Sei sulla pagina 1di 11

JURNAL TUGAS AKHIR

PENELITIAN KEDALAMAN TURAP BERANGKER


SEBAGAI PENAHAN TANAH TIMBUNAN
PADA PERUMAHAN THE MUTIARA

Oleh :

NUR  ALAM

D 111 07 630

JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR

0
2012
PENELITIAN KEDALAMAN TURAP BERANGKER SEBAGAI PENAHAN TANAH
TIMBUNAN PADA PERUMAHAN THE MUTIARA

A. B. Muhiddin1, Abd. R. Djmaluddin 1 , N. Alam2

ABSTRAK : Avalanche is a disaster that is dangerous and can harm humans. Application of plaster as a retaining wall
is one way to prevent the occurrence of landslides. Development of slope stability analysis in geotechnical
engineering will always be followed by developments in the field of soil mechanics and rock mechanics as a
whole. Slope stability problems usually occur when there is interference with the balance of the slope, which may
be caused by human activity or natural. When a moving or unstable slopes where the movement would clearly
endanger the surrounding environment, then the in-depth analysis of slope stability is required. That analysis
including understand the mechanism of collapse and factor its cause as well as the evaluation stability of slope of
the most precise for overcome in order slopes do not landslides. Slopes not landslides akan be obtained if we
number the security (safety factor) the results of analysis of ≥ 1.5.

A common problem encountered on slope stability of natural slopes or slopes either pile / soil base. Shear strength of a
soil is not capable of assuming the conditions of excessive workload. In other words, the collapse of a slope is often
caused by increased shear stress and the work of a land mass or a decrease in shear strength of the mass of soil (soil
shear strenght).

To obtain an optimal solution to overcome the problem of stability in order not to soil erosion, water pressure is
required calculations, land and other expenses properly and properly so as not to cause damage and even loss of life in
the future.

Key word : Anchored sheet pile, Safety factor, Soil, Security of extractive rate, Soil stability, Carrying capacity

1. PENDAHULUAN biasa berupa konstruksi sederhana hingga


konstruksi yang sangat berat. Turap merupakan
Konstruksi tembok perumahan elit The suatu struktur dinding flexible dengan kekakuan
Mutiara milik PT Mutiara Property, yang yang kecil dan bisa mengalami deformasi dan
ambruk 4 Desember lalu tidak sekadar akibat sifat flexiblenya ini mengakibatkan turap
faktor cuaca. Petaka yang mengakibatkan meleleh, sehingga gaya-gaya pada struktur ini
delapan orang meninggal dunia ini juga karena mengalami peralihan gaya dari tekanan tanah
konstruksi bangunan tidak layak akibat yang terjadi (pasif-aktif). Perubahan ini akan
konstruktsi tidak memenuhi kriteria ideal. cenderung mengurangi momen lentur
Karena tidak memenuhi kriteria ideal itulah maksimum.
sehingga tembok setinggi 4,5 meter itu, tidak Analisis turap didasarkan pada gerakan
mampu menahan beban atau timbunan yang menyeluruh dari kekuatan geser tanah. Jenis-
ada di perumahan tersebut. Belum lagi, kondisi jenis turap yang umum digunakan dalam suatu
timbunan pada saat kejadian belum sempurna konstruksi yaitu turap kantilever dan turap
sehingga tanah berpotensi untuk menimbulkan berangker. Dan dalam studi ini, penulis akan
kelongsoran. membahas mengenai turap berangker.
Longsor merupakan suatu bencana yang Turap berangker merupakan turap yang
sangatlah berbahaya dan dapat merugikan dilengkapi dengan angker yang dimaksudkan
manusia. Penerapan turap sebagai dinding akan menambah stabilitas turap, sehingga bisa
penahan tanah adalah salah satu cara yang dapat mereduksi panjang tiang turap. Namun
mencegah terjadinya longsor tersebut. penambahan angker maupun dimensi turap
Konstruksi turap adalah suatu konstruksi yang berarti juga tambahan dalam metode konstruksi
banyak digunakan dalam rekayasa sipil, yang
1
Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA
2
Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA

1
dan biaya. Maka dalam studi ini, penulis akan Qu ≥ ∑ .H
menganalisis berapa kedalaman turap yang Di mana :
efektif dan efisien yang akan ditanam dalam qu = Kekuatan geser unconfined
menahan tekanan tanah timbunan. dari tanah kohesif (t/m2)
∑.H = Berat total tanah dan air
2. METODOLOGI PENELITIAN yang lebih tinggi dari
dasar galian
2.1. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam b. Tanah pondasi yang berbatu besar :
Perencanaan dan Pembangunan Turap Pada tanah pondasi yang
Pada waktu melakukan perencanaan dan berbatu- batu besar, atau bila di
pembangunannya, penting sekali untuk dekat permukaan tanah terdapat
mengetahui keadaan tanahnya, ditinjau dari segi batuan dasar, maka usaha
mekanika tanah, dan menjamin kestabilan pemancangan turap akan sia-sia
dalam menahan gaya luar yang bekerja belaka.
padanya. Untuk keperluan tersebut, berikut ini c. Tanah pondasi yang tidak kedap air :
akan diberikan penjelasannya. Bila lubang galian diperkirakan
1. Ciri-ciri topografis di lapangan akan digenangi air cukup banyak,
Dengan mengadakan penyelidikan yang maka perlu dipancangkan suatu
menyeluruh atas 2able-ciri topografis di turap penahan yang dapat mencegah
sekitar lokasi agar mudah menentukan air memasuki lapisan yang tembus
cara dan jalur pengankutan alat- air. Bila ujung turap tidak dapat
alat penggali atau bahan- bahannya ke mencapai tanah yang kedap air
lokasi. karena panjang tiang pancang tidak
2. Tanah Pondasi mencukupi, maka timbulnya gejala-
Perlu ditekankan di sini bahwa dalam me gejala bahaya akibat rembesan air
lakukan penyelidikan geologi dan harus diamati sebelumnya dan cara
penyelidikan tanah untuk bangunan penanggulangan kejadian ini harus
utama yang didirikan, titik berat dipelajari sebaik-baiknya.
penyelidikannya sedikit berbeda antara
bangunan utama atau bagunan 2.2. Prosedur Perencanaan
sementara, misalnya untuk turap dan
sebagainya. Keterangan tentang tekstur Pada waktu merencanakan turap,
tanah juga diperoleh, dan contoh- mula-mula harus ditentukan syarat-syarat
contoh tentang konstruksi yang telah ada perencanaannya berdasarkan data survei di
pada tanah pondasi yang lokasi proyek, misalnya dengan mengadakan
sejenis, juga harus dipelajari. penyelidikan tanah kemudian baru
a. Lapisan yang jelek harus cukup dipilih jenis konstruksi yang cocok. Setelah
aman terhadap kelongsoran selama itu berturut-turut dihitung beban yang
penggalian bekerja, diselidiki dalamnya pemancangan.
dilakukan. Ditinjau dari segi 2.3. Beban yang Dipakai untuk Perencanaan
keamanannya, galian yang dangkal
pada tanah pondasi yang kohesif dan Beban yang dipakai untuk perencanaan
lunak, adalah sama artinya dengan dinding turap, secara umum adalah tekanan
galian yang dalam pada tanah air, tekanan tanah dan pengaruh perubahan
pondasi yang kohesif dan keras. temperatur. Sebagai tambahan, beban mati
Dalamnya galian tidak mungkin dan beban hidup lain-lainnya, bila perlu juga
melampaui kekuatan kohesi tanah dihitungkan pada waktu melakukan
yang diijinkan. Sebagai perencanaan bagian-bagian konstruksi.
pendekatan pertama, syarat berikut
ini harus dipenuhi.

2
3. HASIL DAN PEMBAHASAN b.Sudut geser tanah yang menahan
turap () = 24,1560
3.1. Pengujian Sampel Tanah c. Kohesi tanah yang menahan turap
Pengujian dilakukan terhadap sampel tanah (c) = 0,0709 kg/cm2 = 6,9509 kPa
yang diperoleh dari lapangan. Hasil pengujian 5. Pernah terjadi kelongsoran dengan
sampel tanah ditunjukkan dalam Tabel 3.1. jarak ±3 m dari dinding penahan yang
menopang tanah tersebut.
Tabel 3.1 Hasil Pemeriksaan Karakteristik Sampel Tanah 6. Air yang terdapat di kanal dengan
kedalaman ±3-5 m, tidak terlalu
mempengaruhi keadaan tanah. Ini
disebabkan karena adanya pengaruh
pengendapan sedimen yang terjadi di
kanal, dinding beton kanal yang tebal,
serta koefisien permeabilitas tanah di
sekitar tembok penahan tanah yang
rendah.
Berdasarkan data dan asumsi kriteria di
Sumber : Hasil Olahan Data (Hasil Pemeriksaan Sampel Tanah) atas, maka dapat dilakukan penginputan data-
data yang telah diperoleh ke dalam software
Dari Table 3.1. dapat disimpulkan bahwa Geoslope 2007 untuk mendapatkan gambaran
sampel tanah pada daerah BH 1 (Bore Hole 1 keadaan tanah (bidang longsor) pada lokasi
pada tanah di wilayah Perumahan The Mutiara) pengambilan sampel tanah.
merupakan tanah yang paling rentan mengalami 25
24
0.809

keruntuhan, sehingga data yang digunakan 23


22

dalam perancanaan turap adalah data BH 1.


21
20
Elevasi (m)

19
18

3.2. Gambaran Keadaan Tanah 17


16
15
14

Kriteria pendesainan:
13
12
11

1. Dalam kasus ini, jarak horisontal tanah 10


9

ke arah belakang turap (15 m) 8


7

dianggap sudah cukup jauh/memenuhi 6


5

untuk dilakukan pendesainan pada


4
3
2

Geostudio 2007 karena mulai pada 1


0

jarak tersebut, kondisi tanah sudah 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Jarak (m)
stabil seperti pada Gambar 3.1.. Gambar 3.1. Bidang longsor dan angka keamanan
2. Berdasarkan pengamatan langsung di pada lokasi pengambilan sampel tanah
lapangan dan data-data yang ada Angker merupakan struktur pembantu
(lihat pada lampiran), jenis tanah yang untuk meningkatkan kekuatan turap dalam
ada pada lokasi pemasangan turap menahan tekanan tanah yang terjadi. Dari
merupakan tanah lempung. Gambar 3.1. dapat ditentukan berapa panjang
3. Elevasi tanah pada kedalaman ±11-16 angker yang akan digunakan pada pemasanagan
m merupakan jenis tanah Sandstone turap yang akan direncanakan. Angker yang
(tanah keras), sehingga keadaan tanah dipasang harus melewati bidang longsor tanah
di atas lapisan tanah tersebut dianggap agar tidak terpengaruh dengan pergerakan tanah
stabil. pada bidang longsor tersebut. Gaya tarik dari
4. Parameter tanah: angker ini dipengaruhi oleh gaya geser dari
a. Berat isi tanah yang menahan turap tanah yang ada disekitarnya. Maka sebelum
()= 1,815 gr/cm3 = 17,805 kN/m3 pemasangna angker dilakukan, haruslah

3
diketahui dulu gaya geser tanah yang bekerja
pada daerah penjangkaran.
3.3. Hasil Pengimputan dan Pengolahan 25
24
1.266

Data dalam Perencanaan Turap


23
22
21
Berdasarkan Gambar 3.1. maka dapat 20

Elevasi (m)
19

digambarkan diagram tekanan tanah seperti 18


17

pada Gambar 3.2.. 16


15
14
13
12
11

Gambar 3.2. Tekanan tanah aktif dan tekanan tanah


10
9

pasif yang bekerja. 8


7
6

Berdasarkan data-data tanah yang ada maka 5


4

dapat dilakukan pengimputan data dengan 3


2

menggunakan software Geoslope 2007. Hasil


1
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

angka keamanan yang diperoleh dari beberapa Jarak (m)

variasi kedalaman penanaman turap dapat Gambar 3.5. Bidang longsor dan angka keamanan
dilihat dari gambar. turap dengan kedalaman penanaman 3,0 m.
25
24
1.391
23
25
22
24
1.070 21
23
20
22
Elevasi (m)

19
21
18
20
17
Elevasi (m)

19
16
18
15
17
14
16
13
15
12
14
11
13
10
12
9
11
8
10
7
9
6
8
5
7
4
6
3
5
2
4
1
3
0
2 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1
0
Jarak (m)
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Jarak (m)
Gambar 3.6. Bidang longsor dan angka keamanan
turap dengan kedalaman penanaman 3,5 m.
Gambar 3.3. Bidang longsor dan angka keamanan
turap dengan kedalaman penanaman2,0 m.
25
24
1.543
23
22
25 21
24 20
1.161
Elevasi (m)

19
23
18
22
17
21
16
20 15
Elevasi (m)

19 14
18 13
17 12
16 11
15 10
9
14
8
13
7
12
6
11 5
10 4
9 3
8 2
7 1

6 0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
5
4
Jarak (m)
3
2
Gambar 3.7. Bidang longsor dan angka keamanan
1
0
turap dengan kedalaman penanaman 4,0 m.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Jarak (m)

Gambar 3.4. Bidang longsor dan angka keamanan


turap dengan kedalaman penanaman 2,5 m.

4
25 25
24 24
1.728 0.901
23 23
22 22
21 21
20 20

Elevasi (m)
Elevasi (m)

19 19
18 18
17 17
16 16
15 15

14 14

13 13

12 12
11
11
10
10
9
9
8
8
7
7
6
6
5
5
4
4
3
3
2
2
1
1
0
0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Jarak (m)
Jarak (m)

Gambar 3.8. Bidang longsor dan angka keamanan Gambar 3.10. Bidang longsor dan angka keamanan
turap dengan kedalaman penanaman 4,5 m. pada pemasangan jangkar
Berdasarkan data-data tanah yang ada serta
gambaran bidang longsor pada Gambar 3.1.,
25
24
1.959
23
22
21
maka panjang angker yang digunakan adalah
20
10,5 m. Hasil angka keamanan dari beberapa
Elevasi (m)

19

variasi kedalaman penanaman turap dengan


18
17
16
15
14
panjang penanaman jangkar yang sama dapat
13
12
dilihat dari gambar di bawah ini. 25
11
24
10 1.228
23
9
22
8
21
7 20
6
Elevasi (m)

19
5 18
4 17
3 16
2 15
1 14
0 13
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 12
11
Jarak (m)
10

Gambar 3.9. Bidang longsor dan angka keamanan 9


8

turap dengan kedalaman penanaman 5,0 m. 7


6
5
4

3.4. Hasil Pengimputan dan Pengolahan 3


2
1

Data dalam Perencanaan Turap 0


0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Berjangkar Jarak (m)

Gambar 3.11. Bidang longsor dan angka


keamanan turap berjangkar dengan kedalaman
Penjangkaran yang digunakan dalam kasus penanaman 2,0 m.
ini adalah penjangkaran pada lapisan tanah.
Diameter kepala jangkar yg digunakan adalah d 25
24
1.345
23

= 0,31830989 m, dengan penanaman kepala 22


21

jangkar sedalam h = 2 m, dan panjang kepala 20


Elevasi (m)

19

jangkar L = 3,5 m, sehingga Tult yg diperoleh 18


17
16

dari perhitungan sebesar: 15


14

Tult =  . d .  . h . K . d’ . tan Ø + Ca .  . 13
12
11

d . d’ 10
9

Tult = 47,4777 kN 8
7

Dan setelah data di imput ke dalam


6
5
4

Geoslope 2007, maka hasilnya seperti pada 3


2

Gambar 3.10. 1
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Jarak (m)

Gambar 3.12. Bidang longsor dan angka


keamanan turap berjangkar dengan kedalaman
penanaman 2,5 m.

5
25 25
24 24
1.487 2.144
23 23
22 22
21 21
20 20
Elevasi (m)

Elevasi (m)
19 19
18 18
17 17
16 16
15 15
14 14
13 13
12 12
11 11
10 10
9 9
8 8
7 7
6 6
5 5
4 4
3 3
2 2
1 1
0 0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Jarak (m) Jarak (m)

Gambar 3.13. Bidang longsor dan angka Gambar 3.16. Bidang longsor dan angka
keamanan turap berjangkar dengan kedalaman keamanan turap berjangkar dengan kedalaman
penanaman 3,0 m. penanaman 4,5 m.
25 25
24 24
1.658 2.505
23 23
22 22
21 21
20 Elevasi (m) 20
Elevasi (m)

19 19
18 18
17 17
16 16
15 15
14 14

13 13

12 12

11 11

10 10
9
9
8
8
7
7
6
6
5
5
4
4
3
3
2
2
1
1
0
0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Jarak (m)
Jarak (m)

Gambar 3.14. Bidang longsor dan angka Gambar 3.17. Bidang longsor dan angka
keamanan turap berjangkar dengan kedalaman keamanan turap berjangkar dengan kedalaman
penanaman 3,5 m. penanaman 5,0 m.

25
24
1.872
23
22
21
20

3.5. Perhitungan Perencanaan turap Berjangkar


Elevasi (m)

19
18
17
16
15
14
13
12
11
Gambar 3.18. Sketsa tekanan tanah aktif dan pasif
10
9
yang terjadi pada turap berjangkar
8
7
6
5 Menghitung tekanan tanah aktif dan
tekanan tanah pasif
4
3
2
1
0
a. Koefisien tekanan tanah aktif menurut
Rankine adalah:
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Jarak (m)

Gambar 3.15. Bidang longsor dan angka Ka = tan2( 45 - /2 )


keamanan turap berjangkar dengan kedalaman Untuk nilai  = 12,272 ; Ka1 = 0,649
penanaman 4,0 m. Untuk nilai  = 24,156 ; Ka2 = 0,419
b. Koefisien tekanan tanah pasif
menurut Rankine adalah:
Kp = tan2( 45 + /2 )

6
xn f(x) f'(x) f ( x)
xn -
Untuk nilai  = 12,272 ; Kp1 = 1,540
f ( x) f ' ( x)
3 -550,106 -678,154 0,811 2,189
Untuk nilai  = 24,156 ; Kp2 = 2,385 -195,403 -413,324 f 0,473
' ( x) 1,716
2,189
c. Koefisien tekanan tanah dalam 1,675 -280,230 -0,006 1,722
1,716
keadaan diam menurut Rankine
-0,432 -281,815 0,002 1,721
adalah: 1,722
Ko = 1 -sin 1,721 0,109 -281,409 0,000 1,721
Untuk nilai = 12,272 ; Ko1 = 0,787 -0,028 -281,512 0,000 1,721
1,721
Untuk nilai  = 24,156 ; Ko2 = 0,591
0,0007 -281,486 0,000 1,721
Momen = Ko1 . H2 = 15,946 kN.m 1,721
F = Ko1 . H = 3,544 kN 1,721 -0,002 -281,492 0,000 1,721
Z = Momen/F = 4,5 m
 =  . Z Ko1 = 44,294 kPa
S = C +  tan kPa Jadi nilai x’ yang memenuhi = 1,721m
Sehingga D’ = Yo + x’
Menentukan tekanan tanah aktif D’ = (0,363 + 1,721) m
a. Di atas permukaan tanah D’ = 2,084 m
a =  . H . Ka
P Maktif Mpasif
b. Di bawah titik 0 D (m)
(kN/m) (kN.m) (kN.m)
p =  . x . Kp
2 97,524 392,331 318,223
Menghitung gaya tekanan tanah
aktif 2,5 106,195 485,077 574,620
Pa1 = 0,5 . a . H 3 116,732 597,372 924,180
Pa2 = 0,5 . a’ . Yo
3,5 129,135 731,083 1377,521
Yo = a'/(Kp2-Ka2)
Yo = 0,363 m 4 143,404 888,075 1945,261

Table 3.2. Tegangan tanah,  tekanan   tanah, 4,5 159,539 1070,214 2638,017

panjang lengan serta momen 5 177,540 1279,367 3466,409


a1    Pa1 Lengan Momen
D (m) (kN/m2) (kN/m) (m) (kN.m)
Penjangkaran
4,5 36,529 82,191 3 246,574

Pa2x
Lengan = 4,5 + 0,5x
Momen akibat Pa2 = 57,170x + 6,352x2
Pa3 = 3,732x2
Lengan = 4,5 + (2/3)x
Momen akibat Pa3 = 16,795x2 + 2,488x3 d = 0,318 m
Pa =202,5+(71,319x+7,924x2)+(16,795x2+2,488x3) d’ = 3,5 m
= 202,5 + 71,395x + 23,147x2 + 2,488x3 h’ = 2 m
Menghitung gaya tekanan tanah pasif Ca = 0,3 sampai 0,9 C
Pp = 0,5 . p . x 0,5 .  . x2 . Kp2
2
Pp = 21,236 x Tult jangkar = .d . . h .K . d’.tan Ø + Ca .  . d . d’
Lengan = 4,5 + (2/3)x = 47,477 kN
Momen Pp = 95,561x2 + 14,157x3
Momen total = Pa + Pp Gesekan jangkar dengan tanah = Ko x  x tan 
=(202,5+71,395x+23,147x2+2,488x3)–(95,561x2+ 4,157x3) = 7,463 kN/m2
= 202,5 + 71,395x – 72,414x2 -11,669x3
total= 0 SF kedalaman penanaman turap
202,5 + 71,395x – 72,414x2 -11,669x3 =0 SF = D/D’ > 1,5 (Aman)
Untuk mencari nilai x digunakan Metode Newton
Tabel 3.4. Tekanan   tanah   pasif,   tekanan
Tabel 3.3. Metode  Newton tanah aktif dan faktor keamanan

7
Pp Pa2 tanah utamanya turap dimuat dalam saran-saran
D (m) (kN/m) (kN/m) S (kN) SF berikut:
2 15,468 20,798 23,270 0,960 1. Perhitungan tekanan air, tanah serta
2,5 20,192 27,151 29,087 1,200 beban-beban yang lain harus benar-benar
diperhitungkan dengan baik dalam suatu
3 24,917 33,503 34,905 1,440
perencanaan dinding penahan tanah,
3,5 29,641 39,855 40,722 1,680 terutama turap agar tidak menimbulkan
4 34,365 46,208 46,540 1,920 kerugian bahkan korban jiwa dikemudian
4,5 39,089 52,560 52,357 2,160 hari.
5 43,814 58,912 58,175 2,400
2. Penggunaan material sebaiknya benar-
benar diperhitungkan dengan baik untuk
Ket. SF = D/D’ > 1,5 (Aman) pengefisienan material di bumi ini.
3. Diperlukan pembelajaran lanjutan untuk
4. KESIMPULAN DAN SARAN memempelajari fungsi-fungsi lain dari
penggunaan Geoslope 2007.
4.1. Kesimpulan

Dari hasil Dari hasil penelitian ini, maka


didapatkan beberapa kesimpulan sebagai DAFTAR PUSTAKA
berikut:
1. Turap sebagai bangunan penahan tanah Arwan Apriyanto, S.T.“Dinding Turap
yang berfungsi untuk menjaga kestabilan Berjangkar” Rekayasa Pondai II. [e-
tanah. journal]
2. Turap membutuhkan perhitungan dan http://www.scribd.com/doc/44720136/
perencanaan yang benar-benar harus Turap-Berjangkar; Internet; accesed 12
diteliti dengan baik. November 2011
3. Berdasarkan pengimputan dan pengolahan
data yang dilakukan menggunakan Bowles, J. E.,Sifat Sifat Fisis dan Geoteknis
software Geoslope 2007 serta perhitungan Tanah (Mekanika Tanah) , Terjemahan
manual yang dilakukan, maka diperoleh Penerbit Erlangga,EdisiKedua tahun
kedalaman efektif = 3,5 m dengan panjang 1991. (Physical and Geoteehnikal
jangkar = 10,5 m Engineering, 2nd ed, McGraw-Hill Book
4. Faktor keamanan yang diperoleh dari Company, New York, 1984
pengimputan data pada Geoslope 2007
dari turap yang ditanam sedalam 3,5 m Das Braja M., Mekanika Tanah , Prinsip-prinsif
dan panjang jangkar 10,5 m adalah Rekayasa Geoteknis , terjemahan oleh
sebesar 1,658. Sedangkan faktor Noor Endah IndrasuryaB.Moehtar, Jilid
keamanan yang diperoleh dari perhitungan 1,penerbit Erlangga ,tahun 1995
manual sebesar 1,680.
5. Berdasarkan perhitungan dan pendesainan Das Braja M., Mekanika Tanah , Principle of
menggunakan Geoslope 2007, turap tanpa Fondation Engginering , International
angker (turap kantilever) memenuhi angka ed of 6th revised ed, 2006
faktor keamanan pada kedalaman 4 m
dengan nilai faktor keamanan sebesar Hardiyatmo, Hary Christady, 2002, Mekanika tanah
1,543. II, Beta OFFSET, Yogyakarta

Hardiyatmo, Hary Christady, 2002, Teknik Pondasi 1,


4.2. Saran Beta OFFSET, Yogyakarta
Beberapa hal yang perlu mendapat
perhatian pada pembangunan dinding penahn

8
Jawa Pos, 2011, Robohnya Tembok Perumahan Mewa,
Tembok The Mutiara Tidak Layak,
http://www.jpnn.com/read/2011/12/22/
111965/Tembok-The-Mutiara-Tidak-
Layak- ; Internet; accesed 22 desember
2011

Sumiyanto,Adhe & Arwan, Rekayasa Fondasi 2,


PHK A1 Teknik Sipil, tahun 2007

Tua Simatupang, Pintor, Dr. Ir. MT, Modul 1,


Jenis Turap dan Kantilever, Rekayasa
Pondasi II, Pusat Pengembangan Bahan
Ajar UMB

Tua Simatupang, Pintor, Dr. Ir. MT, Modul 2,


Turap Berjangkar, Rekayasa Pondasi II,
Pusat Pengembangan Bahan Ajar UMB

Potrebbero piacerti anche