Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
SETIAWANDARI
Universitas Sebelas Maret Surakarta
ABSTRAC
The Difference between the Influence of Mamet Technique and Oxytocin Massage toward the
Production of Breast Milk of Postpartum Mother
in the Mother and Child Hospital IBI Surabaya
This research is motivated by the decrease of breast milk production of postpartum mother in the
early breast feeding process that become a problem for mother to provide breast milk early on her baby.
The delay of breast milk production could be stimulated by the use of intervention of mamet technique and
oxytocin massage.
This study aims to understand the difference between the influence of mamet technique and
oxcytocin massage toward the production of breast milk of the postpartum mother in RSIA IBI Surabaya.
This research is an experiment study using pre and post test only design with control group. Using a
total sample technique, this research was conducted toward 40 postpartum mothers. The technique of data
analysis applied in this study is normality data test, t-pair test, and t-independent test.
The result of this research shows that there has been an influenced of mamet technique toward the
production of breast milk of those postpartum mothers p=0,000 and there has been influenced of oxytocin
massage toward the production of breast milk of those postpartum mothers p=0,000. There is no difference
influence between mamet technique and oxytocin massage toward the production of breast milk of the
postpartum mothers p=0,893.
Based on the result, it can be concluded that: (1) mamet technique has increased the production of
breast milk of the postpartum mother; (2) oxytocin massage has increased the production of breast milk of
1
the postpartum mother; (3) there is no difference influence between mamet technique and oxytocin massage
in increasing the production of breast milk of the postpartum mother in RSIA IBI Surabaya.
yang dibutuhkan oleh bayi selama beberapa Menurut Proverawati dan Rahmawati
bulan pertama kehidupannya, dan terus (2010) menyatakan : produksi ASI dapat
menyediakannya hingga setengah atau lebih meningkat dan menurun, salah satu
kebutuhan nutrisi anak selama enam bulan diantaranya disebabkan oleh stimulasi pada
kedua kehidupan, dan hingga sepertiga kelenjar payudara terutama pada minggu
selama tahun kedua kehidupan. pertama laktasi. Karena itu ibu dianjurkan
2
menyusui dini agar isapan bayi segera di jam-jam pertama kelahiran bagi suksesnya
Studi pendahuluan yang dilakukan di pernah melakukan teknik marmet dan pijat
RSIA IBI pada bulan Agustus 2013, hasil oksitosin pada saat memberikan perawatan
wawancara dengan bidan mengatakan : kepada ibu post partum sebagai intervensi
Inisiasi Menyusu Dini sudah sejak awal untuk melancarkan produksi ASI. Mereka
program telah dilakukan pada setiap ibu lebih cenderung menggunakan terapi breast
bersalin yang melahirkan normal yang care dan terapi farmakologi untuk
ditolong oleh bidan , hal ini dikarenakan mengatasi masalah kurangnya produksi ASI
3
Penurunan produksi ASI pada hari- cemas pada ibu dapat menghambat reflek let
hari pertama setelah melahirkan dapat down (Dewi dan Sunarsih, 2011).
atau memerah ASI adalah usaha untuk meminimalkan efek samping dari
produksi ASI ketika ibu dan bayi sakit Anak IBI Surabaya
diatas tidak bisa dilakukan secara bersamaan, antara Teknik Marmet dengan Pijat
dikarenakan beberapa alasan. Untuk itu Oksitosin terhadap produksi ASI ibu
peneliti ingin mengetahui dari kedua teknik postpartum di Rumah Sakit Ibu dan
metode total sampling, kemudian banyaknya ASI ibu post partum yang
teknik marmet atau pijat oksitosin. 14 (Berat badan bayi sesuai dengan
penelitian ini adalah teknik marmet penunjang yaitu frekuensi BAK 6-8
variabel dependent dalam penelitin dan bayi tidur nyenyak 2-3 jam
Teknik Marmet adalah teknik bayi digital. Cara ukur: observasi dan
bagian punggung ibu postpartum hari SPSS 16. Jika ρ > α (0.05) maka
1-3 pada sisi tulang belakang dari dapat disimpulkan data berdistribusi
normal.
7
Berdasarkan uji normalitas
HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN
didapatkan nilai ρ = 0,522. Hal ini berarti
Tabel 1.1 Hasil Uji Normalitas One Sample
Kolmogorov-Smirnov Test
nilai ρ > 0,05 yang menunjukkan bahwa data
BBL
berdistribusi normal.
N 40
Normal Parametersa Mean 2975.92
Std.
286.008
Deviation
Most Extreme Absolute .129
Differences Positive .120
Negative -.129
Kolmogorov-Smirnov Z .813
Asymp. Sig. (2-tailed) .
522
a. Test distribution is Normal.
Tabel 1.2 Hasil Analisis Uji Hipotesis T Pair pada Teknik Marmet Terhadap
Produksi ASI Ibu Postpartum di RSIA IBI Surabaya
0,000. Dengan demikian nilai ρ lebih kecil dari produksi ASI ibu postpartum di RSIA IBI
8
Tabel 1.3 Hasil Analisis Uji Hipotesis T Pair pada Pijat Oksitosin Terhadap Produksi
ASI Ibu Postpartum di RSIA IBI Surabaya
Berdasarkan tabel 1.3 didapatkan ρ = ada pengaruh yang signifikan pijat oksitosin
0,000. Dengan demikian nilai ρ lebih kecil terhadap produksi ASI ibu postpartum di
9
Tabel 1.4 Hasil Analisis Uji Hipotesis Independent Samples Test
10
Berdasarkan analisis diatas pada ibu yang tidak teratur memompa
ρ = 0,893. Sedangkan pada kelompok pijat memijat payudara lebih efektif dalam
oksitosin ρ = 0,893. Dengan demikian nilai memproduksi ASI dan dianjurkan pada ibu
ρ lebih besar dari nilai α (5%) atau 0,05 yang bayinya sakit atau lahir premature.
produksi ASI ibu postpartum di RSIA IBI Terhadap Pengeluaran ASI Secara Dini
terhadap produksi ASI ibu postpartum di terjadi pengeluaran ASI kurang dari 12
RSIA IBI Surabaya. Hasil tersebut jam. Artinya intervensi areolla massage
didukung oleh penelitian yang dilakukan dengan rolling massage efektif dalam
oleh E Jones, dkk (2001) yang berjudul “A menstimulasi hipofise anterior dan
methods of milk expression after preterm dan oksitosin di awal menyusui. Senada
ibu yang memompa payudaranya secara Afianti (2012) yang meneliti tentang
teratur lebih lancar produksi ASI nya dari “Efektivitas Pemijatan Payudara Dengan
11
Senam Payudara Terhadap Kelancaran memberikan rangsangan pengeluaran
mempengaruhi produksi ASI, salah satu ketika ibu menyusui bayinya 5 kali atau
Perawatan payudara yang tepat diawal menyusui. Menyusui yang tidak terjadwal
menyusui bisa merangsang payudara untuk atau menyusui keinginan bayi (on
memproduksi ASI lebih dini dan banyak. demand), dapat meningkatkan produksi
Dengan perawatan payudara dalam hal ini ASI pada minggu pertama. Hal tersebut
teknik marmet, hipofisis dipengaruhi untuk mengacu pada teori Manajemen Laktasi
oksitosin. Kedua hormon inilah yang reflek dan let down reflex. Milk production
berperan besar dalam produksi ASI. Hal reflek yaitu ketika bayi menyusu,
tersebut mengacu teori Manuaba (2007) rangsangan sensorik dari puting payudara
reflex yaitu ketika bayi menyusu, marmet diawal menyusui adalah salah satu
Sebagai jawabannya bagian belakang frekuensi isapan bayi yang kurang. Dengan
yang telah terkumpul di alveoli mengalir dan oksitosin, sehingga produksi ASI tidak
sepanjang duktus laktiferus menuju ke terlambat. Hal ini sesuai dengan teori dari
puting masuk ke dalam mulut bayi. Roesli (2012) yang mengatakan perawatan
RSIA IBI Surabaya. Hal ini sesuai dengan dengan signifikan = 0,004. Hal ini
Sukses ASI Terhadap Produksi ASI Pada menyusui pada ibu nifas daripada ibu
Ibu Postpartum Dengan Seksio Sesaria di nifas yang hanya melakukan perawatan
wilayah Depok Jawa Barat”. Adapun putting susu dengan baby oil.
Syswianti, D (2009) yang berjudul “The stimulasi yang tepat hormon ini akan
The Success of Breastfeeding Process on lain yang dimiliki oleh hormon ini adalah
tulang belakang juga memberikan rasa selain dikarenakan efek dari pemijatan,
nyaman pada ibu. Hal ini sejalan dengan juga dikarenakan pijat oksitosin pada ibu
Pengeluaran ASI Pada Ibu Nifas di RSUD orang tua. Hal inilah yang membuat ibu
Cilacap” yang menyatakan rasa nyaman menyusui merasa nyaman, yakin dan
yang ibu rasakan akan membantu dalam percaya diri bahwa kehadiran bayinya
pengeluaran ASI sehingga ibu tidak memang diharapkan semua pihak. Karena
merasakan nyeri baik dari hisapan bayi pada dasarnya proses menyusui merupakan
pada payudara maupun kontraksi uterus interaksi emosional bersama, sehingga rasa
karena pada pemijatan tengkuk mampu percaya diri, afektif dan interaksi sosial
Dalam keadaan tenang seperti inilah ibu tidak hanya sekedar proses berdua antara
nifas yang sedang menyusui mampu ibu dengan bayi, akan tetapi keberadaan
mencukupi bagi bayinya. Hal ini mengacu Ketenangan jiwa ibu akan meningkatkan
pada teori Sloane (2003), peranan hipofisis refleks let down, begitu juga sebaliknya
(endegenous opiates) yang berasal dari gangguan emosi (takut, cemas, binggung)
15
akan menghambat refleks let down. Hal ini penelitian yang dilakukan oleh
(2012) yang menyatakan bahwa bila ada “Efektifitas Kombinasi Teknik Marmet
stress pada ibu yang menyusui maka akan Dan Pijat Oksitosin Terhadap Produksi
terjadi suatu blokade dari refleks let down. ASI Ibu Postpartum Dengan Seksio
Ini disebabkan oleh karena adanya Sesaria Di Rumah Sakit Wilayah Jawa
pelepasan dari adrenalin (epinefrin) yang Tengah”. Hasil penelitian menyatakan ada
darah alveoli, sehingga oksitosin sedikit ASI antara kelompok kontrol dan
mioepitelium. Oleh karena itu rasa aman, 0,000 dan ibu seksio sesarea yang
nyaman, dan rasa percaya diri sangat diberikan kombinasi teknik marmet dan
diperlukan pada ibu yang menyusui, guna pijat oksitosin berpeluang 11,5 kali lebih
mendapatkan usaha untuk melancarkan untuk memberikan nutrisi, tetapi agar bayi
atau meningkatkan produksi ASI baik belajar menyusui atau menghisap puting
dengan cara pijat oksitosin atau breast payudara ibu, serta mendukung produksi
care akan lebih baik daripada ibu ASI. Gerakan refleks bayi baru lahir, yang
dalam pemberian ASI secara dini. Tidak memberikan dukungan psikologis, tidak
keluarnya produksi ASI pada hari-hari bisa dilepaskan dari usaha ibu dalam
ibu dan keluarga memberikan susu Pemberian nasihat dan penyuluhan tentang
formula (prelactal feeding). Bila prelactal ASI perlu diberikan terutama pada ibu-ibu
feeding diberikan pada bayi, maka ASI yang baru pertama kali mempunyai anak,
terbentuk lebih lambat, karena bayi tidak dan belum mengetahui cara menyusu yang
cukup kuat menghisap puting payudara benar. Begitu juga pemberian intervensi
ibu. Hal ini menyebabkan bayi enggan tentang perawatan payudara sangat
untuk menyusu, sehingga tidak ada penting. Sehingga masalah menyusui yang
ASI. Sejalan dengan pendapat Prasetyono seperti produksi ASI sedikit, ASI tidak
17
lancar dan ASI tidak keluar dapat diatasi. keluarga, terutama ayah atau suami.
Beberapa intervensi perawatan payudara Selama proses ini berlangsung, peran ayah
diantaranya adalah teknik marmet dan pijat sama pentingnya dengan peran ibu. Peran
marmet ibu bisa melakukan sendiri tanpa yang memungkinkan pemberian ASI
bantuan orang lain. Sehingga ibu lebih berjalan lancar. Hal tersebut sesuai dengan
percaya diri bahwa dirinya mampu pendapat Suherni (2007) yang menyatakan
memberikan ASI sesuai dengan kebutuhan dilakukan oleh suami/orang tua pada ibu
bayinya. Hal ini didukung oleh pendapat menyusui yang berupa back massage pada
menyusui dapat memberi rasa percaya diri pengeluaran hormon oksitosin. Pijat
bahwa ibu mampu menyusui dengan oksitosin yang dilakukan oleh suami akan
produksi ASI yang mencukupi untuk memberikan kenyamanan pada ibu dan
ibu dan kasih sayang terhadap bayi Semakin sering bayi menyusu dan
sehingga bisa meningkatkan produksi semakin kuat daya isap bayi, maka
hormon, terutama oksitosin yang pada payudara akan memproduksi ASI lebih
oksitosin, ibu dibantu oleh suami atau awal ASI diproduksi dan semakin
pemberian ASI ditentukan oleh peran dapat memberikan ASI kepada bayinya
18
dengan cukup. Dengan begitu, ibu dapat
anak berusia dua tahun. Segala bentuk manajemen laktasi, khususnya tentang
perawatan payudara atau stimulasi yang teknik marmet dan pijat oksitosin kepada
dilakukan oleh ibu postpartum sebagai seluruh bidan agar terampil dan terlatih
nya, akan lebih baik hasil dan manfaatnya pada ibu nifas, guna meningkatkan
bagi ibu dan bayinya daripada ibu yang produksi ASI pada ibu postpartum.
produksi ASI ibu postpartum di RSIA IBI menjadikan kedua metode alternative
produksi ASI ibu postpartum di RSIA IBI dilakukan secara kombinasi karena akan
19
pemberian ASI. Dan akan semakin baik Desmayanti. 2008. “Efektifitas
jika dapat mengukur kadar oksitosin untuk Kombinasi Areolla Massage dengan
oksitosin saat dilakukan intervensi. ASI Secara Dini Pada Ibu Post SC di
20
Manuaba, 2007. Pengantar Kuliah
EGC
Bunda.
21