Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
ABSTRACT
Mix marriage as regulated in Article 57 Law Number 1 of 1974 concerning
marriage that is committed by a couple with different nationality. The Nationality of
the Republic of Indonesia in Law Number 12 of 2006, is explained that children as
the result of mix marriage can have double nationalities but limited. The process of
communication that is using in the mixing marriage is the process of intercultural
communication. In establishment of an interpersonal communication between
eastern culture and western culture. This communication takes place not just for a
day or two, but takes place during the stay of foreign citizens and citizens relations
with in Indonesia. The patterns of children's education is one of the problems that
often occur in mixed marriages. Most of the mixing marriage used the foreign
pattern of their child's education. This is because foreigners want their children get
an education equivalent to the education of the country of origin may be obtained.
The results showed that the process of intercultural communication can be well-
established and effective among the four mixed marriage couples. Overall
informants seeks to honor and respect for cultural differences in their marriage.They
tried to blend and merge with the cultur of their partner.Changes in view of the
world (religion,values,and behaviors) on minorities and chose to follow the beliefs of
the dominant partner.
Keywords: Mix marriage, intercultural communication, the patterns of children's
education
istiadatnya, terdapat 3 ciri yang dominan budaya yang merupakan sesuatu yang
dalam budaya barat yaitu penghargaan sangat penting. Ini dikenal istilah low
terhadap martabat manusia, kebebasan, context communication dan high context
dan penciptaan dan pemanfaatan communication. Pola pendidikan anak
teknologi. Dan bangsa barat lebih merupakan salah satu permasalahan yang
menekankan pada logika dan ilmu karena yang sering terjadi di perkawinan
orang barat cenderung aktif dan analitis. campuran. Kebanyakan dari perkawinan
Berbeda dengan orang timur dimana hal campuran mereka lebih memilih konsep
yang paling dominan adalah adat-istiadat. pendidikan warga asing dalam
yang masih dipegang teguh, walaupun mendominasi hal pola pendidikan anak
adat-istiadat saat ini mulai pudar dan mereka, dikarenakan warga asing
berubah. menginginkan anak mereka mendapatkan
Komunikasi antar budaya ini pendidikan yang hampir setara dengan
berlangsung bukan hanya untuk satu atau pendidikan yang ada di luar negeri.
dua hari, tetapi komunikasi ini Sehingga banyak dari pasangan kawin
berlangsung selama warga asing menetap campur menyekolahkan anak mereka di
dan menjalin hubungan dengan sekolah International dengan bahasa
warganegara Indonesia sehingga pengantar untuk proses belajar mengajar
menimbulkan proses akulturasi. yaitu bahasa Inggris. Dan mereka juga
Akulturasi yang menurut Rusmin menambah pendidikan anak mereka
Tumanggor dkk (2010:46) yaitu proses dengan les tambahan untuk kepribadian
sosial yang timbul bila suatu kelompok diri dengan kursus musik, melukis atau
manusia dengan kebudayaan tertentu tari. Hal ini ternyata dapat meningkatkan
dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kreatifitas anak mereka sehingga anak
kebudayaan asing dengan sedemikian hasil dari kawin campur ini lebih cerdas.
rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan Berangkat dari banyaknya fenomena
asing itu lambat laun diterima dan diolah perkawinan campuran yang unik,
kedalam kebudayaan sendiri tanpa mendorong peneliti untuk memutuskan
menyebabkan hilangnya kepribadian mengambil topik mengenai perkawinan
kebudayaan itu sendiri. Penting untuk campuran dalam penelitian kali ini dengan
mengetahui bagian-bagian mana dari judul penelitian, Pengaruh Komunikasi
masyarakat penerima yang terkena Antar Budaya Dalam Pola Mendidik Anak
pengaruh unsur-unsur kebudayaan asing Kawin Campur di Komplek Setia Budi
tersebut, karena setelah akulturasi maka Indah Medan.
akan muncul suatu proses baru bila terjadi
perkawinan campur yang berkepanjangan Perumusan Masalah
yaitu Asimilasi. Asimilasi itu adalah Berdasarkan latar belakang yang
bercampurnya dua kebudayaan atau lebih telah diuraikan diatas maka sebelum
sehingga membentuk kebudayaan baru. penulis mengemukakan pokok masalah
Bila proses asimilasi ini terus dalam penulisan ini, ada baiknya penulis
berkembang, maka kebudayaan yang ada terlebih dahulu mengemukakan
makin lama akan makin tenggelam atau perumusan masalah. Adapun perumusan
hilang. masalah dalam penelitian ini adalah
Proses akulturasi dan asimilasi dapat 1. Bagaimana pandangan orang tua dan
dilihat dari proses komunikasi yang anak tentang perkawinan campur?
dilakukan antara suami dan istri, maupun 2. Bagaimana pola komunikasi yang
antara orang tua dengan anak . Suami dan diterapkan antara orang tua dengan
istri yang datang dari dua budaya yang anak oleh pasangan kawin campur?
berbeda, membutuhkan proses 3. Apa saja kendala-kendala yang
pemahaman terhadap masing-masing dihadapi oleh pasangan pernikahan
PERSPEKTIF/ VOLUME 4/ NOMOR 2/ OKTOBER 2011
155
JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA ISSN : 2085 – 0328
PERCAKAPAN
C
Kebudayaan Kebudayaan
Kepribadian Kepribadian
A B Persepsi terhadap
Persepsi
Menerima relasi antar pribadi
Terhadap
Relasi Antar Perbedaan
Pribadi
Adaptif Strategi
-efektif - Ketidakpastian Komunikasi yang
- Kecemasan akomodatif
Terdapat dua hambatan yang terjadi budaya luar untuk mau mengungkapkan
pada pernikahan mereka yaitu hambatan apa yang mereka inginkan tanpa harus
”diatas air” merupakan hambatan yang membantah, mengkritik, apalagi melawan
berhubungan dengan perbedaan prinsip, pada orangtua. Karena mereka
budaya, persepsi pengalaman, emosi, menganggap dengan pendidikan secara
bahasa dan nonverbal dan ”dibawah air” demokratis, dapat membentuk karakteristik
merupakan hambatan yang terjadi anak mereka menjadi lebih mandiri, dapat
pernikahan mereka meliputi perbedaan mengontrol diri, mempunyai hubungan
norma dan aturan. Beberapa hambatan atau baik dengan teman, mampu menghadapi
kendala yang terjadi pada awal dan masa kesulitan dan stres, mempunyai minat
pernikahan mereka yaitu bahasa yang terhadap hal-hal baru dan terbuka dengan
dipakai, agama yang dianut, makanan yang orang lain. Konsep pendidikan anak dari
dipilih, budaya yang diterapkan, prinsip Timur tidak mereka gunakan karena
yang dipakai selama menikah. Pada awal dianggap terlalu otoriter dapat
pernikahan terdapat hambatan di atas mengakibatkan aneka gangguan kejiwaan
memberikan kendala dalam perkawinan yang kelak akan mengganggu keoptimalan
campur ini namun seiring waktu dengan proses tumbuh kembang anak.
menggunakan komunikasi yang baik maka Perkembangan yang tidak optimal ini, bisa
hambatan di atas dapat teratasi. menyebabkan anak tumbuh besar namun
tidak mencerminkan pribadi masing-
Pola Pendidikan Untuk Anak Kawin masing.
Campur
Masalah tentang pendidikan sempat Perubahan yang Terjadi Selama Kawin
menjadi salah satu pembicaraan yang Campur
serius bagi pasangan ini. Keempat Keempat istri merasakan bahwa
pasangan ini kemudian sepakat untuk merek mengalami perubahan pola pikir
menyekolahkan anaknya di sekolah selama mereka menikah dengan pria asing,
dengan standar International yang ada di dimana pola pikir dan prinsip suaminya
Medan berikut dengan tim pengajarnya sudah masuk kedalam dirinya sehingga
yang merupakan orang luar negeri mereka sekarang menjadi seorang wanita
sehingga proses komunikasi belajar yang simpel dalam berpikir, tidak mau
mengajar mengacu ke bahasa Inggris. merumit-rumitkan masalah seperti dulu
Keempat pasang kawin campur ini juga pada saat mereka masih single. Hal
berencana akan menguliahkan anak-anak lainnya,selama pernikahan mereka para
mereka di luar negeri, dengan pengharapan istri ini sudah kurang menjalankan dan
anak mereka bisa sebanding dengan anak- mengajarkan adat-istiadat atau
anak asing asli yang memiliki intelegensi kebudayaan yang sudah ada dari turun
yang tinggi. Faktor ekonomi mereka yang temurun baik sehingga anak-anak mereka
bisa dikatakan menengah keatas yang juga tidak tahu tentang kebudayaan asli ibu
membuat mereka menyekolahkan anak mereka. Perubahan sikap ini juga terjadi
mereka di sekolah yang terbaik yang ada pada para istri-istri yang menikahi pria dari
di Medan. kebangsaan asing. Mereka sekarang jadi
Karena keempat pasang kawin lebih cuek dalam artian tidak perduli
campur ini memiliki program sendiri untuk dengan keluarganya.
masa depan anak-anak mereka. Mereka
memberikan kebebasan pada anak-anak KESIMPULAN DAN SARAN
mereka untuk memberikan pendapat Kesimpulan
mereka tentang apa yang mereka inginkan. Dari pengamatan pada pasangan
Hal itu diajarkan oleh orang tua mereka kawin campur ini terdapat ada perbedaan
terutama ayah mereka yang berasal dari antara pasangan kawin bisa dengan
pasangan kawin campur yaitu keterbukaan Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori dan
dalam keluarga. Hal itu jarang kita temui Filsafat Komunikasi. Bandung. PT.
di pasangan kawin biasa, dimana bila Citra Aditya Bakti. 2003
seorang anak menyatakan pendapatnya, itu Faisal, Sanapiah. Format-format
ditentang dan menganggap kalau anak Penelitian sosial. Jakarta Grafindo
tersebut masih kecil dan belum boleh Persada cet 6. 1985
berbicara. Kriyantono, Rachmat. Tehnik Praktis Riset
Bila mendapat masalah atau Komunikasi : Disertai Contoh
perbedaan pendapat harus dibicarakan Praktis Riset Media, Public
dengan tenang. Dan ternyata pria asing Relations, Advertising, Komunikasi
lebih tenang dalam menghadapi masalah Organisasi, Komunikasi Pemasaran.
dan yang mereka butuhkan adalah Jakarta. Kencana. 2008
keterbukaan dengan pasangannya sehingga Liliweri, Alo. Gatra-Gatra Komunikasi
dapat disimpulkan bahwa pria asing yang Antarbudaya.Cet 1. Yogyakarta.
memutuskan menikah dengan wanita Pustaka Pelajar.2001
Indonesia dikarenakan sikap, perhatian dan Mulyana,Deddy .Ilmu Komunikasi: Suatu
keramahan wanita Indonesia yang Pengantar .Bandung. PT. Remaja
membuat mereka nyaman. Rosdakarya.1996
Selain itu banyak wanita Indonesia Ritonga, M. Jamiluddin. Tipologi Pesan
yang menikah dengan pria asing yang Persuasif. Jakarta. Indeks.2005
berstatus duda. Sendjaja, S. Djuarsa. Teori Komunikasi.
Sementara pasangan kawin campur Jakarta. Universitas Terbuka. 1994
lebih memilih pola pendidikan yang Singarimbun Masri, Sofian Effendi.
berstandar pendidikan International, Metode Penelitian Survei Cet. Ke V.
karena mereka ingin anak mereka LP3ES. Jakarta.1985
mendapatkan pendidikan yang sama Syarifuddin Amir.Hukum Perkawinan
dengan pendidikan yang ada di luar negeri. Islam di Indonesia.Jakarta. Jakarta
Dalam berkomunikasi pasangan kawin Putra Grafika. 2006
campur memilih untuk menggunakan dua Tumanggor Rusmin, Ridho Kholis, dan
bahasa yaitu bahasa istri dan bahasa suami Nurochim. Ilmu Sosial dan Budaya
dan mereka juga mengajarkan bahasa Dasar. Jakarta.Kencana Prenada
tersebut pada anak mereka karena mereka Media Group. 2010
menganggap pernikahan itu adalah suatu Undang – Undang Dasar Republik
proses pembelajaran. Indonesia 1945. Jakarta. Sinar Grafika.
1999
Saran
Kepada pasangan kawin campur
agar mendaftarkan atau melaporkan
keluarganya ke Kepala Lingkungan di
Komplek tempat tinggalnya. Selain itu
Kepala Lingkungan setempat agar lebih
aktif dalam mendata warganya.
DAFTAR PUSTAKA