau oksidasi Fe2+ menjadi Fe3+ yang
umumnya membuat sumur gali maupun akan mengendap dalam bentuk ferri
bor untuk memenuhi keperluan air hidroksida (Fe(OH)3). Oksidasi dapat
sehari-hari. dilakukan dengan udara, oksidasi dengan
Air tanah mengalami kontak dengan Cl2, KMnO4 atau dengan filtrasi yang
berbagai macam material yang terdapat dilewatkan melalui material penukar ion
di dalam bumi. Sehingga pada umumnya yang mengandung mangan (Zamroni &
air tanah mengandung kation dan anion Las, 2000).
Penelitian sebelumnya telah
terlarut dan beberapa senyawa anorganik.
Ion-ion yang sering ditemui pada air menunjukkan pasir teraktivasi KMnO4

tanah adalah besi. Keberadaan zat besi (Oktiawan & Krisbiantoro, 2007) dan

e-ISSN 2502-4787
Penurunan Kadar Besi Air Sumur Gali 137

zeolit teraktivasi (Rahman & Hartono, penurunan kadar besi dalam air sumur
20004; Sutisna et al., 2002; Kartina & gali
Karnaningroem, 2011) dapat menurunkan Air baku yang digunakan dalam
kadar besi dalam air sebagai upaya penelitian ini diambil dari salah satu
peningkatan kualitas air bersih. sumur gali yang terletak di Kecamatan

Sementara itu, penurunan ion Fe3+ pada Bandongan, Kabupaten Magelang. Hasil

limbah menggunakan zeolit alam dengan studi awal menunjukkan kualitas air
bantuan gelombang sonikasi juga telah bersih yang diperoleh dari sumur gali
dilakukan (Alfanaar, Yuniati, & tersebut tidak memenuhi kualitas fisik
Rismiarti, 2017). dimana air berwarna kuning kecoklatan
Zeolit merupakan mineral dan berbau logam setelah beberapa saat

aluminosilikat. Subtitusi Si
4+
oleh Al
3+ kontak dengan udara, sehingga

pada posisi tetrahedral menghasilkan menimbulkan keengganan untuk


muatan negatif dan kapasitas tukar kation mengkonsumsinya. Kualitas fisik air
yang tinggi pada zeolit (Mumpton, 1999), tersebut menunjukkan tingginya kadar
sehingga memungkinkan penggunaannya besi dalam air dan didukung dengan hasil
dalam menurunkan kadar besi. Dalam analisis yang telah dilakukan, dimana
penelitian ini, penurunan kadar besi dalam diketahui kadar besi dalam air sebesar 5
air sumur gali akan dilakukan dengan mg/liter dan melebihi baku mutu air
menggunakan zeolit alam. Zeolit alam bersih yang dijinkan.
yang digunakan akan ditingkatkan
kemampuannya dengan memodifikasinya METODE
menjadi Mn-Z. Dengan demikian, zeolit Alat dan Bahan
yang telah memuat mangan (Mn-Z) dapat Alat-alat yang digunakan dalam
digunakan untuk menyaring besi dari air. penelitian ini terdiri dari peralatan gelas
Penelitian ini bertujuan untuk (1) standar, kolom gelas ber-stopcock,
menurunkan kadar besi dalam air sumur lumpang alu, ayakan, neraca analitik,
gali sebagai upaya pengolahan air; (2) oven, stopwatch, dan kolorimeter.
menentukan pengaruh waktu perendaman Karakterisasi zeolit digunakan
zeolit dalam larutan KMnO4 terhadap spektrofotometer inframerah (Shimadzu
penurunan kadar besi dalam air sumur FTIR 8201 PC), difraktometer sinar-X
gali; (3) menentukan pengaruh (Shimadzu XRD-6000). Bahan-bahan
konsentrasi larutan KMnO4 terhadap penelitian terdiri dari air tanah yang

e-ISSN 2502-4787
138 EduChemia,Vol.3, No.2, 2018 Ismawati, Nrirfani, Rinarni

berasal dari salah satu sumur gali di gelas berkran dengan diameter 3,5 cm
Kecamatan Windusari Kabupaten panjang 75 cm. Kolom zeolit kemudian
Magelang, zeolit alam Klaten (d=2-3 dipasang vertikal pada statif, diketuk-
mm), KMnO4, dan aquades. ketuk agar susunannya rapat, dan kolom
terisi zeolit setinggi 30 cm. Selanjutnya,
Sintesis Mn-Z kolom zeolit diisi dengan air baku yang
Zeolit (d=2-3 mm) dicuci memiliki kadar besi tinggi sebanyak 500
menggunakan akuades untuk mL dengan kran dalam keadaan tertutup
menghilangkan debu dan serbuknya yang dan waktu tinggal selama 1 jam. Kran
lebih kecil, kemudian dikeringkan dalam
kolom dibuka dan diatur laju alirnya
o
oven pada suhu 100 C. Setelah kering, sebesar 5 mL/menit. Keluaran air
zeolit direndam ke dalam larutan KMnO4 ditunggu sampai stabil warna dan
dengan konsentrasi % b/v selama waktu kekeruhan. Setelah keluaran air stabil, air
tertentu. Zeolit yang sudah direndam yang keluar dari kolom ditampung untuk
dengan larutan KMnO4 kemudian diuji kadar besi-nya. Penyaringan air
ditiriskan dan dikeringanginkan kembali. baku diulangi dengan menggunakan filter
Setelah kering, zeolit dicuci dengan Mn-Z.
aquades sampai bersih dari larutan
KMnO4 (warna ungu hilang). Zeolit yang Analisa Data
sudah bersih merupakan material Mn-Z. Efisiensi penurunan kadar besi pada
Mn-Z yang sudah dibuat dikeringkan masing-masing perlakuan dihitung
dalam oven pada suhu 100 oC. Mn-Z dengan rumus:

% = & ( 100% &
disintesis dengan (1) memvariasikan Dimana:
waktu perendaman zeolit dalam larutan %E = persetasi efisiensi penurunan
kadar besi
KMnO4 5% selama 12, 24, 48, 60 jam; C1 = konsentrasi besi masukan
C2 = konsentrasi besi keluaran
(2) memvariasikan konsentrasi larutan

KMnO4 1%, 3%, 5%, 7% selama waktu HASIL DAN PEMBAHASAN


perendaman optimal. Hasil Karakterisasi Spektroskopi
Inframerah
Penurunan Kadar Besi dengan Zeolit
Mn-Z yang telah diperoleh kemudian
dan Mn-Z
Zeolit yang telah bebas dari debu dikarakterisasi dengan menggunakan

tetapi belum direndam dalam larutan


KMnO4 dimasukkan ke dalam kolom

e-ISSN 2502-4787
Penurunan Kadar Besi Air Sumur Gali 139

spektrofotometer inframerah. 140 (a) Zeolit


Karakterisasi ini bertujuan untuk 794.67
120
mengetahui keberadaan gugus fungsi 3448.72 1635.64

100 (b) Mn-Z (1-48) 455.20


dalam material Mn-Z. Hasil 1049.28

Intensitas (a.u)
(c) Mn-Z (3-48)
karakterisasi inframerah Mn-Z hasil
80

variasi waktu perendaman ditampilkan (d) Mn-Z (5-48)

pada Gambar 1, sedangkan hasil


60
karakterisasi inframerah Mn-Z hasil 40
variasi konsentrasi larutan KMnO4 (e) Mn-Z (7-48)
disajikan pada Gambar 2. Gambar 1 dan 20

Gambar 2 juga memuat spektra bahan 0


3300 2300 1300 300
dasar zeolit dengan tujuan agar lebih 1635.64

-1
Bilangan gelombang (cm )
mudah membandingkannya dengan
Gambar 2. Spektra Inframerah Bahan Dasar dan
spektra Mn-Z. Untuk mempersingkat Mn-Z Hasil Variasi Konsentrasi Larutan KMnO4

penulisan, sampel Mn-Z dituliskan


Gambar 1 dan Gambar 2
sebagai Mn-Z (kadar larutan KMnO4 -
menunjukkan bahwa puncak
waktu perendaman).
karakteristik serapan vibrasi tekuk T-O
zeolit pada tetrahedral internal TO4
140
(a) Zeolit (455,20 cm-1), vibrasi ulur simetri dari
120 1635.64 794.67
-
3448.72 455.20 jalinan eksternal T-O zeolit (794,67 cm
(b) Mn-Z (5-12) 1049.28 1
100 ), vibrasi ulur asimetri dari jalinan
-1
(a.u)

(c) Mn-Z (5-24) eksternal T-O zeolit (1049,28 cm )


80

muncul dalam spektra Mn-Z. Selain itu,


Intensitas

(d) Mn-Z (5-48)


puncak serapan kuat vibrasi –OH dari T-
60
40 (e) Mn-Z (5-60) OH dan H-OH (3448,72 cm-1) juga
teramati dalam spektra Mn-Z.
20 Keberadaan molekul air dalam Mn-Z
0 3300 2300 1300 300 didukung dengan kemunculan puncak
serapan vibrasi tekuk –OH molekul air
-1
Bilangan gelombang (cm )
-1 (1635,64 cm ).
Gambar 1. Spektra Inframerah Bahan Dasar dan Hasil karakterisasai spektroskopi
Mn-Z Hasil Variasi Waktu Perendaman
inframerah menunjukkan bahwa variasi

e-ISSN 2502-4787
140 EduChemia,Vol.3, No.2, 2018 Ismawati, Nrirfani, Rinarni

waktu perendaman zeolit dalam larutan


4750 M C : Klinoptilolit
KMnO4 5% maupun variasi konsentrasi
C QM M : Mordenit
4250 Q : Kuarsa
larutan KMnO4 tidak memberikan M M
M M
3750 (e) Mn-Z (5-60)
perbedaan bilangan gelombang puncak
3250 (d) Mn-Z (5-48)
dan intensitas serapan dalam spektra Mn-
Z.

(a.u)
2750
1750Inten
Hasil Karakterisasi Difraksi Sinar-X sitas
2250 (c) Mn-Z (5-24)
Mn-Z yang telah diperoleh juga 1250 (b) Mn-Z (5-12)

dikarakterisasi dengan menggunakan


difraksi sinar-X. Karakterisasi ini
750
dilakukan untuk mengetahui
250 (a) Zeolit
kemungkinan perubahan struktur
(kristalinitas) zeolit akibat perlakuan -250 0 20 40 60 80
dengan KMnO4. Perbandingan 2θ

difraktogram Mn-Z variasi waktu Gambar 3. Difraktogram XRD bahan dasar dan
Mn-Z hasil variasi waktu perendaman
perendaman disajikan dalam Gambar 3,
sedangkan perbandingan difraktogram

Mn-Z variasi konsentrasi larutan KMnO4 4750 C M C : Klinoptilolit


M Q M : Mordenit
M
disajikan pada Gambar 4. 4250 MM Q : Kuarsa
M (e) Mn-Z (7-48)
Pada Gambar 3 dan 4 tampak bahwa
3750
perlakuan zeolit alam dengan KMnO4 3250 (d) Mn-Z (5-48)

tidak merubah strukturnya. Difraktogram


(a.u)

2750
Mn-Z variasi waktu perendaman dan
Intensita

(c) Mn-Z (3-48)


s

2250
variasi konsentrasi larutan KMnO4 tidak
1750
memperlihatkan perubahan nilai 2θ dari
1250 (b) Mn-Z (1-48)
puncak karakteristik zeolit alam.
750
Perlakuan zeolit dengan KMnO4
250 (a) Zeolit
menjadikan puncak karakteristik semakin
terlihat jelas. Bertambahnya waktu -250 0 20 40 60 80
perendaman dan konsentrasi larutan 2θ

KMnO4 menjadikan beberapa puncak Gambar 4. Difraktogram XRD bahan dasar dan
Mn-Z hasil variasi konsentrasi larutan KMnO4
karakteristik mengalami peningkatan.

e-ISSN 2502-4787
Penurunan Kadar Besi Air Sumur Gali 141

Peningkatan intensitas puncak berbau logam setelah beberapa saat


karakteristik tersebut dapat dijelaskan kontak dengan udara. Secara fisiologi

bahwa perlakuan dengan KMnO4 mampu besi berperan ganda sebagai logam

mereduksi pengotor-pengotor organik esensial tetapi juga dapat bersifat toksik,

dalam kerangka struktur zeolit sehingga bergantung pada kadarnya. Besi dalam

akan meningkatkan kristalinitas zeolit tubuh terutama terdapat sebagai heme

alam. Sinar-X datang yang mengenai dari molekul hemoprotein, transferrin

bidang-bidang kristal pada struktur zeolit (protein pengangkut) dan ferritin (gudang

selanjutnya terdifraksikan dengan baik besi). Intake besi yang terlalu besar bisa

tanpa adanya bidang pengganggu yang menyebabkan logam ini terakumulasi

berasal dari pengotor organik (Pardoyo et sebagai ferritin. Senyawaan ini sangat

al., 2005). toksik karena berbentuk Fe(OH)3,


sumber besi untuk reaksi peroksidasi
Penurunan Kadar Besi dengan Zeolit lipid yang dapat menghasilkan radikal
Hasil pengujian kadar besi dalam air yang akhirnya bisa mengganggu oksidasi
baku dan filtrat penyaringan air baku tingkat seluler dan GSH (Maines, 1994).

menggunakan zeolit disajikan pada Tabel Kadar besi dalam air baku turun

1. menjadi 1 mg/L setelah dilewatkan dalam


kolom zeolit, seperti yang ditampilkan
Tabel 1. Hasil Pengujian Kadar Besi dalam Air
Baku dan Filtrat Penyaringan Air Baku pada Tabel 1. Penurunan kadar besi ini
Menggunakan Zeolit terkait dengan sifat adsorpsi dan pertukaran
No Filtrat Kadar Besi ion dalam zeolit. Zeolit
Penyaringan (mg/L)
1 Air baku 5 merupakan kristalin aluminosilikat
2 Zeolit 1 terhidrasi dan termasuk dalam jenis

tektosilikat, dimana tetrahedral SiO4


Tabel 1 menunjukkan air baku
membentuk supercage tiga dimensi.
mengandung besi sangat tinggi yaitu 5
Penggantian atom Si oleh atom Al,
mg/L. Kadar tersebut melebihi baku menghasilkan struktur bermuatan negatif
mutu yang diijinkan menurut Permenkes yang berasal dari perbedaan antara
Permenkes No. 492/Menkes/Per/IV/2010
struktur tetrahedral TO4, dimana T= Si
yaitu sebesar 0,3 mg/L. Kadar besi yang
atau Al. Muatan negatif pada zeolit
tinggi juga nampak secara visual, dimana diseimbangkan oleh ion berlawanan
air berwarna kuning kecoklatan dan + + 2+
muatan, seperti Na , K , Ca . Kation

e-ISSN 2502-4787
142 EduChemia,Vol.3, No.2, 2018 Ismawati, Nrirfani, Rinarni

penyeimbang tersebut berinteraksi secara baku mula mula 3,6 mg/L menjadi 1,12
elektrostatik dan terdistribusi dalam situs mg/L dengan laju alir filtrasi 2 mL/menit
aktif kerangka zeolit untuk dan waktu kontak 2,5 jam. Menurut
memaksimalkan interaksinya dengan Rahman dan Hartono (2004) kemampuan
oksigen kerangka zeolit dan zeolit yang belum optimal dalam
meminimalkan tolakan elektrostatik antar menurunkan kadar besi disebabkan oleh
kation. Kation penyeimbang dapat (1) ukuran zeolit masih besar (3 mm),
digantikan oleh kation lain (Valdes et al., sehingga luas permukaanya kecil yang
2006 dan Yeom et al., 1997). Oleh karena mengakibatkan daya adsorpsi zeolit
itu, zeolit dapat dimanfaatkan dalam masih rendah, (2) zeolit yang dipakai
pengolahan air bersih yaitu sebagai tidak diaktivasi terlebih dahulu hanya
adsorben ion logam pencemar. dicuci dengan akuades.
Berdasarkan uraian tersebut dapat
diketahui bahwa zeolit dapat menurunkan Penurunan Kadar Besi dengan Mn-Z

kadar besi dalam air baku berdasarkan Untuk mengetahui pengaruh


sifat adsorpsi dan pertukaran ion dalam waktu perendaman zeolit dalam larutan
zeolit. Namun, kadar besi dalam filtrat KMnO4 terhadap penurunan kadar besi
belum memenuhi baku mutu yang air sumur gali, telah disintesis Mn-Z
diijinkan yaitu 0,3 mg/l. Hasil ini dengan variasi waktu perendaman, yaitu
bersesuain dengan hasil yang diperoleh selama 12, 24, 48, 60 jam. Konsentrasi
oleh Rahman dan Hartono (2004),
larutan KMnO4 dibuat tetap, yaitu 5%
dimana penyaringan air tanah (b/v). Hasil pengujian kadar besi dalam
menggunakan zeolit alam tak teraktivasi filtrat penyaringan air baku dengan Mn-Z
hanya dapat menurunkan kadar besi air disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Analisis Filtrat Penyaringan Air Baku menggunakan Mn-Z Variasi Waktu Perendaman

No Filtrat [KMnO4] Waktu Rata-rata Kadar besi %E


Penyaringan (% b/v) Perendaman (jam) dalam filtrat (mg/L)
1 Air Baku - - 5 0
2 Zeolit 5 0 1 80
3 Mn-Z (5-12) 5 12 0,8 84
4 Mn-Z (5-24) 5 24 0,3 94
5 Mn-Z (5-48) 5 48 0,1 98
6 Mn-Z (5-60) 5 60 0,1 98

e-ISSN 2502-4787
Penurunan Kadar Besi Air Sumur Gali 143

Dari Tabel 2. terlihat bahwa filtrat maka semakin banyak Mn yang termuat
penyaringan air baku menggunakan Mn- dalam kerangka zeolit.
Z memiliki kadar besi yang lebih rendah Mekanisme penurunan kadar besi air
daripada filtrat penyaringan air baku baku oleh Mn-Z dapat dijelaskan sebagai
menggunakan zeolit tak teraktivasi. Hal berikut. Mn-Z memiliki kemampuan
ini menunjukkan bahwa Mn-Z memiliki untuk menukar elektron, sehingga dapat
kemampuan menurunkan kadar besi air mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe3+.
baku yang lebih baik daripada zeolit. Akibatnya, besi yang larut dalam air
Semakin lama waktu perendaman zeolit
menjadi bentuk yang tak larut Fe(OH)3
dalam larutan KMnO4, maka semakin dan dapat dipisahkan dengan filtrasi.
sedikit kadar besi dalam filtrat. Menurut Said (2005) reaksi yang
Kemampuan Mn-Z menurunkan kadar berlangsung antara Mn-Z dengan Fe2+
besi berkaitan dengan keberadaan sebagai berikut:
oksidator Mn dalam zeolit.
K2Z.MnO.Mn2O7 + 4Fe(HCO3)2 à K2Z
Mn-Z merupakan mineral zeolit
+ 3MnO2 + 2Fe2O3 + 8CO2 + 4H2O
yang diaktivasi dengan larutan KMnO4.
KMnO4 Terbentuknya mangan dioksida yang
berlebihan dapat berfungsi sebagai
Pengaktifan zeolit dengan menyebabkan oksidator dan reaksi berlangsung sebagai
kandungan Mn dalam kerangka zeolit
berikut:
meningkat. Oleh karena itu, proses yang
2+
terjadi dalam penurunan kadar besi 2Fe + 2MnO2 + 5H2O à 2Fe(OH)3 +
disamping pertukaran ion juga terjadi
Mn2O3 + 4H+
proses oksidasi (Zamroni dan Las, 2000).
Filtrat dengan kadar besi memenuhi
Tabel 2. menunjukkan bahwa baku mutu maksimal 0,3 mg/L diperoleh
semakin lama waktu perendaman zeolit dengan penyaringan menggunakan Mn-Z

dalam larutan KMnO4, maka semakin (5-24). Sementara itu, penyaringan air

rendah kadar besi dalam filtrat. baku mengunakan Mn-Z (5-48) dan Mn-

Akibatnya, efisiensi penurunan kadar Z (5-60) menghasilkan kadar besi yang


besi air baku oleh Mn-Z meningkat sama dalam filtrat, yaitu 0,1 mg/L. Hal
dengan semakin lamanya waktu ini dimungkinkan karena waktu
perendaman. Hal ini dimungkinkan perendaman zeolit dalam larutan KMnO4
karena semakin lama waktu perendaman, 5% optimal dicapai dalam waktu 48 jam.

e-ISSN 2502-4787
144 EduChemia,Vol.3, No.2, 2018 Ismawati, Nrirfani, Rinarni

Oleh karena itu, penambahan waktu KMnO4 yang digunakan untuk


perendaman tidak menambah jumlah Mn merendaman zeolit, yaitu 1%, 3%, 5%,
dalam zeolit secara signifikan sehingga 7% (b/v). Sementara itu, waktu
tidak dapat menurunkan kadar besi dalam perendaman zeolit dalam larutan KMnO4
air baku lebih banyak lagi.
dibuat tetap, yaitu 48 jam. Hasil
Pengaruh konsentrasi larutan KMnO 4 pengujian kadar besi dalam filtrat
terhadap penurunan kadar besi air sumur penyaringan air baku menggunakan Mn-
gali dilakukan dengan mensintesis Mn-Z Z variasi konsentrasi larutan KMnO4
dan memvariasikan konsentrasi larutan disajikan dalam Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Analisis Filtrat Penyaringan Air Baku menggunakan Mn-Z Variasi Konsentrasi Larutan KMnO 4

No Filtrat [KMnO4] Waktu Rata-Rata Kadar Besi %E


Penyaringan (% b/v) Perendaman (jam) dalam filtrat (mg/L)
1 Air Baku - - 5 0
2 Zeolit 0 2 1 80
3 Mn-Z (1-48) 1 2 1 80
4 Mn-Z (3-48) 3 2 0,7 86
5 Mn-Z (5-48) 5 2 0,1 98
6 Mn-Z (7-48) 7 2 0,1 98

Tabel 3 menunjukkan bahwa filtrat mekanisme pertukaran ion melainkan


hasil penyaringan air baku dengan juga oksidasi (Zamroni & Las, 2000).
menggunakan Mn-Z variasi konsentrasi Tabel 3 juga teramati adanya

larutan KMnO4 memiliki kadar Fe yang pengaruh konsentrasi larutan KMnO4


lebih rendah daripada filtrat hasil terhadap kadar besi dalam filtrat.
penyaringan dengan menggunakan zeolit Dimana, semakin tinggi konsentrasi

tak teraktivasi. Hal ini dapat disimpulkan larutan KMnO4 yang digunakan untuk
bahwa Mn-Z memiliki kemampuan mengaktivasi zeolit, maka semakin
menurunkan kadar Fe air baku yang lebih sedikit kadar besi dalam filtrat. Hal ini
baik daripada zeolit. Seperti yang telah dimungkinkan karena semakin tinggi

dijelaskan sebelumnya, kemampuan Mn- konsentrasi larutan KMnO4, semakin


Z menurunkan kadar besi air baku banyak jumlah Mn yang termuat dalam
tersebut berkaitan dengan keberadaan kerangka zeolit. Mn dalam kerangka
2+
oksidator Mn dalam kerangka zeolit. zeolit berperan dalam mengoksidasi Fe
Oleh karena itu, proses penurunan besi 3+
menjadi Fe . Akibatnya, besi yang larut
yang terjadi tidak hanya melalui dalam air diubah menjadi bentuk yang

e-ISSN 2502-4787
Penurunan Kadar Besi Air Sumur Gali 145

tak larut Fe(OH)3 dan dapat dipisahkan KMnO4 tidak menambah jumlah Mn
dengan filtrasi (Said, 2005). Kadar besi dalam zeolit secara signifikan sehingga
yang semakin sedikit dalam filtrat tidak dapat menurunkan kadar besi dalam
tersebut menunjukkan peningkatan air baku lebih banyak lagi.
efisiensi penurunan kadar besi air baku
oleh Mn-Z variasi konsentrasi larutan KESIMPULAN

KMNO4. Zeolit alam dapat menurunkan kadar


Tabel 3 menunjukkan bahwa besi air baku mula-mula 5 mg/L menjadi
1 mg/L. Penyaringan air baku dengan
penyaringan air baku mengunakan zeolit
6 7
dan Mn-Z (1-2) menghasilkan kadar besi menggunakan Mn-Z menghasilkan filtrat
yang sama dalam filtrat, yaitu 1 mg/L. dengan kadar besi lebih rendah
Hal ini dimungkinkan karena dibandingkan dengan menggunakan zeolit.
Semakin lama waktu perendaman zeolit
perendaman zeolit dalam larutan KMnO4
1% kurang optimal, sehingga jumlah Mn dalam larutan KMnO4, semakin rendah
yang masuk dalam kerangka zeolit tidak kadar besi dalam filtrat dan semakin tinggi
bertambah secara signifikan. Dengan efisiensi penurunan kadar besi. Semakin
demikian, efisiensi penurunan kadar besi tinggi konsentrasi larutan KMnO4, maka
dari kedua material tersebut juga sama. semakin rendah kadar besi dalam filtrat dan
Filtrat penyaringan air baku semakin tinggi efisiensi penurunan kadar
mengunakan Mn-Z (5-2) dan Mn-Z (7-2) besi. Material Mn-Z
juga memiliki kadar besi yang sama, yaitu yang efektif digunakan untuk
0,1 mg/L. Oleh karena itu, efisiensi penyaringan air baku adalah Mn-Z (5-
penurunan kadar besi dari kedua material
48). Penelitian selanjutnya dapat
ini juga sama. Hal ini dimungkinkan
dilakukan untuk mengetahui pengaruh
karena konsentrasi larutan KMnO 4 optimal ukuran zeolit terhadap keefektifan Mn-Z
digunakan pada konsentrasi 5% (b/v) dan dalam menurunkan kadar besi.
penambahan konsentrasi larutan

DAFTAR RUJUKAN

Alfanaar, R, Yuniati, Y, & Rismiarti, Z, EduChemia (Jurnal Kimia dan


2017, ‘Studi Kinetika dan Isoterm Pendidikan), vol. 2, no. 1, hh. 63-72.
Adsorpsi Besi (III) pada Zeolit Alam Kartina, SW, & Karnaningroem, N, 2011,
dengan Bantuan Gelombang Sonikasi, ‘Studi Penurunan Besi (Fe) dan

e-ISSN 2502-4787
146 EduChemia,Vol.3, No.2, 2018 Ismawati, Nrirfani, Rinarni

Mangan (Mn) dengan Menggunakan Zeolit Alami untuk Menurunkan


Cascade Aerator dan Rapid Sand Kadar Besi dan Mangan’, Makara
Filter Pada Air Sumur Gali’, Skripsi Kesehatan, vol. 8, no.1, hh. 1-6.
tidak diterbitkan, ITS, Surabaya. Said, NI, 2005, ‘Metoda Penghilangan Zat
Maines, 1994, ‘Modulating Factors That Besi dan Mangan di Dalam
Determine Interindividual Penyediaan Air Minum Domestik’,
Differences in Response to Metal, In: JAI, vol. 1, no. 3, hh. 239-250.
Mertz W, Abernathy CO, and Olin SS, Sutisna, Saryati, Bambang, S.,
Editors. Risk Assessment of Essential Mohammad, I, Siti, Istanto, Husen, &
Elements’, ILSI Press, Washington, Saleh, H, 2002, ‘Penerapan Arang
21-43. Aktif dan Zeolit untuk Sistem
Mumpton, FA, 1999, ‘La roca magica: Pemurnian Air Minum’, Prosiding
Uses of Natural Zeolites in Pertemuan Ilmiah Ilmu Pengetahuan
Agriculture and industry’, Proc. Natl. dan Teknologi Bahan, Serpong.
Acad. Sci., 96, hh. 3463–3470. Valdes, MG, Perez-Cordoves, AI, & Dıaz-
Oktiawan & Krisbiantoro, 2007, Garcıa, ME, 2006, ‘Zeolites and

‘Efektifitas Penurunan Fe2+ dengan Zeolite-based Materials in Analytical

Unit Saringan Pasir Cepat Media Chemistry’, Trac-Trend. Anal. Chem.,


Pasir Aktif’, Jurnal Presipitasi, vol. vol. 1, no. 25.
2, no. 1, hh. 56-59. Yeom, YH, Kim, Y, Song, SH, Seff, K,
Permenkes Nomor 492/Menkes/Per/IV/ 1997, ‘Crystal Structure of an
2+
2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Ethylene Sorption Complex of Cd -
Minum. Exchanged Zeolite X,
Pardoyo, Narsito, & Nuryono, 2005, Cd46Si100Al92O384.29.5C2H4’, J. Phys.
‘Pengaruh Perlakuan Asam dan Chem. B, vol. 101, hh. 2138-2142.
Kalium Permanganat Terhadap Zamroni, H, & Las, T, 2000, ‘Pembuatan
Karakter Zeolit Tasik’, Jurnal Kimia Mn-Z untuk penyerapan limbah
Sains dan Aplikasi, vol. 3, no. 1, hh. radioaktif Sr-90 dan limbah Fe’,
29-34. Pusat Pengembangan Pengelolaan
Rahman, A, & Hartono, B, 2004, Limbah Radioaktif, Batan Serpong.
‘Penyaringan Air Tanah dengan

e-ISSN 2502-4787

Potrebbero piacerti anche