Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Abstract
The 2006 curriculum known as KTSP demands the change of paradigm in the
world of teaching and learning including in learning social science. Some teaching
and learning activities done by the teachers are still using the lecturing method which
positioning the teachers as the centre of information. Therefore, as the writers of this
research, we try to apply a learning method by using mind map in order to stimulate the
students' activities and critical thinking. This research was aimed to find out whether
there was a significant difference in the result of social science learning of junior high
school students which was done through lecturing method and mind map, especially
toward certain material such as environment. The research method conducted for this
purpose was an experiment using research design Randomized Post-test Only Control
Group Design. The variables consisted of independent variable (i.e. the
implementation of mind map method toward learning process about environment),
and dependent variable (i.e. students' activities and test result). The population for this
research was the VIII (eighth) grade students of State Junior High School 30,
Semarang. As the sample of research, we chose two classes randomly. One was taught
by using a mind map method treatment and another, control class, by using varied
lecturing method. The result of this research showed that the learning result of
treatment/experiment class was 76.67 in average, with the highest score 90.00 and the
lowest 60.00. This was significantly different from the control class which scored
72.83 in average, with the highest score 86.67 and the lowest 60.00. Thus, the result of
the experiment class was better than the control class.
36
Heri Tjahjono dan Candra Purnama Aji, Implementasi Peta Pikiran (Mind Map) 37
diperkenalkan oleh Tony Buzan pada tahun mendalam. Sedangkan Sugiarto dalam
1974, sorang ahli pengembangan potensi Rostikawati (2008) menyatakan, peta pikiran
manusia dari Inggris. Buzan (1993) adalah teknik meringkas bahan yang akan
mengemukakan bahwa otak manusia bekerja dipelajari dan memproyeksikan masalah
mengolah informasi melalui mengamati, yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau
membaca, atau mendengar tentang sesuatu teknik grafik sehingga lebih mudah
hal berbentuk hubungan fungsional antar- memahaminya.
bagian (konsep, kata kunci), tidak parsial Beberapa pendapat tentang definisi
terpisah satu sama lain dan tidak pula dalam peta pikiran di atas, peta pikiran merupakan
bentuk narasi kalimat lengkap. metode mencatat yang mengembangkan
Selanjutnya Buzan mengemukakan gaya belajar visual yang membantu siswa
bahwa cara belajar siswa yang alami (natural) mengingat perkataan atau bacaan dan
adalah sesuai dengan cara kerja otak seperti meningkatkan pemahaman terhadap materi.
di atas berupa pikiran. Yang produknya Peta pikiran memadukan dan mengembang-
berupa peta konsep. Dengan demikian, kan potensi kerja otak yang terdapat di dalam
belajar akan efektif dengan cara membuat diri seseorang. Adanya keterlibatan kedua
catatan kreatif yang merupakan peta konsep, belahan otak maka akan memudahkan
sehingga setiap konsep utama yang dipelajari seseorang untuk mengatur dan mengingat
semuanya teridentifikasi tidak ada yang segala bentuk informasi, baik secar tertulis
terlewat dan kaitan fungsionalnya jelas, maupun secara verbal. Adanya kombinasi
kemudian dinarasikan dengan gaya bahasa warna, simbol, bentuk dan sebagainya
masing-masing. Dengan demikian, konsep memudahkan otak dalam menyerap
mendapat retensi yang kuat dalam pikiran, informasi yang diterima. Peta pikiran dalam
mudah diingat dan dikembangkan pada penelitian ini disebut dengan peta konsep.
konsep lainnya. Belajar dengan meng- Untuk membuat peta pikiran dibutuh-
hafalkan kalimat lengkap tidak akan efektif, kan kertas, pulpen berwarna dan otak yang
di samping bahasa yang digunakan berfungsi sebagai pengatur dan pe-
menggunakan gaya bahasa penulis. nyeimbang informasi. Hal penting yang
Peta pikiran saat ini sudah dikenal harus diperhatikan dalam pembuatan peta
sangat luas di berbagai bidang pengembang- pikiran yaitu menggunakan kertas kosong,
an sumber daya manusia (SDM). Penerapan- menggunakan berbagai warna, mencari tema
nya mencakup manajemen organisasi, utama dan memastikan diletakkan di tengah-
penulisan, pengembangan diri, dll. tengah, mencari tema turunan yang masih
Banyak ahli mendefinisikan tentang berkaitan dengan tema utama, meng-
peta pikiran. Peta pikiran adalah metode hubungkan tema turunan ke tema utama
mencatat kreatif yang memudahkan siswa dengan garis hubung, dan menggunakan kata
mengingat banyak informasi (Buzan kunci untuk setiap garis. Buzan (2007:10)
2007:73). Porter dan Hernacki dalam menjelaskan tata cara penyusunan peta
Rostikawati (2008) menjelaskan, peta pikiran secara rinci sebagai berikut ini. (a)
pikiran merupakan teknik pemanfaatan pergunakan selembar kertas kosong tanpa
keseluruhan otak dengan menggunakan citra garis dan beberapa pena berwarna. Pastikan
visual dan prasarana grafis lainnya untuk kertas tersebut diletakkan menyamping; (b)
membentuk suatu kesan yang lebih buatlah sebuah gambar yang merangkum
Heri Tjahjono dan Candra Purnama Aji, Implementasi Peta Pikiran (Mind Map) 39
bahasan lingkungan hidup, dan (b) variabel pengajaran dengan peta pikiran yang
terikat merupakan variabel akibat dari suatu dilakukan oleh peneliti. Peneliti bertindak
perlakuan yaitu berupa keaktifan dan hasil sebagai guru yang mengajar dalam penelitian
belajar siswa. ini karena peneliti yang mengerti lebih
Sumber data dalam penelitian ini dahulu tentang pembelajaran dengan peta
adalah siswa dan guru. Jenis data yang pikiran. Untuk pemberian perlakuan kepada
diperoleh mencakup data (a) hasil belajar kelompok kontrol yaitu pembelajaran
siswa, (b) aktivitas siswa selama pem- menggunakan metode ceramah yang
belajaran, (c) keterampilan guru dalam bertindak sebagai guru juga peneliti. (c)
mengelola pembelajaran berdasarkan RPP, Tahap pengukuran hasil belajar. Tahap ini
dan (d) tanggapan siswa. Data tentang hasil dilakukan setelah proses pembelajaran
belajar siswa diperoleh dari hasil evaluasi dilakukan yaitu dengan melakukan post tes
(post test) diakhir proses pembelajaran. Data untuk mengetahui pencapaian hasil dari
tentang aktivitas siswa dalam pembelajaran perlakuan yang berbeda, dengan
diambil dengan lembar observasi aktivitas menggunakan tes objektif.
siswa. Data tentang kinerja guru diambil
dengan memberi check list atau tanda HASIL PENELITIAN DAN PEM-
centang (v) pada lembar observasi kinerja BAHASAN
guru. Data tanggapan siswa selama proses Pada prinsipnya kedua kelompok baik
pembelajaran diambil dengan menggunakan eksperimen maupun kontrol melalui dua
angket tanggapan siswa. Data aktivitas tahap yang sama yaitu, pembelajaran dan
siswa, kinerja guru diambil oleh observer evaluasi dengan tes. Namun tetapi, proses
yang duduk di belakang kelas dan terus pembelajaran yang dilaksanakan berbeda.
mengamati jalannya pembelajaran pada Kelas eksperimen menggunakan metode
setiap pertemuan. Observer terdiri atas empat pembelajaran peta pikiran (mind map) dan
orang yang beranggotakan 3 mahasiswa kelas kontrol menggunakan ceramah. Materi
Geografi dan 1 orang guru kelas pengampu ajar yang digunakan sama yaitu pada materi
mata pelajaran IPS geografi SMP Negeri 30 lingkungan hidup. Waktu pembelajaran yang
Semarang. Satu observer menilai dan digunakan dari kedua kelompok relatife
mengamati 10 orang siswa. sama yaitu 8 jam pelajaran dengan 4 kali
Langkah pelaksanaan penelitian ini pertemuan termasuk evaluasi. Setiap satu
adalah sebagai berikut. (a) Tahap Persiapan, jam pelajaran dengan alokasi waktu 40
mencakup: menentukan kelas yang menjadi menit.
kelompok perlakuan, membuat instrument Pembelajaran pada kelompok eksperi-
penelitian berupa soal tes objektif, me- men (kelas VIII F). Pada pertemuan pertama
lakukan uji coba instrumen, melakukan guru menjelaskan apa yang dimaksud
analisis hasil uji coba instrumen, melakukan dengan peta pikiran (mind map) dengan
uji homogenitas varian dengan meng- memberitahu fungsi dan kegunaan serta
gunakan nilai ulangan harian materi pokok kelebihan apabila kita belajar menggunakan
sebelumnya dan uji normalitas sampel yang peta pikiran. Guru mencontohkan bagaimana
mewakili populasi dengan menggunakan cara membuat peta pikiran yang sederhana.
nilai hasil penelitian. (b) Tahap Pelaksanaan Guru memberikan apersepsi berupa
Eksperimen, mencakup: Pemberian per- pertanyaan untuk menguji sejauh mana siswa
lakuan kepada kelompok eskperimen yaitu mengetaui apa yang dimakasud dengan
Heri Tjahjono dan Candra Purnama Aji, Implementasi Peta Pikiran (Mind Map) 41
lingkungan hidup. Guru membagikan teks sampai peta pikiran tersebut sempurna dan
pembelajaran satu yang berisi materi dapat menggambarakan serta menjelaskan
pengertian lingkungan hidup, unsur-unsur seluruh materi yang ada. Siswa juga diberi
lingkungan hidup dan arti penting kesempatan untuk bertanya tentang peta
lingkungan hidup. Guru menjelaskan materi pikiran yang telah ditulis di depan. Siswa
unsur-unsur lingkungan hidup dan arti yang telah menulis peta pikirannya di depan
penting lingkungan hidup dengan juga diberi kesempatan untuk menjawab
menggunakan peta pikiran. Guru meminta pertanyaan tentang apa yang telah mereka
siswa mencoba membuat peta pikiran tulis di depan. Guru menjelaskan secara
mengenai materi yang telah dijelaskan berurutan materi dengan menggunakan peta
dipandu oleh guru. Salah satu siswa diminta pikiran yang telah dibuat oleh siswa di depan
untuk menggambarkan peta pikiran tersebut kelas serta melengkapinya. Guru me-
di depan kelas. Guru menyimpulkan materi nyimpulkan materi yang telah dijelaskan.
di akhir pertemuan. Pada penutup guru Guru memberikan tugas kepada siswa di
memberikan tugas yaitu membagi siswa akhir pertemuan dan membagikan teks
dalam sepuluh kelompok dan setiap pembelajaran ketiga yang berisi materi
kelompok terdiri atas empat orang dan tentang hakikat pembangunan berkelanjutan
membagikan teks pembelajaran dua yang dan ciri-ciri pembanguan berkelanjutan.
berisi materi bentuk-bentuk kerusakan Tugas yaitu membuat peta pikiran untuk
lingkungan hidup dan usaha pelestariannya. materi berikutnya secara individu. Jadi siswa
Kelompok tersebut bertugas membuat peta diminta membuat peta pikiran dengan
pikiran untuk materi yang ada pada teks dua. kemampuannya sendiri.
Materi tersebut didiskusikan pada pertemuan Pertemuan ketiga siswa tetap diajar
selanjutnya. dengan mengunakan peta pikiran. Guru
Pada pertemuan kedua pelaksanaan melakukan apersepsi untuk mengetahui
pembelajaran dengan menggunakan metode sejauh mana penyerapan materi yang telah
pembelajaran peta pikiran adalah sebagai diajarkan. Guru mengecek tugas indiviu
berikut. Guru melakukan apersepsi untuk yang ditugaskan kepada siswa. Guru
mengetahui sejauh mana pemahaman meminta beberapa siswa untuk menuliskan
tentang materi sebelumnya. Materi yang peta pikiran ke depan kelas. Siswa yang lain
diajarkan yaitu bentuk kerusakan lingkungan diperbolehkan melengkapi peta pikiran yang
dan usaha pelestarian lingkungan hidup. ada di depan. Siswa diperbolehkan
Siswa memposisikan dirinya atau duduk mengajukan pertanyaan tetang peta pikiran
dengan anggota kelompoknya masing- yang telah dibuat di depan. Siswa di-
masing. Guru mengecek penugasan yang perkenankan menjawab peta pikiran yang
telah dibuat oleh siswa. Siswa mendiskusi- telah dia buat. Guru menjelaskan materi
kan selama beberapa menit bersama dengan menggunakan peta pikiran yang telah
kelompoknya. Perwakilan setiap kelompok dibuat oleh siswa dan melengkapi peta
maju untuk menuliskan di depan kelas peta pikiran yang telah dibuat oleh siswa. Guru
pikiran yang telah dibuat untuk didiskusikan menyimpulkan materi yang telah dijelaskan.
bersama. Kelompok yang lain secara Guru memberikan kesempatan untuk
bergantian melengkapi peta pikiran yang bertanya apabila belum jelas atas penjelasan
telah ditulis di depan kelas dan seterusnya guru. Guru memberikan tugas kepada siswa
42 LEMBARAN ILMU KEPENDIDIKAN EDISI APRIL 2010
keefektifan dari penerapan metode rata nilai 72,83. Ini dimungkinkan karena
pembelajaran peta pikiran (mind map) pada kelas eksperimen materi lingkungan
dengan pembelajaran menggunakan metode hidup diajarkan dengan pembelajaran peta
ceramah pada materi lingkungan hidup kelas pikiran (mind map). Adanya pembelajaran
VIII SMP, maka selain dibandingkan juga dengan peta pikiran telah memberi peluang
dilakukan analisis data dengan menggunakan bagi siswa untuk bisa memaksimalkan
uji perbedaan dua rata-rata (uji t) yang kinerja otak kanan dan otak kirinya secara
hasilnya disajikan pada tabel 3 berikut ini. simultan sehingga menghasilkan informasi
yang maksimal (jelas dan tidak mudah
Tabel 3. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data dilupakan). Informasi tersebut kemudian
Hasil Belajar Materi Lingkungan dinarasikan dengan gaya bahasa masing-
Hidup Kelas Eksperimen dan masing sehingga mudah dipahami oleh
Kelas Kontrol pembuat mind map. Buzan (2007)
thitung t(0.95)(74)
mengemukakan bahwa cara belajar siswa
Kelompok Mean Kriteria
Kelas eksperimen 76,67 Berbeda
yang alami (natural) adalah sesuai dengan
2,377 1,66 cara kerja otak. Dengan demikian, belajar
Kelas kontrol 72,83 signifikan
akan efektif jika dapat membuat catatan
Sumber : Hasil Penelitian Nilai Posstes kreatif yang merupakan peta konsep,
SMP Negeri 30 Semarang Kelas sehingga setiap konsep utama yang dipelajari
VIII semuanya teridentifikasi, tidak ada yang
terlewat dan kaitan fungsionalnya jelas. Hal
Berdasarkan uji perbedaan dua rata- ini sesuai yang dinyatakan Porter dan
rata hasil belajar siswa materi pengelolaan Hernacki dalam Rostikawati (2008) bahwa
lingkungan antara kelas eksperimen dan peta pikiran merupakan tehnik pemanfaatan
kelas kontrol diperoleh thitung = 2,377 keseluruhan otak dengan menggunakan citra
sedangkan ttabel = 1,66 Karena dari hasil visual dan prasarana grafis lainnya untuk
perhitungan diperoleh thitung > ttabel, maka H0 membentuk suatu kesan yang lebih dalam.
ditolak. Hal ini berarti bahwa terdapat per- Sedangkan Sugiarto dalam Rostikawati
bedaan signifikan antara kelas eksperimen (2008) menyatakan, peta pikiran adalah
yang menerapkan metode pembelajaran peta tehnik meringkas bahan yang dipelajari dan
pikiran (mind map) dengan kelas kontrol memproyeksikan masalah yang dihadapi ke
yang menerapkan pembelajaran dengan dalam bentuk peta atau tehnik grafik
metode ceramah. sehingga lebih mudah dipahami oleh siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pembelajaran menggunakan peta pikiran
hasil posttest pada kelas eksperimen lebih akan memudahkan pemahaman seorang
tinggi dan memiliki selisih yang cukup siswa karena apa yang ditulis dalam sebuah
signifikan dengan kelas kontrol. Pada kelas catatan tersebut merupakan catatan atas
eksperimen nilai tertinggi adalah 90,00 dan buatan atau desain sendiri dengan gaya
nilai terendah adalah 60,00 dengan rata-rata bahasa sendiri yang mudah untuk dipahami.
nilai adalah 76,67. Hasil belajar siswa pada Untuk penilaian aktivitas pada kelas
kelas eksperimen tersebut memiliki selisih eksperimen selama proses pembelajaran
yang cukup signifikan dengan kelas kontrol, pada pertemuan pertama sampai ketiga
pada kelas kontrol nilai tertinggi adalah 86,67 meliputi; aktivitas ketenangan dan mem-
dan nilai terendah adalah 60,00 dengan rata- perhatikan penjelasan guru dalam proses
44 LEMBARAN ILMU KEPENDIDIKAN EDISI APRIL 2010
pembelajaran, membuat peta pikiran, aspek-aspek yang ditanyakan. Hal ini karena
menjawab pertanyaan baik dari guru mapun penerapan pembelajaran dengan peta pikiran
pertanyaan yang lainnya, dan yang terakhir (mind map) dirasa sebagai hal baru yang
yaitu aktivitas bertanya. Pada pertemuan sangat menarik bagi siswa. Hal sebaliknya
pertama rata-rata keaktifan siswa yaitu terjadi pada kelas kontrol, lebih dari 50 %
cukup, karena pembelajaran ini baru dari jumlah siswa, cenderung merasa bosan
diperkenalkan kepada siswa. Siswa memulai terhadap pembelajaran yang dilakukan
belajar cara membuat peta pikiran dengan secara konvensional, dan siswa meng-
materi yang sederhana sampai siswa belajar inginkan adanya perubahan dalam pem-
membuatnya dengan materi lingkungan belajaran.
hidup pertemuan pertama. Pada pertemuan Berdasarkan pendapat siswa dapat
kedua terdapat kenaikan karena siswa telah diketahui sebanyak 85% siswa kelas
dapat membuat peta pikirannya sendiri yang eksperimen tidak merasa kesulitan dalam
disajikan secara kelompok yang merupakan menerima pelajaran dengan menerapkan
tugas kelompok. Hasil kerja kelompok lalu metode pembelajaran peta pikiran ini,
dipresentasikan dengan menuliskan hasil beberapa pendapat siswa mengungkapkan
peta pikirannya di depan kelas. Kelompok bahwa mereka merasa lebih mudah karena
yang lain secara berturut-turut maju untuk materi yang dipelajari secara tidak langsung
melengkapi gagasan-gagasan yang ingin telah terangkum pada konsep dan gagasan-
disampaikan dari konsep materi yang gagasan utama yang ditulis pada peta pikiran,
bersifat kompleks ke hal yang lebih khusus selain itu siswa menjadi lebih kreatif dalam
dan spesifik sampai peta pikiran yang berpikir karena pembuatan peta pikiran
disajikan di depan kelas menjadi sempurna. dituntut kreativitas. Hanya sebanyak 15%
Untuk itu, keaktifan siswa semakin siswa yang merasa kesulitan dalam
meningkat. Banyak siswa yang bertanya dan menerima pelajaran dengan menerapkan
juga menanggapi apa yang telah ditulis metode ini. Menurut siswa, mereka merasa
anggota kelompok yang lain di depan kelas. kesulitan karena mereka terbiasa dengan
Pada pertemuan ketiga siswa telah dapat metode ceramah, sehingga mereka kurang
membuat peta pikirannya secara individu dapat menerima pelajaran dengan baik jika
dan proses pembelajarannya tidak berbeda tidak dijelaskan secara rinci. Selain itu,
dengan pertemuan kedua. Secara bergantian mereka merasa kesulitan dalam pem-
siswa mempresentasikan dengan menulis belajaran ini karena mereka tidak pandai
peta pikirannya yang telah dibuat. Siswa menulis, membuat garis, dan berpikir kreatif
yang lain ikut melengkapi secara berturut- dalam pembuatan peta pikiran tersebut.
turut dan hingga peta pikiran yang ada di Hasil observasi kinerja guru dalam
papan tulis menjadi sempurna. proses pembelajaran dengan peta pikiran
Tanggapan siswa terhadap penerapan (mind map) menunjukkan bahwa pada
pembelajaran dengan peta pikiran (mind pertemuan pertama sampai dengan ketiga
map ) pada materi lingkungan hidup, kinerja guru terus mengalami peningkatan.
menunjukkan bahwa siswa memiliki respon Pada pertemuan pertama skor kinerja guru
yang positif terhadap pembelajaran. mencapai 77,08% dengan kriteria sedang.
Sebanyak lebih dari 50 % dari jumlah siswa Pada pertemuan kedua skor kinerja guru
memberikan respon yang positif terhadap mencapai 95,83% dengan kriteria baik, hal
Heri Tjahjono dan Candra Purnama Aji, Implementasi Peta Pikiran (Mind Map) 45
tersebut dikarenakan pada kompetensi ceramah yaitu lebih dari 50% siswa memiliki
professional guru yang banyak mengalami kriteria kurang aktif; (4) ada perbedaan minat
peningkatan. Sedangkan pada akhir belajar IPS pada materi lingkungan hidup
pertemuan skor kinerja guru mencapai antara siswa yang diajar menggunakan peta
97,92% dengan adanya peningkatan pada pikiran (mind map) yaitu lebih dari 80%
kompetensi pedagogik guru. Guru sebaiknya siswa merasa tertarik, menyukai dan tidak
lebih baik berperan sebagai fasilitator dari bosan, dari pada minat belajar pada kelas
pada sebagai pengajar, dan tidak merupakan yang diajar dengan metode ceramah yaitu
sumber informasi satu-satunya. lebih dari 50% siswa kurang tertarik, jenuh
dan bosan.4
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan Saran
Berdasarkan hasil penelitian, dapat Berdasarkan hasil penelitian disaran-
disimpulkan; (1) ada perbedaan hasil belajar kan: (1) guru diharapkan menggunakan
pada materi pokok lingkungan hidup antara model dan metode pembelajaran yang
pembelajaran dengan peta pikiran (mind bervariasi dan kreatif, supaya pembelajaran
map) dan pembelajaran dengan metode tidak monoton dan tidak membosankan.
ceramah pada siswa kelas VIII SMP Negeri Siswa juga akan merasa senang, tertarik dan
30 Semarang. Perbedaannya dapat dilihat minat yang tinggi dalam proses pembelajaran
pada rata-rata nilai posttes antara kelompok yang pada akhirnya dapat meningkatkan
eksperimen dan kelompok kontrol. Pada hasil belajar siswa; (2) guru juga harus kreatif
kelompok eksperimen memiliki rata-rata agar siswa dapat melaksanakan pem-
nilai sebesar 76,67 sedangkan pada belajaran dengan baik. Guru perlu
kelompok kontrol memiliki rata-rata nilai melibatkan peran serta siswa dalam proses
sebesar 72,83. Berdasarkan hasil per- pembelajaran dan menggunakan model dan
hitungan dengan statistik uji-t untuk uji metode pembelajaran yang sesuai.
perbedaan dua rata-rata didapat thitung (2,377)
> ttabel (1,66) dengan dk 78 Dan taraf
signifikansi 5% yang artinya ada perbedaan DAFTAR PUSTAKA
yang signifikan antara hasil belajar kelas
ekperimen dengan kelas kontrol; (2) Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-dasar
pemahaman siswa tentang materi lingkung- Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
an hidup mata pelajaran IPS pada siswa yang Aksara.
diajar menggunakan peta pikiran (mind map)
nilai rata-rata kelasnya lebih baik yaitu 76,67 ----------------. 2006. Prosedur Penelitian
dari pada nilai rata-rata kelas yang diajar Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
dengan metode ceramah yaitu 72,83; (3) ada Rineka Cipta.
perbedaan tingkat keaktifan siswa pada Bacman, Edmund. 2005. Metode Belajar
proses pembelajaran IPS pada materi Berpikir Kritis dan Inovatif. Jakarta:
lingkungan hidup antara siswa yang diajar Prestasi Pustaka.
menggunakan peta pikiran (mind map) yaitu
lebih dari 50% siswa memiliki kriteria cukup,
aktif dan sangat aktif daripada tingkat
keaktifan siswa yang diajar dengan metode
46 LEMBARAN ILMU KEPENDIDIKAN EDISI APRIL 2010
Budiono, Agus. 2008. Studi Komparasi Hasil Rostikawati, Teti R. 2008. Mind Mapping
Belajar Geografi Antara Pem- dalam Metode Quantum Learning
belajaran Kerja Kelompok dan Media Pengaruhnya terhadap Prestasi
VCD dengan Pembelajaran Belajar dan Kreatifitas Siswa .
Konvensonal Pokok Bahasan Pe- admin@sman-btg.sch. [Diunduh 13
manfatan dan Pelestarian Lingkungan Agustus 2009].
Hidup Siswa Kelas XI Semester 2 Setyo, A Nugroho. 2008. Perbedaan Prestasi
Program Ilmu Sosial SMA Negeri 1 Belajar Matematika Menggunakan
Jekulo Kudus Tahun 2007/2008. Model Mind Maping (Peta Konsep)
Skripsi. Semarang: FIS Universitas dengan Problem Solvin (Pemecahan
Negeri Semarang. Masalah) untuk Kelas VII SMP Lentera
Buzan, Tony. 2007. Buku Pintar Mind Map Ambarawa. Tesis. Salatiga: Program
untuk Anak-anak. Jakarta: Gramedia. Pasca Sarjana Magister Manajemen
Depdiknas. 2004. Ilmu Pengetahuan Sosial. Pendidikan Universitas Kristen Satya
Jakarta: Depdiknas. Wacana.
DePorter, Bobbi & Mike Hernacki. 2007. Sudarmi, Sri & Waluyo. 2008. Galeri
Quantum Learning. Bandung: Kaifa. Pengetahuan Sosial Terpadu 2
SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat
Herdian. 2009. Model Pembelajaran Mind Perbukuan, Departemen Pendidikan
Mapping. Hppt://herdy07. Nasional.
wordpress.com. [Diunduh 12
November 2009]. Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung:
Tarsito.
Istihana. 2008. Pembelajaran Proses
Pembentukan Tanah dan Struktur Bumi Sudjana, Nana. Dkk. 2007. Penelitian dan
dengan Peta Pikiran (Mind Map) untuk Penilaian Pendidikan. Cetakan
Melatih Berpikir Kreatif Siswa di SD keempat. Bandung: Sinar Baru
Negeri Denasri Wetan 2 Batang Tahun Algensindo.
Ajaran 2007/2008. Skripsi. Semarang: Sugiharsono. Dkk. 2008. Contextual
FMIPAUniversitas Negeri Semarang. Teaching and Learning, Ilmu
Nasution. 2006. Berbagai Pendekatan dalam Pengetahuan Sosial: untuk SMP/Mts
Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan,
BinaAksara. Departemen Pendidikan Nasional.