Sei sulla pagina 1di 6

PENGARUH UDARA MASUK TERHADAP SUHU

AIR CONDITIONER (AC) KAPASITAS 1 PK


PADA RUANG INSTALASI UJI.

Lagiyono, Saufik Luthfianto, Dani Riyadi

ABSTRACT

Engine coolant is a tool used something, like room, food, medicine, and others. The
aim the research conducted in this thesis is to determine whether there is influence of
temperature contitionedair intake capacity of 1 PK and how much effect. This study
used test installation of air conditioner brand CHANGHONG 1PK capacity by
varyinng the inlet air using an electric blower with 4 calculation, ie 1 minute, 2
minute, 3 minute and 4 minute of data taken by measuring devices include:
thermocouples, termolaser, preasure gauge, stop watch, an electric blower and pliers
amperes, instead madde room cabin which has a length of 150 cm, width 100 cm tall
with a normal temperature of 16ºC to achieve steady. After steady (moving and
temperature gauge on the space and equipment) are data taken at each use of the fan.
The research data obtained were analyzed dy using the characteristic table
refrigerant R-22 to get the price preasure and enthalpy on each fan. Enthalpy is used
to find the value of cooling rate on the characteristics of each of the incoming air
every minute. Test conducted to get the results for 1 minute mref = -0,4997 kg/s, Qe
=-0,3994 kW, Qc =3,3310 kW, RE = -6,666 kJ/kg, COP = 3,9844. Whitin 2 minute
mref = -2,2558 kg/s Qe =3,2449kW, Qc = 2,4373kW, RE = -9,339 kJ/kg, COP =
1,3997. Whiten 3 minute mref = 2,2717 kg/s Qe =2,1351kW, Qc = 1,7051kW, RE = -
6,666 kJ/kg, COP = 4,3398. As for time of 4 minute mref = -0,4997 kg/s Qe
=4,16699kW, Qc = 3,3310kW, RE = -6,666 kJ/kg, COP = 3,9844. From the results of
research conducted for Changhong air conditioner with a capacity of 1 PK
temperture chenges every time.

Keyword : Refrigeran 22, Capacity Evaporator, Condenser Capacity, Refrigeration


Effect, Air Conditioner.

A. PENDAHULUAN Koefisien prestasi (COP) dari sistem


1. Latar Belakang refrigerasi yaitu bandingan besarnya
Mesin pendingin pada dewasa panas dari ruang pendingin (efek
ini semakin banyak digunakan dan refrigerasi) dengan besarnya kerja
dimanfaatkan seiring dengan yang dilakukan kompresor
kemajuan teknologi dan taraf hidup. (Muhammad Subri 2006). Dalam hal
Penggunaan umum seperti ini besar kecilnya COP akan
mengawetkan bahan makanan, pada dipengaruhi kerja kompresor dan
suhu biasa (suhu kamar) makanan fluida yang akan dikompresikan ini
cepat menjadi busuk karena pada artinya semakin ringan kerja
temperatur biasa bakteri akan kompresor daya listrik yang
berkembang lebih cepat. Sedangkan butuhkan semakin rendah sehingga
pada suhu 4,4º C atau 40 º F. nilai efisiensi dari suatu alat
pendingin akan maksimal.. Dengan udara yang lebih moderen dan
dasar tersebut penulis mencoba canggih. Adapun mesin
melakukan uji eksperimental pengkondisian udara yang biasa di
terhadap udara masuk pada ruang pakai adalah mesin pendingin
uji. Udara yang masuk ke dalam ruangan (AC).
ruangan sehingga suhunya naik dan
mengahasilkan udara yang suhunya
2. Prinsip Kerja Mesin Pendingin
lebih tinggi. Oleh karena itu kami
Menurut Sumanto (2004) prinsip
melakukan penelitian dengan judul
kerja mesin pendingin adalah
”PENGARUH UDARA MASUK
refrigeran keluar dari katup ekspansi,
TERHADAP SUHU AIR
masuk ke dalam pipa-pipa
CONDITIONER (AC) KAPASITAS
evaporator . Di dalam evaporator
1 PK PADA RUANG INSTALASI
refrigeran mulai menguap, hal ini
UJI”.
disebabkan karena terjadi penurunan
tekanan yang mengakibatkan titik
2. Rumusan Masalah didih refrigeran menjadi lebih
Udara yang masuk ke ruang uji rendah sehingga refrigeran menguap.
dari tekanan elektrik blower (model Dalam evaporator terjadi perubahan
SY02, volts 220, size 2”, AMPS 1.6, fase refrigeran dari cair menjadi gas.
cycles 50/60, R.P.M 3000/3600). Kemudian refrigeran dalam bentuk
gas tersebut di alirkan kedalam
kompresor. Didalam kompresor
3. Tujuan
refrigeran dikompesikan kemudian
a. Untuk mengetahi pengaruh udara
di alirkan ke dalam kondensor.
masuk terhadap suhu AC
Refrigeran yang mengalir ke
kapasitas 1PK pada ruang
kondensor mempunyai tekanan dan
instalasi uji.
temperatur tinggi. Di kondensor
b. Untuk mengetahui seberapa
refrigeran didinginkan oleh udara
besar pengaruh udara masuk
luar yang mengelilingi kondensor
terhadap suhu AC kapasitas 1PK
sehingga refrigeran menjadi cair
pada ruang instalasi uji.
kembali. Siklus ini berlangsung terus
menerus sehingga di dapat
B. LANDASAN TEORI temperatur yang di inginkan.
1. Mesin Pendingin
Mesin pendingin moderen telah
digunakan dalam banyak hal.
Diantaranya sebagai pengawet
makanan, pengkondisi udara ruangan
dan pembuat es. Dengan
berkembangnya informasi dan
teknologi sekarang ini, manusia telah
merasakan dampak positif dari
tehnologi sistem pendingin.
Khususnya pada tehnologi
pengkondisian udara, yang
menghasilkan mesin pengkondisian
3. Komponen Utama Siklus Dengan demikian harga q = 0,
Kompresor Uap perubahan energi kinetik dan potensi
a. Kompresor juga diabaikan, sehingga kerja
b. Kondensor kompresi dirumuskan sebagai
c. Evaporator berikut :
d. Alat Ekspansi Wc = mref (h2 – h1)
e. Saringan (Filterdry) Dimana :
Wc : Daya kompresor
h1 : Entalpi refrigeran pada
4. Persamaan Matematika Siklus
titik 1 (kJ/kg)
Uap
h2 : Entalpi refrigeran pada
Besarnya energi yang masuk
titik 2 (kJ/kg)
bersama aliran dititik 1 ditambah
mref : Laju aliran massa
dengan besarnya energi yang
refrigeran (kg/s)
ditambahkan berupa kalor dikurangi
dengan besarnya energi yang
b. Proses Evaporasi dan Kondensasi
ditambahkan berupa kalor dikurangi
Pada proses evaporasi dan
dengan besarnya energi yang
kondensasi perubahan energi kinetik
meninggalkan sistem pada titik 2
dan energi potensial diabaikan
sama dengan besarnya perubahan
sehingga harga v2/2 dan g.z pada
energi di dalam volume kendali.
titik 1 dan titik 2 dianggap 0. Laju
Ungkapan matematika untuk
aliran kalor pada proses evaporasi
keseimbangan energi ini adalah
(kapasitas pendinginan) dirumuskan
dirumuskan sebagai berikut.
sebagai berikut :
 V12   v22  dE Qe = mref (h1 – h4)
m h1   gz1   q  m h2   gz2   W 
 2   2  d
Dimana :
Qe : Laju perpindahan kalor
Dimana :
evaporasi (kapasitas
m : Laju aliran massa refrigeran
pendinginan) [kW]
[kg/s]
h1 : Entalpi refrigeran pada titik
h : Entalpi [J/kg]
1 (kJ/kg)
v : Kecepatan [m/s]
h4 : Entalpi refrigeran pada titik
z : Ketinggian [m]
4 (kJ/kg)
g : Percepatan gravitasi = [9,81
mref : Laju aliran massa refrigeran
m/s2]
(kg/s)
Q : Laju aliran energi dalam
bentuk kalor [W]
Laju aliran kalor pada proses
W : Laju aliran energi dalam
kondensasi (kapasitas pengembunan)
bentuk kerja [W]
sebagai berikut :
E : Energi dalam sistem [J]
Qk = mref (h2 – h3)
a. Proses Kompresi
Dimana :
Proses kompresi dianggap
Qk : Laju perpindahan kalor
berlangsung secara adiabatik artinya
kondensasi (kapasitas
tidak ada panas yang dipindahkan
pengembunan) [kW]
baik masuk ataupun keluar sistem.
h1 : Entalpi refrigeran pada titik f. Beban Ruang
1 (kJ/kg) Beban ruang adalah beban dari
h3 : Entalpi refrigeran pada titik ukuran ruang yang didinginkan dari
3 (kJ/kg) suatu mesin pendingin
mref : Laju aliran massa refrigeran Qr  m...T
(kg/s)
Dimana :
c. Throtthing Proses Q : kalor
Proses ini terjadi pada pipa m : massa udara
kapiler atau pada katub ekspansi. ℓ : specific heat
Pada proses ini tidak ada kerja yang ∆T : beda suhu
dilakukan atau ditimbulkan sehingga
w = 0. Perubahan energi kinetik dan g. Koefisien Prestasi
potensial dianggap nol. Proses Koefisien prestasi dari sistem
dianggap adiabatik sehingga q = 0. refrigerasi adalah perbandingan
Perubahan energi aliran menjadi : h3 besarnya panas dari ruang pendingin
= h4 [kJ/kg]. (efek refrigerasi) dengan besarnya
kerja yang dilakukan kompresor.
d. Efek Refrigerasi Koefisien prestasi (COP)
Efek refrigerasi adalah besarnya dirumuskan sebagai berikut :
kalor yang diserap oleh refrigeran
h  h4
dalam evaporator pada proses COP = 1
evaporasi, dirumuskan sebagai h2  h1
berikut :
RE = h1-h4 Dimana :
h1 : Entalpi keluar evaporator
Dimana : h2 : Entalpi keluar kompresor
RE : Efek refrigerasi (kJ/kg) h4 : Entalpi masuk evaporator
h1 : Entalpi refrigeran pada titik
1 (kJ/kg) 5. Sifat dan Karakteristik
h4 : Entalpi refrigeran pada titik Refrigeran R-22
4 (kJ/kg) Refrigeran yang digunakan
dalam penelitian ini adalah
e. Beban Tekanan Udara refrigeran R-22. R-22 merupakan
Beban tekanan udara adalah refrigeran jenis CFC (cloro Fluoro
tekanan udara yang dihasilkan dari Carbon). R-22 digunakan dalam
luar tiap detik penelitian karena mempunyai sifat
Q  V .A baik dalam segi tehnik seperti
mempunyai kestabilan tinggi, tidak
Dimana: mudah terbakar dan banyak
Q : debit (m3/s) digunakan oleh masyarakat umum.
V : kecepatan (m2/s)
A : Luas penampang (m)
Tabel Karakteristik R-22 bagaimana fungsi masing-masing
No Nama R-22
variabel yang diperhatikan.
1. Chemical name or Chlorodifluouromethane
compotition a.Variabel Bebas
2. Chemical molekul CHCIF2 Dalam penelitian ini yang
3. Mass molekul 86.48 merupakan variabel bebas adalah
4. Boilling P at 101.325 -40.76 pemvariasian udara masuk
kPa 0C
5. Freezing point -160 b.Variabel Terikat
0
6. Critical temperature C 96.0 Variabel terikat dalam penelitian
7. Critical preasure 4974 ini adalah perbedaan efek refrigensi
8. Critical volume L/kg 1.904 dan COP pada masing-masing
9. Latent heat of 20.207 pembebanan yang di gunakan
vaporation kJ/kg.mol kedalam mesin pendingin ruangan
10. Compression ratio 4.03
kapasitas 1PK.
11. Absolute preasure at 00 0.49811
C. Mpa
12. Density at 00C. ka/m3 1281.8 3. Populasi dan Sampel
liquid Dalam penelitian ini populasi
13. Volume at 00 C. m3/kg 0.04703
vapor
yang digunkan adalah mesin
pendingin.
Sampel dalam penelitian ini
6. Suhu adalah mesin pendingin / AC merk
Suhu atau temperatur benda changhong kapasitas 1 PK.
adalah besaran yang menyatakan
derajat panas suatu benda. Benda
yang panas eememiliki suhu yang D. HASIL DAN PEMBAHASAN
tinggi, sedangkan benda yang 1. Hasil Penelitian
dinginkan memiliki suhu yang Total t (oC)

rendah. Perlu diketahui bahwa suhu Trata-rata t1 t2 t3 t4


o o o o o
merupakan besaran, maka yang C C C C C
23 11 6 78 36
memiliki suhu tentu benda.
22 5 -4 108 40
19 -1 -2 92 35
C. METODOLOGI PENELITIAN 16 0 -3 84 37
1. Objek Penelitian
Dalam penelitian ini subyek Tabel Hasil Perhitungan
penelitian adalah mesin pendingin Teka
ruangan dengan kapasitas 1PK. nan Wc RE
Mref Qc Qe
Sedangkan obyek penelitiannya udara kJ/k
kg/det k.watt k.watt
kJ/k COP
(kg/c g g
adalah tekana udara yang masuk m2)
kedalam ruang dengan menggunakan 1
0,83 -0,4997 3,3310 -0,399 -6,66 3,98
elektrik blower. Menit
2
0,83 -2,2558 2,4373 3,244 -9,33 1,39
Menit
2. Variabel Penelitian 3
0,83 2,2717 1,7051 2,135 -6,66 4,33
Variabel adalah pernyataan Menit
eksplisit mengenai apa dan 4
0,83 -0,4997 3,3310 4,166 -6,66 3,98
Menit
2. Pembahasan Hasil dari statistik uji-t
a. Normalitas digunakan untuk menguji hipotesis
Dari data pertama sampai ada tidaknya pengaruh udara masuk
keempat diperoleh Lhitung terbesar < terhadap suhu AC kapasitas 1 PK
Ltabel. Ltabel pada ruang instalasi uji. Dari
perhitungan n = 4 diperoleh thitung
b. Homogenitas sebesar 2,58 dan ttabel(0,025;4) sebesar
Dari hasil perhitungan 1,06 dengan dk = n-4 dan taraf
nilai X 2 hitung  0,507 sedangkan signifikansi 5% maka thitung = 2,58 <
-ttabel = 1,06. Berdasarkan kriteria
X 2 ( 0,95:3)  2,35 . Karena
pengujian jika –ttabel = 1,06 ≤ thitumg =
X 2 hitung  X 2 tabel maka data tersebut 2,58 maka Ha diterima. Artinya ada
dikatakan homogen. pengaruh yang signifikan antara
udara masuk terhadap suhu AC
c. Regresi kapasitas 1 PK pada ruang instalasi
Persamaan regresi linier
sederhana udara masuk terhadap E. KESIMPULAN
suhu AC kapasitas 1 PK, pengaruh Terdapat pengaruh udara masuk
T1 terhadap Trata-rata adalah terhadap suhu AC kapasitas 1 PK

Y  8,11  1,28 X . Dari persamaan pada ruang instalasi uji. Terbukti
regresi linier sederhana tersebut dengan uji korelasi rxy = 0,99. Dan
dapat dilihat bahwa jika udara masuk erbukti dengan uji statistik uji-t yaitu
memberikan suhu panas pada ruang –ttabel = 1,06 ≤ thitumg = 2,58. Adanya
maka AC mengalami kenaikan suhu pengaruh antara suhu awal yang
sebesar 1,28. mulanya 16º C mengalami kenaikan
suhu sebesar 3º C setiap menitnya
d. Uji-t dengan diberi udara dari luar.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Penerbit :


Rineka Cipta. Jakarta. .
Efendy, Marwan 2005, Pengaruh Kecepatan Putar Poros Kompresor Terhadap Prestasi
Kerja Mesin Pendingin. Tugas Akhir S-1 Teknik Mesin Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
Michael J., Maron dan Howard N., Shapiro. 2004. Thermodinamika Teknik Jilid 1. Edisi
keempat. Terjemahan yulianto Sulistyo Nugroho. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Reynolds, Wilbert F. dan W. Jones, Jerold. 1991. Thermodinamika Teknik. Edisi kedua.
Terjemahan Filipno Harahap. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Stoecker, W.F. dan Jerold, W. J. 1996, Refrigerasi dan Penyegaran Udara. Terjemahan
Supratman Hara. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Subrri, Muhammad 2006. Sistem Pengkondisian Udara. Jakarta.
Sudjana. 1996. Metode Statistika. Penerbit : Tarsito. Bandung.
Wibowo, Dwi Basuki dan Mohammad Subri, 2006, Pengaruh Variasi Massa Refrigeran
R-12 dan Putaran Blower Evaporator terhadap COP Pada Sistem Pengkondisian
Udara Mobil.

Potrebbero piacerti anche