Pengembangan Instrumen RDQA Untuk Surveilans Epidemiologi DBD
Di Dinas Kesehatan Kota Tarakan
Haikal*, Martini**, Eko Sediyono***
*Alumni Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, **Staf Pengajar Program Magister Ilmu Kesehatan Manajemen Masyarakat Universitas Diponegoro Kesehatan ***Staf Pengajar Program Magister Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Universitas Kristen Satya Wacana Email: haikalfaqih04@gmail.com Indonesia
ABSTRACT study are that data quality assessment
In 2016 from 7 Puskesmas in instruments have been developed Tarakan City, 4 (four) Puskesmas (58%) according to RDQA and routine data sent their reports above the 5th of each quality assessments by the Ministry of month. There is still a mismatch of the Health with R & D research methods number of source data with the results of modified with eight indicators namely recapitulation such as the number of DHF timeliness, data availability, data cases in Tarakan DHO with the number of completeness, monitoring and evaluation DHF cases in the Ministry of Health unit capabilities, reporting indicators and Republic of Indonesia SKDR as well as the guidelines, data collection and reporting incompatibility of the reporting format by format, data management process, recording surveillance staff. The purpose linkages with the national reporting system of this study was to develop a Routine Data and the use of data for decision making. Quality Assessment (RDQA) instrument for The results of the assessment of the DHF Epidemiological Surveillance in instruments developed, namely the aspect Tarakan City Health Office. of content feasibility has an average value The type of research used is of 81%, the feasibility aspect of Research and Development. The total presentation is 78% and language subjects of the study were 9 people with assessment aspects 81%. Based on the details of 7 data management officers in results of the assessment of the three the Puskesmas in the Tarakan DKK aspects assessed in the development of the working area and 1 person in charge of the RDQA instrument, a good conclusion is DHF Program in Tarakan DKK. The steps reached, but there are general in this study, namely: (1) Potential and recommendations given both by the Chair problems, (2) Data Collection (3) Product of the DHF Program in the DHO and the Design (4) Design Validation (5) Design Epidemiological Surveillance Data Revision (6) Product Trial (7) Product Management Officer in DHO and Revision (8) Trial Use. The results of this 16 Puskesmas, namely the use of modules and kualitas data serta upaya untuk 6, 7, 8 manuals RDQA instrument. meningkatkan kualitas data. RDQA merupakan instrumen yang Keywords: Surveillance Epidemiolgy DHF; dapat digunakan untuk menilai kualitas Routine Data Quality Assesment (RDQA) data. Penerapan RDQA yang pernah dilakukan yaitu melakukan penilaian pada PENDAHULUAN bidang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Berdasarkan laporan Pusdatin, Penilaian ini dilakukan terhadap sumber disebutkan bahwa kualitas data kesehatan data pada seluruh tingkatan pelayanan di Indonesia dapat dikatakan masih rendah. kesehatan terkait KIA untuk Hasil penilaian terhadap Sistem Informasi mengidentifikasi dan mengurangi Kesehatan (SIK) Indonesia yang dilakukan kesalahan yang ada. Penilaian juga oleh Health Metrick Network (HMN) yang dilakukan terhadap peran dari tenaga bekerja sama dengan Pusdatin kesehatan yang berwenang dalam Kementerian Kesehatan pada tahun 2012, monitoring dan evaluasi sistem KIA, serta menunjukkan hasil untuk sumber daya (60 melakukan peninjauan terhadap indikator %), indikator (62%), sumber data (51%), kunci KIA untuk keakuratan dan rencana kualitas data (57%), penggunaan dan pengembangan lanjutan untuk perbaikan diseminasi data (62%) dan manajemen data kualitas data.9, 10, 11 (42%). Padahal, Sistem Informasi Pada penerapannya di Indonesia, Kesehatan merupakan komponen penting RDQA membutuhkan beberapa dalam sistem kesehatan dan merupakan penyesuaian terkait dengan keadaan penyedia informasi bagi proses surveilans epidemiologi DBD. Surveilans 1 pengambilan keputusan. epidemiologi DBD terdiri dari beberapa Berdasarkan studi pendahuluan data yang digunakan untuk beberapa hal, terdapat beberapa permasalahan terkait seperti pada surveilans kasus, surveilans kualitas data diantaranya: masih terdapat 4 vektor, penanggulangan kasus, Puskesmas (58%) mengirimkan laporannya penanggulangan dan penyelidikan di atas tanggal 5 setiap bulannya. Kejadian Luar Biasa (KLB) serta terkait Terjadinya ketidaksesuaian jumlah data dengan peningkatan profesionalisme sumber dengan hasil rekapitulasi seperti sumber daya manusia.12, 13, 14 jumlah kasus DBD di DKK Tarakan Pada RDQA, tidak dapat dengan jumlah kasus DBD di SKDR menjelaskan secara rinci tentang Kemenkes RI, masih ditemukannya penggunaan data tersebut. RDQA hanya ketidaksesuaian format pelaporan dengan dapat mengelompokkan data sesuai dengan pencatatan oleh tenaga surveilans. indikator yang telah dipilih (misal; Sehingga diperlukan upaya untuk indikator IR, CFR dan ABJ pada meningkatkan kualitas data. Kualitas data epidemiologi DBD), sedangkan pada yang baik adalah prasyarat untuk informasi surveilans epidemiologi DBD terdiri atas yang lebih baik serta pengambilan pengelompokkan data yang spesifik dan keputusan yang lebih baik. 2, 3, 4, 5 Penilaian dibutuhkan.15, 16 kualitas data merupakan salah satu cara Sehingga, berdasarkan latar belakang untuk mengetahui permasalahan terkait tersebut peneliti melakukan pengembangan instrumen RDQA untuk menjamin kualitas 17 data pada surveilans epidemiologi DBD di nilai rata-rata 2,86 atau berada pada Dinas Kesehatan Kota Tarakan. kategori ideal, sedangkan Puskesmas Juata Laut, Puskesmas Pantai Amal dan METODE PENELITIAN Puskesmas Mamburungan memiliki nilai Jenis penelitian yang digunakan 2,43 atau berada pada kategori sedang pada adalah Research and Development. Metode penilaian kemampuan unit monitoring dan penelitian dan pengembangan atau evaluasi, sedangkan pada penilaian proses Research and Development adalah metode manajemen data, Puskesmas Gunung penelitian yang digunakan untuk Lingkas, Puskesmas Sebengkok dan menghasilkan produk tertentu, dan menguji Puskesmas Karang Rejo memiliki nilai keefektifan produk tersebut.17 Subyek 2,44 atau berada pada kategori sedang. penelitian yaitu 9 orang dengan rincian 7 Pada verifikasi data, Puskesmas orang petugas pengelola data di Puskesmas Karang Rejo, Puskesmas Gunung Lingkas, wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Puskesmas Sebengkok, Puskesmas Juata Tarakan dan 1 orang sebagai Penanggung Laut, Puskesmas Pantai Amal memiliki Jawab Program DBD di Dinas Kesehatan skor kurang dari 95 % atau over-reporting Kota Tarakan. Langkah-langkah pada pada indikator ABJ yang sehingga peneitian ini , yaitu : (1) Potensi dan pelaporan yang telah dilakukan masih masalah, (2) Pengumpulan Data (3) Desain kurang lengkap. Penilaian sistem pada Produk (4) Validasi Desain (5) Revisi Dinas Kesehatan Kota Tarakan memiliki Desain (6) Uji Coba Produk (7) Revisi nilai rata-rata 2,96 atau berada pada Produk (8) Uji Coba Pemakaian. kategori ideal. Pada verifikasi data, Dinas Pada pengujian produk/ analisis Kesehatan Kota Tarakan memiliki produk menggunakan penilaian pada aspek memiliki skor ideal yaitu 100 % sehingga kelayakan isi, aspek penyajian dan aspek pelaporan yang telah dilakukan telah sesuai penilaian bahasa. Penilaian dilakukan oleh dengan yang diharapkan. Kinerja sembilan penilai yang terdiri atas satu Pelaporan pada Dinas Kesehatan Kota orang Ketua Program DBD di DKK Tarakan memiliki skor ideal yaitu 100 %, Tarakan dan satu orang sebagai petugas sehingga pelaporan yang telah dilakukan pengelola data di DKK Tarakan serta tujuh telah lengkap, tersedia dan tepat waktu. orang petugas pengelola data di Puskesmas Kota Tarakan. Penilaian Kualitas Data Berdasarkan Penelitian ini telah lolos kaji etik Metode Kemenkes yang diterbitkan oleh Komisi Etik Penilaian Kualitas Data berdasarkan Penelitian Kesehatan FKM Undip dengan metode Kemenkes maka, rata-rata No: 062/EC/FKM/2018 pada tanggal 4 juni ketersediaan data di Puskesmas Kota 2018. Tarakan memiliki nilai yang baik yaitu 95%. Sehingga laporan telah tersedia untuk HASIL DAN PEMBAHASAN dilakukan pengumpulan dan pengolahan. Penilaian Kualitas Data Berdasarkan Puskesmas Pantai Amal dan Puskesmas Metode RDQA Juata Laut memiliki Nilai terendah pada Penilaian Kualitas Data berdasarkan penilaian ketersediaan data yaitu 85%. metode RDQA maka, penilaian sistem Rata-rata kelengkapan data di Puskesmas pada Puskesmas di Kota Tarakan memiliki Kota Tarakan memiliki nilai yang baik 18 yaitu 100%, sehingga laporan telah Pengumpulan Data lengkap untuk dilakukan pengumpulan dan Data yang dikumpulkan telah dinilai pengolahan. Rata-rata Ketepatan Waktu dan ditelaah dengan menggunakan metode pada Pelaporan Surveilans Epidemiologi RDQA dan metode Penilaian Surveilans DBD memiliki nilai yang baik yaitu 100 %, Epidemiologi DBD oleh Kemenkes. Secara sehingga pengumpulan pelaporan yang garis besar dapat disimpulkan kedua telah dilakukan telah tepat waktu. metode tersebut mempunyai kelemahan dan kelebihan masing-masing. Sehingga Pengembangan Metode Routine Data diperlukan modifikasi metode penilaian Quality Assesment (RDQA) kualitas data dengan menggabungkan Potensi dan Masalah indikator kualitas data berdasarkan metode Potensi yang ada dalam penelitian ini RDQA dan indikator kualitas data adalah adanya metode penilaian kualitas berdasarkan metode Penilaian Surveilans data yang dapat dikembangkan sebagai Epidemiologi DBD oleh Kemenkes. penunjang kegiatan telaah data di Dinas Kesehatan Kota untuk menilai kualitas data Desain Produk rutin. Potensi lain adalah pada dasarnya Instrumen pengembangan RDQA semua tingkatan tersebut memiliki staf untuk Surveilans Epidemilogi DBD di pengelola data program kesehatan yang Dinas Kesehatan Kota Tarakan terdiri dari harus mengolah data agar menjadi delapan indikator penilaian kualitas data informasi yang baik. Berdasarkan studi yaitu 1) Pengumpulan Data dan Format literatur yang dilakukan didapatkan hasil Pelaporan, 2) Keterkaitan dengan bahwa metode penilaian kualitas data yang Pelaporan Nasional, 3) Penggunaan Data ada sekarang ini menilai beberapa untuk Pengambilan Keputusan, 4) komponen saja.18,19,20 Misalnya pada Indikator dan Pedoman Pelaporan, 5) Surveilans Epidemiologi DBD melakukan Proses Manajemen Data, 6) Kemampuan penilaian kualitas data melalui indikator Unit Monitoring dan Evaluasi, 7) Cross- kelengkapan, ketersediaan dan ketepatan check hasil Pelaporan, 8) Review waktu. Sedangkan, komponen kualitas data Dokumen. menurut beberapa literatur yang lain terdiri Kegiatan penilaian kualitas data rutin atas verifikasi data, penilaian sistem yang dilakukan dengan cara menilai kualitas menghasilkan data, Kelengkapan data, data rutin dari laporan rutin (bulanan atau Ketersediaan Data dan Keteatan Waktu triwulan) yang telah dikirim secara Pengumpulan Data.21,22,23,24 langsung dari unit di bawahnya atau Apabila indikator atau kriteria tingkat yang lebih rendah (seperti penilaian yang terdapat dalam suatu Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kota). metode penilaian kualitas data semakin Diperlukan kunjungan ke lapangan untuk lengkap maka tingkat penilaian metode penilaian terhadap verifikasi data yang tersebut akan semakin tinggi terhadap telah dilaporkan. Setelah data rutin dan suatu data, sehingga dapat menghasilkan data verifikasi terkumpul, maka petugas informasi mengenai kualitas data dengan penilai kualitas data melakukan kalkulasi indikator penilaian yang semakin lengkap atau perhitungan sederhana dengan dari pada sebelumnya.25,26,27 menggunakan instrumen RDQA yang telah dikembangkan. Output dari hasil penilaian 19 menggunakan instrumen RDQA tersebut Berdasarkan hasil penilaian terhadap yaitu laporan yang menyajikan indikator tiga aspek yang dinilai dalam penilaian kualitas data berupa grafik laba- pengembangan instrumen RDQA laba dan grafik batang berupa nilai dan mendapatkan kesimpulan yang baik, akan presentase dari hasil penilaian kualitas data tetapi ada beberapa saran secara umum yang telah dilakukan. yang diberikan baik oleh Ketua Program DBD di Dinas Kesehatan Kota Tarakan Validasi Desain maupun Petugas Pengelola Data Surveilans Terdapat tiga aspek yang dinilai Epidemiologi DBD di Dinas Kesehatan dalam pengembangan instrumen RDQA ini, Kota Tarakan dan Puskesmas, antara lain: antara lain aspek kelayakan isi, aspek a. Manual penggunaan instrumen kelayakan penyajian dan aspek penilaian pengembangan RDQA harus lebih bahasa. runtut sesuai dengan langkah- Penilaian dilakukan oleh sembilan langkah yang seharusnya dilakukan. penilai yang terdiri atas satu orang Ketua b. Penambahan penjelasan mengenai Program DBD di Dinas Kesehatan Kota hasil akhir penilaian kualitas data Tarakan dan satu orang sebagai petugas c. Perlu ditambahkan pengantar serta pengelola data di Dinas Kesehatan Kota keterangan mengenai masing- Tarakan serta tujuh orang petugas masing indikator penilaian pengelola data di Puskesmas Kota Tarakan. Dari beberapa saran dan masukan Pada Aspek Kelayakan Isi, dapat yang diberikan oleh Ketua Program DBD disimpulkan bahwa kesesuaian latar dan Petugas Pengelola Data di Dinas belakang sudah baik, kesesuaian instrumen Kesehatan Kota Tarakan, maka perbaikan sudah baik, serta keakuratan instrumen dan yang dilakukan terhadap pengembangan pendukung instrumen juga baik. Indikator instrumen RDQA ini terdapat pada modul Kemungkinan Penggunaan dalam dan manual penggunaan instrumen RDQA Penilaian Kualitas Data memiliki nilai yang terdapat pada lampiran. tertinggi yaitu sebesar 85%, hal ini disebabkan karena instrumen hasil Uji Coba Produk pengembangan memiliki kelengkapan Hasil penilaian kualitas data dengan indikator penilaian kualitas data metode yang dikembangkan adalah dibandingkan instrumen yang digunakan penilaian sistem pada puskesmas di Kota sebelumnya. Pada Aspek Kelayakan Tarakan memiliki nilai rata-rata 2,85 atau Penyajian, disimpulkan bahwa teknik berada pada kategori ideal, sedangkan penyajian instruksi penggunaan instrumen, Puskesmas Gunung Lingkas, Puskesmas pendukung penyajian dan kelengkapan Sebengkok dan Puskesmas Karang Rejo penyajian memiliki rata-rata baik. Pada memiliki nilai 2,38 atau berada pada Aspek Penilaian Bahasa, disimpulkan kategori sedang pada penilaian proses bahwa semua indikator aspek penilaian manajemen data. Pada penilaian Verifikasi bahasa (lugas, komunikatif dan Data Puskesmas, rata-rata ketersediaan penggunaan istilah dan simbol) semuanya data masih kurang yaitu 89 %, sedangkan masuk dalam kriteria baik. pada ketepatan waktu dan kelengkapan data telah ideal yaitu 100 %. Penilaian Revisi Desain sistem pada Dinas Kesehatan Kota Tarakan 20 memiliki nilai rata-rata 2,96 atau berada pada kategori ideal. Kemampuan unit UCAPAN TERIMAKASIH monitoring dan evaluasi memiliki nilai Penulis mengucapkan terimakasih paling rendah diantara keseluruhan kepada Dinas Kesehatan Kota Tarakan dan indikator penilaian sistem, yaitu 2,78. Pada Puskesmas di Kota Tarakan (Puskesmas verifikasi data, Dinas Kesehatan Kota Sebengkok, Puskesmas Gunung Lingkas, Tarakan memiliki memiliki skor ideal yaitu Puskesmas Juata Laut, Puskesmas Juata 100 % sehingga pelaporan yang telah Permai, Puskesmas Pantai Amal, dilakukan telah sesuai dengan yang Puskesmas Mamburungan dan Puskesmas diharapkan. Kinerja Pelaporan pada Dinas Karang Rejo) . Kesehatan Kota Tarakan memiliki skor ideal yaitu 100 %, sehingga pelaporan DAFTAR PUSTAKA yang telah dilakukan telah lengkap, 1. Kementerian Kesehatan RI. Penilaian tersedia dan tepat waktu. Mandiri Kualitas Data Rutin (PMKDR) Sistem Informasi Kesehatan. Jakarta: KESIMPULAN Kemenkes RI; 2013. Hasil penilaian kualitas data dengan 2. Saeed KMI, Bano R and Asghar RJ. metode yang dikembangkan adalah Evaluation of the national tuberculosis penilaian sistem pada Puskesmas di Kota surveillance system in Afghanistan. Tarakan memiliki nilai rata-rata 2,85 atau Eastern Mediterranean Health Journal. berada pada kategori ideal. Pada penilaian Feb 2013; vol 19;no.2;200-207. Verifikasi Data Puskesmas, rata-rata 3. Matheson AI, et al. Implementation ketersediaan data masih kurang yaitu 89 %, and Expansion of An Electronic sedangkan pada ketepatan waktu dan Medical Record for HIV Care and kelengkapan data telah ideal yaitu 100 %. Treatment in Haiti: An Assessment of Penilaian sistem pada Dinas Kesehatan System Use and The Impact of Large- Kota Tarakan memiliki nilai rata-rata 2,96 Scale Disruptions. International Journal of Medical Informatics. Apr atau berada pada kategori ideal. Pada 2012; vol 81;no.4;244-256. verifikasi data, Dinas Kesehatan Kota 4. Ayub M and Petter N. Reporting Tarakan memiliki memiliki skor ideal yaitu Practices And Data Quality In Health 100 % sehingga pelaporan yang telah Information Systems In Developing dilakukan telah sesuai dengan yang Countries: An Exploratory Case Study diharapkan. Kinerja Pelaporan pada Dinas In Kenya. Journal of Health Kesehatan Kota Tarakan memiliki skor Informatics in Developing Countries. Dec 2016; vol 10;no.1;114-126. ideal yaitu 100 %, sehingga pelaporan 5. Muthee V, et al. The Impact of Routine yang telah dilakukan telah lengkap, Data Quality Assessments on tersedia dan tepat waktu. Electronic Medical Record Data Dinas Kesehatan Kota Tarakan dapat Quality in Kenya. PLOS ONE. Apr memanfaatkan hasil pengembangan 2018; vol 13;no.4 metode ini untuk melakukan penilaian 6. Joseph AF, et al. Conducting a kualitas data demi menunjang tersedianya Surveillance Data Quality Audit in Grand Bassa County, Liberia. The Pan informasi, pengambilan keputusan dan African Medical Journal. Mei 2017; perencanaan program kesehatan pada masa vol 32; no.10. yang akan datang. 21 7. Petter S and Fruhling A. Evaluating The Success of An Emergency Response Medical Information System. 15. PPeraturan Menteri Kesehatan No 45 International Journal of Medical Tahun 2014. Penyelenggaraan Informatics. Jul 2011; vol 80;no.7;480- 489. Surveilans Kesehatan. Jakarta: 8. Chen H, Yu P and Wang N. Do we Kemenkes RI; 2015. have the reliable data? An exploration 16. Rahel A, et al. A Comparison of of data quality for AIDS information Electronic Medical Record Data to system in China. Stud. Health Technol. Paper Records in Antiretroviral Inform. Aug 2012, vol 192;1042–1042. Therapy Clinic in Ethiopia: What is 9. World Health Organization. Manual on affecting the Quality of the Data?. Use of Routine Data Quality (RDQA) Online Journal of Public Health tool for TB Monitoring. Geneva: WHO; Informatics. Sep 2018;vol 10;no.2 17. eDepartemen Kesehatan RI. Petunjuk 2011. Tekhnis Pengamatan Penyakit Demam 10. Nalianya JM and Stephen WL. Monitoring and Evaluation Systems Berdarah Dengue. Jakarta: Depkes RI; and Performance of Non- 1999. Governmental Based Maternal Health 18. Sugiyono. Metode Penelitian Projects in Bungoma South Sub- Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. County, Kenya. European Scientific Bandung: Alvabeta; 2015 Journal. Aug 2017;vol 13;no.23;11-38. 19. Lippeveld, T., Sauerborn, R., & Bodart, 11. Antoinette AB, et al. Quality of routine C. Design and implementation of facility data for monitoring priority maternal and newborn indicators in health information systems Design and DHIS2: A case study from Gombe State, implementation of health information Nigeria. PLOS ONE. Jan 2019; vol systems. Geneva: WHO; 2000. 14;no.1 20. Singh, Gajinder P, Jordan T and 12. Ahanhanzo YG, Ouendo EM, Michael PR. Improving Data for Kpozehouen A, Leveque A, Decision-Making: Leveraging Data Makoutode M and Wilmet MD. Data Quality Audits in Haryana, India. Quality Assessment in The Routine Delhi: USAID India; 2014 Health Information System: an 21. Petter N. Reporting Practices and Data Application of The Lot Quality Quality in Health Information Systems Assurance Sampling in Benin. Health in Developing Countries: An Policy and Planning. Jul 2014; vol 30; Exploratory Case Study in Kenya. no.7; 837-843. Journal of Health Informatics in 13. Sarah G, et al. An Assessment Of Developing Countries. Dec 2016; vol Routine Primary Care Health 10; no.1; 114-126. Information System Data Quality In 22. Colton, David dan Robert W. Covert. Sofala Province, Mozambique. Population Health Metrics. Jan 2012; Designing and Constructing vol 9;no.12 Instruments for Social Research and 14. Maramraj KK, et al. Evaluation Of Evaluation. San Francisco: Jossey- Dengue Surveillance System, Basse; 2007 Telangana State, India. International 23. Chen H, Hailey D, Wang N and Yu P. Journal of Infectious Diseases. Aug a Review of Data Quality Assessment 2018;vol 73;263-267. Methods for Public Health Information 22 Systems. International Journal of Environmental Research and Public Health. May 2014; vol 11; no.5; 5170– 520. 24. AbouZahr C and Boerma T. Health Information Systems: The Foundations of Public Health. Bulletin of the World Health Organization. Jan 2005; vol 83; no.8; 578–583.
25. Bowen S, Erickson T, Martens PJ and
Crockett S. more than “Using Research”: The Real Challenges in Promoting Evidence-Informed Decision-Making. Healthcare Policy. May 2009; vol 4; no.3; 87–102. 26. Ndabarora E, Chipps JA and Uys L. Systematic Review of Health Data Quality Management and Best Practices at Community and District Levels in LMIC. Information Development. Dec 2013; vol 30; no.2; 103–120. 27. Jørn B, Arthur H and Sundeep S. Improving Quality and Use of Data. Bull World Health Organ. Jan 2012; vol 90; no.1; 379–384.