Sei sulla pagina 1di 10

Jurnal Anestesiologi Indonesia

PENELITIAN
PERBANDINGAN DOSIS INDUKSI DAN PEMELIHARAAN PROPOFOL
PADA OPERASI ONKOLOGI MAYOR YANG MENDAPATKAN

COMPARISON OF INDUCTION AND MAINTENANCE DOSE OF PROPOFOL


IN ONCOLOGY MAJOR SURGERY PATIENTS WITH AND WITHOUT

Ida Bagus Okta, I Made Subagiartha*, Made Wiryana*


*Bagian / SMF Ilmu Anestesi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Udayana / Rumah
Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar

Correspondence/ Korespondensi : Ida Bagus Okta

ABSTRACT
Background : General anesthesia the most technique ever done compare to other
technique of anesthesia. Total Intravenous Anesthesia using propofol are developed
extensively, because of less PONV incidence, cost of anesthesia, and recovery time.
Technique, tools and drugs are studied to decrease needs of propofol intraoperative
because of life-threatening side effect of propofol, as we know PRIS (propofol related
infusion syndrome), could cause fatal morbidity and mortality.
Objective : To compare induction and maintenance dose of propofol needs
intraoperative between gabapentin group and control group, furthermore to
generalized use of gabapentin as acutely use in perioperative management.
Methods : This study is using double blind clinical trial, to controled reseacher
expectation and subject manipulation to the result of study. Study divided two group,
gabapentin group and control group. 32 sample each group has done their major
oncology surgery using same technique total intravenous propofol with TCI.
Result : Dose of induction in gabapentin group have median 1,15 mg/kgbw compare to
control group have median 1,48 mg/kgbw (p < 0,001). Maintenance dose to group
gabapentin have mean 93,27 mcg/kgbw/minute compare to group control have mean
123,80 mcg/kgbw/minute (p < 0,001).
Conclusion : Oral premedication gabapentin 600 mg effective to decrease induction
and maintenance doses of propofol use in technique total intravenous anesthesia to
maintain surgery. Furthermore gabapentin premedication could generalized use as
agent to decrease needs of propofol intraoperative.
Keyword : gabapentin, propofol, total intravenous anesthesia

ABSTRAK
Latar Belakang : Anestesi umum merupakan teknik anestesi yang paling sering
dikerjakan dibandingkan dengan teknik anestesi lain. Total Intravena Anestesi
menggunakan propofol telah dikembangkan secara luas, karena menurunnya angka
insiden PONV, biaya anestesi yang lebih murah, dan waktu pulih yang cepat. Berbagai

Volume IX, Nomor 3, Tahun 2017


136 Volume IX, Nomor 3, Tahun 2017
Terakreditasi DIKTI dengan masa berlaku 3 Juli 2014 - 2 Juli 2019
Dasar SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 212/P/2014
Jurnal Anestesiologi Indonesia

teknik, alat dan obat-obatan diteliti untuk mengurangi dosis propofol yang diperlukan
durasi operasi karena efek samping propofol yang berbahaya, yang dikenal PRIS
(Propofol Related Infusion Syndrome), yang dapat menyebabkan morbiditas dan
mortalitas yang tinggi.
Tujuan : Untuk membandingkan dosis induksi dan pemeliharaan propofol yang
diperlukan intraoperatif antara kelompok gabapentin dan kelompok kontrol. Selanjutnya
hasil penelitian dapat digunakan secara umum dalam penggunaan gabapentin sebagai
obat akut pada periode perioperatif.
Metode : Penelitian ini adalah double blind clinical trial. Teknik penelitian ini dapat
mengkontrol ekspektasi dan manipulasi subjek penelitian terhadap prosedur penelitian
sehingga dapat menghasilkan hasil yang valid dan terpercaya. Penelitian dibagi menjadi
dua kelompok, kelompok gabapentin dan kelompok kontrol. 32 sampel tiap kelompok
telah menjalani operasi onkologi mayor dengan teknik anestesi yang sama total
intravena propofol dengan TCI.
Hasil : Dosis induksi kelompok gabapentin memiliki 1,15 mg/kgbb dibandingkan
dengan kelompok kontrol yang memiliki median 1,48 mg/kgbb (p < 0,001). Dosis
pemeliharaan kelompok gabapentin memiliki median 93,27 mcg/kgbb/menit
dibandingkan kelompok kontrol yang memiliki median 123,80 mcg/kgbb/menit (p <
0,001).

PENDAHULUAN intravena yang paling sering digunakan


dalam praktek sehari-hari. Onset kerja
Anestesi umum merupakan teknik cepat, antimuntah, waktu pulih singkat,
anestesi yang paling sering digunakan anti-inflamasi, menurunkan CMRO2
dibandingkan dengan teknik anestesi otak, merupakan beberapa kelebihan
lain. 70-80 persen kasus pembedahan dari efek propofol yang sudah terbukti
memerlukan tindakan anestesi umum. dalam penelitian sebelumnya.5,6 Nyeri
Anestesi intravena total merupakan salah pada saat penyuntikan, hipotensi, dan
satu bagian dari teknik anestesi umum.1,2 PRIS merupakan efek samping yang
Pada penelitian tentang cost anestesi paling dihindari pada saat seorang ahli
didapatkan anestesi intravena total lebih anestesi menggunakan propofol.5 PRIS
rendah dibandingkan teknik anestesi (Propofol Related Infusion Syndrom)
umum inhalasi isoflurane dengan adalah efek samping propofol yang
kelebihan lain yaitu onset yang cepat, paling berbahaya dengan tingkat
angka insiden PONV yang lebih rendah, mortalitas dan morbiditas yang tinggi.
dan waktu pemulihan yang lebih cepat. Menurunkan kebutuhan dosis propofol
3,4
durasi operasi dapat menurunkan resiko
terjadinya PRIS. Teknik pemberian
Propofol merupakan agen anestesi

Volume IX, Nomor 3, Tahun 2017 137


Jurnal Anestesiologi Indonesia

dengan alat dan tambahan adjuvan obat standar deviasi gabungan dari
sudah diteliti dalam usaha menurunkan penelitian sebelumnya (Neerja Bharti
kebutuhan propofol durasi tindakan 2013), didapatkan 29 sampel yang
diagnostik maupun operasi.1,2,5,7 diperlukan tiap kelompok. Dengan
Penggunaan TCI dan BIS indeks menghitung 10 persen angka
memungkinkan pemberian propofol kemungkinan sampel mengalami drop
yang lebih efisien.1,2 Penggunaan TCI out, jumlah sampel yang diperlukan
dan BIS juga memungkinkan tiap kelompok adalah 32 sampel.
dilakukannya studi obat adjuvan yang
digunakan untuk mengurangi dosis Sampel penelitian ini dilakukan di
propofol.1,2 ruang operasi bedah sentral RSUP
Sanglah Denpasar antara bulan
Pada penelitian sebelumnya gabapentin September hingga Oktober 2016.
dapat menurunkan tingkat kecemasan Dengan menetapkan kriteria inklusi
preoperasi, serta menurunkan dosis adalah pasien yang akan dilakukan
induksi dan pemeliharaan propofol operasi bedah mayor onkologi dengan
yang diperlukan durasi operasi anestesi umum dengan usia antara 16-
mastektomi. Pada penelitian ini ide 64 tahun. Sedangkan kriteria eksklusi
yang digunakan sama, namun dengan sampel adalah pasien yang menolak
mengubah metode teknis yang ikut serta / menandatangani informed
digunakan pada penelitian sebelumnya consent, status fisik ASA III, IV dan V,
yang menggunakan syringe pump dan BMI kurang dari 18,5 kg/m2 atau lebih
N2O menjadi murni menggunakan dari 30 kg/m2, alergi dengan obat-
propofol dengan mesin TCI dan obatan yang akan diberikan selama
monitor BIS indeks.7 penelitian ini, serta pasien-pasien yang
memiliki riwayat kelainan
METODE kardiovaskular, psikiatri, defisit
neurologis, dan serebrovaskular.
Penelitian ini menggunakan teknik
Sehingga didapatkan sampel eligibel
double blind clinical trial, untuk
yang ditargetkan sebanyak 32 orang
meminimalisir ekspektasi dan
tiap kelompok.
manipulasi subjek sehingga
menghasilkan hasil yang sangat Semua sampel yang didapatkan
dipercaya. Penelitian ini dibagi menjadi diberikan premedikasi oral dalam
2 kelompok, kelompok 1 adalah bentuk kapsul dan diberikan penomoran
kelompok gabapentin, kelompok 2 oleh pihak ketiga. Kemudian pada
adalah kelompok kontrol. Setelah semua sampel mendapatkan perlakuan
dilakukan perhitungan jumlah dengan yang sama yaitu anestesi total intravena
formula rumus penelitian analitik dengan propofol TCI, dosis
dengan skala data numerik tidak premedikasi midazolam sesuai berat
berpasangan, serta menggunakan

138 Volume IX, Nomor 3, Tahun 2017


Jurnal Anestesiologi Indonesia

badan, dosis fentanyl sesuai berat propofol pemeliharaan adalah jumlah


badan, NSAID sesuai berat badan. volume propofol yang disuntikan dan
Kemudian dilakukan pencatatan dosis direkam dari mesin TCI dari mulai
propofol saat induksi dan pemeliharaan, insisi pembedahan hingga operasi
fluktuasi hemodinamik (tekanan darah, selesai yang ditandai dengan jahitan
Nadi), waktu pulih, dan efek samping luka terakhir, jumlah volume yang
yang terjadi. Setelah semua sampel disuntikan dikali 10.000, kemudian
terpenuhi pihak ketiga memberikan dibagi berat badan dalam kilogram dan
data penomoran sampel dan jenis obat durasi waktu operasi dalam menit,
premedikasi yang didapatkan dalam satuan dosis pemeliharaan dengan
kapsul (gabapentin 600 mg atau gula). mikrogram perkilogram berat badan
permenit (mcg/kgbb/menit).
Variabel bebas pada penelitian ini
adalah pemberian obat premedikasi HASIL
gabapentin atau plasebo. Variabel
tergantung pada penelitian ini adalah 64 sampel telah berhasil menjalani
jumlah dosis propofol induksi dan prosedur penelitian, dan tidak ada
pemeliharaan. Sedangkan variabel sampel yang mengalami drop out.
perancu dibagi menjadi dua yaitu
Berdasarkan analisa statistik dengan
variabel yang dikontrol dengan
Chi-Square test dan Mann-Whitney test
distribusi frekuensi dan uji statistik
yang ditampilkan pada tabel 1.1
adalah jenis kelamin, umur, status Fisik
didapatkan pada kedua kelompok tidak
ASA, dan BMI. Sedangkan variabel
didapatkan perbedaan karakteristik
yang dikontrol dengan design penelitian
subjek yang bermakna (p > 0,05).
adalah mode TCI, kedalaman anestesi
Sehingga hasil penelitian ini tidak lagi
dengan BIS indeks, ETCO2, Jumlah
dipengaruhi oleh perbedaan
opioid, jumlah dosis NSAID,
karakteristik pada kedua kelompok.
midazolam, jenis operasi dan lama
operasi. Variabel perancu dikontrol Hasil analisa statistik data rerata dosis
dengan design penelitian dan dengan induksi dan pemeliharaan yang
analisa statistik. ditampilkan pada tabel 1.2 didapatkan
dosis yang dibutuhkan pada kelompok
Definisi operasional dosis propofol
gabapentin lebih rendah daripada
induksi adalah jumlah dosis propofol
kelompok kontrol dan secara statistik
yang disuntikan dan direkam dengan
berbeda bermakna p < 0,001.
mesin TCI mulai dari pasien sadar
hingga terhipnotis dengan monitor BIS Hasil pencatatan dan uji statistik waktu
indeks menunjukan 40-60, dikalikan pulih sadar pada kedua kelompok
10, kemudian dibagi dengan berat didapatkan pada kelompok gabapentin
badan pasien (mg/kgBB). Dosis median 6 menit, sedangkan pada

Volume IX, Nomor 3, Tahun 2017 139


Jurnal Anestesiologi Indonesia

kelompok kontrol median 6 menit. obat ini memiliki efek yang sinergis
Setelah dilakukan uji statistik dengan terhadap propofol.
Mann Whitney test nilai p = 0,47,
secara statistik tidak berbeda bermakna. Penelitian ini merupakan penelitian uji
klinis dengan metode double blind,
PEMBAHASAN metode ini merupakan metode paling
mutakhir dan terpercaya yang
Pada awal ditemukannya gabapentin digunakan untuk membandingkan
merupakan obat yang digunakan perbedaan efek obat dengan kontrolnya.
sebagai pengobatan antikejang Prosedur penelitian berhasil dijalankan
8
epilepsi. Seiring berkembangnya pada 64 eligible sample.
waktu beberapa studi mengatakan obat
ini dapat digunakan sebagai obat Dalam pengetahuan penulis belum
antinyeri kronis / nyeri kanker.8 banyak clinical trial yang dilakukan
Berdasarkan studi saat ini penggunaan untuk mengevaluasi efek gabapentin
gabapentin lebih mengarah kepada terhadap dosis propofol intraoperatif.
penggunaan akut yang digunakan Namun, penelitian terbaru pada efek
sebagai adjuvan anti-nyeri perioperatif, gabapentin terhadap nyeri pasien pasca
anti-cemas perioperatif, pencegahan kraniotomi melaporkan juga adanya
nyeri kronis perioperatif, serta yang penurunan konsumsi propofol setelah
terbaru dikerjakan studi mengenai diberikan gabapentin 1200 mg.12
pengaruh gabapentin terhadap dosis Penurunan konsumsi propofol pada
sedasi-hipnotik yang digunakan pasien yang mendapatkan gabapentin
7,9
perioperatif. kemungkinan disebabkan karena efek
potensiasi secara langsung terhadap
Mekanisme kerja gabapentin adalah obat-obatan anestesi melalui efek
menghambat masuknya kalsium dan antagonis NMDA dari gabapentin.
pengurangan pelepasan neurotransmiter Mekanisme lain yang dapat berperan
excitatory melalui N methyl D- dalam penurunan konsumsi propofol
aspartate (NMDA) dan mengurangi adalah menurunnya pelepasan
aktivasi dari reseptor 2-amino-3- (5- katekolamin atau respon stress terhadap
methyl-3-oxo-1,2-oxazol-4-yl) pembedahan.13
propanoic acid (AMPA).10,11 Laporan
dari studi di Taiwan gabapentin Bioavailabilitas gabapentin pada dosis
menurunkan secara bermakna dosis 300 mg adalah ≈ 60%, sedangkan pada
induksi dan pemeliharaan propofol dosis 600 mg adalah ≈ 40%, dan
yang dibutuhkan pada operasi menurun dan menetap ≈ 35%, pada
7
mastektomi. Obat ini dikombinasikan dosis 1600 mg yang dibagi dalam tiga
dengan propofol efektif digunakan kali pemberian. Kadar puncak di dalam
sebagai agen penanganan kejang plasma (Cmax) gabapentin adalah 2,7 –
refrakter.9 Berdasarkan studi tersebut 2,99 mg/L dicapai dalam 2 – 3,2 jam

140 Volume IX, Nomor 3, Tahun 2017


Jurnal Anestesiologi Indonesia

setelah pemberian dosis tunggal 300 induksi propofol yang digunakan pada
mg. Sebagai akibat dari absorbsi kelompok gabapentin lebih rendah
gabapentin yang jenuh tergantung (median 1,15 mg/kgbb) dibandingkan
dosis, Cmax meningkat kurang dari tiga kelompok kontrol (median 1,48 mg/
kali lipat bila dosisnya dinaikkan dari kgbb), perbedaan dosis induksi
300 mg mejadi 900 mg. Dari penelitian diperkuat dengan uji statistik Mann-
sebelumnya juga ditemukan gabapentin Whitney test dengan p < 0,001. Hasil
600 mg tidak menimbulkan efek tersebut memperkuat hasil penelitian
samping yang signifikan kecuali Neerja bharti 2013 di Taiwan yang
dizzines yang ringan pada beberapa menyatakan dosis induksi propofol
pasien. Tidak ditemukan efek samping lebih rendah pada kelompok gabapentin
seperti sakit kepala, tremor, ataksia, (kempompok gabapentin median 1,44
nistagmus, sedasi berlebihan, dan mg/kgbb, sedangkan kelompok kontrol
depresi pernafasan.14 Berdasarkan 1,66 mg/kgbb). Perbedaan hasil pada
literatur tersebut dipilih dosis oral penelitian ini dibandingkan penelitian
gabapentin 600 mg diberikan 2 jam di taiwan kemungkinan disebabkan
sebelum tindakan operasi. pada penelitian ini menggunakan teknik
TIVA menggunakan alat TCI,
Dari data pencatatan dan uji statistik sedangkan pada penelitian Neerja bharti
karakteristik jenis kelamin, umur, BMI, menggunakan alat syringe pump.
ASA, sampel tidak berbeda bermakna
(p > 0,05), sehingga hasil penelitian ini Hasil perbandingan dosis pemeliharaan
tidak lagi dipengaruhi oleh perbedaan propofol yang digunakan pada
karakteristik pada kedua kelompok kelompok gabapentin lebih rendah
penelitian. Variabel mode TCI, (median 93,27 ± 6,1 mcg/Kgbb/menit)
kedalaman anestesi dengan monitor dibandingkan kelompok kontrol
BIS indeks, ETCO2, Jumlah opioid (median 123,81 ± 18,1 mcg/kgbb/
perkilogram berat badan persatuan menit), perbedaan dosis pemeliharaan
waktu, jumlah dosis ketorolac propofol diperkuat dengan uji statistik
perkilogram berat badan, midazolam Mann-Whitney test p < 0,001. Selaras
perkilogram berat badan, jenis operasi dengan penelitian ini hasil penelitian
dan lama operasi juga dilakukan Neerja bharti dimana dosis
pengontrolan ketat secara prosedural pemeliharaan kelompok gabapentin
desain penelitian sehingga tidak ada median 73,50 mcg/kgbb/menit lebih
perbedaan yang bermakna pada kedua rendah dibandingkan kelompok kontrol
kelompok yang dapat mempengaruhi 93,85 mcg/kgbb/menit dengan p =
hasil penelitian dan tidak diperlukan 0,009. Perbedaan hasil dosis
pembuktian secara statistik. pemeliharaan propofol pada penelitian
ini dibandingkan dengan penelitian
Hasil pencatatan perbandingan dosis Neerja bharti kemungkinan disebabkan

Volume IX, Nomor 3, Tahun 2017 141


Jurnal Anestesiologi Indonesia

pada penelitian Neerja bharti retata dan laju nadi pada empat kondisi
menggunakan N2O 60% sebagai agen (basal, induksi, laringoskopi-intubasi,
kombinasi pemeliharaan dengan insisi pembedahan). Dari grafik 1.1 dan
propofol, sedangkan pada penelitian ini 1.2 tampak perbedaan nominal angka
hanya menggunakan agen pemeliharaan fluktuasi tekanan arteri rerata dan laju
propofol TCI. nadi, namun dari hasil pencatatan
perbedaan nominal angka tersebut tidak
Sebagai data penunjang tambahan pada bermakna secara klinis.
penelitian ini juga dicatat konsentrasi
TCI minimum dan maksimum untuk SIMPULAN
pemeliharaan anestesi durasi operasi
dengan panduan target tercapainya BIS Gabapentin menurunkan dosis induksi
Indeks 50-60 pada kedua kelompok. dan pemeliharaan propofol secara
Didapatkan konsentrasi target TCI efektif. Gabapentin juga tidak
minimum pada kelompok gabapentin memperpanjang waktu pulih
median 1,6 mcg/ml sedangkan pada dibandingkan dengan kelompok
kelompok kontrol median 2,2 mcg/ml, kontrol. Tidak ada efek samping atau
konsentrasi target TCI maksimum pada komplikasi yang berarti pada kedua
kelompok gabapentin median 2,2 mcg/ kelompok penelitian. Penggunaan
ml sedangkan pada kelompok kontrol gabapentin oral sebagai premedikasi
2,5 mcg/ml. Perbedaan hasil pada dapat digeneralisir pada operasi lain.
kelompok terbukti dengan uji statistik
non parametrik Mann Whitney tes (data
tidak berdistribusi normal) p < 0,001.

Efek sinergis gabapentin-propofol


dalam proses pemeliharaan sedasi-
hipnotika menimbulkan perkiraan dapat
memperpanjang waktu pulih, sehingga
dilakukan pencatatan waktu pulih pada
kedua kelompok untuk dibandingkan.
Dari hasil didapatkan tidak ada
perbedaan bermakna dari waktu pulih
pada kelompok gabapentin (median 6
menit) dibandingkan kelompok kontrol
(median 6 menit), hasil ini diperkuat
dengan uji statistik dengan Mann
Whitney tes p = 0,47.

Dilakukan pencatatan pemantauan


fluktuasi hemodinamik tekanan arteri

142 Volume IX, Nomor 3, Tahun 2017


Jurnal Anestesiologi Indonesia

Tabel 1.1 Karakteristik Subyek Berdasarkan Kelompok Perlakuan


Karakteristik Kelompok Perlakuan Nilai p
G (n=32) K (n=32)
Jenis kelamin :
Laki-laki f (%) 7 (69,2) 3 (92,5) 0,168 a
Perempuan f (%) 25 (30,8) 28 (7,7)

Umur (tahun) 49 (13) 45,5 (18) 0,979 b


(Median)

BMI (Median) 23,55 22,04 0,234 b

Status fisik ASA :


ASA 1 f (%) 10 (31,2) 15 (46,9) 0,200 a
ASA 2 f (%) 22 (68,8) 17 (53,1)

Keterangan :
G = Kelompok Gabapentin
K = Kelompok Kontrol
f (%) = Frekuensi (Persentase)
SD = Standar Deviasi
a = Chi-Square test

Tabel 1.2 Hasil Analisis Perbedaan Rerata Dosis Induksi (satuan


miligram/kilogram berat badan) dan Pemeliharaan Propofol
Berdasarkan Kelompok Perlakuan (satuan mikrogram/kilogram berat

Variabel Perlakuan Beda Nilai p


G (n=13) K (n=13) rerata
Induksi 1,15 (IR 0,2) 1,48 (IR 0,2) 0,33 < 0,001a
mg/KgBB Mg/KgBB
Pemeliharaan 93,27 ± 6,17 123,81 ± 18,1 30,54 <0,001a
Mcg/Kgbb/menit mcg/kgbb/menit
(rerata±SD)
Waktu Pulih 6 (menit) 6 (menit) 0 0,47
Keterangan :
G = Kelompok Gabapentin
K = Kelompok Kontrol
SD = Standar Deviasi

Volume IX, Nomor 3, Tahun 2017 143


Jurnal Anestesiologi Indonesia

Gambar 1.1 Grafik Fluktuasi Hemodinamik Tekanan Arteri Rerata (MAP)


saat basal, induksi, laringoskopi-intubasi dan Insisi Pembedahan

Gambar 1.2 Grafik Fluktuasi Hemodinamik Laju Nadi Saat Basal, Induksi,
Laringoskopi-Intubasi dan Insisi Pembedahan.

144 Volume IX, Nomor 3, Tahun 2017


Jurnal Anestesiologi Indonesia

DAFTAR PUSTAKA 7. Bharti, Neerja., Bala, Indu.,


Narayan, Vidhya., Singh, Gurpret.
1. Absalom, A.R., Struys, M. Effect of gabapentin pretreatment on
Overview of Target Controlled propofol consumption,
Infusions and Total Intravenous hemodynamic variables, and
Anaesthesia. Edisi ke 2. 2007. postoperative pain relief in breast
English: Academia Press. cancer surgery. Acta
2. Absalom, A. R., Sutcliffe N., Kenny, Anaesthesiologica Taiwanica. 2013.
G. N. Closed-loop control of 10-13.
anesthesia using bispektral index: 8. Bertrand, S., dkk. The
performance assessment in patients Anticonvulsant, Antihyperlagesic
undergoing major orthopedic Agent Gabapentin Is an Agonist at
surgery under combined general and Brain γ-Aminobutyric Acid Tupe B
regional anesthesia. Anesthesiology. Receptors Negatively Coupled to
2002.96:67-73. Voltage-Dependent Calcium
3. Adi, Pramana, Wiryana. “Analisis Channels. J Pharmacol Exp Ther.
minimalisasi biaya anestesi umum 2001; 298: 15-24.
propofol target controlled infusion 9. Pandey, C.K., et al. Pre-emptive use
(TCI) dan anestesi inhalasi pada of Gabapentin significantly decrease
pasien operasi bedah mayor post operative & rescue analgesic
onkologi di RSUP Sanglah”. Bagian requirement in laparoscopic
Anestesiologi dan Terapi Intensif. cholecystectomy. Can J Anaes.
[Tesis] Denpasar : Fakultas 2004; 51(4): 358-362.
Kedokteran Universitas Udayana; 10.Patel, M.K., Gonzalez, M.I.,
2015 Bramwell, S., Pinnock, R.D., Lee,
4. Iswahyudi, Sinardja, K., Senapathi, K. Gabapentin inhibits excitatory
T.G.A. “Analisis biaya periode synaptic transmission in the
intraoperatif anestesi intravena total hyperalgesic spinal cord. Br J
propofol target controlled infusion Pharmacol; 2000; 130:1731–1734.
(TCI) dengan anestesi inhalasi 11.Rose, M.A., Kam, P.C.A.
sevoflurane pada pasien operasi Gabapentin : pharmacology and its
bedah mayor onkologi di RSUP use in pain management.
Sanglah Tahun 2013”. Bagian Anaesthesia. 2002.57: 451-462.
Anestesiologi dan Terapi Intensif. 12.Türe H, Sayin M, Karlikaya G,
[Tesis] Denpasar : Fakultas Bingol CA, Aykac B, Türe U. The
Kedokteran Universitas Udayana; analgesic effect of gabapentin as a
2013 prophylactic anticonvulsant drug on
5. Stoelting, R. K., Hiller, S. C. postcraniotomy pain: a prospective
Nonbarbiturate Intravenous randomized study. Anesth Analg
Anesthetic Drugs. Dalam : 2009;109:1625e31.
Pharmacology & Physiology in 13.Todd RD, McDavid SM, Brindley
Anesthetic Practice. Edisi ke 4. RL, Jewell ML, Currie KP.
Philadelphia: Lippincott William & Gabapentin inhibits catecholamine
Wilkins. 2006;155-63 release from adrenal chromaffin
6. Bertram, G., Katzung. Basic and cells. Anesthesiology 2012;116:
Clinical Pharmacology. 2004; 9:413- 1013e24.
14 14.Kade, Senapathi, T.G.A., Wiryana.

Volume IX, Nomor 3, Tahun 2017 145

Potrebbero piacerti anche