Sei sulla pagina 1di 12

Gambaran surveilans filariasis...

(Mara I, ENdang PA, Andri R, Tri W & Lukman H)

GAMBARAN SURVEILANS FILARIASIS DI KABUPATEN BANDUNG


PROVINSI JAWA BARAT

Description of Filariasis Surveillance in Bandung District West Java Province

Mara Ipa, Endang Puji Astuti, Andri Ruliansyah, Tri Wahono, Lukman Hakim1
Loka Litbang P2B2 Ciamis
Email: tiarmara@gmail.com

Diterima: 21 Februari 2014; Direvisi: 26 Februari 2014; Disetujui: 30 Mei 2014

ABSTRACT

Filariasis elimination program in Indonesia set two pillars that are cutting the transmission chain with
mass drug administration for filariasis prevention ( POMP filariasis ) in endemic areas and preventing and
limiting disability due to filariasis. To prevent re-infection in an area that already perform POMP,
surveillance activities need to be performed to observe the development of new cases as well as risk factors
for transmission; therefore surveillance information that fit the facts on the ground are required. This study
was an observational study with cross-sectional research design studies. This research was conducted in
Bandung District for 6 months. Primary data were collected by in-depth interviews with filarial program
managers in district level, health centers and cadres. The results of the study illustrate the surveillance of
filariasis in Bandung District is only focused on the treatment surveillance, case finding surveillance is not
implemented optimally. Treatment surveillance activities include dissemination of information regarding
the management of filariasis cases, target population data collection, cross-sector cooperation, elimination
officers training, the declaration and implementation of POMP mass treatment.

Keywords: Surveillance, elimination, filariasis, POMP, treatment

ABSTRAK

Program eliminasi filariasis di Indonesia ditetapkan dua pilar yaitu memutuskan rantai penularan dengan
pemberian obat massal pencegahan filariasis (POMP filariasis) di daerah endemis dan mencegah dan
membatasi kecacatan karena filariasis. Untuk mencegah terjadinya penularan ulang di daerah yang sudah
melakukan POMP, perlu dilakukan kegiatan surveilans yaitu pengamatan secara terus menerus untuk
mengamati perkembangan kasus baru serta faktor risiko terjadinya penularan; karena itu diperlukan
informasi surveilans yang sesuai fakta di lapangan. Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan
desain penelitian cross sectional studies. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bandung yang telah
melaksanakan POMP, waktu penelitian selama 6 bulan. Pengumpulan data primer dilakukan dengan In -
depth interview terhadap pengelola program filaria tingkat kabupaten, puskesmas dan kader. Hasil
penelitian menggambarkan surveilans filariasis di Kabupaten Bandung hanya terfokus pada surveilans
pengobatan, untuk surveilans "case finding" belum dilaksanakan secara optimal. Kegiatan dalam surveilans
pengobatan meliputi sosialisasi mengenai informasi tatalaksana kasus filariasis, pendataan penduduk
sasaran, melakukan kerjasama lintas sektor, pelatihan tenaga eliminasi, pencanangan pengobatan massal
dan pelaksanaan POMP.

Kata kunci: Surveilans, eliminasi, filariasis, POMP, pengobatan

PENDAHULUAN dapat bekerja secara optimal dalam waktu


yang lama (Subdit Filariasis &
Filariasis tidak mengakibatkan
Schistosomiasis Departemen Kesehatan RI,
kematian namun kecacatan yang ditimbulkan
2006).
dapat menyebabkan stigma sosial bagi
penderita dan keluarganya, sehingga Kasus filariasis menyebar hampir
berdampak pada penurunan produktivitas diseluruh provinsi di Indonesia. Jumlah kasus
kerja penderita, beban keluarga, dan filariasis tiap tahun terus bertambah, bahkan
masyarakat. Selain itu, filariasis dapat di beberapa provinsi terdapat daerah yang
menimbulkan kerugian ekonomi yang tidak mempunyai tingkat endemisitas cukup tinggi.
sedikit bagi negara karena penderita tidak Jawa Barat merupakan salah satu Provinsi
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 13 No 2, Juni 2014 : 153 – 164

yang melaporkan bahwa penderita filariasis yang sebenarnya terjadi, karena itu
sampai dengan tahun 2010 terpetakan di 11 diperlukan sebuah gambaran surveilans
kab/kota endemis dari 25 kab/kota, dan filariasis yang merepresentasikan kondisi di
menyebar di 266 desa 147 kecamatan dengan lapangan yang sesungguhnya.
penderita kasus kronis dan Micro filaria (Mf)
Penelitian ini untuk mengetahui
positif berjumlah 1220 orang (Dinas
gambaran surveilans pengobatan massal
Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2011).
pencegahan filariasis di Kabupaten Bandung
Berdasarkan laporan tahun 2005- dengan angka cakupan pengobatan paling
2009, cakupan POMP filariasis berkisar rendah dibandingkan kabupaten/kota lainnya
antara 28 %- 59,48% cakupan ini masih jauh yang sudah melakukan POMP filariasis di
dari cakupan yang diharapkan. Cakupan Jawa Barat . Diharapkan dari penelitian ini
POMP Filariasis di 11 kota/kabupaten di dapat memberi masukan bagi pengambil
Provinsi Jawa Barat tahun 2012, yaitu Kota kebijakan/program kesehatan dalam rangka
Bogor (94,02%), Kab. Bogor (90,73%), Kota pelaksanaan program surveilans Filariasis.
Depok (86,34%), Kota Bekasi (87,05%),
Kab. Karawang (99,64%), Kab. Subang
(79,84%), Kab. Bandung (78%), Kab BAHAN DAN CARA
Tasikmalaya (96,79%), dua kabupaten belum Penelitian yang sudah dilaksanakan
melaporkan yaitu Kabupaten Bekasi dan adalah studi kualitatif, penelitian dilakukan di
Kabupaten Kuningan (Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung yang sudah
Provinsi Jawa Barat, 2012) melaksanakan POMP filariasis selama 6
Program eliminasi filariasis di dunia bulan mulai bulan Juni- November 2013.
dimulai berdasarkan deklarasi WHO tahun Populasi penelitian ini adalah pengelola
2000, di Indonesia program eliminasi dimulai program filariasis dari tingkat provinsi,
pada tahun 2002. Untuk mencapai eliminasi, kabupaten, puskesmas dan kader di
di Indonesia ditetapkan dua pilar yaitu Kabupaten Bandung. Sampel untuk
memutuskan rantai penularan dengan wawancara diperoleh dengan cara purposive
pemberian obat massal pencegahan filariasis sebanyak total populasi. Sampel terpilih yaitu
(POMP filariasis) di daerah endemis dan Puskesmas Cikaro dengan kasus filariasis
mencegah atau membatasi kecacatan karena tertinggi dengan tipe pemukimannya
filariasis (Depkes RI. 2002). perkampungan padat; Puskesmas Rancabali
dengan kasus filariasis negatif (tidak ada
Pengobatan massal filariasis
kasus), topografi berupa pegunungan; dan
merupakan salah satu pilar program eliminasi
Puskesmas Margahayu Selatan merupakan
filariasis yang bertujuan untuk memutuskan
puskesmas dengan kasus filariasis dengan
rantai penularan filariasis dengan mengurangi
tipe pemukiman perumahan. Pengumpulan
mikrofilaria dalam darah tepi penderita
data sekunder dilakukan dengan telaah
sehingga mengurangi potensi penularan oleh
dokumen di lokasi penelitian sedangkan
nyamuk vektor. Pengobatan massal filariasis
pengumpulan data primer dilakukan melalui
dilakukan dengan pemberian 3 jenis obat
wawancara mendalam (In - depth interview)
filariasis Diethyl Carbamazine Citrate
terkait sistem surveilans dan sumber daya
(DEC), Albendazole dan Paracetamol secara
terhadap pengelola program filariasis tingkat
cuma-cuma kepada masyarakat yang tinggal
di provinsi (Pemegang program filaria),
di daerah endemis filariasis (Subdit Filariasis
kabupaten (Kepala Seksi Pemberantasan
& Schistosomiasis Departemen Kesehatan
Filariasis), puskesmas (Pelaksana kegiatan
RI, 2006).
P2 Filaria dan penanggungjawab surveilans)
Untuk mencegah terjadinya serta kader yang diperbantukan untuk
penularan ulang di daerah yang sudah kegiatan surveilans filariasis. Wawancara
melakukan POMP, perlu dilakukan kegiatan dilakukan dengan menggunakan pedoman
surveilans untuk mengamati perkembangan wawancara mendalam. Selain itu juga
kasus baru serta faktor risiko terjadinya ditanyakan mengenai petunjuk pelaksanaan
penularan. Sistem pencatatan dan pelaporan pengobatan massal. Data kualitatif hasil
merupakan unsur yang sangat penting dalam wawancara mendalam dianalisis dengan
menggambarkan besaran masalah kesehatan menggunakan metode analisis isi (content
Gambaran surveilans filariasis...(Mara I, ENdang PA, Andri R, Tri W & Lukman H)

analysis) dan dilakukan triangulasi informan letak Kabupaten Bandung berada pada 6°,41’
untuk keabsahan data. – 7°,19’ Lintang Selatan dan diantara
107°22’ – 108°5’ Bujur Timur dengan luas
wilayah 176.239,67 Ha. Sebaran kasus kronis
HASIL filariasis di Kabupaten Bandung terdapat di
22 Puskesmas yang tersebar di 33 desa,
Gambaran Umum Filariasis di Kabupaten
tampak pada Gambar 1. Sejak ditemukannya
Bandung
kasus kronis pada tahun 2008 jumlah
Kabupaten Bandung adalah sebuah keseluruhan sampai dengan tahun 2013
kabupaten di Provinsi Jawa Barat Indonesia, ditemukan 36 kasus.
Ibu kotanya adalah Soreang. Secara geografis

Gambar 1. Sebaran Kasus Kronis Filariasis Kabupaten Bandung Tahun 2008-2012


Sumber : Data Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat

Gambaran cakupan pengobatan penurunan di tahun 2009. Cakupan


massal di Kabupaten Bandung seperti tampak pengobatan per seluruh jumlah penduduk
pada Gambar 2. menunjukkan cakupan tidak mencapai target yaitu dibawah 65% di
berdasarkan populasi sasaran pengobatan tahun 2010 dan 2011.
rata-ratanya adalah 82,6 % dan mengalami
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 13 No 2, Juni 2014 : 153 – 164

Gambar 2. Cakupan Pemberian Obat Massal Pencegahan (POMP) Filariasis di Kabupaten


Bandung tahun 2009-2012
Sumber : Data Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat

Sistem Surveilans Filariasis Sosialisasi


Surveilans filariasis yang berjalan di Sosialisasi merupakan upaya yang
Kabupaten Bandung adalah kegiatan dilakukan oleh unit kesehatan agar semakin
pemberian obat massal pencegahan (POMP) banyak pihak yang sadar dan paham terhadap
yang secara teknis sudah diatur dan filariasis dan bagaimana cara mencegah dan
diundangkan dalam Surat Keputusan Menteri melakukan penatalaksanaan yang benar
Kesehatan Nomor 1582 Tahun 2005 tentang terhadap kasus. Adaapun upaya sosialisasi
Pedoman Pengendalian Filariasis (Penyakit filariasis yang telah dilakukan menurut hasil
Kaki Gajah). wawancara adalah sebagai berikut :
Pelaksanaan surveilans pengobatan "Sosialisasinya mulai dari tingkat
filariasis di Kabupaten Bandung merupakan kecamatan dulu, kemudian turun ke tingkat
surveilans yang dilakukan satu tahun satu desa, kemudian turun ke tingkat RW ke
kali sejak dinyatakan sebagai daerah endemis posyandu. Kemudian kita juga melakukan
filariasis di tahun 2008. Kegiatan surveilans sosialisasi tingkat puskesmas dalam artian
yang dilakukan meliputi sosialisasi mengenai dulu kita tiap selasa itu ada penyuluhan
informasi tatalaksana kasus filariasis, dalam gedung. Memanfaatkan setiap
pendataan penduduk sasaran pengobatan menjelang program filariasis, itu 2 bulan
massal filariasis, melakukan koordinasi sebelum pelaksanaan setiap Hari Selasa kita
tingkat RS (Rumah Sakit), KAPFI (Komite penyuluhan tentang filariasis"
Ahli Pengobatan Filariasis), kabupaten,
(RVAD, 12 September 2013)
kecamatan desa, pelatihan Tenaga Eliminasi
Filariasis (TPE), pencanangan Pengobatan "Sosialisasi itu yang kami lakukan
Massal dan pelaksanaan pengobatan tidak hanya berupa pertemuan tapi juga
filariasis. Pengobatan filariasis melibatkan sosialisasi melalui media elektronik dan
kader dalam pendistribusian obat didampingi media cetak......kami membuat sebuah iklan
oleh petugas puskesmas sebagai supervisor dimana iklan tersebut kami siarkan di TV
puskesmas, pemberian obat pada penduduk nasional, yang udah-udah seh di OVJ ya, di
yang tidak hadir (sweeping), monitoring sela-sela slot iklan OVJ. Lalu di TVRI serta
reaksi obat , puskesmas sebagai pusat di beberapa stasiun TV swasta seperti IMTV,
pelayanan kesehatan siap 24 jam, rujukan PJTV, jadi yang lokal ya. Sifatnya TV lokal
efek samping ke RS, dan penguatan sistim yang ada di Bandung. Dan untuk media
rujukan berjenjang. cetaknya kita cetak juga di koran PR dalam
Gambaran surveilans filariasis...(Mara I, ENdang PA, Andri R, Tri W & Lukman H)

Media sama Tribun Jabar. Tahun kedua kita obat siapa, ditunda atau tidak minum sama
pernah iklan juga di Republika.. sekali...
(RVAD, 8 Oktober 2013) ...Refreshingnya itu biasanya 3 bulan
sebeum pelaksanaan, kalau untuk tahun ini
dipercepat. Pelaksanaan kan bulan
Pelatihan November biasanya penyegaran bulan
Pelatihan tenaga eliminasi filariasis, Agustus/ September tapi kemaren bulan Juni
kegiatan ini merupakan wajib dilakukan sudah dilaksanakan refreshingnya...
sebelum pelaksanaan pengobatan massal. ...1 hariBiasanya kalau gak di
Adapun bentuk pelatihannya sebagai berikut puskesmas di balai desa Biasanya kan kepala
sesuai penjelasan informan : puskesmas, dulu kan dr. Christine, sekarang
... Sudah kewajiban tauh, kan ada di dr. Dedy, dr Wulan, Ibu Heni, Pak Nandang
PERDA 15 82.. 2 bulan menjelang juga.. Paling intens itu dia, paling cerewet n
pengobatan itu kita mengadakan refreshing gak bisa dibantah lagi...
atau TPE Tenaga Pelaksana Eliminasi. Itu ( BE, In - depth Interview, 27
udah Protapnya mbak. Itu udah Protap jadi Agustus 2013)
gak boleh enggak...biasanya
melaksanakannya per desa...
Pelaksanaan POMP Filariasis
...Tentang POMPnya. Biasanya lebih
kearah POMP dan TPE ini kita serahkan ke Pelaksanaan pemberian obat massal
puskesmas. Iya kan kebayang desanya ada Pencegahan (POMP), dilakukan serentak di
berapa, kecuali tahun pertama ya, kalau seluruh wilayah Kabupaten Bandung.
tahun pertama kita yang datengnya, tahun Strategi pelaksanaan disesuaikan dengan
keduanya kita serahkan ke puskesmas. jumlah sumber daya manusia setiap
Karena kami dari dinas sudah mendatangkan puskesmas dan kondisi wilayahnya masing-
berbagai ahli... ahli epidemiologi dr Ambar, masing. Pada saat pelaksanaan pemberian
mendatangkan juga dari kemenkes, obat massal sangat terbantu oleh peran kader
mendatangkan juga ahli farmasi dr Trully. di masing-masing desa. Adapun peran kader
Pokoknya semua ahli-ahli kita datangkan pada saat pelaksanaan seperti hasil In - depth
dan alhamdulillah saya juga pahamnya ya di interview berikut :
tahun 2009. Karena pada saat itu
... Kalau saya pas pengobatan itu
mendengarkan langsung penjelasan dari Dr
sekarang setelah menjadi ibu RW lagi itu
Teguh Kavi, semua itu alhamdulillah
pegang daftar peminum obatnya, kader yang
sekarang temen-temen di puskesmas itu lebih
lain ngasih obat. Kalau sekarang diperiksa
pede...(RVAD, 8 Oktober 2013)
dulu, darahnya ditensi dulu trus ditanya
Pesertanya adalah para petugas tanya sama ibu bidannya. Sekarang dua
puskesmas yang semuanya terlibat dalam bidannya, selama pengobatan massal itu
pelaksanaan POMP Filariasis untuk bidannya dua. ..
disampaikan kembali kepada para kader
...Untuk awalnya biasanya 2 hari
puskesmas. Materi ini diberikan sebagai
sebelum hari H saya ngasih undangan, ada
bekal dalam kegiatan sosialisasi pengobatan
data tempatnya dimana, tanggal berapa, jam
filariasis baik oleh petugas kesehatan
berapa dah ada disitu di undangannya. Di
maupun kader kepada masyarakat di
undangan dah dikasih ultimatum tuh, jangan
wilayahnya masing-masing. Berikut
makan mie instan, jangan makan makanan
penjelasan salah satu kader di wilayah kerja
pedas, asem, takutnya nanti saat minum obat
Puskesmas Cikaro mengenai refreshing
pada mual atau mencret dia nyalahin lagi ke
(pelatihan) tenaga eliminasi filariasis :
obatnya, takutnya seperti itu...
...Untuk kader.. Kader..... disebutnya
...Di sweeping, ada yang disweeping
kan apa ya.. Tim eliminasi kalau gak
karena emang tidak datang ke tempat, ada
salah...Penyegaran kembali. Apa itu
yang di sweeping ada reaksi apa nggak, kan
filariasis, penyebarannya bagaimana,
ada formatnya dari puskesmas. Yang pusing
sasarannya siapa aja, yang tidak dikasih
berapa, yang mual berapa orang, yang
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 13 No 2, Juni 2014 : 153 – 164

muntah berapa orang,yang diambil tindakan “ ....Kalau survei cakupan kemaren


berapa orang...(Kader 1-In - depth Interview, ke Kabupaten Bandung bagus, hasilnya 80%,
27 Agustus 2013) hanya kita memang kita meminta ke kader
untuk memastikan obat-obat yang diminta di
... Saya kebagian dari
pos itu diminum tidak. Kita sudah
administrasinya... selain penyuluhan ke
menegaskan ke kader untuk memantau
masyarakat, ibu membagikan obatnya dan
masyarakat. Masyarakat yang tidak datang
administrasi disana mungkin membantu
tetap diberikan tapi itu dipantau kader
nulisnya. Kalau ngepak-ngepak obat ibu juga
obatnya diminum atau tidak dan ditanyakan
membantu.. Kebanyakan ibu.. Ketua
ada efek samping atau tidak. Jadi selain
kadernya.. Didatengin ke rumah. Sweeping
memastikan obat diminum atau tidak tapi
gitu...(Kader-2-In - depth Interview, 10
juga memantau ada efek sampingnya atau
Oktober 2013)
tidak, kan harus dilaporkan dan dirawat ya
Kegiatan yang penting merupakan kalau ada efek samping. Ya memberikan
bagian dari kegiatan surveilans pada saat pengayoman lah ke masyarakat. Kan gak
pengobatan adalah surveilans Kejadian mungkin juga yang ke masyarakat langsung
Ikutan Pasca Pengobatan. Kegiatan ini ujung petugas kesehatan.....”(CM, In - depth
tombaknya terletak di Tenaga Pelaksana Interview, 8 Oktober 2013)
Eliminasi (TPE), yaitu bagaimana
Walaupun demikian masih banyak
penatalaksanaan apabila terdapat keluhan
kendala – kendala seperti yang diungkapkan
dari masyarakat akibat mengkonsumsi obat
oleh petugas Puskesmas Cikaro :
massal pencegahan filariasis. Berdasarkan
pengalaman setelah POMP periode I tahun “....Kendala yang paling pokok ya..
2009 yang terjadi over kapasitas Rumah Karena awal kegiatan kita dimunculkan
Sakit dikarenakan banyaknya masyarakat dengan kasus. Itu kan jadi momok bagi
yang dirawat karena muncul keluhan setelah masyarakat, sampai saat ini. Termasuk
minum obat massal filariasis, sehingga kemarin ya, kemarin saya pelaksanaan BIAS
kebijakan berikutnya adalah dilakukan sistem di SD, sebelumnya saya melakukan
rujukan berjenjang. Kegiatan yang telah sosialisasi tentang filariasis karena kita akan
dilakukan adalah (1) membentuk posko- melakukan TASK, TASK itu dilakukan pada
posko kesehatan di desa; (2) puskesmas buka usia sekolah dasar. Akhirnya saya melakukan
24 jam sampai H+3 pengobatan dan rumah sosialisasi sampai gurunya itu mengatakan,
sakit sebagai rujukan akhir. Keluhan- masih aya nu sieun. Sieun apa? Ya kasus itu,
keluhan pasca pengobatan ditangani sesuai karena kasus itu. Jadi.. jadi beban ke kita,
dengan kapasitasnya sehingga diharapkan terus terang. Karena dulu itu sampai Rumah
tidak terjadi lagi over kapasitas rumah sakit Sakit Majalaya, jangankan ruangan
(RS). namanya koridor itu penuh. Dengan kasus
yang segala macem, sampai apapun yang
...Kita sekarang sejak tahun 2010 itu
terjadi masuk rumah sakit. Padahal kan tidak
kita adakan rujukan berjenjang...Kita buat
seperti itu. Memang ada penanggulangan-
posko-posko, jadi sekarang kalau ada apa-
penanggulangannya, alhamdulillah tahun
apa posko desa dulu adanya di bidan desa.
2010 kesini ya efek samping – efek samping
Lalu puskesmas yang tidak buka 24 jam jadi
dari pengobatan kan ada pusing dan lainnya
buka 24 jam pada saat pelaksanaan plus 3.
alhamdulillah tertangani pos pos baik di
Karena efek pengobatan kan 3 hari. Plus 3
posyandu maupun pos desa. Tahun kemaren
itu harus buka. Dan tahun 2010 itu kita juga
kita 0 kalau gak salah yang masuk rumah
sudah berkoordinasi dengan rumah sakit-
sakit. Tidak ada efek samping yang sampai
rumah sakit... (In - depth interview, 8
kita kirim ke rumah sakit, tidak ada tahun
Oktober 2013)
2012.....”(PN, In - depth Interview,
Untuk hasil dari kegiatan POMP September 2013)
yang telah dilaksanakan Dinas Kesehatan
Kekurangan yang di rasakan dalam
Kabupaten Bandung seperti yang
pelaksanaan POMP filariasis di Kabupaten
diungkapkan oleh pemegang program
Bandung berbeda-beda seperti yang
filariasis Provinsi Jawa Barat adalah sebagai
diuraikan oleh beberapa informan sebagai
berikut:
Gambaran surveilans filariasis...(Mara I, ENdang PA, Andri R, Tri W & Lukman H)

orang yang berperan dalam pelaksanaan Tinggi Ilmu Kesehatan) dan Fakultas
surveilans filariasis dari tingkat provinsi Kedokteran di Kota Bandung.
sampai dengan kader puskesmas sebagai
...Akhirnya kami berdasarkan surat
berikut:
kemenkes strategi pelaksanaan POMP dari 1
....Yang dirasa kurang paling utama hari menjadi satu bulan.Jadi kita ubah
adalah dukungan dari atas ya. Maksudnya strateginya dengan salah satunya
beda dengan PIN, karena lingkupnya memperpanjang waktu POMP. Lalu yang
nasional semua turun, Pangdam turun, kedua kami meminta bantuan.. kebetulan ya
semua SKPD SKPD turun ke lapangan. disini banyak Stikes banyak juga fakultas
Padahal PIN itu kan sasarannya cuma balita kedokteran di sekitar kami, bukan di
ya. Tapi kita.., ini mungkin koreksi juga buat Kabupaten seh di Kota Bandung semua tapi
kemenkes ya..Baru tahun ini kami kewalahan alhamdulillah kami mendapat bantuan dari
masalah obat. Kalau tahun-tahun mereka... (In - depth interview, 8 Oktober
sebelumnya enggak... (In - depth Interview, 8 2013)
Oktober 2013)
Pada tahun 2009 setelah terjadi kasus
...sedangkan peralatan-peralatan kematian dan adanya expose besar-besaran
lain memang dikatakan kurang. Terutama dari media, maka pihak dinas kesehatan
sosialisasi, kita mendapatkan kertas atau melakukan sosialisasi dan pelatihan yang
spanduk itu. Minggu depan mau melibatkan berbagai ahli. Ahli yang menjadi
pelaksanaan, spanduk baru dikirim. Padahal nara sumber adalah ahli penyakit dalam,
kalau ideal ya, sosialisasi lisan lintas sektor epidemiologi, farmasi yang didatangkan ke
itu 2 bulan sebelumnya.Kita tidak lihat hasil dinas untuk memberikan materi dan
upaya orang yang sudah sampai berhasil. mengupas tuntas tentang filaria baik dari segi
Karena untuk di Indonesia mana seh yang penyakitnya, obatnya maupun pelaksanaan
sudah berhasil? Kita jadi mau berguru ke POMP. Pelatihan singkat ini ditujukan untuk
siapa? ....(In - depth Interview, 12 September menambah pengetahuan dan memantapkan
2013) pengetahuan para pemegang program di
dinas kesehatan maupun puskesmas di
Kabupaten Bandung
Sumber daya POMP filariasis
...Tahun 2009 saat heboh itu kita
1. Sumber Daya Manusia mendatangkan berbagai ahli untuk
Sumber daya manusia dirasa kurang meningkatkan kemampuan itu kita menjawab
dalam pelaksanaan Pemberian Obat Massal dengan mendatangkan ahli penyakit dalam,
Pemberantasan (POMP) Filariasis kemudian ahli epidemiologi dr Ambar,
dibandingkan dengan jumlah pos mendatangkan juga dari kemenkes,
pengobatan. mendatangkan juga ahli farmasi dr Trully.
Pokoknya semua ahli-ahli kita datangkan
...jumlah tenaga medisnya kalau dan alhamdulillah saya juga pahamnya ya di
dokter kita hanya punya 100an orang ya, 125 tahun 2009. Karena pada saat itu
orang, 120an ya jumlah dokter. Untuk medis mendengarkan langsung penjelasan dari Dr
secara keseluruhan mungkin ada sekitar Teguh Kavi, semua itu alhamdulillah
1000an ya. Itu sangat jomplang ya, jauh sekarang temen-temen di puskesmas itu lebih
sekali, kebayang gak.. padahal kita posnya pede. Kursus singkat itu ya, kursus singkat
kan ada 4000an kan...(RDVA, In - depth tentang obatnya digali, penyakitnya digali,
interview, 8 Oktober 2013) pelaksanaannya digali...(In - depth interview,
Dengan permasalahan itu pada 8 Oktober 2013)
pelaksanaan POMP Filariasis yang Selain melibatkan kader, dinas
mengharuskan adanya pemeriksaan kesehatan dan puskesmas juga bekerja sama
kesehatan terhadap sasaran sebelum dengan pihak kecamatan dan jajarannya
pengobatan disiasati dengan dua cara yaitu dalam pelaksanaan POMP filariasis. kader
dengan memperpanjang pelaksanaan POMP dalam program filariasis merupakan sumber
dari 1 hari menjadi 1 bulan dan meminta daya yang sangat penting dan merupakan
bantuan tenaga medis dari Stikes (Sekolah perpanjangan tangan petugas Puskesmas.
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 13 No 2, Juni 2014 : 153 – 164

2. Sumber Daya Anggaran media cetak... (In - depth interview, 8


Oktober 2013)
Anggaran untuk pelaksanaan POMP
di Kabupaten Bandung terdiri dari APBD ...Jadi kami membuat sebuah iklan
Kabupaten Bandung dan anggaran pusat dimana iklan tersebut kami siarkan di TV
melalui DAK, BOK. Selain itu juga ada nasional, yang udah-udah seh di OVJ ya, di
anggaran monitoring dan evaluasi dari pihak sela-sela slot iklan OVJ. Lalu di TVRI serta
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. di beberapa stasiun TV swasta seperti IMTV,
PJTV, jadi yang lokal ya. Sifatnya TV lokal
...Khusus filariasis itu kami setiap
yang ada di Bandung. Dan untuk media
tahunnya rata-rata mendapatkan dana dari
cetaknya kita cetak juga di koran PR dalam
APBD Kabupaten Bandung adalah 2,5 M...
Media sama Tribun Jabar. Tahun kedua kita
(In - depth interview, 8 Oktober 2013)
pernah iklan juga di Republika. (In - depth
...ini ada dana dari BOK, dana dari interview, 8 Oktober 2013)
Bantuan Operasional Kesehatan yang
...dengan TVRI, dengan 5 radio, kita
digulirkan dari APBN... (In - depth interview,
ada di lima Radio, radio beken-beken,
8 Oktober 2013)
Dahlia, MQ selama sebulan itu. TVRI
...tahun 2012 awal ada surat dari dengan PJTV, IMTV kita sudah kontrak-
pusat mengenai kewenangan dan tanggung kontrak neh.. (In - depth interview, 8 Oktober
jawab untuk eliminasi filariasis dan kita ada 2013)
kegiatan untuk mengevaluasi setelah
...Media promosi seperti spanduk,
pelaksanaan tahun kelima dengan kegiatan
poster, baliho. Memang ada beberapa yang
Transmission Asessment Survey. Saya
kita berikan kita minta pusat, kita
membuat proposal untuk perencanaan,
distribusikan ke kabupaten/kota. Ada yang
tentunya atas persetujuan kepala seksi dan
pengadaan dari kita. Kita tuh spanduk,
kepala bidang, akhirnya dananya
lembar balik untuk penyuluhan sama buku
ditingkatkan menjadi 300 jt tahun 2013... (In
pedoman.. (In - depth interview, 8 Oktober
- depth interview, 8 Oktober 2013)
2013)
Anggaran tersebut digunakan untuk
Hasil evaluasi kegiatan pelaksanaan
semua tahap kegiatan POMP meliputi tata
POMP filariasis yang dilaksanakan setiap
laksana, pelatihan, sosialisasi, pelaksanaan,
tahun, maka pihak dinas kesehatan pada
sweeping, monitoting dan evaluasi kegiatan.
tahun 2013 melakukan inovasi sosialisasi
POMP dengan menggunakan media film.
3. Sarana dan Prasarana Metode ini ternyata mendapat respons yang
positif dari masyarakat.
Sumber daya peralatan untuk
pelaksanaan surveilans pengobatan filariasis ...Sebetulnya bukan film tentang
berupa penggunaan berbagai media untuk penderita seh tapi tentang filariasisnya
pelaksanaan sosialisasi kegiatan POMP dimana menurut masyarakat itu lebih efektif
filarisis. Adapun media yang digunakan dibandingkan ceramah secara langsung.
dalam kegiatan sosialisasi yaitu melalui Alhamdulillah seh responnya positif gitu...
media elektronik maupun media cetak. Media (In - depth interview, 8 Oktober 2013)
cetak yang digunakan antara lain dengan Selain penggunaan media, substansi
spanduk, poster, baliho dan iklan yang dari pelaksanaan surveilans pengobatan
dipasang di koran lokal maupun nasional adalah obat yang digunakan dalam POMP
(Tribun Jabar, Pikiran Rakyat, Republika). filariasias. Obat massal yang digunakan
Sedangkan untuk media elektronik, iklan terdiri dari 3 jenis yaitu DEC
tentang POMP dan Filariasis disiarkan di (Diethylcarbamazine), albendazole dan
radio (MQ, Dahlia), televisi lokal (IMTV, parasetamol. Pengadaan obat ini kewenangan
PJTV) dan televisi nasional (TVRI, Trans 7). dari Kementerian Kesehatan dan
...Sosialisasi itu yang kami lakukan didistribusikan ke kabupaten melalui
tidak hanya berupa pertemuan tapi juga provinsi. Setelah pendistribusian ke dinas
sosialisasi melalui media elektronik dan kesehatan, obat diteruskan ke puskesmas-
puskesmas untuk dilakukan pengemasan.
Gambaran surveilans filariasis...(Mara I, ENdang PA, Andri R, Tri W & Lukman H)

...Memang obat itu kewenangan dari dilaksanakan di laboratorium puskesmas


pusat, tapi kita memfasilitasi kab/kota untuk kalau mereka punya analis kalau tidak di
mendapatkan obat......Dari dinas itu di drop laboratorium kab/kota Labkesda. Nanti 10%
ke puskesmas atau dari puskesmas ada dari hasil yang negatif itu dirujuk ke BLK.
petugas yang mengambil ke dinas... (In - Kalau yang positif 100% crosscheck ke kita.
depth interview, 8 Oktober 2013) Semua ke BLK. Nanti kalau positif lagi di
BLK kita rujuk lagi ke pusat. Benar-benar
Pengemasan obat ada yang dilakukan
positif tidak... (In - depth interview, 8
di puskesmas, dibawa ke rumah oleh petugas
Oktober 2013)
puskesmas atau melibatkan kader untuk
membantu pengemasan.
...Dikemas di puskesmas sampai PEMBAHASAN
pada menjelang pelaksanaan. Pada saat
Surveilans filariasis dimulai dengan
menjelang pelaksanaan misalnya katakanlah
penemuan penderita melalui survei darah jari
tanggal 17 Oktober kalau itu misalnya Hari
dan sejak ditetapkannya Kabupaten Bandung
Senin, Hari Sabtu kita distribusikan ke
sebagai daerah endemis filariasis maka mulai
masing-masing posyandu.... Enggak kalau
tahun 2009 dilaksanakan program
ngebungkus mah, sama karyawan aja.
pengobatan massal selama lima tahun.
Ngebungkus sama karyawan, dibawa pulang,
Kegiatan surveilans yang rutin dilakukan
di rumah... Soalnya kan banyak banget, jadi
setiap tahunnya adalah surveilans
ada sebagian di pak di puskesmas, ada
pengobatan. Kegiatan surveilans pengobatan
sebagian di desa. Jadi ada beberapa pos
dimulai dari pendataan penduduk sasaran
yang ngumpulin kader di bidan desa jadi
pengobatan massal, yaitu penduduk usia 2 -
ngepak di bidan desa... . (In - depth
65 tahun. Setelah pendataan penduduk
interview, 8 Oktober 2013)
sasaran pengobatan, dua bulan sebelum
Inovasi yang dilakukan di Kabupaten pelaksanaan dilakukan sosialisasi terkait
Bandung adalah pembuatan etiket obat pengobatan massal dengan tujuan penduduk
warna-warni. Etiket obat ini memudahkan sasaran bersedia minum obat sehingga
kader di lapangan dalam pembagian obat cakupan pengobatan tercapai. Cakupan
sehingga bisa meminimalisir kesalahan dosis pengobatan ditentukan sebesar 85% (cakupan
obat akibat tertukar. per sasaran penduduk) untuk dapat memutus
rantai penularan, sedangkan cakupan per
...Dan terus kita kan punya inovasi
seluruh jumlah penduduk adalah sebesar
kita bikin etiket obat.. Mungkin yang lain
65%. Tahapan kegiatan setelah pengobatan
tidak punya etiket tapi kita punya etiket obat
adalah surveilans kejadian ikutan pasca
yang berwarna-warni ya, disesuaikan
pengobatan oleh petugas Tenaga Pelaksana
dengan golongan umur sasaran. Merah
Eliminasi (TPE), petugas diwajibkan
kuning hijau, umur 2-6 merah, umur 6-14
mengunjungi penduduk yang tidak datang
kuning dan 15-65 hijau... (In - depth
dari rumah ke rumah untuk mencatat jenis
interview, 8 Oktober 2013)
efek samping pengobatan massal di kartu
Sarana penunjang lain selain obat pengobatan dan melaporkannya kepada
dan media adalah pemeriksaan Survei Darah petugas kesehatan.
Jari (SDJ) yang difasilitasi oleh dinas
Sehingga selanjutnya sangat
kesehatan provinsi tetapi ada juga kabupaten
diperlukan suatu koordinasi lintas sektor agar
yang menyediakan secara mandiri.
hasil yang didapat sesuai dengan yang
Sedangkan untuk pemeriksaannya dilakukan
diharapkan. Sebagai contoh di Kabupaten
di puskesmas atau labkesda dengan
Alor dengan melakukan kerjasama berbagai
crosscheck pemeriksaan ulang dilakukan di
institusi, Subdit Filariasis, P2M PL, Depkes
BLK dan pusat.
Jakarta, Dinas Kesehatan Propinsi NTT,
...Kalau SDJ ada beberapa kab/kota GTZ-SISKES, Departemen Parasitologi
yang kita danai, semua ditanggung kita. Tapi FKUI, Pemkab Kab Alor dan Dinas
ada beberapa yang sudah mandiri... Ada Kesehatan Kabupaten Alor telah berhasil
crosschecknya, kalau survei darah jari atau melakukan eliminasi filariasis dari 27 % pada
survei evaluasi prevalensi itu bisa
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 13 No 2, Juni 2014 : 153 – 164

tahun 2001 menjadi kurang dari 1 % pada dahulu yang dimaksudkan untuk menemukan
tahun 2009 (Supali T et al, 2002). penderita yang akan diobati tidak bermanfaat,
karena tidak semua penderita menunjukkan
Surveilans yang berjalan di
mikrofilaria positif dalam test darah
Kabupaten Bandung satu-satunya adalah
malamnya (Purwantyastuti, 2010).
surveilans pengobatan sedangkan kegiatan
Penyelidikan Epidemiologi (PE) tidak Obat yang saat ini digunakan untuk
dilakukan demikian pula dengan survei pengobatan massal berdasarkan kesepakatan
lingkungan. Kondisi demikian terjadi global di bawah arahan WHO adalah
dikarenakan target yang diberikan adalah Diethylcarbamazine (DEC) ditambah
pengobatan kasus. Pengamatan lingkungan Albendazole, diberikan dalam dosis tunggal
terutama nyamuk vektor perlu dilakukan sekali setahun dan diulang sekali setiap tahun
secara integrasi antara dinas kesehatan dan selama lima tahun di daerah endemis
Puskesmas, karena nyamuk vektor filariasis. Dalam riwayat Pemberian Obat
mempunyai kapasitas sebagai penular atau Massal Pencegahan (POMP) Filariasis di
terjadinya kasus baru di wilayah endemis Indonesia DEC selalu digunakan karena DEC
filariasis. Selama ini pelaporan kasus yang adalah obat pilihan untuk filariasis. Obat ini
diterima dinas kesehatan berasal dari membunuh mikrofilaria, akan tetapi efeknya
puskesmas atau rumah sakit, pelaporan kasus pada filaria dewasa masih dipertanyakan.
sering kali terlambat dilakukan, kasus Albendazole dipakai untuk membunuh
seringkali dilaporkan ketika sudah parah atau filarial dewasa. Albendazole selama ini
penemuan penderita sudah dalam kondisi merupakan obat bebas yang dipakai untuk
kronis. Hal ini dikarenakan efek dari mengobati investasi cacing dalam usus
filariasis yang menahun, sehingga kasus (Depkes RI, 2006).
biasanya baru dirasakan apabila sudah terjadi
Sumber daya dalam pemberantasan
pembengkakan yang besar.
filariasis yang masih kurang berdasarkan
Pemberian Obat Massal Pencegahan pernyataan pemegang program filaria
(POMP) Filariasis bertujuan untuk Kabupaten Bandung adalah sumber daya
mengeliminasi filariasis dengan cara manusia. Hal ini sebanding dengan hasil
menghilangkan kejadian penularan dari analisa SWOT (Strength, Weakness,
penderita kepada calon penderita filariasis. Opportunity, Threat) tingkat Pusat, sampai
Penularan akan menurun atau bahkan tidak tahun 2014 telah disusun rencana eliminasi
terjadi bila jumlah mikrofilaria yang beredar Filariasis dengan memperhatikan kekuatan
dalam masyarakat sangat rendah sehingga dan kelemahan institusi infrastruktur
meskipun ada nyamuk sebagai vektor, tetapi pendukung yang menyatakan bahwa petugas
gigitannya tidak akan mampu menularkan terlatih di daerah masih kurang, pergantian
filariasis karena rendahnya jumlah tenaga yang cepat di daerah mengakibatkan
mikrofilaria dalam darah penderita. Program pengelolaan program tidak optimal (Subdit
Pemberian Obat Massal Pencegahan (POMP) Filariasis dan Schistomiasis Direktorat P2B2,
Filariasis merupakan tindakan “public health 2010).
approach”, yang mementingkan keselamatan
Kebutuhan sumber daya manusia
rakyat banyak diatas kepentingan individu.
tidak hanya diperlukan pada saat pelaksanaan
Pada kasus filariasis, hal ini dimungkinkan
namun juga dibutuhkan saat sweeping dan
karena tersedia obat yang efektif dan relatif
monitoring. Penduduk sasaran yang tidak
aman sehingga dapat dilakukan tindakan
datang ke pos pengobatan harus didatangi
pengobatan massal secara “blanket
oleh kader atau petugas, Hal ini
approach” artinya obat diberikan kepada
membutuhkan waktu yang lebih lama.
setiap orang dalam satu wilayah tanpa
Kegiatan sweeping ini meliputi pemberian
memeriksa satu per satu terlebih dahulu
obat bagi sasaran yang belum menerima obat,
untuk menentukan apakah seseorang
bagi penduduk yang menolak, mereka harus
menderita filariasis atau tidak. Setiap orang
menandatangi form yang menyatakan bahwa
yang tinggal di daerah dengan kepadatan
mereka menolak minum obat, serta
filaria tertentu akan diberi obat sehingga
pemantauan jika ada yang bermasalah
kepadatan mikrofilaria di daerah tersebut
akan menurun. Pemeriksaan darah lebih
Gambaran surveilans filariasis...(Mara I, ENdang PA, Andri R, Tri W & Lukman H)

dengan kesehatan karena efek samping Saran


pengobatan.
Untuk meningkatkan cakupan orang
Beberapa strategi untuk memenuhi minum obat pada kegiatan POMP yang akan
kesenjangan tenaga kesehatan berdasarkan datang, dapat dilakukan upaya peningkatan
data Badan Perencanaan dan Pemberdayaan surveilans pengobatan dengan penekanan
SDM Kesehatan salah satunya menyebutkan pada optimalisasi SDM (jumlah dan
adanya penugasan khusus secara tim (team kapabilitasnya), mengurangi dampak negatif
based) melalui contracting in dan minum obat filaria, peningkatan jumlah dan
contracting out. Sedangkan untuk kinerja kader serta peningkatan kegiatan
pemenuhan tenaga kesehatan memerlukan monitoring dan evaluasi.
komitmen antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah untuk bersama-sama
mengatasi masalah pemenuhan dan UCAPAN TERIMA KASIH
pendayagunaan tenaga kesehatan. Pada kesempatan ini peneliti
mengucapkan terima kasih kepada Kepala
Loka Litbang P2B2 Ciamis yang memberi
KESIMPULAN DAN SARAN
kesempatan dan kepercayaan kepada peneliti,
Kesimpulan Badan Litbangkes Kemenkes RI sebagai
penyandang dana penelitian, tim dinas
Surveilans filariasis di Kabupaten
kesehatan Kabupaten Bandung, Puskesmas
Bandung hanya terfokus pada surveilans
Cikaro, Puskesmas Rancabali, dan
pengobatan, untuk surveilans "case finding"
Puskesmas Margahayu Selatan atas bantuan,
belum dilaksanakan secara optimal. Kegiatan
dukungan dan kerjasamanya.
dalam surveilans pengobatan meliputi
sosialisasi mengenai informasi tatalaksana
kasus filariasis, pendataan penduduk sasaran,
DAFTAR PUSTAKA
melakukan koordinasi lintas sektor, pelatihan
tenaga eliminasi, pencanangan pengobatan Depkes RI. (2002). Pedoman Pemberantasan Filariasis.
Direktorat Jendral PPM PL Direktorat P2B2
massal dan pelaksanaan POMP. Subdit Filariasis dan Schistosomiasis. Jakarta
Pelaksanaan pengobatan massal Depkes RI. (2006). Epidemiologi Penyakit Kaki Gajah
(Filariasis) di Indonesia. Ditjen PP & PL.
sebagai salah satu pilar eliminasi filariasis Jakarta. DEPKES RI.
bukan tanpa kendala. Kasus 8 orang Depkes RI. (2006). Epidemiologi Filariasis. Jakarta:
meninggal yang diduga akibat efek samping Subdit Filariasis dan Schistosomiasis Ditjen
minum obat anti filaria di Kabupaten PP dan PL;
Bandung memberikan dampak Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. (2012). Situasi
P2 Filariasis Propinsi Jawa Barat tahun 2007-
berkepanjangan bagi keberhasilan eliminasi. 2011. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat.
Gencarnya pemberitaan media memberikan Bandung. Kemenkes RI.
dampak penolakan minum obat anti filaria di Dinkes Kabupaten Bandung. Laporan Tahunan Tahun
beberapa wilayah Kabupaten Bandung. Dinas 2012. Bandung
Dinkes Provinsi Jawa Barat. Profil Kesehatan Tahun
Kesehatan sebagai leading sector, melakukan 2011. Bandung
berbagai ide inovatif sebagai upaya Kementerian Kesehatan RI. (2010). Rencana Nasional
peningkatan cakupan minum obat melalui Program Akselerasi Eliminasi Filariasis di
pendekatan promosi kesehatan dengan Indonesia 2010 – 2014. Subdit Filariasis dan
berbagai media dan organisasi masyarakat. Schistomiasis Direktorat P2B2, Ditjen PP dan
PL. Kemenkes RI.
Sumber daya kegiatan POMP di PPSDM , (2012). Ketersediaan dan Kesiapan SDM
Kabupaten Bandung masih perlu Kesehatan dalam Pencapaian Target RPJMN
2010-2014. Jakarta. http://
dimaksimalkan terutama kebutuhan tenaga www.gizikia.depkes.go.id/archives/category/
kesehatan, kader serta promosi kesehatan. presentasi?wpmp_switcher=desktop [diakses
Promosi kesehatan yang diharapkan oleh 27 Desember 2013]
masyarakat adalah media elektronik yang Purwantyastuti, Pemberian Obat Massal Pencegahan
(Pomp) Filariasis. Buletin Jendela
frekuensinya lebih sering agar lebih diingat Epidemiologi. Volume 1, July 2010, p.15-19
oleh masyarakat.
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 13 No 2, Juni 2014 : 153 – 164

Supali T, Ismid IS, Rückert P, Fischer P. (2002). Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1582
Treatment of Brugia timori and Wuchereria tentang Pedoman Pengendalian Filariasis
bancrofti infections in Indonesia using DEC (Penyakit Kaki Gajah) Tahun 2005
or a combination of DEC and albendazole:
adverse reactions and short-term effects on
microfilariae. Trop Med Int Health.
Oct;7(10): 894-901.

Potrebbero piacerti anche