Sei sulla pagina 1di 7

Jurnal Sosial Humaniora ISSN 2087-4928 Volume 4 Nomor 2, Oktober 2013 101

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK SECARA SOSIAL

STUDENTS’ DEVELOPMENT ON SOCIAL ASPECT


RSP Fauziah1a dan RK Rusli1
1 Program Studi Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Djuanda Bogor, Jl. Tol

Ciawi No. 1 Kotak Pos 35 Ciawi Bogor 16720


a Korespondensi: R. Siti Pupu Fauziah, Email: pupu.fauziah@unida.ac.id

(Diterima: 03-06-2013; Ditelaah: 06-06-2013; Disetujui: 10-06-2013)

ABSTRACT
At the beginning of mankind has not been born a social nature, in the sense of not having the ability
to interact with others. Child's social ability is obtained from a variety of opportunities and
experiences people associate with their environment. The need to interact with other people has
been felt since the age of six months, when they have been able to get to know another human being,
especially the mother and her family members. Children begin to distinguish the meaning of a smile
and other social behaviors, such as anger (not happy to hear loud noises) and affection. Social
development in adolescence develops the ability to understand another person as a unique
individual. Both related to personal traits, interests, values or feelings that encourage teens to
socialize more familiar with the peer environment or society either through friendship or romance.
At this time berkembangan attitudes tend to give up or to follow the opinion, opinions, value, habits,
interests, desires of others. There adolescent social environment (peers) that displays an attitude and
behavior that can be justified, for example: pious, noble character, and others. Teens are expected to
have appropriate social adjustment in terms of the ability to react appropriately to social reality,
situations and relationships both within the family, school and community.
Key words: social aspect, peers, development age.

ABSTRAK
Pada awal manusia dilahirkan, manusia belum memiliki sifat sosial. Artinya, manusia belum memiliki
kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai
kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang di lingkungannya. Kebutuhan berinteraksi
dengan orang lain telah dirasakan sejak usia enam bulan. Saat itu mereka telah mampu mengenal
manusia lain terutama ibu dan anggota keluarganya. Anak mulai mampu membedakan arti senyum
dan perilaku sosial lain, seperti marah (tidak senang mendengar suara keras) dan kasih sayang.
Perkembangan sosial pada masa remaja berkembang kemampuan untuk memahami orang lain
sebagai individu yang unik, baik menyangkut sifat-sifat pribadi, minat, nilai-nilai, atau perasaan
sehingga mendorong remaja untuk bersosialisasi lebih akrab dengan lingkungan sebaya atau
lingkungan masyarakat melalui persahabatan atau percintaan. Pada masa ini berkembangan sikap
cenderung menyerah atau mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran, dan keinginan
orang lain. Ada lingkungan sosial remaja (teman sebaya) yang menampilkan sikap dan perilaku yang
dapat dipertanggung jawabkan, misalnya taat beribadah, berbudi pekerti luhur, dan lain-lain. Remaja
diharapkan memiliki penyesuaian sosial yang tepat dalam arti kemampuan untuk bereaksi secara
tepat terhadap realitas sosial, situasi, dan relasi, baik di lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat.
Kata kunci: kemampuan sosial, teman sebaya, psikologi perkembangan.

Fauziah RSP dan RK Rusli. 2013. Pertumbuhan dan perkembangan peserta didik secara sosial. Jurnal
Sosial Humaniora 4(2): 101–107.
102 Fauziah dan Rusli Pertumbuhan dan perkembangan peserta didik

Metode
PENDAHULUAN Metode pada penulisan ini adalah kualitatif
Peserta didik adalah makhluk sosial. Sebagai dengan cara studi kepustakaan. Atas dasar
makhluk sosial, ia membutuhkan orang lain referensi dan hasil penelitian sebelumnya
untuk dapat tumbuh dan berkembang menjadi tentang pertumbuhan dan perkembangan
manusia yang utuh. Dalam perkembangannya, peserta didik secara social.
pendapat dan sikap peserta didik dapat berubah
karena interaksi dan saling berpengaruh antar HASIL DAN PEMBAHASAN
sesama peserta didik maupun dengan proses
sosialisasi. Dengan mempelajari perkembangan Pengertian Perkembangan Sosial
hubungan sosial diharapkan dapat memahami Hubungan sosial merupakan hubungan
pengertian dan proses sosialisasi peserta didik. antarmanusia yang saling membutuhkan.
Masa dewasa yang merupakan masa tenang Hubungan sosial dimulai dari tingkat sederhana
setelah mengalami berbagai aspek gejolak yang didasari oleh kebutuhan yang sederhana.
perkembangan pada masa remaja. Meskipun Semakin dewasa, kebutuhan manusia menjadi
segi-segi yang dipelajari sama tetapi isi kompleks dan dengan demikian tingkat
bahasannya berbeda, karena masa dewasa hubungan sosial juga berkembang menjadi amat
merupakan masa pematangan kemampuan dan kompleks. Pada jenjang perkembangan remaja,
karakteristik yang telah dicapai pada masa seorang remaja bukan saja memerlukan orang
remaja. Oleh karena itu, perkembangan sosial lain demi memenuhi kebutuhan pribadinya,
orang dewasa tidak akan jauh berbeda tetapi mengandung maksud untuk disimpulkan
kaitannya dengan perkembangan sosial remaja. bahwa pengertian perkembangan sosial adalah
Dari hal-hal yang diuraikan di atas, maka berkembangnya tingkat hubungan
makalah ini berjudul “Pertumbuhan dan antarmanusia sehubungan dengan
Perkembangan Peserta Didik Secara Sosial”. meningkatnya kebutuhan hidup manusia.
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas Syamsu Yusuf dalam Hamdani (2007)
antara lain sebagai berikut. menyatakan bahwa perkembangan sosial
1. Apa yang dimaksud dengan perkembangan merupakan pencapaian kematangan dalam
sosial? hubungan sosial. Perkembangan sosial dapat
pula diartikan sebagai proses belajar untuk
2. Apa saja karakteristik perkembangan sosial
menyesuaikan diri terhadap norma-norma
anak, remaja, dan dewasa?
kelompok, moral, dan tradisi meleburkan diri
3. Apakah faktor-faktor yang memengaruhi menjadi satu kesatuan dan saling
perkembangan sosial? berkomunikasi dan kerja sama. Pada awal
4. Bagaimana pengaruh perkembangan sosial manusia dilahirkan, manusia belum memiliki
terhadap tingkah laku? sifat sosial. Artinya, manusia belum memiliki
5. Mengapa dan bagaimana perkembangan kemampuan dalam berinteraksi dengan orang
sosial seseorang dijadikan implikasi lain. Kemampuan sosial anak diperoleh dari
terhadap penyelenggaraan pendidikan? berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul
6. Bagaimana pandangan Islam terhadap dengan orang-orang di lingkungannya.
perkembangan peserta didik secara sosial? Kebutuhan berinteraksi dengan orang lain telah
dirasakan sejak usia enam bulan. Saat itu,
mereka telah mampu mengenal manusia lain
MATERI DAN METODE terutama ibu dan anggota keluarganya. Anak
mulai mampu membedakan arti senyum dan
Materi perilaku sosial lain, seperti marah (tidak senang
Materi pertumbuhan dan perkembangan mendengar suara keras) dan kasih sayang.
peserta didik secara sosial berpijak pada Sunarto dan Hartono (1999) menyatakan
pertumbuhan yang terbentuk dalam bentuk bahwa:
intelegensi, emosional dan spiritual. Hubungan sosial (sosialisasi) merupakan
Keterhubungan pertumbuhan dan hubungan antar manusia yang saling
perkembangan yang terintegrasi akan membutuhkan. Hubungan sosial mulai dari
berdampak terhadap kemampuan peserta didik tingkat sederhana dan terbatas, yang didasari
dalam perkembangan sosial. oleh kebutuhan yang sederhana. Semakin
Jurnal Sosial Humaniora ISSN 2087-4928 Volume 4 Nomor 2, Oktober 2013 103

dewasa dan bertambah umur, kebutuhan Selama periode ini, orang melibatkan diri secara
manusia menjadi kompleks dan dengan khusus dalam karir, pernikahan, dan hidup
demikian tingkat hubungan sosial juga berkeluarga. Menurut Erikson (1963),
berkembang amat kompleks. perkembangan psikososial selama masa dewasa
dan tua ini ditandai dengan tiga gejala penting,
Karakteristik Perkembangan Sosial yaitu keintiman, generatif, dan integritas.
Anak, Remaja, dan Dewasa
Faktor-Faktor yang Memengaruhi
Pada usia ini anak mulai memiliki kesanggupan
Perkembangan Sosial
menyesuaikan diri sendiri (egosentris) kepada
sikap yang kooperatif (bekerja sama) atau Perkembangan sosial manusia dipengaruhi oleh
sosiosentris (mau memperhatikan kepentingan beberapa faktor, yaitu keluarga, kematangan
orang lain). Berkat perkembangan sosial anak anak, status sosial ekonomi keluarga, tingkat
dapat menyesuaikan dirinya dengan kelompok pendidikan, dan kemampuan mental terutama
teman sebayanya maupun dengan lingkungan emosi dan inteligensi.
masyarakat sekitarnya.
Dalam proses belajar di sekolah, kematangan Keluarga
perkembangan sosial ini dapat dimanfaatkan Keluarga merupakan lingkungan pertama yang
atau dimaknai dengan memberikan tugas-tugas memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek
kelompok, baik yang membutuhkan tenaga fisik perkembangan anak, termasuk perkembangan
maupun tugas yang membutuhkan pikiran. Hal sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan
ini dilakukan agar peserta didik belajar tentang keluarga merupakan lingkungan yang kondusif
sikap dan kebiasaan dalam bekerja sama, saling bagi sosialisasi anak. Di dalam keluarga berlaku
menghormati, dan bertanggung jawab. norma-norma kehidupan keluarga, dan dengan
Pada masa remaja berkembang social cognition, demikian pada dasarnya keluarga merekayasa
yaitu kemampuan untuk memahami orang lain. perilaku kehidupan anak. Proses pendidikan
Remaja memahami orang lain sebagai individu yang bertujuan mengembangkan kepribadian
yang unik, baik menyangkut sifat pribadi, minat, anak lebih banyak ditentukan oleh keluarga.
nilai-nilai, maupun perasaannya. Pada masa ini Pola pergaulan dan bagaimana norma dalam
juga berkembang sikap conformity, yaitu menempatkan diri terhadap lingkungan yang
kecenderungan untuk menyerah atau megikuti lebih luas ditetapkan dan diarahkan oleh
opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran keluarga.
atau keinginan orang lain (teman sebaya).
Apabila kelompok teman sebaya yang diikuti Kematangan Anak
menampilkan sikap dan perilaku yang secara Bersosialisasi memerlukan kematangan fisik
moral dan agama dapat dipertanggung dan psikis. Untuk mampu mempertimbangkan
jawabkan, maka kemungkinan besar remaja hubungan dalam proses sosial, memberi dan
tersebut akan menampilkan pribadinya yang menerima pendapat orang lain, memerlukan
baik. Sebaliknya, apabila kelompoknya itu kematangan intelektual, dan emosional. Di
menampilkan sikap dan perilaku yang samping itu, kemampuan berbahasa ikut pula
melecehkan nilai-nilai moral maka sangat menentukan. Dengan demikian, untuk mampu
dimungkinkan remaja akan melakukan perilaku bersosialisasi dengan baik diperlukan
seperti kelompoknya tersebut. kematangan fisik sehingga setiap orang fisiknya
Selama masa dewasa, dunia sosial dan personal telah mampu menjalankan fungsinya dengan
dari individu menjadi lebih luas dan kompleks baik.
dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya.
Pada masa dewasa ini, individu memasuki peran Status Sosial Ekonomi
kehidupan yang lebih luas. Pola dan tingkah
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh
laku sosial orang dewasa berbeda dalam
kondisi atau status kehidupan sosial keluarga
beberapa hal dari orang yang lebih muda.
dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat akan
Perbedaan tersebut tidak disebabkan oleh
memandang anak, bukan sebagai anak yang
perubahan fisik dan kognitif yang berkaitan
independen, akan tetapi akan dipandang dalam
dengan penuaan, tetapi lebih disebabkan oleh
konteksnya yang utuh dalam keluarga anak itu.
peristiwa-peristiwa kehidupan yang
Perkataan “ia anak siapa”, secara tidak langsung
dihubungkan dengan keluarga dan pekerjaan.
dalam pergaulan sosial anak, masyarakat dan
104 Fauziah dan Rusli Pertumbuhan dan perkembangan peserta didik

kelompoknya, serta memperhitungkan norma Pengaruh Perkembangan Sosial


yang berlaku di dalam keluarganya. Dari pihak terhadap Tingkah Laku
anak itu sendiri, perilakunya akan banyak
memperhatikan kondisi normatif yang telah Dalam perkembangan sosial anak, mereka dapat
ditanamkan oleh keluarganya. Sehubungan memikirkan dirinya dan orang lain. Pemikiran
dengan itu, dalam kehidupan sosial anak akan itu terwujud dalam refleksi diri yang sering
senantiasa “menjaga” status sosial dan ekonomi mengarah kepenilaian diri dan kritik dari hasil
keluarganya. Dalam hal tertentu, maksud pergaulannya dengan orang lain. Hasil
“menjaga status sosial keluarganya” itu pemikiran dirinya tidak akan diketahui oleh
mengakibatkan menempatkan dirinya dalam orang lain, bahkan sering ada yang
pergaulan sosial yang tidak tepat. Hal ini dapat menyembunyikannya atau merahasiakannya.
berakibat lebih jauh yaitu anak menjadi Pikiran anak sering dipengaruhi oleh ide-ide
“terisolasi” dari kelompoknya. Akibat lain dari teori-teori yang menyebabkan sikap kritis
mereka akan membentuk kelompok elit dengan terhadap situasi dan orang lain termasuk
normanya sendiri. kepada orang tuanya. Kemampuan abstraksi
anak sering menimbulkan kemampuan
Pendidikan mempersalahkan kenyataan dan peristiwa-
peristiwa dengan keadaan bagaimana yang
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak semestinya menurut alam pikirannya. Di
yang terarah. Hakikat pendidikan sebagai samping itu, pengaruh egosentris sering terlihat,
proses pengoperasian ilmu yang normatif akan antara lain berupa: cita-cita dan idealisme yang
memberikan warna kehidupan sosial anak di baik, terlalu menitik beratkan pikiran sendiri,
dalam masyarakat dan kehidupan mereka di tanpa memikirkan akibat lebih jauh dan tanpa
masa yang akan datang. Pendidikan dalam arti memperhitungkan kesulitan praktis yang
luas harus diartikan bahwa perkembangan anak mungkin menyebabkan tidak berhasilnya
dipengaruhi oleh kehidupan keluarga, menyelesaikan persoalan.
masyarakat, dan kelembagaan. Penanaman
norma perilaku yang benar secara sengaja Kemampuan Berfikir dengan Pendapat
diberikan kepada peserta didik yang belajar di
Sendiri, Belum Disertai Pendapat Orang
kelembagaan pendidikan (sekolah). Kepada
peserta didik bukan saja dikenalkan kepada Lain dalam Penilaiannya
norma-norma lingkungan dekat, tetapi Melalui banyak pengalaman dan penghayatan
dikenalkan kepada norma kehidupan bangsa kenyataan, serta dalam menghadapi pendapat
(nasional) dan norma kehidupan antarbangsa. orang lain, maka sikap ego semakin berkurang.
Etik pergaulan membentuk perilaku kehidupan Selain itu, diakhir masa remaja sudah sangat
bermasyarakat dan bernegara. kecil rasa egonya sehingga mereka dapat
bergaul dengan baik.
Kapasitas Mental, Emosi, dan Intelegensi
Kemampuan berpikir banyak memengaruhi Implikasi Perkembangan Sosial terhadap
banyak hal, seperti kemampuan belajar, Penyelenggaraan Pendidikan
memecahkan masalah, dan berbahasa. Anak Remaja yang dalam masa mencari dan ingin
yang berkemampuan intelektual tinggi akan menentukan jati dirinya memiliki sikap yang
berkemampuan berbahasa secara baik. Oleh terlalu tinggi menilai dirinya atau sebaliknya.
karena itu, kemampuan intelektual tinggi, Mereka belum memahami benar tentang norma-
kemampuan berbahasa baik, dan pengendalian norma sosial yang berlaku di dalam kehidupan
emosional secara seimbang sangat menentukan bermasyarakat. Keduanya dapat menimbulkan
keberhasilan dalam perkembangan sosial anak. hubungan sosial yang kurang serasi karena
Sikap saling pengertian dan kemampuan mereka sukar untuk menerima norma sesuai
memahami orang lain merupakan modal utama dengan kondisi dalam kelompok atau
dalam kehidupan sosial dan akan dengan mudah masyarakat. Sikap menentang dan sikap
dicapai oleh remaja yang berkemampuan canggung dalam pergaulan akan merugikan
intelektual tinggi. kedua belah pihak. Oleh karena itu, diperlukan
adanya upaya pengembangan hubungan sosial
remaja yang diawali dari lingkungan keluarga,
sekolah, serta lingkungan masyarakat.
Jurnal Sosial Humaniora ISSN 2087-4928 Volume 4 Nomor 2, Oktober 2013 105

Lingkungan Keluarga Lingkungan Sekolah


Orang tua hendaknya mengakui kedewasaan Di dalam mengembangkan hubungan sosial
remaja dengan jalan memberikan kebebasan remaja, guru juga harus mampu
terbimbing untuk mengambil keputusan dan mengembangkan proses pendidikan yang
tanggung jawab sendiri. Iklim kehidupan bersifat demokratis, guru harus berupaya agar
keluarga yang memberikan kesempatan secara pelajaran yang diberikan selalu cukup menarik
maksimal terhadp pertumbuhan dan minat anak, sebab tidak jarang anak
perkembangan anak akan dapat membantu menganggap pelajaran yang diberikan oleh guru
anak memiliki kebebasan psikologis untuk kepadanya tidak bermanfaat. Tugas guru tidak
mengungkapkan perasaannya. Dengan cara hanya semata-mata mengajar tetapi juga
demikian, remaja akan merasa bahwa dirinya mendidik. Artinya, selain menyampaikan
dihargai, diterima, dicintai, dan dihormati pelajaran sebagai upaya mentransfer
sebagai manusia oleh orang tua dan anggota pengetahuan kepada peserta didik, juga harus
keluarga lainnya. membina para peserta didik menjadi manusia
Dalam konteks bimbingan orang tua terhadap dewasa yang bertanggung jawab. Dengan
remaja, Hoffman (1989) mengemukakan tiga demikian, perkembangan hubungan sosial
jenis pola asuh orang tua yaitu sebagai berikut. remaja akan dapat berkembang secara
maksimal.
1. Pola asuh bina kasih (induction), yaitu pola
asuh yang diterapkan orang tua dalam
mendidik anaknya dengan senantiasa
Lingkungan Masyarakat
memberikan penjelasan yang masuk akal Upaya pengembangan hubungan sosial remaja
terhadap setiap keputusan dan perlakuan yang diawali dari lingkungan masyarakat antara
yang diambil oleh anaknya. lain:
2. Pola asuh unjuk kuasa (power assertion), 1. penciptaan kelompok sosial remaja perlu
yaitu pola asuh yang diterapkan orang tua dikembangkan untuk memberikan rangsang
dalam mendidik anaknya dengan senantiasa kepada mereka kearah perilaku yang
memaksakan kehendaknya untuk dipatuhi bermanfaat;
oleh anak meskipun anak tidak dapat 2. perlu sering diadakan kegiatan kerja bakti ,
menerimanya. bakti karya untuk dapat mempelajari remaja
3. Pola asuh lepas kasih (love withdrawal), bersosialisasi sesamanya dan masyarakat.
yaitu pola asuh yang diterapkan orang tua
dalam mendidik anaknya dengan cara Pandangan Islam terhadap
menarik sementara cinta kasihnya ketika Perkembangan Peserta Didik Secara
anak tidak menjalankan apa yang Sosial
dikehendaki orang tuanya. Akan tetapi, jika
anak sudah mau melaksanakan apa yang Islam memandang anak sebagai rahmat Allah
dihendaki orang tuanya maka cinta kasihnya (QS. 42:49) dan amanah bagi orang tuanya (QS.
itu dikembalikan seperti sediakala. 16:74), bahkan menjadikan anak sebagai
perhiasan (QS. 18:46), penentram hati (QS.
Dalam konteks pengembangan kepribadian
25:74), kabar gembira atau pintu harapan (QS.
remaja, termasuk di dalamnya pengembangan
19:7), dan penghibur yang menyenangkan
hubungan sosial, pola asuh yang disarankan
dipandang mata (QS. 25:74). Sebagai objek
oleh Hoffman (1989) untuk diterapkan adalah
pendidikan, maka fase-fase perkembangan anak
pola asuh bina kasih (induction). Artinya, setiap
patut diperhatikan oleh setiap pendidik.
keputusan yang diambil oleh orang tua tentang
Menurut Al-Qur’an (QS. 30:30), setiap manusia
anak remajanya atau setiap perlakuan yang
diciptakan Allah sesuai dengan fitrahnya. Secara
diberikan orang tua terhadap anak remajanya
literal, kata fitrah merupakan bentuk derivatif
harus senantiasa disertai dengan penjelasan
dari kata fathara yang sepadan dengan kata
atau alasan yang rasional. Dengan cara
khalaqa yang berarti menciptakan. Jadi, kata
demikian, remaja akan dapat mengembangkan
fitrah secara harfiah berarti “penciptaan atau
pemikirannya untuk kemudian mengambil
kejadian”.
keputusan mengikuti atau tidak terhadap
keputusan atau perlakuan orang tuanya. Imam al-Ghazali, dalam kitabnya Mizan al-‘Amal,
berpendapat bahwa arti fitrah ialah
kecenderungan asli manusia terhadap tauhid.
106 Fauziah dan Rusli Pertumbuhan dan perkembangan peserta didik

Dalam kata lain, setiap manusia diciptakan Allah anak (QS. 19:28). Bahkan, boleh jadi bahwa yang
dengan dibekali kecenderungan asli untuk dimaksud dengan kata native (lit.: asali atau
mengakui adanya Allah. Bila pengertian ini kita bawaan) oleh Schopenhauer itu adalah faktor
ambil, kita dapat menyimpulkan bahwa keturunan (heredity).
menurut tabiat dasarnya setiap manusia Nabi Muhammad saw. menyatakan bahwa
berkecenderungan menjadi orang baik. Namun, “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah.
Allah juga berfirman bahwa Dia telah Orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi,
mengilhamkan kepada setiap orang Nasrani atau Majusi.” Bila kata fitrah di dalam
kecenderungan untuk menjadi orang Hadits ini diartikan “bersih” seperti kertas putih
baik/takwa dan orang fasik/jahat (QS. 91:8). Ini yang baru, berarti Islam membenarkan teori
berarti bahwa kecenderungan asli setiap empirisme John Lock sebab orang tua termasuk
manusia tidak saja terhadap kebajikan tetapi lingkungan juga, lebih tepatnya lingkungan
juga terhadap kejahatan. Lebih dari itu, jalan pergaulan personal. Dalam mengomentari
lurus (kebajikan) dan jalan sesat (kejahatan) Hadits tersebut, Imam al-Ghazali menyatakan
pun telah Allah bentangkan kepada setiap bahwa setiap manusia diciptakan Allah dengan
orang (QS. 90:10). dibekali dua kecenderungan asli, yakni
Untuk memilih salah satu dari dua jalan ini, cenderung terhadap kebajikan dan kejahatan.
tidak ada cara lain kecuali Allah mesti Orang tuanyalah yang membuat anak menjadi
memberikan kepada setiap manusia kebebasan cenderung lebih berat kepada salah satunya
untuk memilih (freedom of choice). Kebebasan (baik atau buruk). Bahkan di lain tempat, al-
ini hanya dapat diwujudkan bila manusia diberi Ghazali memberikan tamsil dengan biji kurma
juga kehendak bebas (free will) untuk memilih. dan apel dimana dia menegaskan bahwa biji
Dari sinilah berlaku prinsip ganjaran dan (benih) kurma hanya akan menumbuhkan
hukuman. Logikanya, bila manusia sudah pohon kurma. Demikian pula biji apel hanya kan
“ditakdirkan” secara permanen untuk menjadi menumbuhkan pohon apel bila dan hanya bila
orang jahat sampai akhir hayatnya, untuk keduanya dipelihara. Tamsil ini kurang lebih
apakah dia diberi hukuman (neraka)? Bila berarti bahwa pendidikan yang baik akan
hukuman itu dijatuhkan juga kepadanya, melahirkan keperibadian yang baik dan
niscaya dia akan berhujah: “Mengapa saya demikian juga sebaliknya. Pengertian lain
dihukum karena berbuat jahat padahal Allah adalah bahwa setiap manusia berpotensi untuk
telah menakdirkan saya untuk melakukan menjadi apapun (menjadi orang baik atau jahat)
kejahatan itu?” Begitu pula bila manusia telah tergantung pada pemeliharaan. Sementara itu,
ditakdirkan sejak ajali untuk menjadi orang tanah tempat tumbuh apel dan kurma
baik, untuk apakah dia diberi ganjaran (surga)? mengisyaratkan bahwa pertumbuhan manusia
Logika yang paling mudah dimengerti ialah (melalui pendidikan) ditentukan pula oleh
bahwa Allah telah memberikan potensi dasar lingkungannya. Dengan demikian, kita dapat
(kecenderungan asli) kepada setiap orang, yaitu menyimpulkan bahwa al-Ghazali pun
kecenderungan untuk menjadi orang baik membenarkan teori empirisme John Lock.
dan menjadi orang jahat. Allah juga telah Adapun landasan hukum (hadits) bagaimana
menjelaskan akibat dari perbuatan baik dan memilih teman Hadits riwayat Abu Musa ra.:
buruk itu, yakni ganjaran dan siksaan Dari Nabi saw. bersabda: “Sesungguhnya
(hukuman). Tugas manusia adalah berjuang perumpamaan berkawan dengan orang saleh
untuk lebih banyak berbuat baik daripada dan berkawan dengan orang jahat adalah seperti
berbuat jahat sebab siapa yang lebih banyak seorang penjual minyak wangi (misk) dan
kebaikannya, dia akan dimasukan ke dalam seorang peniup dapur tukang besi. Penjual
surga. Siapa yang sebaliknya, akan dimasukan minyak wangi, dia mungkin akan memberikan
ke dalam neraka (QS. 101:6-9). Dari premis kamu atau kamu akan membeli darinya atau
inilah muncul peribahasa bahwa “hidup adalah kamu akan mendapatkan aroma harum darinya.
perjuangan”. Tetapi peniup dapur tukang besi, mungkin dia
Bila kata fitrah diartikan sinonim dengan watak akan membakar pakaianmu atau kamu akan
atau tabiat bawaan, maka Al-Qur’an mencium bau yang tidak sedap.”
membenarkan teori nativisme. Pandangan Al-
Qur’an dipertegas dengan ayat lain yang
mengisyaratkan bahwa faktor keturunan pun
berpengaruh besar terhadap hasil pendidikan
Jurnal Sosial Humaniora ISSN 2087-4928 Volume 4 Nomor 2, Oktober 2013 107

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI kemudian lahir sampai usia tua dan


akhirnya berhenti pada kematian.
Kesimpulan 6. Dari lahir sampai tua perkembangan dibagi
Berdasarkan uraian di atas penulis dapat dalam empat periode yaitu periode anak,
mengemukakan simpulan sebagai berikut. periode remaja, periode dewasa, dan
periode tua dimana masing-masing periode
1. Perkembangan sosial adalah
tidak berdiri sendiri secara terpisah
berkembangnya tingkat hubungan melainkan saling berkaitan. Periode yang
antarmanusia sehubungan dengan
mendahului merupakan dasar bagi periode
meningkatnya kebutuhan hidup manusia. berikutnya dan masing-masing periode
2. Perhatian remaja mulai tertuju pada memiliki karakteristik sendiri-sendiri.
pergaulan di dalam masyarakat dan mereka
membutuhkan pemahaman tentang norma
kehidupan yang kompleks. Pergaulan Implikasi
remaja banyak diwujudkan dalam bentuk Sejalan dengan simpulan di atas, diharapkan
kehidupan kelompok terutama kelompok setiap calon pendidik dapat memahami konsep
sebaya. perkembangan sosial peserta didiknya.
3. Perkembangan anak remaja dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu: kondisi
keluarga, kematangan anak, status sosial DAFTAR PUSTAKA
ekonomi keluarga, pendidikan, dan Erikson EH. 1963. Childhood and Society.
kapasitas mental terutama intelek dan Norton, New York.
emosi. Hoffman A. 1989. Arguments on Evolution: A
4. Hubungan sosial remaja terutama yang Paleontologist’s Perspective. Oxford
berkaitan dengan proses penyesuaian diri University Press, New York and Oxford.
berpengaruh terhadap tingkah laku, seperti Sunarto & Hartono. 1995. Perkembangan
remaja keras, remaja yang mengisolasi diri, Peserta Didik. Jakarta: Departemen
remaja yang bersifat egois, dan sebagainya. Pendidikan dan Kebudayaan.
5. Pertumbuhan dan perkembangan manusia Hamdani. 2007. Perkembangan Sosial Anak.
dimulai sejak terjadinya konsepsi yaitu Diunduh 2 November 2010 dari
pertemuan antara ovum dan sperma, http://h4md4ni.wordpress.com/perkemban
pertumbuhan dan perkembangan g-anak/).
berlangsung terus dalam kandungan

Potrebbero piacerti anche