Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
TINJAUAN PUSTAKA
Preoksigenasi pada Anestesi Umum
Preoxygenation in General Anesthesia
Faizal Rahmat Malawat*, Bondan Irtani Cahyadi*
*
Bagian Anestesi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi, Semarang
Corespondence/ Korespondensi : faizalmalawat@gmail.com
ABSTRACT
hypoxia with preoxygenation. Until definitive control of the airway can be reached,
anesthesiologists can provide 100% oxygen which allows the entry of oxygen into the
lungs and helps prevent hypoxia.
Keywords: anesthesia; desaturation; hypoxia; preoxygenation; shunting
ABSTRAK
Latar Belakang: Pemantauan saturasi hemoglobin selama tatalaksana jalan napas
penting untuk keselamatan pasien. Desaturasi di bawah 70% menghantarkan pasien
pada risiko mengalami disritmia, dekompensasi hemodinamik, kerusakan otak akibat
hipoksia dan kematian. Tantangan untuk dokter emergensi adalah dapat melakukan
intubasi endotrakeal secara cepat tanpa hipoksia atau aspirasi. Preoksigenasi dengan
100% oksigen sebelum induksi anestesi, merupakan manuver yang diterima secara luas
yang dapat meningkatkan penyimpanan oksigen tubuh, sehingga menunda onset
desaturasi selama periode apnea setelah induksi anestesi dan musclerelaksan.
Tujuan: Tujuan preoksigenasi adalah mengganti nitrogen di FRC dengan oksigen;
yang disebut proses denitrogenasi. Hal ini memiliki dampak pada penyimpanan oksigen
tubuh dan meningkatkan toleransi terhadap apneu secara substansial. Preoksigenasi
efektif menghasilkan batas aman untuk intubasi darurat dan memperpanjang durasi dari
apnea tanpadesaturasi.
Metode: Preoksigenasi di dalam kamar operasi biasanya menggunakan sirkuit yang
terpasang pada mesin anestesi, yang akan memberikan FiO2 yang tinggi. Kemudian,
keberhasilan dari preoksigenasi dapat terus dinilai dengan memperkirakan derajat
denitrogenasi menggunakan penganalisa gas untuk menentukan konsentrasi fraksi
oksigen yang dihembuskan (FeO2). Untuk operasi pasien dengan risiko aspirasi yang
tinggi, anestesi mengembangkan induksi dengan sekuens cepat dengan cara pemberian
sedatif dan paralitik tanpa ventilasi secara simultan sembari menunggu paralitik berefek,
sehingga dapat mengurangi risiko aspirasi. Posisi supine tidak ideal untuk mencapai
preoksigenasi optimal, karena menjadi lebih sulit untuk mengambil napas penuh dan
lebih banyak bagian paru posterior yang menjadi prone sampai kolaps. Sebaliknya posisi
trendelenburg akan meningkatkan preoksigenasi dan mungkin berguna pada pasien yang
diimobilisasi karena kemungkinan spinalinjury.
Simpulan: Dalam keadaan apneu, faktor yang memiliki efek terbesar pada waktu
tercapainya hipoksia kritis adalah FRC, konsentrasi oksigen alveoli, dan kecepatan
metabolisme. Konsentrasi hemoglobin dan derajat pirau sirkulasi kurang penting
dibandingkan faktor-faktor diatas. Ahli anestesi dapat menghindari hipoksia dengan
preoksigenasi. Sampai kontrol definitif jalan napas dapat dicapai, ahli anestesi dapat
memberikan oksigen 100% sehingga memungkinkan masuknya oksigen ke paru dan
membantu mencegah terjadinya hipoksia.
Kata kunci: anestesi; desaturasi; hipoksia; pirau; preoksigenasi
memperpanjang durasi dari apnea tanpa yang digunakan pada penelitian ini
desaturasi. Di ruang operasi, sirkuit memiliki katup ekspirasi yang mencegah
anestesi digunakan untuk memberikan terjebaknya udara ruangan. Dapat
FiO2 yang tinggi. Bahkan, derajat disimpulkan bahwa penggunaan BVM
denitrogenasi dapat diukur dengan yang berbeda dan adanya katup ekspirasi
mengukur FeO2 (fraksi ekspirasiOksigen) berperan pada perbedaan keberhasilan
selama preoksigenisasi. Dengan preoksigenasi, seperti yang telah
perikiraan konsentrasi karbondiokisa didemonstrasikan para peneliti terdahulu.14
sebesar 5%, kadar FeO2 90% sesuai Dapat disimpulkan bahwa
dengan perkiraan konsentrasi nitrogen keberhasilan preoksigenasi tergantung
alveolar yaitu 5%. Hal ini telah menjadi dari kualitas penempelan, yang
acuan klinis dan batas akhir kemungkinan berdampak buruk dengan
preoksigenasi komplet. Penilaian menggunakan NK Nasal kanul.
kontinyu dari FeO2 juga membantu ahli Menariknya, Gagnon dkk. mende-
anestesi untuk mengidentifikasi kejadian monstrasikan berkurangnya keberhasi-
saat preoksigenasi suboptimal, mislnya,
lan preoksigenasi saat mereka dengan
dengan penempelan masker yang kurang sengaja membuat kebocoran menggunakan
baik, mendorong penyesuaian pada pipa nasogastric dibawah masker.10,13,14
teknik.1,2,11,12,13
Penambahan katup PEEP pda BVM
Di luar lingkungan ruang operasi, juga diduga meningkatkan FeO2 sesuai
dokter mengandalkan periode 3 menit dengan penelitian sebelumnya yang
preoksigenasi, yang secara tradisional menunjukkan peningkatan preoksigenasi
dengan bernapas lewat sumber yang dengan PEEP. Penambahan katup PEEP
diduga menghasilkan FiO2 tinggi
dengan pegas pada BVM sekali pakai
menggunakan sistem BVM (bag-valve- juga dapat mengurangi terjebaknya udara
mask) atau NRM (none rebreather mask). ruang di sekitar katup ekspirasi pada alat-
Robinson dan Ercole menunjukkan alat ini. Peningkatan preoksigenasi dapat
kesetaraan FeO2 yang didapatkan dari diidentifikasi pada pasien dengan
preoksigenasi dengan BVM dan NRM . penyakit paru yang mendapat bantuan
Bagaimanapun, sirkuit anestesi pada PEEP untuk memperbaiki alveolus dan
mesin anestesi lebih baik dibandingkan jalan napaskecil.10,13
alat tersebut. Sebaliknya, bahwa Sebuah studi pada tahun 1984
preoksigenasi dengan BVM model ketika oximetri masih awal
khusus didapatkan rerata FeO2yang setara dikembangkan mengungkapkan betapa
dengan sirkuit anestesi dan lebih baik cepat hipoksemia terjadi pada individu
secara signifikan daripada NRM. Peneliti
yang sehat dan bugar 1 menit setelah
sebelumnya menemukan bahwa pada induksi anestesi saat preoksigenasi tidak
pasien yang bernapas spontan, FiO2 dilakukan. Rata-rata SaO2 sebesar85,5%
disalurkan oleh BVM tanpa katup 1 menit setelah induksi. Ketika
ekspirasi satu arah lebih rendah secara preoksigenasi dilakukan (meskipun hanya
signifikan dibandingkan dengan yang sebentar dan tidak sempurna), SaO2
memiliki katup ekspirasi satu arah. BVM menjadi >90% pada semua individu yang
Gambar 1. Simulasi waktu per ubahan ter hadap tekanan par sial oksigen ar ter i dan
saturasi oksigen hemoglobin arteri pada individu yang sehat yang dilakukan
preoksigenasi selama 3 menit dan kemudian mengakibatkan henti napas dengan hambatan
jalan napas. Grafik ini dihasilkan oleh simulator FisiologiNottingham
kandungan oksigen di dalam paru. (kepala 30 derajat lebih tinggi dari kaki)
juga meningkatkan preoksigenasi dan
Lane et al melaporkan secara acak
mungkin berguna pada pasien yang tidak
dan terkontrol dari preoksigenasi pasien
dapat terikat pada bahu, yang
posisi head-up 20 derajat versus
diimobilisasi karena kemungkinan spinal
kelompok kontrol pasien dengan posisi
injury.
supine. Setelah 3 menit preoksigenasi,
pasien menerima sedasi, pelumpuh otot Manfaat tambahan dari posisi
dan kemudian diikuti penurunan saturasi kepala lebih tinggi adalah laring dapat
dari 100% menjadi 95%. Kelompok head terbuka yang lebih baik selama
-up membutuhkan waktu 386 detik untuk laringoskopi direk.
mencapai saturasi tersebut dan pada
pasien posisi supine memerlukan waktu RINGKASAN
283 detik. Saat ini, Ramkumar et al Jika ventilasi tidak mungkin setelah
mengkonfirmasi hasil ini, dalam kelompok timbulnya apneu, faktor yang memiliki
head up 20 derajat membutuhkan waktu efek terbesar pada waktu tercapainya
452 detik untuk desaturasi dan 364 detik hipoksia kritis adalah FRC, konsentrasi
untuk kelompok supine. 14-20 oksigen alveoli, dan kecepatan
Altermatt et al memeriksa secara metabolisme. Konsentrasi hemoglobin
spesifik preoksigenasi pada pasien dan derajat shunting sirkulasi kurang
obesitas (bmi >35). Penelitian secara penting dibandingkan faktor-faktor
acak dan terkontrol membandingkan diatas.
waktu apnea yang aman pada pasien Ahli anestesi dapat menghindari
terintubasi yang menerima preoksigenasi hipoksia dengan preoksigenasi. Hingga
dalam posisi duduk dibandingkan dengan jalan napas definitif dapat tercapai, ahli
yang menerima preoksigenasi dalam anestesi dapat memberikan oksigen
posisi berbaring datar. Setelah dilakukan 100% ke jalan napas yang paten sehingga
RSI, trakea terintubasi, pasien apnea dan memungkinkan masuknya oksigen secara
tidak terhubung denganaliran gas pasif ke paru dan membantu mencegah
anestesia sampai level SpO2 menurun terjadinya tekanan intratorakal sub
dari 100% menjadi 90%. Pasien yang atmosferik.
dilakukan preoksigenasi dalam posisi
duduk membutuhkan waktu 214 detik DAFTAR PUSTAKA
untuk desaturasi dibandingkan pasien
1. Weingart SD, Levitan RM.
yang dipreoksigenasi dalam posisi
Preoxygenation and prevention of
berbaring membutuhkan waktu 162
desaturation during emergency
detik. Dixon et al menunjukkan manfaat
airway management. Ann Emerg
serupa pada 3 randomized controlled trial
Med.2012;59:165-75.
pada pasien dengan body mass index
2. Lauscher P, Mirakaj V, Koenig K,
lebih besar dari 40 yang mana
Meier J. Why hyperoxia matters
diposisikan pada posisi head up 30
during acute anemia. Minerva
derajat.5,21,22,23,24
Anestesiol 2013;79:643-51.
Sebaliknya posisi Trendelenburg 3. Pelosi P, Ravagnan I, Giurati G,