Sei sulla pagina 1di 7

IDENTIFIKASI VEGETASI DI KORIDOR

SUNGAI SIAK DAN PERANANNYA DALAM


PENERAPAN METODE BIOENGINEERING
Euthalia Hanggari Sittadewi
Peneliti Madya Pada Pusat Teknologi Sumberdaya Lahan,
Wilayah dan Mitigasi Bencana, BPPT

Abstract
The Siak river corridor has been damaged as a result of the traffic of high capacity
vessels and loss of the green belt in riverside cause of the kick of waves and
poisioned of the pollutants.That’s to cause damage to part of land and vegetation
in the river corridor. It’s necessary that riverside’s protection. The research is
identification of vegetation on the Siak river corridor between dusun Buatan and
dusun Sigentil with an objective that the result of the identification can be used in
application to the Bioengineering for riverside’s protection. From the identification
result, there are 20 species of plants on the Siak river corridor beetwen dusun
Buatan and dusun Sigentil. There are : akasia (Acasia,sp), alang – alang (Imperata
cylindrica), asam payau (Acanthus ilicifolium, L), bambu kasap (Pogonatherum,
sp), bambu kuning (Bambusa vulgaris), binjai (Mangifera caesia), bintaro (Cerbera
manghas, L), berembang (Sonneratia, sp), jawi – jawi (Ficus, sp), keduduh
(Melastoma candidum, D.Don), kelapa sawit (Elaeis guineensis), kempas
(Koompasia malaccensis), manggis (Garcinia, sp), pandan (Pandanus, sp), putat
(Barringtonia spicata), rengas (Glutha renghas), rumbia (Nypha fructicans,
Wurmb), rumput kumpai (Hymenachne acutigluma), rumput teki (Cyperus
rotundus), waru (Hibiscus tiliaceus, L). Some of the species are rengas (Glutha
renghas), bintaro (Cerbera manghas, L), pandan (Pandanus, sp), keduduh
(Melastoma candidum, D.Don), rumput teki (Cyperus rotundus), rumput kumpai
(Hymenachne acutigluma), alang – alang (Imperata cylindrica), bambu kuning
(Bambusa vulgaris), bambu kasap (Pogonatherum, sp) and rumbia (Nypha
fructicans, Wurmb) can be used or have contribution in the Bioengineering
application for riverside’s protection beetwen dusun Buatan and dusun Sigentil or
the other segmens of the Siak river corridor have the same of phisic
characteristics.

Kata kunci: koridor sungai, tebing sungai, bioengineering, vegetasi.

1. PENDAHULUAN lalu tidak lebih dari 100 m, sekarang sudah


mencapai 150 m. Lahan di bantaran sungai
1.1. Latar Belakang termasuk vegetasi diatasnya hilang tergerus
gelombang yang disebabkan lalu lintas kapal
1.1.1. Kondisi Sungai Siak bertonase tinggi. Kerusakan bantaran sungai juga
disebabkan hilangnya green belt di pinggiran
Sungai Siak adalah salah satu sungai besar yang sungai yang disebabkan hempasan gelombang
mengalir di Provinsi Riau. Di sepanjang pinggiran juga keracunan oleh bahan – bahan pencemar.
Sungai Siak dari dulu telah terdapat aktivitas Laju erosi tebing Sungai Siak sekitar 2 cm per hari
sosial budaya dan ekonomi baik aktivitas interaksi (Menteri Lingkungan Hidup, 2005). Selain itu
di dalam masyarakat Riau sendiri maupun dengan dengan adanya perkembangan yang pesat di
masyarakat luar dari provinsi – provinsi lainnya di DAS Siak, membuat DAS Siak semakin kritis. Di
Indonesia bahkan dengan masyarakat luar negeri. DAS Siak terdapat 47 kegiatan pabrik dan
Bantaran Sungai Siak telah mengalami penambangan minyak bumi skala besar.
kerusakan yang ditandai dengan semakin Kunjungan kapal di dermaga sepanjang Sungai
melebarnya badan sungai. Pada 20 tahun yang Siak untuk kepentingan sendiri tahun 2004
sebanyak 10.450 buah (Zainal, 2005).

___________________________________________________________________________________
112 Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 10 No. 2 Agustus 2008 Hlm. 112-118
Sebagai sarana transportasi, Sungai Siak sangat spesifik untuk penggal (segmen) sungai
cukup murah dan effisien. Kondisi tanah di aliran tertentu. Oleh sebab itu perlu dicari jenis vegetasi
Sungai Siak yang didominasi oleh rawa dan yang cocok untuk daerah yang akan dilindungi.
gambut menyebabkan pembangunan dan
pemeliharaan jalan cukup mahal untuk dilakukan. Syarat - syarat yang ditentukan agar suatu
Pemanfaatan Sungai Siak sebagai sarana vegetasi dapat berfungsi dalam bioengineering:
transportasi seperti yang dilakukan oleh
masyarakat sejak dulu merupakan alternatif yang a. Menggunakan Jenis tanaman lokal (setempat)
cukup baik. Transportasi sungai ini tidak Longsoran akibat abrasi dapat ditanggulangi
memerlukan pengerasan dan pengaspalan seperti dengan memanfaatkan tumbuhan sekitar
transporasi darat yang biayanya sangat mahal. daerah longsoran sebagai pelindung tebing.
Hanya saja untuk kelestarian sungai, perlu Misalnya dapat digunakan rumput gelagah,
dilakukan pengaturan dan pengelolaan supaya ilalang, pohon bambu, nipah atau bakau.
dampak negatif dari gelombang dan pencemaran Pada perlindungan tebing secara
bisa dihindarkan sekecil mungkin. konvensional, dengan pemasangan batu-batu
Bangunan perlindungan tebing sungai yang justru akan menurunkan faktor kekasaran
selalu digunakan dalam teknik perlindungan tebing. Selain itu dapat menimbulkan
tebing konvensional adalah perkerasan tebing kesulitan biota sungai bermigrasi dan dapat
dengan pasangan batu isi atau kosong. menghilangkan jalan masuk keluarnya biota
Konstruksi ini menutup seluruh permukaan tebing. dari bantaran sungai.
Bangunan semacam ini secara langsung akan
memperpendek alur sungai dan menurunkan b. Dapat berfungsi sebagai penangkal erosi
faktor kekasaran dinding (dinding menjadi relatif banjir akibat hujan (pelindung tebing).
halus). Disamping itu dapat menimbulkan Besarnya kecepatan air perlu menjadi bahan
kesulitan bagi biota sungai untuk bermigrasi atau pertimbangan dalam memilih jenis vegetasi
bergerak secara horizontal, bahkan dapat yang akan digunakan . Vegetasi sungai yang
menghilangkan kemungkinan bagi segala jenis hidup di daerah amphibi (perbatasan antara
biota sungai pada bantaran untuk masuk dan zona aquatik dan zona darat) sangat penting
keluar sungai sesuai pola hidupnya. Dengan kaitannya dengan tahanan terhadap erosi di
bioengineering dapat menjamin kelangsungan kaki tebing sungai. Vegetasi umumnya
keluar masuknya biota ke dan dari sungai, baik didominasi oleh golongan rumput – rumputan
bagi biota air, amphibi dan biota daratan (Patt et (familia Graminae dan Cyperaceae),
al, 1998 dalam Maryono, 2003). kangkung – kangkungan (Familia
Convolvulaceae), karena bersifat lentur dapat
1.1.2. Metoda Bioengineering untuk Perbaikan digunakan untuk perlindungan tebing pada
Tebing Sungai. kecepatan arus tinggi.
Rumput - rumputan merupakan tanaman
Bioengineering atau ekoengineering dimaksudkan yang mudah tumbuh, tahan terhadap
sebagai usaha dengan semaksimal mungkin kekeringan dan genangan air. Daunnya yang
menggunakan komponen vegetasi (tanaman - rimbun berfungsi sebagai penangkal erosi
tanaman) di sepanjang bantaran sungai untuk akibat hujan. Satu jalur rumput sepanjang
menanggulangi longsoran dan erosi tebing sungai kontur bersifat mengikat tanah serta menahan
dan kerusakan bantaran sungai lainnya. Metode sedimen dan lumpur yang terbawa air
bioengineering atau sering disebut sehingga terbentuk bangku terrasering yang
ekoengineering ini merupakan metode yang stabil. Bambu memiliki kekuatan dan bersifat
murah dengan sustainabilitas tinggi (Maryono, lentur, sangat cocok tumbuh di tebing – tebing
2005). Jenis vegetasi untuk perlindungan tebing sungai. Jenis bambu yang pendek dan kecil
yang paling tepat adalah dengan menggunakan dapat ditanam pada sungai yang relatif kecil,
tanaman - tanaman lokal (setempat). Tanaman sedangkan jenis bambu yang tinggi dan
setempat yang ada di sepanjang alur sungai berbatang besar dapat ditanam pada tebing
dapat diidentifikasi dan dipilih yang paling sesuai sungai besar. Selain sebagai pelindung
untuk keperluan perlindungan tebing di tempat tebing, tanaman ini juga berfungsi sebagai
tersebut. Dalam hal ini, tidak semua vegetasi di retensi aliran, sehingga kecepatan aliran
pinggir sungai cocok untuk berbagai tempat turun dan banjir di daerah hilir dapat
karena jenis tanaman di suatu tempat dipengaruhi dikurangi.
oleh faktor tanah, dinamika aliran air, penyinarn
matahari, serta temperatur dan iklim mikro c. Dapat mempertahankan fungsi ekologi
lainnya. Pada umumnya vegetasi yang ada bantaran sungai

___________________________________________________________________________________
Identifikasi Vegetasi Di Koridor...............( Euthalia Hanggari Sittadewi) 113
• Penentuan Lokasi Penelitian : Lokasi
Vegetasi bantaran sungai berfungsi untuk penelitian dipilih berdasarkan hasil survei
menjaga stabilitas tebing sungai dari terdahulu yang telah mengidentifikasi tingkat
gempuran arus air, dari energi mekanik hujan kerusakan tebing Sungai Siak. Koridor
dan dari peresapan air ke pori – pori rekahan Sungai Siak yang mempunyai tebing dengan
tebing sungai. Ranting, cabang dan daun tingkat kerusakan yang tinggi ditentukan
tanaman yang tumbuh di pinggir sungai sebagai lokasi penelitian.
berperan sebagai komponen pemecah energi • Waktu Penelitian : Penelitian dilakukan pada
mekanik arus air maupun air hujan, juga tanggal 30 November 2007.
berfungsi sebagai pengarah arus dan • Lokasi penelitian yang telah ditentukan
pengarah aliran sekunder memanjang sungai. adalah : sepanjang Koridor Sungai Siak
Perakaran tanaman berfungsi sebagai antara dusun Buatan dan Sigentil. Identifikasi
komponen stabilitas tebing sungai dan dilakukan di sebelah kanan dan kiri Sungai
sebagai barrier (penangkal) untuk Siak kurang lebih sepanjang 10 km.
mengurangi erosi akibat gerusan tebing • Pengamatan dan pengambilan contoh
maupun erosi dari aliran permukaan. tanaman dilakukan dengan menggunakan
transportasi perahu.
1.2. Tujuan • Identifikasi dilakukan dengan cara
pengamatan langsung dan pengambilan
Penelitian ini bertujuan untuk : contoh daun. Semua contoh, baik yang telah
a. Mengetahui jenis vegetasi lokal di Koridor diketahui nama lokal atau nama daerahnya
Sungai Siak antara desa Buatan dan maupun yang belum, diidentifikasi dengan
Sigentil. bantuan literatur.
b. Menentukan jenis vegetasi lokal yang • Identifikasi dilakukan sampai penentuan
dapat digunakan untuk penerapan species dengan nama latin, nama Indonesia
bioengineering di lokasi tersebut dan atau dan nama daerah (nama lokal).
di penggal (segmen) Koridor Sungai Siak • Penentuan Klasifikasi.
yang lain yang memiliki karakteristik
vegetasi yang sama dengan lokasi 3. HASIL DAN PEMBAHASAN :
penelitian.
3.1. Hasil Identifikasi Vegetasi Lokal di
2. BAHAN DAN METODE Koridor Sungai Siak antara Dusun Buatan
dan Sigentil.
2.1. Lokasi Penelitian :
Vegetasi alami yang tumbuh di sepanjang sungai
Penelitian ini berlokasi di Koridor Sungai Siak memiliki keteraturan formasi yang spesifik.
antara dusun Buatan dan Sigentil. Identifikasi Konfigurasi vegetasi sepanjang sungai
jenis – jenis tanaman lokal dilakukan di sisi dipengaruhi oleh formasi arus sungai. Sebaliknya
bagian kanan dan kiri Sungai Siak. Profil bentuk meander sungai akan ditentukan oleh
sungai Siak dan kondisi sebagian dari formasi vegetasi sepanjang sungai tersebut.
pinggiran Sungai Siak di desa Sigentil seperti Selain komposisi fisik vegetasi sepanjang
terlihat pada Gambar 1 dan 2. sungai, juga terdapat ketergantungan jenis
vegetasi sungai dengan letak vegetasi tersebut
pada bentang melintang sungai. Komponen
ekologi sungai pada zonasi profil melintang
sungai dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) zona
yakni vegetasi daerah badan sungai (zona
akuatis), vegetasi daerah tebing sungai sampai
pertengahan bantaran (zona amphibi), dan
vegetasi daerah bantaran/ teras sungai (zona
Gambar 1. Profil Gambar 2. Pinggiran kering). Banjir merupakan faktor dominan yang
Sungai Siak Sungai Siak di desa mempengaruhi perubahan kualitas dan kuantitas
Sigentil yang sudah habitat serta morphologi sungai (Maryono, 2005)
tererosi Vegetasi alami yang tumbuh di koridor Sungai
Siak antara dusun Buatan dan dusun Sigentil
adalah seperti Tabel 1.
2.2. Metode Penelitian

___________________________________________________________________________________
114 Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 10 No. 2 Agustus 2008 Hlm. 112-118
Tabel 1. Daftar Nama Tanaman di Koridor Sungai Beauv
Siak.
3. Asam payau
No Nama Nama Nama Latin
Lokal Indonesia Divisio : Spermatophyta
1 Akasia Acasia,sp Sub Divisio : Angiospermae
2 Alang – Alang – Imperata Class : Dicotyledonae
alang alang cylindrica Ordo : Solanales
3 Asam Jeruju Acanthus
Familia : Acanthaceae
payau hitam ilicifolium, L
Genus : Acanthus
4 Bambu Bambu Pogonatherum,
kasap sp Species : Acanthus ilicifolius L
5 Bambu Bambu Bambusa
kuning kuning vulgaris, Schrad 4. Bambu kasap
6 Binjai Kemang Mangifera caesia
7 Bintaro Bintaro Cerbera Divisio : Spermatophyta
manghas, L Sub Divisio : Angiospermae
8 Berembang Sonneratia Sonneratia, sp Class : Monocotyledonae
9 Jawi - jawi Ficus, sp Familia : Gramineae
10 Keduduh Senduduk Melastoma Genus : Pogonatherum
candidum D.Don Species : Pogonatherum, sp
11 Kelapa Kelapa Elaeis guineensis
sawit sawit
5. Bambu kuning
12 Kempas Koompassia
malaccensis
13 Manggis Manggis Garcinia, sp Divisio : Spermatophyta
14 Pandan Pandan Pandanus, sp Sub Divisio : Angiospermae
15 Putat Barringtonia Class : Monocotyledonae
spicata Familia : Graminae
16 Rengas Rengas Gluta renghas Genus : Bambusa
17 Rumbia Nipah Nypa fruticans Species : Bambusa vulgaris,
Wurmb Schrad
18 Rumput Hymenachne
kumpai acutigluma
19 Rumput teki Rumput Cyperus rotundus
teki
6. Binjai
20 Waru Waru laut Hibiscus
tiliaceus,L
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
3.2. Menentukan Klasifikasi
Class : Dicotyledonae
Ordo : Sapindales
1. Akasia
Familia : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Divisio : Spermatophyta
Species : Mangifera caesia
Sub Divisio : Angiospermae
Class : Dycotyledonae
7. Bintaro
Ordo : Rosales
Familia : Leguminosae
Divisio : Spermatophyta
Genus : Acasia
Sub Divisio : Angiospermae
Species : Acasia sp
Classes : Dicotyledonae
Familia : Apocynaceae
2. Alang - alang
Genus : Cerbera
Species : Cerbera manghas L
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
8. Berembang
Class : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Divisio : Spermatophyta
Familia : Gramineae
Sub Divisio : Angiospermae
Genus : Imperata
Class : Dicotyledonae
Species : Imperata cylindrica,
Familia : Sonneratiaceae

___________________________________________________________________________________
Identifikasi Vegetasi Di Koridor...............( Euthalia Hanggari Sittadewi) 115
Genus : Sonneratia Species : Pandanus, sp
Species : Sonneratia, sp
15. Putat
9. Jawi – jawi
Divisio : Spermatophyta
Divisio : Spermatophyta Sub Divisio : Angiospermae
Sub Divisio : Angiospermae Class : Dicotyledoneae
Class : Dicotyledoneae Familia : Lecythidaceae
Familia : Moraceae Genus : Barringtonia
Genus : Ficus Species : Barringtonia asiatica (L)
Species : Ficus, sp Kurz

10. Keduduh 16. Rengas

Divisio : Spermatophyta Divisio : Spermatophyta


Sub Divisio : Angiospermae Sub Divisio : Magnoliophyta
Class : Monocotyledonae Class : Dicotyledonae
Familia : Melastomaceae Ordo : Sapindales
Genus : Melastoma Familia : Anacardiaceae
Species : Melastoma candidum Genus : Gluta
D.Don Species : Gluta renghas L

11. Kelapa sawit 17. Rumbia

Divisio : Spermatophyta Divisio : Spermatophyta


Sub Divisio : Angiospermae Sub Divisio : Angiospermae
Class : Monocotyledonae Class : Monocotyledonae
Familia : Arecaceae Familia : Arecaceae
Genus : Elaeis Genus : Nypa
Species : Elaeis guineensis Species : Nypa fruticans Wurmb

12. Kempas 18. Rumput kumpai

Divisio : Spermatophyta Divisio : Spermatophyta


Sub Divisio : Angiospermae Sub Divisio : Angiospermae
Class : Dicotyledonae Class : Monocotyledonae
Ordo : Fabales Ordo : Cyperales
Familia : Fabaceae Familia : Poaceae
Genus : Koompasia Genus : Hymenachne
Species : Koompassia Species : Hymenachne acutigluma
malaccensis
19. Rumput teki
13. Manggis
Divisio : Spermatophyta
Divisio : Spermatophyta Sub Divisio : Angiospermae
Sub Divisio : Angiospermae Class : Monocotyledonae
Class : Dicotyldonae Ordo : Cyperales
Familia : Guttiferae Familia : Cyperaceae
Genus : Garcinia Genus : Cyperus
Species : Garcinia mangostana L Species : Cyperus rotundus

14. Pandan 20. Waru

Divisio : Spermatophyta Divisio : Spermatophyta


Sub Divisio : Angiospermae Sub Divisio : Angiospermae
Class : Monocotyledonae Class : Dicotyledonae
Familia : Pandanaceae Familia : Malvaceae
Genus : Pandanus Genus : Hibiscus

___________________________________________________________________________________
116 Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 10 No. 2 Agustus 2008 Hlm. 112-118
Species : Hibiscus tiliaceus L meletakkan telur dari fauna sungai
(Maryono, 2005)
(Van Steenis, 1975 ; Kitamura, 1997 ; Noor, 2006; Jenis – jenis tanaman lokal dari hasil
http://www.selera-kita.n1/latin.htm1) identifikasi yang dapat digunakan untuk
mempertahankan zona ini yaitu pandan
3.3. Penggunaan Vegetasi Lokal untuk (Pandanus, sp), keduduh (Melastoma
mempertahankan Kondisi Lokal (Zona) candidum D.Don), rumput teki (Cyperus
tertentu dalam Penerapan Bioengineering. rotundus), rumput kumpai (Hymenachne
acutigluma) dan alang – alang (Imperata
Vegetasi lokal di Koridor Sungai Siak antara cylindrica).
Dusun Buatan dan Sigentil dapat digunakan untuk
mempertahankan kondisi lokal (zona) tertentu
dalam penerapan Bioengineering di daerah
tersebut.

Adapun kondisi lokal (zona) yang harus


dipertahankan adalah :

a. Zona Perakaran Pohon Gambar 5. Keduduh Gambar 6. Pandan


(Melastoma candidum (Pandanus, sp)
Zona perakaran pohon pinggir sungai D.Don)
merupakan tempat yang sangat disenangi
berbagai jenis ikan. Lokasi ini sangat perlu
dipertahankan karena secara hidraulik
dapat menahan gerusan atau erosi tebing
sungai, sekaligus menjadi pemecah energi
sungai (Maryono, 2005)
Dari hasil identifikasi vegetasi lokal, jenis
tanaman lokal yang dapat digunakan untuk
mempertahankan zona ini adalah jenis Gambar 7. Rumput Gambar 8. Rumput
rengas (Glutha renghas) dan bintaro kumpai (Hymenachne teki
(Cerbera manghas, L). acutigluma) (Cyperus rotundus )

c. Zona Tumbuhan Besar

Vegetasi pada zona ini mempunyai fungsi


hidraulik dan ekologi yang signifikan
sehingga perlu dipertahankan. Fungsi
hidrauliknya antara lain sebagai penahan
tebing dari longsor, penahan erosi kaki
tebing, peredam energi zona perakaran
yang masuk ke badan sungai, serta sebagai
Gambar 3. Rengas Gambar 4. Bintaro media munculnya mata air di pinggir sungai.
(Gluta renghas ) (Cerbera manghas,L ) Sedangkan fungsi ekologinya antara lain
sebagai pemasok bahan makanan bagi
b. Zona Tumbuhan Perdu dan Herba fauna sungai, sebagai stabilisator
temperatur dan kelembaban udara,
Perdu dan herba hidup di daerah amphibi pemasok oksigen (O2), penyerap CO2, dsb
(daerah batas zona aquatik dan zona (Maryono, 2005).
darat). Keberadaan vegetasi ini berperan Dari hasil identifikasi vegetasi lokal,
penting bagi ekologi fauna sungai maupun jenis tanaman yang dapat digunakan untuk
secara hydraulik sungai. Perdu dan herba mempertahankan Zona Tumbuhan Besar
merupakan habitat bagi fauna sungai yang adalah bambu kuning (Bambusa vulgaris,
berperan sebagai pelindung matahari, Schrad), bambu kasap (Pogonatherum, sp),
peredaran kecepatan aliran air dan sebagai nipah (Nypa fruticans, Wurmb)
penyedia bahan makanan. Zona ini juga
digunakan sebagai tempat berlindung,
beristirahat, dan sebagai tempat

___________________________________________________________________________________
Identifikasi Vegetasi Di Koridor...............( Euthalia Hanggari Sittadewi) 117
• Vegetasi lokal di koridor suatu sungai
mempunyai peranan yang sangat penting
untuk perbaikan dan perlindungan tebing

DAFTAR PUSTAKA

Maryono, A., 2005. Eko – Hidraulik.


Pembangunan Sungai, Edisi Eedua. Magister
Sistem Teknik Program Pasca Sarjana,
Gambar 9. Bambu Gambar 10. Nipah Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Kuning (Bambusa (Nypa fruticans
vulgaris, Schrad) Wurmb) Maryono, A., 2003. Pembangunan Sungai
Dampak dan Restorasi Sungai. Magíster
Sistem Teknik Program Pasca Sarjana,
4. KESIMPULAN Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Dari hasil identifikasi vegetasi di Koridor Sungai Menteri Negara Lingkungan Hidup, 2005.
Siak antara desa Buatan dan Sigentil diperoleh Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup
beberapa kesimpulan sebagai berikut : Dalam Kaitannya Dengan Pengelolaan DAS.
Prosiding Seminar Penyelamatan Dan
• Vegetasi lokal yang ditemukan terdiri dari 3 Pelestarian Daerah Aliran Sungai Siak. Unri
(tiga) familia yaitu rumput – rumputan, perdu Press, Pekanbaru.
dan pohon - pohonan. Diantara ketiga familia
tersebut yang paling dominan adalah pohon – Noor, Y.R cs, 2006. Panduan Pengenalan
pohonan. Magrove Di Indonesia. Wetlands International
• Dari familia rumput – rumputan dijumpai 3 Indonesia Programme, Bogor, Indonesia
(tiga) jenis yaitu rumput teki dan rumput
kumpai dan alang – alang. Dari familia perdu Kitamura, S cs, 1997. Handbook of Mangrove In
hanya ditemukan 2 (dua) jenis yaitu pandan Indonesia. The development of Sustainable
dan keduduh sedangkan dari marga pohon – Mangrove Management Project. Ministry of
pohonan dijumpai 16 jenis yaitu akasia, asam Forestry Indonesia and Japan International
payau, bambu kasap, bambu kuning, binjai, Cooperation Agency, Bali, Indonesia.
bintaro, jawi – jawi, berembang, kelapa sawit,
kempas, manggis, putat, rengas, rumbia, waru. Van Steenis, C.G.G.J cs, 1975. Flora. Untuk
• Dari 16 jenis pohon – pohonan, yang paling Sekolah di Indonesia. Pradnya Paramita,
dominan didapatkan adalah rengas, bintaro, Jakarta.
nipah.
• Dari hasil identifikasi vegetasi lokal, jenis – Zainal, R, 2005. Kebijakan Pemerintah Propinsi
jenis tanaman yang disarankan untuk dapat Riau Dalam Pengelolaan DAS. Prosiding
digunakan dalam mempertahankan kondisi Seminar Penyelamatan Dan Pelestarian
lokal (zona) tertentu dalam pelaksanaan Daerah Aliran Sungai Siak. Unri Press,
Bioengineering adalah : rengas, bintaro, Pekanbaru.
pandan, keduduh, rumput teki, rumput
kumpai, alang – alang, bambu kuning, bambu http://www.selera-kita.n1/latin.htm1. Nama Latin
kasap dan nipah. Botani Indonesia.

___________________________________________________________________________________
118 Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 10 No. 2 Agustus 2008 Hlm. 112-118

Potrebbero piacerti anche