Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
1/April 2011
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica
Mukhlis*
Edy Batara Mulya Siregar**
Sri Fajar Ayu**
*Mahasiswa Magister Agribisnis Universitas Medan Area
**Dosen Fakultas Pertanian Universitas Medan Area
ABSTRACT
Smallholder rubber plantations in South Tapanuli still have the opportunity and huge
potential , especially when associated with a society that is still largely rely on rubber plants
as an option for propagation . The availability of potential land is still quite wide and
supported by government policy in the development of rubber plants also provide great
opportunities to the business development of rubber plants in South Tapanuli . Commodity
rubber in South Tapanuli a plantation commodities that contributed greatly to the economic
development of society . Development of agri commodities rubber growing along with
improving commodity prices of rubber inlocal markets , nationally and internationally.
Business financially viable smallholder rubber plantations to be developed . Parameter
estimation results show that only a partial area of variable parameters rubber previous year (
when different variables ) that significantly influenced the total area . While other parameters
rubber real price , price Rid TBS and dummy effect is not real autonomy to the area ! rubber .
Coefficient djfferential positive shift indicates that the partial commodity is a commodity
rubber plantations do not have a competitive advantage in all areas South Tapanuli .
Competitive advantage and rubber commodity acreage only contained in the district of
Batang Toni and Angkola West .
19
Agrica (Jurnal Agribisnis Sumatera Utara) Vol.4 No.1/April 2011
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica
Mel 2011. Lokasi Penelitian ditentukan kualitatif. Analisis deskriptif dan kualitatif
pada empat kecamatan yang merupakan digunakan untuk mengetahui sistim
sentra komoditi karet di Kabupaten kelembagaan apa saja yang menunjang
Tapanuli Selatan. Pada setiap kecamatan pengembangan komoditi perkebunan
dipilih masing-masing empat desa yang karet rakyat yang meliputi lembaga
terbesar memilki perkebunan karet. pemerintah,, swasta maupun masyarakat.
Pemilihan lokasi ini dilakukan secara Anal isis kuantitaif dilakukan untuk
sengaja (purposive sampling) dengan menghitung: (1) Analisis kelayakan usaha
pertimbangan bahwa desa-desa dan perkebunan karet rakyat, (2) analisis
kecamatan terpilih merupakan wilayah respon luas areal, (3) Analisi Shift Share
sentra produksi karet. dan (4) analisis lokasional.
Unit contoh dalam penelitian ini
adalah petani, pedagang pengumpul, HASIL DAN PEMBAHASAN
pedagang besar/pedagang antar pulau. Kondisi pasar karet di kabupaten
Pengambilan unit contoh dalam penelitian Tapanuli Selatan telah mampu menarik
ini dilakukan secara acak di setiap minat masyarakat untuk memilih karet
wilayah penelitian dengan sampel sebagai pilihan untuk dibudidayakan.
sebanyak 20 orang di setiap desa sehingga Namun dilihat dan realitas harga saat ini
total sampel yang di data sebanyak 80 ditingkat petani dengan kisaran harga Rp
orang. Sedangkan untuk mengetahui jalur 15.000-20.000 per kg sesungguhnya
tataniaga komoditi karet mulai dan petani sudah dapat menmgkatkan pendapatan
sampai eksportir diakukan dengan pekebun karet. Rentangan harga antara
menelusuri pedagang pengumpul dan rantai pasar I (pertama) sampai dengan
pedagang besar yang dianggap mewakili pabrik masih panjang, sehingga masih
setiap jalur tataniaga yang diambil secara terdapat kesenjangan harga yang
sengaja, dengan distribusi masing-masing signifikan antara harga ditingkat petani
desa diambil delapan contoh pedagang dengan harga di pabrik crumb rubber.
pengumpul dan empat contoh pedagang Sebagai contoh harga karet dalam bentuk
besar yang berada di kota kecamatan. lump saat ini ditingkat petani hanya Rp.
Data yang diperlukan untuk 17.000/kg (kadar air 70%), sedangkan
penelitian ini terdiri atas data primer dan harga di pabrik Crumb rubber di Medan
data sekunder. Data primer untuk Rp. 19.500,- (kadar air 100%). Akan tetapi
memperoleh informasi tentang aspek harga ditingkat petani inipun sudah dapat
ekonomi dan kelembagaan diperoleh mensejahterakan pekebun karet di
melalui wawancara dengan responden Tapanuli Selatan. Pengembangan tanaman
yang telah ditentukan dengan karet di Kabupaten Tapanuli Selatan
menggunakan daftar pertanyaan merupakan salah satu upaya dalam
terstruktur yang telah dipersiapkan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
sebelumnya. Data sekunder diperoleh dan terutama petani karet.
instansi-instansi yang berkaitan langsung Sentra komoditi karet di
dengan komoditi karet yalta Dinas Kabupaten Tapanuli Selatan tersebar di
Perindustrian dan Perdagangan, Dinas 12 kecamatan dengan sentra utama athlah
Koperasi, Dinas Perkebunan dan kecamatan Batang Toni, Angkola Barat,
Pertanian serta lembaga yang terkait. Batang Angkola dan Marancar. Produksi
Dalam penelitian ini digunakan komoditas karet rakyat di Kabupaten
metode analisis deskriptif, kuantitatif dan Tapanuli Selatan dapat mencapai 6.425,11
20
Agrica (Jurnal Agribisnis Sumatera Utara) Vol.4 No.1/April 2011
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica
ton per tahun atau 17.60 ton per han, Sumber Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli
produksi tertinggi terdapat di kecamatan Selatan Tahun 2009
Batang Toni sebesar 2.335,50 ton yang Produktivitas karet rata-rata di
disusul oleh kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan adalah
sebesar 724,35 ton Tabel 1). sebesar 780 kglhaltahun, angka ini lebih
Luas komoditi karet di Kabupaten besar dan pada rata-rata produktivitas
Tapanuli Selatan setiap tahun mengalami karet secara nasional yaitu sebesar 600
peningkatan (0.87%), hal ini disebabkan kglha/tahun (Balitbangtan Deptan, 2005).
prospek dan harga komoditi karet baik Volume perdagangan karet tahun 2009 di
lokal maupun nasional bahkan Kabupaten Tapanuli Selatan adalah
intemasional terus mengalami sebesar 6.425,11 ton x Rp. 15.000/kg
peningkatan. Hal ini menjadikan adalah sebesar Rp. 96.376.650.000,-.
masyarakat petani Kabupaten Tapanuli Perdagangan yang dilakukan oleh petani
Selatan cukup antusias dengan budidaya adalah prdagangan lokal melalui
komoditi karet. Terhadap perekonomian pedagang pengumpul (baik pedagang
daerah, komoditi karet membenikan pengumpul desa, kecamatan maupun
sumbangan sebesar 1,1% bagi PDRB kabupaten). Petani karet sampai saat ini
sector pertanian. Secara nasional belum terlibat langsung dengan kegiatan
komoditi karet merupakan komoditas ekpor komoditas karet keluar negeri.
yang banyak mendatangkan devisa,
sebagai akibat dan kegiatan ekspor. Analisa Potensi Pasar
Percepatan pengembangan komoditi Kapasitas pabrik pengolahan
karet merupakan langkah strategis untuk crumb rubber pada saat ini sudah
lebib memperkuat perekonomian wilayah mencukupi untuk mengolah bahan baku
regional dan nasional, meningkatkan yang tersedia, namun pada lima tahun
devisa dan mensejahterakan masyarakat. mendatang diperlukan investasi baik
untuk merehabilitasi pabrik yang ada
Tabel 1. Luas Tanamn dan Produksi maupun untuk membangun pabrik
Komoditi Karet di Kabupaten Tapanuli pengolahan baru untuk menampung
Selatan, Tahun 2009 pertumbuhan pasokan bahan baku.
Prospek bisnis pengolahan crumb rubber
Luas ke depan diperkirakan tetap menarik,
Produksi karena marjin keuntungan yang diperoleh
No. Kecamatan Tanam
(Ton)
(Ha) pabrik relatif pasti. Marjin pemasaran
I BatangAngkola 1.355,0 587,00 antara tahun 2005-2007 di Sumatera
2 Sayurmatinggi 162.25 193,00 Selatan, Jambi dan Kalimantan Barat
3 Angkola Timur 1.303,00 435,76
berkisar antara 3,7 — 3 2,5% dan harga
4 Angkola Selatan 826,75 424,50
5 AngkolaBarat 6.21 1,50 724,35 FOB, tergantug pada tingkat harga yang
6 Batang Toru 5.44 1,25 2.335,50 berlaku (Balitbangtan Deptan, 2008).
7 Marancar 1.411,50 541,00 Pada umumnya marjin yang diterima
8 Sipirok 637,50 96,00 pabrik akan semakin besarjika harga
9 Arse 714,00 192,50 karetjuga meningkat.
Saipar Dolok Potensi daya saing komoditas karet
10 7 10,25 103,00
Hole
dibandingkan dengan daerah lain tidak
11 AekBilah 1.181,50 92,50
Muara Batang
terlalu berat karena kondisinya hampir
12 213,00 0 sama. Pasar lokal di Provinsi Sumatera
Torn
Juiniah 20.167,50 6.425,11 Utara sangat terbuka besar, yang
21
Agrica (Jurnal Agribisnis Sumatera Utara) Vol.4 No.1/April 2011
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica
22
Agrica (Jurnal Agribisnis Sumatera Utara) Vol.4 No.1/April 2011
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica
23
Agrica (Jurnal Agribisnis Sumatera Utara) Vol.4 No.1/April 2011
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica
rakyat dapat memberikan keuntungan bahwa model cukup baik, karena dapat
bagi petani, sebingga layak untuk menerangkan pengaruh peubah penjelas
diusahakan (dikembangkan), tinggal terhadap luas areal tanaman karet dengan
bagaimana peran pemenintah dalam tingkat kepercayaan sebesar 81.2 persen.
menjembatani usaha yang dikembangkan Dari hasil pendugaan parameter
oleh masyarakat tersebut terutama dalam memperlihatkan bahwa secara parsial
peningkatan produktivitas tanaman dan hanya parameter peubah luas areal karet
perbaikan harga. Selain itu perlu tahun sebelumnya (peubah beda kala)
memotivasi petani dalam meningkatkan yang nyata berpengarub terhadap luas
produktivitas usahanya, yaitu melalui areal. Sedangkan parameter lainnya harga
perbaikan kualitas SDM untuk dapat ne! karet, harga riel TBS dan dummy
memanfaatkan dan menggunakan otonomi daerah berpengaruh tidak nyata
teknologi budidaya, penggunaan bibit terhadap luas areal karet.
unggul, membangun infrastruktur Walaupun, parameter dugaan
(khususnya transportasi) dan perannya harga niel karet bertanda positif dan tidak
dalam penyediaan informasi harga sesuai dengan harapan karena tidak
berbagai komoditi serta perbaikan harga berpengaruh nyata terhadap luas areal
input produksi maupun output produksi. pada taraf lima persen. Artinya dengan
Sehingga diharapkan dapat memacu kenaikan harga karet belum dapat
petani dalam meningkatkan usahanya, memberikan dorongan dan
yang pada akhimya akan memperbaiki mempengaruhi keputusan petani untuk
tingkat pendapatan petani dan melakukan perluasan areal tanaman
meningkatkan pendapatan daerah serta karet. Seharusnya kenaikan harga karet
mendatangkan devisa bagi negara. semakin memacu motivasi petani dalam
melakukan aktivitas usahanya, atau
5.5. Respon Luas Areal Tanaman Karet dengan kata lain harga merupakan
Pada persamaan luas areal insentifbagi petani untuk meningkatkan
tanaman karet rakyat (APR), peubah perluasan arealnya.
penjelas yang dimasukkan adalah harga Parameter peubah harga TBS,
rid karet di tingkat petani (HBK), harga harga karet dan dummy otonomi daerah
rid TBS kelapa sawit (FtC), peubah bernilai positif namun tidak berpengaruh
bedakala (APR) dan dummy otonomi nyata terhadap luas areal pada taraf Jima
daerah (D) Pendugaan parameter dengan persen. Memberikan pengertian bahwa
menggunakan metode juiniah kuadrat peubah harga TBS, harga karet dan
terkecil (ordinary least square). dummy otonomi daerah belum dapat
Berdasarkan hasil pendugaan memberikan dorongan dan
parameter model respon luas areal mempengaruhi keputusan petani untuk
komoditi karet rakyat pada Tabel 9, telah perluasan areal tanaman karet. Hal
diperoleh koefisien determinasi (R2) tersebut didasarkan pada kondisi net di
sebesar 81.2, artinya keragaman luas lapangan yang memperlihatkan bahwa
areal tanaman karet dapat dijelaskan oleh petani melakukan perluasan areal
keragaman peubah penjelas sebesar 81.2 tanamannya jika tanaman karet yang
persen, dan sisanya sebesar 18.8 persen diusahakan sebelumnya sudah
yang tidak dapat dijelaskan dalam model menghasilkan. Sebab pada umumnya
tersebut. Nilai F hitung 22.40 dan nyata petani dalam melakukan perluasan areal
dalam taraf lima persen, mengindikasikan sering menghadapi kendala keterbatasan
24
Agrica (Jurnal Agribisnis Sumatera Utara) Vol.4 No.1/April 2011
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica
25
Agrica (Jurnal Agribisnis Sumatera Utara) Vol.4 No.1/April 2011
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica
26
Agrica (Jurnal Agribisnis Sumatera Utara) Vol.4 No.1/April 2011
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica
27
Agrica (Jurnal Agribisnis Sumatera Utara) Vol.4 No.1/April 2011
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica
28
Agrica (Jurnal Agribisnis Sumatera Utara) Vol.4 No.1/April 2011
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica
bergabung dengan KUD atau koperasi dan dan luas areal komoditi karet hanya
atau kelompok tani, dan kebanyakan terdapat di kecamatan Batang Toni dan
anggota yang bubar dengan sendirinya Angkola Barat.
maupun tidak mau bergabung lagi.
6.2. Saran
SIMPULAN DAN SARAN 1. Perlu dibentuk kelembagaan petani
6.1. Kesimpulan perkebunan karet yang dapat
1. Komoditi karet di Kabupaten Tapanuli menampung aspirasi dan kepentingan
Selatan merupakan salah satu komoditi serta memiliki kerberpihakan kepada
perkebunan yang penting karena petani, balk secara vertikal maupun
memberikan kontribusi yang besar bagi horizontal.
pengembangan ekonomi masyarakat. 2. Untuk pengembangan komoditi karet di
2. Agribisnis komoditi karet di Kabupaten Kabupaten Tapanuli Selatan lebih lanjut,
Tapanuli Selatan terus berkembang maka daya saing produk harus
seiring dengan membaiknya harga ditmgkatkan dengan cam peningkatan
komoditi karet di pasar lokal, nasional kualitas produk sehingga poetensi pasar
dan internasional. yang besar dan harga dapat diperoleh.
3. Berdasarkan analisis potensi pasar dan
potensi daya saing produk, maka komoditi DAFTAR PUSTAKA
karet mempunyai sejuiniah keunggulan Aidi, D.S. 2007. Pengembangan Agribisnis
sehingga kegiatan pengembangan Karet Berbisnis Lateks dan Kayu.
komoditi karet di Kabupaten Tapanuli Balai Penelitian Karet Sungai Putih.
Selatan berprospektifbesar dan balk. Medan.
4. Secara keseluruhan usaha perkebunan Amypalupy, K. 1998. Produksi Bahan
karet rakyat di wilayah penelitian masih Tanaman Karet, pp 34-44. Dalam:
memberikan ni!ai keuntungan, apabila Pengelolaan Bahan Tanam Karet.
didasarkan pada tingkat harga karet yang Balit Sembawa-Puslit Karet.
berlaku ditingkat petani (harga bell di Palembang.
pedagang pengumpul). Secara finansial Badan Statistik Sumatera Utara. 200 1-
usaha perkebunan karet rakyat layak 2005. Sumatera Utara dalam Angka.
untuk dikembangkan. Badan statistik Sumatera Utara.
5. Hasil pendugaan parameter Medan.
memperlihatkan bahwa secara parsial Deptan. 2006. Program dan Kagiatan
hanya parameter peubah luas areal karet Departemen Pertanian Tahun 2007.
tahun sebelumnya (peubah beda kala) Departemen Pertanian. Jakarta.
yang nyata berpengaruh terhadap luas Daslin, A. 2002. Produktivitas Kion Karet
areal. Sedangkan parameter lainnya harga Anjuran dan Kesesuaiannya pada
riel karet, harga rid TBS dan dummy Berbagai Kendala Lingkungan.
otonomi daerah berpengaruh tidak nyata Warta Pusat Penelitian Karet. 21:1-
terhadap luas areal karet. 3.
6. Koefisien djfferential shtfi yang Dijkman, M.J. 1951. Hevea. Thirty Years of
positifmenunjukkan bahwa secara parsial Research in the Far East. University
komoditi karet merupakan komoditi of Miami Press. Coral Gables. Florida.
perkebunan tidak memiliki keunggulan Dinas Perkebunan Sumut. 1995-2007.
kompetitif di seluruh wilayah Kabupaten Data Statistik Perkebunan Sumatera
Tapanuli Selatan. Keunggulan kompetitif
29
Agrica (Jurnal Agribisnis Sumatera Utara) Vol.4 No.1/April 2011
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrica
30