Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
TUGAS AKHIR
RENDY ZULKARNAIN
NIM : 150309261491
TUGAS AKHIR
RENDY ZULKARNAIN
NIM : 150309261491
v
ABSTRACT
On the Komatsu PC 750-7SE until PT Safta Indra Adaro Site occurs Problems
that are failure of the cylinder liner. This case study aims to analyze the type of
damage on the liner cylinder and analyze the causes of failure. After the engine
overhaul was found, there was a fracture on the cylinder liner wall so that the oil
mixed with coolant in the unit. One of the problems that occur on the cooling
system is that the engine oil mixes with the coolant on the engine, as happened in
the 750-7 SE PC Excavator unit. Based on the author doing On the Job Training
at PT. United Tractors Tbk Tanjung with customer PT. SaptaIndra Sejati Adaro's
site was discovered by the unit experiencing engine overheating. After initial
inspection, it was found that there were additional engine oil levels and a
reduction in radiator water so fast. Then when the drain on the engine oil pan is
found there is an engine oil mixed with coolant. The research uses a Non
Destructive Testing (visual NDT) method and visual checking. This research was
conducted at the Balikpapan State Polytechnic Campus. Based on the results of
visual checking after the NDT process it can be concluded that the damage to the
liner cylinder is in the form of cracking, cracking in the form of a fracture that
does not have plastic deformation so that this fracture is brittle. Failure on the
liner cylinder is caused by engine overheating, and the suggestion that can be
presented in this case study is the need for sem testing to see the microstructure.
vi
ABSTRAK
Pada unit Komatsu PC 750-7SE PT Safta Indra Sejati Site Adaro terjadi
permasalahan yaitu kegagalan pada cylinder liner. Studi kasus ini bertujuan untuk
menganalisa jenis kerusakan pada cylinder liner dan menganalisa penyebab
kegagalan. Setelah dilakukan overhaul engine ditemukan adanya fracture pada
dinding cylinder liner sehingga oil bercampur dengan coolant di unit tersebut.
Salah satu trouble yang terjadi pada cooling system yaitu engine oil bercampur
dengan coolant pada engine, seperti yang terjadi pada unit Excavator PC 750-7
SE. Berdasarkan penulis melakukan On the Job Training di PT. United Tractors
Tbk Tanjung dengan customer PT. SaptaIndra Sejati site Adaro ditemukan unit
mengalami engine overheating. Setelah dilakukan pemeriksaan awal ditemukan
adanya penambahan level engine oil dan pengurangan air radiator yang begitu
cepat. Kemudian saat dilakukan drain pada engine oil pan ditemukan adanya
engine oil yang bercampur dengan coolant. Penelitian menggunakan metode
(NDT) Non Destructive Testing dan visual cracking. Penelitian ini dilakukan di
Kampus Politeknik Negeri Balikpapan. Berdasarkan hasil pemeriksaan visual
checking setelah proses NDT dapat disimpulkan bahwa kerusakan pada silinder
liner adalah berupa cracking, cracking berbentuk patahan yang tidak memiliki
deformasi plastic sehingga patahan ini bersifat brittle. Kegagalan pada silinder
liner disebabkan oleh engine overheating, dan Saran yang dapat disampikan pada
studi kasus ini adalah perlunya dilakukan pengujian sem untuk melihat struktur
micro
Kata Kunci : Komatsu PC 750-7SE, Cylinder Liner, , Visual Checking,
Cracking, Brittle
vii
viii
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I .......................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
BAB II ......................................................................................................................7
METODOLOGI PENELITIAN.............................................................................20
ix
3.1 Jenis Penelitian............................................................................................... 20
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.2 Trouble Overheating Pada Unit Excavator Di PT. Saptaindra Sejati Site
Adaro…………………………...………………………………………...2
x
Gambar 2.9 Core Radiator ..........................................................................................14
Gambar 4.1 Cylinder liner yang mengalami cracking dilihat dari sisi luar………….22
Gambar 4.2 Cylinder liner yang mengalami craking dilihat dari sisi dalam………...23
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Lampiran 1
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut data dari PT. Saptaindra Sejati site adaro pada tahuh 2015 laju
pertumbuhan unit alat berat di Kalimantan selatan makin meningkat, tercatat
populasi unit unit alat berat di site adaro meningkat mencapai 295 unit, dan di
perkirakan jumlah unit tersebut akan mengalami peningkatan seiring dengan
bertambahnya produksi batu bara di site tersebut. Dari jumlah data unit
exacavator memiliki 37 unit, Berdasarkan dari data tersebut di bagian unit
exacavator menyumbang sekitar 15 % yang mengalami overheat, seperti yang
terlihat pada gambar 1.2
1
2
BAB I : PENDAHULUAN
Mengenai latar belakang perusahaan dan masalah,penulisan tugas akhir,
tujuan penulisan, pembatasan masalah, metode pengumpulan data, dan
sistematika penulisan.
BAB IV : PEMBAHASAN
Membahas tentang pokok-pokok permasalahan dalam Studi Kasus.
DAFTAR PUSTAKA
Memuat daftar-daftar referensi yang digunakan penulis sebagai acuan dalam
menyusun tugas akhir.
LAMPIRAN
Memuat lampiran-lampiran data hasil pengujian dan standar yang digunakan
dari instansi terkait.
BAB II
LANDASAN TEORI
7
8
efisiensi pembakaran bahan bakar dan memastikan tingkat temperatur dijaga agar
tidak menyebabkan kerusakan terhadap komponen. Ketika engine beroperasi pada
kondisi belum mencapai temperatur kerja (dingin) akan terjadi keausan lebih
cepat pada komponen-komponen tertentu.
Pada engine diesel sangat bergantung pada perawatan sistem pendingin yang
baik sehingga engine dapat mencapai temperatur kerja dengan cepat dan juga
dapat menjaga temperatur kerja tetap konstan sehubungan dengan beban yang
diterima oleh engine.
Pada engine diesel Gambar 2.1 heat yang dihasilkan dari proses pembakaran
bahan bakar di dalam ruang bakar sekitar 33% diubah menjadi energi sedangkan
sisanya dibuang dengan beberapa cara yaitu: 30% heat dibuang melalui gas
buang, 30% diserap oleh sistem pendingin dan 7% diradiasikan dari engine ke
udara sekitar. Pada beberapa engine menggunakan system pendingin dengan
media udara tetapi sebagian besar engine menggunakan media cairan (liquid).
Keuntungan dari media cairan (liquid) adalah pengontrolan temperatur yang
bagus, tidak berisik dan dari segi manufaktur mudah dalam proses pembuatannya.
Saat engine panas, thermostat akan mengalirkan air menuju radiator untuk
didinginkan sebelum memasuki engine. Thermostat tidak secara penuh membuka
atau menutup, tetapi berada dalam posisi keduanya untuk mempertahankan agar
suhu engine tetap konstan. Suhu engine yang tepat sangatlah penting. Engine yang
terlalu dingin tidak akan bekerja menghasilkan suhu yang cukup tinggi untuk
mendapatkan pembakaran yang effisien dan akan menyebabkan munculnya
endapan pada sistem pelumasan engine. Engine yang terlalu panas akan
menyebabkan engine panas (overheat) dan menyebabkan kerusakan yang serius
pada engine. Hose (7) digunakan sebagai saluran penghubung yang fleksibel dari
radiator dengan engine.
Gambar 2.5 memperlihatkan aliran coolant yang dialirkan melewati oil cooler
menuju cylinder block. Coolant dialirkan di sekeliling dinding liner menuju
cylinder head kemudian aliran coolant akan dialirkan ke saluran valve dan saluran
gas buang (exhaust) di dalam cylinder head menuju water outlet housing pada
cylinder head. Temperatur dari coolant dikontrol oleh thermostat. Jika temperatur
coolant di dalam engine masih rendah, thermostat tertutup dan mengarahkan
sebagian coolant kembali menuju bagian saluran bypass ke water pump.
Temperatur engine block akan naik dengan cepat karena coolant yang dialirkan
tidak dingin. Ketika temperatur coolant mencapai suhu settingan pembukaan
thermostat, maka thermostat akan terbuka dan mengalirkan coolant ke radiator
sehingga coolant dapat didinginkan. Ini merupakan proses yang terus menerus
dan membantu dalam menjaga temperatur kerja serta dapat juga untuk
mempercepat tercapainya temperatur kerja engine.
Water pump yang terpasang pada engine diesel adalah jenis centrifugal
pump seperti yang ditunjukan pada Gambar 2.6 Impeller berbentuk kipas yang
akan menghasilkan area bertekanan rendah pada bagian tengah hub ketika
impeller berputar.
Keterangan Gambar :
1. Curved blade
2. Impeller
3. Housing and outlet
4. Input shaft
5. Center of housing
yang membiarkan kebocoran coolant mengalir ke bagian luar jika carbon face
seal rusak.
2.2.2.2 Radiator
Radiator terdiri dari dua buah tanki yang di dalamnya dilengkapi dengan
core. Core terdiri dari pipa sebagai saluran coolant ketika mengalir melalui
radiator untuk didinginkan Gambar 2.8.
2.2.2.3 Hose
Hose radiator menghubungkan water pump dan engine block (umumnya
pada thermostat housing). Fungsinya adalah sebagai saluran penghubung aliran
coolant yang akan ke radiator dan yang akan mengalir dari radiator ke water
pump. Bentuk dari hose dan sambungan lain biasanya identik dengan kondisinya.
Jika sebuah hose yang lunak dan kenyal serta mudah melipat ketika ditekan, hal
ini mengindikasikan bahwa hose mengalami kerusakan pada bagian dalam dan
harus diganti. Jika sebuah hose yang keras dan tidak fleksibel lagi sebagai akibat
dari panas, hose harus diganti. Beberapa hose mempunyai penguat pada bagian
dalamnya (spring) untuk mencegah hose terlipat ketika temperatur di dalam
sistem pendingin turun (drop). Clamp hose harus diperiksa secara berkala dari
kebocoran atau kekencangan pengikatannya.
bervariasi antara 48 -165 Kpa (7 – 24 psi). Ketika temperatur coolant naik maka
tekanan sistem pendingin juga akan naik karena sistem menggunakan sistem
tertutup.
Di dalam radiator cap terdapat pressure spring, pressure valve dan saluran
ke resevoir Gambar 2.15 Pada saat tekanan mencapai nilai pembukaan relief valve
maka air dan udara yang bertekanan akan dibuang atau ditampung bila engine
menggunakan reservoir. Proses ini berlangsung untuk mencegah tekanan yang
berlebihan pada sistem pendingin.
2.2.2.6 Ductile
Patah Ulet (Ductile Fracture). Patah ulet merupakan patah yang diakibatkan
oleh beban statis yang diberikan pada material, jika beban dihilangkan maka
penjalaran retak akan berhenti. Patah ulet ini ditandai dengan penyerapan energi
disertai adanya deformasi plastis yang cukup besar di sekitar patahan, sehingga
permukaan patahan nampak kasar, berserabut (fibrous), dan berwarna kelabu.
Selain itu komposisi material juga mempengaruhi jenis patahan yang dihasilkan,
jadi bukan karena pengaruh beban saja. Biasanya patah ulet terjadi pada material
berstruktur bainit yang merupakan baja dengan kandungan karbon rendah.
2.2.2.7 Brittle
Patah Getas (Brittle fracture). Patah getas terjadi dengan ditandai penjalaran
retak yang lebih cepat dibanding patah ulet dengan penyerapan energi yang lebih
sedikit, serta hampir tidak disertai dengan deformasi plastis. Permukaan patahan
pada komponen yang mengalami patah getas terlihat mengkilap, granular dan
relatif rata.
Patah getas dapat mengikuti batas butir ataupun memotong butir. Bila
bidang patahannya mengikuti batas butir, maka disebut patah getas intergranular,
sedangkan bila patahannya memotong butir maka disebut patah getas
transgranular Gambar brittile bisa di lihat pada Gambar 2.16
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
20
21
Bulan
No. Kegiatan
Feb Maret April Mei Juni
1
Pengumpulan data
.
2
Persiapan
.
3 Obvervasi dan
. dokumentasi
4
Laporan tugas akhir
.
22
Langkah atau alur dalam Studi Kasus Engine PC 750-7 SE ditunjukkan pada
Gambar 3.1.
Start
Observasi Lapangan
Meneukan Masalah
mmmammasalah
Data
Analisa
Ditemukan TIDAK
Penyebab
YA
Kesimpulan
Stop
Awal dari permasalahan ini adalah adanya trouble engine low power pada
unit excavator PC 750-7 SE di PT. United Tractors Tbk site adaro tanjung,
selanjutnya mekanik melakukan pemeriksaan pada unit tersebut dan setelah
dilakukan pemeriksaan ditemukan masalah trouble overheating engine.
Pengecekan trouble lanjutan dimuali dari radiator, radiator di cek kebocorannya
dengan menggunakan radiator cup tester, di dapat hasil bahwa radiator
mengalami kebocoran. Pengecekan selanjutnya ke bagian saluran radiator dan
tidak ada kebocoran. Selanjutnya pengecekan pada bagian oil cooler engine di
temukan bahwa kondisi oil cooler tidak mengalami kerusakan.
Pengecekan selanjutnya pada pada oil pan ditemukan bahwa kondisi oli
bercampur dengan coolant. Hal ini mengindikasikan adanya kebocoran di daerah
water jacket. Pengecekan selanjutnya pada bagian cylinder liner, ditemukan
bahwa cylinder liner nomer tiga terdapat rembesan coolant, hal ini
mengindikasikan bahwa terjadinya kebocoran pada cylinder liner nomer tiga.
Gambar dari cylinder liner yang mengalami kebocoran seperti pada gambar 4.1.
Gambar 4.1 Cylinder liner yang mengalami cracking dilihat dari sisi luar
23
24
Gambar 4.2 Cylinder liner yang mengalami craking dilihat dari sisi dalam
Pada Gambar 4.4 bisa di lihat karakteristik dari craking cyilinder liner berupa
patahan cyilinder liner, jenis patahan ini terjadi sangat cepat dengan beban dan
temperatur yang tinggi. Patahan terlihat seperti kristal (mengkilap) karena
patahannya terjadi sepanjang batas butir. Dilihat dari permukaan patahan terasa
26
Patah ulet (Ductile Fracture). merupakan patah yang diakibatkan oleh beban
statis yang diberikan pada material, jika beban dihilangkan maka penjalaran retak
akan berhenti. Patah ulet ini ditandai dengan penyerapan energi disertai adanya
deformasi plastis yang cukup besar di sekitar patahan, sehingga permukaan
patahan nampak kasar, berserabut (fibrous), dan berwarna kelabu. Selain itu
komposisi material juga mempengaruhi jenis patahan yang dihasilkan, jadi bukan
karena pengaruh beban saja. Biasanya patah ulet terjadi pada material berstruktur
bainit yang merupakan baja dengan kandungan karbon rendah.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Saran penulis yang dapat disampikan pada studi kasus ini adalah perlunya
dilakukan pengujian sem untuk melihat permukaan patahan.
29
DAFTAR PUSTAKA
[3] Sharma, Pankaj. 2014. Premature Failure of Ductile Iron Pump Impeller
Cooling Tower System.
[4] Parey, Anan. 2015. Failure analysis of air cooled condenser gearbox.
[5] Das, Souvik. 2014. Failure analysis of axle shaft of a fork lift.
30
31
LAMPIRAN
32