Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Journal College,
of Nutrition Volume
College, 4, Nomor
Volume 2, Tahun
4, Nomor 2015,
2, Tahun Halaman
2015, 428-434
Halaman 428
Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnc
ABSTRACK
Background: Leptin and adiponectin are hormones that are secreted by adipose tissue.The increase and decrease of
these hormones are associated to non-communicable diseases. The aim of this study was to observe the association
of body mass index with the levels of leptin and adiponectin with percent body fat and waist circumference as
confounding variables.
Method: A study using crossectional design to a total of 75 adolescents aged 15-18 years. BMI was determined by
measuring body weight and height, while data on leptin and adiponectin seen in the levels of blood serum taken
using ELISA method. Data on percent body fat was taken by BIA, while data on waist circumference was taken using
measuring tape. Statistical analysis using Pearson correlation and Rank Spearman correlation.
Result: Based on the results of statistical analysis, there is a significant association between body mass index ( BMI
) with the levels of leptin and adiponectin (p < 0.01) . BMI is negatively correlated with the levels of adiponectin.There
was no significant correlation between the levels of leptin with waist circumference (p > 0.01), but there was a
significant relationship between the levels of leptin with percent body fat.
Conclusion: There are signifacant associations of body mass index with the levels of leptin and adiponectin.
Keyword: leptin, adiponectin, obesity, adolescent
ABSTRAK
Latar Belakang: Leptin dan adiponektin merupakan dua hormon yang disekresikan jaringan adiposa. Peningkatan
dan penurunan kadar leptin dan adiponektin berkaitan dengan penyakit-penyakit tidak menular. Penelitian ini
bertujuan untuk melihat hubungan indeks massa tubuh dengan kadar leptin dan adiponektin dengan persen lemak
tubuh dan lingkar pinggang sebagai variabel perancu.
Metode: Penelitian menggunakan desain crossectional pada 75 remaja usia 15-18 tahun. Data IMT diambil dengan
mengukur tinggi badan dan berat badan, sedangkan data leptin dan adiponektin dilihat dari kadar serum darah yang
diambil menggunakan metode ELISA. Data persen lemak tubuh diambil dengan BIA, sedangkan lingkar pinggang
denngan metlin. Analisis statistik menggunakan uji korelasi Pearson dan Rank Spearman.
Hasil: Berdasarkan hasil uji statistik, terdapat hubungan yang signifikan antara indeks massa tubuh (IMT) dengan
kadar leptin dan adiponektin (p<0,01). IMT berkorelasi negatif dengan kadar adiponektin Tidak terdapat hubungan
yang signifikan antara kadar leptin dengan lingkar pinggang (p>0,01), tetapi ada hubungan kadar leptin dengan
persen lemak tubuh.
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara indeks massa tubuh dengan kadar leptin dan adiponektin.
Kata Kunci: leptin, adiponektin, obesitas, remaja
*)
Penulis Penanggungjawab
429 Journal of Nutrition College, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015
hiperleptinemia pada obesitas menjadi faktor risiko 55 siswa (11,8%) mengalami obesitas, dan 45 siswa
independen terhadap penyakit kardiovaskular.12 (9,66%) mengalami obesitas sentral.
Adiponektin berperan dalam regulasi Prevalensi remaja obesitas di sekolah ini
glukosa dan katabolisme asam lemak dalam lebih tinggi daripada prevalensi remaja obesitas
tubuh.8,13 Kadar adiponektin akan meningkat bila secara nasional. Oleh karena itu, pengukuran risiko
kandungan lemak tubuh menurun.7 Peningkatan terjadinya penyakit-penyakit tidak menular pada
kadar adiponektin memperbaiki sensitivitas remaja dilakukan dalam penelitian ini dengan
insulin.7,9 Sementara itu, hipoadiponektinemia yang melihat hubungan kadar leptin dan adiponektin
diikuti dengan peningkatan TNF-α dan PAI-1 yang dengan indeks massa tubuh (IMT), khususnya di
diinduksi oleh akumulasi lemak visceral menjadi SMA Negeri 2 Semarang.
latar belakang utama perubahan vaskular dan juga
kelainan metabolisme, termasuk resistensi insulin, METODE PENELITIAN
yang merupakan salah satu ciri terjadinya sindrom Penelitian dilakukan di SMA Negeri 2
metabolik.14 Adiponektin berperan sebagai Semarang pada bulan Juni sampai bulan Agustus
antiaterogenik dengan menghambat menghambat 2015. Penelitian ini merupakan penelitian
adhesi monosit pada sel endotelial, transformasi observasional analitik dengan desain crossectional
makrofag ke sel busa, dan sekresi TNF-α dari dan termasuk dalam ruang lingkup gizi
makrofag.14-16Tahap ini merupakan tahap yang masyarakat. Sampel penelitian adalah siswa SMA
krusial dalam perkembangan aterosklerosis, Negeri 2 Semarang dengan kriteria inklusi siswa
sehingga adiponektin di sini berperan sebagai berusia 15-18 tahun, tidak mengonsumsi obat-
modulator endogen biologis yang relevan pada obatan yang mempengaruhi komposisi tubuh
remodeling vaskular.17 (distribusi lemak) atau metabolisme leptin dan
Jaringan adiposa yang berlebihan dalam adiponektin, seperti metformin, thiazolidinedion,
area abdomen dan di sekeliling intestinal dan liver obat penurun berat badan (dexfenfluramin,
(obesitas abdominal) telah dihubungkan dengan sibutramine, dan rimonabant), terapi hormon steroid
peningkatan risiko diabetes tipe dua, hipertensi, (equine estrogen dan prongestin), dan sebagainya,22
dislipidemia, penyakit jantung koroner, dan dalam keadaan sehat, tidak menderita penyakit yang
sindrom metabolik, bahkan ketika IMT (Indeks berhubungan dengan kelainan metabolisme seperti
Massa Tubuh) masih dalam kisaran normal.12 Hasil penyakit jantung, diabetes melitus, hipertensi, dan
penelitian pada anak dan remaja di Cina sindrom metabolik, serta bersedia mengikuti
menyatakan, identifikasi malignansi pada profil penelitian melalui persetujuan Informed Consent
adipositokin menggunakan kombinasi IMT dan dari awal penelitian hingga akhir. Sampel akan
ukuran lingkar pinggang penting untuk mencegah dikeluarkan dari penelitian bila sakit selama
penyakit terkait obesitas.18 Pengukuran lingkar penelitian sehingga mengganggu proses
pinggang merupakan salah satu metode klinis yang pengambilan data atau menolak berpartisipasi
digunakan untuk menilai ketebalan akumulasi dengan tidak menyetujui Informed Consent.
lemak tubuh di daerah abdominal.19 Sampel dalam penelitian ini sebanyak 75
Lingkar pinggang yang diukur pada titik siswa Sekolah Menengah Atas (SMA), yang dipilih
tengah antara batas bawah tulang rusuk dan krista secara acak, dimana setiap sampel yang memenuhi
iliaka telah dilaporkan memiliki korelasi yang lebih kriteria inklusi memiliki kesempatan yang sama
erat dengan ketebalan jaringan adiposa visceral untuk menjadi sampel penelitian. Data yang
dalam abdominal dan variabel metabolik terkait, dikumpulkan meliputi Indek Masa Tubuh (IMT)
baik pada laki-laki maupun perempuan.20 dihitung dengan membagi berat badan dalam kg
Berdasarkan penjelasan tentang hasil penelitian- dengan tinggi badan dalam meter yang
penelitian sebelumnya, lingkar pinggang menjadi dikuadratkan. Berat badan diukur dengan
variabel perancu yang dapat mempengaruhi kadar menggunakan timbangan injak digital dengan
leptin dan adiponektin dalam penelitian ini. tingkat ketelitian 0,1 kg, sedangkan tinggi badan
Penelitian yang dilaksanakan di SMA Negeri diukur menggunakan microtoise dengan ketelitian
2 Semarang tahun 2014 dengan hasil skrining pada 0,1 cm. Kadar serum leptin dan adiponektin diukur
835 siswa menunjukkan 80 siswa (9.58%) dengan menggunakan metode enzyme-linked
mengalami overweight, 66 siswa (7.9%) mengalami immunosorbent assay (ELISA). Darah diambil dari
obesitas, dan 61 siswa (7.3%) mengalami obesitas pembuluh darah vena. Pemeriksaan laboratorium
sentral.21 Hasil skrining pada 466 siswa yang kadar serum leptin mempunyai ketelitian 0,01
dilakukan pada bulan Juni-Juli 2015 menunjukkan ng/mL dan kadar serum adiponektin mempunyai
sebanyak 39 siswa (8,37%) mengalami overweight, ketelitian 0,01 µg/mL. Lingkar pinggang diukur
Journal of Nutrition College, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman 430
dengan menggunakan metlin dengan ketelitian 0,1 Gambaran beberapa variabel, seperti usia, berat
cm. badan, tinggi badan, indeks massa tubuh (IMT),
Analisis data dilakukan dengan kadar leptin, kadar adiponektin, dan lingkar
menggunakan program komputer. Analisis pinggang ditunjukkan dalam tabel 3 berikut ini.
hubungan IMT dengan kadar leptin diuji dengan
menggunakan uji korelasi Rank Spearman, Tabel 3. Karakteristik Sampel
sedangkan hubungan IMT dengan kadar Gambaran Sampel Rerata Simpang Baku
adiponektin diuji dengan Korelasi Product Moment
(Pearson). Usia (tahun) 15,95 0,52
BB (kg) 63,65 16,90
HASIL PENELITIAN TB (cm) 159,08 8,04
Penelitian ini diawali dengan melakukan IMT(kg/m2) 24,92 5,35
skrining untuk melihat status gizi pada populasi di Leptin (ng/mL) 3,04 0,55
SMA Negeri 2 Semarang. Skrining ini dilakukan Adiponektin (µg/mL) 6,51 2,61
pada siswa kelas X, adapun hasilnya sebagai Lingkar Pinggang (cm) 80,96 13,47
berikut.
Rerata IMT sampel pada penelitian ini
Tabel 1. Hasil Skrining Kelas X, SMA Negeri 2 adalah sekitar 24,92± 5,35 kg/m2. Apabila 75
Semarang sampel tersebut dimasukkan dalam kategori status
Kategori IMT Frekuensi Persen gizi berdasarkan standar WHO Asia Pasifik23,
Kurus 129 27,68 sebanyak 41 orang (54,7%) berada pada kategori
Normal 243 52,14 Obesitas, lihat tabel 4.
Overweight 1 0,21
Berisiko 38 8,15 Tabel 4. Distribusi Frekuensi Status Gizi
Obesitas I 41 8,79 Kategori Status
Frekuensi Persen
Obesitas II 14 3,00 Gizi
Kurus 7 9,3
466 100,0
Normal 23 30,7
Overweight 0 0,0
Tabel 1 menunjukkan sebanyak 55 siswa
Berisiko 4 5,3
tergolong obesitas (11,79%), 1 siswa overweight
Obesitas I 27 36,0
(0,21%), dan 38 siswa berisiko (8,15%).
Obesitas II 14 18,7
Karakteristik Sampel
Sampel yang memenuhi kriteria inklusi 75 100,0
sebanyak 75 siswa, dengan jumlah laki-laki
sebanyak 20 siswa (26,7%) dan perempuan Hubungan Kadar Leptin dan Adiponektin
sebanyak 55 siswa (73,3%), lihat tabel 2. dengan Indeks Massa Tubuh (IMT)
Hasil analisis hubungan IMT dengan kadar
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin leptin dan adiponektin ditunjukkan pada diagram di
Jenis kelamin Frekuensi Persen bawah ini.
Laki-laki 20 26,7 Hasil uji hubungan menunjukkan ada
Perempuan 55 73,3 hubungan IMT dengan kadar leptin (r:0,336;
Total 75 100,0 p:0,003). Walaupun terdapat hubungan signifikan
(p: 0,0001), ditemukan korelasi negatif (r: -0,503)
pada uji hubungan IMT dengan kadar adiponektin.
431 Journal of Nutrition College, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015
Hasil penelitian ini menunjukkan ada penelitian ini di masukan sebagai variabel perancu.
hubungan positif antara IMT dengan kadar leptin, Hasil uji hubungan menunjukkan, tidak ada
sehingga semakin tinggi IMT sampel maka semakin hubungan kadar leptin dengan lingkar pinggang.
tinggi pula kadar leptin. Kadar leptin yang tinggi Tidak adanya hubungan antara kadar leptin dan
menunjukkan adanya sinyal dari adiposit menuju lingkar pinggang kemungkinan karena terdapat
otak bahwa terdapat ruang untuk menyimpan lemak faktor lain yang mempengaruhi kadar leptin, seperti
lebih banyakdalam tubuh.12,22,24 Peningkatan kadar perbedaan distribusi lemak dalam tubuh. Kadar dan
dan ekspresi leptin terjadi seiring dengan ekspresi leptin ditemukan lebih tinggi pada adiposit
peningkatan simpanan trigliserida dalam jaringan subkutan dibandingkan dengan adiposit
adiposa seperti yang terjadi pada sampel obesitas.25 visceral.13,29-30 Selain itu, ukuran adiposit subkutan
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian berbanding lurus dengan kadar leptin plasma.30
pada anak dan remaja obesitas di Cina9 dimana Dengan demikian, hiperleptinemia pada sampel
terjadi peningkatan kadar leptin pada sampel yang obesitas disebabkan oleh peningkatan lemak
obesitas. subkutan melalui hipertropi adiposit dan
Secara fisiologis, leptin merupakan sinyal peningkatan sekresi leptin.30 Hal ini menjelaskan
aferen pada sistem timbal balik negatif yang bahwa kadar leptin plasma lebih dipengaruhi oleh
menjaga konsistensi massa jaringan adiposa dalam total lemak dalam tubuh daripada lemak
tubuh.26 Perubahan pengaturan massa jaringan visceral.7,22,31 Sebaliknya, lingkar pinggang telah
adiposa oleh leptin mengarah pada keadaan dilaporkan memiliki korelasi yang lebih erat dengan
obesitas, sehingga leptin ikut berperan dalam jaringan adiposa visceral daripada subkutan.21
patogenesis obesitas.26 Secara umum, terdapat tiga Uji hubungan menunjukkan ada hubungan
keadaan yang melatarbelakangi obesitas. Keadaan negatif yang signifikan pada lingkar pinggang
pertama adalah saat tubuh gagal memproduksi dengan kadar adiponektin (p<0,01). Kadar
leptin saat terjadi akumulasi lemak. Keadaan kedua, adiponektin berkorelasi negatif dengan pengukuran
jaringan adiposa mensekresikan leptin dalam massa lemak intra-abdominal secara tidak langsung,
jumlah yang rendah, sehingga massa lemak akan yaitu pengukuran lingkar pinggang dan rasio
terus bertambah hingga kadar leptin yang normal pinggang-panggul.33-34 Hubungan ini dijelaskan
tercapai. Peningkatan massa lemak ini akan dengan kadar adiponektin yang ditemukan lebih
mengarah pada obesitas. Keadaan ketiga, obesitas rendah saat terjadi akumulasi lemak pada intra-
terjadi karena leptin menjadi insensitif secara relatif abdominal. 33 Jadi, kadar adiponektin akan menurun
atau absolut pada sisi aksinya. Resistensi ini terjadi bila terjadi obesitas sentral.
karena ada peningkatan leptin dalam sirkulasi
darah. Faktor lain yang dapat mengakibatkan SIMPULAN
terjadinya resistensi leptin adalah adanya faktor Ada hubungan IMT dengan kadar leptin dan
yang secara langsung mengatur pengeluaran energi adiponektin. Persen lemak tubuh menunjukkan
atau aktivasi adipogenesis dan lipogenesis. 26 hubungan dengan kadar leptin dan adiponektin.
Perbedaan produksi dan sensitifitas leptin Lingkar pinggang menunjukkan hubungan dengan
dipengaruhi juga oleh faktor genetik, lingkungan, kadar adiponektin, tetapi tidak menunjukkan
dan psikologis.26 hubungan pada kadar leptin.
Hubungan negatif ditemukan antara IMT
dengan kadar adiponektin. Hubungan ini berarti, DAFTAR PUSTAKA
semakin rendah IMT maka kadar adiponektin akan 1. WHO. Obesity and overweight. World Health
semakin tinggi. Kadar adiponektin akan meningkat Organization (WHO), 2015. Available from URL:
bila massa lemak tubuh menurun,7 sehingga kadar http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs311/e
adiponektin berkorelasi negatif terhadap indeks n/#
2. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
massa tubuh (IMT).27 Penurunan kadar adiponektin
Kementerian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar
terjadi karena ada interaksi antara faktor genetik dan dalam Angka, 2013.
lingkungan, seperti asupan tinggi lemak yang 3. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
menyebabkan terjadinya obesitas. Kementerian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar
Hipoadiponektinemia pada obesitas telah dikaitkan dalam Angka, 2010.
dengan resistensi insulin, diabetes tipe 2, sindrom 4. L. Webber, F. Kilpi, T. Marsh, K. Rtveladze, M.
metabolik, dan aterosklerosis.28 Brown, K. McPherson. High Rates of Obesity and
Kadar leptin dan adiponektin tidak hanya Non-Communicable Diseases Predicted across
dipengaruhi oleh IMT, tetapi banyak faktor yang Latin America. PLoS ONE 2012; 7(8): e39589
mempengaruhi dimana faktor tersebut dalam
433 Journal of Nutrition College, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015