Sei sulla pagina 1di 12

TINDAKAN PENCEGAHAN KARIES GIGI PADA SISWA SEKOLAH

DASAR BERDASARKAN TEORI HEALTH BELIEF MODEL

PREVENTION OF DENTAL CARIES IN ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS


BASED ON THE THEORY OF HEALTH BELIEF MODEL

Lidia Septianingtias Setiari, Muji Sulistyowati


Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku,
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya.
Email: lidlidialidio@gmail.com

Abstract: Dental caries is one of the serious health problem in school age children. The maintenance of
dental and oral health need to be done early in the prevention of dental caries. This study was conducted
to analyze the application of Health Belief Model theory on dental caries prevention in elementary
school students. This research was quantitative study with a cross-sectional approach. Sample were
fifth grade student at SDN Kedurus 1 Surabaya amount to 53 students and taken by simple random
sampling. The independent variable were perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefits,
perceived barriers, self-efficacy and cues to action. The dependent variable of this study was action in
the prevention of dental caries. Quantitative data was analyzed using Spearman correlation test and
logistic regression. The respondent action to prevent dental caries was good. There was a correlation
between perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefits, perceived barriers, self-efficacy
and cues to action with action in preventing dental caries. This research concluded that perceived
susceptibility was the most influencing factor in preventing dental caries. It was suggested to increase
the effort of promotive and preventive in school so that the students can more diligent in doing dental
caries prevention action.

Keywords: health belief model, dental caries, behavior of students

Abstrak: Karies gigi merupakan salah satu masalah kesehatan serius pada anak usia sekolah. Upaya
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut sejak dini perlu dilakukan dalam pencegahan terjadi nya karies
gigi. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis aplikasi teori Health Belief Model terhadap tindakan
pencegahan karies gigi pada siswa sekolah dasar. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancangan cross
sectional dengan pendekatan secara kuantitatif. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas 5 di SDN
Kedurus 1 Surabaya sebanyak 53 orang dan diambil dengan cara simpel random sampling. Variabel
independen penelitian ini adalah kerentanan, keseriusan, manfaat, hambatan, kemampuan diri serta
isyarat untuk bertindak terhadap pencegahan karies gigi. Variabel dependen penelitian ini adalah tindakan
dalam pencegahan karies gigi. Data kuantitatif dianalisis dalam bentuk tabulasi dengan menggunakan uji
spearman correlation dan regresi logistic. Tindakan responden untuk mencegah karies gigi sudah baik.
Terdapat adanya hubungan antara kerentanan, keseriusan, manfaat, hambatan, kemampuan diri serta
isyarat untuk bertindak terhadap pencegahan karies gigi dengan tindakan dalam mencegah karies gigi.
Penelitian ini menyimpulkan kerentanan merupakan faktor yang paling memengaruhi tindakan dalam
mencegah karies gigi. Disarankan untuk meningkatkan upaya promotif dan preventif di sekolah agar
siswa lebih rajin dalam melakukan tindakan pencegahan karies gigi

Kata kunci: health belief model, karies gigi, tindakan siswa

PENDAHULUAN perkembangan bakteri. Bakteri masuk ke


dalam jaringan gigi melalui lapisan dentin
Karies gigi merupakan salah satu
gangguan kesehatan gigi dan mulut. Karies hingga ke bagian pulpa (Kumala, 2006).
gigi terjadi akibat adanya kerusakan jaringan Tidak hanya gigi orang dewasa saja yang
dapat mengalami karies gigi, melainkan
keras gigi yang meliputi enamel, dentin, dan
sementum. Proses kerusakan gigi ini dimulai pada anak-anak baik gigi susu maupun gigi
permanen juga dapat mengalami karies gigi.
adanya proses demineralisasi yang diikuti
Anak dengan usia 6–14 tahun merupakan
kerusakan zat organik sehingga terjadi

59
60 Jurnal Promkes, Vol. 5, No. 1 Juli 2017: 59–70

usia yang rawan dan kritis yang dapat media elektronik, media cetak seperti poster
terkena karies gigi dan pada usia tersebut serta menggunakan media di luar ruangan
mempunyai sifat khusus yaitu masa dimana melalui spanduk (Notoatmodjo, 2010). Usia
terjadi peralihan dari gigi susu ke gigi sekolah dasar merupakan saat yang ideal
permanen (Wong, 2003). untuk dilakukan upaya-upaya kesehatan
Menurut data WHO menyatakan bahwa gigi dan mulut karena pada usia sekolah
sebesar 60-90% anak-anak banyak yang dasar merupakan awal mula tumbuh gigi
mengalami karies gigi dimana prevalensi permanen dan merupakan kelompok risiko
tertinggi pada anak-anak yang ada di tinggi karies gigi (Dinkes Kota Surabaya,
Negara Amerika dan kawasan Eropa. 2015).
Sedangkan, menurut WHO global oral Salah satu bentuk untuk menjaga
health, prevalensi indeks karies gigi global kesehatan gigi dan mulut agar tetap sehat
antara anak usia 12 tahun dan rata-rata adalah dengan melatih kemampuan motorik
1,6 gigi yang berarti rata-rata per orang seorang anak, termasuk diantaranya dengan
mengalami kerusakan gigi lebih dari satu menggosok gigi. Kemampuan menggosok
gigi (WHO, 2003). Sedangkan di Indonesia gigi secara baik dan benar merupakan
sebesar 29,8% kelompok umur 12 tahun faktor cukup penting untuk pemeliharaan
menderita karies gigi (Depkes, 2007). Usia gigi dan mulut (Riyanti, 2013). Waktu yang
anak-anak yang mengalami karies gigi saat optimal untuk membersihkan gigi dilakukan
ini salah satunya dipengaruhi oleh faktor setelah makan di pagi hari dan sebelum tidur
perilaku masyarakat. Kurangnya kesadaran malam. Menyikat gigi setelah makan di pagi
akan pentingnya merawat kesehatan gigi dan hari bertujuan untuk membersihkan sisa-sisa
mulut dapat mengakibatkan produktivitas makanan yang menempel setelah makan
karena pengaruh sakit yang dirasakan. Sisa dan sebelum tidur malam bertujuan untuk
makanan yang menempel pada gigi yang membersihkan sisa-sisa makanan yang
tidak dibersihkan dapat menyebabkan terjadi menempel setelah makan malam (Potter,
nya kerusakan gigi yang mengakibatkan gigi 2005).
menjadi keropos, berlubang dll. Dampak Berdasarkan Riskesdas 2013, persentase
yang ditimbulkan akibat karies gigi yang penduduk yang mempunyai masalah
terjadi pada anak-anak akan menghambat kesehatan gigi dan mulut sebesar 25,9%.
proses perkembangan pada anak salah Jawa Timur menempati urutan ke tiga yang
satunya adalah tingkat kecerdasan anak memiliki peningkatan masalah gigi dan
semakin menurun yang apabila terjadi mulut tertinggi pada tahun 2007 sebesar
terus menerus dan dalam jangka waktu 20,3% menjadi 28,6% di tahun 2013.
yang panjang akan memengaruhi kualitas Proporsinya pada kelompok umur 10–14
hidup anak. Menurut Listiono (2012), salah tahun yang merupakan usia anak sekolah
satu penyebab terjadi nya karies gigi pada sebesar 25,2% sedangkan dalam kebiasaan
seseorang akibat kebiasaan mengonsumsi menyikat gigi sebesar 7,3% yang menyikat
makanan yang manis dan lengket serta rasa gigi dengan benar pada tahun 2007 dan
malas dan kesalahan cara menyikat gigi serta menurun menjadi 2,3% pada tahun 2013
jarang memeriksakan kesehatan gigi setiap 6 (Kemenkes RI, 2014).
bulan sekali juga dapat menyebabkan karies Menurut profil kesehatan kota
gigi. Surabaya tahun 2015 berdasarkan hasil
Upaya pemeliharaan kesehatan gigi pemeriksaan kesehatan gigi untuk siswa
dan mulut sebaiknya dilakukan sedini SD/MI dikota Surabaya menunjukkan
mungkin sehingga karies gigi dapat dicegah hasil UKGS (Usaha Kesehatan Gigi
agar tidak sampai terjadi pada anak-anak. Sekolah) dari 219.450 siswa SD/MI yang
Sekolah merupakan salah satu lingkungan diperiksa, siswa SD/MI yang memerlukan
yang dapat dijadikan sebagai tempat untuk perawatan kesehatan gigi sebanyak 71.715
mengalahkan promosi kesehatan gigi. Teknik siswa, dan yang mendapatkan perawatan
dan metode yang dapat dilakukan di sekolah sebesar 51.901 siswa atau sebesar 72,37%.
terkait dengan promosi kesehatan gigi dapat Apabila dibandingkan dengan tahun
dilakukan oleh guru melalui ceramah umum, sebelumnya dengan responden yang berbeda
Lidia Septianingtias S. dan Muji S., Tindakan Pencegahan Karies Gigi pada… 61

menunjukkan adanya peningkatan cakupan yang dirasakan, perceived benefits dan


siswa SD/MI yang mendapatkan perawatan barriers penilaian atau keyakinan individu
gigi sebesar 3,64%. Berdasarkan hal akan adanya keuntungan dan kerugian
tersebut masih banyak siswa usia sekolah yang dirasakan apabila melakukan tindakan
yang mengalami masalah kesehatan gigi pencegahan penyakit, self efficacy berkaitan
dan mulut salah satunya adalah karies gigi dengan keyakinan diri dalam individu akan
sehingga masih banyak siswa usia sekolah kemampuan untuk melakukan tindakan serta
yang membutuhkan perawatan. cues to action yang menjelaskan adanya
Puskesmas Kedurus yang berada keyakinan mengenai tanda-tanda yang
di Kecamatan Karang Pilang merupakan mendorong seseorang untuk melakukan
salah satu puskesmas yang masuk dalam tindakan pencegahan penyakit. Teori Health
10 besar puskesmas yang memiliki banyak Belief Model merupakan model yang dapat
sekolah binaan. Pada tahun 2015 dalam menjelaskan mengenai perilaku sehat yang
upaya kesehatan gigi sekolah puskesmas dilakukan oleh individu dengan sangat baik
ini memiliki 20 sekolah binaan dari jumlah (Glanz dkk, 2008).
murid SD/MI yang diperiksa sebanyak Sebelum individu melakukan suatu
6.327 siswa dan yang perlu mendapatkan tindakan pencegahan karies gigi terdapat
perawatan sebanyak 2.238 siswa dengan faktor pemodifikasi yang dapat memengaruhi
persentase sebesar 35,37% (Dinkes Kota tindakan yang akan dilakukan individu
Surabaya, 2015). tersebut antara lain usia, jenis kelamin, sosial
SDN Kedurus 1 Surabaya merupakan ekonomi, pengetahuan dan pengalaman
salah satu sekolah binaan yang dimiliki pribadi. Berdasarkan latar belakang, maka
oleh puskesmas Kedurus. Berdasarkan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
survey awal di SDN Kedurus 1 Surabaya tentang tindakan dalam pencegahan karies
yang dilakukan pada siswa kelas 5 karena gigi dengan menggunakan konsep teori
siswa sudah memasuki usia 10 tahun dan Health Belief Model.
pada usia tersebut anak sudah dapat diajak Tujuan dalam penelitian ini adalah
berkomunikasi dengan baik. Diperoleh menganalisis tindakan pencegahan karies
data sebanyak 48% siswa mengalami lebih gigi pada siswa sekolah dasar dengan
dari satu gigi karies. sedangkan dari hasil menggunakan teori Health Belief Model
wawancara pada salah satu guru UKS yang meliputi kerentanan terhadap karies
di SDN Kedurus 1 Surabaya kegiatan gigi, keseriusan terhadap karies gigi,
penyuluhan, pemeriksaan gigi dan mulut manfaat terhadap pencegahan karies gigi,
serta melakukan sikat gigi masal hanya hambatan terhadap pencegahan karies gigi,
dilakukan selama setahun sekali yang kemampuan diri terhadap pencegahan karies
dilakukan oleh puskesmas. gigi serta isyarat untuk bertindak terhadap
Teori Health Belief Model (HBM) pencegahan karies gigi.
merupakan suatu bentuk model teori yang
digunakan untuk memberikan dorongan
METODE
kepada masyarakat untuk melakukan
tindakan kesehatan yang positif salah satunya Jenis penelitian ini merupakan
adalah tindakan pencegahan penyakit karies observasional analitik dengan pendekatan
gigi. Teori ini menyatakan bahwa individu secara kuantitatif dimana rancang bangun
dalam mengambil tindakan pencegahan penelitian tergolong cross sectional.
penyakit atau untuk berperilaku sehat Penelitian ini dilakukan di SDN Kedurus 1
dipengaruhi oleh perceived susceptibility, Surabaya pada bulan Mei–November 2016.
perceived severity, perceived benefits, Populasi dalam penelitian ini sebanyak 117
perceived barriers, self efficacy dan cues to siswa kelas 5 sekolah dasar dan diambil
action yang dapat memengaruhi seseorang sampel sebanyak 53 siswa. Penelitian ini
untuk dapat berperilaku sehat. Perceived dilakukan pada siswa kelas 5 sekolah dasar
susceptibility berkaitan dengan kerentanan yang rata-rata berusia 10 tahun hal ini
dirinya terhadap penyakit, perceived severity dikarenakan berdasarkan Riskesdas tahun
berkaitan dengan tingkat keseriusan penyakit 2013 proporsi pada kelompok usia 10–14
62 Jurnal Promkes, Vol. 5, No. 1 Juli 2017: 59–70

tahun memiliki urutan kedua dimana usia pengisian kuesioner kepada responden
tersebut masuk dalam usia anak sekolah dan memberikan penjelasan setiap soal
yang mengalami peningkatan masalah gigi kuesioner, sehingga diharapkan diperoleh
dan mulut salah satunya karies gigi sebesar jawaban yang lebih objektif. Pada waktu
25,2%. pengisian kuesioner siswa yang terpilih
Teknik pengumpulan data dalam menjadi responden dikumpulkan di dalam
penelitian ini dengan wawancara melalui satu ruang kelas dan mengisi kuesioner
kuesioner. Instrument kuesioner digunakan sendiri dengan dipandu peneliti. Data
untuk mengetahui tindakan siswa dalam sekunder diperoleh saat pengumpulan data
mencegah karies gigi melalui variabel yang yang masih berhubungan dengan objek
terdapat dalam teori HBM. Data primer penelitian. Data sekunder diperoleh dari
didapat dengan menggunakan instrument studi literatur yang terkait dengan penelitian
penelitian kuesioner yang dikaji kepada ini, jurnal maupun referensi dari sumber lain
responden sebagai sampel dalam yang relevan dengan penelitian ini.
penelitian. Analisis data dalam penelitian ini
Pengumpulan data dilakukan sendiri menggunakan 3 analisis yaitu univariat,
oleh peneliti, dengan memberikan inform bivariat, multivariat. Analisis univariat yang
consent dan meminta persetujuan berupa disajikan dalam bentuk tabel agar dapat
tanda tangan orang tua yang mengijinkan dilihat distribusi frekuensi atau bedanya
anaknya untuk menjadi responden penelitian proporsi masing-masing variabel yang
kemudian memberitahu cara dan waktu diteliti dan selanjutnya untuk dianalisis.
Analisis bivariat disajikan dalam bentuk
tabel dengan menggunakan uji Spearman
Correlation, sedangkan untuk analisis
multivariate menggunakan regresi logistik.
Tabel 1. Distribusi Responden Menurut
Variabel Teori Health Belief Model
terhadap Karies Gigi. HASIL PENELITIAN
Variabel Kriteria N % Berdasarkan penelitian yang dilakukan
Kerentanan Rentan 38 71,7 mengenai aplikasi teori Health Belief Model
Terhadap Tidak 15 28,3 terhadap tindakan pencegahan karies gigi
Karies Gigi Rentan pada siswa sekolah dasar didapatkan hasil
Keseriusan Parah 26 49,06 sebagai berikut.
Terhadap Tidak Parah 27 50,94 Penjelasan mengenai distribusi
Karies Gigi responden menurut variabel teori Health
Manfaat Manfaat 18 34,0 Belief Model terhadap karies gigi pada
Terhadap Tidak 35 66,0 Tabel 1 dijelaskan sebagai berikut. Pada
Pencegahan Manfaat
variabel kerentanan yang dirasakan terhadap
Karies gigi karies gigi dijelaskan bahwa lebih dari
Hambatan Hambatan 25 47,2
Terhadap Tidak 28 52,8 sebagian responden memiliki rasa rentan
Pencegahan Hambatan terhadap karies gigi yaitu sebanyak 38 orang
Karies Gigi (71,7%). Responden yang merasa rentan
Kemampuan Mampu 20 37,7 beranggapan apabila jarang menyikat gigi
Diri Terhadap Tidak 33 62,3 dapat menyebabkan terjadi nya penyakit
Pencegahan Mampu karies gigi.
Karies Gigi Distribusi responden pada variabel
Isyarat untuk Terdorong 34 64,15 keseriusan yang dirasakan terhadap
Bertindak Tidak 19 35,85 karies gigi dijelaskan bahwa separuh dari
Terhadap Terdorong
responden merasa karies gigi adalah
Pencegahan
Karies Gigi
penyakit yang tidak parah atau tidak terlalu
serius terhadap kesehatannya dengan
Tindakan Melakukan 31 58,5 jumlah responden yaitu sebanyak 27 orang
Pencegahan Tidak 22 41,5
Karies Gigi Melakukan (50,94%). Responden yang beranggapan
Lidia Septianingtias S. dan Muji S., Tindakan Pencegahan Karies Gigi pada… 63

karies gigi bukan penyakit yang serius pada variabel isyarat dalam bertindak untuk
berpendapat apabila terkena karies gigi tidak mendorong responden melakukan tindakan
akan mengganggu aktivitas mereka seperti pencegahan karies gigi dalam penelitian
sekolah. ini berasal dari orang tua dengan jumlah
Pada variabel manfaat yang dirasakan responden sebanyak 51 orang (96,23%).
dalam melakukan tindakan pencegahan Pada Tabel 1 juga menjelaskan bahwa
terhadap karies gigi dijelaskan bahwa lebih dari sebagian besar responden merasa
sebagian besar responden merasa tidak terdorong untuk melakukan tindakan
manfaat dalam melakukan tindakan pencegahan terhadap terjadi nya penyakit
pencegahan karies gigi. Jumlah responden karies gigi sebanyak 34 orang (64,15%).
yang didapatkan yaitu sebanyak 35 orang Tindakan dalam penelitian ini
(66,0%). Responden beranggapan bahwa merupakan praktek yang telah dilakukan
salah satu upaya mencegah terjadi nya oleh responden dalam upaya mencegah
penyakit karies gigi dengan melakukan terjadi nya penyakit karies gigi. Tindakan
tindakan berkumur-kumur dengan air dalam mencegah karies gigi terdapat dua
putih setelah makan-makanan manis tidak respons yaitu tindakan melakukan
bermanfaat untuk mencegah terjadi nya pencegahan dan tidak melakukan tindakan
karies gigi. pencegahan.
Variabel hambatan yang dirasakan Pada penelitian ini menjelaskan
untuk melakukan tindakan pencegahan bahwa lebih dari sebagian responden
karies gigi dalam penelitian ini dijelaskan sudah memiliki tindakan yang baik untuk
bahwa sebagian besar responden tidak melakukan tindakan dalam mencegah terjadi
merasa hambatan dalam melakukan tindakan nya penyakit karies gigi yang ditujukan pada
pencegahan karies gigi sebanyak 36 orang tabel 1 dengan jumlah responden sebanyak
(67,92%). Hal ini dikarenakan responden 31 orang (58,5%). Tindakan yang paling
menganggap bahwa menggunakan pasta gigi banyak dilakukan oleh responden dalam
yang rasanya pedas tidak akan menjadi kan upaya mencegah terjadi nya penyakit karies
hambatan bagi responden untuk melakukan gigi yang pertama yaitu melakukan tindakan
tindakan menyikat gigi. menyikat gigi dengan menggunakan pasta
Distribusi pada variabel kemampuan gigi dan tindakan yang kedua dengan
diri responden untuk melakukan tindakan menyikat seluruh bagian gigi baik luar-
pencegahan terjadi nya penyakit karies dalam serta atas-bawah.
gigi dijelaskan bahwa lebih dari sebagian Hubungan variabel kerentanan terhadap
responden merasa tidak mampu dalam karies gigi dengan tindakan dalam mencegah
melakukan tindakan mencegah karies karies gigi pada Tabel 2 menunjukkan hasil
gigi dengan jumlah responden sebesar 33 analisis bahwa terdapat 29 orang (54,7%)
orang (62,3%). Responden yang merasa yang merasa rentan terhadap karies gigi
tidak mampu dalam mencegah karies gigi dan melakukan tindakan yang baik dalam
beranggapan bahwa untuk memeriksakan mencegah karies gigi. Sedangkan di
gigi setiap 6 bulan sekali tidak mampu antara responden ada 2 orang (3,8%) yang
dilakukan responden untuk mencegah terjadi merasa tidak rentan dengan karies gigi
nya penyakit karies gigi pada dirinya. dan melakukan tindakan yang baik untuk
Terdapat dua faktor yang memengaruhi mencegah karies gigi. Hasil uji statistik
responden untuk melakukan tindakan diperoleh nilai p = 0,000 artinya ada
pencegahan karies gigi yaitu yang pertama hubungan antara kerentanan terhadap karies
faktor yang berasal dari dalam diri individu gig dengan tindakan dalam mencegah karies
itu sendiri dan ke dua faktor yang berasal gigi. Nilai koefisien korelasi spearman
dari luar diri individu diantaranya berasal sebesar 0,538 yang berarti ada hubungan
dari orang tua, guru, tenaga kesehatan, yang cukup kuat antara kerentanan terhadap
media cetak dan media elektronik. karies gigi dengan tindakan dalam mencegah
Berdasarkan beberapa faktor yang karies gigi.
berasal dari luar diri individu tersebut Pada variabel hubungan antara
didapatkan hasil bahwa faktor terbesar keseriusan terhadap karies gigi dengan
64 Jurnal Promkes, Vol. 5, No. 1 Juli 2017: 59–70

Tabel 2. Analisis Hubungan antara Variabel Health Belief Model dengan Tindakan dalam
Mencegah Karies Gigi.
Tindakan Mencegah
Karies Gigi Spearman
Variabel Kriteria Sig.
Tidak Iya Correlation
N % N %
Kerentanan Terhadap Rentan 9 17 29 54,7
Karies Gigi Tidak Rentan 13 24,5 2 3,8 0,000 0,538
Total 22 41,5 31 58,5
Keseriusan Terhadap Parah 6 11,3 20 37,7
Karies Gigi Tidak Parah 16 30,2 11 20,8 0,010 0,353
Total 22 41,5 31 58,5
Manfaat Terhadap Manfaat 3 5,7 15 28,3
Pencegahan Karies Gigi Tidak Manfaat 19 35,8 16 30,2 0,008 0,362
Total 22 41,5 31 58,5
Hambatan Terhadap Hambatan 2 3,8 23 43,4
Pencegahan Karies Gigi Tidak Hambatan 20 37,7 8 15,1 0,000 0,643
Total 22 41,5 31 58,5
Kemampuan Diri Mampu 3 5,7 17 32,1
Terhadap Pencegahan
Karies Gigi Tidak Mampu 19 35,8 14 26,4 0,002 0,419
Total 22 41,5 31 58,5
Isyarat untuk Bertindak Terdorong 8 15,1 26 49,1
Terhadap Pencegahan
Karies Gigi Tidak Terdorong 14 26,4 5 9,4 0,000 0,488
Total 22 41,5 31 58,5

tindakan dalam mencegah karies gigi. Hubungan antara manfaat terhadap


Tabel 2 menjelaskan hasil analisis pencegahan karies gigi dengan tindakan
hubungan yang menunjukkan bahwa dalam mencegah karies gigi dijelaskan pada
sebanyak 20 orang (37,7%) yang merasa tabel 2 hasil analisis hubungan yang
parah atau serius terhadap karies gigi dan menunjukkan bahwa 19 orang (35,8%) yang
melakukan tindakan yang baik dalam merasa tidak manfaat dalam upaya
mencegah karies gigi, sedangkan di antara mencegah karies gigi dan tidak melakukan
responden ada 6 orang (11,3%) yang tindakan yang baik dalam mencegah karies
merasa parah atau serius dengan karies gigi, sedangkan di antara responden ada 3
gigi tetapi tidak melakukan tindakan orang (5,7%) yang merasa manfaat dalam
yang baik untuk mencegah karies gigi. mencegah karies gigi tetapi tidak melakukan
Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,010 tindakan yang baik dalam mencegah karies
artinya ada hubungan antara keseriusan gigi. Hasil uji statistik diperoleh nilai p =
terhadap karies gigi dengan tindakan dalam 0,008 artinya ada hubungan antara manfaat
mencegah karies gigi. Nilai koefisien terhadap pencegahan karies gigi dengan
korelasi spearman sebesar 0,353 yang tindakan dalam mencegah karies gigi. Nilai
berarti ada hubungan yang tidak cukup koefisien korelasi spearman sebesar 0,362
kuat antara keseriusan terhadap karies gigi yang berarti ada hubungan yang tidak cukup
dengan tindakan dalam mencegah karies kuat antara manfaat terhadap pencegahan
gigi. karies gigi dengan tindakan dalam mencegah
karies gigi.
Lidia Septianingtias S. dan Muji S., Tindakan Pencegahan Karies Gigi pada… 65

Pada tabel 2 juga menjelaskan hasil bahwa sebanyak 26 orang (49,1%) merasa
analisis hubungan antara hambatan terhadap terdorong untuk melakukan tindakan
pencegahan karies gigi dengan tindakan mencegah karies gigi dan tetap melakukan
dalam mencegah karies gigi bahwa ada 23 tindakan yang baik untuk mencegah karies
orang (43,3%) yang merasa ada hambatan gigi, sedangkan 5 orang (9,4%) diantaranya
dalam melakukan tindakan pencegahan merasa tidak terdorong untuk melakukan
karies gigi tetapi tetap melakukan tindakan tindakan mencegah karies gigi tetapi mereka
yang baik untuk mencegah karies gigi. tetap melakukan tindakan yang baik untuk
Sedangkan di antara responden ada 2 orang mencegah terjadi nya karies gigi. Hasil uji
(3,8%) yang merasa ada hambatan untuk statistik diperoleh nilai p = 0,000 artinya
melakukan tindakan pencegahan karies ada hubungan antara isyarat untuk bertindak
gigi dan tidak melakukan tindakan yang terhadap pencegahan karies gigi dengan
baik untuk mencegah karies gigi. Hasil tindakan dalam mencegah karies gigi. Nilai
uji statistik diperoleh nilai p = 0,000 yang koefisiensi korelasi spearman sebesar 0,488
artinya ada hubungan antara hambatan yang artinya ada hubungan yang cukup
terhadap pencegahan karies gigi dengan kuat antara isyarat untuk bertindak terhadap
tindakan dalam mencegah karies gigi. Nilai pencegahan karies gigi dengan tindakan
koefisien korelasi spearman sebesar 0,643 dalam mencegah karies gigi.
yang menujukan ada hubungan yang cukup Berdasarkan hasil uji statistik yang
kuat antara hambatan terhadap pencegahan telah diuji untuk melihat variabel yang
karies gigi dengan tindakan dalam mencegah paling berpengaruh dalam melakukan
karies gigi. tindakan pencegahan karies gigi dilakukan
Pada variabel kemampuan diri terhadap dengan menggunakan model regresi logistik.
pencegahan karies gigi pada tabel 2 Variabel dependen dalam penelitian ini
dijelaskan hasil analisis hubungan antara adalah tindakan dalam mencegah karies
kemampuan diri terhadap pencegahan gigi sedangkan variabel independennya
karies gigi dengan tindakan dalam adalah variabel kerentanan terhadap karies
mencegah karies gigi bahwa terdapat 19 gigi, keseriusan terhadap karies gigi,
orang (35,8%) yang merasa tidak mampu manfaat terhadap pencegahan karies gigi,
dalam melakukan tindakan pencegahan hambatan terhadap pencegahan karies gigi,
karies gigi dan tidak melakukan tindakan kemampuan diri terhadap pencegahan karies
yang baik untuk mencegah karies gigi. gigi serta isyarat untuk bertindak terhadap
Sedangkan di antara responden ada 3 pencegahan karies gigi. Setelah dilakukan
orang (5,7%) yang merasa mampu untuk uji regresi logistik dapat diketahui bahwa
melakukan tindakan pencegahan karies variabel yang memengaruhi tindakan dalam
gigi tetapi tidak melakukan tindakan yang mencegah karies gigi di SDN Kedurus 1
baik untuk mencegah karies gigi. Hasil uji Surabaya adalah pada variabel kerentanan
statistik diperoleh nilai p = 0,002 artinya ada terhadap karies gigi dengan (sig. 0,022
hubungan antara kemampuan diri terhadap dengan Exp (B) = 6,632) yang dapat
pencegahan karies gigi dengan tindakan disimpulkan bahwa semakin merasa rentan
dalam mencegah karies gigi dengan nilai terhadap karies gigi maka orang tersebut
koefisiensi korelasi spearman sebesar 0,419 akan memiliki peluang 6,632 kali menjadi
yang berarti ada hubungan yang cukup kuat baik dalam melakukan tindakan pencegahan
antara kemampuan diri terhadap pencegahan karies gigi.
karies gigi dengan tindakan dalam mencegah Pada penelitian ini mengenai tindakan
karies gigi. pencegahan karies gigi pada siswa sekolah
Variabel isyarat untuk bertindak dasar berdasarkan teori Health Belief Model
terhadap pencegahan karies gigi pada (HBM) menunjukkan bahwa tindakan untuk
penelitian dijelaskan pada tabel 2 diperoleh mencegah terjadi nya karies gigi sudah
hasil analisis hubungan antara isyarat untuk dilakukan responden dengan baik. Hal
bertindak terhadap pencegahan karies gigi ini diperkuat dengan jawaban responden
dengan tindakan dalam mencegah karies mengenai tindakan yang paling banyak
gigi di SDN Kedurus 1 didapatkan dilakukan responden untuk mencegah
66 Jurnal Promkes, Vol. 5, No. 1 Juli 2017: 59–70

terjadi nya karies gigi dengan menyikat Pada penelitian ini variabel mengenai
gigi menggunakan pasta gigi dan menyikat keseriusan atau keparahan yang dirasakan
seluruh permukaan gigi baik atas-bawah dengan tindakan dalam mencegah karies
maupun luar-dalam. gigi menunjukkan ada hubungan akan
Tindakan merupakan reaksi yang tetapi hubungan tersebut tidak cukup kuat
ditunjukkan seseorang terhadap rangsangan artinya apabila seseorang memiliki rasa
yang berasal dari luar. Tindakan atau keseriusan yang tinggi terhadap karies gigi
praktik dilakukan atas pengetahuan serta tidak semuanya akan melakukan tindakan
respons sikap yang dimiliki sesorang yang baik untuk mencegah karies gigi tetapi
terhadap suatu objek. Perilaku seseorang hanya sebagian besar yang akan melakukan
terbentuk dipengaruhi oleh pengetahuan, tindakan pencegahan karies gigi. Keseriusan
sikap serta tindakan. Terdapat tiga perilaku yang dirasakan responden apabila terkena
kesehatan yaitu, perilaku sehat, perilaku karies gigi berpendapat bahwa penyakit
sakit dan perilaku orang sakit. Penelitian karies gigi bukan penyakit yang parah atau
ini hanya melihat perilaku sehat yang serius yang dapat memengaruhi kesehatan
dimiliki responden untuk melakukan gigi dan mulutnya.
tindakan pencegahan karies gigi. Perilaku Responden yang merasa bahwa
sehat merupakan suatu kegiatan yang penyakit karies gigi bukan penyakit yang
dilakukan seseorang untuk meningkatkan parah atau serius berpendapat bahwa apabila
serta mempertahankan kesehatannya terkena karies gigi tidak akan mengganggu
sehingga seseorang tersebut tidak sampai aktivitas mereka seperti sekolah. Padahal,
terserang penyakit. Apabila seseorang dapat karies gigi mengakibatkan penurunan
melakukan perilaku sehat ini maka karies produktivitas karena pengaruh sakit yang
gigi dapat dicegah sehingga seseorang dapat dirasakan. Hal ini terjadi karena menurunnya
meningkatkan kesehatannya. jaringan pendukung gigi serta karies gigi
Pada penelitian ini menunjukkan yang dibiarkan menjadi sumber infeksi yang
bahwa ada hubungan yang cukup kuat mengakibatkan beberapa penyakit sistemik
antara kerentanan yang dirasakan dengan (Rhamadhan, 2010). Sedangkan responden
tindakan dalam mencegah karies gigi. yang merasa apabila terkena karies gigi
Persentase kerentanan yang dirasakan merupakan penyakit yang serius dan parah
responden terhadap karies gigi di SDN tetap melakukan tindakan yang baik dalam
Kedurus 1 Surabaya menjawab rentan mencegah karies gigi.
dengan beranggapan bahwa jarang menyikat Keseriusan atau keparahan yang
gigi menyebabkan seseorang rentan terkena dirasakan seseorang terhadap suatu
karies gigi sedangkan responden yang penyakit akan mendorong seseorang
tidak merasa rentan dengan karies gigi tersebut untuk mencari pengobatan dan
berpendapat bahwa cara menyikat gigi tidak melakukan pencegahan penyakit (Glanz
benar dapat memengaruhi terjadi nya lubang dkk, 2008). Dalam penelitian ini keseriusan
gigi. Menurut penelitian yang dilakukan atau keparahan yang dirasakan responden
Ningsih (2013) disimpulkan bahwa terdapat akibat dampak yang timbul dari karies
kecenderungan peningkatan persentase gigi memengaruhi rasa kecemasan dan
kejadian karies gigi pada anak dengan kekhawatiran yang akan terjadi pada
kebiasaan menggosok gigi yang salah kesehatannya sehingga responden mau
dibandingkan yang benar. Cara menggosok melakukan tindakan pencegahan agar
gigi yang baik adalah dengan membersihkan terhindar dari karies gigi.
seluruh bagian gigi mulai dari permukaan Kerentanan dan keseriusan yang
gigi bagian dalam, luar dan pengunyahan dirasakan seseorang akan memengaruhi
harus disikat dengan gerakan vertikal dan seseorang untuk mengambil suatu tindakan
lembut (Wong, 2008). Sedangkan responden yang dilakukan agar dapat melakukan
yang merasa rentan terhadap karies gigi pencegahan penyakit atau pengobatan.
tetap melakukan tindakan yang baik dalam Tindakan yang akan dilakukan dapat
pencegahan karies gigi. dipengaruhi oleh manfaat yang akan
Lidia Septianingtias S. dan Muji S., Tindakan Pencegahan Karies Gigi pada… 67

dirasakan apabila seseorang melakukan melakukan tindakan pencegahan karies gigi


tindakan tersebut. Pada penelitian ini diperkuat dengan jawaban responden yang
variabel manfaat yang dirasakan dengan merasa penggunaan pasta gigi yang rasanya
tindakan dalam mencegah karies gigi pedas tidak menghambat responden untuk
menujukan ada hubungan akan tetapi tidak menyikat gigi.
kekuatan hubungan tersebut tidak cukup Menurut Machfoedz dan Suryani (2006)
kuat. Artinya apabila seseorang merasa ada dua keyakinan yang dimiliki seseorang
manfaat yang akan dirasakan dari suatu yaitu pertimbangan antara keuntungan atau
tindakan yang akan dilakukan tidak terlalu yang dirasakan dan kerugian atau hambatan
besar maka untuk melakukan tindakan yang dirasakan yang memungkinkan
pencegahan tersebut akan semakin rendah. seseorang tersebut akan melakukan tindakan
Pada penelitian ini menjelaskan bahwa pencegahan. Hambatan yang ditemukan
responden merasa melakukan tindakan yang akan memengaruhi besar kecilnya
baik dalam pencegahan karies gigi bukan kemungkinan usaha yang akan dilakukan
hal yang bermanfaat bagi kesehatannya hal seseorang. Apabila hambatan yang dirasakan
ini diperkuat dengan jawaban responden cukup besar maka kemungkinan seseorang
yang menganggap dengan berkumur-kumur untuk melakukan tindakan yang baik akan
dengan air putih setelah makan-makanan semakin kecil. Akan tetapi apabila hambatan
manis tidak bermanfaat untuk mencegah yang dirasakan kecil maka kemungkinan
terjadi nya karies gigi. seseorang untuk melakukan tindakan yang
Berdasarkan teori HBM ini manfaat baik akan besar.
yang dirasakan lebih menentukan tindakan Seseorang untuk melakukan suatu
yang akan diambil seseorang (Glanz dkk, tindakan diperlukan keyakinan diri bahwa
2008). Keuntungan atau manfaat yang akan mereka mampu untuk melakukan tindakan
didapatkan akan merangsang sesorang untuk tersebut. Pada penelitian ini variabel antara
melakukan tindakan yang menguntungkan kemampuan diri dengan tindakan dalam
bagi dirinya (Notoatmodjo, 2010). mencegah karies gigi menunjukkan ada
Disimpulkan bahwa respons positif memiliki hubungan akan tetapi hubungan tersebut
peran yang penting untuk seseorang dalam tidak cukup kuat yang artinya apabila
mengambil suatu keputusan yang baik seseorang memiliki rasa kemampuan diri
untuk kesehatannya. Apabila seseorang yang tinggi untuk melakukan tindakan
merasa manfaat yang dirasakan tidak pencegahan tidak semua orang akan
terlalu besar maka mereka cenderung melakukannya tetapi hanya sebagian saja
tidak melalukan tindakan yang baik dalam yang akan melakukan tindakan yang baik
pencegahan karies gigi. Sehingga perlunya dalam mencegah karies gigi. Pada penelitian
meningkatkan kesadaran responden untuk ini responden menjawab tidak mampu untuk
memotivasi agar responden melakukan melakukan tindakan pencegahan terhadap
tindakan pencegahan karies gigi dengan cara karies gigi. Hal ini diperkuat dengan
memberikan penyuluhan terkait keuntungan jawaban responden yang berpendapat
dan kekurangan apabila melakukan tindakan bahwa responden tidak mampu untuk
yang baik dalam mencegah karies gigi. memeriksakan gigi ke dokter gigi setiap
Tindakan yang akan diambil seseorang 6 bulan sekali sebagai upaya pencegahan
pada umumnya lebih dipengaruhi oleh terjadinya karies gigi.
manfaat yang dirasakan daripada hambatan Responden yang merasa tidak
yang ditemukan. Pada penelitian ini variabel mampu untuk melakukan tindakan yang
mengenai hambatan yang dirasakan dengan baik memiliki kecenderungan untuk tidak
tindakan dalam mencegah karies gigi melakukan tindakan yang baik dalam
menunjukkan ada hubungan yang cukup mencegah karies gigi. Seseorang untuk
kuat. Artinya semakin rendah hambatan melakukan perilaku dipengaruhi oleh
yang dirasakan seseorang maka untuk pemikiran bahwa perilaku tersebut memiliki
melakukan suatu tindakan pencegahan manfaat untuk dirinya atau tidak, jika
akan semakin tinggi. Pada penelitian ini seseorang memiliki pemikiran merasa tidak
responden merasa tidak ada hambatan untuk mampu untuk melakukan perilaku baru,
68 Jurnal Promkes, Vol. 5, No. 1 Juli 2017: 59–70

maka perilaku yang baru tersebut tidak anak mempelajari cara menggosok gigi yang baik
dilaksanakan (Glanz dkk, 2008). bersama anak, mengajarkan, mengawasi
Responden yang merasa tidak mampu serta memandu anak untuk menggosok gigi
dalam melakukan tindakan pencegahan hingga anak mampu bertanggung jawab atas
karies gigi berpendapat bahwa mereka kebersihan giginya sendiri (Hockenberry
merasa tidak mampu menyikat gigi sebelum dan Wilson, 2007).
tidur malam setiap hari. Waktu menggosok Isyarat untuk bertindak diperlukan
gigi yang efektif adalah saat malam sebelum seseorang sebelum melakukan suatu
tidur. Menggosok gigi sebelum tidur penting tindakan yang berasal dari faktor eksternal
untuk dilakukan karena produksi air liur misalnya melalui media massa, nasihat
yang kurang saat tidur serta ketika tidur anggota keluarga, guru atau teman dan
malam sisa-sisa makanan yang tidak faktor internal misalnya gejala dari penyakit
dibersihkan dapat meningkatkan interaksi yang dialami individu itu sendiri (Glanz dkk,
dengan bakteri yang apabila hal tersebut 2008). Perilaku seseorang yang terbentuk
berlangsung lama dapat menyebabkan tergantung pada informasi yang diterima saat
lubang atau karies gigi (Potter, 2005). melakukan interaksi sosial. Jika informasi
Penelitian yang sejalan yang dilakukan oleh yang didapat benar maka seseorang akan
Setiyawati (2012) berpendapat ada hubungan melakukannya dengan benar demikian juga
yang bermakna antara kebiasaan menggosok sebaliknya. Sehingga lingkungan sosial
gigi sebelum tidur malam dengan karies mempunyai peran penting untuk mendorong
gigi. Sehingga perlu imbauan untuk guru seseorang dalam melakukan perubahan
dan orang tua untuk membiasakan anak perilaku (Notoatmodjo, 2007).
menggosok gigi sebelum tidur malam sejak Sehingga dapat disimpulkan bahwa
usia sekolah. seseorang yang memperoleh dorongan
Keyakinan yang dirasakan seseorang yang tinggi dapat meyakinkan seseorang
untuk melakukan tindakan selain untuk mengambil sebuah keputusan untuk
dipengaruhi oleh kemampuan diri dapat melakukan suatu tindakan. Jadi semakin
pula karena ada dorongan atau tanda-tanda besar dorongan yang positif yang diterima
yang diperoleh dari luar individu untuk responden maka semakin yakin pula
melakukan suatu tindakan. Pada penelitian responden untuk melakukan tindakan yang
ini mengenai isyarat untuk bertindak dengan baik dalam mencegah karies gigi.
tindakan dalam mencegah karies gigi Berdasarkan analisis yang telah
menunjukkan ada hubungan yang cukup dilakukan didapatkan bahwa perceived
kuat yang artinya semakin tinggi dorongan susceptibility atau kerentanan yang
yang diterima seseorang maka akan semakin dirasakan terhadap karies gigi merupakan
besar pula dorongan untuk melakukan faktor yang paling dominan untuk
tindakan pencegahan karies gigi. Hal ini memengaruhi seseorang melakukan tindakan
dibuktikan dengan jawaban responden dalam pencegahan karies gigi. Dapat
yang merasa terdorong untuk melakukan diartikan semakin seseorang merasa rentan
tindakan pencegahan karies gigi dengan terhadap karies gigi maka orang tersebut
faktor dorongan tersebut terbesar berasal akan menjadi lebih baik untuk melakukan
dari orang tua. tindakan pencegahan karies gigi.
Peran orang tua di lingkungan tempat Upaya promosi kesehatan perlu
tinggal responden sangat diperlukan serta ditingkatkan dengan cara melalui salah satu
dapat memengaruhi perubahan perilaku faktor dari teori HBM yaitu Cues to Action
yang akan ditiru oleh anaknya. Orang tua atau isyarat untuk bertindak yang berasal
yang mengasuh anak sejak kecil sehingga dari orang tua, guru dan petugas kesehatan
orang tua dapat membantu anak untuk agar lebih memperhatikan health education
mengubah perilaku dan melatih anak untuk dengan memberikan informasi serta
membiasakan diri sejak dini menjaga melakukan upaya persuasif (ajakan) yang
kesehatan dan kebersihan gigi dan mulut dapat memengaruhi responden untuk
untuk mencegah karies gigi (Maulani dan melakukan tindakan yang baik dalam
Enterprise, 2005). Orang tua harus mencegah terjadi nya karies gigi. Apabila
Lidia Septianingtias S. dan Muji S., Tindakan Pencegahan Karies Gigi pada… 69

hal ini dilakukan dengan baik maka derajat Hockenberry M., & Wilson, D. 2007. Wong’s
kesehatan siswa terutama di SDN Kedurus Nursing Care of Infants and Children. St.
1 ini akan meningkat. Louis. Mosby Elsevier
Kemenkes RI. 2014. Infodatin (Pusat Data
dan Informasi Kementerian Kesehatan
KESIMPULAN
RI) Situasi Kesehatan Gigi dan Mulut.
Secara keseluruhan aplikasi teori Jakarta Selatan
HBM ini dapat memengaruhi tindakan Kumala, P. 2006. Kamus Saku Kedokteran
pencegahan karies gigi pada siswa sekolah Dorland. Jakarta: EGC
dasar. Variabel kerentanan yang dirasakan Listiono, B. 2012. Kesehatan Gigi dan
responden terhadap karies gigi merupakan Mulut. Tersedia di <http://www.litbang.
faktor yang memiliki peluang paling tangerangkota.go.id/index.PHP/detail_
besar untuk memengaruhi tindakan dalam kesehatan_gigi_mulut> [8 Juni 2016].
mencegah karies gigi. Pada penelitian Machfoedz, I., Suryani E. 2006. Pendidikan
ini dijelaskan kerentanan yang dirasakan Kesehatan Bagian dari Promosi
siswa apabila jarang menyikat gigi dapat Kesehatan. Yogyakarta: F Tranaya.
menyebabkan gigi berlubang. Sedangkan Maulani, C., & Enterprise J. 2005. Kiat
Tindakan responden dalam melakukan Merawat Gigi Anak Panduan Orang Tua
tindakan pencegahan karies gigi sudah dalam Merawat dan Menjaga Kesehatan
baik. Gigi Bagi Anak-anaknya. Jakarta: PT.
Elex Media Komunikasi.
Ningsih, D. 2013. Gambaran Perilaku
DAFTAR PUSTAKA
Menggosok Gigi terhadap Kejadian
Budisuari, M, Oktarina, Makrajab, M. 2010. Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah
Hubungan Pola Makan dan Kebiasaan Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas
Menyikat Gigi dengan Kesehatan Gigi dan Sidemen, Kecamatan Sidemen, Kabupaten
Mulut (Karies) Di Indonesia. Jurnal. Pusat Karangasem, pada Juni-Juli 2013.
Penelitian dan Pengembangan Sistem dan Jurnal. Universitas Udaya. Bali. Tersedia
Kebijakan Kesehatan. Jakarta. Tersedia di< ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/
di <http://ejournal.litbang.depkes.go.id/ download/12685/8670> [Senin, 23
index.php/hsr/article/view/2760/1518> Januari 2017].
[Senin, 23 Januari 2017]. Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan &
Depkes RI. 2007. Usaha Kesehatan Sekolah Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
di Tingkat Sekolah Dasar. Direktorat Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku
Jenderal Komunitas. Jakarta. Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Dinkes Kota Surabaya. 2015. Profil Potter, P. 2005. Buku Ajaran Fundamental
Kesehatan Kota Surabaya Tahun 2015. Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik.
Seleksi Pelayanan Kesehatan. Surabaya. Jakarta: EGC.
Tersedia di <http://www.depkes.go.id/ Rhamadhan, A.G. 2010. Serba-Serbi
resources/download/profil/Profil_ Kab. Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta:
Kota_2015/3578_Jatim_Kota_ Bukune.
Surabaya_2015.pdf> [22 Juli 2016]. Riyanti, E. 2013. Hubungan Pendidikan
Edelman C.L., & Mandle C.L. 2006. Health Penyikatan Gigi dengan Tingkat
Promotion: Throughout the Life Span. St. Kebersihan Gigi dan Mulut Siswa-Siswi
Louis. Mosby. Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDiT)
Glanz, K., Rimer, B. & Viswanath, K. 2008. Imam Bukhori. Skripsi. Universitas
Health Behavior and Health Education: Padjajaran. Bandung. Diakses <http://
Theory, Research and Practice 4th repository.unpad.ac.id> [Jumat,10 Juni
edition. San Fra United States of America: 2016].
Jossey-Bass.
70 Jurnal Promkes, Vol. 5, No. 1 Juli 2017: 59–70

Setiari, L. 2017. Aplikasi Teori Health Belief id/file?file=digital/20301362-S42020


Model terhadap Perilaku Pencegahan Rahayu%20Setiyawan.pdf> [Senin, 30
Karies Gigi pada Siswa Sekolah Januari 2017].
Dasar. Skripsi. Universitas Airlangga. WHO. 2003. The World Oral Health Report.
Surabaya. Tersedia di<http://www.who.int/oral
Setiyawan, R. 2012. Hubungan Kebiasaan health/media/en/orh-report03- en.pdf>
Menggosok Gigi Sebelum Tidur Malam [Selasa, 7 Juni 2016].
dengan Karies pada Anak Sekolah di Wong, D.I. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan
Madrasah Ibtidaiyah Al-Istiqomah Pediatrik. Edisi 4. Jakarta: EGC.
Tangerang. Skripsi. Universitas Indonesia. Wong, D.I. 2008. Buku Ajar Keperawatan
Depok. Diakses melalui<http://lib.ui.ac. Pediatrik Edisi 6. Jakarta: EGC.

Potrebbero piacerti anche