Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
net/publication/308983703
CITATIONS READS
32 823
1 author:
Antomi Saregar
Universitas Islam Negeri Raden Intan, Lampung
32 PUBLICATIONS 151 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Antomi Saregar on 11 October 2016.
Abstract: This study aims to encourage and increase student mastery of concepts on Physics Education
Study Program, Quantum Physics subject in wave particle duality, the odd semester of the academic year
2015/2016, using PhET simulations shaped media through a scientific approach. The research method
uses a Class Action Research. The results of the implementation of the act of learning physics simulation
assisted with the PhET and LKM scientific approach, it can be concluded that: 1) The interest of students
during the learning with media-assisted PhET and LKM scientific approach, increased in each cycle. The
percentage interest of students in the cycle I until cycle III are 73.33%, 86.66% and 90%; 2) the students
mastering of concepts generally increasing, although is not significant. On average the mastery of the
concepts of physics students with scientifically-assisted learning of PhET simulations and LKM of the first
cycle until. the third cycle in a row is 62.3; 79.6; and 80.3
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan penguasaan konsep mahasiswa Program
studi Pendidikan Fisika, mata kuliah Fisika Kuantum materi dualisme gelombang partikel, semester ganjil
tahun ajaran 2015/2016, dengan menggunakan media berbentuk simulasi PhET melalui pendekatan
saintifik. Metode penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Hasil pelaksanaan tindakan
pembelajaran fisika dengan pendekatan saintifik berbantu simulasi PhET dan LKM, maka dapat
disimpulkan bahwa: 1) Minat mahasiswa selama pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbantu media
PhET dan LKM, mengalami peningkatan pada setiap siklus. Persentase minat mahasiswa pada siklus I s.d.
siklus III berturut-turut adalah 73,33%, 86,66%, dan 90%; 2) penguasaan konsep mahasiswa secara umum
trennya terus meningkat, walaupun tidak terlalu signifikan. Rata-rata penguasaan konsep fisika mahasiswa
dengan pembelajaran saintifik berbantu simulasi PhET dan LKM dari siklus I s.d. siklus III berturut- turut
adalah 62,3; 79,6; dan 80,3.
Kata kunci: dualisme gelombang partikel, laboratorium virtual, minat dan penguasaan konsep, pendekatan
saintifik, PhET simulation,
salah satu mata kuliah dijenjang science, Berarti bahwa seorang Pendidik
perguruan tinggi, yang tergolong sulit sains memiliki tanggung jawab dalam
untuk dipahami, sehingga mahasiswa mengeksplor pendekatan pembelajaran
sebagian besar kurang berminat dalam yang efektif untuk meningkatkan minat
proses pembelajaran dikelas. Hal ini siswa dalam belajar.
berakibat nilai mata kuliah mahasiswa Kompetensi dasar yang harus
pada semester ganjil tahun pelajaran dicapai mahasiswa pada materi dualisme
2014/2015 sebagian besar bernilai dengan gelombang-partikel adalah menganalisis
huruf mutu C. secara konsep kegagalan fisika klasik dan
Berdasarkan hasil pre-test diperoleh kelahiran fisika kuantum. Adapun untuk
data bahwa nilai rata-rata pre-test mata mencapai tujuan pembelajaran pada
kuliah Fisika Kuantum untuk materi materi dualisme gelombang-partikel,
dualisme geolmbang partikel, mahasiswa diperlukan pendekatan pembelajaran yang
kelas A semester ganjil tahun pelajaran mampu meningkatkan minat dan
2015/2016 adalah 67,18 dengan distribusi penguasaan konsep mahasiswa.
nilai yang tidak homogen. Fakta hasil Pendekatan dalam pembelajaran
obsevasi, bahwa mahasiswa kelas A memiliki dua jenis menurut Nasution
tersebut, berjumlah 30 mahasiswa. (2013), yaitu: pendekatan pembelajaran
Mahasiswa di kelas tersebut, diantaranya yang berorientasi atau berpusat pada
terdapat 21 mahasiswa, tergolong siswa (student centered approach) dan
mahasiswa yang kurang aktif dan antusias pendekatan pembelajaran yang berorien-
dalam pembelajaran di kelas. Hal ini tasi atau berpusat pada pendidik (teacher
disebabkan karena beberapa faktor. centered approach). Hasil penelitian yang
Diantara gejala yang tampak pada diri sudah di publikasikan, mengungkap
mahasiswa dalam pembelajaran sebagai bahwa pendekatan yang berorientasi pada
berikut: 1) Mahasiswa kurang antusias siswa. secara umum lebih efektif dalam
mengikuti pembelajaran; 2) Mahasiswa meningkatkan minat dan penguasaan
tidak mampu memahami pelajaran dengan konsep peserta didik baik dijenjang
baik ketika dosen mengajar hanya dengan perguruan tinggi (mahasiswa), maupung
metode ceramah, disisi lain konten materi jenjang dibawahnya (siswa). Pendekatan
pelajaran fisika kuantum umumnya yang dimaksud diantaranya: pendekatan
berkarakteristik abstrak, dan banyak Kontekstual (Saregar, dkk., 2013), dan
penurunan persamaan dalam Pendekatan Saintifik (Siswanto, dkk.,
mengkomfirmasi suatu teori. Sedangkan 2014; Sari, K.A. 2015).
yang tampak pada Dosen saat Kurikulum 2013 merupakan
pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) kurikulum yang secara resmi diterapkan
pendekatan pembelajaran dan media yang oleh pemerintah mulai tahun 2013 di
digunakan kurang bervariasi, dan sebagian sekolah di Indonesia sebagai
cederung kurang mampu menjangkau project percontohan. Kurikulum 2013
kedalaman materi yang disampaikan; 2) menghendaki para peserta didik untuk
Dosen mendominasi kegiatan belajar mempelajari suatu prinsip dan konsep
mengajar, sehingga berdampak pada tidak fisika melalui pendekatan saintifik. Dalam
terjadinya interaksi yang baik antara hal ini, pendekatan saintifik merupakan
Dosen dan mahasiswa dalam proses pendekatan pembelajaran yang berpusat
pembelajaran. (Fen Lin, dkk. 2016) pada peserta didik. Berdasarkan isi
menyatakan, “science educators have the Permendikbud No. 81 A Tahun 2013,
responsibility to explore effective tentang pembelajaran dengan
approaches for enhancing students’ menggunkan pendekatan saintifik, peserta
interest in and enjoyment of learning didik mengkonstruksi kognitif bagi
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika ‘Al-BiRuNi’ 05 (1) (2016) 53-60 55
belajar, yang dirancang dalam silabus dan tersebut menjadi dasar bagi peneliti,
RPP layaknya praktikum menggunakan bahwa penelitian tindakan sudah cukup
alat praktikum (KIT) laboratorium real. pada siklus III saja.
Hal tersebut dapat terjadi, karena
pendekatan saintifik, dalam praktiknya, Dekripsi Pengelolaan Pembelajaran.
menstimulus mahasiswa melakukan Pengelolaan pembelajaran dengan
kegiatan mengamati, menanya, pendekatan saintifik menggunakan media
mengumpulkan informasi, menalar, dan PhET dan LKM oleh peneliti meliputi: a)
akhirnya mahasiswa mampu Membuka pelajaran, b) Menjelaskan, c)
mengomunikasikan hasil pengalaman Memberi penguatan, d) Bertanya, e)
belajarnya. Media pembelajaran, f) Mengadakan
Minat belajar fisika mahasiswa variasi, g) Membimbing diskusi, h)
dalam pembelajaran dengan pendekatan Mengelola kelas, i) Mengevaluasi, j)
saintifik menggunakan PhET Simulation Menutup pelajaran. Pengelolaan ini
dan LKM, pada siklus II mengalami direfleksikan pada setiap akhir siklus dan
peningkatan minat cukup signifikan, direkomendasikan untuk dilakukan
meski sebelumnya beberapa mahasiswa perbaikan pada siklus berikutnya,
merasa sedikit bosan dengan sehingga pembelajaran dapat dilakukan
pembelajaran yang selalu dilakukan dengan baik dan teratur.
dengan kerja kelompok. Bagi mahasiswa Berdasarkan pelaksanaan pada
yang jarang mengungkapkan pendapat, siklus I, peneliti belum dapat
dengan pembelajaran seperti ini dirasakan melaksanakan seluruh aspek yang
sulit. Namun, hal ini berangsur dapat diamati. Pada pelaksanaannya 66,25%
diatasi oleh peneliti dengan cara baik, namun belum sempurna, dan masih
memberikan perlakuan khusus pada banyak yang perlu diperbaiki.
mahasiswa tersebut seperti: 1) memberi Beberapa hal yang perlu diperbaiki
stimulan pertanyaan seputar materi yang meliputi: a) kemampuan peneliti dalam
dibahas; 2) peneliti mendengarkan dengan membimbing diskusi, sehingga presentasi
antusias terkait jawaban mahasiswa dua kelompok terakhir suasana kelas
tersebut; 3) memberi hadiah dan motivasi, sedikit gaduh; b) peneliti kurang
agar mahasiswa tersebut terus aktif memberikan penguatan atas konsep
dikelompoknya. Tidak hanya itu, saat materi yang disampaikan, sesaat setelah
diskusi kelompok berlangsung, peneliti simulasi PhET selesai di sajikan; c)
melibatkan mahasiswa-mahasiswa yang evaluasi pada pertemuan ke-dua belum
pasif untuk bertanya maupun menjawab sempat dilakukan karena waktu tidak
pertanyaan sehingga hasilnya pun cukup memungkinkan. Sebagai gantinya
memuaskan, hal ini terlihat dari evaluasi dilakukan pada pertemuan ke-3.
meningkatnya minat mahasiswa dalam Proses pelaksanaan pembelajaran
pembelajaran pada siklus kedua ini. pada siklus II diusahakan agar
Minat belajar fisika mahasiswa juga pengelolaan pembelajaran yang dilakukan
meningkat pada siklus III sekitar 3,33%. peneliti lebih baik dibandingkan siklus I.
Hal ini terjadi karena mahasiswa sudah Hasilnya, pada siklus II sudah mampu
cukup terbiasa pembelajaran dengan mengelola pembelajaran dengan cukup
pendekatan saintifik menggunakan media baik, dengan persentase 81,25%. Diskusi
PhET dan LKM. Peningkatan minat saat presentasi berlangsung sudah berjalan
belajar dari siklus I ke siklus II, dengan dengan baik sesuai dengan harapan
selisih hanya 3,33%, menunjukkan bahwa peneliti, dan peneliti sudah baik dalam
sudah terjadi kemantapan peningkatan memberikan penguatan atas konsep
minat belajar pada mahasiswa. Hal
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika ‘Al-BiRuNi’ 05 (1) (2016) 53-60 59
materi yang disampaikan, sesaat setelah penguasaan konsep pada siklus ini
simulasi PhET selesai di sajikan. meningkat.
Terjadi peningkatan pengelolaan Sedangkan pada siklus III
pembelajaran pada siklus III dengan penguasaan konsep mahasiswa juga
persentase 87,5% kategori baik. Peneliti mengalami peningkatan, hal ini
sudah mampu memaksimalkan dikarenakan meningkatnya minat
pelaksanaan pengelolaan pembelajaran mahasiswa. Selain itu, mahasiswa juga
dengan baik, sehingga mengakibatkan sudah cukup memahami perbedaan
meningkatnya minat belajar mahasiswa. cahaya sebagai partikel dan cahaya
sebagai gelombang ketika praktikum
Deskripsi Penguasaan Konsep maupun dijelaskan dengan gambar
Mahasiswa dengan Pendekatan walaupun masih ada beberapa mahasiswa
Saintifik yang masih menjawab pertanyaan secara
Berdasarkan data penguasaan tidak ilmiah.
konsep mahasiswa, diperoleh gambaran
rata-rata evaluasi penguasaan konsep
fisika mahasiswa yang selalu meningkat SIMPULAN DAN SARAN
dari siklus ke siklus walaupun hasilnya Hasil pelaksanaan tindakan
tidak signifikan. Data evaluasi pembelajaran fisika dengan pendekatan
penguasaan konsep fisika mahasiswa dari saintifik berbantu simulasi PhET dan
siklus I s.d. III dapat dilihat pada tabel 2 LKM, maka dapat disimpulkan bahwa: 1)
Minat mahasiswa selama pembelajaran
Tabel 2. Data penguasaan konsep fisika dengan pendekatan saintifik berbantu
mahasiswa dari siklus I-III media PhET dan LKM, mengalami
peningkatan pada setiap siklus. Persentase
Siklus Rata-rata Kategori minat mahasiswa pada siklus I s.d. siklus
penguasaan III berturut-turut adalah 73,33%, 86,66%,
konsep dan 90%; 2) Penguasaan konsep fisika
SiklusI 62,3 Sedang mahasiswa secara umum dalam kriteria
Siklus II 79,6 Tinggi sedang, yang terus meningkat walaupun
Siklus III 80,3 Tinggi tidak terlalu signifikan. Rata-rata
penguasaan konsep fisika mahasiswa
dengan pembelajaran saintifik berbantu
Pada siklus I, soal yang dianggap
simulasi PhET dan LKM dari siklus I s.d.
sukar adalah soal-soal yang berkaitan
siklus III berturut- turut adalah 62,3; 79,6;
dengan konsep efek foto listrik hal ini
dan 80,3.
dikarenakan konsep dasar mahasiswa
mengenai perilaku partikel rendah. Selain
Saran
itu mahasiswa juga tidak terbiasa jika
Berdasarkan pelaksanaan tindakan
dilakukan post-test secara langsung pada
yang dilakukan oleh peneliti disarankan
akhir pembelajaran.
dalam penelitian ini sebaiknya: 1) Dalam
Mahasiswa sudah mulai menguasai
pembelajaran, jika mahasiswa tidak
konsep efek foto listrik pada siklus II,
mampu mengungkapkan isu sains yang
tetapi masih ada beberapa mahasiswa
berkaitan dengan materi, pendidik
yang merasa bingung dengan perbedaan
hendaknya membimbing mahasiswa
cahaya sebagai partikel pada saat simulasi
dengan pertanyaan-pertanyaan yang
PhET di jalankan, maupun saat dijelaskan
besifat responsif. Jika mahasiswa masih
dengan gambar. Namun rata-rata
belum bisa menjawab, pendidik dapat
memunculkan isu sains yang berkaitan
60 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika ‘Al-BiRuNi’ 05 (1) (2016) 53-60