Sei sulla pagina 1di 2

PERIODONTITIS SEBAGAI MANIFESTASI PENYAKIT SISTEMIK

Beberapa kelainan hematologis dan genetik telah dikaitkan dengan terjadinya periodontitis pada
penderita kelainan tersebut.

Manifestasi klinis dari kebanyakan kelainan atau gangguan tersebut terjadi pada usia muda sehingga
bisa disalah interpretasikan dengan periodontitis agresif yang disertai kehilangan perlekatan yang
cepat dan berpotensi mengalami kehilangan gigi.

Terminologi “Periodontitits sebagai manifestasi penyakit sistemik” adalah diagnosis yang digunakan
pada kasus dimana kondisi sistemik merupakan faktor predisposisi utama sedangkan faktor local
seperti penumpukan plak tidak begitu banyak. Apabila pada kasusnya destruksi periodontal yang
terjadi nyata-antara akibat faktor-faktor lokal namun keadaannya diperparah oleh keberadaan
kondisi sistemik seperti diabetes mellitus, maka diagnosis yang ditegakkan “periodontitis kronis yang
dimodifikasi oleh kondisi sistemik”.

Beberapa faktor sistemik yang bisa menimbulkan periodontitis sebagai manifestasi penyakit sistemik
adalah:

Sindroma Papillon-Lefevre.- Sindroma ini punya ciri khas berupa lesi hiperkeratosis pada kulit,
perusakan periodonsium yang hebat, dan pada beberapa kasus kalsifikasi dura. Perobahan pada kulit
dan periodonsium biasanya terjadi bersama-sama sebelum usia 4 tahun. Lesi kulit terdiri dari
hiperkeratosis, ihtiosis (ichthyosis) pada daerah terlokalisir pada telapak tangan, telapak kaki, lutut,
dan siku.

Sidroma Down.- Sindroma Down (Mongolism, trisomy 21) adalah penyakit kongenital yang
disebabkan oleh ketidak normalan kromosom, yang ditandai dengan defisiensi mental dan
hambatan dalam pertumbuhan. Prevalensi penyakit periodontal pada sindroma Down adalah tinggi
(terjadi pada hampir 100% pasien yang berusia kurang dari 30 tahun). Meskipun plak, kalkulus, dan
iritan local dijumpai dan higiena oral buruk, keparahan perusakan periodontal melampaui perusakan
yang seharusnya disebabkan oleh iritan local saja.

Ada dua faktor yang diduga menjadi penyebab tingginya prevalensi dan bertambahnya keparahan
perusakan periodontal berkaitan dengan sindroma Down, yaitu: (1) menurunnya perlawanan
terhadap infeksi karena sirkulasi yang kurang baik, terutama pada daerah terminal dari vaskularisasi,
seperti pada gingiva; dan (2) cacat dalam hal pematangan sel-T dan khemataksis lekosit
polimorfonukleus.

Meningkatnya proporsi Prevotella Melaninogenica telah dilaporkan pada rongga mulut anak-anak
yang menderita sindroma Down.

Neutropenia.- Lesi periodontal destruktif yang menyeluruh dilaporkan terjadi pada anak-anak
penderita neutropenia.

Sindroma Chediak-Higashi.- Sindroma ini jarang ditemukan. Netrofil penderita sindroma ini
mengalami cacat struktural dengan terbentuknya granul raksasa yang dinamakan megabodies. Cacat
fungsional netrofilnya mencakup melemahnya khemotaksis, degranulasi, dan aktivitas mikrobanya.
Manifestasi oralnya mencakup periodontitis yang parah dan berkembang cepat.

Hipoposfatasia.- Penyakit ini adalah penyakit skeletal yang jarang, ditandai dengan riketsia (rickets),
pembentukan tulang cranial yang tidak sempurna, kraneostenosis, dan tanggalnya gigi desidui
secara prematur, terutama gigi insisivus. Pada penderita ditemukan level posfatase alkalin yang
rendah dalam serum, dan ditemukannya posfoetanolamin dalam serum dan urin.
Gigi tanggal tanpa adanya tanda-tanda inflamasi gingiva dan menurunnya pembentukan sementum.
Pada pasien dengan kelainan abnormalitas tulang yang minimal, kehilangan gigi desidui yang
prematur bisa merupakan satu-satunya simtom hipopiosfatasi. Pada remaja, penyakit ini mirip
periodontitis juvenil.

Leukemia akut dan subakut.- Timbulnya penyakit ini pada anak-anak bisa disertai oleh perubahan
periodontal yang parah.

Defisiensi adhesi lekosit.- Kasusu defisiensi adhesi lekosit (leukocyte adhesion deficiensy/LAD)
adalah jarang dan timbul pada masa atau segera setelah erupsinya gigi desidui. Pada pasien
ditemukan inflamasi yang sangat parah disertai proliferasi jaringan gingiva dan perusakan tulang
yang cepat. Cacat yang menyolok pada netrofil dan monosit darah perifer dan tidak adanya netrofil
pada jaringan gingiva telah dijumpai pada pasien dengan defisiensi adhesi lekosit; pasien yang
demikian sering pula mengalami infeksi saluran pernafasan dan kadang-kadang otitis media. Semua
gigi desidui terlibat, tetapi gigi permanen bisa tidak terlibat.

Potrebbero piacerti anche