Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Abstract
One of the skin health problems that often occurs in infants is diaper rash (diaper
rash), for babies who often use diapers, then you also have to be diligent in paying
attention to the diaper. Diaper Rash is one of the skin problems in infants and children,
approximately 50% of babies and children who use diapers have experienced it, 54% of 1-
year-old babies who have Diaper Rash after using diapers the incidence of diaper rash in
Indonesia reaches 7-5%, which affects boys and girls under the age of three. According to
a,54% of 1-month-old babies who had diaper rash after using disposable diapers. To find
out whether there is a relationship between the use of diapers and diaper rash in infants.
In this study researchers used descriptive correlation research design with the approach
taken was cross-sectional (cross sectional). The sampling technique used was purposive
sampling with a sample of 21 respondents. Bivariate analysis is used to see the
relationship between independent and dependent variables. The statistical test used is the
Chi-Square test. From the results of statistical analysis using the Chi-Square Test obtained
Pvalue = 0.001 (<0.05), meaning that Ho is rejected and Ha is accepted, meaning that
there is a relationship between the length of use of diapers and diaper rash in infants. So it
can be concluded that there is a relationship between the duration of use of diapers and
diaper rash in infants.
Abstrak
Salah satu masalah kesehatan kulit yang sering terjadi pada bayi adalah diaper rash
(ruam popok), bagi bayi yang sering menggunakan popok, maka anda juga harus rajin
memperhatikan popoknya. Diaper Rash merupakan salah satu masalah kulit pada bayi dan
anak, kurang lebih 50% bayi dan anak yang memakai popok pernah mengalaminya, 54%
bayi berumur 1 buan yang mengalami Diaper Rash setelah memakai popok Insiden ruam
popok di Indonesia mencapai 7-5%, yang menimpa bayi laki-laki dan perempuan berusia
dibawah tiga tahun, 54% bayi berumur 1 bulan yang mengalami ruam popok setelah
memakai disposable diaper. Untuk mengetahui apakah ada hubungan lamanya
pengguanaan diapers dengan ruam popok pada bayi. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi dengan Pendekatan yang dilakukan
adalah cross-sectional (potong lintang). Teknik sampling yang digunakan adalah purposive
sampling dengan sampel sebanyak 21 responden. Analisa bivariat digunakan untuk melihat
hubungan antara variabel independen dan dependen. Uji statistik yang digunakan adalah
1
uji Chi-Square. Dari hasil analisa statistik dengan menggunakan Uji Chi-Square diperoleh
Pvalue = 0.001 (<0,05), berarti Ho ditolak dan Ha diterima artinya bahwa ada Hubungan
lamanya pengguanaan diapers dengan ruam popok pada Bayi. Maka dapat disimpulkan
ada Hubungan durasi penggunaan diapers dengan ruam popok pada bayi.
2
memakai disposable diaper. Dalam artikel berdasarkan tingkat signifikan (nilai α)
yang berjudul Disposable Diapers : sebesar 95%.
Potential Health Hazards, Cathy Allison
menyatakan kalau Procter & Gamble HASIL PENELITIAN
(produsen Pampers dan Huggies) melalui Tabel 4.1.1 Distribusi Frekuensi Usia,
penelitiannya memperoleh data dan jenis kelamin Responden
mencengangkan. Angka ruam popok pada Usia dan Jenis Kelamin Responden
bayi yang menggunakan disposable diaper Variabel n % Valid
%
meningkat dari 7,1% hingga 61%.
Sementara itu Mark Fearer dalam artikelnya Usia 0-4 bulan 2 9.5 9.5
5-10 bulan 12 57.1 57.1
yang berjudul Diaper Debate-Not Over Yet 7
11-12 33.3 33.3
menyatakan beberapa hasil studi medis
bulan
menunjukkan angka peningkatan ruam Total 21 100.0 100.0
popok 7% pada tahun 1955 dan 78% pada jenis Laki-laki 9 42.9 42.9
tahun 2008 (Nyak, C, anakbunda. 2008). kela Perempuan 12 57.1 57.1
Dengan kasus diatas, peneliti min
tertarik untuk melakukan penelitian di Total 21 100.0 100.0
Ds.Menturo Kec.Sumobito Jombang Berdasarkan distribusi Frekuensi
dengan judul “Pengaruh Pemberian VCO Usia, jenis kelamin, dan suku Kelompok
(Virgin Coconut Oil) Terhadap Kejadian Eksperimen penderita Ruam Popok Di
Ruam Popok”. Posyandu Batunadua Kota
Padangsidimpuan yang dilibatkan dalam
TUJUAN PENELITIAN penelitian ini adalah sebanyak 21 orang
Untuk mengetahui apakah ada dan dibagi menjadi 3 kelompok Usia yaitu
hubungan lamanya pengguanaan diapers 0-4 Bulan, 5-10 Bulan, 11-12 Bulan. Dari
dengan ruam popok pada bayi di tabel diatas dapat diketahui responden
Puskesmas Hutaimbaru Kota berusia 11-12 bulan sebanyak 7 orang
Padangsidimpuan (33.3%), berusia 5-10 Bulan sebanyak 12
orang (57.1%), dan yang berusia 0-4 bulan
METODE sebanyak 2 orang (9.5%). Berdasarkan
Jenis penelitian deskriptif korelasi Jenis Kelamin dikelompokkan atas dua
dengan Pendekatan yang dilakukan adalah kategori yaitu jenis kelamin Laki-laki dan
cross-sectional (potong lintang). Populasi Perempuan. Dari 21 responden mayoritas
dalam penelitian ini adalah seluruh bayi yang berjenis kelamin perempuan
yang menggunakan Diapers. Penentuan sebanyak 12 orang (57.1% ) dan minoritas
jumlah sampel dengan cara teknik kelamin laki-laki sebanyak 9 orang
Purposive Sampling. maka jumlah sampel (42.9%).
yang dapat ditentukan dari slovin yaitu
berjumlah 16 responden Tabel 4.1.2 Distribusi Frekuensi Lama
. Pemakaian Popok
ANALISIS BIVARIAT Lama Pemakaian Popok
Analisa bivariat dilakukan dengan Valid n %
menggunakan uji Man Withney. Uji ini Valid %
dipilih karena variabel bebas dan variabel 1-2Jam 9 42.9 42.9
terikat berskala kategorial nilai P dianggap ≥ 3 Jam 12 57.1 57.1
bermakna apabila P < 0,05, menggunakan Total 21 100.0 100.0
uji chi square. Dasar pengambilan
keputusan penerimaan hipotesis
3
Berdasarkan tabel menunjukan PEMBAHASAN
bahwa rata-rata lama pemakaian popok 1-2 Karakteristik Responden
Jam Sebanyak 9 responden (42.9%), lama 1. Usia
pemakaian popok ≥ 3 Jam Sebanyak 12 Bayi adalah anak yang baru lahir
responden (57.1%). sampai berumur 1 tahun dan mengalami
proses tumbuh kembang. 1 Proses tersebut
Tabel 4.1.3 Distribusi Frekuensi Ruam berlangsung dengan pesat dan sangat
Popok dipengaruhi oleh lingkungan namun,
Ruam Popok berlangsung sangat pendek dan tidak dapat
Valid % diulangi lagi sehingga disebut sebagai
n Valid %
“masa keemasan” Golden period (Depkes
Derajat 1 3 14.3 14.3
RI, 2010).
Derajat 2 7 33.3 33.3 Kulit bayi masih sensitif disebabkan
Derajat 3 6 28.6 28.6 fungsi-fungsinya yang masih terus
Tidak ada 5 23.8 23.8 berkembang terutama pada lapisan
Ruam
epidermis atau lapisan terluar kulit. Bagian
Total 21 100.0 100.0
ini yang memberikan perlindungan alami
pada kulit dari lingkungan sekitar
Berdasarkan tabel menunjukan
(Muslihatun, 2010). Berdasarkan hasil
bahwa rata-rata penderita Ruam popok
penelitian maka dapat diketahui mayoritas
derajat 1 Sebanyak 3 responden (14.3%),
responden berusia 5-10 Bulan sebanyak 12
penderita Ruam popok derajat 2 Sebanyak
orang (57.1%), responden berusia 11-12
7 responden (33.3%), penderita Ruam
bulan sebanyak 7 orang (33.3%), dan
popok derajat 3 Sebanyak 6 responden
minoritas berusia 0-4 bulan sebanyak 2
(28.6%), dan yang tidak penderita ruam
orang (9.5%).
popok Sebanyak 5 responden (23.8%).
2. Jenis Kelamin
Berdasarkan Jenis Kelamin
Analisis Bivariat
Lama Pemakaian N Z P
dikelompokkan atas dua kategori yaitu jenis
Popok kelamin laki-laki dan perempuan. Dari 21
1-2Jam 9
0.000 responden mayoritas yang berjenis kelamin
≥ 3 Jam 12 3.273
kelamin perempuan sebanyak 12 orang
Ruam Popok
(57.1% ) dan minoritas kelamin laki-laki
sebanyak 9 orang (42.9%).
Derajat 1 3
Derajat 2 7 Hubungan lamanya pengguanaan
Derajat 3 6 1.658 0.008 diapers dengan ruam popok pada Bayi
Tidak ada Ruam 5 Ruam popok adalah suatu keadaan
akibat dari kontak terus menerus dengan
lingkungan yang tidak baik (Sudarti,
Dari hasil analisa statistik dengan Khoirunisa, 2010). Ruam popok atau
menggunakan Uji Kolmogorov-smirnov disebut juga diper dermatitis adalah
diperoleh Lama Pemakaian Popok Pvalue kemerahan atau radang di daerah yang
= 0.000 (<0,05), dan diperoleh nilai Ruam tertutup popok, terjadi karena lembabnya
Popok Pvalue = 0.008 (<0,05), berarti Ho daerah yang tertutup popok oleh urin atau
ditolak dan Ha diterima artinya bahwa ada feses (Purnamaningrum, 2010).
Hubungan lamanya pengguanaan diapers Penggunaan popok bayi terlalu lama
dengan ruam popok pada Bayi. dapat beresiko terjadinya ruam popok,
apabila ditambah dengan pemilihan popok
4
yang salah, maka mempercepat terjadinya Dengan demikian dapat disimpulkan
ruam, Setelah bayi atau balita buang air bahwa ada hubungan lama pemakaian
besar, bila urin dan feses bercampur dapat popok dengan kejadian diaper rash pada
membentu amonia. Amonia ini dapat Neonatus.
meningkatkan keasaman (pH) kulit. Berdasarkan tabel 4.4.1 Dari hasil
Sehingga aktivitas enzim yang terkandung analisa statistik dengan menggunakan Uji
dalam feses akan meningkat dan dapat statistik yang digunakan adalah uji
mengakibatkan iritasi pada kulit ( kolmogorov-smirnov. Popok Pvalue =
Maryunani, 2010). . 0.000 (<0,05), dan diperoleh nilai Ruam
Pencegahan agar diaper rash (Ruam Popok Pvalue = 0.008 (<0,05), berarti Ho
popok ) ini tidak terjadi maka perawatan ditolak dan Ha diterima artinya bahwa ada
perianal atau perawatan pada daerah yang Hubungan lamanya pengguanaan diapers
tertutup popok penting dilakukan perawatan dengan ruam popok pada Bayi.
perinatal seperti popok sering diganti dan
hanya sekali pakai, mengusahakan kulit KESIMPULAN
agar tetap kering , jangan gunakan popok Kesimpulan dan saran sebagai berikut
yang terlalu ketat biarkan kelamin atau 1. Untuk mengetahui karakteristik
bokong terkena udara (Rakyat, 2009). responden dapat diuraikan sebagai
Menurut Penelitian yang dilakukan berikut, mayoritas responden berusia
oleh Hasil penelitian di atas sesuai mayoritas responden berusia 5-10 Bulan
dengan teori Rita Readian, 2011, bahwa sebanyak 12 orang (57.1%), responden
Penggunaan popokmenyebabkan berusia 11-12 bulan sebanyak 7 orang
peningkatan yang jelaspada kelembaban (33.3%), dan minoritas berusia 0-4
kulit dan pH kulit. Kelembaban yang bulan sebanyak 2 orang (9.5%).
lama dapat menyebabkan maserasi 2. Untuk mengetahui karakteristik Jenis
stratum korneum, lapisan luar, lapisan Kelamin responden dapat diuraikan
proteksi kulit, yang berhubungan dengan sebagai berikut, dikelompokkan atas
kerusakan yang luas pada lapisan lipid dua kategori yaitu jenis kelamin laki-
intraseluler. laki dan perempuan, mayoritas yang
Hasil penelitian sesuai dengan teori berjenis kelamin kelamin perempuan
Lestari Y, dan Meryandini A. 2015, bahwa sebanyak 12 orang (57.1% ) dan
kebanyakan ibu bayi terpengaruh dengan minoritas kelamin laki-laki sebanyak 9
kalimat yang sering diucapkan orang (42.9%).
masyarakat sekitar, yaitu memakai popok 3. Frekuensi Lama Pemakaian Popok rata-
dipastikan nyaman, dapat menjaga kulit rata lama pemakaian popok 1 Jam
bayi tetap kering walaupun sudah dipipisi Sebanyak 6 responden (28.6%), lama
berkali-kali. Paling bijak adalah sebisa pemakaian popok 2 Jam Sebanyak 9
mungkin menjaga agar bayi tidak responden (42.1%), dan lama
berlamalama menggunakan popok kotor, pemakaian popok 3 Jam Sebanyak 6
walaupun terasa kering. Kebanyakan ibu responden (28.6%).
memakaikan popok > 3 jam disebabkan 4. Frekuensi Ruam Popok rata-rata
ibu sering menunggu popok penuh untuk penderita Ruam popok derajat 1
menggantinya dengan yang baru. Sebanyak 3 responden (14.3%),
Hasil penelitian ini didukung oleh penderita Ruam popok derajat 2
penelitian Ernawati, Niyatus Shohihah Sebanyak 7 responden (33.3%),
(2015) peneliti menggunakan uji chi penderita Ruam popok derajat 3
square dengan nilai signifikasi (ρ) sebesar Sebanyak 6 responden (28.6%), dan
0,00 < α = 0,05 sehingga Ho ditolak.
5
yang tidak penderita ruam popok DAFTAR PUSTAKA
Sebanyak 5 responden (23.8%).
5. Dari hasil analisa statistik dengan Anggraini, D. A, dkk (2009). Faktor-faktor
menggunakan Uji Kolmogorov-smirnov yang berhubungan dengan kejadian
diperoleh Lama Pemakaian Popok hipertensi pada pasien yang berobat
Pvalue = 0.000 (<0,05), dan diperoleh di poliklinik dewasa. Diakses pada
nilai Ruam Popok Pvalue = 0.008 Desember 2017.
(<0,05), berarti Ho ditolak dan Ha
diterima artinya bahwa ada Hubungan Dewi.(2012).
lamanya pengguanaan diapers dengan Fisiologitekanandarah.Diperolehdari
ruam popok pada Bayi. https://wisuda.unud.ac.id/
pdf/1102305024-3-bab%20ii.pdf,
SARAN padatanggal 12desember 2017.
Dari hasil penelitian “Hubungan
Durasi Penggunaan Diapers Dengan Ruam Figueroa et al. (2010). Effect of papaya
Popok Pada Bayi ”.Maka peneliti suplementation on aortic blood
memberikan saran: pressure and wave reflection wuth
prehypertension. Amerika Journal Of
1. Bagi responden Hipertensi.
Disarankan kepada responden agar
tetap memperhatikan apa yang Joint National Comitteon Prevention,
dikenaan oleh bayi sesusai dengan (2008). Delection,Evaluation and
aturan yang ada, untu menghindari treatment of high blood presseru.
terjadinya ruam popok pada bayi. National Of Hight Blood Pressure:
2. Bagi Instansi kesehatan 98-480.
Disarankan kepada puskesmas
ataupun instansi kesehatan dapat Riskesdas.(2011).
lebih sering memberikan pendidikan Prevalensihipertensi.Diperolehdari
kesehatan bagi para Orangtua bayi http//www.google.co.id/
dan pada masyarakat khususnya searchmasalah-hipertensi-di-
untuk lebih meningkatkan indonesia.html,padatanggal 15
pengetahuan masyarakat tentang November 2017.
kesehatan terutama untuk kesehatan Rudianto, (2013). Pelayanan keperawatan
bayi dan anak. bagi penderita hipertensi.
3. Bagi Instansi pendidikan Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hasil dari penelitian dapat di
gunakan sebagai salah satu referensi Triyanto, (2014). Pelayanan keperawatan
Dalam melaksanakan penelitian bagi penderita hipertensi secara
terkait tentang ruam popok/Diaper terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu.
rash.
4. Bagi Peneliti WHO. (2013). Prevalensi Hypertension.
Dapat menambah Ilmu pengetahuan Word Healt Organization.
dan memperdalam pegalaman
peneliti tentang riset keperawatan
serta pengembangan wawasan
tentang penelitan faktor- faktor yang
dapat meningkat resiko terjadinya
Ruam Popok pada bayi.
6
7