Sei sulla pagina 1di 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/281536487

Pengaruh Nozzle Terhadap Aspek Hidrodinamika Kinerja Kolom Gelembung


Pancaran The Effect of the Nozzle on the Hydrodynamic of Jet Bubble Column
Performance

Article · December 2014

CITATIONS READS

0 587

2 authors:

Didiek Hari Nugroho Izarul Machdar


Politeknik Aceh Syiah Kuala University
11 PUBLICATIONS   3 CITATIONS    22 PUBLICATIONS   450 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

CO2 Removal From Natural Gas Using Monoethanolamine (MEA) In Packed Absorber View project

Simulasi Matlab Untuk Mengitung Nilai Koefisien Transfer Massa (KLa) View project

All content following this page was uploaded by Didiek Hari Nugroho on 07 September 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan
Vol. 10, No. 2, Hlm. 84 - 91, 2014
ISSN 1412-5064

Pengaruh Nozzle Terhadap Aspek Hidrodinamika Kinerja


Kolom Gelembung Pancaran

The Effect of the Nozzle on the Hydrodynamic of Jet Bubble


Column Performance
Didiek Hari Nugroho1*, Adisalamun, Izarul Machdar
1
Politeknik Aceh, Banda Aceh.
2
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh
*E-mail: nugroho@politeknikaceh.ac.id

Abstrak

Kolom gelembung pancaran merupakan salah satu alat perpindahan massa antara fasa gas
dan cair. Penelitian ini bermaksud untuk mempelajari pengaruh nozzle terhadap aspek
hidrodinamika antara lain: kedalaman penetrasi gelembung (Z), holdup gas (g), dan laju alir
volumetrik gas entrainment (Ql) yang terjadi dalam kolom gelembung pancaran. Variabel
proses yang dipelajari antara lain laju alir volumetrik cairan (10-50 L/menit), ukuran diameter
nozzle (0,008-0,0127 m), dan tinggi nozzle (0,125-0,25 m). Hasil penelitian memperlihatkan
bahwa ukuran diameter nozzle semakin kecil dan laju alir volumetrik cairan yang semakin
besar menghasikan laju alir volumetrik gas entrainment, holdup gas, dan kedalaman
penetrasi gelembung yang semakin besar.

Kata kunci: Kolom gelembung pancaran, kedalaman penetrasi gelembung, holdup gas, gas
entrainment

Abstract

Jet bubble column is one of gas-liquid mass transfer means. The purpose of this research is to
study the effects of nozzle on the hydrodynamic aspect; the depth of bubble penetration (Z),
gas holdup (g), and volumetric flow rate of gas entrainment (Ql) in the jet bubble column.
Process variables studied are as follows: fluid volumetric flow rate (10-50 L/min), the size of
nozzle diameter (0.008 to 0.0127 m), and height of nozzle (0.125-0.25 m). The results
showed that the smaller nozzle diameter and fluid volumetric flow rate generate increasingly
large volumetric flow rate of gas entrainment, gas holdup, and the depth of bubble
penetration.

Keywords: jet bubble column, depth of bubble penetration, gas holdup, gas entrainment

1. Pendahuluan lapisan film cairan, sehingga gas-gas akan


terperangkap dalam cairan yang berbentuk
Proses perpindahan massa fasa gas ke seperti gelembung-gelembung awan (Evans
dalam fasa cair banyak ditemui dalam dkk., 2001). Laju gas entrainment ini
industri, seperti pada industri kimia dan dipengaruhi oleh kedalaman penetrasi
petrokimia. Dalam hal ini kolom gelembung gelembung dari pancaran jatuh cairan,
pancaran yang berfungsi sebagai alat kontak diameter nozzle, tinggi nozzle, rasio antara
antara fasa gas-cair secara luas ditemui di panjang nozzle dengan diameter nozzle, dan
dalam proses aerasi natural dan sistem sifat fisik dari cairan (Harby dkk., 2014).
industri, termasuk pabrik kimia, pengolahan Faktor yang mempengaruhi harga (Qg/Ql)
mineral, dan pengolahan air limbah pupuk merupakan parameter dasar dari kecepatan
(Nugroho dkk., 2014). Hal ini sangat cairan keluar dari nozzle, panjang jet, sudut
menguntungkan karena adanya pencampur- jet, diameter nozzle, dan sifat fisik dari
an yang kuat antara fasa gas-cair dan cairan (Baawain dkk., 2012). Kedalaman
terbentuknya gelembung kecil dalam cairan penetrasi maksimum gelembung memiliki
(Ide dkk., 2001; Kundu dkk., 1997). korelasi terhadap efek geometri nozzle (Ito
dkk., 2000; Montes dkk., 2014).
Prinsip kerja alat ini cukup sederhana, yaitu
fasa gas akan terhisap dan turun melalui Fenomena jatuhnya cairan secara vertikal
lubang cairan stagnan berbentuk seperti menuju ke permukaan cairan akan menarik
terompet yang diakibatkan oleh tumbukan udara sekelilingnya masuk ke dalam kolom
cairan berkecepatan pancaran. Tumbukan dan mengakibatkan gelembung udara kecil
tersebut akan mengakibatkan pecahnya di sepanjang alirannya. Jika kecepatan

84
Didiek Hari Nugroho dkk. / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 10 No. 2

cairan cukup tinggi, gelembung-gelembung 0,0127 m, tinggi nozzle (Hn) pada 0,125;
udara akan tertarik ke bawah, yaitu 0,15; 0,2; dan 0,25 m, dan laju alir
mengikuti gerakan cairan dan kemudian volumetrik cairan (Ql) pada 10, 15, 20, 25,
akan naik ke permukaan cairan tersebut. 30, 35, 40, 45, 50 L/menit. Bentuk nozzle
ditunjukkan pada Gambar 2 dengan sudut
Aliran cairan yang pelan tidak akan kontraksi nozzle () 90o.
membentuk jumlah gelembung udara yang
signifikan, tetapi aliran yang lebih cepat
akan membentuk gelembung-gelembung
yang dapat menimbulkan awan gelembung
(Setiadi dkk., 2008). Pada fenomena
tersebut akan terjadi suatu proses
perpindahan massa udara ke dalam cairan.
Kecepatan aliran cairan ini juga sangat
bergantung kepada bentuk nozzle, diameter
nozzle, dan jarak nozzle dengan permukaan
air (Ide dkk., 2001; Ito dkk., 2000;
Yamagiwa dkk., 1989).

Karena kecepatan aliran cairan bergantung


pada nozzle maka penelitian ini bermaksud
untuk mempelajari pengaruh nozzle terha-
dap aspek hidrodinamika antara lain:
kedalaman penetrasi gelembung, holdup Gambar 1. Skema rangkaian peralatan kolom
gas, dan gas entrainment yang terjadi dalam gelembung pancaran
kolom gelembung pancaran.

2. Metodologi

2.1 Metode Penelitian

Bahan yang digunakan dalam kolom adalah


air. Skema rangkaian peralatan ditunjukkan
pada Gambar 1. Kolom gelembung pancaran
terdiri atas kolom (tabung luar) dan pipa
Gambar 2. Bentuk nozzle
downcomer (tabung dalam) terbuat dari
silinder acrylic yang memiliki diameter
2.2 Perhitungan Korelasi Kedalaman
masing-masing 0,1 m dan 0,036 m dengan
Penetrasi Maksimum Gelembung
ketebalan 0,002 m, dan tinggi 0,8 m. Mula-
Udara
mula air dialirkan dengan menggunakan
pompa ke dalam kolom dengan volume 10 L.
Kedalaman penetrasi didefinisikan sebagai
Laju alir volumetrik cairan diatur dengan
titik terendah dimana kecepatan gelembung
pengaturan valve 1. Proses udara masuk
menjadi nol dan kekuatan daya apung akan
(gas entrainment) terjadi karena adanya
lebih dominan (Qu dkk., 2013). Dalam
cairan yang keluar dari nozzle berkecepatan
hubungan laju udara yang terhisap masuk
pancaran (jet) menumbuk cairan stagnan
ke dalam kolom terhadap jatuhnya cairan
yang ada di dalam kolom. Laju volumetrik
pancaran, efek sudut kontraksi nozzle dan
udara yang terhisap masuk ke dalam kolom
panjang nozzle merupakan korelasi persa-
(Qg) diukur dengan flowmeter. Proses
maan yang sebelumnya dilakukan oleh para
kontak antara air dan udara akan
peneliti (Ito dkk., 2000).
mengakibatkan timbulnya gelembung-
gelembung udara kecil yang akan mem-
A B
pengaruhi perbedaan ketinggian air limbah  Ln   Hn 
yang terdapat pada kolom (Hf) dan pipa
Z
 0,76
 D    10
f Fr 
sinθ0,28 (1)
kapiler tambahan (hf). Data panjang Dn  n  Dn 
kedalaman penetrasi maksimum gelembung
(Z) diperoleh dari alat ukur yang terdapat
pada kolom.     
f Fr  C  D logFr  E logFr 2 (2)
Vn
Variabel kondisi proses untuk studi ini, Fr  (3)
dilakukan variasi diantaranya diameter gDn
nozzle (Dn) pada 0,008; 0,01; 0,012; dan

85
Didiek Hari Nugroho dkk. / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 10 No. 2

Apabila Pers. (3) disubtitusikan ke Pers. (2), 3. Hasil dan Pembahasan


dan hasilnya disubtitusikan ke Pers. (1) akan
diperoleh: 3.1 Korelasi Kedalaman Penetrasi
L 
A
H 
B Gelembung
Z
 0,76 n   n
 D 
Dn D 
Kedalaman penetrasi maksimum gelembung
 n  n

 

 


 
 
2
 
udara terjadi akibat adanya energi momen-
Vn Vn tum yang berasal dari kecepatan pancaran
     

(4)
     
     
CD log E log
   
     

cairan yang terjadi dalam kolom. Data


    
      
gDn gDn
     
     

sinθ0,28
     

kedalaman penetrasi maksimum gelembung


     
10
       
 

diperoleh dari alat ukur meteran (satuan


Dimana: panjang) yang terdapat pada kolom.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
diperoleh profil kedalaman penetrasi
A,B,C,D,E = Konstanta empirik, (-)
maksimum gelembung udara terhadap laju
Dn = Dimeter Nozzle, (m)
volumetrik cairan yang berbeda pada ukuran
Fr = Jet Froude number, (-)
diameter nozzle yang berbeda (Gambar 3)
g = Grafitasi (m/s2)
dan profil pada tinggi nozzle terhadap
Hn = Tinggi Nozzle, (m)
permukaan cairan (Hn) berbeda (Gambar 4)
Ln = Panjang Nozzle, (m)
Vn = Kecepatan pancaran cairan
Berdasarkan Gambar 3 terlihat nilai rata-
keluar dari nozzle, (m/s)
rata koefisien determinasi (R2) sebesar
Z = Kedalaman penetrasi
0,908–0,981 (hampir mendekati 1) untuk
maksimum gelembung (m)
ukuran diameter nozzle (Dn) yang berbeda
 = Sudut kontraksi nozzle
dan tinggi nozzle terhadap permukaan cairan
(derajat)
(Hn) 0,15 m. Untuk semua profil tersebut,
f(Fr) = Fungsi jet Froude number, (-)
kedalaman penetrasi maksimum gelembung
(Z) semakin besar dengan meningkatnya
2.3 Perhitungan Holdup Fasa Gas
laju volumetrik cairan. Ini berbanding
terbalik dengan ukuran diameter nozzle
Persamaan yang digunakan untuk menghi-
dimana kedalaman penetrasi maksimum
tung holdup fasa gas didasarkan pada
gelembung akan semakin besar apabila
prinsip-prinsip dasar tekanan pada suatu
diameter nozzle semakin kecil. Hal ini terjadi
bejana (Setiadi dkk., 2008):
karena kecepatan pancaran yang keluar dari
hf nozzle (Vn) dan energi tumbukan cairan
εg  1  (5)
yang masuk semakin besar. Perhitungan
Hf
kedalaman penetrasi maksimum gelembung
Dimana: model dilakukan secara simultan meng-
hf = Tinggi cairan pada pipa kapiler gunakan Pers. (4) dan pada beberapa
tambahan, (m) diameter nozzle hasilnya ditampilkan dalam
Hf = Tinggi cairan pada kolom, (m) Tabel 1.

Gambar 3. Pengaruh diameter nozzle terhadap kedalaman penetrasi gelembung pada berbagai laju
volumetrik cairan (Ql) dan tinggi nozzle (Hn= 0,15 m) konstan

86
Didiek Hari Nugroho dkk. / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 10 No. 2

0,65
Dn = 0,008m
0,60

Kedalaman penetrasi gelembung [m]


0,55

0,50

0,45

0,40 Hn [m]
∆ 0,125
0,35 □ 0,15
◊ 0,2
0,30 R2 = 0,914-0,981
O 25

10 15 20 25 30

Laju Volumetrik Cairan [L/menit]

Gambar 4. Pengaruh tinggi nozzle terhadap kedalaman penetrasi gelembung pada berbagai laju
volumetrik cairan (Ql) dan diameter nozzle (Dn= 0,008 m) konstan

Tabel 1. Perhitungan konstanta empirik korelasi penetrasi gelembung (pada  = 90o)

Dn LN A B C D E
No
(m) (m) (-) (-) (-) (-) (-)

1. 0,008 0,024 -5,6401 -0,1154 3,7933 1,2347 -0,3834

2. 0,01 0,024 1,2494 -0,2293 1,9741 -0,8631 0,4565

3. 0,012 0,025 0,3474 -0,2505 1,5466 0,4353 -0,0737

4. 0,0127 0,027 0,0345 -0,3137 2,1801 -0,5149 0,3760

Gambar 5. Korelasi dimensi kedalaman penetrasi maksimum gelembung pada ( = 90o)

Dari Gambar 4 menunjukkan kedalaman antara nozzle dengan permukaan cairan


penetrasi maksimum gelembung semakin (Hn). Hal ini dikarenakan tumbukan
besar dengan semakin dekatnya jarak (momentum) cairan keluar dari nozzle

87
Didiek Hari Nugroho dkk. / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 10 No. 2

menumbuk cairan stagnan yang berada perhitungan, dapat dibuat profil holdup gas
dalam kolom semakin besar. untuk kecepatan pancaran cairan pada
ukuran diameter nozzle yang berbeda dan
Persamaan kedalaman penetrasi gelem- pada tinggi nozzle terhadap cairan (Hn)
bung untuk diameter (Dn) 0,008 m dan 0,125 m.
(Ln) 0,024 m adalah:
Gambar 6 diperoleh profil holdup fasa gas
Z Dn model  0,76Ln Dn 5,6401Hn Dn 0,1154 akan semakin besar untuk kecepatan
2
pancaran cairan yang semakin tinggi pada
3,79331,2347logFr0,3834logFr  ukuran nozzle yang tetap. Begitu juga
10
dengan ukuran diameter nozzle yang
Perbandingan kedalaman penetrasi gelem- semakin kecil akan menghasilkan holdup
bung (Z/Dn) model dengan percobaan dapat fasa gas semakin besar. Hal ini disebabkan
dilihat pada Gambar 4. oleh energi yang menumbuk cairan dalam
kolom downcomer semakin besar, sehingga
Berdasarkan Gambar 5 terlihat tingkat mengakibatkan tekanan statik pada ke-
kesalahan relatif penetrasi maksimum dalaman cairan semakin besar (tumbukan
gelembung udara hasil eksperimen semakin dalam). Begitu juga dengan
terhadap model adalah ± 10%, hal ini semakin kecilnya ukuran diameter nozzle
berarti korelasi kedalaman penetrasi akan berpengaruh terhadap ukuran
maksimum gelembung udara pada model pancaran cairan. Dengan semakin kecilnya
hampir sama dengan hasil percobaan. ukuran pancaran cairan maka kedalaman
tumbukan semakin besar dan arus pusaran
3.2 Holdup Gas dan Gas Entrainment semakin intensif.

3.2.1 Holdup Gas Gambar 7 diperoleh tinggi nozzle tidak


memiliki efek yang sangat signifikan
Holdup gas dihitung dari data tekanan terhadap holdup gas pada laju volumetrik
statik yang berupa tinggi cairan aerasi pada cairan yang semakin besar dan diameter
kolom (Hf) dan tinggi cairan pada pipa nozzle konstan. Hal ini disebabkan rasio
kapiler tambahan (hf). Tinggi cairan antara laju alir volumetrik gas terhadap laju
diperoleh dari pembacaan pada kolom alir volumetrik cairan yang terbentuk
kapiler tambahan (dapat dilihat pada memiliki kesamaan terhadap kecepatan
Gambar 6 dan Gambar 7). Berdasarkan cairan yang keluar dari nozzle (Qg/Ql)
data percobaan yang diperoleh dari (Gambar 10).

Gambar 6. Pengaruh diameter nozzle terhadap holdup gas; pada berbagai laju volumetrik cairan dan
tinggi nozzle (Hn = 0,125m) konstan

88
Didiek Hari Nugroho dkk. / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 10 No. 2

0,200
Dn = 0,008m

0,160

Holdup gas [-]


0,120

0,080
Hn [m]
∆ 0,125
□ 0,15
0,040
◊ 0,2
O 0,25
0,000

10 15 20 25 30
Laju Volumetrik cairan [L/menit]

Gambar 7. Pengaruh tinggi nozzle terhadap holdup gas; pada berbagai laju volumetrik cairan dan diameter
nozzle (Dn = 0,008 m) konstan

Gambar 8. Pengaruh diameter nozzle terhadap laju volumetrik gas pada berbagai laju volumetrik cairan
dan tinggi nozzle (Hn=0,25 m) konstan

3.2.2 Gas Entrainment mengakibatkan semakin besar laju


volumetrik gas entrainment.
Gas entrainment merupakan gas yang
terhisap akibat adanya energi momentum Hal ini diakibatkan energi momentum yang
yang berasal dari kecepatan pancaran masuk semakin besar dengan adanya
cairan. Data laju gas yang terhisap penambahan laju alir volumetrik cairan dan
diperoleh dari alat ukur flowmeter. ukuran diameter nozzle tersebut. Hal ini
Berdasarkan Gambar 8 diperoleh laju memperbesar kedalaman penetrasi di
volumetrik gas yang terhisap semakin besar dalam kolom downcomer. Selain itu, arus
untuk laju volumetrik cairan yang semakin pusaran juga ditingkatkan secara intensif
tinggi pada tinggi nozzle konstan (Harby sehingga menyebabkan gas yang terhisap
dkk., 2014). Begitu juga dengan semakin ke dalam kolom downcomer semakin besar
kecil ukuran diameter nozzle akan (Setiadi dkk., 2008; Nugroho dkk., 2014).

89
Didiek Hari Nugroho dkk. / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 10 No. 2

Gambar 9. Pengaruh tinggi nozzle terhadap laju volumetrik gas pada berbagai laju volumetrik cairan dan
diameter nozzle (Dn=0,008 m) konstan
Qg/Ql

Hn [m]
∆ 0,125
□ 0,15
◊ 0,2
O 0,25

Vn [m/s]

Gambar 10. Pengaruh tinggi nozzle terhadap rasio laju alir volumetrik gas terhadap laju alir volumetrik
cairan (Qg/Ql) pada berbagai kecepatan cairan yang keluar dari nozzle (Vn) dan diameter
nozzle (Dn=0,008 m) konstan

Gambar 9 menunjukkan bahwa pada laju keluar dari nozzle, panjang jet, sudut jet,
volumetrik cairan yang semakin besar, diameter nozzle, dan sifat fisik dari cairan
tinggi nozzle tidak memiliki efek yang (Baawain dkk., 2012).
signifikan terhadap laju volumetrik gas
entrainment. Hal ini disebabkan rasio laju 4 Kesimpulan
alir volumetrik gas terhadap laju alir
volumetrik cairan yang terbentuk memiliki Berdasarkan serangkaian pengolahan data
kesamaan pada setiap kecepatan cairan dan analisis yang dilakukan pada penelitian
yang keluar dari nozzle (Gambar 10) ini dapat ditarik kesimpulan bahwa ke-
(Botton dkk., 2009). Faktor yang dalaman penetrasi maksimum gelembung
mempengaruhi harga (Qg/Ql) merupakan gas/udara (Z), holdup gas (g), dan gas
parameter dasar dari kecepatan cairan

90
Didiek Hari Nugroho dkk. / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 10 No. 2

entrainment (Qg) makin besar dengan plunging jet containing small bubble,
makin kecilnya diameter nozzle (Dn). Journal Chemical Engineering
Kedalaman penetrasi maksimum gelem- Science, 55, 6225-6231.
bung gas/udara (Z), holdup gas (g), dan
gas entrainment (Qg) makin besar dengan Ito, A., Yamagiwa, K., Tajima, K., Yoshida,
makin besarnya laju volumetrik cairan (Ql). M., Ohkawa, A. (2000) Maximum
Tinggi nozzle tidak memiliki efek yang penetration depth of air bubble en-
sangat signifikan terhadap holdup gas trained by vertical liquid jet, Journal
maupun laju gas entrainment. of Chemical Enginnering of Japan, 33
(6), 898 – 900.
Ucapan Terima kasih
Kundu, G., Mukherje, D., Mitra, A. K.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada (1997) Ejector performance in a co-
pihak Direktorat Penelitian dan Pengabdian current gas-liquid downflow bubble
Masyarakat DIKTI yang telah memberikan column, Canadian Journal of Chemical
amanah kepada Kami berupa dukungan Engineering, 75, 956-963.
dana melalui Hibah Penelitian anggaran
2014. Montes, C. G., Jimenez, R. B., Sevila A.,
Bazan, C. M. (2014) Bubble formation
Daftar Pustaka in a planar water-air-water jet: Effect
of nozzle geometry and injection
Baawain, M. S., El-Din, M. G., Smith, D. W. conditions, International Journal of
(2012) Characterizing two inclined Multiphase flow, 65, 38-50
cir-cular water jets pluging into an
aeration tank, International Journal of Nugroho, D. H., Adisalamun, Machdar, I.
Multiphase Flow, 40, 158-165. (2014) Recovery of ammonia solution
from fertilizer industry wastewater by
Botton, R., Cosserat, D., Poncin, S., Wild, air stripping using jet bubble column,
G. (2009) A Simple Gas-Liquid Mass Proceeding of the 5th Sriwijaya
Transfer Jet System, Prosiding in 8th International Seminar on Energy and
World Congress of Chemical Engi- Environmental Science and Technolo-
neering, Montreal, Canada, 26 Nov gy, Palembang, Indonesia, 10-11
2009, September 2014, 102-108.

Evans, G. M. A. K Bin, P. M. Machniewski Qu, X., Goharzadeh, A., Khezzar, L., Molki,
(2001) Performance of confined A. (2013) Experimental characteriza-
pluging liquid jet bubble column as a tion of air-entrainment in a pluging
gas-liquid reactor, Chemical Enginee- jet, Journal Experimental Thermal
ring Science, 56, 1151-1157. and Fluid Science, 44, 51-61.

Harby, K., Chiva, S., Munoz-Cobo, J.L. Setiadi, Nita, T.H., Hantizen, Dijan, S.
(2014) An Experimental study on (2008) Studi absorbsi CO2
bubble entrainment and flow menggunakan kolom gelembung
characte-ristics of vertical plunging berpancaran jet (jet bubble column),
water jets, Journal Experimental Makara, Teknologi, 12(1), 31-37.
Thermal and Fluid Science, 57, 207-
Yamagiwa, Kazuaki, Ohkawa, A. (1989)
220.
Technique for measuring gas holdup
in a downflow bubble column with gas
Ide, M., Uchiyama, H., Ishikura, T. (2001)
entrainment by a liquid jet. J. Ferm.
Mass transfer characteristics in gas
Bio-eng., 68(2), 160-162.
bubble dispersed phase generated by

91

View publication stats

Potrebbero piacerti anche