Sei sulla pagina 1di 7

Analisis Kurs Rupiah Terhadap Dollar

Mata Kuliah: Seminar Ekonomi Moneter

Oleh:
Muhammad Arrozi
NIM: 18181015

Universitas Negeri Padang

Magister Ekonomi

Ilmu Ekonomi

2019
ANALISIS KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR

Abstrack

Exchange rate is one of the most important macroeconomic variables, because


movements in exchange rates can affect stability and economic activity. This study aims
to analyze the effect of the money supply, the inflation rate and interest rate on the rupiah
exchange rate against the dollar. This research analyse influence of money supply and
inflation to Indonesia Rupiah exchange rate to US Dollar. Data used in the research time
series data from 2010 to 2018. The results of the discussion show that in general an
increase in the money supply will affect the increase in the exchange rate. This is
supported by research conducted by (Triyono, 2008) which states that the JUB variable
significantly influences the exchange rate at α = 5% and inflation in general an increase
in the value of inflation will affect an increase in the exchange rate. This is supported by
research conducted (Ari Usman, 2013) which states that the inflation rate has an
influence but not significantly to the exchange rate of the rupiah against the US dollar in
1998-2012. T-test results (partial) show that. Inflation rate has a negative effect on
Rupiah Exchange Rates in Dollars America, while the interest rate (BI rate) partially
positive effect and significant to Rupiah Exchange Rates on the US Dollar based on
research Istiqomah and Henny Amalia Septiana, 2018.

Keyword: rupiah exchange rate, money supply, inflation, interest rate.

1. Pendahuluan

Perbedaan nilai nilai tukar uang suatu negara atau kurs pada prinsipnya
ditentukan oleh permintaan dan penawaran mata uang tersebut (Levi, 1996:126). Dalam
perdagangan internasional akan dijumpai masalah perbedaaan mata uang yang digunakan
oleh negara-negara yang bersangkutan. Akibat adanya perbedaan tersebut maka
diperlukan penukaran mata uang tersebut.
Kurs merupakan salah satu harga yang lebih penting dalam perekonomian
terbuka, karena ditentukan oleh adanya keseimbangan antara permintaan dan penawaran
yang terjadi di pasar, mengingat pengaruhnya yang besar bagi neraca transaksi berjalan
maupun bagi variabelvariabel makro ekonomi lainnya. Kurs dapat dijadikan alat untuk
mengukur kondisi perekonomian suatu negara. Pertumbuhan nilai mata uang yang stabil
menunjukkan bahwa negara tersebut memiliki kondisi ekonomi yang relatif baik atau
stabil . Kestabilan nilai tukar ini dipengaruh oleh investasi.
Indonesia sebagai negara yang banyak mengimpor bahan baku industri
mengalami dampak dan ketidakstabilan kurs ini, yang dapat dilihat dari rnelonjaknya
biaya produksi sehingga menyebabkan harga barangbarang milik Indonesia mengalami
peningkatan. Dengan melemahnya rupiah menyebabkan perekonomian Indonesia
menjadi goyah dan dilanda krisis ekonomi dan kepercayaan terhadap mata uang dalam
negeri. Pada tahun 1997 indonesia menerapkan sistem devisa bebas dan sistem floating
exchange rate, sistem ini menyebabkan pergerakan nilai tukar di pasar menjadi sangat
rentan oleh pengaruh faktor-faktor ekonomi maupun non ekonomi.
Untuk mencapai kestabilan nilai tukar rupiah bank sentral telah melakukan
berbagai kebijakan dengan melihat faktor-faktor yang menyebabkan nilai tukar melemah.
Kestabilan nilai tukar ini dicapai dengan melihat faktor-faktor yang mempengaruhi nilai
tukar ini terutama faktor-faktor ekonominya.
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, penelitian ini menganalisis
mengenai bagaimana pengaruh jumlah uang beredar (JUB), inflasi dan suku bunga BI
rate pada kurs rupiah terhadap dollar AS.
2. Studi literature
Penelitian yang dilakukan oleh (RiskiAmelia, 2013) yang berjudul Analisis
Paritas Daya Beli Kurs Rupiah Terhadap Dollar Amerika Periode 2006.1-2012.4.
Dimana berdasarkan hasil pengolahan data maka dapat diketahui Pada jangka pendek
selisih inflasi dan selisih suku bunga berhubungan positif/searah dengan kurs sedangkan
selisih M2, dan cadangan devisa, memiliki pengaruh negatif/tidak searah dengan kurs.
Sedangkan pada jangka panjang selisih inflasi berpengaruh positif atau memiliki
hubungan yang searah dengan kurs, sedangkan selisih M2, cadangan devisa dan selisih
suku bunga memiliki hubungan yang negatif atau tidak searah dengan kurs. Berdasarkan
hasil estimasi diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) yaitu sebesar 0.978362 Ini
menunjukkan bahwa sebesar 97.83 persen varian variabel selisih inflasi, selisih M2,
cadangan devisa dan selisih suku bunga mampu mempengaruhi variabel nilai tukar (Y).
Sedangkan sisanya 2.17 persen dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan
dalam model analisis seperti ekspor,impor atau transaksi luar negeri lainnya.

Penelitian yang dilakukan oleh (Anggita Mahda Kurni dan Didit Purnomo, 2006)
yang berjudul Analisis Fluktuasi Kurs Rupiah Terhadap Dollar Amerika Tahun 1997.1-
2004.4. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel inflasi mempunyai pengaruh
yang signifikan pada α = 0,1 terhadap kurs rupiah terhadap dollar AS.
Penelitian yang dilakukan oleh (Lucyana Leonufna, Robby Kumaat, Dennij
Mandeij, 2015) yang berjudul “Analisis Pengaruh Neraca Pembayaran Internasional
Terhadap Tingkat Kurs Rupiah/Dollar As Melalui Cadangan Devisa Dalam Sistem Kurs
Mengambang Bebas Di Indonesia Periode 1998.1 Sampai 2014.4”. hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa variabel Neraca Transaksi Berjalan berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap Cadangan Devisa dan Neraca Modal berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap Cadangan Devisa. Sedangkan, Neraca Transaksi Berjalan
berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap Tingkat Kurs, Neraca Modal
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhdap Tingkat Kurs. Cadangan Devisa
berpengaruh positif dan tidak seignifikan terhadap Tingkat Kurs. Perlu adanya
pengawasan yang lebih terhadap tingkat kurs agar perekonomian tetap stabil dan
masyarakat sejaterah.
Penelitian yang dilakukan oleh (Zefanya Z.M Mokodongan, Tri Oldy Rotinsulu,
Dennij Mandeij, 2018) yang berjudul Analisis Fluktuasi Tingkat Kurs Rupiah (Idr)
Terhadap Dollar Amerika Pada sistem Kurs Mengambang Bebas Di Indonesia Dalam
Periode 2007.1-2014.4 menyatakan bahwa Tingkat inflasi (INF) mempunyai pengaruh
positif terhadap tingkat kurs (KURS) di indonesia. Hal ini sejalan dengan kesimpulan
teoritis menyangkut hubungan antara tingkat inflasi dengan tingkat kurs yang
menyatakan adanya hubungan positif antara kedua variabel tersebut. Namun secara
parsial pengaruh tingkat inflasi terhadap tingkat kurs (uji t) menunjukan bahwa tingkat
inflasi (INF) tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kurs (KURS).
Penelitian yang dilakukan oleh Joshua (Beckaman, 2016) menyatakan bahwa
Berdasarkan Bayesian Pendekatan VAR, kita mengamati bahwa ketidakpastian e ff ects
pada kesalahan perkiraan profesional berubah menjadi lebih signifikan dibandingkan
dengan penyesuaian ekspektasi nilai tukar. Temuan kami yang kuat untuk perbedaan
peramalan cakrawala dan arahkan ke link yang tak terduga antara nilai tukar dan
fundamental. Selain itu, kami menggambarkan pentingnya mempertimbangkan umum tak
terduga komponen untuk sejumlah besar variabel.
Penelitian yang dilakukan oleh (triyono,2008) yang berjudul Analisis Perubahan
Kurs Rupiah Terhadap Dollar Amerika menyatakan bahwa Berdasarkan hasil uji
stasioneritas menunjukkan bahwa variabel impor sudah stasioner pada derajat α = 5%.
Sedangkan variabel kurs, inflasi, JUB dan SBI tidak stasioner pada derajat α = 5%.
Berdasarkan hasil estimasi regresi ECM dan analisis jangka panjang variabel inflasi, SBI
dan impor mempunyai pengaruh yang signifikan pada α = 0,05 dengan arah positif
terhadap kurs. Sementara variabel JUB mempunyai pengaruh dengan arah negatif
terhadap kurs pada α = 0,05. Koefisien determinasi (R2) menunjukkan bahwa variabel
inflasi, JUB, SBI dan impor memberikan kontribusinya sebesar 49,0864 persen terhadap
kurs, sedangkan sisanya 50,9136 persen dipengaruhi oleh variabel bebas lain di luar
model yang digunakan.
Penelitian yang dilakukan oleh (Istiqomah dan Henny Amalia Septiana, 2018)
yang berjudul Pengaruh Inflasi Dan Suku Bunga Terhadap Nilai Tukar Rupiah Pada
Dollar Amerika menyatakan bahwa Hasil uji F (simultan), menunjukkan Inflasi dan Suku
Bunga (BI rate) secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Tukar
Rupiah pada Dollar Amerika. Hasil uji t (parsial) menunjukan bahwa tingkat Inflasi
berpengaruh negatif terhadap Nilai Tukar Rupiah pada Dollar Amerika, sedangkan Suku
Bunga (BI rate) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Tukar
Rupiah pada Dollar Amerika.
3. Pembahasan
Data Kurs rupiah, Jumlah Uang Beredar dan Inflasi Indonesia tahun 2010-2018
Kurs rupiah Jumlah Uang Beredar Suku Bunga
Inflasi (%)
Tahun terhadap dollar (Miliar Rp) (%)
2010 9,090.43 2,471,206 5.1 6.5
2011 8,770.43 2,877,220 5.3 6.5
2012 9,386.63 3,307,508 4 5.75
2013 10,461.24 3,730,197 6.4 7.5
2014 11,865.21 4,173,327 6.4 7.75
2015 13,389.41 4,548,800 6.4 7.5
2016 13,308.33 5,004,977 3.5 4.75
2017 13,380.83 5,419,165 3.8 4.25
2018 14,236.94 5,760,046 3.2 6
Sumber: IMF dan BI
Dari tabel diatas maka dapat dijelaskan bahwa hubungan antara kurs rupiah
dengan jumlah uang beredar. Hal ini terjadi pada tahun 2012 dengan kurs rupiah
terhadap dollar sebesar 9,386.63 rupiah dan jumlah uang beredar sebesar 3,307,508
miliar rupiah. Pada tahun 2013 kurs rupiah sebesar 10,461.24 rupiah dan jumlah uang
beredar 3,730,197 miliar rupiah mengalami peningkatan, hal ini sesuai dengan teori
yang menyatakan bahwa apabila jumlah uang beredar meningkat maka akan
mengakibatkan kurs rupiah terhadap dollar juga akan meningkat. Hal ini didukung
oleh penelitian yang dilakukan oleh (triyono,2008) yang menatakan bahwa variabel
JUB berpengaruh secara signifikan terhadap kurs pada α = 5%.
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa hubungan antara kurs rupiah dengan
tingkat inflasi. Pada tahun 2012 dengan nilai kurs 9,386.63 rupiah dan tingkat inflasi
sebesar 4% dan pada tahun 2013 tingkat kurs rupiah terhadap dollar dan inflasi
meningkat masing-masing 10,461.24 dan tingkat inflasi yakni 6.4%. hal ini sesuai
dengan teori dan penelitian terdahulu yang mengatakan bahwa apabila tingakat
tingkat inflasi meningkata akan mempengaruhi kurs rupiah terhadap dollar. Hal ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan (ari usman, 2013) yang menyatakan bahwa
Tingkat inflasi mempunyai pengaruh namun tidak signifikan terhadap nilai kurs
rupiah atas dolar Amerika Serikat tahun 1998-2012. Ditunjukkan dengan nilai
signifikan sebesar 0,260 > 0,05.
Kebijakan moneter yang diambil dalam mengendalikan jumlah uang beredar,
salah satunya adalah mengatur tingkat suku bunga. Tingkat bunga juga berpengaruh
cukup besar terhadap kegiatan ekonomi secara keseluruhan karena kaitannya yang
sangat erat dengan variabel-variabel ekonomi makro lainnya. Dalam kegiatan sektor
riil, tingkat bunga juga berpengaruh terhadap kegiatan perdagangan, industri dan
jasa-jasa. Secara umum tingkat bunga yang diharapkan adalah tingkat bunga yang
tidak terlalu rendah atau tidak terlalu tinggi. Di sisi lain, tingkat bunga yang tinggi
sangat diharapkan penabung namun akan dapat menurunkan daya saing ekspor di
pasar global.
Stabilitas suku bunga sangat diharapkan karena stabilitas suku bunga,
mendorong pula terjadinya stabilitas pasar keuangan sehingga kemampuan pasar
keuangan untuk menyalurkan dana dari orang yang memiliki peluang investasi
produktif dapat berjalan lancer dan kegiatan perekonomian juga tetap stabil. Oleh
karena itu, Bank Indonesia selaku bank sentral bertugas untuk menjaga stabilitas
suku bunga untuk menciptakan pasar keuangan yang lebih stabil.
4. Kesimpulan dan saran
Kesimpulan
1. Berdasarkan data diatas secara umum peningkatan jumlah uang beredar akan
mempengaruhi peningkatan nilai kurs.
2. Berdasarkan data diatas secara umum peningkatan nilai inflasi akan
mempengaruhi peningkatan nilai kurs.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis memberikan
saran-saran sebagai berikut:
1. Dalam mengatasi masalah perekonomian Indonesia dalam hal ini moneter,
pemerintah diharapkan tetap memperhatikan pergerakan inflasi, diantaranya
disebabkan oleh naiknya harga pangan dan harga BBM bersubsidi.
2. Diperlukan kebijakan sistematis dari pemerintah melalui Bank Indonesia untuk
menjaga kestabilan nilai tukar rupiah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
seperti inflasi, jumlah uamg beredar, dan suku bunga BI terutama pada saat
gejolak kurs yang berlebihan.
3. Dalam rangka mencapai sasaran akhir kebijakan moneter tersebut, BI diharapkan
menerapkan membuat kebijakan moneter melalui pengendalian suku bunga
(target suku bunga).

5. Daftar pustaka

Amelia, Rizki. 2013. Analisis Paritas Daya Beli Kurs Rupiah Terhadap Dollar
Amerika Periode 2006.1-2012.4.Thesis. Surabaya: Universitas Airlangga

Istiqomah. Henny Amalia Septiana.2018. Pengaruh Inflasi Dan Suku Bunga


Terhadap Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar Amerika. Jurnal spread –
april 2018, volume 8 nomor 1. Banjarmasin: Sekolah Tinggi Ekonomi
Indonesia
Kurnia, Anggyatika Mahda. DiditPurnomo. 2006. Analisis Fluktuasi Kurs
Rupiah Terhadap Dollar Amerika (1997.1-2004.4). Jurnal Ekonomi
Pembangunan Vol 7 No 1 Juni 2006, hal 73-90. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah.

Levi, Maurice D. 1996. Keuangan Internasional. Yogyakarta: Andi Offset


Leonufna, Lucyana. Robby Kumaat. Dennij Mandeij. 2016. Analisis Pengaruh
Neraca Pembayaran Internasional Terhadap Tingkat Kurs
Rupiah/Dollar As Melalui Cadangan Devisa Dalam Sistem Kurs
Mengambang Bebas Di Indonesia Periode 1998.1 Sampai 2014.4. Jurnal
Berkala Ilmiah Efisiensi. Volume 16 No. 02. Manado: Universitas Sam
Ratulangi.

Makodongan, ZefanyaZ.M. Try Oldy Rotinsulu. Dennij Mandeij. 2018. Analisis


Fluktuasi Tingkat Kurs Rupiah (Idr) Terhadap Dollar Amerika (Usd)
Padasistem Kurs Mengambang Bebas Di Indonesia Dalam Periode
2007.1-2014.4. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, Volume 18 No. 02.
Manado: Universitas Sam Ratulangi

Triyono. 2008. Analisis Perubahan Kurs Rupiah Terhadap Dollar Amerika.


Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 9, No. 2, Desember 2008, hal. 156 –
167. Surakarta. Universitas Muhammadiyah

Potrebbero piacerti anche