Sei sulla pagina 1di 8

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN

DENGAN MOTIVASI KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING


(Studi pada Karyawan Pabrik Gula Kebon Agung Malang)
Istiqomah Qodriani Fajrin
Heru Susilo
Fakultas Ilmu Administrasi
Univеrsitas Brawijaya
Malang
fajrinistiqomah@gmail.com
ABSTRACT
This research aims to determine the influence of leadership style on employee’s performance and work
motivation asthe intervening variable. The independent variables in this research are authoritarian leadership
style (X1), participative leadership style (X2), delegative leadership style (X3) and dependent variable are
employee performance (Y) and work motivation (Z). The type of research is explanatory research, with
quantitative approach. The Sampling technique is proportionate stratified random sampling, for the
determination of the number samples by using Slovin formula and obtained the number of samples are 72
employees. The source data obtained by the primary data fordistributing the questionnaire and secondary
data by documentation. This research use path analysis with the SPSS 16.0 software instrument. The results
of this study showed that: (1) Theauthoritarian leadership style, participative leadership style, delegative
leadership style has significant effect on employee performance. (2) Motivation has mediated the
authoritarian leadership style, participative leadership style, delegative leadership style on employee
performance. The most dominant variable for influencing work motivation and employee performance need
to be considered. These variables are authoritarian ledership style, with authoritarian leadership stlye make
the employees feel more motivated and theirs performance will increase.
Keywords : Authoritarian Leadership Style, Participative, Delegative, Employee Performance, Work
Motivation
АBSTRАK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan dengan
motivasi kerja sebagai variabel intervening. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Gaya
Kepemimpinan Otoriter (X1), Gaya Kepemimpinan Partisipatif (X2) , Gaya Kepemimpinan Delegatif (X3)
serta variabel dependen adalah Kinerja Karyawan (Y) dan Motivasi Kerja (Z). Jenis penelitian yang digunakan
yaitu penelitian explanatory research, dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan yaitu proportionate stratified random sampling, dengan penentuan jumlah sampel menggunakan
rumus Slovin dan didapat jumlah sampel sebanyak 72 karyawan. Sumber data diperoleh dari data primer
dengan menyebar kuesioner dan data sekunder dengan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan analisi jalur
(Path Analysis) dengan bantuan software SPSS 16.0. Hasil penelitian ini menunjukkan Gaya Kepemimpinan
Otoriter, Gaya Kepemimpinan Partisipatif, Gaya Kepemimpinan Delegatif berpengaruh signifikan terhadap
Motivasi Kerja dan Kinerja Karyawan. Motivasi Kerja memediasi Gaya Kepemimpinan Otoriter, Gaya
Kepemimpinan Partisipatif, Gaya Kepemimpinan Delegatif terhadap Kinerja Karyawan.Variabel yang paling
dominan dalam mempengaruhi Motivasi Kerja dan Kinerja Karyawan perlu diperhatikan. Variabel tersebut
Gaya Kepemimpinan Otoriter, dengan Gaya Kepemimpinan Otoriter karyawan merasa lebih termotivasi dan
kinerja mereka semakin meningkat.
Kata Kunci: Gaya Kepemimpinan Otoriter, Patisipatif, Delegatif, Kinerja Karyawan, Motivasi Kerja.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 61 No. 4 Agustus2018| 117


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
PЕNDAHULUAN adalah teori gaya kepemimpinan otoriter, gaya
Sumber daya manusia menjadi bagian paling kepemimpin partisipatif dan gaya kepemimpinan
penting dalamkelangsungan suatu perusahaan. delegatif yang dikemukakan oleh Hasibuan
Sumber daya manusia merupakan investasi paling (2016:172). Gaya kepemimpinan otoriter yaitu
berharga dan pondasi paling kokoh untuk segala kebijakan dan keputusan terpusat pada
menunjang keberhasilan suatu perusahaan. Pondasi pemimpin. Artinya bawahan hanya melaksanakan
atau kontribusi lainnya seperti fasilitas dan sistem tugas yang telah diberikan oleh seorang pemimpin.
itu bisa saja sama dengan perusahaan yang lain, Gaya kepemimpinan partisipatif yaitu pemimpin
namun ketika berbicara mengenai sumber daya memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
manusia, hal ini menjadi sesuatu yang unik, ikut serta menyumbangkan saran, ide dan serta
spesial, dan memiliki kemampuan yang masukan dalam rangka pengambilan keputusan.
membedakan suatu perusahaan dengan perusahaan Selanjutnya gaya kepemimpinan delegatif yaitu
lainnya. Perusahaan merupakan salah satu bentuk pemimpin memberikan kepercayaan kepada
organisasi yang menjalani fungsi manajemen bawahan dalam menyelesaikan tugas karena
antara lain perencanaan, pengorganisasian, bawahan tersebut dianggap memiliki kemampuan
pengarahan.Dalam hal ini perusahaan akan serta tingkat kematangan yang tinggi. Seorang
mencari potensi sumber daya manusia yang pemimpin yang tidak hanya mempunyai jiwa
berkualitas dan mengembangkannya menjadi kepemimpinan namun juga mampu memotivasi
sosok yang kaya akan kompetensi sehingga dapat setiap bawahan agar mampu bekerja sesuai arahan
mendukung kinerja perusahaan ke depannya. dan efektif dalam mencapai tujuan.Motivasi
Senada dengan Hasibuan (2016:10) yang terbentuk dari sikap (attitude) karyawan dalam
mengatakan “manajemen sumber daya manusia menghadapi situasi kerja di perusahaan (situation)
adalah ilmu dan seni yang mengatur hubungan dan Mangkunegara (2017:61). Sedangkan Hasibuan
peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien untuk (2016:141) mengatakan “motivasi adalah hal yang
membantu terwujudnya tujuan perusahaan, menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung
karyawan dan masyarakat”. Dengan adanya perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan
sumber daya manusia tenaga kerja mempunyai antusias mencapai hasil yang optimal”.Motivasi
peranan penting dalam sebuah organisasi yaitu juga berlaku untuk diri seorang pemimpin sendiri.
sebagai pelaksana dari fungsi-fungsi manajemen. Karena dengan tidak adanya motivasi, seorang
Pencapaian tujuan suatu organisasi merupakan pemimpin juga tidak akan mempunyai dorongan
fokus utama dibentuknya organisasi. Untuk untuk membawa perusahaan atau organisasi kearah
mencapai tujuan organisasi tersebut diperlukan yang lebih maju dan berkembang.
seorang pemimpin yang mampu bekerja secara Oleh karena itu pentingnya sebuah motivasi dari
efektif.Semakin pandai pemimpin dalam dalam diri untuk menjalankan segala aktifitas yang
melaksanakan peranannya, tentunya semakin cepat menjadi tugas dan tanggung jawab sehari-
tujuan perusahaan akan tercapai. hari.Walaupun kemampuan seseorang dalam
Menurut Hasibuan (2016:13) mengatakan menjalankan tugas cukup baik namun tidak
bahwa, pemimpin adalah seseorang yang didukung dengan motivasi kerja yang baik, maka
mempergunakan wewenang kepemimpinannya pelaksanaan tugas tersebut tidak akan dapat
untuk mengarahkan orang lain serta bertanggung diselesaikan dengan baik.Dengan adanya motivasi
jawab atas pekerjaan orang tersebut dalam yang tinggi dari pemimpin atau bawahan pasti akan
mencapai suatu tujuan. Oleh karena itu diperlukan membawa dampak kinerja yang tinggi pula.
seorang pemimpin yang mampu memberikan Kinerja karyawan salah satu dimensi untuk
arahan guna mencapai tujuan perusahaan yang mengukur, mengevaluasi dalam melaksanakan
sudah ditetapkan. tugas dan kewajibannya terhadap organisasi
dimana ia bekerja. Kinerja merupakan suatu
Setiap pemimpin mempunyai sifat, watak, dan prestasi atas pencapaian kerja. Motivasi dan
karakter masing-masing yang berbeda-beda dan kemampuan yang dimiliki seseorang merupakan
dipengaruhi oleh faktor sifat yang dibawanya dari faktor pembentuk utamanya.Menurut
lahir maupun pembentukan dari lingkungan tempat Mangkunegara (2017:9) kinerja SDM merupakan
dimana pemimpin itu bekerja. Sifat dan karakter istilah yang berasal dari kata Job Performance atau
pemimpin yang berbeda-beda itulah disebut Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi
dengan gaya kepemimpinan. Teori gaya sesungguhnya yang dicapai seseorang). Disinilah
kepemimpinan dalam penelitian ini di antaranya pentingnya sinergi yang baik antara pemimpin dan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 61 No. 4 Agustus2018| 118
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
bawahan untuk menjalin komunikasi yang sentralisasi wewenang. Pengambilan
harmonis, sehingga tercipta lingkungan kerja yang keputusan dan kebijaksanaan hanya ditetapkan
nyaman dan rasa saling perduli satu sama lain. sendiri oleh pemimpin, bawahan tidak
Karena dibalik keberhasilan pemimpin tentu diikutsertakan untuk memberikan saran, ide,
karena adanya dukungan yang baik dari dan pertimbangan dalam proses pengambilan
bawahannya. Sebaliknya juga keberhasilan keputusan.
seorang bawahan tidak terlepas dari pengaruh 2) Kepemimpinan Partisipatif
seorang pemimpin. Kepemimpinan Partisipatif adalah apabila
Jiwa kepemimpinan dalam memimpin dalam kepemimpinannya dilakukan dengan
merupakan tonggak utama sebuah perusahaan cara persuasif, menciptakan kerja sama yang
untuk termotivasi bekerja maksimal dan mampu serasi, menumbuhkan loyalitas, dan partisipasi
bersaing dengan perusahaan yang lainnya, para bawahan. Pemimpin akan mendorong
termasuk Pabrik Gula Kebon Agung Malang yang kemampuan bawahan mengambil keputusan.
menjadi tempat penelitian.Pabrik Gula Kebon 3) Kepemimpinan Delegatif
Agung berdiri sejak tahun 1905 dan mampu Pemimpin mendelegasikan wewenang kepada
bertahan ditengah ketatnya persaingan global pada bawahan dengan agak lengkap. Dengan
saat ini. Pabrik Gula Kebon Agung bergerak dalam demikian bawahan dapat mengambil
bidang pertanian khususnya produksi gula dalam keputusan dan kebijaksanaan dengan bebas
skala yang besar dengan bahan baku utama yaitu atau leluasa dalam melaksanakan
tebu. Adapun visi dari Pabrik Gula Kebon Agung pekerjaannya. Pemimpin tidak peduli cara
yaitu “Menjadi perusahaan yang berdaya saing bawahan mengambil keputusan dan
tinggi di tingkat regional”. Artinya perlu koordinasi mengerjakan pekerjaannya, sepenuhnya
yang baik antar pemimpin dan bawahan dalam diserahkan kepada bawahan.
menjaga komunikasi dan harmonisasi untuk
mencapai visi dari perusahaan itu sendiri.. Motivasi Kerja
Disinilah peran pemimpin diperlukan untuk Mangkunegara (2017:76) mengemukakan
meningkatkan motivasi kerja dan kinerja karyawan bahwa “motivasi merupakan kondisi atau energi
sehingga dapat mempertahankan eksistensi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah
perusahaan. Salah satu untuk meningkatkan atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi
motivasi kerja dan kinerja karyawan tersebut perusahaan”.Menurut Flippo dalam Hasibuan
dengan menerapkan gaya kepemimpinan yang (2016:143) “motivasi adalah suatu keahlian, dalam
sesuai dengan para karyawannya. mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau
bekerja secara berhasil, sehingga keinginan para
KAJIAN PUSTAKA pegawai dan tujuan organisasi sekaligus tercapai”.
Gaya Kepemimpinan Sedangkan menurut Hasibuan (2016:146)
Thoha (2005:302) menyatakan “gaya “motivasi adalah pemberian daya penggerak yang
kepemimpinan merupakan norma perilaku yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar
digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan
mencoba mempengaruhi perilaku orang lain”. terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk
Menurut Nawawi (2003:202) “gaya kepemimpinan mencapai kepuasan”.
adalah perilaku atau cara yang dipilih yang Teori motivasi beprestasi atau Achievement
digunakan pemimpin dalam mempengaruhi Motivation Teory McClelland dalam
pikiran, perasaan sikap, dan perilaku para anggota Hasibuan(2016:162) mengemukakan tentang hal-
organisasi atau bawahannya”. Kemudian menurut hal yang memotivasi seseorang:
Rivai (2009:42) “gaya kepemimpinan adalah a. Kebutuhan akan prestasi (need for achievement
sekumpulan ciri yang digunakan pemimpin untuk = n Ach)
mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi b. Kebutuhan akan afiliasi (need for affiliation = n
tercapai”. Af)
Menurut Hasibuan (2016:172) membagi gaya c. Kebutuhan akan kekuasaan (need for power = n
kepemimpinan sebagai berikut: Pow)
1) Kepemimpinan Otoriter
Kepemimpinan Otoriter adalahkekuasaan atau Kinerja Karyawan
wewenang, sebagian besar mutlak berada pada Definisi kinerja karyawan yang
pimpinan kalau pimpinan itu menganut sistem dikemukakan Bambang Kusriyanto (1991:3) dalam
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 61 No. 4 Agustus2018| 119
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Mangkunegara (2017:9) adalah “Perbandingan 4. Hipotesis 4: Terdapat pengaruh signifikan dari
hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja variabel Gaya Otoriter terhadap Kinerja
persatuan waktu (lazimnya per jam)”. Faustinu Karyawan.
Cardosa Gomes (1995:195) dalam Mangkunegara 5. Hipotesis 5: Terdapat pengaruh signifikan dari
(2017:9) mengemukakan definisi “kinerja variabel Gaya Partisipatif terhadap Kinerja
karyawan sebagai “ungkapan seperti output, Karyawan.
efisiensi serta efektivitas sering dihubungkan 6. Hipotesis 6: Terdapat pengaruh signifikan dari
dengan produktifitas”. Selanjutnya definisi kinerja variabel Gaya Delegatif terhadap Kinerja
karyawan menurut Mangkunegara (2017:9) Karyawan.
menjelaskan bahwa “kinerja karyawan (prestasi 7. Hipotesis 7: Terdapat pengaruh signifikan dari
kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan.
kuantitas yang dicapai pleh seseorang karyawan 8. Hipotesis 8: Terdapat pengaruh signifikan
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja
tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Karyawan melalui Motivasi Kerja.
Menurut Dharma (2004:355) kinerja dapat
diukur melalui tiga faktor : MЕTODE PЕNЕLITIAN
1. Kuantitas, yaitu jumlah yang harus Pеnеlitian ini mеrupakan pеnеlitian
diselesaikan atau dicapai. Pengukuran pеnjеlasan (еxplanatory rеsеarch) dеngan
kuantitatif melibatkan perhitungan keluaran pеndеkatan kuantitatif. Pеnеlitian dilakukan di
dari proses atau pelaksanaan kegiatan. Ini Pabrik Gula Kebon Agung Malang yang terletak di
berkaitan dengan jumlah keluaran yang Jalan Raya Kebonagung No.1 Kebonagung,
dihasilkan. Pakisaji, Malang, Jawa Timur 65162.populasi
2. Kualitas, yaitu mutu yang harus dihasilkan dalam penelitian ini yaitu seluruh karyawan pada
(baik tidaknya). Pengukuran kualitatif Pabrik Gula Kebon Agung Malang yang berjumlah
keluaran mencerminkan pengukuran “tingkat 255 karyawanDidapat sample sebanyak 72
kepuasan”, yaitu seberapa baik responden diambil secara proportionate stratified
penyelesaiannya. Ini berkaitan dengan bentuk random samplingdan dianalisis menggunakan
keluaran. analisis jalur.
3. Ketepatan waktu, yaitu sesuai tidaknya dengan
waktu yang direncanakan. Pengukuran HASIL DAN PЕMBAHASAN
ketepatan waktu merupakan jenis khusus dari Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja dan
pengukuran kuantitatif yang menentukan Kinerja Karyawan
ketepatan waktu penyelesaian suatu kegiatan. a. Gaya Kepemimpinan Otoriter
Berdasarkan data primer yang diperoleh melalui
Hipotеsis kuesioner yang disebarkan kepada karyawan
Pabrik Gula Kebon Agung Malang, diperoleh data
tentang gaya kepemimpinan otoriter yang memiliki
Gaya Motivasi Kinerja
Kepemimpinan
grand mean sebesar 3,78 yang menunjukkan
(Z) (Y)
(X) bahwa karyawan setuju dengan gaya
kepemimpinan otoriter. Hal ini berupa pengaruh
pemimpin dalam memberi intruksi terhadap
Gambar 1. Modеl Konsep karyawan, melakukan pengawasan yang ketat
terhadap pekerjaan sehari-hari, memiliki dominasi
1. Hipotesis 1: Terdapat pengaruh signifikan dari dalam membuat kebijakan perusahaan dan tidak
variabel Gaya Otoriter terhadap Motivasi memberikan kesempatan kepada karyawan dalam
Kerja. melakukan pengambilan keputusan.
2. Hipotesis 2: Terdapat pengaruh signifikan dari
variabel Gaya Partisipatif terhadap Motivasi b. Gaya Kepemimpinan Partisipatif
Kerja. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
3. Hipotesis 3: Terdapat pengaruh signifikan dari dilakukan dengan menyebar kuesioner kepada
variabel Gaya Delegatif terhadap Motivasi karyawan Pabrik Gula Kebon Agung Malang, data
Kerja. yang diperoleh tentang gaya kepemimpinan
partisipatif memiliki grand mean sebesar 3,60. Hal

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 61 No. 4 Agustus2018| 120


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
ini menunjukkan bahwa karyawan setuju dengan analisis jalur diketahui bahwa variabel gaya
gaya kepemimpinan partisipatif berupa pengaruh kepemimpinan otoriter berpengaruh signifikan
pemimpin dalam memberi dorongan untuk terhadap motivasi kerja.Dengan nilai Standarized
berpartisipasi dalam melakukan pengambilan Coeficient Beta menunjukkan sebesar 0,691 atau
keputusan, membina serta mempertimbangkan 69,1%. Hal ini memiliki pengertian bahwa
saran dan ide dari karyawan dan membuat motivasi kerja dipengaruhi oleh gaya
karyawan merasa ikut serta memiliki perusahaan. kepemimpinan otoriter sebesar 69,1% sedangkan
sisanya 30,9% dipengaruhi oleh variabel lain di
c. Gaya Kepemimpinan Delegatif luar variabel yang diteliti. Arah hubungan yang
Berdasarkan hasil data primer yang diolah positif menunjukkan jika variabel gaya
tentang gaya kepemimpinan delegatif yang kepemimpinan otoriter semakin baik maka
memiliki grand mean sebesar 3,76 yang motivasi kerja juga akan semakin meningkat. Hasil
menunjukkan bahwa karyawan setuju dengan gaya penelitian ini sejalan dengan pendapat yang
kepemimpinan delegatif. Hal ini berupa pengaruh dikemukakan oleh Kartono (2011:178) adalah
pemimpin dalam memberi keleluasaan dalam “pemimpin berusaha mempengaruhi atau
pengambilan keputusan, dalam menyelesaikan memotivasi bawahan agar dapat bekerja sesuai
pekerjaan, memberikan kesempatan karyawan dengan tujuan yang diharapkan pemimpin”.
dalam menguasai tugas dan pekerjaan berdasarkan Pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat akan
pengetahuan serta keterampilan yang dimiliki oleh mendukung motivasi kerja karyawan yang tinggi.
karyawan.
Tabel 1 Hasil Uji Koefisien Jalur Gaya
d. Motivasi Kerja Kepemimpinan terhadap Motivasi Kerja.
Berdasarkan data primer yang diolah karyawan Variabel Variabel t
Pabrik Gula Kebon Agung Malang memiliki Beta(β) Sig Ket
Independent Dependent hitung
motivasi kerja yang tinggi dilihat dari grand mean Gaya
Motivasi
variabel motivasi kerja sebesar 4,22 . Hal ini Kepemimpinan
Kerja
0,691 3,823 0,006 Sig
menunjukkan bahwa karyawan Pabrik Gula Kebon Otoriter
Agung Malang merasa termotivasi dalam bekerja Gaya
Motivasi
Kepemimpinan 0,537 2,277 0,020 Sig
karena aspek-aspek kebutuhan akan prestasi, Partisipatif
Kerja
kebutuhan akan afiliasi dan kebutuhan akan Gaya
jenjang karir yang karyawan butuhkan telah Motivasi
Kepemimpinan 0,428 1,777 0,014 Sig
Kerja
terpenuhi. Motivasi kerja yang tinggi dapat Delegatif
meningkatkan semangat kerja dan kinerja R Square = 0,615
karyawan sehingga tujuan perusahaan lebih cepat n = 72
tercapai. Sumber: data diolah, 2018

e. Kinerja Karyawan Pengaruh Gaya Kepemimpinan Partisipatif


Berdasarkan data yang diperoleh dari (X2) terhadap Motivasi Kerja (Z)
penyebaran kuesioner terhadap karyawan Pabrik Berdasarakan hipotesis yang sudah dirumuskan
Gula Kebon Agung Malang dimana dalam variabel dalam penelitian ini yaitu bertujuan untuk menguji
kinerja karyawan memiliki grand mean sebesar adanya pengaruh variabel gaya kepemimpinan
4,17 yang berada pada kategori setuju. Artinya partisipatif terhadap variabel motivasi kerja.
kinerja karyawan Pabrik Gula Kebon Agung Berdasarkan hasil analisis jalur diketahui bahwa
Malang sudah baik. Hal ini menunjukkan kuantitas variabel gaya kepemimpinan partisipatif
hasil kerja, kualitas hasil kerja dan ketepatan waktu berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja.
karyawan Pabrik Gula Kebon Agung Malang Dengan nilai Standarized Coeficient Beta
dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan sehari- menunjukkan sebesar 0,537 atau 53,7%. Hal ini
hari sesuai dengan harapan perusahaan. memiliki pengertian bahwa motivasi kerja
dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan partisipatif
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Otoriter (X1) sebesar 53,7% sedangkan sisanya 46,3%
terhadap Motivasi Kerja (Z) dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel yang
Penelitian ini bertujuan untuk menguji adanya diteliti.
pengaruh variabel gaya kepemimpinan otoriter Hasibuan (2016:172) “gaya kepemimpinan
terhadap variabel motivasi kerja. Berdasarkan hasil partisipatif adalah apabila dalam

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 61 No. 4 Agustus2018| 121


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
kepemimpinannya dilakukan dengan cara Standarized Coeficient Beta menunjukkan sebesar
persuasif, menciptakan kerja sama yang serasi, 0,513 atau 51,3%. Hal ini memiliki pengertian
menumbuhkan loyalitas, dan pastisipasi para bahwa kinerja karyawan dipengaruhi oleh gaya
bahawan”. Arah hubungan yang positif kepemimpinan otoriter sebesar 51,3% sedangkan
menunjukkan jika variabel gaya kepemimpinan sisanya 48,7% dipengaruhi oleh variabel lain di
partisipatif semakin baik maka motivasi kerja juga luar variabel yang diteliti.
akan semakin meningkat. Hasil penelitian ini Arah hubungan yang positif menunjukkan jika
sesuai dengan Syaiyid (2013) dan Arini (2016) variabel gaya kepemimpinan otoriter semakin baik
yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan maka kinerja karyawan juga akan
partisipatif berpengaruh signifikan terhadap terpengaruhi.Hasil penelitian ini sesuai dengan
variabel motivasi kerja. pendapat Timpe (Darmawan, 2013: 192) yang
menyatakan bahwa kinerja dipengaruhi oleh faktor
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Delegatif (X3) eksternal seperti perilaku, sikap, dan tindakan-
terhadap Motivasi Kerja(Z) tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan,
Penelitian ini dilakukan untuk menguji adanya fasilitis kerja, dan iklim organisasi. Hasil
pengaruh variabel gaya kepemimpinan delegatif penelitian ini sesuai dengan Hardian (2015) dan
terhadap variabel motivasi kerja. Berdasarkan hasil Siswanto (2017) bahwa gaya kepemimpinan
analisis jalur diketahui bahwa variabel gaya otoriter memiliki pengaruh signifikan terhadap
kepemimpinan delegatif berpengaruh signifikan kinerja karyawan.
terhadap motivasi kerja. Dengan nilai Standarized
Coeficient Beta menunjukkan sebesar 0,428 atau Pengaruh Gaya Kepemimpinan Partisipatif
42,8%. Hal ini memiliki pengertian bahwa (X2) terhadap KinerjaKaryawan (Y)
motivasi kerja dipengaruhi oleh gaya Penelitian ini bertujuan untuk menguji adanya
kepemimpinan delegatif sebesar 42,8% sedangkan pengaruh variabel gaya kepemimpinan partisipatif
sisanya 57,2% dipengaruhi oleh variabel lain di terhadap variabel kinerja karyawan. Berdasarkan
luar variabel yang diteliti. hasil analisis jalur diketahui bahwa variabel gaya
Arah hubungan yang positif menunjukkan jika kepemimpinan partisipatif berpengaruh signifikan
variabel gaya kepemimpinan delegatif semakin terhadap kinerja karyawan.Dengan nilai
baik maka motivasi kerja juga akan semakin Standarized Coeficient Beta menunjukkan sebesar
meningkat. 0,409 atau 40,9%. Hal ini memiliki pengertian
bahwa kinerja karyawan dipengaruhi oleh gaya
Tabel 2 Hasil Uji Koefisien Jalur Gaya kepemimpinan otoriter sebesar 40,9% sedangkan
Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan sisanya 59,1% dipengaruhi oleh variabel lain di
Variabel Variabel t luar variabel yang diteliti.
Beta(β) Sig Ket
Independent Dependent hitung
Arah hubungan yang positif menunjukkan
Gaya
Kepemimpinan
Kinerja
0,513 4,924 0,009 Sig jika variabel gaya kepemimpinan partisipatif
Karyawan semakin baik maka kinerja karyawan juga akan
Otoriter
Gaya semakin baik. Hasil penelitian ini sesuai
Kinerja
Kepemimpinan
Karyawan
0,409 4,724 0,008 Si denganpenelitian Putra (2013) dan Siswanto
Partisipatif (2017) bahwa gaya kepemimpinan partisipatif
Gaya mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel
Kinerja
Kepemimpinan 0,404 3,365 0,016 Sig
Delegatif
Karyawan kinerja karyawan. Adanya kerja sama yang
R Square = 0,565 seimbang antara pemimpin dan bawahan dengan
n = 72 gaya partisipatif ini akan meningkatkan kinerja
Sumber: data diolah, 2018 karyawan.

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Otoriter (X1) Pengaruh Gaya Kepemimpinan Delegatif (X3)
terhadap Kinerja Karyawan (Y) terhadap KinerjaKaryawan (Y)
Penelitian ini bertujuan untuk menguji adanya Berdasarkan hipotesis yang sudah dirumuskan
pengaruh variabel gaya kepemimpinan otoriter penelitian ini bertujuan untuk menguji adanya
terhadap variabel kinerja karyawan. Berdasarkan pengaruh variabel gaya kepemimpinan delegatif
hasil analisis jalur diketahui bahwa variabel gaya terhadap variabel kinerja karyawan. Hasil analisis
kepemimpinan otoriter berpengaruh signifikan jalur diketahui bahwa variabel gaya kepemimpinan
terhadap kinerja karyawan. Dengan nilai delegatif berpengaruh signifikan terhadap kinerja
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 61 No. 4 Agustus2018| 122
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
karyawan. Dengan nilai Standarized Coeficient karyawan. Karyawan yang memiliki motivasi
Beta menunjukkan sebesar 0,404 atau 40,4%. Hal tinggi akan berusaha semaksimal mungkin dalam
ini memiliki pengertian bahwa kinerja karyawan menyelesaikan tugas dan pekerjaannya.
dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan delegatif Kesimpulan yang diperoleh adalah motivasi kerja
sebesar 40,4% sedangkan sisanya 59,6% berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel yang
diteliti. Koefisien Jalur Gaya Kepemimpinan terhadap
Arah hubungan yang positif menunjukkan jika KinerjaKaryawan melalui Motivasi Kerja
variabel gaya kepemimpinan delegatif semakin
baik maka kinerja karyawan juga akan semakin Direct Effect(DE) = PX1Y
meningkat. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil = 0,513
penelitian Siswanto (2017) bahwa gaya
kepemimpinan delegasi berpengaruh signifikan Indirect Effect (IE) = (PX1Z)(PZY)
terhadap kinerja karyawan. = (0,691)(0,483)
= 0,333
Tabel 3 Hasil Uji Koefisien Jalur Motivasi Kerja
terhadap Kinerja Karyawan Total Effect (TE) = 0,513 + 0,333
Variabel Variabel t = 0,864
Beta(β) Sig Ket
Independent Dependent hitung
Motivasi Kinerja
Kerja Karyawan
0,483 4,209 0,000 Sig Koefisien Jalur Gaya Kepemimpinan
R Square = 0,565 Partisipatif terhadap KinerjaKaryawan melalui
n = 72 Motivasi Kerja
Sumber: data diolah, 2018
Direct Effect (DE) = PX2Y
Pengaruh Motivasi Kerja (Z) terhadap Kinerja = 0,409
Karyawan (Y)
Penelitian ini bertujuan untuk menguji adanya Indirect Effect (IE) = (PX2Z)(PZY)
pengaruh variabel motivasi kerja terhadap variabel = (0,537)(0,483)
kinerja karyawan. Berdasarkan hasil analisis jalur = 0,259
diketahui bahwa variabel motivasi kerja
berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Total Effect (TE) = 0,409 + 0,259
Dengan nilai Standarized Coeficient Beta = 0,668
menunjukkan sebesar 0,483 atau 48,3%. Hal ini
memiliki pengertian bahwa kinerja karyawan Koefisien Jalur Gaya Kepemimpinan Delegatif
dipengaruhi oleh motivasi kerja sebesar 48,3% terhadap Kinerja Karyawan melalui Motivasi
sedangkan sisanya 51,7% dipengaruhi oleh Kerja
variabel lain di luar variabel yang diteliti.
Arah hubungan yang positif menunjukkan Direct Effect (DE) = PX3Y
jika variabel motivasi kerja semakin baik maka = 0,404
kinerja karyawan juga akan semakin meningkat.
Daft (2006:364) mengatakan bahwa motivasi dapat Indirect Effect (IE) = (PX3Z)(PZY)
menimbulkan perilaku-perilaku yang = (0,428)(0,483)
mencerminkan kinerja tinggi dalam organisasi. = 0,206
Jadi apa yang dikemukakan oleh Daft tersebut
terbukti dengan realitas hubungan pengaruh yang Total Effect(TE) = 0,404 + 0,206
signifikan motivasi kerja terhadap kinerja = 0,610
karyawan. Motivasi merupakan suatu dorongan
dalam diri seseorang yang membuat orang tersebut KЕSIMPULAN DAN SARAN
melakukan tindakan. Motivasi seseorang berawal Kеsimpulan
dari kebutuhan, keinginan serta dorongan untuk Hasil analisis deskriptif menunjukkan
tercapainya kebutuhan atau tujuan tersebut. Hasil bahwa variabel Gaya Kepemimpinan Otoriter (X1)
penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Amalia memiliki nilai grand mean lebih tinggi dari gaya
(2016) dan Handoyo (2015) bahwa terdapat kepemimpinan yang lainnya. Hal ini menunjukkan
hubungan positif motivasi kerja dengan kinerja bahwa karyawan Pabrik Gula Kebon Agung
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 61 No. 4 Agustus2018| 123
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Malang merasa Gaya Kepemimpinan Otoriter lebih Timpe, A. Dale. 2002. Seri Manajemen Sumber
dominan digunakan oleh pemimpin. Hasil analisi Daya Manusia: Kepemimpinan. Cetakan
jalur (path analysis) juga menunjukkan Gaya Kelima. Jakarta: Elex Media
Kepemimpinan Otoriter lebih berpengaruh dalam
Komputindo.
meningkatkan motivasi kerja dan kinerja
karyawan, serta Motivasi Kerja berpengaruh Literatur Jurnal:
signifikan terhadap Kinerja Karyawan.
Amalia, Dzikrillah Rizqi. 2016. Pengaruh Gaya
Saran Kepemimpinan Terhadap Motivasi
Kerja Dan Kinerja Karyawan. Jurnal
Variabel yang paling dominan dalam Administrasi Bisnis (JAB). Vol. 3 No. 1
mempengaruhi Motivasi Kerja dan Kinerja Juli 2016
Karyawan perlu diperhatikan oleh perusahaan.
Arini, Lia Yusti. 2016. Pengaruh Gaya
Variabel tersebut adalah variabel Gaya
Kepemimpinan Terhadap Motivasi
Kepemimpinan Otoriter. Berdasarkan hasil
Kerja Karyawan. Jurnal Administrasi
penelitian tersebut diharapkan pemimpin
Bisnis (JAB). Jurnal Administrasi Bisnis
senantiasa memberikan intruksi, melakukan
(JAB). Vol. 32 No. 1 Maret 2016.
pengawasan yang ketat terhadap pekerjaan
karyawan, serta memiliki dominasi dalam Handoyo, Laura Natalia. 2015. The Influence Of
membuat kebijakan perusahaan yang mana dengan Leadership Styles On Employee’s
hal tersebut karyawan merasa lebih termotivasi dan Performance Through Work Motivation
kinerja mereka semakin meningkat. (An Organizational Study at Four Hotels
in Malang). Jurnal Administrasi Bisnis
DAFTAR PUSTAKA (JAB). Vol. 22 No. 1 Mei 2015
Daft, Richard L. 2006. Management (Manajemen).
Hardian, Ferry. 2015. Pengaruh Gaya
Edisi Enam. Jakarta: Salemba Empat.
Kepemimpinan Terhadap Kinerja
Dharma, Agus. 2004. Manajemen Supervisi. Karyawan Studi Pada Karyawan Tetap
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Service Center Panasonic Surabaya.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). Vol. 1
Hasibuan, Malayu S.P. 2016. Manajemen Sumber No. 1 Januari 2015.
Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi Putra, Christian Bayu. 2013. Pengaruh Gaya
Aksara. Kepemimpinan Direktif, Suportif dan
Kartono, Kartini. 2011. Pemimpin dan Partisipatif Terhadap Kinerja Karyawan.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). Vol. 2
Kepemimpinan. Jakarta:PT.
No. 2. Juni 2013.
Rajawaligrafindo Persada
Siswanto, Rendyka Dio. 2017. Pengaruh Gaya
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2017. Evaluasi Kepemimpinan Terhadap Kinerja
Kinerja SDM. Bandung: PT Refika Karyawan. Jurnal Administrasi Bisnis
Aditama. (JAB). Vol. 42 No. 1 Januari 2017.
Nawawi, H. Hadari. 2003. Kepemimpinan Syaiyid, Elzi. 2013. Pengaruh Gaya
Mengefektifkan Organisasi. Kepemimpinan Terhadap Motivasi
Kerja PT. Malang Intermedia Pers.
Yogyakarta: Gajah Mada University
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). Vol. 1
Press. No. 1 April 2013.
Rivai, Veithzal, dkk. 2009. Kepemimpinan Dan
Perilaku Organisasi. Edisi Ketiga.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Thoha, Miftah. 2005. Perilaku Organisasi: Konsep
Dasar Dan Aplikasinya. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 61 No. 4 Agustus2018| 124


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Potrebbero piacerti anche