Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
JURNAL
Oleh :
Dandy Prima Putra
1310851017
2
Jurnal Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Andalas “Upaya Diplomasi Indonesia dalam Pembebasan Sandera Warga Negara Indonesia
dari Kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan” Dandy Prima Putra/ 1310851017
ABSTRACT
1
Jurnal ini adalah elaborasi dari skripsi yang berjudul “Upaya Diplomasi Indonesia dalam Pembebasan
Warga Negara Indonesia dari Kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan”, ditulis oleh Dandy
PrimaPutra (1310851017) atas bimbingan dari ibu Anita Afriani Sinulingga, S.IP, M.Si dan ibu Sofia
Trisni, S.IP, M.A (IntRel)
2
Alumni Jurusan Ilmu Hubungan Internasional angkatan 2013
3
Jurnal Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Andalas “Upaya Diplomasi Indonesia dalam Pembebasan Sandera Warga Negara Indonesia
dari Kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan” Dandy Prima Putra/ 1310851017
PENDAHULUAN
Filipina Selatan yang lebih dikenal dengan Mindanao, terletak di bagian utara
antara tiga negara yaitu Indonesia, Filipina, dan Malaysia. Konsekuensi dari posisi
tersebut menjadikan Mindanao sebagai jalur perdagangan dan lalu lintas barang yang
Selatan sudah berlangsung sejak zaman kolonialisme. Isu-isu agama yang mendasari
konflik ini membuat situasi menjadi memanas. Setelah kemerdekaan Filipina tahun
1946, penduduk Mindanao yang sebagian besar bangsa muslim Moro masih
kekerasan militer.4
mendirikan sebuah organisasi Moro Liberation Front (MLF) yang kemudian pecah
menjadi Moro National Liberation Front (MNLF) dan Moro Islamic Liberation
Filipina sebagai bentuk protes terhadap hak yang belum mereka dapatkan.
3
Suwandono,”Manajemen Resolusi Konflik Separatisme : Dinamika Negosiasi Dalam Penyelesaian
Konflik Mindanao”,(Yogyakarta:Pustaka Pelajar), hal 25.
4
Suwandono, hal 26.
5
Cristomo Bas,”Strategy to Adress Terrorism in The Philippines”,(America: Center For Global
Initiatives,2008), hal 6
4
Jurnal Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Andalas “Upaya Diplomasi Indonesia dalam Pembebasan Sandera Warga Negara Indonesia
dari Kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan” Dandy Prima Putra/ 1310851017
Filipina Selatan sudah dilakukan beberapa kali dengan melibatkan kedua belah pihak,
Akhirnya, pada tanggal 2 September 1996 disepakati Final Peace Agreement antara
tingginya intensitas konflik dan kekerasan yang terjadi di wilayah tersebut ditandai
dengan adanya kehadiran kelompok teroris yang secara aktif melakukan penculikan,
kekerasan bersenjata, dan intimidasi. Salah satu kelompok teroris masih melakukan
tindak kekerasan saat ini di Filipina Selatan adalah kelompok Abu Sayyaf.
Janjalani pada tahun 1989.7 Kelompok ini beroperasi di sekitar provinsi kepulauan
wilayah barat Mindanao. Daerah ini umumnya merupakan daerah pedesaan. Hal ini
menjadikan kelompok Abu Sayyaf memiliki markas yang strategis dan aman dari
6
Gaye Christoffersen,”The War On Terrorism in Southeast Asia: Searching For Partners, Delimiting
Targets”,(Naval Postgraduate School,2002), hal 89.
7
Mark Turner, “The Management of Violence in a Conflict Organization: The Case of the Abu
Sayyaf”, (Public Organization Review: A Global Journal no. 3,2003), hal 387-401.
8
Alfredo Filler,”The Abu Sayyaf Group: A Growing Menace to Civil Society”,(Terrorism and Political
Violence 14, no.4 , 2002), hal 131.
5
Jurnal Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Andalas “Upaya Diplomasi Indonesia dalam Pembebasan Sandera Warga Negara Indonesia
dari Kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan” Dandy Prima Putra/ 1310851017
Nama “Abu Sayyaf” secara literal berarti “pembawa pedang” atau “ayah dari
pedang”.9 Nama ini diambil dari nama panglima militer mujahidin Afghanistan
Abdur Rab Rasul Sayyaf oleh Abdulrajak Janjalani untuk menghormati beliau.
Abdurrajak Janjalani termasuk sebagai salah satu dari 48 orang ke dalam Executive
Council of The Islamic International Brigade, orang-orang inti yang akan membentuk
Osama bin Laden terkait kepentingan memperluas jaringan di Asia Tenggara. Selain
bantuan dana, Osama bin Laden juga memberikan pendampingan organisasi dengan
mengirim Wali Khan Amin Shah ke Filipina untuk melakukan rekrutmen dan
Tujuan utama dari kelompok Abu Sayyaf ini adalah membentuk suatu negara
merdeka yang menggunakan hukum-hukum syariah Islam sebagai dasar otoritas dari
muslim Moro di Filipina Selatan.12 Hal inilah yang menjadi keyakinan dan motivasi
dari Abdulrajak Janjalani untuk berjuang melalui jihad. Kelompok Abu Sayyaf
dikenal secara luas oleh publik ketika aksi pengeboman pertama pada bulan Agustus
9
Zachary Abuza,”Balik-Terrorism : The Return of the Abu Sayyaf”,(Strategic Studies Institute,
September 2005), hal 3.
10
Zachary Abuza, hal 4.
11
Peter Chalk,”Al Qaeda and Its Links to Terrorist Groups in Asia”,(Singapore: Eastern Universities
Press, 2002),hal 115.
12
Peter Chalk, hal 115.
6
Jurnal Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Andalas “Upaya Diplomasi Indonesia dalam Pembebasan Sandera Warga Negara Indonesia
dari Kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan” Dandy Prima Putra/ 1310851017
1991 yang menghancurkan kapal M/V Doulos, kapal misionaris Kristen yang
Awal mula Kelompok Abu Sayyaf menyandera WNI adalah pada tanggal 30
Maret 2005. 3 orang WNI anak buah kapal (ABK) Kapal Bonggaya 91 diculik
Indonesia saat itu Jendral Da’i Bachtiar menunjuk Irjen Purn Benny Mamoto
dilakukan dengan pemerintah Filipina, Kementerian Luar Negeri, Polri, BIN, dan
Teknik negosiasi yang dilakukan Benny Mamoto adalah negosiator satu pintu
agar kelompok Abu Sayyaf tidak dapat meneror kepada pihak manapun karena sudah
disepakati untuk kontak kepada satu pihak saja.15 Dari 3 sandera yang ditawan, 2
orang dibebaskan pada 12 Juni 2005, sedangkan 1 orang lagi dibebaskan pada 9
September 2005. Hal ini terjadi karena 1 sandera dibawa kabur kembali ke dalam
hutan oleh kelompok Abu Sayyaf. Operasi pembebasan yang dilakukan berhasil
kapal milik PT. United Tractors dan penyanderaan terhadap 10 Anak Buah Kapal
13
Garret Atkinson,”Abu Sayyaf: The Father of The Swordsman, A Review of The Rise of Islamic
Insurgency in the Southern Philippines”(Perspective Journal of American Security Project, Maret
2012), hal 4
14
Heyder Affan,”Kisah Pembebasan WNI yang disandera Abu Sayyaf pada 2005”,
http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/04/160410_indonesia_kisah_pembebasan_sande
ra2005 diakses 20 Maret 2017
15
Heyder Affan, ibid.
7
Jurnal Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Andalas “Upaya Diplomasi Indonesia dalam Pembebasan Sandera Warga Negara Indonesia
dari Kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan” Dandy Prima Putra/ 1310851017
ketika kedua kapal tug boat Brahma 12 yang menarik kapal tongkang Anand 12
membawa 7.000 ton batubara akan menuju Batangas, Filipina Selatan dari Sungai
Puting, Kalimantan Selatan.16 Ketika melintasi Basilan Island, sebuah pulau kecil
yang memang jarang dilalui oleh petugas patroli laut, kedua kapal tersebut dikejar
10 sandera WNI yang merupakan awak kapal tug boat Brahma 12 yang
menarik kapal tongkang Anand 12 yang berisi 7.000 ton batubara dibajak oleh teroris
yang merupakan jaringan Abu Sayyaf.17 Kelompok Abu Sayyaf tersebut lalu
menghubungi pemilik kapal untuk meminta uang tebusan sebesar 50 juta peso (
setara dengan 14,3 miliar Rupiah ) untuk dipenuhi paling lambat tanggal 31 Maret
2016.18
WNI yang disandera oleh Abu Sayyaf. Tentara Nasional Indonesia (TNI) telah siap
membebaskan para sandera, demikian juga dengan uang tebusan yang dipersiapkan
16
Arrmanatha, “Dua kapal Indonesia dibajak di Filipina, 10 WNI disandera” ,
http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/03/160329_indonesia_kapal_dibajak_filipina
diakses 3 Februari 2017
17
Diananta P.Sumedi,”Diduga Disandera Abu Sayyaf, Ini nama awak kapal Brahma”.
https://m.tempo.co/read/news/2016/03/29/078757804/diduga-disandera-abu-sayyaf-ini-nama-awak-
kapal-brahma-12 diakses 3 Februari 2017
18
Sandro Gatra,”Sandera 10 awak kapal Indonesia, Abu Sayyaf minta tebusan 14,3 milliar”,
http://nasional.kompas.com/read/2016/03/29/09191801/Sandera.10.Awak.Kapal.Indonesia.Abu.Sayyaf
.Minta.Tebusan.Rp.14.3.Miliar diakses 3 Februari 2017
8
Jurnal Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Andalas “Upaya Diplomasi Indonesia dalam Pembebasan Sandera Warga Negara Indonesia
dari Kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan” Dandy Prima Putra/ 1310851017
dalam pembebasan sandera pada tahun 2005. Hal ini menjadi langkah pemerintah
pembebasan 10 sandera WNI yang dibajak di perairan Filipina oleh kelompok yang
mengaku dari Abu Sayyaf.20 Di Filipina, Menlu Retno diterima oleh Presiden
Filipina, Benigno S Aquino III, dan melakukan pertemuan terpisah dengan Menlu
Filipina, Jose Rene D Almendras dan Panglima Angkatan Bersenjata Filipina. Tujuan
melibatkan banyak aktor. Negosiasi yang terjadi bukan hanya melibatkan aktor
19
Pribadi Sutiono,”Soft Power dan Strategi Diplomasi Indonesia”,(Jurnal Diplomasi Indonesia Vol.4
No.1, Maret, 2012), hal 98
20
Anggi M. Lubis, “Detains of Realease Kept Quiet”, The Jakarta Post, 3 Mei 2016
9
Jurnal Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Andalas “Upaya Diplomasi Indonesia dalam Pembebasan Sandera Warga Negara Indonesia
dari Kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan” Dandy Prima Putra/ 1310851017
dengan cepat tanpa ada pihak yang merasa dirugikan. Penunjukan aktor-aktor ini
dilakukan oleh Presiden Joko Widodo dan berada di bawah koordinasi Kementerian
Luar Negeri.
menunjuk Mayjen (Purn) Kivlan Zein, Ahmad Baidowi yang berafiliasi dengan
Media Group. Aktor-aktor tersebut dibantu oleh Pemerintah Filipina yang menunjuk
Nur Misuari dan Toto Tan. Aktor-aktor ini akan saling berkoordinasi dalam
Selatan pada tahun 1995-1996.22 Melalui Nur Misuari, Kivlan Zein bisa melakukan
kontak dan menjamin komunikasi intens dengan kelompok Abu Sayyaf. Nur Misuari
adalah pimpinan MNLF yang kenal dengan orang-orang kelompok teroris Abu
Sayyaf karena beberapa anggota kelompok Abu Sayyaf merupakan mantan anak buah
dari Nur Misuari.23 Sedangkan Toto Tan, Gubernur Sulu yang menjadi salah satu
21
Iwan Santosa,”Filipina dan Pembebasan Sandera”, Kompas 11 Mei 2016
22
Fajar Pratama,”Kivlan Zein, Pembebasan Sandera dan Sejarah Perdamaian di Filipina”
http://news.detik.com/berita/3201524/kivlan-zen-pembebasan-sandera-dan-sejarah-perdamaian-di-
filipina diakses 15 Februari 2017
23
Reza Aditya,”Kivlan Buka Rahasia Moro Terlibat Negosiasi Sandera Abu Sayyaf”
https://m.tempo.co/read/news/2016/05/02/078767802/kivlan-buka-rahasia-alasan-moro-terlibat-
negosiasi-sandera-abu-sayyaf diakses 15 Februari 2017
10
Jurnal Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Andalas “Upaya Diplomasi Indonesia dalam Pembebasan Sandera Warga Negara Indonesia
dari Kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan” Dandy Prima Putra/ 1310851017
Negosiator lain yang berperan adalah Ahmad Baidowi dari Yayasan Sukma.24
tim kemanusiaan Media Group atas permintaan Surya Paloh. Dalam hal ini, Ahmad
bersikukuh untuk tidak memberi tebusan dan lebih mengandalkan jalur negosiasi.
dipenggal oleh kelompok Abu Sayyaf karena pihak Kanada tidak membayar tebusan
KERANGKA PEMIKIRAN
perdamaian dunia dalam sistem internasional melalui perpaduan dari diplomasi jalur
melibatkan banyak aktor.27 Dalam sistem multijalur kemitraan dan kolaborasi adalah
24
Humprey Wangke,”Keberhasilan Diplomasi Total”(Majalah Info Singkat HI, Vol. VIII, Mei 2016),
hlm.6
25
Santi Dewi,”Kelompok Abu Sayyaf Eksekusi Sandera Asal Kanada”,
http://www.rappler.com/indonesia/130781-abu-sayyaf-eksekusi-sandera-asal-kanada diakses 3
Februari 2017
26
Louise Diamond and Ambassador John Mc. Donald,”Multi-Track Diplomacy: A Sistem Approach to
Peace – Third Edition”,(United States of America: Kumarian Press,1996), hal 1.
27
Ranny Emilia,”Praktek Diplomasi”,(Jakarta: Baduose Media, 2013), hal 86.
11
Jurnal Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Andalas “Upaya Diplomasi Indonesia dalam Pembebasan Sandera Warga Negara Indonesia
dari Kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan” Dandy Prima Putra/ 1310851017
kata kuncinya. Agen pemerintah, professional, sektor swasta, dan masyarakat sipil
Diplomasi multijalur didukung oleh suatu sistem yang mampu menggerakkan seluruh
negara tetapi juga agen non pemerintah.30 Masalah-masalah yang harus ditanggulangi
oleh negara semakin menjadi bertambah kompleks, tidak cukup hanya agen-agen
28
Ranny Emilia, hal 86.
29
Abdul Irsan,”Peluang dan Tantangan Diplomasi Indonesia”,(Jakarta: Himmah Media, 2010),hal 34.
30
Ranny Emilia, hal 87.
31
Diamond and Mc Donald,”Multi-Track Diplomacy”, hal 4.
12
Jurnal Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Andalas “Upaya Diplomasi Indonesia dalam Pembebasan Sandera Warga Negara Indonesia
dari Kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan” Dandy Prima Putra/ 1310851017
Sumber : Louise Diamond and Ambassador John Mc. Donald,”Multi-Track Diplomacy: A Sistem
Approach to Peace – Third Edition”,(United States of America: Kumarian Press,1996)
pada tingkat yang sama.32 Setiap jalur memiliki sumber daya, nilai, dan
suatu konflik, lalu kemudian memadukannya dengan jalur-jalur diplomasi yang ada.
terlebih dahulu, yang pada akhirnya dapat ditentukan untuk digunakan secara
32
Diamond and Mc Donald,”Multi-Track Diplomacy”, hal 5.
13
Jurnal Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Andalas “Upaya Diplomasi Indonesia dalam Pembebasan Sandera Warga Negara Indonesia
dari Kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan” Dandy Prima Putra/ 1310851017
Pada penelitian ini strategi multitrack diplomacy yang peneliti gunakan yaitu
melalui diplomasi jalur government, profesional, dan education. Ketiga jalur ini
saling bersinergi dan mekanisme yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam
membebaskan sandera telah tersusun rapi dan sistematis sehingga dapat menjadi jalan
Koordinasi yang mencakup seluruh kekuatan nasional yang terdiri dari unsur
pemerintah dan non pemerintah tersebut, menjadi sangat strategis bagi perjuangan
suatu negara untuk mencapai sasaran terciptanya kemakmuran dan kejayaan rakyat
PEMBAHASAN
ANALISIS UPAYA DIPLOMASI INDONESIA DALAM PEMBEBASAN
SANDERA WNI
Diranah diplomasi internasional, beberapa langkah penting telah ditempuh
Pada penelitian ini diplomasi multijalur yang peneliti gunakan melalui tiga
Ketiga jalur ini saling bersinergi dan mekanisme yang dilakukan oleh pemerintah
33
Abdul Irsan, hal 34-35.
34
Direktorat Diplomasi Publik,”Derap Langkah Diplomasi Era Presiden Jokowi”,(Tabloid Diplomasi
no. 108 tahun X, 15 Agustus-14 September 2017), hal 4
14
Jurnal Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Andalas “Upaya Diplomasi Indonesia dalam Pembebasan Sandera Warga Negara Indonesia
dari Kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan” Dandy Prima Putra/ 1310851017
Indonesia dalam membebaskan sandera telah tersusun rapi dan sistematis sehingga
Upaya pembebasan sandera ini hanya menggunakan tiga jalur karena proses
ini terkait dengan keefektifitasan melihat situasi dan kondisi suatu konflik, kemudian
hal tersebut dianalisis dan dipadukan dengan jalur-jalur diplomasi yang ada. Sehingga
yang pada akhirnya dapat ditentukan untuk digunakan secara bersamaan atau tidak.
Pada penelitian ini, peneliti melihat ketiga jalur sangat representatif dalam
nasional yang terdiri dari unsur pemerintah dan non pemerintah tersebut, menjadi
sangat strategis bagi perjuangan suatu negara untuk mencapai sasaran terciptanya
Lembaga yang terlibat dalam jalur pertama ini adalah Kementrian Luar
dan Kementerian Luar Negeri Filipina. Pada jalur ini praktik diplomasi dilakukan
melalui aktivitas resmi dan formal dari pemerintah. Dalam hal ini pemerintah
Indonesia diwakili oleh Menteri Luar Negeri, yaitu Retno LP Marsudi.36 Pemerintah
sebagai prioritas utama dalam agenda kerjanya sebagai bagian dari implementasi
35
Abdul Irsan, hal 34-35.
Adirini Pujayanti,”Upaya Pembebasan WNI Sandera Kelompok Abu Sayyaf”,(Majalah Info Singkat,
36
15
Jurnal Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Andalas “Upaya Diplomasi Indonesia dalam Pembebasan Sandera Warga Negara Indonesia
dari Kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan” Dandy Prima Putra/ 1310851017
Dalam upaya pembebasan sandera terdapat 2 opsi, yaitu opsi militer dan
jalur diplomasi dalam pembebasan sandera. Kunci pembebasan sandera ada di tangan
para negosiator sehingga komunikasi dibuat satu pintu. Keluarga korban, perusahaan
jalur ini adalah Pertama, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi datang ke Filipina pada
tanggal 1-2 April 2016. Retno Marsudi disambut oleh Menteri Luar Negeri Filipina
tetapi pemerintah Filipina tidak mengizinkan hal tersebut terkait keamanan teritorial
37
Adirini Pujayanti, hal.6
38
Ibid.
39
Sonya Michaella,”Menlu RI ke Filipina Koordinasi Pembebasan Sandera”, dalam
http://internasional.metrotvnews.com/asia/nN97Ro5k-menlu-ri-ke-filipina-koordinasipembebasan-
sandera diakses 7 Agustus 2017
16
Jurnal Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Andalas “Upaya Diplomasi Indonesia dalam Pembebasan Sandera Warga Negara Indonesia
dari Kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan” Dandy Prima Putra/ 1310851017
adanya tindakan tegas yang akan dilakukan Filipina untuk membebaskan para
kali melakukan operasi penyergapan militer kepada kelompok Abu Sayyaf. Operasi
pertama yang dilakukan pemerintah Filipina yakni pada 9 April 2016. 40 Dimana
operasi militer ini menewaskan 18 tentara Filipina dan melukai 53 tentara Filipina
lainnya. Militer Filipina mengakui posisi mereka yang ada di bawah dan posisi Abu
berikutnya yakni pada tanggal 10 April. Dalam operasi kedua yang dijalankan
dilakukan pihak Filipina kepada kelompok Abu Sayyaf belum bisa membebaskan
sandera.
terus memaksimalkan lobi, baik formal maupun informal, agar ada jalan keluar
terbaik. Secara resmi kedua negara terus berkoordinasi untuk mencari opsi terbaik
keselamatan kesepuluh sandera WNI yang berada dalam wilayah Filipina kepada
40
Arrmanatha, “Dua kapal Indonesia dibajak di Filipina, 10 WNI disandera” ,
http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/03/160329_indonesia_kapal_dibajak_filipina
diakses 7 Agustus 2017
41
Ibid.
42
Ibid.
17
Jurnal Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Andalas “Upaya Diplomasi Indonesia dalam Pembebasan Sandera Warga Negara Indonesia
dari Kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan” Dandy Prima Putra/ 1310851017
Presiden Filipina yakni Benigno Aquino III. 43 Presiden juga memerintahkan Duta
Besar Indonesia untuk Filipina, yakni Mayjen (Purnawirawan) TNI Johny Lumintang
Selain tim dari pihak Kementerian Luar Negeri, ada beberapa tim yang ikut
membantu proses pembebasan sandera yaitu gabungan aparat Intelijen dari Indonesia
dan Filipina.44 Tim ini terus melakukan pertukaran informasi yang di dapat. Informasi
yang terjalin bersifat rahasia, oleh karena itu tim ini dibentuk untuk memudahkan
pertukaran informasi yang Filipina peroleh kepada Indonesia. Tim ini berupaya
memberikan informasi yang berisi kondisi dan keadaan sandera. Hal tersebut yang
Filipina. Hal tersebut membuat Indonesia harus merundingkan setiap langkah yang
kapal perang dan 500 pasukan elit TNI Angkatan Laut di Tarakan, Kalimantan Utara
sebagai bentuk kesiap siagaan Indonesia apabila keadaan yang mendesak sehingga
43
Erinadli,”Bebaskan Sandera Abu Sayyaf: Jokowi Turun Tangan”, dalam
http://m.liputan6.com/news/read/2472540/top-3-bebaskan-sandera-abu-sayyaf-jokowi-turuntangan
diakses 7 Agustus 2017
44
Viva news,“Membebaskan WNI dari Cengkraman Abu Sayyaf”, dalam
http://fokus.news.viva.co.id/news/read/753800-membebaskan-wni-dari-cengkeraman-abu-sayyaf
diakses 7 Agustus 2017
18
Jurnal Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Andalas “Upaya Diplomasi Indonesia dalam Pembebasan Sandera Warga Negara Indonesia
dari Kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan” Dandy Prima Putra/ 1310851017
harus dilakukannya operasi militer demi keselamatan para sandera.45 Namun di sisi
lain, Indonesia meminta kepada pihak Filipina untuk serius dalam pembebasan
sandera. Hingga akhirnya mendekati tenggat waktu yang diberikan oleh kelompok
Abu Sayyaf, upaya koordinasi pemerintah tetap dilakukan dan berharap melalui jalur-
Aktor-aktor yang terlibat dalam jalur ini adalah Kivlan Zein, Nur Misuari,
Agus Taylor, Kolonel Unbuk, dan Gubernur Sulu, Abdsakur Toto Tan II. Pada jalur
ini diplomasi dilakukan oleh NGO atau para profesional di bidangnya. Tim ini
dipimpin oleh Mayjen (Purn) Kivlan Zein sebagai negosiator pembebasan sandera.
Kivlan Zein merupakan tokoh militer Indonesia yang pernah memegang jabatan
Kepala Staf Kostrad dan pernah menjadi Komandan Kontingen Garuda yang
merupakan utusan dari perusahaan PT. Maritime Lines namun tetap berkoordinasi
Zein menemui Nur Misuari yang merupakan bekas pimpinan Moro National
ditugaskan dalam proses perdamaian di Filipina Selatan pada tahun 1996. Nur
45
Ibid.
46
Humphrey Wangke, hal.6
47
Wawancara Kivlan Zein di Program ILC TV ONE 5 Mei 2016,”Siapa dibalik Pembebasan
Sandera?” diakses 27 Oktober 2017
48
Dwi Ani,”Rajin Dekati Faksi Abu Sayyaf”, dalam http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/rajin-
dekati-faksi-abu-sayyaf/ diakses 7 Agustus 2017
19
Jurnal Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Andalas “Upaya Diplomasi Indonesia dalam Pembebasan Sandera Warga Negara Indonesia
dari Kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan” Dandy Prima Putra/ 1310851017
pimpinan Abu Sayyaf yang menyandera WNI adalah Al Habsyi Misa yang
merupakan mantan supir dan pengawal saat Nur Misuari menjadi Gubernur Otonomi
melakukan kontak dengan kelompok Abu Sayyaf dan menjalin komunikasi intensif.
April, Kivlan Zein bertemu dengan kelompok Abu Sayyaf yang menyandera WNI di
pulau Basilan. Pertemuan ini tidak lepas dari peran Nur Misuari sebagai pemimpin
MNLF. Dalam dialog yang dilakukan oleh Kivlan Zein, kondisi para sandera dalam
keadaan baik dan Abu Sayyaf akan segera melepaskan para sandera. Disinilah terjadi
proses pemberian sedekah ke kelompok Abu Sayyaf, karena Kivlan Zein menilai hal
itu sebagai tanda terima kasih mereka kepada Abu Sayyaf karena telah memberikan
Ketiga, proses negosiasi yang dilakukan oleh Kivlan Zein adalah negosiasi
secara kekeluargaan, tidak dengan cara kekerasan. Kivlan juga dibantu oleh seorang
penerjemah yaitu Agus Taylor yang merupakan anggota MNLF pimpinan Nur
penyandera dan juga memudahkan dalam pemetaan wilayah para sandera berada.
49
Reza Aditya,“Kivlan Buka Rahasia Alasan Moro Terlibat Negosiasi Sandera Abu Sayyaf” dalam
http://m.tempo.co/read/news/2016/05/02/078767802/kivlan-buka-rahasia-alasan-moro-
terlibatnegosiasi-sandera-abu-sayyaf diakses 7 Agustus 2017
50
Wawancara Kivlan Zein di Program ILC TV ONE 5 Mei 2016,”Siapa dibalik Pembebasan
Sandera?” diakses 27 Oktober 2017
51
Ibid.
20
Jurnal Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Andalas “Upaya Diplomasi Indonesia dalam Pembebasan Sandera Warga Negara Indonesia
dari Kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan” Dandy Prima Putra/ 1310851017
Dalam negosiasinya Abu Sayyaf berjanji akan melepaskan para sandera pada 25
April 2016.52
Pada tanggal 1 Mei 2016, akhirnya para sandera dilepas oleh kelompok Abu
Sayyaf. Dalam tradisi pelepasannya tidak ada serah terima dari penyandera ke
pemerintah, namun hanya dilepaskan di suatu tempat dan para negosiator menjemput
mereka.53 Setelah dijemput para sandera akhirnya dibawa kerumah Gubernur Sulu,
Toto Tan. Disana para sandera diberikan makanan dan pakaian sebelum dipulangkan
ke Indonesia.
sebelum akhirnya operasi militer itu digunakan, termasuk penggunaan senjata. Hal
Kali ini Indonesia melibatkan Nur Misuari. Dia adalah seorang tokoh muslim Filipina
Abu Sayyaf sendiri pernah menjadi bagian dari MNLF (Moro National
Liberation Front) sebelum akhirnya memisahkan diri pada tahun 1991 dan melakukan
sejumlah aksi teror.55 Hubungan pemerintah Indonesia dan Nur Misuari sangat dekat
karena Indonesia telah berperan banyak dalam upaya perdamaian antara MNLF dan
52
Ibid.
53
Ibid.
54
BBC News,”Siapa Nur Misuari, tokoh dibalik pembebasan sandera Abu Sayyaf”, dalam
http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2016/10/161003_dunia_penjelasan_nur_misuari diakses 7
Agustus 2017
55
Ibid.
21
Jurnal Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Andalas “Upaya Diplomasi Indonesia dalam Pembebasan Sandera Warga Negara Indonesia
dari Kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan” Dandy Prima Putra/ 1310851017
Filipina pada tahun 1966. Nur Misuari dipilih karena dianggap berpengaruh karena
Jadi, dalam diplomasi melalui jalur professional yang dilakukan oleh Kivlan
Zein mengakomodasi jalur-jalur yang tidak dapat dilakukan oleh pemerintah, yaitu
melalui bantuan Nur Misuari. Pola yang dilakukan oleh Kivlan Zein adalah
Abu Sayyaf dengan bantuan Nur Misuari, karena beberapa anggota kelompok Abu
Sayyaf adalah bekas anak buah Nur Misuari ketika masih di MNLF.
Aktor-aktor yang terlibat dalam jalur ini adalah Ahmad Baidowi dan Rizal
Panggabean yang merupakan tim dari Yayasan Sukma Bangsa.57 Yayasan ini
didirikan oleh Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (NasDem) yakni Surya Paloh.
Dalam kasus ini Ahmad Baidowi bersama rekannya, Rizal Panggabean dilibatkan
Selatan.58 Oleh karena itu mereka diharapkan mengetahui bagaimana cara yang tepat
satu minggu pertama tim Yayasan Sukma menemui orang-orang yang perlu ditemui
diantaranya rakyat sipil, professor, LSM, dan sebagian teman-teman aktivis yang
56
Fajar Pratama,“Kivlan Zein, Pembebasan Sandera dan Sejarah Perdamaian di Filipina” dalam
http://m.detik.com./news/berita/3201524/kivlan-zen-pembebasan-sandera-dan-sejarahperdamaian-di-
filipina diakses 7 Agustus 2017
57
Humphrey Wangke, hal. 6
58
Rinaldo,”Yayasan Sukma Pembebasan Sandera Abu Sayyaf Berlangsung Dinamis”, dalam
http://news.liputan6.com/read/2497096/yayasan-sukma-pembebasan-sandera-abu-sayyaf-berlangsung-
dinamis diakses 7 Agustus 2017
22
Jurnal Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Andalas “Upaya Diplomasi Indonesia dalam Pembebasan Sandera Warga Negara Indonesia
dari Kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan” Dandy Prima Putra/ 1310851017
Panggabean yang bergerak di LSM anti kekerasan, community building, peace and
non violence, dan ICRC. Selain itu, tim Yayasan Sukma juga bertemu dengan LSM
BDA (Bangsa Moro Development Agency) yang dibentuk dalam konteks perjanjian
damai antara pemerintah Filipina dan MILF.59 Negosiasi pembebasan sandera oleh
Yayasan Sukma dilakukan melalui dialog langsung dengan pihak tokoh masyarakat,
LSM, lembaga kemanusiaan daerah Sulu, Filipina yang memiliki akses langsung
dengan Abu Sayyaf. Yayasan Sukma sebelumnya telah bekerjasama dalam bidang
pendidikan dengan pemerintah otonomi Moro Selatan, sehingga hal ini juga
berasal dari Cotabato, Zamboanga, Basilan, Sulu, dan Tawi-tawi. Latar belakang
23
Jurnal Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Andalas “Upaya Diplomasi Indonesia dalam Pembebasan Sandera Warga Negara Indonesia
dari Kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan” Dandy Prima Putra/ 1310851017
setara SMA dengan baik. Selain pemberian beasiswa, pihak Yayasan Sukma juga
sikap menghargai antar sesama, baik budaya, agama maupun perbedaan bahasa dan
suku. Mereka akan diberi pelajaran bagaimana mengeola konflik dengan cara damai.
Sehingga generasi penerus tersebut tidak mengikuti jejak para tetuanya. Hal itu juga
namun dalam proses negosiasi mereka juga menginginkan pendidikan yang baik
pada awalnya ingin mendirikan negara Islam. Adanya sejarah konflik bersenjata pada
suatu wilayah tentu dapat berdampak pada kesejahteraan manusia, lingkungan, dan
masyarakat menjadi tidak mampu untuk hidup lebih layak. Banyak warga sipil yang
Alasan itu pula yang diyakini menjadikan kelompok Abu Sayyaf yang tadinya adalah
62
Suara Merdeka,”Ahmad Baidowi: Saya masuk ke Kamp Abu Sayyaf berbekal Al-Quran, Kopiah,
Keripik, Tempe, Peyek”, dalam http://www.rmol.co/read/2016/05/10/246073/Ahmad-Baidowi:-Saya-
Masuk-Ke-Kamp-Abu-Sayyaf-Berbekal-Alquran,-Kopiah,-Keripik-Tempe-&-Peyek- diakses 7
Agustus 2017
24
Jurnal Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Andalas “Upaya Diplomasi Indonesia dalam Pembebasan Sandera Warga Negara Indonesia
dari Kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan” Dandy Prima Putra/ 1310851017
Dampak adanya konflik bersenjata juga sampai pada rusaknya sarana dan pra
sarana seperti tempat tinggal penduduk, jalan raya, bandara sipil, rumah sakit,
sekolah, tempat ibadah, dan sebagaianya. Mindanao merupakan daerah yang tadinya
kaya akan sumber daya alam dan sumber daya manusia. Namun setelah adanya
konflik bersenjata, daerah ini mengalami krisis kemiskinan. Oleh karena itu, alasan
pemerintah Indonesia melakukan pendekatan sosial dan ekonomi yakni adalah karena
kultural.64 Jika perbedaan budaya antar negara cukup besar, maka komunikasi
diantara mereka juga akan semakin sulit. Penting adanya komunikasi antar budaya
konflik. Beruntung Indonesia memiliki kebudayaan yang tidak jauh dari kebudayaan
Filipina. Pendekatan kultural juga dilakukan oleh Yayasan Sukma dengan koordinasi
pesantren.
Ketiga, tim negosiator yang dipimpin oleh Baedowi dari Yayasan Sukma,
Baedowi pengajar di Yayasan Sukma yang juga memiliki jaringan dengan guru-guru
63
Suwandono,”Manajemen Resolusi Konflik Separatisme : Dinamika Negosiasi Dalam Penyelesaian
Konflik Mindanao”,(Yogyakarta:Pustaka Pelajar), hal 25.
64
Nurhalimah Siregar,”Strategi Negosiasi Indonesia Dalam Pembebasan WNI Dari Kelompok Abu
Sayyaf”,(Jurnal Magister Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Jakarta, 2016)
65
Jovita Valentina,”Peran Tim Kemanusiaan Surya Paloh Dalam Pembebasan 10 WNI Sandera Abu
Sayyaf”, dalam https://news.hargatop.com/2016/05/02/peran-tim-kemanusiaan-surya-paloh-dalam-
pembebasan-10-wni-sandera-abu-sayyaf/4124351.html diakses 7 Agustus 2017
25
Jurnal Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Andalas “Upaya Diplomasi Indonesia dalam Pembebasan Sandera Warga Negara Indonesia
dari Kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan” Dandy Prima Putra/ 1310851017
di Mindanao. Salah satu guru tersebut juga pernah mengajar beberapa orang anggota
Abu Sayyaf. Dengan adanya pendekatan pesantren ini diharapkan bisa lebih diterima
oleh kelompok Abu Sayyaf. Dari adanya pendekatan ini pula, tim mengetahui kondisi
para sandera dan mendapatkan beberapa informasi dari tokoh pesantren di Mindanao.
Jadi, dalam diplomasi melalui jalur yang dilakukan oleh tim Ahmad Baidowi
ini, negosiasi berjalan lancar karena tim yang dikerahkan untuk bernegosiasi adalah
orang-orang yang sebelumnya pernah melakukan riset dan penelitian mengenai akar
permasalahan terorisme di Filipina Selatan.66 Pola yang dilakukan oleh tim Ahmad
beasiswa untuk anak-anak di Mindanao. Tim ini melakukan dialog langsung dengan
pihak tokoh masyarakat, LSM, lembaga kemanusiaan daerah Sulu, Filipina yang
upaya pembebasan sandera telah menemui titik terang. Upaya diplomasi dengan jalan
negosiasi yang melibatkan banyak pihak baik Indonesia maupun Filipina berhasil
Negara Indonesia. Keterlibatan masyarakat dan para tokoh dalam pemberian akses
pada kelompok Abu Sayyaf sangat membantu pihak pemerintah Indonesia dalam
66
Nurhalimah Siregar, Ibid.
26
Jurnal Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Andalas “Upaya Diplomasi Indonesia dalam Pembebasan Sandera Warga Negara Indonesia
dari Kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan” Dandy Prima Putra/ 1310851017
pada 1 Mei 2016.67 Sandera dibebaskan di Pantai Parang Sulu, Mindanao Selatan.
Sandera kemudian dibawa ke rumah Gubernur Sulu, yakni Abdsakur Toto Tan II
untuk melakukan proses verifikasi. Kemudian sandera diterbangkan dari Sulu menuju
Zamboanga untuk kembali melakukan verifikasi dan pemeriksaan kesehatan oleh tim
Pemerintah
jalur yang berbeda-beda dalam menyelamatkan sandera. Dalam hal ini peneliti
membedakan jalur yang dilakukan oleh negara dan sipil. Negara bergerak melalui
67
Raynaldo Ghiffari Lubabah,”Ini Kronologi Lengkap 10 WNI Disandera Hingga Dibebaskan Abu
Sayyaf”, dalam https://www.merdeka.com/peristiwa/ini-kronologi-lengkap-10-wni-disandera-hingga-
dibebaskan-abu-sayyaf.html diakses 8 Agustus 2017
68
Ibid.
27
Jurnal Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Andalas “Upaya Diplomasi Indonesia dalam Pembebasan Sandera Warga Negara Indonesia
dari Kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan” Dandy Prima Putra/ 1310851017
pemerintah yang dilakukan oleh Retno Marsudi sebagai Menteri Luar Negeri
Indonesia, sedangkan sipil bergerak dalam jalur professional melalui tim Kivlan Zein
dan jalur penelitian, pendidikan melalui tim Yayasan Sukma. Masing-masing aktor
pemerintah.
membicarakan perihal langkah pembebasan para sandera dengan Menteri Luar Negeri
Filipina yakni Jose Rene D Almendras.69 Koordinasi antar instansi dan antar dua
otoritas negara Filipina.70 Menteri Luar Negeri Indonesia yakni Meskipun punya
hubungan baik, Indonesia tetap harus menghormati kedaulatan negara tetangga dekat
Kedua, tim sipil bergerak melalui diplomasi yang masuk ke jaringan akar
rumput, bukan diplomasi elitis ala negara yang langsung menyasar lembaga. 71 tim
Kivlan Zein memilih untuk mendekati Nur Misuari, mantan pimpinan MNLF yang
disegani di Mindanao dan juga kenal dengan kelompok penyandera WNI, karena
merupakan mantan anak buahnya. Sedangkan, tim Yayasan Sukma terdiri dari
Ahmad Baidowi dan Rizal Panggabean yang menjalin kontak dengan rekan-rekan
69
Sonya Michaella,”Menlu RI ke Filipina Koordinasi Pembebasan Sandera”, dalam
http://internasional.metrotvnews.com/asia/nN97Ro5k-menlu-ri-ke-filipina-koordinasipembebasan-
sandera diakses 7 Agustus 2017
70
Web Presiden RI,”Upaya Terbaik Bebaskan Sandera”, http://presidenri.go.id/program-prioritas-
2/upaya-terbaik-bebaskan-sandera.html diakses 26 November 2017
71
Putu Agung Nara Indra,”Karena Diplomat Adalah Kita”, https://tirto.id/karena-diplomat-adalah-
kita-bjqp diakses 26 November 2017
28
Jurnal Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Andalas “Upaya Diplomasi Indonesia dalam Pembebasan Sandera Warga Negara Indonesia
dari Kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan” Dandy Prima Putra/ 1310851017
Dari segi koordinasi antar aktor, tim sipil selalu memberikan roadmap
mengenai kejelasan para sandera kepada tim negara yaitu, kementrian luar negeri dan
KBRI Manila melalui komunikasi seluler.72 Namun, tim sipil, yaitu tim Kivlan Zein
dan tim Yayasan Sukma dari awal hingga akhir pembebasan tidak melakukan
komunikasi karena bergerak dalam jalur yang berbeda. Dalam perdebatan yang
terjadi, semua memiliki peran yang sama dalam pembebasan sandera, namun dalam
disusun PBB pada 1979, Filipina diwajibkan untuk melakukan segala upaya untuk
memastikan pembebasan sandera. Isi dari konvensi antara lain menyebutkan dua
poin penting yakni yang pertama, tidak membayar tebusan kepada penyandera dan
kedua, negara bersangkutan wajib melakukan segala upaya untuk mencegah dan
72
Wawancara Kivlan Zein dan Viktor Laiskodat di Program ILC TV ONE 5 Mei 2016,”Siapa dibalik
Pembebasan Sandera?” diakses 27 Oktober 2017
73
Wawancara Benny Mamoto di Program ILC TV ONE 5 Mei 2016,”Siapa dibalik Pembebasan
Sandera?” diakses 27 Oktober 2017
74
Berita Satu,“Komitmen Filipina dalam Konvensi Penyanderaan Dipertanyakan”, dalam
http://m.beritasatu.com/asia/377643-komitmen-filipina-dalam-konvensi-penyanderaan-
dipertanyakan.html diakses 25 November 2017
29
Jurnal Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Andalas “Upaya Diplomasi Indonesia dalam Pembebasan Sandera Warga Negara Indonesia
dari Kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan” Dandy Prima Putra/ 1310851017
kepada Nur Misuari, seorang pemimpin kelompok separatis MNLF (Moro National
sandera.
dan seluruh tumpah darah Indonesia. Pesan tersebut juga tertera dalam butir Nawa
Cita pertama yakni menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa
sesuai dengan karakter diplomasi multijalur yang melibatkan banyak aktor, negosiasi
yang terjadi bukan hanya melibatkan aktor negara saja tetapi juga melibatkan aktor-
aktor non-negara. Dengan kata lain, pelibatan aktor formal maupun nonformal
dilakukan agar pembebasan 10 ABK dapat berjalan cepat tanpa ada pihak yang
merasa dirugikan.
75
Web Presiden RI, Ibid.
76
Humprey Wangke,”Keberhasilan Diplomasi Total”(Majalah Info Singkat HI, Vol. VIII, Mei 2016),
hal. 6
30
Jurnal Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Andalas “Upaya Diplomasi Indonesia dalam Pembebasan Sandera Warga Negara Indonesia
dari Kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan” Dandy Prima Putra/ 1310851017
KESIMPULAN
Upaya diplomasi Indonesia dalam membebaskan Warga Negara Indonesia
dari kelompok Abu Sayyaf berbeda dengan yang dilakukan pada kasus penyanderaan
militer asing di wilayah Filipina. Di sisi lain, pemerintah dihadapkan dengan adanya
tenggat waktu yang diberikan Abu Sayyaf, permintaan tebusan serta keinginan
keluarga korban yang menginginkan sandera secepatnya dibebaskan. Hal ini tentu
sandera. Maka peneliti ingin meneliti bagaimana upaya diplomasi Indonesia dalam
membebaskan sepuluh Warga Negara Indonesia yang disandera oleh kelompok Abu
Sayyaf.
dalam diplomasi yang dilakukan. Dalam kasus kali ini, Indonesia menggunakan
daya yang dimiliki melalui berbagai pendekatan baik formal maupun informal dengan
secara langsung dikarenakan adanya konstitusi Filipina yang melarang hal tersebut,
31
Jurnal Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Andalas “Upaya Diplomasi Indonesia dalam Pembebasan Sandera Warga Negara Indonesia
dari Kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan” Dandy Prima Putra/ 1310851017
sandera yakni dari pihak Kementerian Luar Negeri, tokoh masyarakat dari Indonesia
maupun Filipina, serta Inteligen Indonesia dan Filipina. Dalam pembebasan sandera
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi sebagai perwakilan pemerintah, Kivlan Zein
sebagai perwakilan profesional, dan Ahmad Baidowi dari tim Yayasan Sukma
menjalin hubungan yang baik dengan Filipina selaku negara yang mempunyai
Indonesia yang juga beragama muslim, dan adanya negosiasi pihak dengan
hasil dengan bebasnya kesepuluh sandera yang ditawan oleh Abu Sayyaf.
32
Jurnal Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Andalas “Upaya Diplomasi Indonesia dalam Pembebasan Sandera Warga Negara Indonesia
dari Kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan” Dandy Prima Putra/ 1310851017
DAFTAR PUSTAKA
Aditya, Reza. Kivlan Buka Rahasia Moro Terlibat Negosiasi Sandera Abu Sayyaf.
https://goo.gl/8hHd6o diakses 15 Februari 2017
Affan, Heyder. Kisah Pembebasan WNI yang disandera Abu Sayyaf pada 2005.
https://goo.gl/1N88ok diakses 20 Maret 2017
Ani, Dwi. Rajin Dekati Faksi Abu Sayyaf. https://goo.gl/NNfcdb diakses 7 Agustus
2017.
Atkinson, Garret. Abu Sayyaf: The Father of The Swordsman, A Review of The Rise
of Islamic Insurgency in the Southern Philippines. Perspective Journal of
American Security Project, Maret 2012.
Chalk, Peter. Al Qaeda and Its Links to Terrorist Groups in Asia. Singapore: Eastern
Universities Press, 2002.
33
Jurnal Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Andalas “Upaya Diplomasi Indonesia dalam Pembebasan Sandera Warga Negara Indonesia
dari Kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan” Dandy Prima Putra/ 1310851017
Filler, Alfredo. The Abu Sayyaf Group: A Growing Menace to Civil Society.
For Global Initiatives, 2008.
Gatra, Sandro. Sandera 10 awak kapal Indonesia, Abu Sayyaf minta tebusan 14,3
milliar. https://goo.gl/P4M238 diakses 3 Februari 2017
Gumilang, Prima. Ryamizard Sebut Filipina Segera Bebaskan Sandera Abu Sayyaf.
https://goo.gl/wY815U diakses 7 Agustus 2017.
Lubis, M. Anggi. Detains of Realease Kept Quiet. The Jakarta Post, 3 Mei 2016
Media, 2010.
Pujayanti, Adirini. Upaya Pembebasan WNI Sandera Kelompok Abu Sayyaf. Majalah
Info Singkat, Vol.VIII, no. 07, April 2016.
Sumedi, P. Diananta. Diduga Disandera Abu Sayyaf, Ini nama awak kapal
https://goo.gl/k8XzDL diakses 3 Februari 2017
Sutiono, Pribadi. Soft Power dan Strategi Diplomasi Indonesia. Jurnal Diplomasi
Indonesia Vol.4 No.1, Maret, 2012.
34
Jurnal Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Andalas “Upaya Diplomasi Indonesia dalam Pembebasan Sandera Warga Negara Indonesia
dari Kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan” Dandy Prima Putra/ 1310851017
Valentina, Jovita. Peran Tim Kemanusiaan Surya Paloh Dalam Pembebasan 10 WNI
Sandera Abu Sayyaf. https://news.hargatop.com/2016/05/02/peran-tim-
kemanusiaan-surya-paloh-dalam-pembebasan-10-wni-sandera-abu-
sayyaf/4124351.html diakses 7 Agustus 2017.
Wangke, Humprey. Keberhasilan Diplomasi Total. Majalah Info Singkat HI, Vol.
VIII, Mei 2016.
Wawancara Kivlan Zein di Program ILC TV ONE 5 Mei 2016. Siapa dibalik
Pembebasan Sandera?. diakses 27 Oktober 2017.
35