Sei sulla pagina 1di 12

WARTA ARDHIA

Jurnal Perhubungan Udara


p-ISSN: 0215-9066 (print), e-ISSN: 2528-4045 (online), www.wartaardhia.com

Analisis Pemilihan Moda Transportasi dengan Metode Discrete Choice Model (Studi
Kasus: Bandara Internasional Soekarno Hatta)

Transportation Mode Choice Analysis with Discrete Choice Model Methode (Case Study:
Soekarno-Hatta International Airport)

Dodi1), Nahdalina2)
Universitas Gunadarma, Kampus G, Jl. Komjen Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Jawa Barat
email: dodibojes@yahoo.co.id1), nahdalina@yahoo.com2)
INFO ARTIKEL ABSTRACT / ABSTRAK
Histori Artikel: Mode choice is a process of separating people travel to understand the
Diterima: 25 Desember 2018
connection between transportation mode with a factor that influences the
Direvisi: 06 Januari 2019
Disetujui: 07 Januari 2019 choice of other modes. This study aims to build a discrete choice model to
Dipublikasi Online:17 Jan 2019 predict the choice of transportation mode for the destination travel. There are
1283 respondents that filling in the questionnaires, using the variables namely
Keywords: distance, time, and cost. The selected modes are private car, taxi and damri
transportation, choice mode, bus. Mode choice analysis using difference binary logit model and ratio binary
discrete choice model. logit model. The results of the analysis show that as much as 42.01% of people
use private cars from their place of origin to Soekarno Hatta International
Kata kunci:
Airport, 38.74% of people use the mode of car taxi from Soekarno Hatta
transportasi, pemilihan moda,
discrete choice model. International Airport to place of origin, if the community have the alternate
option using electric trains then 54,87% of people will not switch their
Permalink/DOI: transportation mode, the factors that affect the travel are; the time with a
https://dx.doi.org/10.25104/wa percentage of 48.95%, the income earning <Rp.5,000,000 as much as 48.48%,
.v44i2.334.81-92 travel time of 1-3 hours as much as 50.97%, travel distance > 50 km as much
as 33.52%, while the use of difference binary logit model has the score α= - 0,67
©2018 Puslitbang Transportasi
dan β= 0, and ratio binary logit model with the score α= 0,77 dan β=0,75.
Udara, Badan Litbang
Perhubungan-Kementerian Pemilihan moda adalah suatu proses memisahkan perjalanan orang
Perhubungan RI. This is an open untuk memahami hubungan antara moda dengan suatu faktor yang
access article under the CC BY-
mempengaruhi pemilihan moda lainnya. Penelitian ini bertujuan
NC-SA license
https:/creativecommons.org/lice membangun model pilihan diskrit untuk memprediksi moda transportasi
nses/by-nc-sa/4.0/. yang dipilih untuk perjalanan tujuan. Jumlah kuisioner yang didapat yaitu
sebanyak 1283 responden, variabel yang digunakan yaitu jarak, waktu dan
biaya. Moda yang dipilih yaitu mobil pribadi, taxi, dan bus damri. Analisis
pemilihan moda menggunakan model logit biner selisih dan logit biner
Nisbah. Hasil analisa diketahui bahwa sebanyak 42,01% masyarakat
menggunakan mobil pribadi dari tempat asal – Bandara Internasional
Soekarno Hatta, 38,74% masyarakat menggunakan moda Taxi mobil dari
Bandar International Soekarno Hatta – Tempat asal, jika masyarakat di
alihkan dengan menggunakan kereta listrik 54,87% memilih tidak beralih
moda transportasinya, faktor yang mempengaruhi perjalanan yaitu waktu
dengan presentase sebanyak 48,95%, masyarakat berpenghasilan
<Rp.5.000.000 sebanyak 48,48%, waktu tempuh perjalanan 1 – 3 jam
sebanyak 50,97%, dengan jarak tempuh > 50 km 33,52%, menggunakan
metode model logit biner selisih dengan nilai α= - 0,67 dan β= 0,0000053
dan model logit biner nisbah dengan nilai α= 0,77 dan β=0,75.

Analisis Pemilihan Moda Transportasi dengan Metode Discrete Choice Model (Studi Kasus:
81
Bandara Internasional Soekarno Hatta), (Dodi, Nahdalina)
PENDAHULUAN penumpang, dan memperkirakan efek
Transportasi adalah kegiatan pemindahan marjinalnya. Faktor-faktor kunci dalam
barang (muatan) dan penumpang dari suatu pilihan penumpang yang terungkap dapat
tempat ke tempat lain atau dari tempat asal ke digunakan untuk meningkatkan mobil
tempat tujuan (Abbas Salim, 2000). pribadi, layanan Taxi, bus dan operator kereta
Transportasi merupakan urat nadi kehidupan api (Pavlyuk & Gromule, 2010).
berbangsa dan bernegara yang berperan Model pemilihan diskrit terpilah untuk
sebagai penggerak, pendorong dan penunjang menganalisis preferensi pilihan moda ketika
pembangunan. Keberhasilan pembangunan mereka memilih moda dari tempat asal ke
suatu wilayah, sangatlah ditentukan oleh Bandara Internasional Soekarna Hatta.
dukungan sistim transportasi yang handal Atribut model didasarkan pada karakteristik
dan berkemampuan tinggi. Sistem responden dan kebiasaan perjalanan (Vidana-
transportasi terdiri dari sarana dan prasarana Bencomo, Balal, Anderson, & Hernandez,
yang didukung oleh tata laksana dan sumber 2018).
daya manusia yang membentuk jaringan Permasalahan dasar dari analisis
prasarana dan jaringan pelayanan. Elemen pemilihan diskrit adalah pemodelan suatu
yang terkait dalam sistem transportasi baik pilihan dari alternatif-alternatif yang saling
sarana, prasarana maupun pergerakan lepas, namun mencakup semua kemungkinan
antarmoda, antara lain kelaikan, sertifikasi, pilihan yang ada. Untuk membuat pemodelan
perambuan, kenavigasian, sumber daya diskrit tidak selalu sukses maka digunakan
manusia, geografis, demografi dan lain-lain. konsep random utility. Pada konsep ini utilitas
Transportasi umum merupakan moda yang sesungguhnya dari alternatif dianggap
transportasi yang berkelanjutan yang sebagai variabel acak, sehingga kemungkinan
mengurangi baik peningkatan tingkat polusi sebuah alternative dipilih sebagai peluang
dan kemacetan lalu lintas dan statistik, untuk alternatif yang punya utilitas terbesar (Ben-
mengidentifikasi faktor-faktor yang Akiva et al., 1985).
memengaruhi pilihan moda, Penggabungan alternatif pilihan dalam
memperkenalkan sepeda sebagai alternatif model pilihan diskrit, Metode yang lebih
untuk perjalanan menggunakan model pilihan umum digunakan untuk memilih alternatif
diskrit. Hasil ini menunjukkan bahwa terpilah representatif atau rata-rata atribut di
ketersediaan infrastruktur merupakan seluruh alternatif terpilah. Hasilnya
variabel kunci untuk perubahan modal dan menunjukkan bahwa hanya metode agregasi
bahwa pemberian insentif seperti makanan memberikan estimasi parameter dan
tidak memengaruhi pilihan moda. Hasil ini keyakinan yang tidak bias. Konsisten dengan
dibagikan dengan otoritas lokal sebagai menemukan perbedaan besar antara
argumen terhadap investasi jalur siklus dan perkiraan yang dihasilkan di berbagai metode
hibah transportasi umum(Orozco-Fontalvo, agregasi (Wong, Brownstone, & Bunch, 2018).
Arévalo-Támara, Guerrero-Barbosa, & Metode analisis deskriptif terhadap
Gutiérrez-Torres, 2018). karakteristik pemilihan moda transportasi
Model pilihan diskrit memprediksi oleh responden dan metode evaluatif berupa
keputusan yang dibuat oleh individu (seperti analisa korelasi variabel yang mempengaruhi
mode atau pilihan rute) sebagai fungsi dari pemilihan moda transportasi serta analisa
sejumlah variabel. Dalam penelitian ini pemodelan pemilihan moda transportasi
membangun dua model pilihan diskrit untuk variabel waktu tempuh, biaya tempuh, jarak
memprediksi moda transportasi yang disukai tempuh dan intensitas pergantian moda
untuk perjalanan arah tempat asal ke Bandara tranportasi merupakan variabel yang
Internasional Soekarno Hatta dan Bandara mempengaruhi responden dalam melakukan
Internasional Soekarno Hatta ke tempat asal pemilihan moda transportasi (Primasari,
serta menyelidiki pengaruh berbagai faktor Ernawati, & W, 2013).
yang dapat mempengaruhi pilihan Córdoba & Jaramillo (2012) menjelaskan
Penerapan model pilihan diskrit hibrida
82 Warta Ardhia, Volume 44 No. 2 Desember 2018, hal 81-92
untuk sampel karyawan dan profesor transportasi yang ada, namun sudah
universitas dan mengusulkan cara di mana tes merambah kepada aspek-aspek lainnya,
psikometri dapat digunakan dalam model seperti pendapatan rendah, urbanisasi yang
pilihan diskrit hibrida. Hasil kami cepat, terbatasnya sumber daya, khususnya
menunjukkan bahwa model hibrida yang dana, kualitas dan kuantitas data yang
menyertakan variabel psikologis laten lebih berkaitan dengan transportasi, kualitas
unggul daripada model tradisional yang sumber daya manusia, disiplin yang rendah,
mengabaikan efek perilaku pengguna. dan lemahnya perencanaan dan
Model misspesifikasi adalah masalah pengendalian, sehingga aspek-aspek tersebut
serius karena misspesifikasi umumnya memperparah masalah transportasi (Ofyar Z.
memberikan inferensi statistik tidak valid. Tamim, 1997).
Namun, pengujian spesifikasi model pilihan Transportasi di perkotaan merupakan
diskrit jarang diterapkan. Prosedur tes interaksi antara transpor, tata guna lahan
nonparametrik yang menggunakan (land use), populasi penduduk dan kegiatan
kombinasi plot residu halus dan statistik uji ekonomi di suatu wilayah perkotaan.
mampu mendeteksi misspecification umum Sehingga transportasi sangat berhubungan
(Fosgerau, 2008). dengan adanya pembangkitan ekonomi di
Variabel-variabel yang memengaruhi suatu daerah perkotaan guna memacu
pemilihan moda transportasi perkotaan perekonomian setempat, penciptaan
dalam survei Department for Transport (DfT) lapangan kerja, dan untuk mengerakan
dan membandingkan hasilnya dengan kembali suatu daerah (Sukarto, 2006). Di
penelitian dan asumsi sebelumnya yang dalam mengatasi permasalahan transportasi,
banyak digunakan dalam pemodelan trafik. pemilihan moda transportasi pada dasarnya
Perbedaan yang diamati dapat memberikan ditentukan dengan mempertimbangkan salah
wawasan tentang manifestasi Mobil Puncak di satu persyaratan pokok, yaitu pemindahan
perkotaan. Makalah ini dimulai dengan barang dan manusia dilakukan dalam jumlah
tinjauan pustaka penelitian tentang perilaku terbesar dan jarak yang terkecil. Dalam hal ini
komuter dan Mobil Puncak, diikuti oleh transportasi massal merupakan pilihan yang
rincian metode statistik dan data yang lebih baik dibandingkan transportasi
digunakan dalam analisis. Fokus khusus pada individual.
implikasi untuk Mobil Puncak, Kajian bidang transportasi memiliki
mengidentifikasi temuan yang paling penting perbedaan dengan kajian bidang lain, karena
dari penelitian untuk pemodelan transportasi kajian transportasi cukup luas dan beragam
dan pembuatan kebijakan (Keyes & Crawford- serta memiliki kaitan dengan bidang-bidang
Brown, 2018). lainnya. Singkatnya, Kajian transportasi akan
Tujuan penulisan berupa analisis melibatkan kajian multi moda, multi disiplin,
pemilihan moda transportasi pemililihan multi sektoral, dan multi masalah (Ofyar Z.
moda transportasi menggunakan discrete Tamim 1997).
choice model, Mengetahui karakteristik Pertumbuhan transportasi udara
resonden pelaku perjalanan, Mengetahui membawa dampak negatif bagi jalur akses
faktor yang berpengaruh dalam pemilihan darat menuju bandara dimana kepadatan dan
moda transportasi di Bandara Internasional kemacetan jalan semakin meningkat seiring
Soekarno Hatta, Menganalisis pengaruh bertambahnya jumlah orang yang mengakses
berbagai faktor yang mempengaruhi pilihan bandara. Permasalahan ini turut didukung
penumpang, dan memperkirakan efek oleh tingginya ketergantungan masyarakat
marjinalnya. dalam menggunakan kendaraan pribadi
sementara transportasi publik hanya menjadi
TINJAUAN PUSTAKA alternatif yang dinilai tidak menarik untuk
Permasalahan transportasi tidak hanya digunakan (Tito Yusmar, 2013).
terbatas pada terbatasnya prasarana

Analisis Pemilihan Moda Transportasi dengan Metode Discrete Choice Model (Studi Kasus:
83
Bandara Internasional Soekarno Hatta), (Dodi, Nahdalina)
Pertumbuhan penumpang angkutan udara β = kemiringan regresi (koefisien regresi)
mengalami peningkatan sejalan dengan C1 = Cost moda 1
C2 = Cost moda 2
pertumbuhan penduduk dan perekonomian
di suatu negara. Dengan meningkatnya laju
Pada penenlitiannya (Wulansari, 2010),
pertumbuhan penumpang udara akan
analisis pemilihan moda transportasi
memerlukan peningkatan kapasitas bandar
Menggunakan persamaan Logit Biner Selisih.
udara (Yuliawati, 2016).
Persamaan yang didapat menyatakan
Permasalahan dalam pemilihan moda
bahwa probabilitas seseorang memilih
transportasi merupakan suatu permasalahan
monorel atau busway adalah fungsi dari
yang sulit untuk di identifikasi, karena dalam
perbedaan utilitas antar kedua moda itu
hal pemilihan moda menyangkut kepuasan,
sendiri. Dapat disimpulkan bahwa secara
kenyamanan dan kebutuhan seseorang yang
sederhana fungsi utilitas dapat bergerak linier
berbeda. Pemilihan moda adalah suatu proses
dan terdiri dari berbagai macam atribut. Maka
memisahkan orang perjalanan dengan modus
dari itu perbedaan utilitas dari kedua moda
perjalanan untuk memahami hubungan
dapat dinyatakan dalam bentuk selisih atribut
antara moda dengan suatu faktor yang
(Saputra & Mhm, 2013).
mempengaruhi pemilihan moda. Hal ini
Sedangkan untuk persamaan Model Logit
semua dipengaruhi oleh faktor yang sulit
Biner Nisbah untuk moda 1 dinyatakan
diidentifikasikan misalnya: keamanan,
dengan persamaan
kenyamanan, ketersediaan moda dan lainnya
1
(Ofyar Z. Tamim, 2003). Pilihan moda P= (2)
B
angkutan biasanya direpresentasikan sebagai  C1 
1  α 
proses pemilihan diskrit mikro ekonomi, C 
untuk pasangan asal-tujuan tertentu,  2
seperangkat alternatif transportasi terpisah Dimana:
tersedia (Combes & Tavasszy, 2016). P = Probabilitas ke-1
Alternatif - alternatif ini dicirikan oleh fungsi α = intersep atau konstanta
β = kemiringan regresi (koefisien regresi)
utilitas yang mewakili nilai masing-masing
C1 = Cost moda 1
opsi ini dari perspektif pengirim. Hal itu C2 = Cost moda 2
sendiri tidak dipertimbangkan secara
individual, segmentasi berdasarkan jenis Pada penenlitiannya (Pujiyanto, 2016)
komoditas atau beberapa kriteria analisis pemilihan moda transportasi
makroskopik lainnya umumnya dianggap Menggunakan persamaan Model Logit Biner
cukup. Nisbah dan Logit Biner Selisih.
Secara umum, model pemilihan diskret
dinyatakan sebagai peluang setiap individu METODOLOGI
memilih suatu pilihan merupakan fungsi ciri Metode penelitian yang digunakan untuk
sosio-ekonomi dan daya tarik pilihan mengetahui analisis pemilihan moda
tersebut, Untuk menyatakan daya tarik suatu transportasi apa saja yang dapat dipilih oleh
alternatif, digunakan konsep utilitas masyarakat. Penulisan ini dilakukan dengan
(didefinisikan sebagai sesuatu yang teknik pengumpulan data sebelum
dimaksimumkan oleh setiap individu). menganalisis permasalahan melalui sebuah
Persamaan umum Model Logit Biner metode penelitian. Metode discrete choise
Selisih menggunakan analisis regresi linear model untuk menentukan pemecahan
yaitu: masalah dalam suatu sistem. Data pada
P=
1
(1) penelitian ini membutuhkan proses analisis
 
1  exp α  β C 2  C1  untuk menentukan sistem pemecahan
dimana: masalah dan solusi dari sebuah data.
P = Probabilitas ke-1 Pengumpulan data penelitian ini meliputi
α = intersep atau konstanta dua jenis data, yaitu menggunakan data

84 Warta Ardhia, Volume 44 No. 2 Desember 2018, hal 81-92


primer dan data sekunder, data sekunder Pilihan tahap pertama (menggunakan taxi
yang dipakai adalah data yang diperoleh dari vs menggunakan bus damri) diwakili oleh
instansi terkait yaitu Direktorat Jendral model pilihan diskrit biasa (Model I) yang
Perhubungan Udara seperti jumlah diperkirakan berdasarkan sampel penuh, dan
Mulai

- Merekap Hasil Penyebaran Kuisioner


- Menentukan Zona berdasarkan jarak dan kecepatan
- Menentukan Karakteristik Responden

Menghitung Nilai C Dan P

Discrete Choice Model

Logit biner selisih Logit biner nisbah

X = Selisi Biaya (C1 – C2) X = Perbandingan Biaya (Log (C1/C2))


Y = Ln ((1-P1)/P1 ) Y = Log ((1-P1)/P1 )

Menghitung Menghitung
B = β : (N.Σ XiYI-(Σ Xi.Σ Yi))/(N.Σ Xi^2-(Σ Xi)^2) B = β : (N.Σ XiYI-(Σ Xi.Σ Yi))/(N.Σ Xi^2-(Σ Xi)^2)
A = α : (rata-rata Y) – B (rata-rata X) A = α : (rata-rata Y) – B (rata-rata X)

Menghitung
Persamaan Regresi Linier
Yi = A + BXi

Mengkonversikan dalam persamaan Mengkonversikan dalam persamaan


Logit biner selisih Logit biner Nisbah
P = 1/(1+exp(A+BXi) P = 1/(1+A(C1/C2)^B)

Grafik

Selesai

Gambar 2. Bagan Alur Penelitian

penumpang Pesawat penerbangan domestic tahap kedua (menggunakan taxi vs


(Kementrian Perhubungan Repulik Indonesia, menggunakan bus damri) (menggunakan
2015). Data primer adalah data yang angkutan umum vs menggunakan mobil
didapatkan dari hasil survai atau dari hasil pribadi) diwakili oleh model pilihan diskrit
pengisian kuisioner yang diberikan kepada bersyarat (Model II) yang diperkirakan
responden calon penumpang Pesawat di berdasarkan sampel yang dibatasi. Bagan
Bandara Internasional Soekarno Hatta pilihan Moda Trasportasi ditunjukan pada
dengan total 1283 responden penyebaran Gambar 1.
kuisioner dilakukan dengan penyebaran
Tujuan
secara acak di berbagai tempat diantaranya di Perjalanan
Bandara Soekarno-Hatta, Kampus, serta
menggunaka google formulir.
Data sekunder dan primer yang telah Menggunakan
Menggunakan
didapatkan kemudian diolah agar dapat Angkutan
Mobil Pribadi
Umum
digunakan sebagai data masukan dalam
proses analisis selanjutnya. Tatacara analisis
data dalam sebuah sistem berbentuk sebuah
Menggunakan Menggunakan
metode analisis data, untuk pengujian Taxi Bus DAMRI
kuisioner denga uji validitas dan uji reabilitas
data primer yaitu menggunakan Ms. Excel dan Gambar 1. Bagan Pemilihan Moda Transportasi
Menuju Bandara Internasional
program SPSS. Soekarno Hatta
Analisis Pemilihan Moda Transportasi dengan Metode Discrete Choice Model (Studi Kasus:
85
Bandara Internasional Soekarno Hatta), (Dodi, Nahdalina)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik responden pelaku
perjalanan dapat teridentifikasi yaitu:
Berdasarkan penyebaran kuisioner dari 1283
responden jenis kelamin laki-laki yaitu
sebanyak 52,22%, seperti ditunjukkan pada
Gambar 3.Responden rata-rata berumur 20
tahun – 30 tahun dengan presentase 57,27%,
seperti ditunjukkan pada Gambar 4.
Responden dengan pendidikan
Diploma/Sarjana sebanyak 60,87%, seperti
ditunjukkan pada Gambar 5. Gambar 5. Distribusi responden berdasarkan
pendidikan

Responden dengan status sudah menikah


dengan presentase 54,25%, seperti
ditunjukkan pada Gambar 6. Responden
dengan mayoritas perkerjaanya wiraswasta
sebanyak 56,04%, seperti ditunjukkan pada
Gambar 7.

Gambar 3. Distribusi jenis kelamin


responden

Gambar 6. Distribusi status responden

Gambar 4. Distribusi jenis kelamin


responden

Gambar 7. Distribusi responden berdasarkan


pekerjaan

86 Warta Ardhia, Volume 44 No. 2 Desember 2018, hal 81-92


Berdasarkan penyebaran kuisioner dari yaitu jarak dari rumah ke stasiun terlalu jauh
1283 pengguna moda Karakteristik dan juga tarif yang tidak sesuai serta keadaan
perjalanan dapat teridentifikasi yaitu: responden membawa barang bawaan yang
sebanyak 42,01% masyarakat menggunakan melebihi kapasitas tidak memungkinkan
mobil pribadi dari tempat asal – Bandara untuk memilih moda kereta api bandara
Internasional Soekarno Hatta berdasarkan (Tabel 3).
keterangan rata-rata responden mobil pribadi
lebih cepat dibandingkan dengan transportasi Tabel 3. Distribusi Pemilihan moda
umum karena banyak mengejar waktu dari Kereta Listrik
keberangkatan pesawat (Tabel 1). Pemilihan Presentase
Kereta Jumlah (%)
Tabel 1. pemilihan moda perjalanan Ya 704 54.87%
bedasarkan jarak untuk
Tidak 579 45.13%
keberangkatan
Jumlah 1283 100.00%
Responden
Moda Presentase
Berdasarkan penyebaran kuisioner dari
Perjalanan Jumlah (%)
1283 pengguna moda berdasarkan faktor
Mobil Pribadi 539 42.01% yang mempengaruhi perjalanan yaitu waktu
Taxi 379 29.54% 48,95%, waktu sangat berpengaruh pada
Bus Damri 365 28.45% perjalanan responden menuju bandara
Jumlah 1283 100.00% ataupun menuju tempat asal tujuan (Tabel 4).

Berdasarkan penyebaran kuisioner dari Tabel 4. Distribusi Faktor yang


1283 pengguna moda 38,74% masyarakat mempengaruhi Perjalanan
menggunakan Taxi mobil dari Bandar Responden
International Soekarno Hatta – Tempat asal, Presentase
Pekerjaan Jumlah
responden rata-rata memilih taksi untuk (%)
pulang ke tempat asal ketersediaan taksi Jarak 383 29.85%
bandara sangat cepat untuk mencapai tujuan
Waktu 628 48.95%
tanpa harus menunggu lama (Tabel 2).
Biaya 272 21.20%
Tabel 2. pemilihan moda perjalanan Jumlah 1283 100.00%
bedasarkan jarak untuk
kedatangan Berdasarkan penyebaran kuisioner dari
Responden 1283 pengguna moda berpenghasilan
Moda Presentase masyarakat <Rp.5.000.000 sebanyak 48,48%.
Perjalanan Jumlah (%) Tabel 5. Distribusi penghasilan
Mobil Pribadi 429 33.44% Responden
Taxi 497 38.74% Presentase
Gaji Jumlah
Bus Damri 357 27.83% (%)
Jumlah 1283 100.00% < Rp 5 000.000 622 48.48%
Rp 5 000.000 - Rp
Berdasarkan penyebaran kuisioner dari 10 000.000 508 39.59%
1283 pengguna moda, masyarakat jika di Rp 10 000.000 - Rp
alihkan dengan kereta listrik 54,87% Tidak 20 000.000 130 10.13%
beralih moda transportasinya, respoden > Rp 20 000.000 23 1.79%
belum berminat untuk beralih moda ke kereta Jumlah 1283 100.00%
bandara berbagai respon dari responden

Analisis Pemilihan Moda Transportasi dengan Metode Discrete Choice Model (Studi Kasus:
87
Bandara Internasional Soekarno Hatta), (Dodi, Nahdalina)
Berdasarkan penyebaran kuisioner dari
1283 pengguna moda berdasakan waktu
tempuh perjalanan 1 – 3 jam sebanyak
50,97%, seperti ditunjukkan pada Tabel 6.

Tabel 6. Distribusi perjalanan responden


berdasarkan waktu
Responden
Waktu Jumla Presentase(
perjalanan h %) Gambar 8. Analisis regresi linear model
< 1 jam 79 6.16% logit biner nisbah Taxi Vs Bus Damri
1 - 3 jam 654 50.97%
Grafik sensitivitas model pemilihan moda
3 - 5 jam 305 23.77% dapat diketahui kemiringan garis
> 5 jam 245 19.10% menunjukkan arah menurun, yaitu
menyatakan bahwa semakin besar nilai
Jumlah 1283 100.00%
perbandingan cost moda antara bus damri
dengan taksi maka akan semakin
Berdasarkan penyebaran kuisioner dari memperkecil probabilitas memilih seperti
1283 pengguna moda sebanyak 33,52% Gambar 9. Grafik tersebut juga memiliki
dengan jarak tempuh > 50 km, seperti kemiringan yang cukup tajam (curam), hal ini
ditunjukkan pada Tabel 7. berarti jika terjadi perubahan pada variabel
dalam model pemilihan maka akan
menyebabkan adanya perubahan pada
Tabel 7. Distribusi perjalanan responden probabilitas pemilihan moda, Pada saat
berdasarkan Jarak berangkat dan responden banyak memilih
Responden lebih murah biaya perjalanan responden dan
sensitive terhadap pemilihannya.
Waktu Jumla Presentase(
perjalanan h %)
< 1 km 16 1.25%
1 km - 15 km 123 9.59%
15 km - 30 km 288 22.45%
30 km - 50 km 426 33.20%
> 50 km 430 33.52%
Jumlah 1283 100.00%

Dengan hasil kalibrasi nilai konstanta α =


Gambar 9. Model logit biner nisbah Taxi Vs
0,46 regresi kemiringan ß= 0,95 berangkat Bus Damri
dan nilai konstanta α = 0,35 regresi
kemiringan ß= 1,32 pulang, persamaan model Dengan hasil kalibrasi nilai konstanta α = 0,77
logit biner nisbah Ctaxi / CBusDamri terhadap Log regresi kemiringan ß= 0,75 berangkat dan
((1-P)/P) dapat dinyatakan Terlihat pada nilai konstanta α = 1,94 regresi kemiringan ß=
0,18 pulang, persamaan model logit biner
Gambar 8, Bentuk statistika regresi linear
nisbah Ctrans. Umum / CMobil Pribadi terhadap Log
model logit biner nisbah untuk Taxi Vs Bus ((1-P)/P) dapat dinyatakan Terlihat pada
Damri. gambar 10, Bentuk statistika regresi linear
model logit biner nisbah untuk Transpostasi
Umum Vs Mobil Pibadi.

88 Warta Ardhia, Volume 44 No. 2 Desember 2018, hal 81-92


model logit biner selisih untuk Taxi Vs Bus
Damri.

Gambar 10. Analisis regresi linear model


logit biner nisbah Transpostasi
Umum Vs Mobil Pibadi

Grafik sensitivitas model pemilihan moda


dapat diketahui kemiringan garis
menunjukkan arah menurun, yaitu Gambar 12. Analisis regresi linear model
menyatakan bahwa semakin besar nilai logit biner selisih Taxi Vs Bus
perbandingan cost moda antara transportasi Damri
umum dengan mobil pribadi maka akan
semakin memperkecil probabilitas memilih Grafik sensitivitas model pemilihan moda
seperti Gambar 11. Grafik tersebut juga dapat diketahui kemiringan garis
memiliki kemiringan yang cukup tajam menunjukkan arah menurun, yaitu
(curam), hal ini berarti jika terjadi perubahan menyatakan bahwa semakin besar nilai
pada variabel dalam model pemilihan maka selisih cost moda antara taksi dengan bus
akan menyebabkan adanya perubahan pada damri maka akan semakin memperkecil
probabilitas pemilihan moda, pada saat probabilitas memilih seperti Gambar 13.
berangkat grafik menunjukan sensitivitasnya Grafik tersebut juga memiliki kemiringan
karena perbandingan harnganya antara yang cukup tajam (curam) jika selisihnya
transportasi umum dengan mobil pribadi, dan semakin kecil maka semakin besar pula
pada saat pulang grafik menujukan ketidak probabilitasnya, hal ini berarti jika terjadi
sensitivitas karena perbandingan harganya perubahan pada variabel dalam model
tidak begitu signifikan. pemilihan maka akan menyebabkan adanya
perubahan pada probabilitas pemilihan
moda.

Gambar 11. Model logit biner nisbah


Transpostasi Umum vs Mobil
Pibadi Gambar 13. Model logit biner selisih Taxi Vs
Bus Damri
Dengan hasil kalibrasi nilai konstanta α =
Dengan hasil kalibrasi nilai konstanta α = -
-0,67 regresi kemiringan ß = 0,0000053
0,13 regresi kemiringan ß = 0,0000060
berangkat dan nilai konstanta α = 0,0000067 berangkat dan nilai konstanta α = 0,0000011
regresi kemiringan ß = -1,18 pulang, regresi kemiringan ß = 0,72 pulang,
persamaan model logit biner selisih Ctaxi - persamaan model logit biner selisih CMobil pribadi
CBusDamri terhadap Log e ((1-P)/P) dapat - CTrans.Umum terhadap Log e ((1-P)/P) dapat
dinyatakan dan grafiknya dapat dilihat pada dinyatakan dan grafiknya dapat dilihat pada
Gambar 12, bentuk statistika regresi linear Gambar 14, Bentuk statistika regresi linear

Analisis Pemilihan Moda Transportasi dengan Metode Discrete Choice Model (Studi Kasus:
89
Bandara Internasional Soekarno Hatta), (Dodi, Nahdalina)
model logit biner selisih untuk Transpostasi diketahui kemiringan garis menunjukkan
Umum Vs Mobil Pibadi arah menurun, pada model logit biner nisbah
yaitu menyatakan bahwa semakin besar nilai
perbandingan cost moda maka akan semakin
memperkecil probabilitas penumpang, dan
pada model logit biner selisih yaitu
menyatakan bahwa semakin besar nilai
selisih cost moda antara taksi dengan bus
damri maka akan semakin memperkecil
probabilitas.

KESIMPULAN
Dalam penelitian membangun dua model
pilihan terpisah untuk pilihan moda
transportasi untuk perjalanan ke dan dari
Gambar 14. Analisis regresi linear model
logit biner selisih Transpostasi Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Model
Umum Vs Mobil Pibadi pertama memungkinkan prediksi pilihan
antara menggunakan taxi dan bus damri, dan
Grafik sensitivitas model pemilihan moda model kedua berfokus pada pilihan antara
dapat diketahui kemiringan garis mobil dan menggunakan transportasi umum.
menunjukkan arah menurun, yaitu Kedua model memiliki persentase yang tinggi
menyatakan bahwa semakin besar nilai
dari kasus-kasus yang diklasifikasikan dengan
selisih cost moda transportasi umum dengan
mobil pribadi maka akan semakin benar.
memperkecil probabilitas memilih seperti Menyelidiki pengaruh berbagai faktor
Gambar 15. Pada saat berangkat grafik yang mempengaruhi pilihan penumpang, dan
tersebut juga memiliki kemiringan yang memperkirakan efek marjinalnya.
cukup tajam (curam) jika selisihnya semakin Berdasarkan hasil perhitungan perancangan
kecil maka semakin besar pula dan analisis pemilihan moda menuju bandara
probabilitasnya, hal ini berarti jika terjadi
internasional soekarno - hatta yang telah
perubahan pada variabel dalam model
pemilihan maka akan menyebabkan adanya dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
perubahan pada probabilitas pemilihan karakteristik responden pelaku perjalanan
moda, pada saat kondisi pulang grafik dapat teridentifikasi yaitu: responden jenis
menunjukan ketidak sensivitasanya karena kelamin laki-laki yaitu sebanyak 52,22%,
variable yang berpengaruh adalah bukan rata-rata umur pelaku perjalanan 20 tahun –
biaya perjalanan.
30 tahun (57,27%), Pendidikan
Diploma/Sarjana 60,87%, sudah menikah
54,25% dan mayoritas wiraswasta sebanyak
56,04%.
Berdasarkan penyebaran kuisioner dari
1283 pengguna moda Karakteristik
perjalanan dapat teridentifikasi yaitu:
sebanyak 42,01% masyarakat menggunakan
mobil pribadi dari tempat asal – Bandara
Internasional Soekarno Hatta, 38,74%
Gambar 15. Model logit biner selisih masyarakat menggunakan Taxi mobil dari
Transpostasi Umum Vs Mobil Bandar International Soekarno Hatta –
Pibadi Tempat asal, Dengan dioperasikannya kereta
bandara 45,13% responden tidak untuk
Terlihat pada gambar 8 sampai 15
menjalaskan bahwa grafik penyebaran beralih ke moda tersebut, 48,95% responden
statistikanya begitu padat dan grafik memilih waktu sebagi salah satu variable
sensitivitas model pemilihan moda dapat pemilihan moda, pengguna moda

90 Warta Ardhia, Volume 44 No. 2 Desember 2018, hal 81-92


berpenghasilan masyarakat <Rp.5.000.000 Psychology and Behaviour, 58, 167–176.
sebanyak 48,48%, waktu tempuh perjalanan https://doi.org/10.1016/j.trf.2018.06.010
1 – 3 jam sebanyak 50,97%, serta 33,52% Ofyar Z. Tamim. (2003). Perencanaan & Pemodelan
Transportasi. Penerbit ITB.
dengan jarak tempuh > 50 km.
Orozco-Fontalvo, M., Arévalo-Támara, A.,
Hasil dari analisis penelitian ini bahwa Guerrero-Barbosa, T., & Gutiérrez-Torres, M.
regresi linier penyebaran statistikanya begitu (2018). Bicycle choice modeling: A study of
padat dan grafik sensitivitas model pemilihan university trips in a small Colombian city.
Journal of Transport and Health, 9(May
moda dapat diketahui kemiringan garis
2017), 264–274.
menunjukkan arah menurun, pada model
https://doi.org/10.1016/j.jth.2018.01.014
logit biner nisbah yaitu menyatakan bahwa
Pavlyuk, D., & Gromule, V. (2010). A discrete choice
semakin besar nilai perbandingan cost moda model for a preferred transportation mode.
maka akan semakin memperkecil probabilitas Reliability and Statistics in Transportation
penumpang, dan pada model logit biner and Communication, session 2(October), 22.
https://doi.org/10.1016/S0167-
selisih yaitu menyatakan bahwa semakin 5648(08)71009-8
besar nilai selisih cost moda antara taksi Primasari, D. W., Ernawati, J., & W, A. D. (2013).
dengan bus damri maka akan semakin Pemilihan Moda Transportasi ke Kampus
memperkecil probabilitas. oleh Mahasiswa Universitas Brawijaya, 2,
84–93.
Pujiyanto, T. (2016). Analisis pemilihan moda
DAFTAR PUSTAKA transportasi penumpang antara bus dan
Abbas Salim. (2000). Manajemen transportasi / kereta api rute purwodadi - semarang, 19.
Abbas Salim, Raja Grafindo Persada. Saputra, T. B., & Mhm, A. (2013). Pemodelan
Ben-Akiva, M. and Steven R. Lerman. 1985. Discrete Pemilihan Moda Antara Monorel Terhadap
Choice Analysis : Theory and Application To Busway, 1(4), 593–600.
Travel Demand, Cambridge, MA:MIT Press, Sukarto Haryono. (2006). Transportasi Perkotaan
hal. 154-244. dan Lingkungan, 1(2). Jurusan Teknik Sipil -
Combes, F., & Tavasszy, L. A. (2016). Inventory Universitas Pelita Harapan UPH, Banten.
Theory and Mode Choice in Freight Yusmar, T. (2013). Peluang Transportasi Publik
Transport. European Journal of Transport dalam Pangsa Pasar Pengguna Akses Darat
and Infrastructure Research, 1(16), 38–52. Bandara Soekarno-Hatta. WARTA ARDHIA,
https://doi.org/10.18757/ejtir.2016.16.1.3 39(4), 259-280.
112
http://dx.doi.org/10.25104/wa.v39i4.124.2
Córdoba, J. E., & Jaramillo, G. P. (2012). Inclusion of 59-280.
the Latent Personality Variable in
Multinomial Logit Models Using the 16pf Vidana-Bencomo, J. O., Balal, E., Anderson, J. C., &
Psychometric Test. Procedia - Social and Hernandez, S. (2018). Modeling route choice
Behavioral Sciences, 54, 169–178. criteria from home to major streets: A
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2012.09.7 discrete choice approach. International
36 Journal of Transportation Science and
Technology, 7(1), 74–88.
Direktorat jendral perhubungan udara, kementrian https://doi.org/10.1016/j.ijtst.2017.12.002
perhubungan republic Indonesia (2015),
Data penumpang pesawat domestik Bandara Wong, T., Brownstone, D., & Bunch, D. S. (2018).
soekarno hatta Aggregation biases in discrete choice
models. Journal of Choice Modelling,
http://hubud.dephub.go.id/?id/llu/index/fil (February), 1–12.
ter:bulan,12 https://doi.org/10.1016/j.jocm.2018.02.00
Fosgerau, M. (2008). Specification testing of 1
discrete choice models: A note on the use of Wulansari, D. N. (2010). BANDARA ( Studi Kasus :
a nonparametric test. Journal of Choice Bandar Udara Internasional Soekarno –
Modelling, 1(1), 26–39. Hatta ), 1(2), 90–100.
https://doi.org/10.1016/S1755-
5345(13)70021-6 Yuliawati, E. (2017). Modal Share Dalam Demand
Forecasting di Bandara Internasional Jawa
Keyes, A. K. M., & Crawford-Brown, D. (2018). The Barat (BIJB) Kertajati Majalengka. WARTA
changing influences on commuting mode ARDHIA, 42(4), 173-184.
choice in urban England under Peak Car: A doi:http://dx.doi.org/10.25104/wa.v42i4.2
discrete choice modelling approach. 47.173-184.
Transportation Research Part F: Traffic

Analisis Pemilihan Moda Transportasi dengan Metode Discrete Choice Model (Studi Kasus:
91
Bandara Internasional Soekarno Hatta), (Dodi, Nahdalina)
92 Warta Ardhia, Volume 44 No. 2 Desember 2018, hal 81-92

Potrebbero piacerti anche