Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Prodi Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta 14440,
Indonesia
Article Info:
Received: 15 March 2019
ABSTRACT
in revised form: 28 March 2019
Accepted: 31 March 2019 Dissolutionand solubility rates are very important parameters in designing a
Available Online: 31 March 2019 pharmaceutical dosage form, especially for oral drug administration. Oral
drugs that have low dissolution rates often require high doses loading to
Keywords:
Dissolution Rate improve the absorption and effectiveness in order to achieve therapeutic
Solubility Rate concentration. The increasing of drug dose is a less safe alternative solution,
Surfactant therefore researchers have developed physics, chemistry, and other
Therapeutic Effect modification in order to increase dissolution rate. These methods such as
Corresponding Author: salt formation, prodrug formation, particle size reduction (micro-
Reynelda Juliani Sagala crystallization), co-grinding, crystal modification, micellar solubilization and
Prodi Farmasi, FKIK, complex formation, solid dispersion and self emulsifying. This review paper
Universitas Katolik Atma Jaya will focus on different methods that will be compared with the present of
Jakarta, 14440, Indonesia
Mobile : (+62) 82168116846 surfactant in these methods. The present of surfactants was able to overcome
Email: the limitation of each methods with a mechanism for reducing surface
reynelda.juliani@atmajaya.ac.id tension, micellar formation, reducing contact angle and increasing of wetting
behaviour. Therefore, the present of surfactant in modification of drug
dosage form could be considered to increase dissolution rate in order to
achieve therapeutic effect.
84
Sagala, R. J./Jurnal Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy) 2019; 5 (1): 84-92
ABSTRAK
Kecepatan disolusi dan kelarutan merupakan parameter yang perlu ditentukandalam mendesain suatu sediaan
farmasi khususnya obat peroral. Obat oral yang memiliki kecepatan disolusi yang rendah sering membutuhkan
dosis yang tinggi untuk memperbaiki absorbsi dan efektivitas obat yang rendah agar mencapai konsentrasi
terapeutik. Pengatasan dengan peningkatan dosis obat merupakan alternatif solusi yang kurang aman sehingga
peneliti telah banyak melakukan modifikasi fisika, kimia, dan teknik lainnya untuk meningkatkan kecepatan
disolusi. Metode peningkatan kecepatan disolusi seperti pembentukan garam, pembentukan prodrug, penurunan
ukuran partikel (mikro-kristalisasi) Co-Grinding, modifikasi kristal, solubilisasi miselar dan pembentukan
kompleks, dispersi padat, self emulsifying. Pada review tulisan ilmiah ini akan fokus terhadap modifikasi fisik
dan kimia yang akan dibandingkan dengan modifikasi fisik dan kimia dikombinasi dengan penambahan
surfaktan. Penambahan surfaktan mampu mengatasi kekurangan masing –masing modifikasi dengan mekanisme
penurunan tegangan permukaan, pembentukan misel, pengurangan sudut kontak, dan peningkatan pembasahan.
Oleh karena itu, penambahan surfaktan dalam memodifikasi sediaan obat dapat meningkatan disolusi obat agar
tercapat efek terapetik yang diinginkan.
85
Sagala, R. J./Jurnal Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy) 2019; 5 (1): 84-92
Modifikasi fisik berupa pengecilan ukuran partikel Sedangkan pada kadar yang lebih tinggi surfaktan
(mikronisasi & nanosuspensi), Ko-kristal, dispersi akan berkumpul membentuk agregat yang disebut
padat (campuran eutektik dan pelarutan), teknik misel (Shargel, Wu Pong, & Yu, 1999) sehingga
kriogenik. Modifikasi Kimia (Pembentukan garam, surfaktan mampu untuk meningkatkan kelarutan zat
penggunaan buffer, perubahan pH, penggunaan aktif obat yang rendah.
adjuvant/surfaktan, penggunaan kosolven,
hydrotrophy, dan Supercritical Fluid Process, METODE PENELITIAN
pembentukan self-emulsifying(Singh et al., 2008).
Pada ulasan ilmiah ini, penulis mencari sumber
Pada review tulisan ilmiah ini akan fokus terhadap informasi dan data primer dari internet dengan
modifikasi fisik dan kimia yang akan dibandingkan menggunakan mesin pencari secara online sejumlah
dengan modifikasi fisik dan kimia dikombinasi jurnal internasional dan nasional. Penelusuran
dengan penambahan surfaktan. Penambahan dilakukan secara manual pada daftar pustaka yang
surfaktan pada formulasi tablet menjadi salah satu relevan sehingga didapatkan sumber pencarian lain
modifikasi zat aktif obat untuk meningkatkan seperti menggunakan e-book atau e-journal.
kelarutannya yang rendah dalam air. Mekanisme Pencarian menggunakan kata kunci: disolusi;
surfaktan dalam meningkatkan kelarutan dengan kelarutan; dissolution; solubility; bioavailibiltas;
mengurangi tegangan antar muka, menurunkan sudut surfaktan; dispersi padat; self-emulsifying. Hal-hal
kontak, dan meningkatkan pembasahan dengan yang dipertimbangkan dalam kriteria inklusi dalam
terjadinya pemindahan fase udara pada permukaan pengambilan jurnal sebagai bahan review yang
dan menggantikannya dengan suatu fase cair (Martin, digunakan adalah membandingkan ada atau tidaknya
Swarbick, & A, 1993).Mekanisme surfaktan dalam penggunaan surfaktan yang dikombinasi dengan
menurunkan tegangan antarmuka antaraobat dan metode modifikasi fisika dan kimia dari sediaan obat
medium memfasilitasi untuk terbentuknya misel yang dalam perannya meningkatkan kelarutan dan disolusi
membawa molekul obat yang telah larut dalam obat. Kriteria eksklusi yang digunakan adalah metode
medium. (Martin et al., 1993) peningkatan kecepatan disolusi yang tidak
menggunakan surfaktan
Metode dispersi padat merupakan modifkasi bahan
obat dengan pendispersian bahan obat yang sukar HASIL DAN PEMBAHASAN
larut dalam air ke dalam suatu pembawa yang mudah
larut sehingga akan mengurangi ukuran partikel, atau Kecepatan disolusi merupakan parameter yang
menentukan kecepatan absorbsi obat di tempat
diusahakan terbentuknya polimorf yang lebih mudah
absorbsi obat yang diinginkan. Beberapa metode
larut (Sharma & Jain, 2010). Self-emulsifying adalah
campuran minyak dan surfaktan, yang dapat yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecepatan
beremulsi secara spontan untuk menghasilkan disolusi adalah pembentukan garam, pembentukan
prodrug, penurunan ukuran partikel (mikro-
partikel emulsi minyak dalam air saat kontak dengan
kristalisasi) Co-Grinding, modifikasi kristal,
fase air dibawah pengaruh pengadukan (Patil,
Praveen, Rani, & Paradakar, 2005) solubilisasi miselar dan pembentukan kompleks,
modifikasi kristal, solubilisasi miselar dan
Misel akan terbentuk pada penggunaan konsentrasi pembentukan kompleks, dispersi padat. Akan tetapi,
surfaktan yang lebih tinggi yang akan berkumpul terdapat kelemahan dari beberapa metode yang
membentuk agregat pada Critical Micelle membutuhkan eksipien lain yaitu surfaktan dalam
Concentration (CMC) (Gambar 2). Tempat absorbsi desain sediaan obat tersebut. Hasil penelitian
obat, surfaktan dan membran mengandung komponen melaporkan bawah beberapa metode peningkatan
penyusun yang sama sehingga diasumsikan surfaktan kecepatan disolusi yang apabila dikombinasi dengan
mempu berinteraksi kompleks dengan obat tertentu. surfaktan mempu menghasilkan jumlah obat yang
(Attwood & Florence, 1985); (Sudjaswadi, 1991). terdisolusi lebih besar dibandingkan tanpa surfaktan
Kenaikan konsentrasi surfaktan, tegangan permukaan dan menjadikan sediaan lebih stabil, terlihat pada
menurun namun ketika telah mencapai CMC maka tabel 1.
tegangan permukaan akan selalu tetap meskipun
konsentrasi surfaktan ditambah (Martin et al., 1993).
86
Sagala, R. J./Jurnal Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy) 2019; 5 (1): 84-92
Tabel 1. Metode Peningkatan Kecepatan Disolusi dan Keberadaan Surfaktan dalam Modifikasi Metode tersebut
87
Sagala, R. J./Jurnal Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy) 2019; 5 (1): 84-92
88
Sagala, R. J./Jurnal Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy) 2019; 5 (1): 84-92
89
Sagala, R. J./Jurnal Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy) 2019; 5 (1): 84-92
teknik dispersi padat kurang praktis untuk bahan obat Penambahan surfaktan mampu mengatasi kekurangan
yang memiliki dosis relatif besar (≥100 mg) karena masing- masing modifikasi dengan mekanisme
peningkatan laju disolusi sangat dipengaruhi oleh penurunan tegangan permukaan, pembentukan misel,
jumlah polimer, sehingga akan membutuhkan pengurangan sudut kontak, dan peningkatan
polimer dalam jumlah yang besar. Oleh karena itu pembasahan. Oleh karena itu, penambahan surfaktan
masalah ini dapat diatasi dengan pembentukan sistem dalam memodifikasi sediaan obat dapat meningkatan
terner dengan penambahan surfaktan yang dapat disolusi obat agar tercapat efek terapetik yang
mengurangi penggunaan polimer dan meningkatkan diinginkan.
laju disolusi.(Hartono, n.d.)
DAFTAR PUSTAKA
Penelitian oleh Fikri (2006), kelarutan ketoprofen
ditingkatkan dengan penambahan PEG 4000 dan Abdou, H . (1989). Dissolution, Bioavailability and
dengan atau tanpa penambahan surfaktan. Hasil Bioequivalence. Easton: Mack Publishing
penelitiannya menunjukkan bahwa sistem dispersi Comp.
padat ketoprofen-PEG 4000-SLS memiliki laju
disolusi yang lebih baik daripada sistem dispersi Agustin, R., Lestari, F. I., & Halim, A. (2015).
padat ketoprofen-PEG 4000. Penelitian dengan ABSTRAK Fenilbutazon merupakan obat Anti
penambahan SLS sebagai surfaktan dalam formulasi Inflamasi Non Steroid (NSAID) dan
tablet ketoprofen dengan variasi konsentrasi (SLS) diklasifikasikan dalam kelas II dari. Kartika-
dapat meningkatkan kelarutan ketoprofen. Jurnal Ilmiah Farmasi, 3(1), 14–19.
Sediaan Obat Self-emulsifying+ Surfaktan Alatas, F. (2006). Pengaruh konsentrasi PEG 4000
terhadap laju disolusi ketoprofen dalam sistem
Pengadukan minyak dan surfaktan yang membentuk dispersi padat ketoprofen-PEG 4000, 17(2),
emulsi spontan yang menghasilkan partikel emulsi 57–62.
minyak dalam air saat kontak dengan fase air(Patil et Anonim. (2013). Pengembangan Sistem
al., 2005). Dalam bidang formulasi teknologi sediaan Penghantaran Obat Solid Self-Emulsifying
padat seperti pembuatan tablet, granul, dan pellet Mikropartikel Gliklazid untuk Meningkatkan
self-emulsifying metode ini menjadi pilihan yang Disolusi. Majalah Ilmu Kefarmasian, 8(1), 48–
perli dipertimbangkan dalam pengubahan bentuk cair 57.
self-emulsifying menjadi bentuk padat/serbuk (solid
self-emulsifying).Pembuatan sediaan mikropartikel Ansel, H. . (1989). Pengantar Bentuk Sediaan
self-emulsifying dengan menggunakan surfaktan Farmasi. Jakarta: UI Press.
dapat menurunkan ukuran partikel derajat
kristalinitas serta meningkatkan kelarutan dan Attwood, D., & Florence, A. . (1985). Surfactan
kecepatan disolusi obat. System (I). London, New York: Chapman and
Hall.
KESIMPULAN
Cartensen, J. (1977). Pharmaceutics of Solids Dosage
Laju absorbsi obat oral sangat tergantung kecepatan and Solid dosage Form. A Wiley Interscience
disolusi zat aktif dari bentuk sediaanya. Apabila laju Publication John, (New York:John Wiley and
disolusi obat yang rendah maka diperlukan dosis Sons), 133–135, 154–159, 216–218.
yang lebih besar untuk mencapai dosis terapetik, oleh
karena itu modifikasi menjadi pilihan efektif dalam Chaumeil, J. (1998). Micronization: A Method of
meningkatkan disolusi yaitu dengan metode fisika, Improving The Bioavailability of Poorly
kimia, dan teknik lain. Tetapi, beberapa metode Soluble Drugs. Meth.Find. Exp. Clin.
memiliki kekurangan seperti mikrokristal (penurunan Pharmacol, 20, 211–215.
ukuran partikel) dapat menimbulkan efek
elektrostatistik, aglomerasi dan distribusi obat yang Hadisoewignyo, L. (2009). Pembuatan garam
tidak homogen. Metode lain seperti dispersi padat ibuprofen dan aplikasinya dalam sediaan tablet
yang kurang praktis untuk bahan obat yang memiliki dosage form, 20(3), 141–150.
dosis relatif besar (≥100 mg). Metode self-emulsfying Hartono, E. P. (n.d.). Skripsi Pengaruh Poloxamer
kurang efektif dalam menghasilkan bentuk serbuk.
90
Sagala, R. J./Jurnal Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy) 2019; 5 (1): 84-92
Najib, A. (2010). Studi Komparasi Terhadap Laju Sudjaswadi, R. (1991). Tween 80 dan Stabilitas
Disolusi Tablet Parasetamol dengan Asetosal. Majalah Farmasi Indonesia, 2, 28–
Penambahan Polisorbat 80. Universitas 34.
Muslim Indonesia, Makassar.
Suhesti, T. S. (2009). Optimasi formula sediaan tablet
Parrot, E. (1990). Comminution. In: Swarbrick, J., piroksikam menggunakan bahan flowlac ,
Boylan, J.C. (Eds). In Encyclopedia of avicel dan compritol secara Simplex Lattice
Pharmaceutical Technology (Vol 3, p. pp.101- Design Optimization of piroxicam tablet
121). Marcel Decker, New York. formula using flowlac , 20(3), 156–162.
Patil, P., Praveen, S., Rani, R., & Paradakar, A. Wagner, J. . (1971). Biopharmaceutics and Relevant
91
Sagala, R. J./Jurnal Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy) 2019; 5 (1): 84-92
92