Sei sulla pagina 1di 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/334136722

Konsep Pengembangan Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi, Bakat


dan Ketahanan dalam Organisasi

Article · June 2019


DOI: 10.26905/jmdk.v7i1.2760

CITATIONS READS

0 200

1 author:

Yostan Absalom Labola


Universitas Kristen Satya Wacana
13 PUBLICATIONS   4 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Perpaduan Aspek AQ dengan Aspek Kecerdasan Lainnya Dalam Dunia Pendidikan View project

All content following this page was uploaded by Yostan Absalom Labola on 08 July 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


28 - 35

Konsep Pengembangan Sumber Daya Manusia


Berbasis Kompetensi, Bakat dan Ketahanan dalam Organisasi

Yostan A. Labola
SMP Negeri Satu Atap Fatukoto, Timor Tengah Selatan
yostan87@gmail.com

Abstract
Many companies have poor performance because they don’t have human
resources relevated with their needs. Some of those organizations will not survive
for long term in business competition. In this case Human Resource Development
(HR) becomes a fundamental parameter for the success and achievement of
organizational goals in order to exist. Based on literature review, the concept of
developing an HR organization needs to pay attention on aspects of competence,
talent, and resilience of employees. The competency aspect is the potential long-
term value and potential source of the company's competitive advantage. While
the talent aspect becomes a critical point for the company for the positions
needed, and with the toughness aspect, employees are able to face competition
and overcome difficulties to become opportunities for greater achievement. Thus,
the vision, mission and expectations of the organization can lead to success.

Keywords : Competence, Human Resource Development, Resilience, Talent

PENDAHULUAN
Era ini ditandai dengan persaingan bahwa PSDM merupakan pendekatan
global yang sangat memikat. Kompetisi yang strategis dan menyeluruh untuk mengelola
terjadi, menjadi bahan telaah demi orang, budaya tempat kerja, dan lingkungan
pengembangan sumber daya suatu untuk secara efektif berkontribusi dan
perusahaan/institusi/organisasi. Sumber produktif ke tujuan dan sasaran organisasi.
Daya Manusia (SDM) merupakan asset Beberapa tahun terakhir, banyak
penting organisasi manapun untuk mencapai perusahaan yang baik berkinerja buruk
keunggulan kompetitif di era globalisasi. akibat SDM yang tidak efektif dan efisien
Karena itu, Pengembangan Sumber Daya (Townsend and Wilkinson, 2010; Okoye dan
Manusia (PSDM) menjadi parameter penting Ezejiofor, 2013). Sebagian besar organisasi
bagi organisasi untuk untuk mencapai tujuan mengabaikan pengembangan SDM sebagai
dan sasaran agar tetap eksis di kancah asset utama. Okoye dan Ezejiofor (2013)
Nasional maupun Internasional. PSDM mengatakan bahwa bisnis dalam suatu
adalah fungsi organisasi yang berfokus pada organisasi dipenuhi ketidakpastian
rekrutmen, pengelolaan, dan navigasi bagi pemahaman terhadap kontribusi karyawan
karyawan dalam bekerja pada suatu dalam peningkatan produktivitas organisasi
organisasi yang diwujudkan melalui sinergi dan profitabilitas. Hal inilah yang
untuk memperkuat mutualitas menuju tujuan menyebabkan banyak tenaga kerja kurang
bersama. Susan (2012) menyampaikan terampil, organisasi tidak kompetitif, tingkat

28
29

tinggi kinerja yang buruk, dan produktivitas membutuhkan ketahanan dalam bekerja.
yang rendah. Berbagai upaya dilakukan oleh Uraian ini ingin mengulas pentingnya
organisasi dengan memberi penekanan pada memperhatikan karyawan yang memiliki
karyawannya terkait peningkatan kinerja ketahanan atau ketangguhan dalam bekerja.
demi output dan outcome menguntungkan
sebagai efek jangka panjang METODE
(shodhganga.inflibnet.ac.in). Upaya Artikel ini adalah studi literatur,
manajemen SDM bertujuan meningkatkan yakni serangkaian kegiatan yang berkaitan
karyawan menangani beragam jenis tugas dengan metode pengumpulan data melalui
demi memperkuat daya saing organisasi dan membaca dan merekam, serta mengelola
adaptasi terhadap lingkungan, kususnya bahan penelitian (Prabawati dkk., 2018).
turbulensi eksternal (Jumawan, 2015) Studi literatur dilakukan dengan penelusuran
sekaligus bermanfaat bagi karyawan demi pustaka buku, artikel, jurnal nasional dan
peningkatan karir, peningkatan kompetensi, internasional serta penggunaan kamus dan
dan pengembangan bakat. thesaurus. Pustaka yang digunakan
PSDM meningkatkan produktivitas disesuaikan dengan judul kajian tentang
dengan kualitas tinggi, pelanggan Konsep Pengembangan Sumber Daya
terpuaskan, dan memberi dampak Manusia (SDM) Berbasis Kompetensi, Bakat
menguntungkan bagi organisasi. Sejalan dan Ketahanan Dalam Organisasi.
dengan apa yang disampaikan Pfeffer (1998)
bahwa “the key to long-term success has HASIL DAN PEMBAHASAN
been, and will continue to be, how Pengembangan Sumber Daya Manusia
organizations manage their employees, Dalam Organisasi
because creating meaningful work and Pengembangan organisasi bertujuan
otherwise keeping employees happy is menjembatani perubahan dan pengembangan
central to fostering organizational baik dari sisi internal maupun eksternal. Hal
effectiveness”. ini dikarenakan produktifitas tergantung pada
Seringkali organisasi mengalami efektifitas kerja karyawannya. Artinya,
kendala serius dalam mengelola karyawan kualitas organisasi ditentukan oleh SDM
bekerja secara optimal. Senada dengan yang ada dan pengembangan SDM
Simon (1997) bahwa “the basic challenge ditentukan oleh perubahan-perubahan nyata
for all organizations is “inducing their yang mengarah pada pertumbuhan
employees to work toward organizational organisasi.
goals”. Padahal untuk mencapai kesuksesan Konsep Pengembangan Sumber Daya
jangka panjang dan berlanjut, organisasi Manusia (PSDM) dalam organisasi,
memerlukan PSDM yang menciptakan kerja hakikatnya merupakan suatu usaha demi
berarti (sesuai bakat dan kompetensi peningkatan daya saing terhadap ancaman
karyawan). Selain bakat dan kompetensi, lingkungan eksternal dan upaya
organisasi perlu memperhatikan aspek meningkatkan daya inovatif demi
ketahanan atau ketangguhan karyawan dalam menciptkan peluang. PSDM dalam
bekerja agar suatu organisasi tetap eksis organisasi bersifat integral sebagai individu
dalam jangka panjang. dan sistem serta organisasi sebagai wadah
Banyak organisasi bisnis kompetitif SDM secara terencana dan
yang muncul belakangan ini. Akan tetapi, berkesinambungan untuk menigkatkan
keberadaan organisasi-organisasi bisnis kompetensi pekerja melalui program
tersebut tidak bertahan lama. Hal ini karena, pelatihan, pendidikan, dan pengembangan
pengusaha tidak memperhatikan aspek (Noe, 2008).
ketahanan atau ketangguhan karyawan dalam Secara umum PSDM bertujuan
perekrutan. Padahal selain bakat dan untuk: 1) membentuk individu dari aspek-
keterampilan suatu pekerjaan sangat aspek ketrampilan, pengetahuan dan sikap;
30

2) pengembangan karir; 3) mengatur dan pengembangan SDM dalam organisasi


membina manusia sebagai sub sistem memperhatikan aspek ketahanan, akan
organisasi melalui program-program melahirkan karyawan yang tangguh dalam
perencana dan penilaian seperti perencanaan bekerja dan tidak mudah putus asa dalam
tenaga kerja, penilaian kinerja, analisis pekerjaannya. Dengan demikian memberi
pekerjaan, dan klasifikasi pekerjaan; 4) dampak pada organisasi yang efektif dan
mendapat SDM sesuai klasifikasi kebutuhan tercapainya tujuan organisasi. Konsep
organisasi dan alat organisasi yang bertujuan Pengembangan SDM yang diusulkan
untuk perbaikan dan peningkatan; 5) ditunjukkan pada skema Gambar 1.
penyesuaian sistem dan kebijakan organisasi
sebagai penangkal risiko dan faktor
eksternal.
Konsep PSDM perlu menyentuh
seluruh aspek kehidupan karyawan sebagai
manusia seutuhnya (Hutagalung, 2008).
Organisasi perlu memahami bahwa individu
mempunyai keluarga dan kehidupan sosial
sehingga tercipta kondisi timbal balik yang
menguntungkan. Artinya untuk memiliki
karyawan berdaya guna dalam sebuah
organisasi maka aspek kemanusian
fundamental dalam pengembangan
karyawan.
PSDM diakui sebagai bagian esensial
dari manajemen SDM organisasi. Tujuan Gambar 1. Model Konsep Pengelolaan SDM
dari manajemen SDM yakni tersedianya Organisasi
relasi lebih baik dalam organisasi melalui
pengembangan, aplikasi, evaluasi kebijakan, Pengembangan Sumber Daya Manusia
prosedur dan program SDM untuk Organisasi Berbasis Kompetensi
pengoptimalan kontribusi terhadap tujuan Spencer dan Spencer (1993)
organisasi. Dalam PSDM harus mendefinisikan kompetensi sebagai
memperhatikan empat kegiatan utama, karakteristik mendasar seseorang yang secara
seperti akuisisi, pengembangan, motivasi, kasual berkaitan dengan kinerja efektif atau
dan pemeliharaan SDM. Disimpulkan superior dalam berbagai situasi dan
bahwa, PSDM adalah fungsi organisasi yang pekerjaan. Secara umum, istilah kompetensi
memberi arahan bagi orang-orang dalam dimaknai sebagai kombinasi keterampilan,
suatu organisasi terkait pengelolaan SDM karakter personal, dan pengetahuan yang
dengan fokus pada kebijakan dan sistem. diamati, diukur dan dievaluasi melalui
PSDM biasanya bertanggung jawab kinerja. Terdapat dua jenis kompetensi, yaitu
untuk sejumlah kegiatan, termasuk :1) kompetensi manajerial, untuk
perekrutan karyawan, pelatihan dan pengelolaan karyawan dan membangun
pengembangan, motivasi, penilaian kinerja, relasi sosial; 2) kompetensi teknis, berkaitan
kompensasi, perekrutan, manajemen kinerja, dengan kapasitas fungsional pekerjaan yang
pengembangan organisasi, keselamatan, dilakukan.
kesejahteraan, manfaat, dan penghargaan. Pengembangan SDM berbasis
Selain beberapa hal di atas, konsep kompetensi mendukung integrasi
pengembangan SDM perlu memperhatikan perencanaan SDM dengan perencanaan
bakat karyawan sehingga terjadi peningkatan bisnis organisasi. Untuk itu, organisasi dapat
performace individu yang bermuara pada menilai kapasitas SDM berdasarkan
tujuan organisasi. Lebih lanjut, apabila kompetensi terhadap kemampuan yang
dibutuhkan dalam mencapai visi, misi dan
31

tujuan organisasi (Tripathi dan Agrawal, Profil kompetensi. Dokumen yang


2014). Sejalan dengan Kamidin (2010) yang menggambarkan kumpulan kompetensi
menyatakan bahwa pengembangan SDM tertentu ke posisi/pekerjaan/ kelompok
yang berprinsip pada visi dan misi organisasi pekerjaan/komunitas fungsional.
meningkatkan kinerja organisasi. PSDM berbasis kompetensi juga
Apabila PSDM memperhatikan diharuskan memperhatikan tingkat
kompetensi yang dimiliki oleh karyawan, manajemen yang ada, baik dari tingkat
maka tercipta daya saing dan eksistensi eksekutif, manajer, dan karyawan sehingga
organisasi. PSDM dimulai dari rekrutmen, penerapan pengembangan SDM sesuai
seleksi, identifikasi kompetensi aspek dengan kebutuhan tingkatan masing-masing.
inisiatif, motivasi berprestasi, kemampuan Untuk tingkat eksekutif kompetensi yang
bekerja dalam tim, pengumpulan informasi dibutuhkan meliputi aspek strategi berpikir
kompetensi terkait calon karyawan, penilaian dan perubahan-perubahan pada manajemen
terhadap calon karyawan melalui tes yang oleh pimpinan. Sementara tingkat manajer
sesuai, hingga pengembangan berkelanjutan. memerlukan kompetensi pada aspek
Selanjutnya seluruh kegiatan, pendidikan, perubahan implementasi, pemahaman
dan pelatihan perlu dilakukan sesuai dengan interpersonal dan pemberdayaan. Sementara
kompetensi yang dimiliki karyawan. pada tingkat karyawan sangat diperlukan
Secara umum ada beberapa hal yang kompetensi seperti fleksibilitas, update
perlu diperhatikan untuk mencapai informasi, motivasi dan kemampuan belajar,
pengembangan sumber daya manusia motivasi (berprestasi dan kerja di bawah
optimal (Jumawan, 2015) yaitu: 1) seleksi tekanan waktu), kolaborasi, dan orientasi
sumber daya manusia sesuai dengan pelayaanan kepada pelanggan.
kebutuhan; 2) merancang keselarasan antara Alasan suatu perusahaan menerapkan
kebutuhan organisasi dan kompetensi PSDM berbasis kompetensi karena
karyawan; 3) menyediakan sarana, prasarana kompetensi merupakan sumber nilai
dan teknologi yang sesuai; 4) Komitmen potensial jangka panjang dan sumber
yang tinggi dari setiap elemen organisasi. potensial keunggulan kompetitif perusahaan.
Draganidis dan Mentza (2006) Misalnya, dengan kompetensi tinggi dalam
menyampaikan bahwa tahapan lain yang PSDM, praktisi SDM mengambil hati
sangat penting dalam pengembangan SDM manajemen puncak untuk melihat beberapa
berbasis kompetensi, yaitu: 1) Identifikasi masalah penting terkait SDM,
kompetensi. Proses menemukan kompetensi menyampaikan informasi dan visi masalah
yang diperlukan untuk kinerja sukses dan bisnis, bekerja dengan penuh ketelitian, dan
optimal; 2) Model kompetensi. Gambaran bersama manajer berupaya mencari solusi
naratif kompetensi untuk target kategori serta menyelesaikan permasalahan karyawan
pekerjaan, kelompok pekerjaan, divisi, (Wei dan Lau, 2005). Selain itu, Long dan
departemen atau unit analisis lainnya; 3) Ismail (2011) menyampaikan bahwa praktisi
Penilaian kompetensi. Proses SDM membantu mengembangkan karyawan
membandingkan kompetensi individu pada yang eksplisit dan menghasilkan
model kompetensi; 4) Manajemen berbasis pengetahuan.
kompetensi. Penerapan serangkaian Individu dengan kompetensi kerja
kompetensi untuk mengelola sumber daya yang berkualitas akan bertanggung jawab
manusia sehingga kinerja berkontribusi dan menjadi “bunglon” dalam setiap
secara efisien dan efektif untuk tujuan perubahan lingkungan kerja. Sejalan dengan
organisasi; 5) Standar kompetensi. Raven dan Stephenson (2001) bahwa
Identifikasi keterampilan dan pengetahuan kompetensi mengarahkan seseorang untuk
pekerja yang dimiliki karyawan dan terus belajar dan beradaptasi. Aspek
menentukan tingkat kinerja yang harus capai kompetensi erat hubungannya dengan
dalam segmen atau fungsi kerja tertentu; 6) PSDM, yakni konsistensi organisasi dalam
32

pengembangan karyawan. Karena itu, setiap pengaruh inspirasional, haus prestasi, ambisi
perusahaan perlu mendefinisikan dan dan dorongan untuk supremasi,
merencanakan model tertentu dalam PSDM, ketidaksesuaian dan perlawanan,
seperti rekrutmen, analisis kesenjangan swasembada dan preferensi untuk
keterampilan, rencana pengembangan menyendiri, kerentanan fisik, dan atribut
pekerjaan, upaya pelatihan, pembelajaran pribadi.
mandiri, manajemen pembelajaran, penilaian Kaitannya dengan PSDM berbasis
diri, dan motivasi (Kemp dkk., 2004). bakat, Cunningham (2007) menyatakan
Organisasi perlu melihat SDM bahwa untuk mengembangkan bakat
sebagai human capital, dimana kompetensi diperlukan kontekstualisasi dengan
SDM adalah asset eksisnya suatu organisasi. mempertimbangkan dua pilihan strategis
Dengan demikian, pengembangan SDM utama, yaitu menyelaraskan orang dengan
yang memperhatikan aspek kompetensi peran dan menyelaraskan peran dengan
menghasilkan unsur organisasi yang orang. Menyelaraskan orang dengan peran
berkualitas, konsisten, memiliki hubungan menyiratkan preferensi terhadap perekrutan
kerja efektif, tercapainya tujuan organisasi bakat, pembelajaran, dan pengembangan
dan organisasi tetap eksis dalam lingkungan sambil menyelaraskan peran dengan orang-
bisnis yang kompetetitif. orang yang berfokus pada pemanfaatan bakat
melalui lingkungan kerja yang
Pengembangan SDM Organisasi Berbasis memungkinkan (Van Dijk, 2008). Lebih
Bakat lanjut Van Dijk (2008) menyatakan bahwa
Terdapat beberapa definisi terkait organisasi yang memiliki kinerja tinggi
manajemen talenta/bakat (talent dalam pengembangan bakat melakukan hal-
management). Bakat merupakan ukuran nilai hal seperti penciptaan/kaderisasi bakat,
(Van Dijk, 2008) yang menggambarkan kalibrasi, menumbuhkan dan meningkatkan
keterampilan, kemampuan, kekayaan, bakat, merawat dan membina bakat. Talent
kelimpahan, bakat, sikap, dan disposisi Align (2007) menambahkan bahwa
(Kamus online www.merriam-webster.com). pengembangan bakat merupakan pendekatan
Joubert (2007) menyatakan bahwa bakat terintegrasi strategis untuk mengelola karier
adalah kemampuan seseorang untuk dari menarik, mempertahankan, dan
menginspirasi dan membangkitkan emosi mengembangkan hingga mentransisikan
pada orang lain. Sementara Glen (2007) sumber daya manusia organisasi.
menyatakan bahwa bakat adalah produk dari Dalam pengembangan SDM berbasis
kemampuan (kompetensi, pendidikan, bakat, perlu dimulai dari identifikasi individu
pelatihan dan pengalaman), ditambah dengan yang paling cocok dan kebutuhan
motivasi (keterlibatan, kepuasan, tantangan pengembangan individual yang mengarah
dan kesejahteraan) dan peluang. pada pengembangan kontribusi orang
Van Dijk (2008) menyatakan bahwa tersebut untuk pengembangan tim dan
unsur-unsur penting bakat meliputi: 1) organisasi. McCauley dan Wakefield (2006)
potensi (kekuatan seseorang, pengaruh dan menyebutkan bahwa organisasi yang unggul
kemampuan untuk mencapai hasil); 2) minat dalam pengembangan bakat menunjukkan
yang sesungguhnya (gairah); 3) kecerdasan delapan praktik terbaik, yaitu mendefinisikan
keterampilan (pembelajaran mental dan fisik manajemen bakat secara luas,
dan kemampuan kinerja untuk bersaing, mengintegrasikan berbagai elemen
menaklukkan dan bertahan hidup); 4) manajemen bakat ke dalam sistem yang
kecerdasan kebajikan atau keunggulan moral komprehensif, memfokuskan manajemen
dan integritas. Lebih lanjut, Joubert (2007) bakat pada bakat individu yang paling
menambahkan ciri-ciri orang yang benar- bernilai, membuat manajemen senior
benar berbakat, yakni memiliki hasrat untuk berkomitmen untuk pekerjaan manajemen
belajar, responsif terhadap model peran dan bakat, membangun model kompetensi untuk
33

menciptakan pemahaman bersama tentang menjadi “bunglon” dalam berbagai situasi


keterampilan dan perilaku yang dibutuhkan dalam suatu lembaga dan pekerjaannya.
dan dihargai oleh organisasi, memantau Semakin tinggi seseorang dalam karirnya,
seluruh sistem bakat untuk mengidentifikasi terdapat persoalan kompleks yang perlu
potensi kesenjangan bakat, unggul dalam dihadapi dan diselesaikan dengan solusi yang
mengidentifikasi dan mengembangkan bakat tepat. Karena itu, penerapan pengembangan
serta kinerja manajemen dan retensi, dan SDM berbabasis AQ perlu menjadi perhatian
mengevaluasi hasil dari sistem manajemen organisasi/lembaga yang mengedepankan
bakat. ketangguhan karyawan.
Pengembangan bakat memegang nilai Pengembangan SDM berbasis AQ
penting bahkan menjadi point kritis bagi penting, karena dengan AQ tinggi karyawan
perusahaan. Ini karena, dengan mampu melakukan beberapa hal seperti : 1)
pengembangan bakat tersedianya karyawan mengendalikan setiap persoalan yang
berbakat dan unggul pada posisi-posisi yang mempunyai implikasinya positif dan
dibutuhkan sehingga terjadi peningkatan bermanfaat untuk kinerja dan produktivitas;
performance dan mendongkrak performance 2) bertanggung jawab, yakni memperluas
perusahaan (Jumawan, 2015). kendali, pemberdayaan dan motivasi dalam
mengambil tindakan (Supardi, 2013); 3)
Pengembangan SDM Organisasi Berbasis memiliki batasan terhadap persoalan,
Ketahanan/Adversity Quotient merespon masalah sebagai sesuatu yang
Istilah Adversity Quotient dapat spesifik dan terbatas (Sesanti, 2012); 4) tidak
dimaknai sebagai kemampuan seseorang mudah putus asa, berprinsip bahwa kesulitan
dalam menghadapi perjuangan dan hanyalah sementara. Lebih lanjut Phoolka
mengatasi kesulitan ataupun masalah dan Kaur (2012) menyampaikan bahwa AQ
menjadi sebuah peluang demi pencapaian dapat digunakan untuk melakukan prediksi
lebih besar (Labola, 2017). Stoltz (2000) terhadap kemampuan dan ketekunan
menambahkan bahwa seseorang dengan AQ karyawan, digunakan dalam meningkatkan
tinggi akan mengolah kesulitan dengan efektivitas tim, hubungan, keluarga,
kecerdasan yang dimiliki menjadi tantangan komunitas, budaya, masyarakat dan
yang perlu diselesaikan. Dengan demikian organisasi.
bermanfaat bila kesulitan muncul dan dapat
dipergunakan memprediksi keberhasilan/ Kesimpulan
kesuksesan. Berdasarkan uraian di atas,
Beberapa orang mencoba disimpulkan bahwa pengembangan SDM
menghadapi berbagai persoalan, akan tetapi penting dilakukan sebagai program
kembali ketika bertemu dengan terjalnya berkesinambungan demi tercapainya
penderitaan (Supardi, 2013). Karena itu, keberhasilan dan tujuan organisasi. Secara
kecerdasan ketahananlah jawaban seseorang langsung pengembangan SDM organisasi
mengatasi tantangan dan meraih puncak berdampak pada pengembangan karir, bakat,
kesuksesan. Lebih lanjut, Supardi (2013) dan ketangguhan karyawan dalam bekerja
menyampaikan bahwa dengan kecerdasan serta memberi paradigma baru bagi
ketahanan seseorang mampu meneduhkan organisasi dalam mengembangkan sumber
intikad, membekuk onak, dan menawan daya manusianya.
persoalan untuk mengambil keuntungan. Aspek kompetensi, bakat dan
Dengan demikian, setiap usaha yang ketahanan merupakan unsur fundamental
dilakukan meraih kesuksesan dan eksis penentu eksistensi organisasi dalam dunia
dalam dunia kompetitif. bisnis yang kompetitif. Organisasi yang
Di era yang kompetitif ini, dunia menerapkan kompetensi perlu
kerja memerlukan output yang kompeten, memperhatikan tahapan-tahapan PSDM dan
inovatif, tangguh, kompetitif dan mampu tingkatan manajemen. Dengan kompetensi,
34

karyawan potensial, berkinerja efektif pada Sekretariat Daerah Kabupaten


situasi pekerjaan yang bermuara pada daya Bantaeng,” Jurnal Economic
saing dan konsistensi organisasi. PSDM Resources, Vol. 11, No. 30, pp. 79-91.
berbasis bakat perlu dikontekstualisasikan Kamus Merriam Webster. 1928. (online),
dengan mempertimbangkan dua pilihan https://www.merriam-webster.com/.
strategis orang dengan peran dan pada tanggal 09 Mei 2019, pukul 19.00
menyelaraskan peran dengan orang. Dengan WITA
demikian tercipta karyawan yang memiliki Kemp, L. K dkk. 2004. Competency-Based
keterampilan, kemampuan, kekayaan, Human Resource Management.
kelimpahan, bakat, sikap, dan disposisi serta https://trove.nla.gov.au/version/199709
mampu menjadi inspirator. Pengembangan 50. 1st ed. xvi, 291 p.
SDM berbasis AQ penting untuk Labola, Y. A. 2017. Perpaduan Aspek AQ
mengendalikan setiap persoalan, dengan Aspek Kecerdasan Lainnya
bertanggung jawab, memiliki batasan Dalam Dunia Pendidikan-Kajian
terhadap persoalan, dan tidak mudah putus Literatur. http://www.e-
asa. Dengan aspek ketahanan karyawan jurnal.com/2017/08/perpaduanaspek-
dapat meneduhkan intikad, membekuk onak, aq-dengan-aspek.html
dan menawan persoalan untuk mengambil Long, C dan Ismail, W. 2011. An Analysis
keuntungan demi efektivitas organisasi untuk Of The Relationship Between HR
meraih kesuksesan dan eksis dalam dunia Professionals’ Competencies And
kompetitif. Firms’ Performance in Malaysia,
International Journal of Human
DAFTAR PUSTAKA Resource Management, 22(5), pp.
Glen, C. 2007. Fostering Talent Opportunity: 1054-1068.
Getting Past First-Base. Strategic McCauley, C dan Wakefield, M. 2006.
Direction, Volume 23 (10), 3-5. Talent Management in the 21st
Hutagalung, S. S. 2008. Pengembangan Century. The Journal for Quality and
Sumber Daya Manusia Sektor Publik Participation, 29 (4).
Berperspektif Human Power-Based. Noe, R. A. 2008. Employee Training and
Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Development. Fourth Edition.
Pembangunan, Vol.2, No.5, ISSN : NewYork: McGraw-Hill.
1410-8429. Okoye, P.V.C and Ezejiofor, R. A. 2013.
I Prabawati, Meirinawati, T A Oktariyanda. The Effect of Human Resources
2018. Competency-Based Training Development on Organizational
Model For Human Resource Productivity. International Journal of
Management And Development In Academic Research in Business and
Public Sector. IOP Conf. Series: Social Sciences. Vol. 3, No. 10 ISSN:
Journal of Physics: Conf. Series 953. 2222-6990.
doi :10.1088/1742-6596/953/1/012157 Pfeffer, J. 1998. The Human Equation:
Joubert, D. 2007. Talent Management: Building Profits by Putting People
Deliberate practice for success. First. Cambridge, Mass: Harvard
Randburg: Knowres Publishing. Business School Press.
Jumawan. 2015. Mengembangkan Sumber Phoolka, S dan Kaur, N. 2012. Adversity
Daya Manusia (Hrm) Yang Strategis quotient: a new paradigm to explore.
Untuk Menunjang Daya Saing International Journal of Contemporary
Organisasi : Perspektif Competency & Business Studies. 3(4):67–78.
Talent Management. Media Raven, J dan Stephenson, J. (Eds.). 2001.
Mahardhika Vol. 13 No. 3 Mei 2015 Competency in the Learning Society.
Kamidin, M. 2010. Pengaruh Kompetensi New York: Peter Lang.
Terhadap Prestasi Kerja Pegawai
35

Sesanti, D. M. 2012. Bab II: Kajian Teori. Townsend K, Wilkinson A. 2010. Managing
UIN Malang, http://etheses.uin- Under Pressure: HRM in Hospitals.
malang.ac.id/2251/6/08410095_Bab_2. Human Resource Management
pdf, diakses pada tanggal 13 Mei 2019. Journal. 20(4):332–338.
Shodhganga. Chapter 1, Tripathi, K dan Agrawal, M. 2014.
http://shodhganga.inflibnet.ac.in/bitstre Competency Based Management In
am/10603/62613/10/11_chapter1.pdf, Organizational Context: A Literature
diakses pada tanggal 08 Mei 2019, Review. Global Journal of Finance
pukul 19.00 WITA. and Management. ISSN 0975-6477
Simon, Herbert. 1997. Administrative Volume 6, Number 4: pp. 349-356.
Behavior: A Study of Decision-Making U. S. Supardi. 2013. Pengaruh Adversity
Processes in Administrative Qoutient Terhadap Prestasi Belajar
Organizations, 5th edition. New York, Matematika. Jurnal Ilmiah Pendidikan
NY: Macmillian Company. MIPA (Jurnal Formatif) 3(1): 61-71
Spencer, N. L dan Spencer, M. S. 1993. ISSN: 2088-351X
Competence at Work : Models for Van Dijk, H. G. 2008. The Talent
Superrior Performance. John Wily & Management Approach To Human
Son,Inc. Mew York. Resource Management: Attracting And
Susan, M. R. 2012. Women and Leadership Retaining The Right People. Journal of
in Higher Education Current Realities, Public Administration. Volume 43
Challenges, and Future Directions. number 3.1.
Advances in Developing Human Wei, L dan Ming Lau, C. 2005. Market
Resources, 14(2), 131-139. Orientation, HRM Importance And
Talent Align. 2007. Talent Management Competency: Determinants Of
Processes in Organisations, Strategic HRM In Chinese Firms. The
http://www. International Journal of Human
talentalign.com/talent_management_pr Resource Management 16(10):1901-
ocesses_in_organization.htm 1918.

View publication stats

Potrebbero piacerti anche