Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
A. PENDAHULUAN
Likuifaksi adalah fenomena di mana dirasakan di wilayah Riau khususnya
kekuatan dan kekakuan tanah berkurang Pekanbaru ialah gempa yang terjadi di
dikarenakan gempa atau pergerakan tanah wilayaH Sumatra Barat yang berpusat di
lainnya. Hal ini merupakan suatu proses laut Pariaman Sumatra Barat. Berdasarkan
atau kejadian berubah nya sifat tanah dari data BMKG Pekanbaru gempa ini
keadaan padat menjadi keadaan cair, yang memiliki kekuatan 7,6 skalarichter, terjadi
disebabkan oleh beban siklik, yaitu pada tanggal 30 September 2009, gempa
pembebanan berulang seperti tekanan ini berada di dasar laut dengan kedalaman
berulang yang teratur pada suatu bagian 71 kilometer yang berjarak 57 kilometer
yang terkadang menyebabkan fraktur arah Barat Daya kota Pariaman, Sumatra
kelelahan (fatigue) pada waktu terjadi Barat.
gempa sehingga tekanan air pori
(porewater) meningkat mendekati atau Penelitian mengenai likuifaksi
melampaui Kejadian gempa yang pernah pertama kali mulai benar-benar didalami
oleh para insinyur semenjak peristiwa
C. METODELOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan bak uji yang dipasang diatas
Gambar 5. Beban Pengujian
meja getar satu arah dengan ukuran
bak,panjang 100 cm, lebar 50 cm, dan Sampel tanah gambut yang
tinggi 50 cm. Bak pengujian dibuat digunakan berasal dari daerah Rimbo
Pengujian Nilai
Kadar Air (w) 0,071 % 60,00
Berat Jenis (Gs) 2,649 55 545,593
D10 0,190 mm 55,00
D30 0,324 mm 52,76
60
50 Gambar 13 Jenis klasifikasi Tanah
Plasticity Index (PI)
40 Menurut USCS
30
20 Pada gambar 12, sistem klasifikasi USCS,
CL-ML
10 secara umum tanah diklasifikasikan
0 sebagai Lanau (ML)
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100110
Liquid Limit (LL)
2. Hasil Uji Permodelan Likuifaksi
Gambar 11 Jenis klasifikasi Tanah menggunakan Meja Getar 1 Arah
Menurut USCS Setelah melakukan pengujian
Pada Gambar1 ,sistem klasifikasi USCS, karakteristik tanah pasir dan tanah gambut,
secara umum tanah diklasifikasikan pengujian yang dilakukan selanjutnya
sebagai tanah Lempung tinggi (CH) adalah pengujian menggunakan meja getar
satu arah. Data-data hasil pengujian yang
1.3 Hasil Pengujian Tanah Lanau telah dilakukan di rekapitulasi dan di
54,50%
535,933,8%6% interpretasikan ke dalam bentuk tabel dan
54,00% grafik.
53,38 %
53,50%
52,98 %
53,00% 2.1 Kenaikan Air Pori dan
52,5 5%
Penurunan Muka Tanah (Percepatan, a
52,50%
= 0,25g)
52,00% Gambar 14 menunjukkan bahwa
1 10 100
kenaikan air pori yang paling tinggi terjadi
Gambar 12 Jenis klasifikasi Tanah pada variasi tanah lempung,kenaikan
Menurut USCS tertinggi terjadi pada detik ke 25 dengan
Berdasarkan Gambar 11 diperoleh posisi kenaikan air pori berada pada 345
mm, untuk tanah lanau diposisi ke 2
nilai batas cair (liquid limit) sebesar
dengan kenaikan tertinggi terjadi pada
53,38%. Dari pengujian batas plastis detik ke 20 dengan posisi air pori pada 329
(palstis limit) diperoleh nilai batas plastis mm, dan untuk tanah gambut berada
nya sebesar 40,94%. Nilai indeks plastis paling terakhri dengan kenaLiEkMaPUnNGtertinggi
(plasticity indeks) sebesar 12,44% terjadi pada detik ke 22 dengan posisi
kenaikan air pori tertinggi pada 312 mm,
Namun pada detik terakhir pengujian
kenaikan air pori tertinggi terjadi pada
tanah lanau dengan posisi 278 mm
sedangkan untuk tanah lempung dan
gambut berada pada posisi 270mm dan
255 mm.
310,0
memberikan penurunan pasir yang paling
290,0
besar.
270,0
330,0 LANAU
Hw (mm)
290,0
Pada Gambar 15 menunjukkan 270,0
GAMBUT
penurunan total pada variasi tanah gambut 250,0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130
terjadi penurunan yang signifikan pada Waktu (detik)
detik 1 sampai detik ke 40 , yaitu dari 250
mm turun menjadi 232 mm. Penurunan Gambar 16 kenaikan tekanan air pori
tidak terjadi lagi pada detik ke 70 dan Untuk hasil pada akhir pengujian didapat
terhenti di posisi 232 mm. Penurunan total bahwa tanah lanau memberikan kenaikan
pada variasi tanah lanau terjadi penurunan
yang lenih tinggi dibanding tanah lempung
yang signifikan pada detik ke 20 sampai
dan gambut, yaitu untuk tanah lanau pada
detik ke 40 ,penurunan pada tanah lanau
terlihat tajam yaitu dari posisi 242 mm ke posisi 302 mm tanah lempung pada posisi
226 mm hanya dalam waktu sekitar 20 298 mm dan tanah gambut pada posisi 285
detik saja. Setelah itu penurunan total pada mm. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
tanah lanau terlihat cenderung tidak dengan variasi tanah lanau memberikan
signifikan setelah detik ke 40 sampai kenaikan air pori paling tinggi di awal dan
pengujian dihentikan, penurunan tanah akhir pengujian
terhenti pada waktu 120 detik dengan
posisi penurunan terhenti di 217 mm, Pada Gambar 17 menunjukkan
sehingga total penurunan dengan variasi penurunan tanah total pada variasi tanah
tanah lunak lanau sekita 33 mm. gambut terjadi penurunan yang signifikan
pada detik ke 1 sampai detik ke 30 pada
Penurunan tanah total pada variasi percobaan 1, penurunan total tajam terjadi
tanah lunak lempung mengalami pada posisi 250 mm sampai ke 226 mm.
penurunan yamg signifikan pada detik ke 1 Pada variasi tanah lanau didapat penuruana
sampai 40 dengan penurunan dari 250 mm yang signifikan terjadi pada detik ke 1
GAMBUT
14,00
240,0
GAMBUT
LANAU 12,00
10,00
Namun untuk percobaan dengan tanah 8,00
LEMPUNG