Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Analisis Pemilihan Moda Transportasi dengan Metode Discrete Choice Model (Studi
Kasus: Bandara Internasional Soekarno Hatta)
Transportation Mode Choice Analysis with Discrete Choice Model Methode (Case Study:
Soekarno-Hatta International Airport)
Dodi1), Nahdalina2)
Universitas Gunadarma, Kampus G, Jl. Komjen Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Jawa Barat
email: dodibojes@yahoo.co.id1), nahdalina@yahoo.com2)
INFO ARTIKEL ABSTRACT / ABSTRAK
Histori Artikel: Mode choice is a process of separating people travel to understand the
Diterima: 25 Desember 2018
connection between transportation mode with a factor that influences the
Direvisi: 06 Januari 2019
Disetujui: 07 Januari 2019 choice of other modes. This study aims to build a discrete choice model to
Dipublikasi Online:17 Jan 2019 predict the choice of transportation mode for the destination travel. There are
1283 respondents that filling in the questionnaires, using the variables namely
Keywords: distance, time, and cost. The selected modes are private car, taxi and damri
transportation, choice mode, bus. Mode choice analysis using difference binary logit model and ratio binary
discrete choice model. logit model. The results of the analysis show that as much as 42.01% of people
use private cars from their place of origin to Soekarno Hatta International
Kata kunci:
Airport, 38.74% of people use the mode of car taxi from Soekarno Hatta
transportasi, pemilihan moda,
discrete choice model. International Airport to place of origin, if the community have the alternate
option using electric trains then 54,87% of people will not switch their
Permalink/DOI: transportation mode, the factors that affect the travel are; the time with a
https://dx.doi.org/10.25104/wa percentage of 48.95%, the income earning <Rp.5,000,000 as much as 48.48%,
.v44i2.334.81-92 travel time of 1-3 hours as much as 50.97%, travel distance > 50 km as much
as 33.52%, while the use of difference binary logit model has the score α= - 0,67
©2018 Puslitbang Transportasi
dan β= 0, and ratio binary logit model with the score α= 0,77 dan β=0,75.
Udara, Badan Litbang
Perhubungan-Kementerian Pemilihan moda adalah suatu proses memisahkan perjalanan orang
Perhubungan RI. This is an open untuk memahami hubungan antara moda dengan suatu faktor yang
access article under the CC BY-
mempengaruhi pemilihan moda lainnya. Penelitian ini bertujuan
NC-SA license
https:/creativecommons.org/lice membangun model pilihan diskrit untuk memprediksi moda transportasi
nses/by-nc-sa/4.0/. yang dipilih untuk perjalanan tujuan. Jumlah kuisioner yang didapat yaitu
sebanyak 1283 responden, variabel yang digunakan yaitu jarak, waktu dan
biaya. Moda yang dipilih yaitu mobil pribadi, taxi, dan bus damri. Analisis
pemilihan moda menggunakan model logit biner selisih dan logit biner
Nisbah. Hasil analisa diketahui bahwa sebanyak 42,01% masyarakat
menggunakan mobil pribadi dari tempat asal – Bandara Internasional
Soekarno Hatta, 38,74% masyarakat menggunakan moda Taxi mobil dari
Bandar International Soekarno Hatta – Tempat asal, jika masyarakat di
alihkan dengan menggunakan kereta listrik 54,87% memilih tidak beralih
moda transportasinya, faktor yang mempengaruhi perjalanan yaitu waktu
dengan presentase sebanyak 48,95%, masyarakat berpenghasilan
<Rp.5.000.000 sebanyak 48,48%, waktu tempuh perjalanan 1 – 3 jam
sebanyak 50,97%, dengan jarak tempuh > 50 km 33,52%, menggunakan
metode model logit biner selisih dengan nilai α= - 0,67 dan β= 0,0000053
dan model logit biner nisbah dengan nilai α= 0,77 dan β=0,75.
Analisis Pemilihan Moda Transportasi dengan Metode Discrete Choice Model (Studi Kasus:
81
Bandara Internasional Soekarno Hatta), (Dodi, Nahdalina)
PENDAHULUAN penumpang, dan memperkirakan efek
Transportasi adalah kegiatan pemindahan marjinalnya. Faktor-faktor kunci dalam
barang (muatan) dan penumpang dari suatu pilihan penumpang yang terungkap dapat
tempat ke tempat lain atau dari tempat asal ke digunakan untuk meningkatkan mobil
tempat tujuan (Abbas Salim, 2000). pribadi, layanan Taxi, bus dan operator kereta
Transportasi merupakan urat nadi kehidupan api (Pavlyuk & Gromule, 2010).
berbangsa dan bernegara yang berperan Model pemilihan diskrit terpilah untuk
sebagai penggerak, pendorong dan penunjang menganalisis preferensi pilihan moda ketika
pembangunan. Keberhasilan pembangunan mereka memilih moda dari tempat asal ke
suatu wilayah, sangatlah ditentukan oleh Bandara Internasional Soekarna Hatta.
dukungan sistim transportasi yang handal Atribut model didasarkan pada karakteristik
dan berkemampuan tinggi. Sistem responden dan kebiasaan perjalanan (Vidana-
transportasi terdiri dari sarana dan prasarana Bencomo, Balal, Anderson, & Hernandez,
yang didukung oleh tata laksana dan sumber 2018).
daya manusia yang membentuk jaringan Permasalahan dasar dari analisis
prasarana dan jaringan pelayanan. Elemen pemilihan diskrit adalah pemodelan suatu
yang terkait dalam sistem transportasi baik pilihan dari alternatif-alternatif yang saling
sarana, prasarana maupun pergerakan lepas, namun mencakup semua kemungkinan
antarmoda, antara lain kelaikan, sertifikasi, pilihan yang ada. Untuk membuat pemodelan
perambuan, kenavigasian, sumber daya diskrit tidak selalu sukses maka digunakan
manusia, geografis, demografi dan lain-lain. konsep random utility. Pada konsep ini utilitas
Transportasi umum merupakan moda yang sesungguhnya dari alternatif dianggap
transportasi yang berkelanjutan yang sebagai variabel acak, sehingga kemungkinan
mengurangi baik peningkatan tingkat polusi sebuah alternative dipilih sebagai peluang
dan kemacetan lalu lintas dan statistik, untuk alternatif yang punya utilitas terbesar (Ben-
mengidentifikasi faktor-faktor yang Akiva et al., 1985).
memengaruhi pilihan moda, Penggabungan alternatif pilihan dalam
memperkenalkan sepeda sebagai alternatif model pilihan diskrit, Metode yang lebih
untuk perjalanan menggunakan model pilihan umum digunakan untuk memilih alternatif
diskrit. Hasil ini menunjukkan bahwa terpilah representatif atau rata-rata atribut di
ketersediaan infrastruktur merupakan seluruh alternatif terpilah. Hasilnya
variabel kunci untuk perubahan modal dan menunjukkan bahwa hanya metode agregasi
bahwa pemberian insentif seperti makanan memberikan estimasi parameter dan
tidak memengaruhi pilihan moda. Hasil ini keyakinan yang tidak bias. Konsisten dengan
dibagikan dengan otoritas lokal sebagai menemukan perbedaan besar antara
argumen terhadap investasi jalur siklus dan perkiraan yang dihasilkan di berbagai metode
hibah transportasi umum(Orozco-Fontalvo, agregasi (Wong, Brownstone, & Bunch, 2018).
Arévalo-Támara, Guerrero-Barbosa, & Metode analisis deskriptif terhadap
Gutiérrez-Torres, 2018). karakteristik pemilihan moda transportasi
Model pilihan diskrit memprediksi oleh responden dan metode evaluatif berupa
keputusan yang dibuat oleh individu (seperti analisa korelasi variabel yang mempengaruhi
mode atau pilihan rute) sebagai fungsi dari pemilihan moda transportasi serta analisa
sejumlah variabel. Dalam penelitian ini pemodelan pemilihan moda transportasi
membangun dua model pilihan diskrit untuk variabel waktu tempuh, biaya tempuh, jarak
memprediksi moda transportasi yang disukai tempuh dan intensitas pergantian moda
untuk perjalanan arah tempat asal ke Bandara tranportasi merupakan variabel yang
Internasional Soekarno Hatta dan Bandara mempengaruhi responden dalam melakukan
Internasional Soekarno Hatta ke tempat asal pemilihan moda transportasi (Primasari,
serta menyelidiki pengaruh berbagai faktor Ernawati, & W, 2013).
yang dapat mempengaruhi pilihan Córdoba & Jaramillo (2012) menjelaskan
Penerapan model pilihan diskrit hibrida
82 Warta Ardhia, Volume 44 No. 2 Desember 2018, hal 81-92
untuk sampel karyawan dan profesor transportasi yang ada, namun sudah
universitas dan mengusulkan cara di mana tes merambah kepada aspek-aspek lainnya,
psikometri dapat digunakan dalam model seperti pendapatan rendah, urbanisasi yang
pilihan diskrit hibrida. Hasil kami cepat, terbatasnya sumber daya, khususnya
menunjukkan bahwa model hibrida yang dana, kualitas dan kuantitas data yang
menyertakan variabel psikologis laten lebih berkaitan dengan transportasi, kualitas
unggul daripada model tradisional yang sumber daya manusia, disiplin yang rendah,
mengabaikan efek perilaku pengguna. dan lemahnya perencanaan dan
Model misspesifikasi adalah masalah pengendalian, sehingga aspek-aspek tersebut
serius karena misspesifikasi umumnya memperparah masalah transportasi (Ofyar Z.
memberikan inferensi statistik tidak valid. Tamim, 1997).
Namun, pengujian spesifikasi model pilihan Transportasi di perkotaan merupakan
diskrit jarang diterapkan. Prosedur tes interaksi antara transpor, tata guna lahan
nonparametrik yang menggunakan (land use), populasi penduduk dan kegiatan
kombinasi plot residu halus dan statistik uji ekonomi di suatu wilayah perkotaan.
mampu mendeteksi misspecification umum Sehingga transportasi sangat berhubungan
(Fosgerau, 2008). dengan adanya pembangkitan ekonomi di
Variabel-variabel yang memengaruhi suatu daerah perkotaan guna memacu
pemilihan moda transportasi perkotaan perekonomian setempat, penciptaan
dalam survei Department for Transport (DfT) lapangan kerja, dan untuk mengerakan
dan membandingkan hasilnya dengan kembali suatu daerah (Sukarto, 2006). Di
penelitian dan asumsi sebelumnya yang dalam mengatasi permasalahan transportasi,
banyak digunakan dalam pemodelan trafik. pemilihan moda transportasi pada dasarnya
Perbedaan yang diamati dapat memberikan ditentukan dengan mempertimbangkan salah
wawasan tentang manifestasi Mobil Puncak di satu persyaratan pokok, yaitu pemindahan
perkotaan. Makalah ini dimulai dengan barang dan manusia dilakukan dalam jumlah
tinjauan pustaka penelitian tentang perilaku terbesar dan jarak yang terkecil. Dalam hal ini
komuter dan Mobil Puncak, diikuti oleh transportasi massal merupakan pilihan yang
rincian metode statistik dan data yang lebih baik dibandingkan transportasi
digunakan dalam analisis. Fokus khusus pada individual.
implikasi untuk Mobil Puncak, Kajian bidang transportasi memiliki
mengidentifikasi temuan yang paling penting perbedaan dengan kajian bidang lain, karena
dari penelitian untuk pemodelan transportasi kajian transportasi cukup luas dan beragam
dan pembuatan kebijakan (Keyes & Crawford- serta memiliki kaitan dengan bidang-bidang
Brown, 2018). lainnya. Singkatnya, Kajian transportasi akan
Tujuan penulisan berupa analisis melibatkan kajian multi moda, multi disiplin,
pemilihan moda transportasi pemililihan multi sektoral, dan multi masalah (Ofyar Z.
moda transportasi menggunakan discrete Tamim 1997).
choice model, Mengetahui karakteristik Pertumbuhan transportasi udara
resonden pelaku perjalanan, Mengetahui membawa dampak negatif bagi jalur akses
faktor yang berpengaruh dalam pemilihan darat menuju bandara dimana kepadatan dan
moda transportasi di Bandara Internasional kemacetan jalan semakin meningkat seiring
Soekarno Hatta, Menganalisis pengaruh bertambahnya jumlah orang yang mengakses
berbagai faktor yang mempengaruhi pilihan bandara. Permasalahan ini turut didukung
penumpang, dan memperkirakan efek oleh tingginya ketergantungan masyarakat
marjinalnya. dalam menggunakan kendaraan pribadi
sementara transportasi publik hanya menjadi
TINJAUAN PUSTAKA alternatif yang dinilai tidak menarik untuk
Permasalahan transportasi tidak hanya digunakan (Tito Yusmar, 2013).
terbatas pada terbatasnya prasarana
Analisis Pemilihan Moda Transportasi dengan Metode Discrete Choice Model (Studi Kasus:
83
Bandara Internasional Soekarno Hatta), (Dodi, Nahdalina)
Pertumbuhan penumpang angkutan udara β = kemiringan regresi (koefisien regresi)
mengalami peningkatan sejalan dengan C1 = Cost moda 1
C2 = Cost moda 2
pertumbuhan penduduk dan perekonomian
di suatu negara. Dengan meningkatnya laju
Pada penenlitiannya (Wulansari, 2010),
pertumbuhan penumpang udara akan
analisis pemilihan moda transportasi
memerlukan peningkatan kapasitas bandar
Menggunakan persamaan Logit Biner Selisih.
udara (Yuliawati, 2016).
Persamaan yang didapat menyatakan
Permasalahan dalam pemilihan moda
bahwa probabilitas seseorang memilih
transportasi merupakan suatu permasalahan
monorel atau busway adalah fungsi dari
yang sulit untuk di identifikasi, karena dalam
perbedaan utilitas antar kedua moda itu
hal pemilihan moda menyangkut kepuasan,
sendiri. Dapat disimpulkan bahwa secara
kenyamanan dan kebutuhan seseorang yang
sederhana fungsi utilitas dapat bergerak linier
berbeda. Pemilihan moda adalah suatu proses
dan terdiri dari berbagai macam atribut. Maka
memisahkan orang perjalanan dengan modus
dari itu perbedaan utilitas dari kedua moda
perjalanan untuk memahami hubungan
dapat dinyatakan dalam bentuk selisih atribut
antara moda dengan suatu faktor yang
(Saputra & Mhm, 2013).
mempengaruhi pemilihan moda. Hal ini
Sedangkan untuk persamaan Model Logit
semua dipengaruhi oleh faktor yang sulit
Biner Nisbah untuk moda 1 dinyatakan
diidentifikasikan misalnya: keamanan,
dengan persamaan
kenyamanan, ketersediaan moda dan lainnya
1
(Ofyar Z. Tamim, 2003). Pilihan moda P= (2)
B
angkutan biasanya direpresentasikan sebagai C1
1 α
proses pemilihan diskrit mikro ekonomi, C
untuk pasangan asal-tujuan tertentu, 2
seperangkat alternatif transportasi terpisah Dimana:
tersedia (Combes & Tavasszy, 2016). P = Probabilitas ke-1
Alternatif - alternatif ini dicirikan oleh fungsi α = intersep atau konstanta
β = kemiringan regresi (koefisien regresi)
utilitas yang mewakili nilai masing-masing
C1 = Cost moda 1
opsi ini dari perspektif pengirim. Hal itu C2 = Cost moda 2
sendiri tidak dipertimbangkan secara
individual, segmentasi berdasarkan jenis Pada penenlitiannya (Pujiyanto, 2016)
komoditas atau beberapa kriteria analisis pemilihan moda transportasi
makroskopik lainnya umumnya dianggap Menggunakan persamaan Model Logit Biner
cukup. Nisbah dan Logit Biner Selisih.
Secara umum, model pemilihan diskret
dinyatakan sebagai peluang setiap individu METODOLOGI
memilih suatu pilihan merupakan fungsi ciri Metode penelitian yang digunakan untuk
sosio-ekonomi dan daya tarik pilihan mengetahui analisis pemilihan moda
tersebut, Untuk menyatakan daya tarik suatu transportasi apa saja yang dapat dipilih oleh
alternatif, digunakan konsep utilitas masyarakat. Penulisan ini dilakukan dengan
(didefinisikan sebagai sesuatu yang teknik pengumpulan data sebelum
dimaksimumkan oleh setiap individu). menganalisis permasalahan melalui sebuah
Persamaan umum Model Logit Biner metode penelitian. Metode discrete choise
Selisih menggunakan analisis regresi linear model untuk menentukan pemecahan
yaitu: masalah dalam suatu sistem. Data pada
P=
1
(1) penelitian ini membutuhkan proses analisis
1 exp α β C 2 C1 untuk menentukan sistem pemecahan
dimana: masalah dan solusi dari sebuah data.
P = Probabilitas ke-1 Pengumpulan data penelitian ini meliputi
α = intersep atau konstanta dua jenis data, yaitu menggunakan data
Menghitung Menghitung
B = β : (N.Σ XiYI-(Σ Xi.Σ Yi))/(N.Σ Xi^2-(Σ Xi)^2) B = β : (N.Σ XiYI-(Σ Xi.Σ Yi))/(N.Σ Xi^2-(Σ Xi)^2)
A = α : (rata-rata Y) – B (rata-rata X) A = α : (rata-rata Y) – B (rata-rata X)
Menghitung
Persamaan Regresi Linier
Yi = A + BXi
Grafik
Selesai
Analisis Pemilihan Moda Transportasi dengan Metode Discrete Choice Model (Studi Kasus:
87
Bandara Internasional Soekarno Hatta), (Dodi, Nahdalina)
Berdasarkan penyebaran kuisioner dari
1283 pengguna moda berdasakan waktu
tempuh perjalanan 1 – 3 jam sebanyak
50,97%, seperti ditunjukkan pada Tabel 6.
Analisis Pemilihan Moda Transportasi dengan Metode Discrete Choice Model (Studi Kasus:
89
Bandara Internasional Soekarno Hatta), (Dodi, Nahdalina)
model logit biner selisih untuk Transpostasi diketahui kemiringan garis menunjukkan
Umum Vs Mobil Pibadi arah menurun, pada model logit biner nisbah
yaitu menyatakan bahwa semakin besar nilai
perbandingan cost moda maka akan semakin
memperkecil probabilitas penumpang, dan
pada model logit biner selisih yaitu
menyatakan bahwa semakin besar nilai
selisih cost moda antara taksi dengan bus
damri maka akan semakin memperkecil
probabilitas.
KESIMPULAN
Dalam penelitian membangun dua model
pilihan terpisah untuk pilihan moda
transportasi untuk perjalanan ke dan dari
Gambar 14. Analisis regresi linear model
logit biner selisih Transpostasi Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Model
Umum Vs Mobil Pibadi pertama memungkinkan prediksi pilihan
antara menggunakan taxi dan bus damri, dan
Grafik sensitivitas model pemilihan moda model kedua berfokus pada pilihan antara
dapat diketahui kemiringan garis mobil dan menggunakan transportasi umum.
menunjukkan arah menurun, yaitu Kedua model memiliki persentase yang tinggi
menyatakan bahwa semakin besar nilai
dari kasus-kasus yang diklasifikasikan dengan
selisih cost moda transportasi umum dengan
mobil pribadi maka akan semakin benar.
memperkecil probabilitas memilih seperti Menyelidiki pengaruh berbagai faktor
Gambar 15. Pada saat berangkat grafik yang mempengaruhi pilihan penumpang, dan
tersebut juga memiliki kemiringan yang memperkirakan efek marjinalnya.
cukup tajam (curam) jika selisihnya semakin Berdasarkan hasil perhitungan perancangan
kecil maka semakin besar pula dan analisis pemilihan moda menuju bandara
probabilitasnya, hal ini berarti jika terjadi
internasional soekarno - hatta yang telah
perubahan pada variabel dalam model
pemilihan maka akan menyebabkan adanya dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
perubahan pada probabilitas pemilihan karakteristik responden pelaku perjalanan
moda, pada saat kondisi pulang grafik dapat teridentifikasi yaitu: responden jenis
menunjukan ketidak sensivitasanya karena kelamin laki-laki yaitu sebanyak 52,22%,
variable yang berpengaruh adalah bukan rata-rata umur pelaku perjalanan 20 tahun –
biaya perjalanan.
30 tahun (57,27%), Pendidikan
Diploma/Sarjana 60,87%, sudah menikah
54,25% dan mayoritas wiraswasta sebanyak
56,04%.
Berdasarkan penyebaran kuisioner dari
1283 pengguna moda Karakteristik
perjalanan dapat teridentifikasi yaitu:
sebanyak 42,01% masyarakat menggunakan
mobil pribadi dari tempat asal – Bandara
Internasional Soekarno Hatta, 38,74%
Gambar 15. Model logit biner selisih masyarakat menggunakan Taxi mobil dari
Transpostasi Umum Vs Mobil Bandar International Soekarno Hatta –
Pibadi Tempat asal, Dengan dioperasikannya kereta
bandara 45,13% responden tidak untuk
Terlihat pada gambar 8 sampai 15
menjalaskan bahwa grafik penyebaran beralih ke moda tersebut, 48,95% responden
statistikanya begitu padat dan grafik memilih waktu sebagi salah satu variable
sensitivitas model pemilihan moda dapat pemilihan moda, pengguna moda
Analisis Pemilihan Moda Transportasi dengan Metode Discrete Choice Model (Studi Kasus:
91
Bandara Internasional Soekarno Hatta), (Dodi, Nahdalina)
92 Warta Ardhia, Volume 44 No. 2 Desember 2018, hal 81-92