Sei sulla pagina 1di 18

Kristoforus Tere, Ubud Salim, Achmad Helmy Djawahir

Pengaruh Ukuran Asset, Piutang, Utang, Modal Sendiri, dan


Anggota terhadap Kinerja Keuangan dan Kebijakan SHU
(Studi pada Koperasi Kredit Anggota Puskopdit Flores Mandiri)

JAM Kristoforus Tere


Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang
12, 4
Diterima, Juli 2014
Ubud Salim
Direvisi, September 2014 Achmad Helmy Djawahir
Desember 2014
Disetujui, Desember 2014 Universitas Brawijaya Malang

Abstract: This study aims to analyze the influence of assets, receivables accounts, debt,
equity, number of members on the financial performance and SHU policy by using positivist
approach. The population of this study are 45 credit unions, while the samples are the
member of Puskopdit Flores Mandiri which are eligible 1000 members, has a greater asset
equal to one billion, has held an annual meeting of members, as well as having financial
data and complete membership 2008–2013. Analysis technique used a path analysis, sup-
ported by qualitative information by nine (9) informants who had worked more than 5 years,
with in-depth interview technique. The results showed that the direct effect of test size assets,
receivables accounts, equity, and a number of members have a significant effect on financial
performance, while debt has a significant negative effect. Testing the direct effect of size
assets, receivables accounts, and financial performance have a positive significant effect on
net income policies, whereas the debt, equity, and number of significant negative effect on the
net income policy. The results showed that all eleven hypotheses that the direct effect of
having built a significant effect on the financial performance and net in come policies, had
been proven. The testing of the indirect effect of financial performance as an intervening
variable mediating the effect of five variables in detecting exogenous to net in come policies
from the five hypotheses are built shows that increasing size assets, receivables accounts,
equity and total members proved to increase the net in ome policies with a total value
greater than the value of the coefficient of influence directly. While the debt does not affect
the probability value is greater than the direct effect. In general, the determinants of the total
for the first model and the second model of 0,821 or 82,1% of the models can account for the
effects of exogenous variables on endogenous variables, while 17,9% is due to other factors
outside of research. Thus, the constructs were constructed in this study is perfect instrumen-
tal in identifying the contribution of size assets, receivables accounts, debt, equity, and
members of the financial performance and net income policy. We found that the indirect effect
Jurnal Aplikasi models constructed show that the debt is not significant because the value is smaller than the
Manajemen (JAM) direct effect. This suggests there are other factors that have not been found in this study and
Vol 12 No 4, 2014 become a recommendation for further research.
Terindeks dalam
Google Scholar
Keywords: credit union, size asset, receivable accounts, debt, equity, members, financial
performance, net in come policy, Puskopdit Flores Mandiri
Alamat Korespondensi:
Kristoforus Tere, Pascasarja-
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh aset, piutang, utang, modal
na Fakultas Ekonomi dan sendiri, jumlah anggota terhadap kinerja keuangan dan kebijakan SHU, melalui pendekatan
Bisnis Universitas Brawijaya positivis. Populasi sebanyak 45 koperasi kredit, sedangkan sampel koperasi kredit anggota
Malang
Puskopdit Flores Mandiri yang memenuhi syarat 1000 anggota, memiliki aset lebih besar sama

594 JURNAL APLIKASI


Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME594
12 | NOMOR 4 | DESEMBER 2014
Pengaruh Ukuran Asset, Piutang, Utang, Modal Sendiri, dan Anggota terhadap Kinerja Keuangan dan Kebijakan SHU

dengan satu (1) miliar, telah menyelenggarakan rapat anggota tahunan, serta memiliki data keuangan dan keanggotaan
periode 2008–2013 yang lengkap. Teknik analisis menggunakan alat Path Analysis, didukung informasi kualitatif oleh
sembilan (9) informan yang telah bekerja lebih dari 5 tahun, dengan teknik in depth inter view. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pengujian pengaruh langsung aset, piutang, modal sendiri, dan jumlah anggota terhadap kinerja keuangan
berpengaruh signifikan, sedangkan utang berpengaruh negatif signifikan. Pengujian pengaruh langsung ukuran aset,
piutang, dan kinerja keuangan berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan SHU, sedangkan utang, modal sendiri,
dan jumlah anggota berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan SHU. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
kesebelas (11) hipotesis pengaruh langsung yang dibangun memiliki efek signifikan masing-masing terhadap kinerja
keuangan dan kebijakan SHU, terbukti. Pengujian pengaruh tidak langsung dengan variabel intervening kinerja keuangan
sebagai mediasi dalam mendeteksi pengaruh kelima variabel eksogen terhadap kebijakan SHU dari kelima hipotesis yang
dibangun menunjukkan bahwa meningkatnya ukuran aset, piutang, modal sendiri dan anggota terbukti mampu
meningkatkan kebijakan SHU dengan total nilai lebih besar dari nilai koefisien pengaruh langsung. Sedangkan utang
tidak berpengaruh dengan nilai probabilitas lebih besar dari pengaruh langsung. Secara umum determinan total untuk
model pertama dan kedua sebesar 0,821 atau 82,1% dari keseluruhan model dapat menjelaskan efek variabel eksogen
terhadap variabel endogen, sedangkan 17,9% disebabkan faktor lain di luar penelitian. Dengan demikian maka konstruk
yang dibangun dalam penelitian ini berperan sempurna dalam mengidentifikasi kontribusi aset, piutang, utang, modal
sendiri, dan anggota terhadap kinerja keuangan dan kebijakan SHU. Kami menemukan bahwa model pengaruh tidak
langsung yang dibangun menunjukkan bahwa utang tidak signifikan oleh karena nilainya lebih kecil jika dibandingkan
dengan pengaruh langsung. Hal ini menunjukkan bahwa ada faktor lain yang belum ditemukan dalam penelitian ini dan
menjadi rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.

Kata Kunci: koperasi kredit, ukuran aset, piutang, utang, modal sendiri, anggota, kinerja keuangan, kebijakan SHU,
Puskopdit Flores Mandiri

Perekonomian Indonesia digerakkan oleh tiga pelaku eko- di kalangan masyarakat koperasi dari dua sudut pan-
nomi yaitu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Swasta dang yaitu sudut pandang ekonomi dan sudut pandang
dan Koperasi. Ketiga pelaku ekonomi tersebut telah sosial dengan penekanan pada anggota yang merupa-
memberikan kontribusi terhadap perkembangan dan kan pengguna dari aktivitas yang dilakukan atas dasar
pertumbuhan ekonom Indonesia (Djumahir, et al., 2001). nilai dan prinsip koperasi. Suwarjono (2012:455).
Koperasi merupakan bentuk kerjasama sekelompok ma- Laba dimaknai sebagai selisih antara pendapatan dan
syarakat yang didasari oleh adanya kebutuhan bersama. biaya yang diukur dan diakui sesuai dengan prosedur.
Ada beberapa jenis koperasi yaitu koperasi kon- Pirlo (1977). dalam Balaguer dan Castellano (2012)
sumen, koperasi produksi, koperasi serba usaha dan mengungkapkan bahwa keuntungan atau kerugian
koperasi simpan pinjam. Koperasi simpan pinjam keuangan dapat ditentukan dengan menggunakan dua
memiliki fungsi dan peran untuk menghimpun dana prosedur yaitu menemukan perbedaan antara nilai
dan menyalurkan dana dari oleh dan untuk para ang- modal dari perusahaan pada akhir periode dan modal
gota. Koperasi simpan pinjam dapat dijadikan sebagai awal dan mempertimbangkan untuk mengukur secara
salah satu atau satu-satunya kegiatan usaha koperasi langsung dari dua arus berlawanan yang berkontribusi
(Kasmir, 2010:46). Di kalangan masyarakat Indonesia terhadap pembentukan laba atau rugi perusahaan.
koperasi simpan pinjam ada yang menyebutnya kope- Perbedaan antara pendapatan dan pengeluaran dalam
rasi kredit. Koperasi kredit merupakan salah satu jenis bentuk biaya selama periode tertentu menjadi bagian
dari lembaga keuangan non bank yang menjadi fokus penting dalam pengambilan keputusan kebijakan
pembahasan dalam penelitian perkembangan lembaga keuangan dengan memperhatikan beberapa kondisi
keuangan di Asia Tenggara (Meagher, et al., 2006). untuk mendistribusikan manfaat ekonomi bagi anggota
Memasuki tahun 2000 koperasi Indonesia didominasi dan modal institusi.
oleh koperasi kredit yang menguasai antara 55%–60% Perusahaan memperoleh modal dalam dua ben-
dari keseluruhan aset koperasi (Tambunan, 2009). tuk yaitu utang dan ekuitas. Modal akan dialokasikan
Balaguer dan Castellano (2012) melakukan pene- melalui sistim pasar suatu lembaga keuangan, yang
litian khusus tentang konsep laba rugi pada koperasi. mana dana dipindahkan dan harga ditentukan. Tingkat
Kajian kritis tentang konsep keuntungan yang berlaku bunga merupakan harga yang diterima pemberi
TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 595
Kristoforus Tere, Ubud Salim, Achmad Helmy Djawahir

pinjaman terkait dengan modal utang serta dividen Lintner (Sartono, 2012:285). Emmons dan Schmid
untuk para pemilik atau investor (Brigham dan Houston, (2000) mengatakan bahwa Koperasi kredit memiliki
2010:227). Apa yang dikatakan oleh Brigham dan tiga saluran untuk mengalokasikan manfaat bagi para
Houston (2010) erat kaitanya dengan keputusan keuangan anggota: tingkat suku bunga deposito yang tinggi, suku
yang digambarkan oleh Sartono (2012:3–10:225) bunga pinjaman yang rendah, dan dividen. Hal inilah yang
antara lain manajemen modal kerja, sumber dan biaya dapat mempengaruhi aset, piutang, utang, modal sendiri,
modal, penentuan struktur modal, kebijakan dividen. anggota, dan kinerja keuangan serta kebijakan SHU.
Keputusan keuangan suatu perusahaan merupa- Perwujudan membaiknya pengelolaan koperasi
kan tujuan pengelolaan keuangan dalam memaksimal- dapat ditentukan melalui sistim kerja yang berdampak
kan profit. Profit atau laba diperoleh dalam rangka pada peningkatan kinerja keuangan yang tercermin
memaksimumkan kemakmuran pemegang saham me- dalam peningkatan profitabilitas. Profitabilitas yang
lalui maksimisasi nilai suatu perusahaan. Suwardjono ada dapat mempengaruhi tingkat pengembalian atas
(2012:251–513) menyebutkan beberapa hal yang modal untuk para pemilik dalam bentuk kebijakan
berhubungan dengan keuangan antara lain aset, balas jasa partisipasi simpanan, atau kebijakan yang
kewajiban, pendapatan bunga, laba serta ekuitas. berkaitan dengan pembagian SHU koperasi/deviden
Aktivitas manajemen keuangan terkait juga dengan policy (Depkop, 2004:26–94).
fungsi lain dalam semua kegiatan usaha simpan Glass, et al. (2010) dalam penelitian tentang
pinjam, seperti: penghimpunan dana, penyaluran dana, faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan
operasional dan lain-lain. Manajemen keuangan sebagai menjelaskan bahwa dividen dipengaruhi oleh profit.
suatu subsistem dari sistem fungsi-fungsi pokok usaha Sementara Gubta dan Banga (2010) menjelaskan
simpan pinjam (Departemen Koperasi, 2004) bahwa keputusan dividen dari suatu perusahaan
Pengelolaan manajemen koperasi kredit meru- merupakan hasil dari berbagai pertimbangan dengan
pakan proses aktivitas dan keterlibatan setiap unsur fokus pada laba yang dihasilkan perusahaan. Kedua
yang digerakkan dengan berpedoman pada nilai-nilai peneliti tersebut berpendapat bahwa profitabilitas
dan prinsip-prinsip koperasi dalam menetapkan tujuan. berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.
Manajemen keuangan koperasi merupakan keselu- Noordin, et al. (2012) melakukan penelitian terhadap
ruhan aktivitas perusahaan untuk mendapatkan dana koperasi di Malaysia, menyimpulkan bahwa profitabi-
dengan biaya seminimal mungkin dalam mendapatkan litas memiliki pengaruh signifikan positif terhadap
surplus/keuntungan/profit terkait dengan tingkat pe- kebijakan dividen dan keputusan dividen yang dilaku-
ngembalian/return (Hendar, 2012:185, Sitio dan kan erat kaitannya dengan kinerja keuangan yang ter-
Tamba, 2001). Koperasi merupakan bentuk organisasi cermin dalam profitabilitas suatu lembaga keuangan.
yang terdiri dari kumpulan individu-individu, tentunya Salah satu ukuran kinerja keuangan yang sering
setiap individu dengan tujuan yang sama dapat ber- digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bisnis
partisipasi untuk mendapatkan suatu manfaat dari adalah profit/laba yang dihasilkan perusahaan. Hendar
keuntungan/profit yang diperoleh dari anggota dan (2012:202) menjelaskan bahwa jika koperasi melayani
didistribusikan kembali kepada anggota (Sitio dan kebutuhan anggota maka akan memberikan kontribusi
Tamba, 2001). Untuk itu koperasi mesti bertindak tertentu terhadap pembentukan SHU. Salah satu indikator
dalam lingkup prinsip-prinsip Koperasi yaitu keanggo- yang umum digunakan untuk mengukur kinerja koperasi
taan sukarela dan terbuka, kontrol anggota yang demo- adalah perkembangan sisa hasil usaha (Tambunan, 2009).
kratis, partisipasi ekonomi anggota atau stimulasi pen- Richardson (2008) mengatakan bahwa dalam
didikan pelatihan dan informasi tentang nilai-nilai koperasi. kaitan ukuran aset yang berhubungan erat dengan
Pendistribusian keuntungan/profit merupakan peningkatan pendapatan sangat tergantung pada
dampak langsung sebagai perwujudan promosi kegiat- struktur keuangan yang digolongkan dalam komposisi
an ekonomi dalam bentuk Sisa Hasil Usaha (SHU) struktur aset secara efektif. Ukuran aset dan pertum-
untuk anggota koperasi dan pembentukan modal buhan aset merupakan faktor yang ikut mendukung
lembaga. SHU Anggota merupakan hak yang diterima tingkat pertumbuhan SHU. Gul, et al. (2011), Khandokter,
oleh anggota. Hal ini sejalan dengan teori Gordon dan et al. (2013) menyimpulkan bahwa ukuran aset ikut

596 JURNAL APLIKASI


Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 12 | NOMOR 4 | DESEMBER 2014
Pengaruh Ukuran Asset, Piutang, Utang, Modal Sendiri, dan Anggota terhadap Kinerja Keuangan dan Kebijakan SHU

mempengaruhi fluktuasi profitabilitas. Sedangkan Sharma dan Gounder (2011) menunjukkan bahwa deposito/
dan Gounder (2011) menunjukkan bahwa ukuran aset tabungan memiliki hubungan dan berpengaruh positif
berpengaruh signifikan terhadap ROA dan ROE. signifikan terhadap ROA dan ROE
Dalam mengukur kinerja keuangan dan kebijakan Modal sendiri merupakan sumber modal utama
SHU koperasi kredit, unsur piutang anggota sangat dalam koperasi kredit yang berasal dari anggota. Se-
penting dan menjadi salah satu penentu keberhasilan makin tinggi partisipasi anggota maka semakin tinggi
pengelolaan aset. Sartono (2012:431) mengatakan manfaat yang diterima anggota (Sitio dan Tamba,
bahwa apabila perusahaan menghendaki labanya 2001:79). UU No. 25 Tahun 1992 tentang perkopera-
meningkat maka jumlah piutang harus diperbesar dan sian, modal sendiri bersumber dari simpanan saham
harus dikelola secara efisien dan efektif. Undang- anggota dan modal lembaga. Hal ini dibuktikan
Undang Nomor 25 Tahun 1992 Pinjaman tersirat pada dengan hasil penelitian oleh Gul, et al. (2011),
pasal 44 ayat (2) kegiatan usaha simpan pinjam dapat Khandokter, et al. (2013) yang mengkaji bahwa
dilaksanakan sebagai salah satu atau satu-satunya variabel modal sendiri memiliki pengaruh terhadap
kegiatan usaha koperasi. Pelaksanaan simpan pinjam profitabilitas (ROA). Hasil penelitian yang sama
diatur dalam Peraturan Menteri koperasi dan UKM dilakukan oleh Sharma dan Gounder (2011) menun-
Nomor 9 Tahun 1995. Richardson, (2002) menjelas- jukkan bahwa modal berpengaruh signifikan terhadap
kan, koperasi kredit sebagai lembaga keuangan dengan ROA, akan tetapi berpengaruh negatif terhadap
usaha simpan pinjam, menetapkan komposisi pinjaman tingkat pengembalian modal return on equity (ROE).
beredar antara 70–80% dari total aset. Perubahan pada Unsur jumlah anggota juga patut dipertimbang-
komposisi piutang anggota dapat mempengaruhi ki- kan dalam hubungan dengan profitabilitas. Dalam
nerja keuangan dan fluktuasi profitabiltas. Hal tersebut kaitan dengan koperasi kredit, anggota adalah pemilik
didukung dengan hasil penelitian Yusnawati dan Gusweni sekaligus pelanggan (Hendar, 2010:136). Leggett dan
(2013), menyimpulkan bahwa piutang memiliki pengaruh Strand (2002) menunjukkan bahwa pengembangan
terhadap profitabilitas, sedangkan Sharma dan Gounder keanggotaan dapat dilakukan melalui kelompok-
(2011) menunjukkan bahwa piutang berpengaruh kelompok kategorial. Semakin banyak jumlah anggota
moderat terhadap ROA. koperasi kredit, semakin banyak juga yang mengguna-
Unsur lain yang berpengaruh terhadap kinerja kan jasa koperasi kredit. Agrawal, et al. (2002) me-
keuangan dan kebijakan SHU adalah modal. Modal nyimpulkan bahwa members-funds memegang peranan
merupakan hal terpenting dan ada hubungan dengan utama dalam meningkatkan kinerja koperasi. Noordin,
tingkat pengembalian rentabilitas. Sumber modal et al. (2012) yang melakukan penelitian terhadap
koperasi terdiri atas modal sendiri (Hendrojogi, 2012: koperasi di Malaysia menunjukkan bahwa ukuran
193), modal lembaga dan modal pinjaman dari lembaga jumlah anggota berpengaruh signifikan terhadap
keuangan lain. Richardson (2002) mengelompokkan pembayaran dividen anggota. Hasil penelitian serupa
modal koperasi meliputi: 1) utang yang berasal dari ditunjukkan oleh Ayuk (2013) yang melakukan
anggota dan calon anggota serta pinjaman dari kope- penelitian terhadap koperasi simpan pinjam menyim-
rasi kredit sekunder atau pihak lain; 2) modal sendiri pulkan bahwa jumlah anggota secara parsial berpe-
dalam bentuk simpanan 3) modal lembaga yang terdiri ngaruh positif dan signifikan terhadap SHU.
dari dana cadangan, cadangan resiko, donasi dan laba/ Keberhasilan perkembangan koperasi secara
surplus. Orlando, et al. (2012) menjelaskan bahwa umum dan koperasi kredit khususnya didukung oleh
struktur modal dalam bentuk utang dapat meningkat- aktivitas pengelolaan yang melibatkan anggota, pe-
kan pemenuhan tuntutan modal kerja yang dapat mem- ngurus, pengawas, manajer dan karyawan (Hendrojogi,
pengaruhi pertumbuhan profitabilitas. 2012:135), Keberhasilan tersebut juga tercapai dengan
Hasil penelitian Khandokter, et al. (2013) yang menjalankan fungsi-fungsi manajemen antara lain fungsi
mengkaji utang dan deposito pada lembaga keuangan perencanaan, pengorganisasian, mengarahkan dan
non bank di Bangladesh menunjukkan bahwa secara melakukan pengawasan guna mencapai tujuan, (Hendar,
simultan mempengaruhi kinerja keuangan yang diukur 2012:25). Hal inilah yang dapat memacu pertumbuhan
dengan profitabilitas (Laba bersih). Sementara Sharma perkoperasian di Indonesia termasuk koperasi kredit.

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 597


Kristoforus Tere, Ubud Salim, Achmad Helmy Djawahir

Data akhir tahun 2012 terdapat 927 Koperasi merupakan hal menarik untuk dikaji lebih lanjut. Disisi
Kredit dengan anggota 1.390.260 orang, modal sendiri lain nampak juga fenomena perubahan kinerja keuang-
Rp6,8 triliun, pinjaman beredar Rp6,3 triliun, aset an dalam bentuk SHU secara umum. Adanya keter-
Rp8.093 triliun, dan pendapatan Rp335.323 miliar kaitan antara kebijakan SHU dalam bentuk BJA
(CUCO statistics data, 2013). Angka nominal dipengaruhi atau ditentukan oleh meningkatnya aset,
perkembangan tingkat nasional merupakan akumulasi piutang, utang, modal sendiri, anggota dan kinerja
dari nilai nominal perkembangan koperasi kredit yang keuangan. Pertanyaan mendasar adakah hal-hal yang
tersebar di seluruh Indonesia. Beberapa koperasi kre- mempengaruhi kebijakan SHU pada koperasi kredit?
dit terdapat di Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Pertama, apakah dipengaruhi secara langsung oleh
dengan lima (5) Pusat Koperasi Kredit (Puskopdit) ukuran aset, piutang, utang, modal sendiri dan anggota.
yaitu Puskopdit Timor di Kupang pulau Timor, Pra Kedua, apakah secara tidak langsung kebijakan SHU
Puskopdit Sumba di Waikabubak Pulau Sumba dan dipengaruhi oleh ukuran aset, piutang, utang, modal
tiga (3) Puskopdit berada di pulau Flores yaitu sendiri dan anggota melalui Kinerja keuangan.
Puskopdit Flores Mandiri di Ende, Puskopdit Swadaya Berdasarkan fenomena dan permasalahan terse-
Utama di Maumere, dan Pra-Puskopdit Manggarai but, maka peneliti tertarik untuk mengkaji variabel-
Raya di Manggarai (CUCO statistics data, 2013). variabel yang meliputi kebijakan SHU, kinerja keuang-
Koperasi kredit mitra Puskopdit Flores Mandiri an, ukuran aset, piutang, utang, modal sendiri dan
dalam kurun waktu enam tahun terakhir sebelum anggota. Keterbaruan penelitian ini adalah dari objek
periode penelitian menunjukkan adanya peningkatan yang diteliti yaitu koperasi kredit anggota Pusat Kope-
aset, piutang anggota, utang, modal sendiri dan ang- rasi Kredit Flores Mandiri dengan periode pengamatan
gota. Peningkatan tersebut mengarah pada membaik- yang lebih terkini/up to date dengan fokus utama
nya kinerja keuangan yang nampak pada pertum- sebagai kajian mendalam adalah kebijakan SHU
buhan profitabilitas. Pertumbuhan profitabilitas ikut dalam kaitanya dengan Balas Jasa Anggota (BJA).
mempengaruhi manajemen dan pengurus terkait Keterbaruan lain adalah kajian mendalam pengaruh
dengan keputusan dan kebijakan dalam pengalokasian langsung dan tidak langsung dari beberapa variabel
SHU anggota atau kebijakan SHU Anggota atau Balas utama terhadap kebijakan SHU. Khusus kebijakan
Jasa Anggota (BJA). SHU akan dikaji secara mendalam dalam kaitanya
Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi Kredit 2001–2007 dengan BJA mengacu pada regulasi dan standard yang
berhubungan dengan koperasi. Berkenaan dengan
NoVariabel Des-01 Des-02 Des-03 Des-04 Des-05 Des-06 Des-07
1SHUAnggota* 919 1.323 1.866 2.364 3.064 4.482 6.565
ulasan singkat tersebut maka judul penelitian ini adalah
2SHU* 1.267 1.838 2.504 3.209 4.054 5.852 8.421 pengaruh aset, piutang, utang, modal sendiri, dan
3Aset* 11.797 17.018 24.954 35.439 51.095 74.885 107.496 jumlah anggota terhadap kebijakan SHU dan kinerja
4Piutang* 10.297 15.179 21.579 30.409 43.993 63.382 89.477
keuangan koperasi kredit (Studi pada Koperasi Kredit
5NonSaham* 704 1.318 3.394 6.702 9.903 16.649 26.822
6Modal Sendiri * 8.331 11.322 15.113 20.341 28.400 41.424 59.433 Anggota Puskopdit Flores Mandiri).
7Anggota 5.550 5.928 7.844 8.610 10.761 16.836 23.077 Dengan dilakukan penelitian tersebut akan dapat
Keterangan: diketahui: pertama pengaruh langsung aset, piutang,
* dalam jutaan (Sumber data Puskopdit Flores Mandiri) utang, modal sendiri, dan anggota terhadap kinerja
Peningkatan SHU anggota mengikuti trend dan keuangan. Kedua pengaruh langsung aset, piutang, utang,
pertumbuhan kinerja keuangan yang nampak pada modal sendiri, dan jumlah anggota terhadap kebijakan
SHU. SHU Koperasi Kredit Anggota Puskopdit Flores SHU. Ketiga pengaruh langsung kinerja keuangan ter-
Mandiri terus mengalami peningkatan dengan titik star hadap kebijakan SHU dan yang terakhir pengaruh tidak
pada tahun 2001 Rp1.267.000.000 dan akhir tahun langsung aset, piutang, utang, modal sendiri, dan anggota
2007 Rp8.421.000.000. Hal ini didorong oleh adanya terhadap kebijakan SHU melalui kinerja keuangan.
peningkatan ukuran aset, piutang, utang, modal sendiri Tujuan Penelitian
dan jumlah anggota. Adapun tujuan dari penelitian dimaksud adalah
Fenomena adanya perubahan tingkat kebijakan untuk melakukan pengkajian dan analisis pengaruh
SHU dalam bentuk alokasi BJA kepada anggota ukuran aset, piutang, utang, modal sendiri dan jumlah
598 JURNAL APLIKASI
Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 12 | NOMOR 4 | DESEMBER 2014
Pengaruh Ukuran Asset, Piutang, Utang, Modal Sendiri, dan Anggota terhadap Kinerja Keuangan dan Kebijakan SHU

anggota secara langsung terhadap kerja keuangan dan Hipotesis 1b : Meningkatnya piutang akan mampu
kebijakan SHU, serta pengaruh tidak langsung ukuran meningkatkan kinerja keuangan.
aset, piutang, utang, modal sendiri dan jumlah anggota Koperasi kredit memiliki sumber utang dalam
terhadap kebijakan SHU melalui kinerja keuangan bentuk pinjaman internal organisasi tingkat sekunder
sebagai variabel intervening. dan utang dari anggota dalam bentuk tabungan non
saham. Tabungan non saham merupakan salah satu
Hipotesis Penelitian bentuk inovasi membangun kemandirian modal dengan
Hubungan Ukuran aset, Piutang, Utang, Modal mengoptimalkan kemampuan anggota koperasi.
Sendiri dan Anggota terhadap Kinerja Keuangan Dalam kurun waktu 2008–2013, utang dalam bentuk
Taswan, (2003) dan Saidi (2004) dalam tabungan anggota mengalami peningkatan. Hal
Kusumawijaya (2009) menyatakan bahwa pertum- tersebut mengindikasikan bahwa koperasi kredit
buhan perusahaan dinyatakan sebagai pertumbuhan melakukan cara-cara strategis dalam menarik minat
total aset di mana pertumbuhan aset masa lalu akan penabung dengan memberikan suku bunga tabungan
memberikan gambaran kondisi profitabilitas dan per- yang menarik. Penerapan suku bunga tabungan tentu-
tumbuhan masa datang dari suatu lembaga keuangan. nya berdampak terhadap meningkat atau menurunnya
Perubahan posisi aset (penurunan atau peningkatan) kinerja keuangan. Semakin meningkat tabungan non
yang dimiliki perusahaan merupakan gambaran peru- saham terhadap aset akan dapat menurunkan kinerja
bahan baik secara keseluruhan atau pada nilai nominal keuangan; hal ini didukung dengan penelitian Gubta
akun-akun tertentu yang akan berpengaruh terhadap dan Banga (2010), Sharma dan Gounder (2011),
profitabilitas. Hasil penelitian ini diharapkan adanya Indriani (2012) serta Khandokter (2012). Sebaliknya
hubungan positif signifikan antara ukuran aset kope- semakin menurun tabungan non saham terhadap aset,
rasi kredit dan kinerja keuangan yang didasarkan pada akan dapat meningkatkan kinerja keuangan; pembuk-
pandangan bahwa ukuran yang lebih besar harus me- tian dilakukan oleh Gul, et al. (2011), Ponce (2012),
mungkinkan koperasi kredit untuk mendapatkan skala Lukman (2013) serta Orlando (2012). Dari uraian
ekonomi. Dari uraian singkat tersebut maka peneliti tersebut maka penelitian ini merumuskan hipotesis:
menetapkan hipotesis: Hipotesis 1c : Meningkatnya utang akan dapat me-
Hipotesis 1a: Meningkatnya aset akan mampu ningkatkan kinerja keuangan.
meningkatkan kinerja keuangan. Ponce (2012), memberikan argumen proporsi
Piutang merupakan klaim koperasi atas sejumlah modal sendiri terhadap total aktiva merupakan salah
uang pada anggota akibat transaksi pada masa lalu. satu faktor yang dapat menentukan dan mempenga-
Klaim pembayaran yang dilakukan koperasi atas ruhi profitabilitas. Hal tersebut dapat dipahami oleh
pokok dan bunga merupakan bentuk investasi utama karena koperasi kredit mengandalkan kekuatan modal
dari koperasi kepada para anggota. Tingkat pengem- sendiri dalam bentuk simpanan saham. Dengan per-
balian pokok pinjaman merupakan sumber penerimaan kembangan simpanan saham dapat memberikan
kas yang dapat digunakan kembali untuk dipinjamkan kecukupan modal sendiri. Modal tersebut akan diubah
kepada anggota lain yang membutuhkan. Bunga dalam bentuk aset yang dapat menghasilkan laba. Hal
pinjaman menjadi pendapatan untuk menambah modal tersebut dibuktikan dengan hasil penelitian, Sharma
koperasi kredit. Sartono (2012:431) mengatakan dan Gounder (2012), Ponce (2012), Ayuk (2013),
bahwa masalah piutang menjadi begitu penting dengan Lukman (2013), Khandokter, et al. (2012), Leggett
perusahaan dalam menentukan berapa jumlah piutang dan Strand (2002) serta Agrawal (2002), Yang me-
yang optimal. Jika perusahaan menghendaki laba yang nyatakan bahwa modal sendiri berperan dan memiliki
tinggi maka jumlah piutang dapat diperbesar. Pembuk- hubungan signifikan terhadap tingkat pengembalian
tian telah dilakukan oleh Ponce (2012), Yusnawati dan aset. Berdasarkan landasan teori dan beberapa hasil
Gusweni (2013), Orlando, et al. (2012) serta Leggett penelitian terdahulu maka penelitian ini menetapkan
dan Strand (2002), piutang sangat berperan mening- hipotesis sebagai berikut:
katkan kinerja keuangan. Berdasarkan uraian tersebut Hipotesis 1d : Meningkatnya modal sendiri akan
maka peneliti menetapkan hipotesis sebagai berikut: mampu meningkatkan kinerja keuangan

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 599


Kristoforus Tere, Ubud Salim, Achmad Helmy Djawahir

Mendasari pendekatan pengembangan anggota pada tingkat pembayaran dividen. Untuk itu hipotesis
yang dilakukan oleh koperasi kredit primer ikut yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah sebagai
mempengaruhi aspek keuangan. Glass, et al. (2010) berikut:
menunjukkan bahwa jumlah anggota berpengaruh Hipotesis 2c : Meningkatnya utang akan mampu me-
negatif terhadap kinerja keuangan. Sementara hasil ningkatkan kebijakan SHU
penelitian oleh, Agrawal (2002), Leggett dan Strand Gubta dan Banga (2010), menyimpulkan bahwa
(2002), Noordin, et al. (2012) dan Ayuk (2013) yang peningkatan modal sendiri dapat meningkatkan ke-
menyimpulkan bahwa variabel jumlah anggota dapat untungan yang diharapkan dengan menurunkan beban
berpengaruh positif dan negatif terhadap profitabilitas. bunga atas utang, hal tersebut akan dapat mempe-
Beberapa penjelasan dan data sementara yang telah ngaruhi kebijakan dividen.
disampaikan pada bagian terdahulu menunjukkan Hipotesis 2d : Meningkatnya modal sendiri akan
bahwa setiap ada penambahan jumlah anggota ikut mampu meningkatkan kebijakan SHU
berpengaruh terhadap kinerja keuangan dan kebijakan Noordin, et al. (2012) menjeaskan bahwa kon-
SHU. Atas dasar ini peneliti memberikan jawaban teks koperasi, sebagian dari keuntungan koperasi
sementara sebagai berikut: digunakan untuk memberikan manfaat dan keuntungan
Hipotesis 1e : Meningkatnya jumlah anggota akan kepada anggota. Standar operasioanl pelaksanaan
mampu meningkatkan kinerja keuangan. yang dikeluarkan oleh Departemen Koperasi dan
UKM tahun 2004 menunjukkan Sisa Hasil Usaha yang
Hubungan Langsung Ukuran Aset, Piutang, diperoleh dari hasil kegiatan dapat dialokasikan:
Utang, Modal Sendiri, dan Jumlah Anggota dikembalikan kepada pemilik dana berupa bunga dan
Terhadap Kebijakan SHU pembagian SHU (deviden policy). Penekanan pada
anggota sebagai pemilik dan pengguna jasa akan erat
Perubahan posisi aset (penurunan atau pening- kaitannya dengan peran dan partisipasi dalam mewu-
katan) yang dimiliki perusahaan merupakan gambaran judkan keberhasilan koperasi. Dengan demikian maka
perubahan baik secara keseluruhan atau pada nilai semakin banyak jumlah anggota akan dapat mempe-
nominal akun-akun tertentu yang akan berpengaruh ngaruhi balas jasa anggota. Sehubungan dengan hal
terhadap profitabilitas dan ikut berdampak pada kebi- tersebut maka peneliti menetapkan hipotesis sebagai
jakan dividen. Noordin, et al. (2012) serta Gubta dan berikut:
Banga (2010) menyimpulkan bahwa ukuran aset dapat Hipotesis 2e : Meningkatnya anggota akan mampu
mempengaruhi kebijakan dividen. Dari uraian singkat meningkatkan kebijakan SHU
tersebut maka peneliti menetapkan hipotesis: Salah satu indikator yang umum digunakan untuk
Hipotesis 2a : Meningkatnya aset akan mampu me- mengukur kinerja koperasi adalah perkembangan vo-
ningkatkan kebijakan SHU lume usaha dan sisa hasil usaha (Tambunan,2009).
Richardson (2002) juga menunjukkan bahwa Gerakkan Koperasi Kredit Indonesia (GKKI) dan
alokasi dan tingkat pembayaran dividen memiliki koperasi kredit anggota Puskopdit Flores Mandiri telah
hubungan dan sangat tergantung pada kualitas piutang. membudayakan pembagian dividen atau BJA secara
Jika jumlah piutang yang beredar mencapai 70–80% tunai pada setiap akhir tahun. Dan kebijakan atau
dari total aset dan berkualitas cukup bagus tentunya keputusan tentang BJA sangat tergantung besar-
memiliki hubungan dengan periode perputaran piutang kecilnya laba bersih koperasi kredit. Noordin, et al.
dipersyaratkan dalam pembayaran kredit. (2012) menyimpulkan bahwa ada hubungan yang sig-
Hipotesis 2b : Meningkatnya piutang akan mampu nifikan antara dividen anggota dengan ROA ukuran,
meningkatkan kebijakan SHU dan jumlah keanggotaan. Selain hubungan yang signi-
Utang merupakan salah satu sumber modal kope- fikan, disisi lain Noordin, et al. (2012) juga menjelas-
rasi kredit, Gubta dan Banga (2010) mengatakan bah- kan bahwa kecenderungan koperasi kecil membayar
wa perusahaan dengan laverage yang tinggi meng- dividen dengan prosentasi yang lebih tinggi sedangkan
akibatkan meningkatnya pengeluaran untuk pemba- koperasi besar cenderung menurun. Hal tersebut me-
yaran pembiayaan eksternal, dan akan berpengaruh nunjukkan bahwa kebijakan SHU anggota dalam

600 JURNAL APLIKASI


Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 12 | NOMOR 4 | DESEMBER 2014
Pengaruh Ukuran Asset, Piutang, Utang, Modal Sendiri, dan Anggota terhadap Kinerja Keuangan dan Kebijakan SHU

periode penelitian sangat ditentukan oleh besar- menciptakan stabilitas dana bagi organisasi koperasi
kecilnya profitabilitas pada periode penelitian. Dengan kredit Emmons dan Schmid (2000). Hal tersebut dapat
demikian maka jawaban sementara dapat ditentukan mempermudah anggota dalam mengambil langkah
sebagai berikut: memberikan modal pada koperasi kredit dalam bentuk
Hipotesis 3 : Meningkatnya kinerja keuangan akan tabungan dan deposito. Untuk itu hipotesis penelitian
mampu meningkatkan kebijakan SHU ini dapat dibangun:
Anggota. Hipotesis 4c : Meningkatnya utang dapat meningkat-
kan kebijakan SHU melalui kinerja
Hipotesis Hubungan Ukuran Aset, Piutang, keuangan.
Utang, Modal Sendiri dan Jumlah Anggota Modal Sendiri dengan kebijakan SHU melalui
terhadap Kebijakan SHU melalui Kinerja kinerja keuangan. Richardson (2002) menjelaskan
Keuangan bahwa dalam rangka memperoleh sumber penda-
patan, diperlukan sumber dana untuk dipasarkan
Ukuran Aset dengan kebijakan SHU melalui kepada anggota. Richardson selanjutnya menjelaskan
kinerja keuangan. Raiffaisen mengatakan bahwa hal bahwa sumber dana murah salah satunya berasal dari
utama yang berhubungan dengan perubahan kinerja anggota dalam bentuk simpanan saham. Simpanan
keuangan adalah ukuran aset, perusahaan yang memi- tersebut dipasarkan kepada anggota dengan sedikit
liki aset besar cenderung memberikan dividen cukup, memberikan suku bunga pinjaman yang terjangkau,
disisi lain Weston dan Copeland (2010:237) menunjuk- dengan harapan mendapatkan laba bersih untuk dapat
kan bahwa keadaan kinerja keuangan mencerminkan didistribusikan kembali kepada para pemiliknya.
keputusan-keputusan strategis, operasional dan pem- Hipotesis 4d : Meningkatnya modal sendiri akan dapat
biayaan perusahaan. Untuk itu hipotesis dapat diba- meningkatkan kebijakan SHU melalui
ngun sebagai berikut: kinerja keuangan.
Hipotesis 4a : meningkatnya aset dapat meningkat- Anggota dengan kebijakan SHU melalui kinerja
kan kebijakan SHU melalui kinerja keuangan. Anggota merupakan pemilik dan pengguna
keuangan. jasa, untuk itu anggota menjadi pemasok sekaligus
Piutang dengan kebijakan SHU melalui kinerja pengguna jasa dan mendapatkan manfaat dari kope-
keuangan. Sumber-sumber dana yang ada pada kope- rasi kredit. Untuk itu hipotesis dapat dibangun sebagai
rasi kredit sedapat mungkin diubah dalam bentuk aset berikut:
yang menghasilkan. Raiffaisen mengatakan bahwa Hipotesis 4e: Meningkatnya anggota dapat mening-
dana yang diperoleh dipasarkan kepada anggota, se- katkan kebijakan SHU melalui kinerja
mentara Richardson (2008) mengatakan bahwa keuangan.
pemasaran dana dilakukan kepada anggota dengan METODE
komposisi piutang antara 70–80%. Hasil penjualan
uang dapat digunakan untuk biaya operasional, dengan Populasi dan Sampel
harapan laba bersih yang cukup. Untuk itu hipotesis Populasi dalam penelitian ini berjumlah 45 kope-
dalam penelitian ini dibangun sebagai berikut: rasi kredit yang bergabung pada Pusat Koperasi
Hipotesis 4b : meningkatnya piutang dapat mening- Kredit Flores Mandiri. Sampel dipilih berdasarkan
katkan kebijakan SHU melalui kinerja kriteria yang ditetapkan peneliti yaitu: koperasi dengan
keuangan. status anggota, calon anggota Puskopdit Flores Mandiri;
Utang dengan kebijakan SHU melalui kinerja ke- Jumlah anggota lebih besar dari 1.000 orang per 31
uangan. Koperasi kredit perlu memperkuat jaringan Desember 2013; Aset lebih besar atau sama dengan
dalam mendapatkan sumber dana dengan mencipta- Rp1 miliar; Data-data keuangan cukup representatif
kan deposito yang dapat mendorong tingkat pertum- dan lengkap sampai dengan tanggal 31 Desember
buhan sumber pendapatan. Namun di sisi lain penabung 2013; Telah menyelenggarakan Rapat Anggota Tahu-
menghendaki tingkat suku bunga yang kompetitif. Hal nan. Berdasarkan kriteria populasi tersebut maka
tersebut tentunya merupakan salah satu kunci dalam diperoleh populasi sebanyak 18 koperasi anggota

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 601


Kristoforus Tere, Ubud Salim, Achmad Helmy Djawahir

Puskopdit dengan teknik pengambilan sampel serta aspek-aspek yang terkait dengan variabel inde-
menggunakan sampel jenuh (sensus). penden.

Metode Analisis Data HASIL


Analisis Jalur/Path Analysis Uji Asumsi Klasik
Alat yang digunakan untuk menganalisis data Uji Linearitas
yaitu Path Analysis atau analisis Jalur. Model path
Pengujian asumsi linearitas pada Tabel 2 menun-
analysis digunakan dalam menganalisis pola hubungan
jukkan bahwa nilai signifikansi pada hubungan ukuran
antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui penga-
aset (X1)  kinerja keuangan (Z) sebesar 0.012,
ruh langsung maupun tidak langsung seperangkat
hubungan pitutang (X2)  kinerja keuangan (Z)
variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat
sebesar 0.005, hubungan utang (X3)  kinerja keuangan
(endogen).
(Z) sebesar 0.002, hubungan modal sendiri (X4) 
kinerja keuangan (z) sebesar 0.001, hubungan anggota
(x5)  kinerja keuangan (Z) sebesar 0.004, hubungan
ukuran aset (X1)  kebijakan SHU (Y) sebesar
0.001, hubungan piutang (X2)  kebijakan SHU (y)
sebesar 0.001, hubungan utang (X3)  kebijakan
SHU (Y) sebesar 0.005, hubungan modal sendiri (X4)
 kebijakan SHU (Y) sebesar 0.028, hubungan ang-
gota (X5)  kebijakan shu (Y) sebesar 0.036 dan
hubungan kinerja keuangan (Z)  kebijakan SHU
Gambar 1. Diagram Jalur Pengaruh Langsung (Y) sebesar 0.000 sehingga dapat disimpulkan bahwa
nilai signifikansi arah hubungan dari variabel eksogen
Dari konsep alur hubungan tersebut dapat ke variabel endogen lebih kecil dari alpha 5%. Dengan
dibangun model penelitian sebagai berikut: terpenuhinya hubungan linearitas antar variabel ekso-
Z    cost  Z X 2  Z X 4  Z X 5   Z ................(1) gen dan endogen dapat disimpulkan bahwa asumsi
Y   cos t  Y X 2   Y X 2   Y X 4   Y Z   Z ...............(2) linearitas terpenuhi.

Informasi Kualitatif Uji Heteroskedastisitas


Untuk mendukung hasil analisis dan kajian Hasil pengujian menunjukkan titik-titik yang me-
kuantitatif hasil analisis kualitatif yang sifatnya nyebar secara acak dan tidak membentuk pola terten-
deskriptif analitik berdasarkan data yang diperoleh tu. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat indikasi
dari hasil In Depth Interview/wawancara mendalam adanya heteroskedastisitas sehingga asumsi ini
dilengkapi dengan beberapa dokumen yang berhu- terpenuhi.
bungan dengan kebijakan piutang, permodalan, keang-
gotaan, kinerja keuangan dan kebijakan SHU (BJA). Uji Normalitas
Informasi kualitatif cukup penting untuk menjelaskan
Hasil pengujian diperoleh nilai signifikansi
hasil kuantitatif yang diperoleh dari hasil analisis Jalur.
Kolmogorov-Smirnov untuk dua persamaan berturut-
Fokus utama interview dilakukan dengan minimal tiga
turut memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.279 dan
(3) orang Manajer dan atau kepala bagian keuangan
0.723. Karena kelima nilai Kolmogorov-Smirnov
yang cukup memahami tentang manajemen keuangan
pada model pertama dan keenam nilai kolmogorov
koperasi kredit. Materi wawancara mencakup aspek-
Simirnov pada model kedua lebih besar dari alpha
aspek yang terkait dengan kebijakan strategi keuangan
5% (0.05), dengan demikian maka asumsi normalitas
dengan fokus Variabel Dependen yaitu Kebijakan SHU
terpenuhi.

602 JURNAL APLIKASI


Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 12 | NOMOR 4 | DESEMBER 2014
Pengaruh Ukuran Asset, Piutang, Utang, Modal Sendiri, dan Anggota terhadap Kinerja Keuangan dan Kebijakan SHU

Uji Hipotesis Data hasil pengujian koefisien jalur hasil analisis


pada model kedua tersebut dapat diturunkan dalam
Hasil Pengujian Variabel Ukuran Aset (X1),
bentuk persamaan:
Piutang (X2), Utang (X3), Modal Sendiri (X4) dan Y =-962 + 1.089 X1 + 0.267X2 – 0.342X3 - 0.397X4
Anggota (X5) terhadap Kinerja keuangan (Z) -0.945X5 + 0.486Z + 0,723
Pengujian secara statistik menghasilkan koefisien Diagram keseluruhan model ditunjukkan pada
jalur, thitung, dan nilai probabilitas. Gambar 2, yang memberikan gambaran secara ring-
kas dengan tingkat nilai probabilitas  dan nilai signifi-
Tabel 1. Pengaruh Langsung Variabel: Ukuran Aset, kansi pada tiap jalur. Angka dalam kurung menunjuk-
Piutang, Utang, Modal Sendiri dan Anggota kan nilai signifikansi jalur path.
terhadap Kinerja Keuangan
t
Variabel Koefisien t hitung Tabel Sig. t
Be ta
5%
1 (constant) ,8 58 5,09 3 ,000
Ukura n As et (X1) Kine rja
Keuan gan (Z)? ?X1Z ,3 54 3.57 1 1.98 3 .001
piu ta ng (X2 ) Ki nerj a .,2 80 2.42 6 1.98 3 .017
Keuan gan (Z)  ? ?X2Z
Utang (X3) Kine rja
-,4 21 -3.89 6 1.98 3 .000
Keuan gan (Z)  ? ?X3Z
Modal S end iri (X4)Kin erja ,2 71 3.20 3 1.98 3 .002
Keuan gan (Z)? ?X4Z
An gg ota ( X5 ) Ki nerj a .2 66 3.13 7 1.98 3 .002
Keuan gan (Z)  ? ?X5Z

Data hasil pengujian koefisien jalur hasil analisis Gambar 2. Diagram Pengaruh Langsung Path Analysis
pada model pertama tersebut dapat diturunkan dalam Keseluruhan Model
bentuk persamaan:
Z =827+0.287X1+0.280X2–0.956X3+ 0.547X4+ Keterangan:
= Pengaruh Signifikansi (alpha 5%)
0.141X5+0,228  Model 1 = Pengaruh tidak Signifikansi

Hasil Pengujian Ukuran Aset (X1), Piutang Pengujian Pengaruh Tidak Langsung dan
(X2), Utang (X3), Modal Sendiri (X4), Jumlah Pengaruh Total
Anggota (X5) dan Kinerja Keuangan (Z) terha-
Perhitungan manual pengaruh tidak langsung dila-
dap Kebijakan SHU (Y)
kukan sebagai berikut: (1) Pengaruh ukuran aset ter-
Hasil pengujian menunjukkan koefisien jalur t hadap kebijakan SHU melalui kinerja keuangan dike-
hitung dan nilai probabilitas (sign t). Hasil disajikan tahui nilai koefisien  ukuran aset (X1)  kinerja
dalam Tabel 2 berikut. keuangan (Z) sebesar 0,354 dan koefisien  kinerja
keuangan (Z) 0,486. Untuk memperoleh pengaruh
Tabel 2. Hasil Pengujian Pengaruh Langsung Ukuran
tidak langsung ukutan aset (X1) terhadap kebijakan
Aset, Piutang, Utang, Modal Sendiri, dan Jumlah
Anggota dan Kinerja Keuangan terhadap
SHU (Y) melalui kinerja keuangan (Z) dapat dihitung
Kebijakan SHU sebagai berikut: Y=0,354X1 x 0,486(Z)  0,172 (2)
Koefisien t t Tabel
Pengaruh piutang terhadap kebijakan SHU melalui
Variabel Sig. t
Beta hitun g 5% kinerja keuangan diketahui nilai koefisien  piutang
Ukuran Aset (X1)
Kebijakan SHU
1.089 4.587 1.984 0.000 (X2)   kinerja keuangan (Z) sebesar 0,280 dan
Piutang ( X2)
0.267 3.706 1.984 0.000 koefisien  kinerja keuangan (Z) sebesar 0,486. Untuk
Kebijakan SHU
Utang (X3) Kebijakan
- 0.342 - 3.176 1.984 0.002
memperoleh pengaruh tidak langsung piutang (X2)
SHU
Modal Sendiri(X4) 
terhadap kebijakan SHU (Y) melalui kinerja keuangan
- 0.397 - 4.272 1.984 0.000
Kebijakan SHU (Z) dapat dihitung sebagai berikut: Y=0,280X2 x 0,486
Jumlah Anggota ( X5) 
Kebijakan SHU
- 0.945 - 4.024 1.984 0.000 (Z)  -0,136 (3) Pengaruh utang terhadap kebijakan
Kinerja Keuangan (Z)
 Kebijakan SHU
0.486 7.775 1.984 0.000 SHU melalui kinerja keuangan diketahui nilai koefisien

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 603


Kristoforus Tere, Ubud Salim, Achmad Helmy Djawahir

 utang (X3)  kinerja keuangan (Z) sebesar -0,421 SHU melalui kinerja keuangan: diketahui koefisien 
dan koefisien  kinerja keuangan (Z) sebesar 0,486. modal sendiri (X4)  (Y)= -0,397; koefisien modal
Pengaruh tidak langsung utang (X3) terhadap kebi- sendiri (X4)  kinerja keuangan (Z)-0,547, sedang-
jakan SHU (Y) melalui kinerja keuangan (Z) dapat kan koefisien  kinerja keuangan (Z)  kebijakan
dihitung sebagai berikut: Y=-0,421X3 x 0,486(Z)= SHU (Y). Jadi pengaruh modal sendiri terhadap kebi-
-0,205. (4) Pengaruh modal sendiri terhadap kebijakan jakan SHU melalui kinerja keuangan dihitung sebagai
SHU melalui kinerja keuangan diketahui nilai koefisien berikut: -0,397,X4 + (0,271X4 x 0,486Z)  -0,265
 modal sendiri (X4)  kinerja keuangan (Z) sebesar (5) Pengaruh total anggota (X5)  kebijakan SHU
0,547 dan koefisien  kinerja keuangan (Z) sebesar melalui kinerja keuangan: diketahui koefisien 
0,271. Pengaruh tidak langsung modal sendiri (X4) anggota (X5)  (Y)= -0,496; koefisien anggota (X5)
terhadap kebijakan SHU (Y) melalui kinerja keuangan  kinerja keuangan (Z) 0141, sedangkan koefisien
(Z) dapat dihitung sebagai berikut: Y=0,547X4 x 0,486 kinerja keuangan (Z)  kebijakan SHU (Y) sebe-
(Z)  0,132 (5) Pengaruh anggota terhadap kebijakan sar 0,486. Jadi pengaruh anggota terhadap kebijakan
SHU melalui kinerja keuangan diketahui nilai koefisien SHU melalui kinerja keuangan dihitung sebagai berikut
 anggota (X5)  kinerja keuangan (Z) sebesar 0,266 -0,946,X5 + (0,266X5 x 0,486Z)  -0,817
dan koefisien  kinerja keuangan (Z) sebesar 0,486. Dari keseluruhan hasil kofisien  untuk pengaruh
Untuk memperoleh pengaruh tidak langsung anggota langsung model pertama, pengaruh langsung model
(X5) terhadap kebijakan dividen (Y) melalui kinerja kedua, pengaruh tidak langsung dan pengaruh total
keuangan (Z) dapat dihitung sebagai berikut: Y= dapat diringkas dalam Tabel 3 berikut ini:
0,141 X5 x 0,486(Z)  0,129.
Tabel 3. Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung
Sedangkan untuk mendapatkan pengaruh total dan Pengaruh Total Variabel Eksogen terhadap
dilakukan perhitungan manual sebagai berikut: (1) Kebijakan Dividen melalui Kinerja
Pengaruh total ukuran aset (X1)  kebijakan SHU Keterangan
Variabel Eksogen
X1 X2 X3 X4 X5
melalui kinerja keuangan: diketahui koefisien  aset Pengaruh langs ung vari abel eksogen
X1-X5 t erhadap kinerja keuangan
0, 354 0, 280 - 0,421 0, 271 0,266

(X1)  (Y)= 1,089; koefisien ukuran aset (X1) 


Pengaruh langsung vari abel eksogen 1, 089 0, 267 - 0.342 -0,397 -0, 945
kinerja keuangan (Z)0,354, sedangkan koefisien  X1-X5 t erhadap K ebij akan SH U
Pengaruh Ki ner ja Keuangan t erhadap - - - - -
kinerja keuangan (Z)  kebijakan SHU (Y) sebesar Kebijakan S HU adalah 0, 486
Pengaruh ti dak langsung vari abel 0, 172 0, 136 - ,205 0, 132 0,129
0,486. Jadi pengaruh ukuran aset terhadap kebijakan eksogen X 1-X5 terhadap Kebijakan
SH U melalui kinerja keuangan.
SHU melalui kinerja keuangan dihitung sebagai beri- Pengaruh Total
Hasil Hubungan tidak langsung
1, 261
DE<I E
0, 403
DE<I E
- 0,547
D E>I E
-0,265
D E<I E
-0, 817
DE <IE

kut: 1,089X1 + (0,354X1 x 0,486Z)  1,261. (2) Keterangan: DE=Direct Effeckt; IE=Indirect effect
Pengaruh total piutang (X2)  kebijakan SHU mela- Berdasarkan perbandingan koefisien jalur pe-
lui kinerja keuangan: diketahui koefisien  piutang (X2) ngaruh langsung dan tidak langsung diketahui bahwa
 (Y)= 0,267; koefisien piutang (X2)  kinerja pengaruh langsung variabel aset, utang, modal sendiri
keuangan (Z) 0,280, sedangkan koefisien  kinerja dan anggota lebih kecil dari pengaruh total.
keuangan (Z)  kebijakan SHU (Y). Jadi pengaruh
piutang terhadap kebijakan SHU melalui kinerja ke-
uangan dihitung sebagai berikut: 0,267X2 + (0,280X2
x 0,486Z)  0,403. (3) Pengaruh total utang (X3)
 kebijakan SHU melalui kinerja keuangan: diketa-
hui koefisien  utang (X3)  (Y)= -0,342; koefisien
utang (X3)  kinerja keuangan (Z)-0,421, sedangkan
koefisien  kinerja keuangan (Z)  kebijakan SHU
(Y) sebesar 0,486. Jadi pengaruh utang terhadap kebi-
jakan SHU melalui kinerja keuangan dihitung sebagai Gambar 3. DiagramPath Analysis Hubungan Tidak Langsung
berikut: -0342,X3 + (-0,421X3 x 0,486Z)  -0,547. Keterangan:
(4) Pengaruh total modal sendiri (X4)  kebijakan = Pengaruh Signifikansi (alpha 5%)
= Pengaruh tidak Signifikansi

604 JURNAL APLIKASI


Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 12 | NOMOR 4 | DESEMBER 2014
Pengaruh Ukuran Asset, Piutang, Utang, Modal Sendiri, dan Anggota terhadap Kinerja Keuangan dan Kebijakan SHU

Koefisien Determinan Total yang menjembatani variabel eksogen aset, piutang,


utang, modal sendiri dan anggota terhadap kebijakan
Koefisien determinan total R square bertujuan
SHU sebagai variabel endogen. Selebihnya 17,9%
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.
menerangkan variasi variabel dependen. Hasil pengo-
lahan dan uji signifikansi model pertama menunjukkan
besarnya korelasi nilai R 0,559, nilai R² 313 serta nilai PEMBAHASAN
adjusted R² memiliki koefisien korelasi 0.279. Nilai Pengaruh Langsung Ukuran Aset, Piutang,
hubungan korelasi R² adjusted menunjukkan 27.9% Utang, Modal Sendiri, Anggota terhadap
mampu menjelaskan variasi perubahan tingkat hubungan Kinerja Keuangan
antara ukuran aset (X1), piutang (X2), utang (X3),
modal sendiri (X4), dan anggota (X5) terhadap kinerja Pengaruh Langsung Ukuran Aset terhadap
keuangan (Z). Selebihnya 72.1% dipengaruhi oleh fak- Kinerja Keuangan
tor lain di luar penelitian yang dilakukan. Sedangkan Hasil penelitian menunjukkan bahwa aset berpe-
hasil pengolahan dan uji signifikansi model kedua ngaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan.
menunjukkan besarnya korelasi nilai R 0,859, nilai R² Semakin tinggi aset akan berdampak pada meningkat-
0,739 serta nilai adjusted R² memiliki koefisien korelasi nya kinerja keuangan yang diproksikan dengan laba
0.723. Nilai hubungan korelasi R² adjusted menunjuk- bersih koperasi kredit. Hasil pengujian relevan dengan
kan 72,3% mampu menjelaskan variasi perubahan deskriptif statistik yang menunjukkan koperasi kredit
tingkat hubungan antara ukuran aset (X1), piutang mitra Puskopdit Flores Mandiri dalam periode peneli-
(X2), utang (X3), modal sendiri (X4),anggota (X5) tian 2008–2013 terus meningkat. Peningkatan aset
dan kinerja keuangan (Z) terhadap kebijakan SHU setiap koperasi yang diteliti menunjukkan adanya pe-
(Y). Selebihnya 27,7% dipengaruhi oleh faktor lain di ningkatan laba bersih. Penelitian ini mendukung hasil
luar penelitian yang dilakukan. penelitian Barros, et al. (2007) dalam Ponce (2012)
bahwa koperasi kredit yang besar dan beragam cen-
Tabel 4. Pengujian Koefisien Determinan derung berkontribusi pada meningkatnya ROA.
Model Variabel Eksogen Var iabe l Nilai R Square
Endogen
1 Ukura Aset, Pi utang,U tang Ki nerj a 0.279
Modal S endiri, Jumlah Keuanga n Pengaruh Langsung Piutang terhadap Kinerja
An gg ota
2 Ukura n As et, Piutang, Kebij akan SHU 0,723 Keuangan
Utang , Modal Send iri,
Jumla h, Anggota, Kinerja
Keuan gan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa piutang
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
Dalam path analysis, validitas model, salah satu keuangan. Semakin tinggi piutang mempengaruhi me-
indikator yang digunakan adalah koefisien determinan ningkatnya kinerja keuangan yang diukur dengan laba
total (R² total) yang dapat diperoleh dengan perhi- bersih. Richardson (2002) mengatakan bahwa struk-
tungan sebagai berikut: tur keuangan koperasi kredit yang efektif, struktur
R² total= 1-( 1-R1²)(1-R2²)....(1- R2²p) aset dalam bentuk piutang antara 70–80%. Hal ini
R² total= 1-(1-0,313)(1-0,739)=0,821 menunjukkan penggunaan dana untuk dipinjamankan
Berdasarkan nilai koefisien determinasi total kepada anggota dalam bantuk piutang batasannya
sebesar 0,821, maka dapat dikatakan model Path sudah ditentukan standar. Hal tersebut sudah dibukti-
dapat menjelaskan peran aset, piutang, utang, modal kan dengan hasil penelitian ini bahwa jumlah piutang
sendiri dan anggota sebagai variabel eksogen terha- yang optimal dan pengelolaannya baik akan mampu
dap kinerja keuangan pada model pertama dan model meningkatkan laba bersih, namun sebaliknya jika pe-
kedua sebesar 82,1%, Hal tersebut dibuktikan dengan ngelolaan piutang belum optimal, akan dapat menu-
peran variabel kinerja keuangan memposisikan pada runkan kinerja keuangan. Temuan tersebut mendu-
dua situasi yaitu sebagai variabel eksogen terhadap kung hasil penelitian Sharma dan Gounder, (2011) Gul,
kebijakan SHU, disisi lain kinerja keuangan juga ber- et al. (2011) dari total aset. Dengan demikian maka
peran sebagai variabel perantara/intervening variabel semakin tinggi komposisi piutang terhadap aset dengan

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 605


Kristoforus Tere, Ubud Salim, Achmad Helmy Djawahir

batasan standar dapat memacu peningkatan kinerja keanggotaan kurang merata untuk setiap koperasi,
keuangan. hasil tersebut mendukung penelitian yang dilakukan
oleh Ayuk (2013) yang menyatakan bahwa anggota
Pengaruh Langsung Utang terhadap Kinerja tidak berpengaruh terhadap SHU.
Keuangan
Pengaruh Langsung Ukuran Aset, Piutang,
Hasil analisis menunjukkan bahwa utang berpe-
ngaruh terhadap kinerja keuangan, dan bertanda nega- Utang, Modal Sendiri, Anggota, dan Kinerja
tif. Hasil ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Keuangan terhadap Kebijakan SHU
yang dilakukan oleh Gul, et al. (2011) yang menun- Pengaruh Langsung Ukuran Aset terhadap
jukkan bahwa tabungan anggota memiliki dampak Kebijakan SHU
positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Kondisi
Hasil penelitian ini membuktikan adanya penga-
ini mencerminkan bahwa dampak positif atau negatif
ruh positif signifikan aset terhadap kebijakan SHU.
tergantung pemberlakuan suku bunga yang diterapkan
Ukuran aset yang terus meningkat akan berdampak
koperasi kredit pada para penabung non saham.
pada meningkatnya balas jasa anggota (BJA). Dari
sebaran data menunjukkan bahwa kecenderungan
Pengaruh Langsung Modal Sendiri terhadap
koperasi yang memiliki aset besar memberikan BJA
Kinerja Keuangan dengan nilai dan jumlah yang berbeda dengan koperasi
Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pe- yang berukuran kecil. Gul, et al. (2011); Noordin, et
ngaruh antara variabel modal sendiri terhadap kinerja al. (2012) menjelaskan ukuran aset merupakan fakta
keuangan dan berbanding searah yang berarti bahwa bahwa perusahaan dan atau koperasi kredit aset besar
semakin tinggi modal sendiri akan meningkatkan ki- memberikan BJA yang lebih baik jika dibandingkan
nerja keuangan. Kondisi tersebut mengindikasikan dengan kopdit yang kecil. Dengan kata lain ukuran
bahwa tingkat pertumbuhan modal sendiri yang ber- aset dapat memberikan kontribusi menarik terhadap
sumber dari simpanan pokok, simpanan wajib dan tingkat pembayaran balas jasa kepada anggota seba-
kapitalisasi merupakan sumber modal utama koperasi gai pemilik.
kredit. Semakin tinggi modal sendiri ikut mempe-
ngaruhi tingginya tingkat pengembalian. Artinya mo- Pengaruh Langsung Piutang terhadap
dal sendiri dapat dipasarkan secara optimal dalam Kebijakan SHU
rangka menghasilkan pendapatan. Sumber modal dari Hasil penelitian menunjukkan bahwa piutang
simpanan saham anggota merupakan aset yang memiliki pengaruh pada balas jasa anggota. Semakin
dipasarkan koperasi dalam bentuk piutang dan meng- tinggi piutang yang dipasarkan oleh koperasi kredit
hasilkan pendapatan. Hasil penelitian ini mendukung akan meningkatkan pengembalian modal dalam ben-
hasil penelitian dari Gul, et al. (2011), bahwa tingkat tuk SHU Anggota. Hasil penelitian ini searah dengan
modal yang tinggi dari total aset akan berpengaruh apa yang ditemukan Noordin, et al. (2012) Gubta dan
pada tingkat pengembalian aset. Akan tetapi hasil Banga (2010) yang menyatakan bahwa piutang ber-
penelitian Gul, et al. (2011) berbanding terbalik dimana pengaruh terhadap tingkat pembayaran dividen, ketika
tingkat pengembalian mengalami return yang negatif, laba bersih meningkat maka pengalokasian dividen
dan memiliki hubungan pada kondisi moderat. akan meningkat, begitupun sebaliknya.

Pengaruh Langsung Anggota terhadap Kinerja Pengaruh Langsung Utang terhadap Kebijakan
Keuangan SHU
Untuk Variabel Anggota hasil analisis menunjuk- Utang berpengaruh terhadap kinerja keuangan,
kan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara varia- bertanda negatif dan signifikan. Jika dibandingkan
bel anggota terhadap kinerja keuangan, hal tersebut dengan analisis statistik yang menunjukkan bahwa
searah dengan pertumbuhan rata-rata cukup baik yaitu tingkat utang yang diproksikan dengan tabungan
mencapai 27%. Namun penyebaran pertumbuhan anggota pada koperasi kredit dalam periode penelitian

606 JURNAL APLIKASI


Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 12 | NOMOR 4 | DESEMBER 2014
Pengaruh Ukuran Asset, Piutang, Utang, Modal Sendiri, dan Anggota terhadap Kinerja Keuangan dan Kebijakan SHU

2008–2013 cenderung meningkat. Hal tersebut dapat Pengaruh Langsung Kinerja Keuangan
mendorong andanya penggunaan dana, yang dapat terhadap Kebijakan SHU
meningkatkan piutang serta mempengaruhi kebijakan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel
SHU dalam bentuk jasa anggota. Hal tersebut berbeda
kinerja keuangan berpengaruh signifikan terhadap
dengan hasil penelitian Gubta dan Banga (2010) yang
kebijakan dividen. Hal tersebut mengindikasikan
menunjukkan bahwa utang memiliki dampak negatif
bahwa kinerja keuangan yang diproksikan dengan
dan tidak signifikan terhadap dividen. Kondisi ini men-
tingkat pengembalian aset/return on asset (ROA)
cerminkan bahwa dampak positif atau negatif tergan-
memberikan kontribusi positif terhadap tingkat pe-
tung pemberlakuan suku bunga yang diterapkan kope-
ngembalian modal. Merujuk pada nilai koefisien 
rasi kredit kepada para penabung.
0,486 artinya koperasi kredit mitra Puskopdit Flores
Mandiri memberikan manfaat bagi para anggota da-
Pengaruh Langsung Modal Sendiri terhadap lam bentuk pemberian SHU anggota sebesar 48,6%
Kebijakan SHU dari total nilai tingkat pengembalian aset. Temuan ini
Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pe- mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
ngaruh negatif signifikan antara variabel modal sendiri Lukman (2013), Ayuk (2013), Indrani (2013) dan
terhadap kebijakan SHU. Hal ini mengindikasikan Ponce (2012) yang menunjukkan bahwa kinerja
bahwa semakin tinggi modal sendiri akan menurunkan keuangan berpengaruh terhadap tingkat pembayaran
kebijakan SHU. Kondisi tersebut mengindikasikan SHU anggota. Satu hal menarik adalah adanya perbe-
bahwa tingkat pertumbuhan modal sendiri yang ber- daan hasil penelitian yang dilakukan oleh Noordin, et
sumber dari simpanan pokok, wajib dan kapitalisasi al. (2012) menunjukkan bahwa ROA memberikan
ikut mendukung peningkatan pengembalian aset, akan hubungan negatif yang lemah dengan pembayaran
tetapi disisi lain dapat menurunnya pendistribusian dividen. ROA yang lebih tinggi tidak selalu menyebab-
balas jasa anggota. Semakin tinggi modal sendiri jika kan pembayaran dividen yang lebih tinggi. Noordin
pemasaran dana sangat efektif mendatangkan penda- selanjutnya menjelaskan bahwa hubungan positif net
patan, akan tetapi kurang dibarengi dengan efisiensi, profit margin dengan pembayaran dividen menun-
secara nyata akan ikut mempengaruhi tingginya ting- jukkan bahwa koperasi membayar dividen lebih ketika
kat pengembalian pada anggota. Penelitian ini mendu- net profit margin koperasi meningkat.
kung hasil penelitian Gul, et al. (2011) bahwa tingkat
modal yang tinggi dari total aset akan berpengaruh
Pengaruh Tidak Langsung Ukuran Aset,
negatif pada tingkat pengembalian modal
Piutang, Utang, Modal Sendiri, Jumlah Anggota
terhadap kebijakan SHU melalui Kinerja
Pengaruh Langsung Anggota terhadap Keuangan
Kebijakan SHU
Pengaruh Tidak Langsung Ukuran Aset terha-
Untuk Variabel Anggota menunjukkan bahwa dap kebijakan SHU melalui Kinerja Keuangan
terdapat pengaruh negatif signifikan antara variabel
anggota terhadap Kebijakan SHU. Hasil tersebut tetap Hasil perhitungan menunjukkan bahwa tingkat
memberikan kontribusi terhadap kebijakan SHU di pengaruh langsung aset terhadap kebijakan SHU
mana semakin tinggi penambahan anggota akan dapat 1,089. Sedangkan pengaruh tidak langsung Aset terha-
menurunkan tingkat pengembalian modal. dap kebijakan SHU melalui kinerja keuangan menun-
Temuan ini berbeda dengan penelitian Ayuk jukkan hasil signifikan hasil perhitungan antara penga-
(2011) yang menunjukkan bahwa jumlah anggota ruh langsung aset terhadap kebijkan SHU dan penga-
berpengaruh positif dan signifikan. Kondisi ini sedikit ruh aset melalui kinerja keuangan menunjukkan hasil
berbeda diakibatkan oleh karena salah satu faktor signifikan dengan koefisien  0,172. Hubungan ini
letak dan topografi. Walaupun ada perbedaan temuan menunjukkan bahwa pada kedua jalur memberikan
akan tetapi tetap menunjukkan adanya perubahan. hasil yang signifikan dimana pengaruh total lebih besar

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 607


Kristoforus Tere, Ubud Salim, Achmad Helmy Djawahir

dari pengaruh langsung (bdk.Tabel 5.6). Dengan demi- menciptakan deposito dan menerapkan sistem
kian terbukti bahwa pengaruh aset terhadap kebijakan pemberlakuan suku bunga yang kompetitif. Sementara
SHU sangat sempurna ketika memasukan nilai inter- Emmos dan Schimid (2000) mengatakan bagi koperasi
vening kinerja keuangan. Peningkatan aset dapat yang dominasi deposito dapat mengakibatkan suku
mendorong kekuatan dan kemandirian terutama pe- bunga deposito meningkat, sementara tingkat
ningkatan pendapatan manajemen pembiayaan, akan pembayaran dividen akan berkorelasi negatif atau
dapat mempengaruhi komposisi dan kebijakan SHU. berbanding terbalik. Hasil penelitian ini mendukung
Gubta dan Banga (2010), dan Lukman (2013).
Pengaruh Tidak Langsung Piutang terhadap
Kebijakan SHU melalui Kinerja Keuangan Pengaruh Tidak Langsung Modal Sendiri ter-
Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hadap kebijakan SHU melalui Kinerja Keuangan
pengaruh positif signifikan piutang terhadap kebijakan Hasil perhitungan menunjukkan bahwa tingkat
SHU. Sedangkan hasil analisis perhitungan pengaruh pengaruh langsung modal sendiri terhadap kebijakan
piutang terhadap kebijakan SHU melalui kinerja ke- SHU -0,397, sedangkan pengaruh tidak langsung
uangan juga menunjukkan signifikansi positif. Dengan piutang terhadap kebijakan SHU melalui kinerja
demikian maka tingkat hubungan pengaruh langsung keuangan menunjukkan nilai sebesar 0.132 (bdk. Tabel
yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan penga- 5.6). Kedua nilai tersebut menunjukkan modal sendiri
ruh tidak langsung. Hal ini menunjukkan bukti bahwa memberikan kontribusi terhadap meningkatnya
semakin tinggi piutang anggota akan dapat meningkat- kebijakan SHU setelah dimasukkan nilai intervening
kan tingkat pengembalian modal. Hubungan ini me- dengan demikian maka kinerja keuangan berperan
nunjukkan bahwa pada kedua jalur memberikan hasil sempurna sebagai mekanisme antara/Intervening
yang signifikan dimana pengaruh total lebih besar dari modal sendiri dengan kebijakan SHU. Hal tersebut
pengaruh langsung (bdk.Tabel 5.6). Dengan demikian menunjukkan tingkat kepemilikan modal sendiri dalam
terbukti bahwa pengruh piutang terhadap kebijakan bentuk simpanan saham anggota, memberikan kontri-
SHU sangat sempurna ketika memasukan nilai inter- busi yang signifikan baik secara langsung maupun
vening kinerja keuangan. Hasil tersebut ada rele- tidak langsung terhadap kebijakan SHU. Sehingga
vansinya dengan penelitian Ayuk (2013) dan Orlando, dapat meningkatkan kinerja keuangan, akan tetapi
et al. (2012), serta relevan dengan Leggett dan Strand berpengaruh pada tingkat pengembalian modal. Hasil
(2002) menjelaskan bahwa semakin tinggi piutang penelitian ini mendukung Ayuk (2013, Lukman (2013)
memiliki kontribusi meningkat/menurunnya pengem- dan Orlando et al. (2012). Yang menyatakan bahwa
balian aset dan berdampak pada tingkat pengalokasian tingkat pengalokasian SHU bagi anggota, tergantung
balas jasa untuk para pemilik. meningkat atau menurunnya laba bersih setiap tahun
buku.
Pengaruh Tidak Langsung Utang terhadap
kebijakan SHU melalui Kinerja Keuangan Pengaruh Tidak Langsung Anggota terhadap
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa tingkat Kebijakan SHU melalui Kinerja Keuangan
pengaruh langsung utang terhadap kebijakan SHU Hasil perhitungan menunjukkan bahwa tingkat
-0,342. Sedangkan pengaruh tidak langsung utang pengaruh langsung anggota terhadap kebijakan SHU
terhadap kebijakan SHU melalui kinerja keuangan -0,945. Sedangkan pengaruh tidak langsung anggota
menunjukkan nilai sebesar -0,406. Kedua nilai tersebut terhadap kebijakan SHU melalui kinerja keuangan
jika dijumlahkan menunjukkan pengaruh total lebih menunjukkan nilai sebesar 0.129 (bdk. Tabel 5.6).
kecil dari pengaruh langsung (bdk. Tabel 5.6). Dengan Dengan demikian maka pengaruh total menunjukkan
demikian maka kinerja keuangan tidak dapat berperan nilai lebih besar dari dari pengaruh langsung anggota
sebagai mekanisme antara/Intervening terhadap terhadap kebijakan SHU maka kinerja keuangan ber-
kebijakan SHU. Jones (2004b) mengatakan bahwa peran sempurna sebagai variabel antara untuk men-
koperasi kredit perlu memperkuat jaringan dalam jembatani pengaruh anggota terhadap kebijakan SHU.

608 JURNAL APLIKASI


Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 12 | NOMOR 4 | DESEMBER 2014
Pengaruh Ukuran Asset, Piutang, Utang, Modal Sendiri, dan Anggota terhadap Kinerja Keuangan dan Kebijakan SHU

Hal tersebut menunjukkan bahwa jumlah anggota, Untuk variabel kebijakan SHU terbatas menggunakan
dapat mempengaruhi kinerja keuangan. Kondisi ada- alokasi dana dari laba bersih khusus untuk pembagian
nya hubungan yang tidak linear dapat dipahami karena balas jasa anggota.
semakin banyak anggota sebagai pemilik akan berim-
bas pada pendistribusian kebijakan SHU. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Determinan Pengaruh Ukuran Aset, Piutang,
Utang, Modal Sendiri, Anggota terhadap Pengujian pengaruh tidak langsung dengan varia-
bel intervening kinerja keuangan sebagai mediasi
Kinerja Keuangan dan Kebijakan SHU
dalam mendeteksi pengaruh kelima variabel eksogen
Berdasarkan hubungan langsung diketahui ukuran terhadap kebijakan SHU dari kelima hipotesis yang
aset, piutang, utang, dan modal sendiri memiliki dibangun menunjukkan bahwa meningkatnya ukuran
pengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen akan aset, piutang, modal sendiri dan anggota terbukti
tetapi nilainya koefisien  berlawanan arah atau nega- mampu meningkatkan kebijakan SHU dengan total
tif, hal ini menunjukkan secara nyata bahwa koperasi nilai lebih besar dari nilai koefisien pengaruh langsung.
kredit mitra Puskopdit Flores Mandiri pada periode Sedangkan utang tidak berpengaruh dengan nilai pro-
2008–2013 memperlihatkan adanya peningkatan aset, babilitas lebih besar dari pengaruh langsung. Secara
piutang, utang, dan modal sendiri. Akan tetapi disisi umum determinan total untuk model pertama dan ke-
lain berdampak negatif pada kebijakan SHU. Nilai dua sebesar 0,821 atau 82,1% dari keseluruhan model
koefisien  negatif jika dibandingkan dan dianalisis dapat menjelaskan efek variabel eksogen terhadap
secara saksama dengan pendasaran pada nilai riil variabel endogen, sedangkan 17,9% disebabkan faktor
variabel ukuran aset, piutang, utang dan modal sendiri lain di luar penelitian. Dengan demikian maka konstruk
setiap tahun sesungguhnya mengalami peningkatan. yang dibangun dalam penelitian ini berperan sempurna
Namun jika kita mengkaji dan menganalisis dari tingkat dalam mengidentifikasi kontribusi aset, piutang, utang,
perhitungan yang digunakan dalam penelitian ini maka modal sendiri, dan anggota terhadap kinerja keuangan
secara nyata selisih peningkatan rata-rata setiap dan kebijakan SHU.
tahun cenderung menurun.

Saran
Keterbatasan Penelitian
Kami menemukan bahwa model pengaruh tidak
Berbagai ulasan dan temuan penelitian tersebut langsung yang dibangun menunjukkan bahwa utang
tentunya dapat memberikan kontribusi bagi ilmu pe- tidak signifikan oleh karena nilainya lebih kecil jika
ngetahuan secara umun dan perkoperasian khususnya dibandingkan dengan pengaruh langsung. Hal ini me-
koperasi kredit. Hal-hal yang berada di luar jangkauan nunjukkan bahwa ada faktor lain yang belum ditemu-
dan perlu dilengkapi merupakan bagian dari lingkup kan dalam penelitian ini dan menjadi rekomendasi
dan keterbatasan penelitian ini. Adapun beberapa untuk penelitian selanjutnya.
keterbatasan antara lain: Populasi dan sampel yang
digunakan terbatas pada koperasi kredit dalam skala DAFTAR RUJUKAN
kecil, sehingga hasil yang diperoleh bisa saja kurang
Agrawal, R.,R aju, R.V., Raddi, K.P., Srinivasan, R., dan
sesuai dengan koperasi kredit di luar wilayah kerja
Sriram, M.S. 2002. Members-Funds and Cooperative
Puskopdit Flores Mandiri. Pemilihan variabel bebas Performance. http://www.google.com Januari 2014.
terutama aspek keuangan disadari adanya keterba- Ayuk, N.M.T., Utama, I.M.S. 2013. Pengaruh Jumlah
tasan teori parsial tentang koperasi kredit dalam skala Anggota, Jumlah Simpanan, Jumlah Pinjaman, dan
nasional yang belum banyak dilakukan penelitian Jumlah Modal Kerja Terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU)
terutama tesis atau disertasi. Dalam kaitanya dengan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kabupaten Badung
pemilihan variabel, disadari bahwa yang dijadikan Propinsi Bali. E Journal Universitas Udayana ojs.
variabel intervening menggunakan kinerja keuangan unud.ac.id/index.php/EEB/article/download.
namun pengukuran baru menggunakan laba bersih.

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 609


Kristoforus Tere, Ubud Salim, Achmad Helmy Djawahir

Balageur, G.I.J., Castellano, C.J. Pomar. 2012. The Different Financial Institutions in a Developing Country:
Conception of Economic Profit in Cooperatives, Jour- Evidence from Bangladesh, International Journal
nal of Co-Operative Accounting and Reporting, V1, of Management Sciences and Business Research Vol-
N1, Summer 2012. ume 2, Issue 4- ISSN (2226-8235).
Brigham, Eugene, F., and Houston, J.F. 2012. Essentials Of Kusumajaya, D.K.O. 2011. Pengaruh Struktur Modal dan
Financial Management, Edisi 11 Buku I. Ali Akbar Pertumbuhan Perusahaan terhadap Profitabilitas
Yulianto (penerjemah). Dasar-Dasar Manajemen dan Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manu-
Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. faktur di Bursa Efek Indonesia. Tesis Program
Coleman, J. 2011. Fundations of Social Theory. Imam, M., Pascasarjana Universitas Udayana.
Derta, S.W., Siwi, P. (penerjemah) Dasar-Dasar Teori Leggett, J.K., dan Strand, W.R. 2002. Membership Growth,
Sosial. Bandung: Nusa Media. Multiple Membership Groups and Agency Control at
Departemen Koperasi dan UKM. 1992. Undang-Undang Credit Unions, Review of Financial Economics
Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 Tentang 11(2002)37–46
Perkoperasian. Jakarta: Sinar Grafika. Lukman. 2013. Pengaruh Jumlah Modal Sendiri dan
Departemen Keuangan. Undang-Undang Republik Indo- Jumlah Modal Luar terhadap Sisa Hasil Usaha
nesia Nomor 17 Tahun 2000, Tentang Perubahan melalui Variabel Volume Usaha Pada Koperasi-
ke tiga atas UU No.7 Tahun 1983 tentang pajak Koperasi di Kota Lhokseumawe. http://www. google.
penghasilan. google.com, Mei 2014. com Oktober 2013.
Djumahir, Idrus, dan Salim, U. 2001. Analisis Kinerja Meagher, P., Campos, P., Christen, R.P., Druschel, K.,
Keuangan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KP- Gallardo, J., Martowijoyo, J. 2006. Microfinance Regu-
RI) Di Kota Malang. Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial (Social latory in Seven Countries: A Comparitive Study. Sub-
Shienches), Vol 13 No.1, Pebruari 2001. mitted to Sa-Dhan, New Delhi by the IRIS Center,
Emmons, R.W., and Schmid, A.F. 2000. Pricing and Divi- University of Maryland.
dend Policies in Open Credit Cooperatives, Work- Noordin, N., Rajaratnam, S.D., Said, S.A. Hanif, F., Juhan,
ing Paper 2000-008A, JEL-Classification: G21, G32, R. 2012. Dividend and Profit Allocation Practices of
L31. Performing Cooperatives in Malaysia. Oñati Socio-
Glass, J.C., McKillop, D.G., Rasaratnam. 2010. Irish Credit legal Series [online], 2 (2), 156–176.
Unions: Investigating Performance Determinants and Orlando, C.O., Mbewa, Martin, O., Jagongo, A. 2012. Fi-
the Opportunity Cost of Regulatory Compliance, nancial Practice as a Determinant of Growth of Sa-
Journal of Banking & Finance, 34(2010):67–76. vings and Credit Co-Operative Societies’ Wealth.
Gul, S., Irshad, F., dan Zaman, K. 2011. Factors Affecting International Journal of Bussiness and Social
Bank Profitability in Pakistan. The Romanian Eco- Shience, Vol.3 No. 24.
nomic Journal. Year XIV, No. 39, pp. 61–87. Ponce, A.T. 2012. What Determines The Profitability of
Gupta, A., dan Banga, C. 2010. The Determinants of Cor- Banks? Evidence From Spain, Article Accounting and
porate Dividend Policy Decision, Vol. 37, No.2, Au- Finance © 2012 AFAANZ Vol 53 Issue 2. ý.
gust, 2010 Richardson, D.C. 2008. PEARLS Monitoring System,
Hendar. 2010. Manajemen Perusahaan Koperasi-Pokok- www.fundace.org. Maret 2013.
Pokok Pikiran Mengenai Manajemen dan Kewira- Salim, U. 2011. Manajemen Keuangan Strategik, Panduan
usahaan Koperasi, Gelora Aksara Pratama. Memperbaiki Kinerja Keuangan dan Profit Gaya
Hendrojogi. 2004. Koperasi: Asas-Asas, Teori, dan Praktek. Kualitatif Didukung Kuantitatif, UB Press, Malang.
Jakarta: Raja Grafindo Pustaka. Santoso, S. 2002. Latihan SPSS Statistik Parametrik.
Inkopdit. 1995. Koperasi Kredit Menyongsong Abad 21. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Jakarta: BK3I Sartono, A. 2012. Manajemen Keuangan Teori dan
______. 2003. Manajemen Profesional Koperasi Kredit. Aplikasi, Edisi 4. Yogyakarta: BPFE.
Jakarta: Inkopdit. Sharma, P., dan Gounder, S. 2011. Profitability determi-
Kasmir. 2012. Manajemen Perbankan. Jakarta: Raja nants of Deposits Institutions in Small, Under
Grafindo Persada. Developep Financial Sistems: The Case of Fijii.
______. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Sitio, A., dan Tamba, H. 2001. Koperasi Teori dan Praktek.
Kencana. Jakarta: Erlangga.
Khandokter, S., Hosain, Raul, R.K., Rahman, S.M., Galibur. Suwardjono. 2012. Teori Akuntansi Perekayasaan
2012. Determinants of profitability of Non Bank Laporan Keuangan, Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE.

610 JURNAL APLIKASI


Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 12 | NOMOR 4 | DESEMBER 2014
Pengaruh Ukuran Asset, Piutang, Utang, Modal Sendiri, dan Anggota terhadap Kinerja Keuangan dan Kebijakan SHU

Tambunan,T.T.H. 2009. Kenapa Koperasi di Negara- Yusnawati, S., dan Gusweni, A. 2013. Faktor yang
Negara Kapitalis/Semi-Kapitalis Lebih Maju, Mempengaruhi Profitabilitas Pada Koperasi Pegawai
www.google.com, Des 2013. Republik Indonesia (Kpri) Di Kecamatan Rambah
Kabupaten Rokan Hulu. Jurnal Akuntansi. Vol 01,
No 01, pp. 1–13.

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 611

Potrebbero piacerti anche