Sei sulla pagina 1di 12

IMPLEMENTASI PETA PIKIRAN (MIND MAP)

DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS


SISWA SMP DI KOTA SEMARANG

Heri Tjahjono dan Candra Purnama Aji


Jurusan Geografi
Fakultas Ilmu Sosial Unnes
email: heriridlo@yahoo.com

Abstract
The 2006 curriculum known as KTSP demands the change of paradigm in the
world of teaching and learning including in learning social science. Some teaching
and learning activities done by the teachers are still using the lecturing method which
positioning the teachers as the centre of information. Therefore, as the writers of this
research, we try to apply a learning method by using mind map in order to stimulate the
students' activities and critical thinking. This research was aimed to find out whether
there was a significant difference in the result of social science learning of junior high
school students which was done through lecturing method and mind map, especially
toward certain material such as environment. The research method conducted for this
purpose was an experiment using research design Randomized Post-test Only Control
Group Design. The variables consisted of independent variable (i.e. the
implementation of mind map method toward learning process about environment),
and dependent variable (i.e. students' activities and test result). The population for this
research was the VIII (eighth) grade students of State Junior High School 30,
Semarang. As the sample of research, we chose two classes randomly. One was taught
by using a mind map method treatment and another, control class, by using varied
lecturing method. The result of this research showed that the learning result of
treatment/experiment class was 76.67 in average, with the highest score 90.00 and the
lowest 60.00. This was significantly different from the control class which scored
72.83 in average, with the highest score 86.67 and the lowest 60.00. Thus, the result of
the experiment class was better than the control class.

Kata kunci: Mind map, KTSP, pembelajaran IPS

PENDAHULUAN masyarakat dunia sejak dahulu, sekarang dan


Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) masa yang akan datang. Pembelajaran IPS
merupakan mata pelajaran yang mempelajari geografi di SMP diharapkan dapat membantu
berbagai kenyataan sosial dalam kehidupan siswa memahami konsep-konsep geografi,
sehari-hari yang bersumber dari geografi, sehingga siswa dapat membangun pe-
ekonomi, sejarah, antropologi, sosiologi, dan ngetahuannya sendiri dan tidak hanya
tata negara. IPS berfungsi sebagai ilmu menggantungkan transfer ilmu pengetahuan
pengetahuan untuk mengembangkan dari guru saja.
kemampuan dan sikap rasional dalam Berdasarkan hasil observasi dan
menanggapi kenyataan sosial atau per- wawancara dengan guru geografi di SMP
masalahan sosial serta perkembangan Negeri 30 Semarang Juni 2009, variasi pem-

36
Heri Tjahjono dan Candra Purnama Aji, Implementasi Peta Pikiran (Mind Map) 37

belajaran masih sangat kurang. Umumnya, ningkatkan kemampuan berpikir kreatif.


guru hanya menggunakan metode konven- Mendengar pernyataan di atas, diketahui
sional atau ceramah yang menempatkan guru bahwa penerapan metode peta pikiran dapat
sebagai pusat informasi. Kurangnya variasi membantu siswa dalam mendapatkan nilai
metode pembelajaran ini mengakibatkan yang lebih baik dan dapat meningkatkan
siswa kurang aktif sehingga minat, kemampuan berpikir siswa. Untuk
semangat, dan keaktifan belajar siswa mengetahui apakah penerapan metode peta
kurang yang berakibat pada hasil belajar pikiran ini dapat meningkatkan hasil belajar
mereka relatif rendah atau kurang IPS geografi siswa maka perlu adanya
masksimal. sebuah penelitian di SMP Kelas VIII.
Kemampuan berpikir merupakan Materi lingkungan hidup merupakan
modal yang harus dimiliki siswa sebagai bahan kajian IPS kelas VIII SMP. Materi
bekal dalam menghadapi perkembangan lingkungan hidup dipilih sebagai materi yang
sosial dan pengetahuan di masyarakat. Selain dieksperimenkan karena materi tersebut
itu, kemampuan berpikir merupakan sarana tepat sekali jika diajarkan dengan
untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu agar menggunakan peta pikiran. Materi
siswa mampu memecahkan masalah taraf lingkungan hidup sangatlah kompleks,
tinggi. Pembelajaran yang kurang melibat- dalam memahaminya siswa dituntut untuk
kan siswa secara aktif dapat menghambat dapat mengerti dan memahaminya.
kemampuan berpikir (Nasution 2006:171). Pembelajaran materi lingkungan hidup selain
Kemampuan berpikir antara lain mencakup mendengar dan melihat, siswa juga harus
kemampuan berpikir analitis, kritis, inovatif, mencatat. Mencatat dalam proses
dan kreatif. Kemampuan berpikir kreatif pembelajaran dapat lebih membantu
merupakan kemampuan yang kompleks penyerapan materi bila dibandingkan dengan
(kumpulan berbagai keterampilan berpikir). medengar dan melihat saja.
Peta pikiran adalah alternatif solusi Masalah yang dikaji dalam penelitian
yang diharapkan dapat memudahkan siswa ini yaitu, apakah ada perbedaan hasil belajar
dalam memahami materi pembelajaran. pokok bahasan lingkungan hidup pada siswa
Pembelajaran menggunakan peta pikiran kelas VIII SMP Negeri 30 Semarang tahun
merupakan salah satu metode yang dapat 2009 antara pembelajaran dengan meng-
dijadikan alternatif guru untuk mengajar. gunakan peta pikiran (mind map)
Peta pikiran adalah metode mencatat kreatif dibandingkan dengan menggunakan metode
yang memudahkan siswa untuk dapat ceramah bervariasi. Tujuan penelitian ini
mengingat banyak informasi karena dengan adalah untuk mendapatkan gambaran tentang
peta pikiran siswa cukup mengingat ide atau ada tidaknya perbedaan hasil belajar pokok
gagasan utama untuk dapat merangsang bahasan lingkungan hidup pada siswa kelas
ingatan dengan mudah. Siswa dapat VIII SMP Negeri 30 Semarang, antara
menghemat waktu, menyusun tulisan dengan pembelajaran dengan menggunakan peta
teratur, menggali lebih banyak gagasan, pikiran (mind map) dibandingkan dengan
lebih banyak bersenang-senang, dan menggunakan metode ceramah bervariasi.
mendapatkan nilai yang lebih baik dengan Peta pikiran adalah suatu metode untuk
peta pikiran (Buzan 2007:35). Mencatat memaksimalkan potensi pikiran manusia
dengan menggunakan peta pikiran dengan menggunakan otak kanan dan otak
diharapkan agar nantinya dapat me- kirinya secara simultan. Metode ini
38 LEMBARAN ILMU KEPENDIDIKAN EDISI APRIL 2010

diperkenalkan oleh Tony Buzan pada tahun mendalam. Sedangkan Sugiarto dalam
1974, sorang ahli pengembangan potensi Rostikawati (2008) menyatakan, peta pikiran
manusia dari Inggris. Buzan (1993) adalah teknik meringkas bahan yang akan
mengemukakan bahwa otak manusia bekerja dipelajari dan memproyeksikan masalah
mengolah informasi melalui mengamati, yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau
membaca, atau mendengar tentang sesuatu teknik grafik sehingga lebih mudah
hal berbentuk hubungan fungsional antar- memahaminya.
bagian (konsep, kata kunci), tidak parsial Beberapa pendapat tentang definisi
terpisah satu sama lain dan tidak pula dalam peta pikiran di atas, peta pikiran merupakan
bentuk narasi kalimat lengkap. metode mencatat yang mengembangkan
Selanjutnya Buzan mengemukakan gaya belajar visual yang membantu siswa
bahwa cara belajar siswa yang alami (natural) mengingat perkataan atau bacaan dan
adalah sesuai dengan cara kerja otak seperti meningkatkan pemahaman terhadap materi.
di atas berupa pikiran. Yang produknya Peta pikiran memadukan dan mengembang-
berupa peta konsep. Dengan demikian, kan potensi kerja otak yang terdapat di dalam
belajar akan efektif dengan cara membuat diri seseorang. Adanya keterlibatan kedua
catatan kreatif yang merupakan peta konsep, belahan otak maka akan memudahkan
sehingga setiap konsep utama yang dipelajari seseorang untuk mengatur dan mengingat
semuanya teridentifikasi tidak ada yang segala bentuk informasi, baik secar tertulis
terlewat dan kaitan fungsionalnya jelas, maupun secara verbal. Adanya kombinasi
kemudian dinarasikan dengan gaya bahasa warna, simbol, bentuk dan sebagainya
masing-masing. Dengan demikian, konsep memudahkan otak dalam menyerap
mendapat retensi yang kuat dalam pikiran, informasi yang diterima. Peta pikiran dalam
mudah diingat dan dikembangkan pada penelitian ini disebut dengan peta konsep.
konsep lainnya. Belajar dengan meng- Untuk membuat peta pikiran dibutuh-
hafalkan kalimat lengkap tidak akan efektif, kan kertas, pulpen berwarna dan otak yang
di samping bahasa yang digunakan berfungsi sebagai pengatur dan pe-
menggunakan gaya bahasa penulis. nyeimbang informasi. Hal penting yang
Peta pikiran saat ini sudah dikenal harus diperhatikan dalam pembuatan peta
sangat luas di berbagai bidang pengembang- pikiran yaitu menggunakan kertas kosong,
an sumber daya manusia (SDM). Penerapan- menggunakan berbagai warna, mencari tema
nya mencakup manajemen organisasi, utama dan memastikan diletakkan di tengah-
penulisan, pengembangan diri, dll. tengah, mencari tema turunan yang masih
Banyak ahli mendefinisikan tentang berkaitan dengan tema utama, meng-
peta pikiran. Peta pikiran adalah metode hubungkan tema turunan ke tema utama
mencatat kreatif yang memudahkan siswa dengan garis hubung, dan menggunakan kata
mengingat banyak informasi (Buzan kunci untuk setiap garis. Buzan (2007:10)
2007:73). Porter dan Hernacki dalam menjelaskan tata cara penyusunan peta
Rostikawati (2008) menjelaskan, peta pikiran secara rinci sebagai berikut ini. (a)
pikiran merupakan teknik pemanfaatan pergunakan selembar kertas kosong tanpa
keseluruhan otak dengan menggunakan citra garis dan beberapa pena berwarna. Pastikan
visual dan prasarana grafis lainnya untuk kertas tersebut diletakkan menyamping; (b)
membentuk suatu kesan yang lebih buatlah sebuah gambar yang merangkum
Heri Tjahjono dan Candra Purnama Aji, Implementasi Peta Pikiran (Mind Map) 39

subjek utama di tengah-tengah kertas. mengalir, melihat gambaran besar, me-


Gambar itu melambangkan topik utama; (c) mudahkan mengingat, dan menyederhana-
buatlah beberapa garis tebal berlekuk-lekuk kan sehingga natinya siswa dapat lebih
yang menyambung dari gambar di tengah memahami terhadap materi IPS.
kertas, masing-masing untuk ide utama yang
ada mengenai subjekmu, cabang-cabang METODE PENELITIAN
utama tersebut melambangkan subtopik Penelitian ini merupakan penelitian
utamam; (d) berilah nama pada setiap ide di eksperimen. Peneliti melakukan ujicoba
atas dan bila kita mau buatlah gambar- penerapan metode pembelajran. Metode
gambar kecil mengenai ide tersebut. Hal ini pembelajaran yang diteliti yaitu pem-
menunjukan kedua sisi otak. Setiap kata belajaran menggunakan peta pikiran yang
dalam peta pikiran (mind map) akan digaris dibandingkan dengan metode ceramah
bawahi. Hal ini kata-kata merupakan kata- terhadap hasil belajar.
kata kunci, dan pemberian garisbawah, Populasi penelitian ini adalah
seperti pada catatan biasa, menunjukan keseluruhan siswa kelas VIII SMP Negeri 30
tingkat kepentingannya; dan (e) dari setiap Semarang, yang terbagi dalam 7 kelas.
ide yang ada, kamu bisa menarik garis Populasi dianggap sama sebagai suatu
penghubung lainnya, yang menyebar seperti kesatuan populasi karena adanya kesamaan
cabang-cabang pohon. Tambahkan buah sebagai berikut. (a) Mempunyai jumlah jam
pikiranmu ke setiap ide tadi. Cabang-cabang dan fasilitas sama, (b) Guru yang mengajar
tambahan ini melambangkan detail-detail mata pelajaran IPS Geografi sama, (c) Materi
yang ada. IPS yang diajarkan pada masing-masing
Suatu metode pembelajaran dikatakan kelas juga sama. Sampel dalam penelitian ini
tepat digunakan apabila metode pem- diambil dengan teknik cluster random
belajaran tersebut memberikan manfaat. Peta sampling, yakni mengambil sampel dimana
pikiran akan membantu siswa lebih mudah dipilih dua kelas secara acak dengan undian
mengerti konsep-konsep yang dipelajari, dari populasi. Pada sampel akan di uji
mengingatnya dengan baik, mencatat dengan normalitas dan homogenitas berdasarkan
mudah, dan menggali banyak ide brilian, data awal yang diperoleh dari nilai ulangan
(Busan 2007:33). Hal ini sebagaimana juga harian pada pokok bahasan sebelumnya.
dikatakan oleh Porter dkk (2000:177) bahwa Setelah proses pengambilan sampel maka
peta pikiran (mind map) membantu siswa terpilih dua kelas yaitu kelas VIII F dengan
untuk menyusun informasi dan melancarkan 40 siswa sebagai kelas eksperimen atau kelas
aliran pikiran yang dapat meningkatkan yang diberi perlakuan menggunakan
pemahaman dan ingatan. Menurut Jensen pembelajaran dengan peta pikiran dan kelas
dalam Rostikawati (2008), peta pikiran VIII E dengan 40 siswa sebagai kelas kontrol
bertujuan membuat materi pelajaran terpola yang diberi perlakuan menggunakan
secara visual dan grafis yang akhirnya dapat pembelajaran dengan metode ceramah.
membantu merekam, memperkuat, dan Kedua kelompok menerima pelajaran yang
mengingat kembali informasi yang telah sama yaitu IPS Geografi materi pokok
dipelajari. Dengan demikian, manfaat peta lingkungan hidup kelas VIII SMP semester I.
pikiran dalam pembelajaran IPS yaitu Variabel dalam penelitian ini mencakup (a)
mempercepat pembelajaran, melihat koneksi variabel bebas yang berupa penerapan peta
antar topik yang berbeda, memudahkan ide pikiran pada proses pembelajaran pokok
40 LEMBARAN ILMU KEPENDIDIKAN EDISI APRIL 2010

bahasan lingkungan hidup, dan (b) variabel pengajaran dengan peta pikiran yang
terikat merupakan variabel akibat dari suatu dilakukan oleh peneliti. Peneliti bertindak
perlakuan yaitu berupa keaktifan dan hasil sebagai guru yang mengajar dalam penelitian
belajar siswa. ini karena peneliti yang mengerti lebih
Sumber data dalam penelitian ini dahulu tentang pembelajaran dengan peta
adalah siswa dan guru. Jenis data yang pikiran. Untuk pemberian perlakuan kepada
diperoleh mencakup data (a) hasil belajar kelompok kontrol yaitu pembelajaran
siswa, (b) aktivitas siswa selama pem- menggunakan metode ceramah yang
belajaran, (c) keterampilan guru dalam bertindak sebagai guru juga peneliti. (c)
mengelola pembelajaran berdasarkan RPP, Tahap pengukuran hasil belajar. Tahap ini
dan (d) tanggapan siswa. Data tentang hasil dilakukan setelah proses pembelajaran
belajar siswa diperoleh dari hasil evaluasi dilakukan yaitu dengan melakukan post tes
(post test) diakhir proses pembelajaran. Data untuk mengetahui pencapaian hasil dari
tentang aktivitas siswa dalam pembelajaran perlakuan yang berbeda, dengan
diambil dengan lembar observasi aktivitas menggunakan tes objektif.
siswa. Data tentang kinerja guru diambil
dengan memberi check list atau tanda HASIL PENELITIAN DAN PEM-
centang (v) pada lembar observasi kinerja BAHASAN
guru. Data tanggapan siswa selama proses Pada prinsipnya kedua kelompok baik
pembelajaran diambil dengan menggunakan eksperimen maupun kontrol melalui dua
angket tanggapan siswa. Data aktivitas tahap yang sama yaitu, pembelajaran dan
siswa, kinerja guru diambil oleh observer evaluasi dengan tes. Namun tetapi, proses
yang duduk di belakang kelas dan terus pembelajaran yang dilaksanakan berbeda.
mengamati jalannya pembelajaran pada Kelas eksperimen menggunakan metode
setiap pertemuan. Observer terdiri atas empat pembelajaran peta pikiran (mind map) dan
orang yang beranggotakan 3 mahasiswa kelas kontrol menggunakan ceramah. Materi
Geografi dan 1 orang guru kelas pengampu ajar yang digunakan sama yaitu pada materi
mata pelajaran IPS geografi SMP Negeri 30 lingkungan hidup. Waktu pembelajaran yang
Semarang. Satu observer menilai dan digunakan dari kedua kelompok relatife
mengamati 10 orang siswa. sama yaitu 8 jam pelajaran dengan 4 kali
Langkah pelaksanaan penelitian ini pertemuan termasuk evaluasi. Setiap satu
adalah sebagai berikut. (a) Tahap Persiapan, jam pelajaran dengan alokasi waktu 40
mencakup: menentukan kelas yang menjadi menit.
kelompok perlakuan, membuat instrument Pembelajaran pada kelompok eksperi-
penelitian berupa soal tes objektif, me- men (kelas VIII F). Pada pertemuan pertama
lakukan uji coba instrumen, melakukan guru menjelaskan apa yang dimaksud
analisis hasil uji coba instrumen, melakukan dengan peta pikiran (mind map) dengan
uji homogenitas varian dengan meng- memberitahu fungsi dan kegunaan serta
gunakan nilai ulangan harian materi pokok kelebihan apabila kita belajar menggunakan
sebelumnya dan uji normalitas sampel yang peta pikiran. Guru mencontohkan bagaimana
mewakili populasi dengan menggunakan cara membuat peta pikiran yang sederhana.
nilai hasil penelitian. (b) Tahap Pelaksanaan Guru memberikan apersepsi berupa
Eksperimen, mencakup: Pemberian per- pertanyaan untuk menguji sejauh mana siswa
lakuan kepada kelompok eskperimen yaitu mengetaui apa yang dimakasud dengan
Heri Tjahjono dan Candra Purnama Aji, Implementasi Peta Pikiran (Mind Map) 41

lingkungan hidup. Guru membagikan teks sampai peta pikiran tersebut sempurna dan
pembelajaran satu yang berisi materi dapat menggambarakan serta menjelaskan
pengertian lingkungan hidup, unsur-unsur seluruh materi yang ada. Siswa juga diberi
lingkungan hidup dan arti penting kesempatan untuk bertanya tentang peta
lingkungan hidup. Guru menjelaskan materi pikiran yang telah ditulis di depan. Siswa
unsur-unsur lingkungan hidup dan arti yang telah menulis peta pikirannya di depan
penting lingkungan hidup dengan juga diberi kesempatan untuk menjawab
menggunakan peta pikiran. Guru meminta pertanyaan tentang apa yang telah mereka
siswa mencoba membuat peta pikiran tulis di depan. Guru menjelaskan secara
mengenai materi yang telah dijelaskan berurutan materi dengan menggunakan peta
dipandu oleh guru. Salah satu siswa diminta pikiran yang telah dibuat oleh siswa di depan
untuk menggambarkan peta pikiran tersebut kelas serta melengkapinya. Guru me-
di depan kelas. Guru menyimpulkan materi nyimpulkan materi yang telah dijelaskan.
di akhir pertemuan. Pada penutup guru Guru memberikan tugas kepada siswa di
memberikan tugas yaitu membagi siswa akhir pertemuan dan membagikan teks
dalam sepuluh kelompok dan setiap pembelajaran ketiga yang berisi materi
kelompok terdiri atas empat orang dan tentang hakikat pembangunan berkelanjutan
membagikan teks pembelajaran dua yang dan ciri-ciri pembanguan berkelanjutan.
berisi materi bentuk-bentuk kerusakan Tugas yaitu membuat peta pikiran untuk
lingkungan hidup dan usaha pelestariannya. materi berikutnya secara individu. Jadi siswa
Kelompok tersebut bertugas membuat peta diminta membuat peta pikiran dengan
pikiran untuk materi yang ada pada teks dua. kemampuannya sendiri.
Materi tersebut didiskusikan pada pertemuan Pertemuan ketiga siswa tetap diajar
selanjutnya. dengan mengunakan peta pikiran. Guru
Pada pertemuan kedua pelaksanaan melakukan apersepsi untuk mengetahui
pembelajaran dengan menggunakan metode sejauh mana penyerapan materi yang telah
pembelajaran peta pikiran adalah sebagai diajarkan. Guru mengecek tugas indiviu
berikut. Guru melakukan apersepsi untuk yang ditugaskan kepada siswa. Guru
mengetahui sejauh mana pemahaman meminta beberapa siswa untuk menuliskan
tentang materi sebelumnya. Materi yang peta pikiran ke depan kelas. Siswa yang lain
diajarkan yaitu bentuk kerusakan lingkungan diperbolehkan melengkapi peta pikiran yang
dan usaha pelestarian lingkungan hidup. ada di depan. Siswa diperbolehkan
Siswa memposisikan dirinya atau duduk mengajukan pertanyaan tetang peta pikiran
dengan anggota kelompoknya masing- yang telah dibuat di depan. Siswa di-
masing. Guru mengecek penugasan yang perkenankan menjawab peta pikiran yang
telah dibuat oleh siswa. Siswa mendiskusi- telah dia buat. Guru menjelaskan materi
kan selama beberapa menit bersama dengan menggunakan peta pikiran yang telah
kelompoknya. Perwakilan setiap kelompok dibuat oleh siswa dan melengkapi peta
maju untuk menuliskan di depan kelas peta pikiran yang telah dibuat oleh siswa. Guru
pikiran yang telah dibuat untuk didiskusikan menyimpulkan materi yang telah dijelaskan.
bersama. Kelompok yang lain secara Guru memberikan kesempatan untuk
bergantian melengkapi peta pikiran yang bertanya apabila belum jelas atas penjelasan
telah ditulis di depan kelas dan seterusnya guru. Guru memberikan tugas kepada siswa
42 LEMBARAN ILMU KEPENDIDIKAN EDISI APRIL 2010

secara individu di akhir pertemuan. Tugas diajarkan dengan menggunakan metode


tersebut adalah membuat peta pikiran untuk ceramah.
seluruh materi lingkungan hidup dari materi Berdasarkan penelitian hasil belajar
awal sampai akhir. (posttes) siswa pada kelas eksperimen dan
Pertemuan keempat atau pertemuan kelas kontrol materi lingkungan hidup dapat
terakhir adalah evaluasi atau posttes. Guru dilihat pada tabel 1 sebagai berikut.
mengecek tugas yang telah dibuat siswa dan
mengumpulkannya. Guru mempersilahkan Tabel 1. Data Hasil Belajar pada Materi
kepada siswa untuk bertanya. Setelah Lingkungan Hidup
pertanyaan dari siswa di jawab, maka posttest
Kelas Rata-rata Nilai tertinggi Nilai terendah
langsung dilaksanakan. Posttes ini bertujuan
Eksperimen 76,67 90,00 60,00
untuk mengetahui sejauh mana siswa Kontrol 72,83 86,67 60,00
menguasai materi yang telah diajarkan.
Pembelajaran pada kelompok kontrol Sumber : Hasil Penelitian Nilai Posttes
(kelas VIII E) dengan menggunakan SMP Negeri 30 Semarang Kelas
menggunakan metode ceramah, yaitu metode VIII
ceramah yang divariasikan dengan metode
tanya jawab antara guru dengan siswa. Guru Untuk mengetahui frekuensi siswa
tidak hanya menjelaskan dengan ceramah di dengan perolehan nilai tertentu, dapat dilihat
depan kelas melainkan siswa diminta pula pada tabel 2 sebagai berikut.
untuk aktif bertanya serta dapat menjelaskan
apabila di tanya oleh guru. Guru juga Tabel 2. Frekuensi Perolehan Nilai untuk
membagikan teks pembelajaran pada setiap Kelompok Eksperimen dan
pertemuan sebagai bahan acuan dalam materi Kontrol
yang diterangkan. Pada saat pembelajaran Eksperimen Kontrol
Nilai
siswa duduk dengan tenang dan mencatat apa S siswa % S siswa %
saja yang dijelaskan oleh guru di depan kelas 85 - 90 6 15 1 2,5
dengan ceramah. Guru memberikan 80 - 84 9 22,5 7 17,5
apersepsi pada kegiatan awal pembelajaran. 75 - 79 8 20 8 20
70 - 74 8 20 16 40
Guru menerangkan materi lingkungan hidup 5 3
65 - 69 12,5 7,5
dan siswa mendengarkan lalu mencatat. Guru 60 - 64 2 5 5 12,5
memberikan pertanyaan kepada siswa Jumlah 40 100 40 100
seputar materi yang baru dijelaskan. Guru Rata-rata 76,67 - 72,83 -
mempersilahkan siswa untuk bertanya Sumber : Hasil Penelitian Nilai Posttes
apabila ada materi yang belum dimengerti. SMP Negeri 30 Semarang Kelas
Guru menyimpulkan materi yang telah VIII
dijelaskan di akhir kegiatan pembelajaran.
Kegiatan yang dilakukan sama pada Berdasarkan data tabel 2 dapat
pertemuan satu, pertemuan dua maupun diketahui bahwa hasil belajar untuk kelas
pertemuan ketiga. Guru melaksanakan eksperimen lebih tinggi daripada kelas
evaluasi (posttes) pada pertemuan terakhir kontrol, dimana rata-rata nilai kelas
(keempat) untuk mengetahui sejauh mana eksperimen adalah 76,67dan pada kelas
siswa mampu menyerap materi yang telah kontrol 72,83.Untuk membuktikan
Heri Tjahjono dan Candra Purnama Aji, Implementasi Peta Pikiran (Mind Map) 43

keefektifan dari penerapan metode rata nilai 72,83. Ini dimungkinkan karena
pembelajaran peta pikiran (mind map) pada kelas eksperimen materi lingkungan
dengan pembelajaran menggunakan metode hidup diajarkan dengan pembelajaran peta
ceramah pada materi lingkungan hidup kelas pikiran (mind map). Adanya pembelajaran
VIII SMP, maka selain dibandingkan juga dengan peta pikiran telah memberi peluang
dilakukan analisis data dengan menggunakan bagi siswa untuk bisa memaksimalkan
uji perbedaan dua rata-rata (uji t) yang kinerja otak kanan dan otak kirinya secara
hasilnya disajikan pada tabel 3 berikut ini. simultan sehingga menghasilkan informasi
yang maksimal (jelas dan tidak mudah
Tabel 3. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data dilupakan). Informasi tersebut kemudian
Hasil Belajar Materi Lingkungan dinarasikan dengan gaya bahasa masing-
Hidup Kelas Eksperimen dan masing sehingga mudah dipahami oleh
Kelas Kontrol pembuat mind map. Buzan (2007)
thitung t(0.95)(74)
mengemukakan bahwa cara belajar siswa
Kelompok Mean Kriteria
Kelas eksperimen 76,67 Berbeda
yang alami (natural) adalah sesuai dengan
2,377 1,66 cara kerja otak. Dengan demikian, belajar
Kelas kontrol 72,83 signifikan
akan efektif jika dapat membuat catatan
Sumber : Hasil Penelitian Nilai Posstes kreatif yang merupakan peta konsep,
SMP Negeri 30 Semarang Kelas sehingga setiap konsep utama yang dipelajari
VIII semuanya teridentifikasi, tidak ada yang
terlewat dan kaitan fungsionalnya jelas. Hal
Berdasarkan uji perbedaan dua rata- ini sesuai yang dinyatakan Porter dan
rata hasil belajar siswa materi pengelolaan Hernacki dalam Rostikawati (2008) bahwa
lingkungan antara kelas eksperimen dan peta pikiran merupakan tehnik pemanfaatan
kelas kontrol diperoleh thitung = 2,377 keseluruhan otak dengan menggunakan citra
sedangkan ttabel = 1,66 Karena dari hasil visual dan prasarana grafis lainnya untuk
perhitungan diperoleh thitung > ttabel, maka H0 membentuk suatu kesan yang lebih dalam.
ditolak. Hal ini berarti bahwa terdapat per- Sedangkan Sugiarto dalam Rostikawati
bedaan signifikan antara kelas eksperimen (2008) menyatakan, peta pikiran adalah
yang menerapkan metode pembelajaran peta tehnik meringkas bahan yang dipelajari dan
pikiran (mind map) dengan kelas kontrol memproyeksikan masalah yang dihadapi ke
yang menerapkan pembelajaran dengan dalam bentuk peta atau tehnik grafik
metode ceramah. sehingga lebih mudah dipahami oleh siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pembelajaran menggunakan peta pikiran
hasil posttest pada kelas eksperimen lebih akan memudahkan pemahaman seorang
tinggi dan memiliki selisih yang cukup siswa karena apa yang ditulis dalam sebuah
signifikan dengan kelas kontrol. Pada kelas catatan tersebut merupakan catatan atas
eksperimen nilai tertinggi adalah 90,00 dan buatan atau desain sendiri dengan gaya
nilai terendah adalah 60,00 dengan rata-rata bahasa sendiri yang mudah untuk dipahami.
nilai adalah 76,67. Hasil belajar siswa pada Untuk penilaian aktivitas pada kelas
kelas eksperimen tersebut memiliki selisih eksperimen selama proses pembelajaran
yang cukup signifikan dengan kelas kontrol, pada pertemuan pertama sampai ketiga
pada kelas kontrol nilai tertinggi adalah 86,67 meliputi; aktivitas ketenangan dan mem-
dan nilai terendah adalah 60,00 dengan rata- perhatikan penjelasan guru dalam proses
44 LEMBARAN ILMU KEPENDIDIKAN EDISI APRIL 2010

pembelajaran, membuat peta pikiran, aspek-aspek yang ditanyakan. Hal ini karena
menjawab pertanyaan baik dari guru mapun penerapan pembelajaran dengan peta pikiran
pertanyaan yang lainnya, dan yang terakhir (mind map) dirasa sebagai hal baru yang
yaitu aktivitas bertanya. Pada pertemuan sangat menarik bagi siswa. Hal sebaliknya
pertama rata-rata keaktifan siswa yaitu terjadi pada kelas kontrol, lebih dari 50 %
cukup, karena pembelajaran ini baru dari jumlah siswa, cenderung merasa bosan
diperkenalkan kepada siswa. Siswa memulai terhadap pembelajaran yang dilakukan
belajar cara membuat peta pikiran dengan secara konvensional, dan siswa meng-
materi yang sederhana sampai siswa belajar inginkan adanya perubahan dalam pem-
membuatnya dengan materi lingkungan belajaran.
hidup pertemuan pertama. Pada pertemuan Berdasarkan pendapat siswa dapat
kedua terdapat kenaikan karena siswa telah diketahui sebanyak 85% siswa kelas
dapat membuat peta pikirannya sendiri yang eksperimen tidak merasa kesulitan dalam
disajikan secara kelompok yang merupakan menerima pelajaran dengan menerapkan
tugas kelompok. Hasil kerja kelompok lalu metode pembelajaran peta pikiran ini,
dipresentasikan dengan menuliskan hasil beberapa pendapat siswa mengungkapkan
peta pikirannya di depan kelas. Kelompok bahwa mereka merasa lebih mudah karena
yang lain secara berturut-turut maju untuk materi yang dipelajari secara tidak langsung
melengkapi gagasan-gagasan yang ingin telah terangkum pada konsep dan gagasan-
disampaikan dari konsep materi yang gagasan utama yang ditulis pada peta pikiran,
bersifat kompleks ke hal yang lebih khusus selain itu siswa menjadi lebih kreatif dalam
dan spesifik sampai peta pikiran yang berpikir karena pembuatan peta pikiran
disajikan di depan kelas menjadi sempurna. dituntut kreativitas. Hanya sebanyak 15%
Untuk itu, keaktifan siswa semakin siswa yang merasa kesulitan dalam
meningkat. Banyak siswa yang bertanya dan menerima pelajaran dengan menerapkan
juga menanggapi apa yang telah ditulis metode ini. Menurut siswa, mereka merasa
anggota kelompok yang lain di depan kelas. kesulitan karena mereka terbiasa dengan
Pada pertemuan ketiga siswa telah dapat metode ceramah, sehingga mereka kurang
membuat peta pikirannya secara individu dapat menerima pelajaran dengan baik jika
dan proses pembelajarannya tidak berbeda tidak dijelaskan secara rinci. Selain itu,
dengan pertemuan kedua. Secara bergantian mereka merasa kesulitan dalam pem-
siswa mempresentasikan dengan menulis belajaran ini karena mereka tidak pandai
peta pikirannya yang telah dibuat. Siswa menulis, membuat garis, dan berpikir kreatif
yang lain ikut melengkapi secara berturut- dalam pembuatan peta pikiran tersebut.
turut dan hingga peta pikiran yang ada di Hasil observasi kinerja guru dalam
papan tulis menjadi sempurna. proses pembelajaran dengan peta pikiran
Tanggapan siswa terhadap penerapan (mind map) menunjukkan bahwa pada
pembelajaran dengan peta pikiran (mind pertemuan pertama sampai dengan ketiga
map ) pada materi lingkungan hidup, kinerja guru terus mengalami peningkatan.
menunjukkan bahwa siswa memiliki respon Pada pertemuan pertama skor kinerja guru
yang positif terhadap pembelajaran. mencapai 77,08% dengan kriteria sedang.
Sebanyak lebih dari 50 % dari jumlah siswa Pada pertemuan kedua skor kinerja guru
memberikan respon yang positif terhadap mencapai 95,83% dengan kriteria baik, hal
Heri Tjahjono dan Candra Purnama Aji, Implementasi Peta Pikiran (Mind Map) 45

tersebut dikarenakan pada kompetensi ceramah yaitu lebih dari 50% siswa memiliki
professional guru yang banyak mengalami kriteria kurang aktif; (4) ada perbedaan minat
peningkatan. Sedangkan pada akhir belajar IPS pada materi lingkungan hidup
pertemuan skor kinerja guru mencapai antara siswa yang diajar menggunakan peta
97,92% dengan adanya peningkatan pada pikiran (mind map) yaitu lebih dari 80%
kompetensi pedagogik guru. Guru sebaiknya siswa merasa tertarik, menyukai dan tidak
lebih baik berperan sebagai fasilitator dari bosan, dari pada minat belajar pada kelas
pada sebagai pengajar, dan tidak merupakan yang diajar dengan metode ceramah yaitu
sumber informasi satu-satunya. lebih dari 50% siswa kurang tertarik, jenuh
dan bosan.4
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan Saran
Berdasarkan hasil penelitian, dapat Berdasarkan hasil penelitian disaran-
disimpulkan; (1) ada perbedaan hasil belajar kan: (1) guru diharapkan menggunakan
pada materi pokok lingkungan hidup antara model dan metode pembelajaran yang
pembelajaran dengan peta pikiran (mind bervariasi dan kreatif, supaya pembelajaran
map) dan pembelajaran dengan metode tidak monoton dan tidak membosankan.
ceramah pada siswa kelas VIII SMP Negeri Siswa juga akan merasa senang, tertarik dan
30 Semarang. Perbedaannya dapat dilihat minat yang tinggi dalam proses pembelajaran
pada rata-rata nilai posttes antara kelompok yang pada akhirnya dapat meningkatkan
eksperimen dan kelompok kontrol. Pada hasil belajar siswa; (2) guru juga harus kreatif
kelompok eksperimen memiliki rata-rata agar siswa dapat melaksanakan pem-
nilai sebesar 76,67 sedangkan pada belajaran dengan baik. Guru perlu
kelompok kontrol memiliki rata-rata nilai melibatkan peran serta siswa dalam proses
sebesar 72,83. Berdasarkan hasil per- pembelajaran dan menggunakan model dan
hitungan dengan statistik uji-t untuk uji metode pembelajaran yang sesuai.
perbedaan dua rata-rata didapat thitung (2,377)
> ttabel (1,66) dengan dk 78 Dan taraf
signifikansi 5% yang artinya ada perbedaan DAFTAR PUSTAKA
yang signifikan antara hasil belajar kelas
ekperimen dengan kelas kontrol; (2) Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-dasar
pemahaman siswa tentang materi lingkung- Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
an hidup mata pelajaran IPS pada siswa yang Aksara.
diajar menggunakan peta pikiran (mind map)
nilai rata-rata kelasnya lebih baik yaitu 76,67 ----------------. 2006. Prosedur Penelitian
dari pada nilai rata-rata kelas yang diajar Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
dengan metode ceramah yaitu 72,83; (3) ada Rineka Cipta.
perbedaan tingkat keaktifan siswa pada Bacman, Edmund. 2005. Metode Belajar
proses pembelajaran IPS pada materi Berpikir Kritis dan Inovatif. Jakarta:
lingkungan hidup antara siswa yang diajar Prestasi Pustaka.
menggunakan peta pikiran (mind map) yaitu
lebih dari 50% siswa memiliki kriteria cukup,
aktif dan sangat aktif daripada tingkat
keaktifan siswa yang diajar dengan metode
46 LEMBARAN ILMU KEPENDIDIKAN EDISI APRIL 2010

Budiono, Agus. 2008. Studi Komparasi Hasil Rostikawati, Teti R. 2008. Mind Mapping
Belajar Geografi Antara Pem- dalam Metode Quantum Learning
belajaran Kerja Kelompok dan Media Pengaruhnya terhadap Prestasi
VCD dengan Pembelajaran Belajar dan Kreatifitas Siswa .
Konvensonal Pokok Bahasan Pe- admin@sman-btg.sch. [Diunduh 13
manfatan dan Pelestarian Lingkungan Agustus 2009].
Hidup Siswa Kelas XI Semester 2 Setyo, A Nugroho. 2008. Perbedaan Prestasi
Program Ilmu Sosial SMA Negeri 1 Belajar Matematika Menggunakan
Jekulo Kudus Tahun 2007/2008. Model Mind Maping (Peta Konsep)
Skripsi. Semarang: FIS Universitas dengan Problem Solvin (Pemecahan
Negeri Semarang. Masalah) untuk Kelas VII SMP Lentera
Buzan, Tony. 2007. Buku Pintar Mind Map Ambarawa. Tesis. Salatiga: Program
untuk Anak-anak. Jakarta: Gramedia. Pasca Sarjana Magister Manajemen
Depdiknas. 2004. Ilmu Pengetahuan Sosial. Pendidikan Universitas Kristen Satya
Jakarta: Depdiknas. Wacana.

DePorter, Bobbi & Mike Hernacki. 2007. Sudarmi, Sri & Waluyo. 2008. Galeri
Quantum Learning. Bandung: Kaifa. Pengetahuan Sosial Terpadu 2
SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat
Herdian. 2009. Model Pembelajaran Mind Perbukuan, Departemen Pendidikan
Mapping. Hppt://herdy07. Nasional.
wordpress.com. [Diunduh 12
November 2009]. Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung:
Tarsito.
Istihana. 2008. Pembelajaran Proses
Pembentukan Tanah dan Struktur Bumi Sudjana, Nana. Dkk. 2007. Penelitian dan
dengan Peta Pikiran (Mind Map) untuk Penilaian Pendidikan. Cetakan
Melatih Berpikir Kreatif Siswa di SD keempat. Bandung: Sinar Baru
Negeri Denasri Wetan 2 Batang Tahun Algensindo.
Ajaran 2007/2008. Skripsi. Semarang: Sugiharsono. Dkk. 2008. Contextual
FMIPAUniversitas Negeri Semarang. Teaching and Learning, Ilmu
Nasution. 2006. Berbagai Pendekatan dalam Pengetahuan Sosial: untuk SMP/Mts
Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan,
BinaAksara. Departemen Pendidikan Nasional.

NCSS. 2002. Strategies for Integrating Sugandi, 2004. Teori Pembelajaran.


Media Literacy Into the Social Studies Semarang: UPT MKK UNNES.
Curriculum. http://www. mediad.org/ Sutarto, Sunardi. Dkk. 2008. IPS: untuk
studyguides/ Strategies for Integrating SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat
Media Literacy/html. (Diunduh 06 Perbukuan, Departemen Pendidikan
Desember 2009). Nasional.
NCSS. 2003. Curriculum Standard for the Triyanto. 2007. Model-model Pembelajaran
Social Studies. [Online]. Tersedia : Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
http://www.ncss.org/. (Diunduh 06 Jakarta: Prestasi Pustaka.
Desember 2009).
Heri Tjahjono dan Candra Purnama Aji, Implementasi Peta Pikiran (Mind Map) 47

Uno, Hamzah B. 2008. Perencanaan Zaini, Hisyam. Dkk. 2008. Strategi


Pembelajaran. Cetakan Keempat. Pembelajaran Aktif. Yogyakarta:
Jakarta: BumiAksara. Pustaka Insan Madani.
Wahab, Abdul Aziz. 2008. Metode dan
Model-Model Mengajar Ilmu
Pengetahuan Social (IPS). Bandung:
Alfabeta.

Potrebbero piacerti anche