Sei sulla pagina 1di 9

ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI PENDEGRADASI FENOL

DARI LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD)


ARIFIN ACHMAD PEKANBARU

Rahmy Juwita, Bernadeta L. Fibriarti, Rodesia M. Roza

Mahasiswa Program S1 Biologi


Dosen Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia
rahmyjuwita03@gmail.com

ABSTRACT

Phenol is a toxic organic compound found in hospital liquid waste. This research was
conducted to obtain bacterial isolates that can be used for degrading agent in the
microbiologically liquid waste control without harmful side product. Samples were
taken from the liquid waste tank, at Arifin Achmad Hospital Pekanbaru, then the phenol
countent was counted using a folin-ciocalteau method. The isolation of phenol
degrading bacteria used enrichment culture method in microbiology laboratory of
Faculty of Mathemathic and Science, Riau University. The next steps were to purify
isolates purification, to test the ability of phenol degradation and also to obtain
morphological characteristic (simple and gram staining) and to have some biochemical
tests (MR-VP test, catalase test, carbohydrates fermentation, simmon’s citrate test,
casein hydrolysis and indole test). The results showed that phenol content in the
samples ranged from 2 to 6 ppm, then 6 bacterial isolates were randomly selected and
grown at ramsay medium and enriched with phenol in 48 hour incubation time. The
shapes of selected isolates were bacilli and gram negative. The highest degradation rate
was on MJEQ1 isolates (10 ppm/hour) and the lowest degradation was on MJST2
isolates (7,2 ppm/hour).

Keywords : characterization, degradation ,isolation, liquid waste, phenol

ABSTRAK

Fenol merupakan senyawa organik bersifat toksik yang terkandung di dalam limbah cair
rumah sakit. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh isolat bakteri yang dapat
digunakan sebagai pendegradasi fenol dalam penanganan limbah cair secara
mikrobiologi tanpa produk sampingan yang berbahaya. Sampel diambil dari tangki
penampungan limbah cair di Rumah Sakit Arifin Achmad Pekanbaru, kemudian
lanjutkan untuk menghitung kadar fenol dalam sampel dengan menggunakan metode
folin-ciocalteau dan isolasi bakteri pendegradasi fenol dengan menggunakan metode
enrichment culture di laboratorium mikrobiologi FMIPA Universitas Riau. Proses
selanjutnya adalah purifikasi isolat, uji kemampuan degradasi fenol dan karakterisasi
secara morfologi (pewarnaan sederhana dan pewarnaan gram) dan uji biokimia (uji MR-
JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 2014 229
VP, uji katalase, fermentasi karbohidrat, uji simmon’s sitrat, hidrolisis kasein dan uji
indol). Hasil penelitian diperoleh kadar fenol dalam sampel berkisar 2-6 ppm, dipilih
secara acak 6 isolat bakteri yang tumbuh pada medium ramsay diperkaya dengan fenol
500 ppm pada inkubasi 48 jam. Isolat yang dipilih tersebut berbentuk basil dan gram
negatif. Laju degradasi tertinggi adalah MJEQ1 isolat (10 ppm / jam) dan degradasi
terendah adalah MJST2 isolat (7, 2 ppm / jam).

Kata kunci : degradasi, fenol, isolasi, karakterisasi, limbah cair


PENDAHULUAN organik yang sangat berbahaya dan dapat
menyebabkan kerusakan yang serius
Rumah sakit sebagai pusat bagi kesehatan. Fenol memiliki efek
pengobatan, merupakan tempat terjadi anestetik (bius) lokal, dapat
proses pelayanan kesehatan bagi mempengaruhi sistem syaraf pusat,
masyarakat mulai dari diagnosa, merusak organ dalam manusia,
perawatan sampai rehabilitasi, sehingga kebutaan, gangguan pencernaan,
rumah sakit mempunyai peranan yang kerusakan hati dan ginjal serta dapat
sangat penting dalam pemeliharaan menyebabkan iritasi pada kulit
kesehatan penderita sampai tingkat yang (Auschwitz, 2006).
optimal. Rumah sakit sebagai tempat Salah satu upaya untuk
berkumpul orang sakit dan orang sehat, mengatasi pencemaran oleh fenol adalah
sehingga sangat memungkinkan menjadi dengan biodegradasi yaitu menguraikan
tempat penyebab penularan penyakit, pencemar menjadi produk yang tidak
gangguan kesehatan atau terjadinya berbahaya melalui reaksi enzimatik yang
pencemaran lingkungan (WHO). dilakukan oleh mikroba (Mitchell,
Rumah sakit juga memiliki 1992).
kemungkinan membawa dampak negatif. Penelitian ini bertujuan untuk
Dampak negatifnya dapat berupa Memperoleh isolat bakteri pendegradasi
pencemaran dari suatu proses kegiatan, fenol dari limbah cair rumah sakit yang
yaitu bila limbah yang dihasilkan tidak dapat dimanfaatkan sebagai agen
dikelola dengan baik. Pengertian limbah pendegradasi dalam penanganan limbah
rumah sakit adalah semua limbah yang secara mikrobiologi.
dihasilkan dari kegiatan Rumah Sakit
dalam bentuk padat, cair, pasta (gel) METODE PENELITIAN
maupun gas yang dapat mengandung
mikroorganisme patogen bersifat a. Waktu dan Lokasi Penelitian
infeksius, bahan kimia beracun, dan
sebagian bersifat radioaktif (Depkes, Penelitian ini dilaksanakan pada
2006). bulan November 2013 – Maret 2014 di
Salah satu komponen organik laboratorium Mikrobiologi Jurusan
yang terkandung dalam limbah cair FMIPA Universitas Riau. Sampel limbah
rumah sakit adalah fenol. Fenol cair diambil dari Instalasi Pengambilan
digunakan sebagai antiseptik, disinfektan Air Limbah (IPAL) Rumah Sakit Umum
dalam industri farmasetikal (Geng A. et Daerah (RSUD) Arifin Achmad
al. 2006). Fenol merupakan senyawa Pekanbaru.

JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 2014 230


b. Alat dan Bahan Penelitian masing bak yang terdapat koloni bakteri
pendegradasi fenol secara acak.
Alat yang digunakan dalam Kemudian dilakukan pemurnian dengan
penelitian ini adalah tabung reaksi, botol menggunakan medium NA.
sampel, erlenmeyer, rak tabung, cawan
petri, beker gelas, timbangan analitik, d. Uji Kemampuan Degradasi Fenol
microwave, vortek, oven, autoklaf,
mikroskop, lampu bunsen, gelas objek, Uji kemampuan degradasi fenol
spektrofotometer UV-VIS, oven, jarum dilakukan dengan cara mengambil 1 ose
ose, pipet tetes, cuvet, batang pengaduk, bakteri pendegradasi fenol kemudian
botol spray, tabung durham, pipet tip, diinokulasikan pada medium ramsay
pipet mikro, shaker. Bahan yang dengan konsentrasi fenol 500 ppm.
digunakan dalam penelitian ini adalah Dishaker selama 48 jam pada suhu ruang
sampel limbah cair yang diambil dari dan kemudian dihitung kadar fenol yang
IPAL RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, masih terkandung didalamnya dengan
aqua destilasi, spiritus, medium ramsay, menggunakan metode folin-ciocalteau
fenol, glukosa, laktosa, sukrosa, alkohol dengan menggunakan fenol sebagai
70 %, metilen blue, kristal violet, standar dengan konsentrasi 40 ppm, 80
alkohol 96 %, safranin, methylen red, ppm, 120 ppm, 160 ppm, dan 200 ppm
H2O2 3% , natrium broth (NB), medium (Mustafa, 2010). Diperiksa pada
natrium agar (NA), medium skim milk absorbansi sampel pada 750 nm
agar, medium MR-VP, medium menggunakan spektrofotometer UV-
simmon’s citrate agar, medium tryptone VIS.
broth, reagen kofac’s, regen ά naftol 5%,
KOH 40%, asam sitrat 2%, dan KOH e. Uji Laju Degradasi Fenol
2%.
Uji laju degradasi fenol
c. Isolasi Bakteri Pedegradasi Fenol dilakukan dengan cara mengambil 1 ose
isolat 6 isolat pendegradasi fenol
Isolasi bakteri pendegradasi fenol kemudian diinokulasi pada medium
dilakukan dengan menggunakan metode ramsay cair ditambahkan fenol 500 ppm.
enrichment culture dengan Diinkubasi pada shaker inkubator pada
menggunakan medium ramsay yang suhu ruang dengan kecepatan 200 rpm
telah ditambahkan dengan fenol 500 selama 48 jam. Diperiksa kadar fenol
ppm, kemudian masing-masing sampel sampel dengan menggunakan metode
dimasukkan kedalam medium tersebut folin-ciocalteau pada absorbansi 750 nm
dan inkubasi pada suhu ruang selama 48 menggunakan spektrofotometer UV-VIS
jam pada shaker dengan kecepatan 200 dan dihitung laju degradasi dengan
rpm. Pada akhir inkubasi diambil 1 ml menggunakan rumus :
dituangkan secara pour plate pada
Keterangan :
medium ramsay agar yang telah S0 – S1 S0 : ppm fenol awal
diperkaya dengan fenol 500 ppm dan S1 : ppm fenol akhir
diinkubasi suhu ruang sampai terdapat t t : waktu inkubasi
koloni bakteri yang tumbuh. Koloni
yang tumbuh dipilih 2 dari masing –
JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 2014 231
f. Karakterisasi Bakteri HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakterisasi bakteri yang a. Isolasi Bakteri Pendegradasi Fenol


dilakukan meliputi pengamatan secara
makroskopis dan mikroskopis. Isolasi bakteri pendegradasi fenol
Pengamatan morfologi koloni meliputi berjumlah 54 koloni yang terdapat pada
bentuk koloni, permukaan koloni, bak penampungan screen tank, equalasi,
elevasi, dan bentuk tepi koloni. dan sedimentasi (Tabel 1). Pada bak
Pengamatan ini dilakukan dengan water clean dan effluent tidak terdapat
pewarnaan sederhana dan pewarnaan pertumbuhan bakteri, sehingga hanya
gram. Kemudian dilanjutkan dengan uji bakteri yang mampu memanfaatkan
biokimia yaitu uji katalase, uji reduksi fenol sebagai sumber nutrisi tunggal
methyl red, uji voges-proskauer, uji yang dapat tumbuh. Hal ini sesuai
fermentasi karbohidrat, uji simmon’s dengan Rustamsjah (2006) yang
citrate, uji hidrolisis kasein, dan uji menyatakan bahwa bakteri memiliki
indol. kemampuan untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungan dan memanfaatkan
g. Analisis Data sumber energi selain karbohidrat untuk
tumbuh, sehingga bakteri yang dapat
Hasil dari pengamatan isolasi, tumbuh hanya bakteri yang mampu
karakterisasi, dan uji biokimia isolat memanfaatkan fenol sebagai sumber
bakteri pendegradasi fenol disajikan energi tunggal yang tersedia.
dalam bentuk tabel dan gambar.

Tabel 1: Hasil isolasi bakteri pendegradasi fenol


Asal Jumlah Koloni Tumbuh Kode Isolat yang dipilih
Bak Screen Tank 14 koloni MJST1, MJST2
Bak Equalasi 29 koloni MJEQ1, MJEQ2
Bak Sedimentasi 8 koloni MJSD1, MJSD2

Gambar 1. Koloni bakteri yang berhasil tumbuh pada medium


ramsay yang diperkaya dengan fenol 500 ppm.

JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 2014 232


b. Uji Kemampuan Degradasi Fenol mendegradasi fenol. Menurut Waluyo
(2009) biodegradasi merupakan
Uji kemampuan degradasi fenol penguraian atau perombakan suatu
dari 6 isolat bakteri yang terpilih senyawa dengan memanfaatkan
dilakukan dengan metode folin- mikroorganisme. Senyawa organik
ciocalteau. Berdasarkan Gambar 2. memiliki sifat yang lebih cepat
menunjukkan bahwa setiap isolat terdegradasi dibandingkan senyawa
memiliki kemampuan yang berbeda anorganik. Proses biodegradasi
dalam mendegradasi fenol, dimana berlangsung secara enzimatis dan bakteri
semakin rendah kadar fenol maka menyerap molekul dengan bantuan
semakin tinggi kemampuan degradasi enzim hidrolitik. Menurut Connel
yang dimiliki oleh isolat. Kadar awal (1995) bakteri dapat menggunakan
yang digunakan yaitu 500 ppm, dari senyawa hidrokarbon secara utuh
gambar 2 dapat dilihat bahwa isolat maupun sebagian untuk diuraikan secara
MJEQ1 memiliki kemampuan tertinggi sempurna.
dalam menurunkan kadar fenol menjadi Pada Gambar 2 dan Gambar 3
23,1428 ppm dan isolat MJSD1 memperlihatkan bahwa penanganan
memiliki kemampuan terendah dalam limbah cair dapat dilakukan secara
menurunkan kadar fenol menjadi 156 biologis dengan memanfaatkan
ppm. Pada kontrol juga terjadi mikroorganisme yang ada di dalam
penurunan kadar fenol, hal ini dapat limbah tersebut. Sehingga pengolahan
terjadi karena kandungan fenol dapat limbah tersebut tanpa menghasilkan sisa
berkurang karena adanya perlakuan pengolahan yang berbahaya bagi
menshaker yang menyebabkan lingkungan. Dalam hal ini penanganan
terjadinya aerasi yang merupakan cara limbah yang mengandung senyawa
manual dalam mengurangi kadar fenol. organik fenol. Hal ini diperkuat oleh
Hal ini sesuai dengan Sugiharto (1989) Thomas (1989) menyatakan bahwa fenol
menyatakan bahwa penurunan kadar akan digunakan oleh mikroba sebagai
fenol dapat terjadi karena adanya proses sumber makanan dan terdegradasi dalam
aerasi. Berdasarkan Suharto (2011) tubuh mikroba menjadi bahan-bahan
aerasi pada pengolahan limbah cair yang tidak berbahaya seperti asam
berujuan untuk memindahkan komponen asetat, gas metana, dan karbondioksida.
terlarut mudah menguap antara lain Menurut Ginting (2007) limbah fenol
senyawa organik mudah menguap dan dapat diatasi dengan metode kimia yaitu
toksik dan juga memindahkan dengan menggunakan oksidasi kimia
kandungan gas karbondioksida dalam dengan bahan pengoksidasi berupa
limbah cair. Pada Gambar 3 dapat dilihat peroksida, chlorin dioksida, dan
bahwa 6 isolat bakteri tersebut memiliki potassium permanganat. Dalam hal ini
kemampuan dalam menurunkan kadar dengan bantuan aerasi dan penyaringan
fenol melalui proses biodegradasi. Isolat karbon aktif untuk meminimalisir
MJEQ1 memiliki laju degradasi tertinggi adanya limbah tambahan hasil dari
dan isolat MJST1 memiliki laju proses oksidasi tersebut. Dengan
degradasi terendah, namun semua pengolahan secara biologis lebih efisien
bakteri memiliki kemampuan dalam dan efektif dibandingkan secara kimia.
JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 2014 233
250 237,4285

200

KONSENTRASI (PPM) 151 156


150
126,2381
106,4761
92,9047
100

50
23,1428

0
KONTROL MJST 1 MJST 2 MJEQ 1 MJEQ 2 MJSD 1 MJSD 2

KODE ISOLAT

Gambar 2. Kemampuan degradasi fenol oleh isolat bakteri pada medium ramsay
dengan kadar awal 500 ppm pada inkubasi 48 jam

12
10
10
LAJU DEGRADASI (PPM/JAM)

8,1984 8,4811
7,7867
8 7,3958 7,2708

6 5,4702

0
KONTROL MJST 1 MJST 2 MJEQ 1 MJEQ 2 MJSD 1 MJSD 2

KODE ISOLAT

Gambar 3. Laju degradasi fenol oleh isolat bakteri pada medium ramsay
dengan kadar awal 500 ppm pada inkubasi 48 jam

c. Karakterisasi Bakteri mikroskopis. Menurut Pelchzar (2010)


teknik pewarnaan bakteri berupa
Isolat bakteri yang berhasil pewarnaan sederhana dan pewarnaan
diisolasi tersebut dipurifikasi dan gram. Hasil yang diperoleh semua isolat
dilakukan karakterisasi yaitu dengan bakteri berbentuk basil dan merupakan
pengamatan secara makroskopis dan bakteri gram negatif.

JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 2014 234


Gambar 4. Karakterisasi bakteri isolat MJEQ1
pewarnaan gram perbesaran 1000x

Tabel 2: Karakterisasi isolat bakteri pendegradasi fenol dari limbah cair


RSUD Arifin Achmad Pekanbaru
Karakterisasi MJST1 MJST2 MJEQ1 MJEQ2 MJSD1 MJSD2
Bentuk basil basil basil basil basil basil
Tepian licin licin licin licin licin licin
Elevasi cembung cembung cembung cembung cembung cembung
Warna krem krem krem krem krem krem
Pewarnaan gram - - - - - -
Uji MR + - + - - +
Uji VP - + - + + -
Hidrolisis
+ - - + - +
katalase
Hidrolisis kasein - - - - - -
Uji simmon’s
- + - + + -
sitrat
Uji indol - - - - - -
Fermentasi
+ + + + + +
glukosa
Fermentasi
+ + + + + +
sukrosa
Fermentasi
- - - - - -
laktosa

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat biokimia biasanya dilihat dari interaksi


hasil karakterisasi masing-masiing isolat metabolit-metabolit yang dihasilkan oleh
berbeda. Menurut Lay (1994) reagen-reagen kimia dan dari
metabolisme merupakan reaksi-reaksi kemampuan menggunakan senyawa
kimia yang terjadi pada bakteri, sehingga tertentu sebagai sumber karbon dan
sifat metabolisme bakteri dalam uji energi. Uji ini dilakukan terhadap isolat

JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 2014 235


bakteri yang berumur 24 jam dan DAFTAR PUSTAKA
diinkubasi pada suhu ruang. Selama
periode waktu inkubasi 24 jam Auschwitz. 2006. Killing through phenol
diperkirakan bakteri berada pada fase injection. Austria : Johannes
logaritma atau eksponesial dimana sel Kepler University.
membelah dengan laju konstan, aktifitas
metabolit konstan serta keadaan Connel DW, Miller GJ. 1995. Kimia
pertumbuhan seimbang berdasarkan dan ekotoksikologi. Jakarta: UI
Pelczar (2010). Pada fase logaritma Press.
terjadi pembiakan bakteri berlangsung
paling cepat, sehingga bakteri dalam fase Depkes RI. 2006. Pedoman Umum
ini baik sekali untuk dijadikan inokulum Hygene Sarana dan Bangunan
(Dwidjoseputro, 2010). Umum.

KESIMPULAN Dwidjoseputro. 2005. Dasar-Dasar


Mikrobiologi. Jakarta:
Sebanyak 51 koloni bakteri Djambatan.
pendegradasi fenol berhasil diisolasi dari
limbah cair Rumah Sakit Umum Daerah Gintin P. 2007. Sistem Pengelolaan
Arifin Achmad Pekanbaru. Dipilih enam Lingkungan dan Limbah Industri.
isolat secara acak untuk dilakukan uji Bandung: Yrama Widya.
lebih lanjut. Hasil pewarnaan sederhana
dan pewarnaan gram keenam isolat Geng A. Soh AEW. Lim CJ. Loke LCT.
tersebut berbentuk basil dan merupakan 2006. Isolation and
bakteri gram negatif. Isolat dengan laju characterization of phenol –
degradasi tertinggi pada isolat MJEQ1 degrading bacterium from
yaitu 10 ppm / jam dengan hasil uji industrial actived sludge. APPL
biokimia positif pada uji MR, fermentasi Microbial Biotecnol 71 : 728-735
glukosa dan sukrosa. Isolat dengan laju
degradasi fenol terendah pada isolat Lay BW. 1994. Analisis Mikroba di
MJST2 yaitu 7,2 ppm / jam dengan hasil Laboratorium. Jakarta: Rajawali
uji biokimia positif pada uji VP, Pers.
simmon’s sitrat, fermentasi glukosa dan
sukrosa. Mustafa RA, Hamid AA, Mohammed S,
Bakar FA. 2010. Total Phenolic
UCAPAN TERIMA KASIH Compounds, Flavonoids, and
Radical Scavenging Activity of 21
Penulis mengucapkan terima Selected Tropical Plant. Journal
kasih kepada RSUD Arifin Achmad of Food Science. 75 (1) : 28–35.
yang telah membantu dalam pelaksanaan
penelitian ini. Mitchell, R. 1992. Enviromental
Microbiology. John Wiley and
Sons, Inc. New York

JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 2014 236


Pelczar MJ. 2010. Dasar-Dasar Sugihartono. 1987. Dasar-dasar
Mikrobiologi. Jakarta: UI Press. Pengolahan Air Limbah. . Jakarta:
UI Press.
Prantowati P. 2010. Isolasi Karakterisasi
dan Identifikasi Bakteri yang Thomas JM, Ward CH. 1989. In situ
Mempunyai Potensi Mendegradasi Biorestoration of Organic
Fenol dari Limbah Cair Rumah Contaminants in the Subsurface.
Sakit [skripsi]. Yogyakarta : UIN Environ. Sci. Technol. 23: 760–
Sunan Kalijaga 766.

Rustamsjah. 2006. Rekayasa Waluyo L. 2009. Mikrobiologi


Biodegradasi Fenol Oleh Lingkungan. Malang: Ummpress.
Pseudomonas Aeruginosa.
[Tesis]. Bandung: ITB.

JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 2014 237

Potrebbero piacerti anche